Hubungan antara konsistensi terhadap tekanan conus dan undrained cohesion adalah
sebanding dimana semakin tinggi nilai c dan qc maka semakin keras tanah tersebut. Seperti yang
terlihat dalam tabel :
Tabel Hubungan Antara Konsistensi Dengan Tekanan Conus
Undrained
Konsistensi Tekanan Konus qc
Cohesion
tanah ( kg/cm2 )
( T/m2 )
Very Soft < 2,50 < 1,25
Soft 2,50 5,0 1,25 2,50
Medium Stiff 5,0 10,0 2,50 5,0
Stiff 10,0 20,0 5,0 10,0
Very Stiff 20,0 40,0 10,0 20,0
Hard > 40,0 > 20,0
A-1 A-2
Klasifikasi ayakan
A-1-
a A-1-b A-3 A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
Analisis Ayakan
(% Lolos)
Maks
No. 10 50
Maks Maks
No. 40 30 50 Min 51
Maks Maks Maks3
No.200 15 25 Maks 10 Maks 5 Maks35 Maks35
35
Batu
Tipe material
yang pecah Pasir Kerikil dan pasir yang
berlanau
paling dominan kerikil halus
pasir
Penilaian sebagai
bahan
Baik sekali sampai baik
tanah dasar
Analisis Ayakan
(% Lolos)
No. 10
No. 40
No.200 Min 36 Min 36 Min 36 Min 36
Pasir berlempung Es = ( 3 6) qc
Pasir berlanau Es = ( 1 2) qc
Lempung lunak Es = ( 3 8) qc
LEMPUNG
Sangat Lunak 3 30
Lunak 20 40
Sedang 45 90
Berpasir 300 425
PASIR
Berlanau 50 200
100 250
Tidak Padat
500 1000
Padat
PASIR DAN KERIKIL
800 2000
Padat
500 1400
Tidak Padat
20 200
LANAU
150 600
LOSES
1400 - 14000
CADAS
( Sumber Bowles, 1997)
Poisson Ratio
Nilai poisson ratio ditentukan sebagai rasio kompresi poros terhadap regangan permuaian
lateral. Nilai poisson ratio dapat ditentukan berdasar jenis tanah.
Kohesi
Kohesi merupakan gaya tarik menarik antar partikel tanah. Bersama dengan sudut geser dalam,
kohesi merupakan parameter kuat geser tanah yang menentukan ketahanan tanah terhadap
deformasi akibat tegangan yang bekerja pada tanah dalam hal ini berupa gerakan lateral tanah.
Deformasi ini terjadi akibat kombinasi keadaan kritis pada tegangan normal dan tegangan geser
yang tidak sesuai dengan faktor aman dari yang direncanakan. Nilai ini didapat dari pengujian
Direct Shear Test. Nilai kohesi secara empiris dapat ditentukan dari data sondir (qc) yaitu
sebagai berikut :
Kohesi ( c ) = qc/20
s = c + ( u) tan
Dimana :
s = Kekuatan geser
= Tegangan total pada bidang geser
u = Tegangan air pori
c = Kohesi
= Sudut geser
s = '+ u
Pada tanah jenuh air, besarnya tegangan normal total pada sebuah titik adalah sama dengan
jumlah tegangan efektif ditambah dengan tegangan air pori.
Dimana:
s = Kekuatan geser
= Tegangan efektif
u = Tegangan air pori
PARAMETER KONSOLIDASI
o Konsolidasi adalah proses dimana tanah yang jenuh air mengalami kompresi akibat
beban dalam suatu periode waktu tertentu, dimana kompresi berlangsung akibat
pengaliran air keluar dari pori- pori tanah.
o Tekanan air pori ekses adalah tekanan air pori tanah akibat pemberian beban seketika.
Dengan mengalirnya air dari pori-pori tanah, tekanan air pori ekses ini akan menurun
secara berangsur-angsur, peristiwa ini disebut disipasi tekanan air pori.
o Derajat konsolidasi adalah rasio antara tekanan air pori yang menurun setelah beberapa
waktu berdisipasi terhadap tekanan air pori ekses mula mula selama proses konsolidasi.
