PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya
dengan masalah sehat sakit atau kesehatan tersebut. Menurut Hendrik L.Blum
(1974) dalam Mubarak (2009) ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik
perilaku, dan pelayanan kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara optimal,
optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu, maka
mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat
1
2
berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh
bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan
satu upaya penyehatan lingkungan, karena jika dilihat dari segi kesehatan
sangat pokok untuk sedini mungkin diatasi, karena kotoran manusia (tinja)
syarat. Sebagian besar penduduk tersebut berada di benua Asia-Afrika dan lebih
dari 100 juta masyarakat Indonesia belum memiliki kemudahan akses terhadap
jaga secara nasional untuk daerah perkotaan yaitu 79 % dan untuk daerah
pedesaan 49%. Sebagian besar pembuangan tinja masih dilakukan ke sungai atau
3
41,40% dan tahun 2010 sebesar 45,32% (BPS Provinsi Sumsel, 2010). Data yang
diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS)
Tahun 2011 jumlah kepala keluarga 58.136 yang telah memiliki jamban keluarga
19.579 (33,68%) dan yang tidak memiliki jamban 38.557 (66,33%). Data yang
diperoleh dari UPTD Puskesmas Muaradua tahun 2011 cakupan jamban keluarga
pada tahun 2009 sebesar 56,4 %, pada tahun 2010 58,2% dan pada tahun 2011
Di Desa Majar yang merupakan salah satu desa yang berada di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU Selatan, dari jumlah kepala
keluarga 217 yang memiliki jamban keluarga hanya 96 (44,23%) dan yang tidak
2011).
masih jauh dari target standar pelayanan minimal (SPM) Puskesmas Muaradua
tahun 2012.
4
B. Rumusan Masalah
C. Pernyataan Penelitian
1. Apakah ada hubungan pendidikan dengan ketersediaan jamban keluarga di
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan ketersediaan
E. Manfaat Penelitian
penyakit yang diakibatkan oleh perilaku hidup yang tidak sehat dan
bagi pembaca.
3. Bagi peneliti
wawasan serta pengalaman yang nyata bagi peneliti mengenai faktor - faktor
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Jamban
1. Definisi Jamban
8
2006).
(Soemirat, 2004).
air.
d. Selalu dibersihkan agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap (Depkes
RI, 2006).
pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban sehat. Suatu
9
jamban disebut jamban sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi syarat-
binatang lainya
e. Tidak menimbulkan bau
f. Mudah digunakan dan dipelihara
g. Sederhana disainya
h. Murah
i. Dapat diterima oleh pemakainya (Notoatmodjo, 2007).
Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi maka perlu
diperhatikan, yaitu :
c. Bila daerahnya berlereng, jamban harus di buat sebelah bawah dari letak
sumber air.
10
d. Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang
sering digenangi banjir, andai kata tidak mungkin maka hendaknya lantai
5. Jenis Jamban
penyaluran air maka dengan ini jamban sehat dapat dibedakan sebagai berikut :
Sistem ini sesuai untuk daerah yang mudah mendapatkan air bersih.
mangkokan seprti leher angsa. Bila pada mangkokan tersebut dituangi air,
pada bagian leher angsa akan tertinggal air yang menggenang yang
Jamban jenis ini dibuat di daerah yang cukup air. Air yang terdapat di
jamban leher angsa adalah untuk menghindari bau dan mencegah lalat dan
kecoa.
b. Jamban Cemplung
11
Jamban jenis ini dibuat didaerah yang kurang air, jamban jenis ini
masih menimbulkan bau dan dapat menimbulkan daya tarik lalat untuk
atau dengan memperbesar lubang pipa udaranya dan menutup lubang pipa
c. Jamban Pelengsengan.
airnya cukup, akan tetapi pada lubang jamban ini perlu ditutup karna
ini merupakan cara pembuangan kotoran yang tidak dianjurkan akan tetapi
Pada jamban jenis ini marupakan cara yang epektif dan dengan
cara ini lebih dianjurkan, septik tank terdiri dari tangki sideminsi yang
kedap air dimana kotoran (Tinja) dan air mengalami dikomposisi didalam
tanki ,tinja akan berada beberapa hari, selama kurun waktu tersebut tinja
1) Proses Kimia.
