74 220 1 PB PDF
74 220 1 PB PDF
Vera
Peserta PPDS Interna, Universitas Indonesia, Jakarta
Abstract
Although the therapy of peritoneal tuberculosis is relatively easy, it is difficult to
establish the diagnosis of peritoneal tuberculosis. Diagnosis is often delayed since only a small
percentage of patients with peritoneal tuberculosis also have lung tuberculosis. Diagnostic
problem may result in mortality and unnecessary surgery. In this case report, we present a
young female with massive ascites which eventually turned out to be peritoneal tuberculosis
after extensive diagnostic work-up.
24
Diagnosis dan Penatalaksanaan Peritonitis Tuberkulosis
Vera
25
JKM.
Vol. 5, No. 2, Februari 2006
26
Diagnosis dan Penatalaksanaan Peritonitis Tuberkulosis
Vera
27
JKM.
Vol. 5, No. 2, Februari 2006
jadi 86 cm. Penderita mengeluh pe- tahap 5 mg tiap minggu. OAT dite-
rut begah lagi. Dilakukan perito- ruskan.
neoskopi di ruang endoskopi he- Beberapa minggu kemudi-
patologi. Insersi trocar peritone- an, kultur cairan asites pada media
oskop berjalan lancar namun vi- Lowenstein-Jensen memberikan ha-
sualisasi tidak bisa dilakukan kare- sil, yakni: Mycobacterium tubercu-
na perlengketan peritoneum. Di- losis. Hal ini menegaskan kembali
putuskan untuk menghentikan tin- diagnosis peritonitis tuberkulosa
dakan. Kesan: perlengketan perito- pada penderita.
neum. Menurut pendapat sub
bagian hepatologi dan sub bagian
pulmonologi, perlengketan perito- Pembahasan
neum tersebut merupakan salah Penderita ini masuk RS de-
satu tanda dari peritonitis tuber- ngan keluhan perut begah dan ma-
kulosa, sehingga steroid dan obat kin membesar. Pembesaran perut
antituberkulosis (OAT) diberikan pada wanita bisa disebabkan kare-
pada penderita. Berhubung pende- na obesitas, distensi abdomen aki-
rita pernah mendapat OAT sebe- bat obstruksi usus, asites, akumu-
lumnya, regimen terapi yang dibe- lasi faeces karena konstipasi kro-
rikan pada penderita adalah INH 1 nik, dan hamil.6 Oleh karena itu,
x 300 mg, rifampisin 1 x 450 mg, perlu dilakukan anamnesis secara
pirazinamid 2 x 500 mg, etambutol teliti yang menggali lebih jauh me-
3 x 250 mg, streptomisin 1 x 750 mg ngenai gejala penyerta pembesaran
im. Steroid yang diberikan adalah perut tersebut, misalnya perubah-
prednison 35 mg (4-2-2). an pola defekasi, adanya gejala
Pada hari ke-9 sampai hari obstruksi usus (mual, muntah, ti-
ke-14, keluhan perut begah ber- dak bisa kentut), tanggal haid te-
angsur-angsur membaik, batuk- rakhir dan gejala hamil (mual pagi
batuk kecil pun berkurang. Pada hari, payudara terasa kencang,
pemeriksaan fisik, frekuensi nafas amenorrhea). Pemeriksaan fisik di-
berkurang menjadi 18x/menit, fokuskan pada pemeriksaan abdo-
lingkar perut berkurang menjadi 80 men. Tanda-tanda obstruksi usus
cm, tidak ada demam. Penderita seperti darm steifung, peningkatan
boleh pulang. bising usus, distensi abdomen, ha-
Satu minggu setelah pen- rus dicari. Bila pembesaran perut
derita pulang, penderita kontrol ke disebabkan karena asites, ditemu-
poliklinik hepatologi. Nafsu ma- kan peningkatan pekak sisi dan
kan bertambah dan sama sekali ti- adanya pekak alih pada perkusi
dak batuk. Pada pemeriksaan fisik, abdomen. Berdasarkan anamnesis
tidak ditemukan asites, lingkar pe- dan pemeriksaan fisik, pembesar-
rut berkurang menjadi 74 cm. Dosis an perut pada penderita ini dise-
prednison diturunkan secara ber- babkan karena asites.
28
Diagnosis dan Penatalaksanaan Peritonitis Tuberkulosis
Vera
29
JKM.
Vol. 5, No. 2, Februari 2006
30
Diagnosis dan Penatalaksanaan Peritonitis Tuberkulosis
Vera
31
JKM.
Vol. 5, No. 2, Februari 2006
32
Diagnosis dan Penatalaksanaan Peritonitis Tuberkulosis
Vera
33
34
34