Disebut juga sebagai persentase disipasi tekanan air pori.
o Derajat konsolidasi rata-rata (U) adalah rata-rata derajat konsolidasi sepanjang
ketinggian contoh tanah. Dapat dibuktikan bahwa derajat konsolidasi rata-rata sama
dengan rasio pemampatan tanah pada saat tertentu terhadap pemampatan final dari
contoh tanah.
o Kompresi awal adalah pemampatan yang terjadi seketika setelah beban diberikan kepada
contoh tanah, sebelum proses disipasi berlangsung.
o Konsolidasi primer adalah bagian dari kompresi tanah akibat pengaliran air pori dari pori
tanah hingga seluruh proses disipasi selesai.
o Konsolidasi Sekunder adalah pemampatan tanah yang berlangsung setelah konsolidasi
primer selesai.
o Koefisien kemampatan, av adalah perubahan angka pori per satuan perubahan tegangan
akibat konsolidasi pada perubahan tegangan tersebut.
o Koefisien pemampatan volume (coefficient of volume compressibility), my adalah
perubahan volume per satuan volume untuk setiap satuan perubahan tegangan.
o Koefisien konsolidasi, (cv) adalah parameter yang menghubungkan perubahan tekanan
air pori ekses terhadap waktu.
o Faktor waktu (Time Factor), Tv adalah parameter tak berdimensi yang menghubungkan
waktu, koefisien konsolidasi, dan jarak pengaliran (drainage path); digunakan untuk
menentukan kecepatan pengaliran air secara teoritis pada kurva konsolidasi.
Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara perlahan-lahan pada tanah
jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran scbagian air pori. Dengan kata
lain, pengertian konsolidasi adalah proses terperasnya air tanah akibat bekerjanya beban, yang
terjadi sebagai fungsi waktu karena kecilnya permeabilitas tanah.
Proses ini berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh
kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Kasus yang paling sederhana adalah
konsolidasi satu dimensi, di mana kondisi regangan lateral nol mutlak ada. Proses konsolidasi
dapat diamati dengan pemasangan piezimeter, untuk mencatat perubahan tekanan air pori
dengan waktunya. Besarnya penurunan dapat diukur dengan berpedoman pada titik referensi
ketinggian pada tempat tertentu.
c
OCR = overconsolidation ratio = o'
Dimana :
p' = preconsolidation pressure
o ' = effektive overburden pressure
ALIRAN DAN REMBESAN
PERMEABILITAS
Didefinisikan sebagai sifat bahan berpori yang memungkinkan aliran rembesan dari cairan
yang berupa air atau minyak mengalir lewat rongga pori. Untuk tanah, Permeabilitas dilukiskan
sebagai sifat tanah yang mengalirkan air melalui rongga pori tanah. Didalam tanah,sifat aliran
mungkin laminar atau turbulen. Tahanan terhadap aliran bergantung pada jenis tanah, ukuran
butiran, bentuk butiran, rapat massa, serta bentuk geometri rongga pori. Temperatur juga sangat
mempengaruhi tahanan aliran (kekentalan dan tegangan permukaan.
Tinggi energi total (total Head) adalah tinggi energi elevasi atau Elevation Head(z)
A
ditambah tinggi energi tekanan atau pressure Head (h) yaitu Ketinggian kolom air h atau hB
Didalam pipa diukur dalam millimeter atau meter diatas titiknya.
Tekanan hidrostatis bergantung pada kedalaman suatu titik dibawah muka air tanah.
Untuk mengetahui besar tekanan air pori, Teorema Bernaulli dapat diterapkan. Menurut
Bernaulli, tinggi energi total (total Head) pada suatu titik dapat dinyatakan oleh persamaan :
p v2
z
w 2g
h=
Dengan :
p/ w = tinggi energi tekanan (pressure head) (m)
Karena kecepatan renbesan didalam tanah sangat kecil,maka tinggi energi kecepatan
dalam suku persamaan Bernoulli dapat diabaikan.Sehingga persamaan tinggi energi total
menjadi :
p
z
w
h=
Untuk menghitung debit rembesan lewat tanah pada kondisi tertentu, di tinjau kondisi
tanah.