Pada proses kimia penghancuran tinja akan reduksi dan sebagian besar
zat-zat padat akan mengendap didalam tanki,zat- zat yang tidak dapat
2) Proses Biologis.
13
1. Melalui tangan atau jari tangan yang mengandung kuman yang berasal dari
kotoran orang dewasa atau bayi yang menderita penyakit diare, typus, kolera
atau cacingan.kuman penyakit ini dapat masuk melalui tangan yang kotor.
2. Melalui binatang pembawa kuman seperti : lalat atau kecoa. yang membawa
kuman dari kotoran atau muntahan penderita penyakit kholera yang kemudian
3. Melaui makanan yang kurang masak, lalap atau sayuran yang tidak dicuci
dengan air bersih yang mungkin masih terdapat telur cacing karna banyak
atau manusia.
4. Minum air yang tidak dimasak kuman penyakit diare masih terdapat pada air
yang belum dimasak, berarti secara tidak langsung sumbar air tersebut telah
air
mati
tangan
Makanan minuman sayur-sayuran dsb
tinja Penjamu
(host)
lalat
sakit
tanah
C. Perilaku
1. Konsep Perilaku.
hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri yang
berfikir, persepsi, dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Dari uraian ini
kegiatan atau aktifitas, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak
2. Bentuk Perilaku
menjadi dua :
pengetahuan, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati denga jelas oleh orang lain.
bentuk tindakan, yang dengan mudah dapat diamati oleh orang lain
(Notoatmodjo, 2006).
3. Determinan Perilaku
faktor, yakni faktor perilaku (behaviore causes) dan faktor di luar perilaku
17
sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain yang
perilaku.
kesehatan(accessbility of information).
(action situation).
c. Teori WHO
penilaian seseorang terhadap objek (dalam hal ini adalah objek kesehatan)
(Notoatmodjo, 2006)
4. Perilaku Kesehatan
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
19
2006).
bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri
sehat.
kesehatan seseorang.
penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilau ini dimulai dari
1. Pendidikan
Yunani, terdiri dari kata Pais artinya anak, dan Again diterjemahkan
sebagai berikut :
manusia.
21
yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
dan kemapuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup
sendiri. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah agar sikap dan perilaku
tukang jahit, tukang becak. ini akan berpengaruh pada penghasilan mereka
2. Pengetahuan
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah diterima. Oleh sebab itu tahu ini
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari anatara lain
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
24
telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek
dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
menjadi :
Penyebab penyakit
meliputi :
2006).
penyakit tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan membuat
jamban sehat.
3. Kebiasaan
Timbulnya suatu kebiasan sering diawali dengan gejolak pada diri seseorang.
Wujud kebiasaan pada diri seseorang terbagi 2 yakni : kebiasaan yang baik
dan kebiasaan yang tidak baik, terhadap dua kebiasaan tersebut maka
dengan kebiasaan yang buruk dan salah lebih banyak karna adanya
27
kebiasaan yang buruk dan salah ini terasa lebih nikmat, lebih menyenangkan,
lebih indah, lebih mudah dicapai walau pada tingkat tertentu lebih
pembiasaan.
kehidupan dalam hal ekonomi, budaya, politik, sosial juga budaya dan
semuanya makin melibas hal-hal yang bersifat baik dan benar, sehingga
mewujudkan dalam bentuk gaya hidup modernitas, semakin buruk dan salah
dari adanya kebiasan yang buruk dan salah adalah sejarah dimasa depan, jika
kemudian nilai- nilai yang dianggap baik dan benar justru menjadi nilai-nilai
yang dianggap buruk dan salah atau menjadi tabu bagi kehidupan dimasa
buruk dan salah, dengan meletakkan kebiasaan yang baik dan benar
merupakan pilihan dari sedikit orang agar tujuan dari hidup dan kehidupan
4. Penghasilan
28
baik. Semakin tinggi pendapatan keluarga, semakin baik fasilitas dan cara
hidup mereka yang terjaga akan semakin baik. Pendapatan merupakan faktor
mana status ekonomi yang baik akan berpengaruh pada fasilitasnya yang
(Notoatmodjo, 2006).