Hukum Darcy
Darcy (1956), mengusulkan hubungan antara kecepatan dan gradient hidrolik sebagai
berikut :
v = ki
dengan :
i = Gradien hidrolik
q = kiA
Koefisien permeabilitas (k) mempunyai satuan yang sama dengan kecepatan cm/det atau
mm/det. Yaitu menunjukkan ukuran tahanan tanah terhadap air, bila pengaruh sifat-sifatya
dimasukkan, Maka :
k wg
k (cm/det) =
dengan :
w 3
= koefisien kekentalan air (g/cm.det)
Jari-jari R dalam teori hidrolika sumuran di sebut jari-jari pengaruh kerucut penurunan
(radius of influence of the depression cone).Aliran air ke dalam sumur merupakan aliran
gravitasi,dimana muka air tanah mengalami tekanan atmosfer.Debit pemompaan pada kondisi
aliran yang telah stabil dinyatakan oleh persamaan DARCY :
3
dengan :
dy
dx
q = kA
dengan :
T 2
dengan :
w
= Berat volume air
= Koefisien kekentalan absolute
S = gradient hidrolik
H
Jari-jari hidrolik R dari pipa kapiler dinyatakan dalam persamaan :
Luas R 2 R
H keliling basah 2R 2
R =
REMBESAN
Rembesan yang akan dipelajari disini didasarkan pada analisis dua dimensi. Bila tanah
dianggap homogen dan isotropis, maka dalam bidang x-z hokum darcy dapat dinyatakan sebagai
berikut:
h
x x x
v = ki = -k
h
z z z
v = ki = -k
Sekelompok garis aliran dan garis ekipotensial disebut jaring arus (flow net). Garis
ekipotensial adalah garis-garis yang mempunyai tinggi energi potensial yang sama (h konstan).
x 1
Permeabilitas lapisan lolos air dianggap isotropis ( k = k = k ).
Tekanan Rembesan
Air pada keadaan statis didalam tanah, akan mengakibatkan tekanan hidrostatis yang
arahnya keatas (uplift). Akan tetapi, jika air mengalir lewat lapisan tanah, aliran air akan
mendesak partikel tanah sebesar tekanan rembesan hidrodinamis yang bekerja menurut arah
alirannya. Besarnya tekanan rembesan akan merupakan fungsi dari gradient hidrolik.(i)
Tekanan hidrodinamis mempunyai pengruh yang besar pada stabilitas tanah. Tergantung
pada arah aliran, tekanan hidrodinamis dapat dipengaruhi oleh berat volume tanah.
w i c
rembesan D= , atau W-D = O
ic
Dengan adalah gradient hidrolikkritis pada keseimbangan gaya diatas. Besarnya berat
tanah terendam air ,adalah :
GS 1
. w
'
GS W '
1 e 3
3
W= = ( 1-n )( -1) = (kN/m . t/m )
Telah disebutkan bahwa bila tekanan rembesan keatas yang terjadi dalam tanah sama
c
dengan i , maka tanah akan pada kondisi mengapung. Keadaan semacam ini juga dapat
berakibat terangkutnya butir-butir tanah halus, sehingga terjadi pipa-pipa didalam tanah yang
disebut Piping. Akibat pipa-pipa yang berbentuk rongga-rongga, dapat mengakibatkan fondasi
bangunan mengalami penurunan, hingga mengganggu stabilitas bangunan. Faktor keamanan
bangunan air terhadap bahaya piping, sebagai berikut :
ie
ie
SF =
e e w
Dengan i adalah gradien keluar maksimum (maximum exit gradient ) dan i =
Gradien keluar maksimum tersebut dapat ditentukan dari jarring arus dan besarnya sama dengan
tinggi energi antara garis ekipotensial terakhir, dan l adalah panjang dari elemen aliran.