E. Kerangka Teori
Paradigma hidup sehat (health and well being paradigma) dari Hendrik L.
determinan atau penentu timbulnya masalah kesehatan pada seorang individu atau
faktor determinan yang paling besar dan paling sulit ditanggulangi, disusul
Status
Kesehatan PELAYANAN
LINGKUNGAN
KESEHATAN
PERILAKU
30
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL,
DAN HIPOTESA
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang dimaksud mengacu pada teori H.L Blum, dari keempat
faktor yang ada pada kerangka teori, penelitian hanya dilakukan pada faktor
Pendidikan
Pengetahuan
Kebiasaan Ketersediaan Jamban Keluarga
Penghasilan
31
B. Definisi Operasional
1. Variabel Dependen
2. Tidak Tersedia
2. Variabel Independen
mean.
< mean
besar (BAB).
keluarga).
dapat honor.
C. Hipotesis
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
adalah rancangan cross sectional. Tujuan desain ini adalah untuk melihat
didasarkan karena mudah dan sederhana serta ekonomis dari segi biaya dan waktu
1. Populasi.
35
2. Sampel
N
n = 1 N d
2
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besarnya Populasi
Perhitungan :
= 217
1 + 217 (0,05)2
= 217
1 + 0,5425
36
= 217
1,5425
= 140,68
C. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data primer
b. Data sekunder
3). Kantor Kepala Desa Majar yang meliputi data demografi dan data
1. Tempat penelitian
2. Waktu Penelitian
E. Pengolahan Data
b. Editing adalah meneliti kembali hasil observasi apakah telah diisi dengan baik.
Hal ini dilakukan dilapangan agar data yang masih meragukan atau salah dapat
F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
dikatakan bermakna apabila nilai p 0,05 dan tidak ada hubungan yang
BAB V
HASIL PENELITIAN
1. Sejarah
didirikan pada tahun 1970, kemudian berdasarkan Perda No.35 tahun 2008
saat ini Puskesmas Muaradua dipimpin oleh Hj. Rina anita, SST.
Visi
Misi
39
masyarakat
Motto
3. Keadaan Geografi
Ulu dengan luas daerah 47 Km2. Sebagian besar berupa dataran tinggi dan
perbukitan (40%), sisanya adalah dataran rendah (45%) dan area persawahan
(15%). Terdiri dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Muaradua dan Kecamatan
Buay Rawan.
c. Keluarahan Kisau
f. Desa Pendagan
g. Desa Mehanggin
h. Desa Datari
l. Desa Pelangki
r. Desa Ruos
u. Desa Majar
v. Desa Bendi
w. Desa Pekuolan
x. Desa Pelawi
4. Demografi
penduduknya adalah petani dan sisanya adalah pedagang, PNS, TNI dan
buruh. Sebagian besar penduduk memeluk Agama Islam yaitu sebesar 90%,
a. Promosi Kesehatan
b. Sanitasi Lingkungan
c. KIA/KB
d. Gizi
42
f. Pengobatan
2 3
4 5 6
Keterangan :
7 8 9 10
1. Kepala Puskesmas 8. PKM/PSM
7. Usaha Kesmas
7. Ketenagaan
Tabel 5.1
Data Pegawai dan Ketenagaan UPTD Puskesmas Muaradua
43
Banyaknya
No Jenis ketenagaan Jumlah
PNS PTT/PTHLS TKS
1. Dokter Umum 3 - - 1
2. Dokter Gigi 1 1
3. SKM 7 - 7
4. D.III KEPERAWATAN 29 21 50
5. D.III KEBIDANAN 18 9 6 33
6. D IV Kebidanan - 1 - 1
7. D.I Kebidanan 12 - - 12
8. Apoteker 1 - 1
9. AKL 4 - 1 5
10. AMF 2 - - 2
11. AKZI 1 - - 1
12. AKG 1 - - 1
13. SMAK 2 - 1 3
14. SPPH 4 - - 4
15. ATRO 2 - - 3
16. Perawat Gigi - 1 1
17. Teknik Gigi - 1 1
18. D II Manaj. RS - 1 1
19. SMF 1 - - 1
20. SPK 10 - - 10
21. SPRG 1 - - 1
22. SMU 12 - 4 16
23. SMP 1 - 1
JUMLAH 113 10 38 161
Desa Majar adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Muara Dua
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Luas wilayah yaitu 250 ha dengan
jumlah penduduk 847 jiwa, yang terdiri dari perempuan 411 dan laki-laki 436
orang dan 128 KK. Penduduk dalam desa Majar mempunyai pekerjaan sebagai
masih rendah.