Lane (1935) menyelidiki keamanan struktur bendungan terhadap bahaya piping. Panjang
lintasan air melalui dasar bendungan dengan memprhatikan bahaya pipingdihitung dengan cara
pendekatan empiris, sebagai berikut :
Lh
LV
W 3
L =
dengan :
W
L = Weighted creep distance
Lh
= Jumlah jarak horizontal menurut lintasan terpendek
Lv
= Jumlah jarak vertical menurut lintasan terpendek
Setelah weighted creep distance dihitung, weighted creep ratio (WCR) dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan :
LW
H1 H 2
WCR =
Dalam tinjauan tanah anisotropis, walaupun tanah mungkin homogen, tapi mempunyai
permeabilitas yang berbeda pada arah vertical dan horizontalnya. Kebanyakan tanah pada
kondisi alamnya dalam keadaan anisotropis, artinya mempunyai koefisien permeabilitas yang
tidak sama kesegala arah, yaitu maksimum searah lapisan (arah horizontal), dan minimum
kearah tegak lurus lapisannya (arah vertical). Arah-arah ini selanjutnya dinyatakan dalam arah x
dan z. Dalam kondisi ini, permeabilitas pada arah horizontal dan vertikalnya dapat dinyatakan
dalam bentuk :
x z min
k = k mak dan k = k
h
x x x x x
V = -k i = -k
h
z z z
z
Vz = -k i = -k
Hukum Dracy dapat digunakan untuk menghitung dabit rembesan yang melalui struktur
bendungan. Dalam perencanaan sebuah bendungan, perlu diperhatikan stabilitasnya terhadap
bahaya longsoran, erosi lereng dan kehilangan air akibat rembesan yang melalui tubuh
bendungan.
Jika bentuk dan posisi garis rembesan paling atas pada potongan melintang bendungan
diketahui, besarnya rembesan rembesan dapat dihitung. Bentuk garis rembesan , kecuali dapat
ditentukan secara analistis , dapat juga ditentukan secara grafis atau dari pengamatan
laboratorium dari sebuah model bendungan sebagai prototype, ataupun juga secara analogi
elektris.
Pengamatan menunjukkan bahwa garis rembesan yang melalui yang melalui bendungan
berbentuk kurva parabolis, akan tetapi penyimpangan kurva terjadi pada daerah hulu dan
hilirnya. Pengamatan secara grafis didasarkan pada sifat khusus dari kurva parabola.
Filter
Bila air rembesan mengalir dari lapisan berbutir lebih halus menuju lapisan lebih kasar,
kemungkinan terangkutnya butiran lebih halus lolos melewati bahan yang lebih kasar tersebut
dapat terjadi. Erosi butiran dapat mengakibatkan turunnya tahanan aliran air dan naiknya
gradient hidrolik.
Bila kecepatan aliran membesar akibat dari pengurangan tahanan aliran yang berangsur-
angsur turun, akan terjadi erosi butiran yang lebih besar lagi sehingga membentuk pipa-pipa
didalam tanah yang dapat mengakibatkan keruntuhan pada bendungan.
Filter atau drainase untuk mengendalikan rembesan, harus memenuhi dua persyaratan:
1. Ukuran pori-pori halus cukup kecil untuk mencegah butir-butir tanah terbawa aliran.
2. Permeabilitas harus cukup tinggi untuk mengizinkan kecepatan drainase yang besar
dari air masuk filternya.
PENYELIDIKAN TANAH
1. Penyelidikan Lapangan
o Langsung
- Geolistrik resistivity
- Geoseismic
- Georadar
2. Penyelidikan Laboratorium
o Sifat fisis/ index properties
o Derajat Kejenuhan
o Distribusi ukuran butir (Saringan dan Hidrometer)
o Batas Atterberg (Batas cair, batas plastis, batas susut, dan indeks plastisitas)
o Uji Triaxial
o Uji CBR
e. Sifat Konsolidasi
o Uji Konsolidasi