Desa Majar terdiri dari dataran tinggi yang bergelombang dengan suhu
rata-rata 24 - 34 derajat celcius, curah hujan 3120 mm dan jumlah hari hujan
pertahun adalah 120 hari. Keadaan sosial ekonomi merupakan daerah perkebunan
baik roda dua maupun roda empat. Jarak ke ibu kota kecamatan 2 KM, jarak ke
ibu kota Kabupaten 7 KM dan jarak ke ibu kota propinsi 486 KM.
C. Analisa Univariat
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Ketersediaan Jamban Keluarga
di Desa Majar Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua
Kabupaten OKU Selatan Tahun 2012
No Ketersediaan Jumlah %
Jamban Keluarga
1 Tersedia 62 43,7
Dari tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 141 responden
(56,3%).
2. Pendidikan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan
di Desa Majar Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua
Kabupaten OKU Selatan Tahun 2012
No Pendidikan Jumlah %
1 Tinggi 56 39,4
2 Rendah 86 60,6
Dari tabel 5.3 di atas dapat dilihat dari 141 responden sebanyak 56
3. Pengetahuan
Tabel 5.4
46
1 Baik 54 38
2 Kurang 88 62
Dari tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 141 responden sebanyak
4. Kebiasaan
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kebiasaan
di Desa Majar Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua
Kabupaten OKU Selatan Tahun 2012
No Kebiasaan Jumlah %
1 Baik 63 44,4
Dari tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa dari 141 responden sebanyak
5. Penghasilan
47
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Penghasilan
di Desa Majar Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua
Kabupaten OKU Selatan Tahun 2012
No Penghasilan Jumlah %
1 Tinggi 60 42,3
2 Rendah 82 57,7
Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari 141 responden sebanyak 60
D. Analisa Bivariat
48
Tabel 5.7
35 21 56
1 Tinggi
62,5% 37,5 % 100 %
27 59 86
2 Rendah 0,001
31,4 % 68,6 % 100 %
62 80 141
Total
43,7% 56,3 % 100 %
yaitu 27 (31,4%).
Tabel 5.8
34 20 54
1 Baik
63 % 37 % 100 %
28 60 88
2 Kurang 0,001
31,8 % 68,2 % 100 %
62 80 141
Total
43,7% 56,3 % 100 %
Tabel 5.9
57 6 63
1 Baik
90,5 % 9,5 % 100 %
5 74 79
2 Tidak Baik 0,000
6,3 % 93,7 % 100 %
62 80 141
Total
43,7% 56,3 % 100 %
Tabel 5.10
55 5 60
1 Tinggi
91,7 % 8,3% 100 %
7 75 82
2 Rendah 0,000
8,5 % 91,5 % 100 %
62 80 141
Total
43,7% 56,3 % 100 %
BAB VI
52
PEMBAHASAN
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan, dalam hal ini ditunjukan
Hal ini sesuai hasil penelitian Yance Warman (2006), dengan taraf
tukang jahit, tukang becak. ini akan berpengaruh pada penghasilan mereka
sehingga hal ini berpengaruh pada pekerjaan mereka yaitu sebagian besar adalah
untuk membangun jamban umum yang dapat dipakai oleh semua warga,
sehingga masyarakat yang belum memiliki jamban pribadi tidak lagi BAB
disungai.
dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap
sesuatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui indera manusia yakni indera
masyarakat enggan untuk buang air besar (BAB) di jamban. Pengetahuan akan
pengetahuan tentang bahaya penyakit yang disebabkan oleh kotoran tentu saja
tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan membuat jamban sehat.
menerima sesuatu yang baru, dengan kata lain responden di desa ini sudah
terbiasa dengan perilaku yang mereka lihat dari nenek moyang mereka. Untuk
tentang cara membuat jamban dan sehat dan mengadakan penyuluhan secara
lingkungan.
menyatu dalam diri seseorang yang dianggap sebagai kenyataan yang sulit untuk
diputuskan. Timbulnya suatu kebiasan sering diawali dengan gejolak pada diri
seseorang. Wujud kebiasaan pada diri seseorang terbagi 2 yakni : kebiasaan yang
baik dan kebiasaan yang tidak baik, terhadap dua kebiasaan tersebut maka
seseorang harus berupaya mengubah kebiasaan yang salah dan membiasakan diri
55
untuk meraih kebiasaan yang baik. Jika kita membandingkan antara kebiasaan
yang baik dan benar dengan kebiasaan yang buruk dan salah lebih banyak karna
kebiasaan yang buruk dan salah ini terasa lebih nikmat, lebih menyenangkan,
lebih indah, lebih mudah dicapai walau pada tingkat tertentu lebih
buang air besar dan buang air kecil. Buang air besar dan air kecil harus di dalam
penyakit.
karena masih ada yang BAB atau buang hajat di tempat-tempat yang tidak sesuai
dengan kaidah kesehatan, misalnya sungai, kebun atau sawah. Hal ini karena
pengetahuan, sikap dan perilaku dari masyarakat itu sendiri maupun kurangnya
kebudayaan, dari hasil analisa yang didapat dilihat bahwa walaupun mereka
56
sungai , hal ini juga sudah cukup membuktikan bahwa untuk merubah kebiasaan
individu bukan merupakan upaya yang mudah. Untuk itu perlunya upaya
pendapatan keluarga, semakin baik fasilitas dan cara hidup mereka yang terjaga
akan semakin baik. Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan
untuk memenuhi kebutuhan hidup, di mana status ekonomi yang baik akan
sesuai kebutuhan.
jamban sehat.
Hal ini sesuai hasil penelitian Joko Winarno (2003), ditemukan bahwa
hanya sebagian kecil rumah tangga yang memiliki jamban sendiri (pribadi) yakni
sekitar 39,5 %. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah rumah
tangga yang tidak memiliki jamban pribadi yakni sebesar 60,5%. Hal ini
jamban tetapi belum bisa membangun jamban yang memenuhi syarat kesehatan
karena tidak ada dana. Untuk itu hendaknya masyarakat dapat menggalang dunia
BAB VII
A. Kesimpulan
B. Saran
lebih intensif, baik lisan maupun dengan menyebarkan brosur, melalui media
tentang cara membuat jamban dan sehat dan mengadakan penyuluhan secara
59
lingkungan
3. Kerjasama lintas sektor dengan dunia usaha setempat dan tokoh masyarakat
jamban sehat, membuka usaha simpan pinjam untuk pembuatan jamban sehat.
DAFTAR PUSTAKA
60
Ahmadi Abu, Uhbiyati Nur, 2001. Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
_________, 2006. Modul Higiene dan Sanitasi Kesehatan Lingkungan, Ditjen PPM /
PLP, Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Selatan, 2011. Data Dasar Kondisi Kesehatan
Lingkungan Di Kabupaten OKU Selatan, Muaradua.
Hastono Sutanto Priyo, 2001. Modul Analisis Data, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.
Juli Soemirat Slamet, 2004, Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada, Uneversity Press.
__________, 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta.
Wahid Iqbal Mubarak, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Teori dan Aplikasi.
Salemba Medika. Jakarta
KUESIONER PENELITIAN
61
A. DATA UMUM
1. Nama :
2. Alamat :
3. Pendidikan : a. Tidak Bersekolah
b. Sekolah Dasar (SD)
c. SMP
d. SMA
e. Akademi/Perguruan Tinggi/Sederajat.
6. Menurut saudara jenis jamban apa yang paling memenuhi syarat kesehatan?
63
7. Sistem jamban yang sesuai untuk daerah yang mudah mendapatkan air bersi
adalah jamban :
a. Pelengsengan
b. Leher Angsa
c. Cemplung
8. Cara penularan penyakit yang penyebaranya melalui kotoran manusia adalah
sebagai berikut, kecuali :
a. Nyamuk
b. Melalui binatang pembawa kuman seperti : lalat atau kecoa
D. KEBIASAAN
a. Di sungai.
b. Di kebun/hutan
c. Di jamban