Anda di halaman 1dari 4

FCC: Batas radiasi smartphone masih sama

dengan tahun lalu


Reporter : Dwi Andi Susanto
Selasa, 2 April 2013 01:23:00

Kategori Teknologi It
Berita tag terkait Bakteri bisa mengisi baterai ponsel? Modal 100 ribu bisa dapat ponsel dari esia

Ilustrasi 2013 Merdeka.com


0

Sampai sekarang, perdebatan mengenai radiasi telepon genggam masih menjadi perdebatan yang
seru. Pemerintah Amerika Serikat mengatakan tingkat RF (radiasi) masih akan sama seperti
sebelumnya.

Dari tahun ke tahun penelitian mengenai ada tidaknya atau bahaya tidaknya radiasi yang
dikeluarkan perangkat mobile terus dilakukan. Tidak jarang dari penelitian tersebut mengundang
perdebatan di kalangan umum sampai ilmuwan.

Pemerintah Amerika Serikat melalui Federal Communication Commission (FCC), seperti


dilansir Slash Gear (30/03), di tahun 2012 lalu, merilis peraturan mengenai tingkat radiasi atau
RF untuk setiap perangkat mobile.

Walaupun belum ada bukti ilmiah yang valid mengenai bahaya radiasi telepon genggam bagi
kesehatan manusia, namun FCC beranggapan bahwa memang perlu dibuat satu peraturan untuk
mengantisipasi segala kemungkinan terburuk.

Dalam peraturan sebelumnya, FCC merilis bahwa tingkat RF untuk sebuah perangkat mobile
tidak boleh melebihi angka 1,6W/kg. Di tahun 2013 ini, FCC kembali mengatakan bahwa
ketetapan batasan tersebut masih akan sama dan digunakan.

Namun tidak menutup kemungkinan apabila nantinya ditemukan satu penelitian terbaru seputar
hal ini, maka ketetapan batasan tersebut akan berubah.

Memang menjadi satu pemikiran yang serius apabila menyangkut tentang kesehatan pribadi.
Ditambah lagi radiasi merupakan salah satu bahaya yang sangat serius bagi kesehatan.

Tidak dapat dipungkiri setiap perangkat elektronik baik besar maupun kecil memiliki radiasi,
baik itu gelombang elektromagnetik maupun gelombang listrik rendah. Serta, perangkat mobile
adalah salah satu benda elektronik yang senantiasa menemani aktivitas manusia setiap jamnya
untuk saat ini.

So, bersikap bija adalah suatu hal yang mungkin dapat dilakukan dengan membatasi segala
aktivitas dengan menggunakan perangkat mobile apalagi meletakkannya di dekat kepala ketika
sedang tidur. Be safe guys.

[das]

Butuh dua menit untuk identifikasi bakteri


dalam darah
Reporter : Yoga Tri Priyanto
Senin, 1 April 2013 04:15:00

Kategori Teknologi Sains


Berita tag terkait Bakteri bisa mengisi baterai ponsel? Modal 100 ribu bisa dapat ponsel dari esia

19
Deputi Menteri Riset dan Teknologi Prof. Amin Soebandrio, PhD, Sp.MK mengatakan dengan
teknologi mikrobiologi terkini saat ini hanya membutuhkan waktu dua menit untuk
mengidentifikasikan bakteri dalam darah.

"Seperti teknologi Vitek MS yang dikeluarkan PT Kalbe Farma Tbk., mampu mendeteksi dan
mengidentfikasikan bakteri dalam darah," kata Soebandrio di Jakarta, Kamis.Soebandrio
mengatakan teknologi ini sangat penting untuk memberikan pengobatan yang efektif dan tepat
sasaran kepada pasien, terutama dalam pemberian obat antibiotik.

PT Kalbe Farma melalui anak usaha PT Enseval Medika Prima (EMP) bergerak di bidang
penjualan alat kesehatan meluncurkan teknologi bidang mikrobiologi Vitek Mass
Spectrophotometry (Vitek MS). Soebandrio mengatakan teknologi mikrobiologi klinik saat ini
berkembang pesat. Sebelumnya butuh satu sampai tiga hari, namun sekarang ini hanya dalam
waktu hitungan menit bahkan hanya dua menit saja untuk mengidentifikasikan jenis kuman
dalam darah.

Ia menambahkan, melalui alat ini pasien dapat segera ditangani penyakitnya. Jika di ruang ICU
biasanya butuh lima hari, dengan teknologi ini hanya butuh kurang dari tiga hari saja pasien
segera diobati.

Sedangkan dr. George Kiongdo, Direktur PT Enseval Medika Prima, mengatakan Vitek MS
merupakan hasil kerja sama Biomerieux Perancis dengan Simadzu Jepang. Keduanya merupakan
produsen alat kesehatan, sedangkan kehadiran EMP di sini sebagai distributor.

George menjelaskan Vitek MS merupakan alat analisa mikrobiologi dengan teknologi malditop
yang dikembangkan Biomerieux Perancis dan Simadzu Jepang."Kalau di Australia, Vitek MS
saat ini sudah ada 20 unit, Singapura baru tersedia 1 unit, sedangkan di Indonesia dan Vietnam
menyusul," jelas George.

Terkait harga, George mengatakan tiga sampai empat kali lebih mahal dibanding seri portable
namun memang lebih sarat teknologi dibanding pendahulunya. George berjanji untuk
memberikan harga serasional mungkin untuk pasar Indonesia mengingat alat ini sangat penting,
baik bagi rumah sakit maupun laboratorium.

Dia menyebutkan untuk skala ekonomi alat ini hanya membutuhkan biaya Rp10.000 satu kali tes
dibebankan kepada pasien. Sebagai pembanding, seri portable biayanya Rp25.000 satu kali tes.

Dr. Frans J Pangalila, SpPD(KIC) dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara


mengatakan penggunaan obat antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan ekses negatif
terhadap tubuh.

Sugianto Hondopranoto, Country Manager Biomerieux Indonesia, mengatakan Vitek MS


merupakan buah karya perusahaan yang menyisihkan 20 persen pendapatan untuk kegiatan riset
dan pengembangan. Sedangkan untuk pelayanan di Indonesia, Sugianto mengatakan, bukan kali
pertama dilaksanakan bersama Enseval, kerja sama sudah terjalin selama 16 tahun untuk
melayani kebutuhan alat kesehatan di Indonesia.
Sugianto menuturkan cara kerja alat ini membelah protein pada kuman kemudian pola yang
tergambar dicocokkan dengan database kuman di dalam alat tersebut.

Dia berjanji data base jenis kuman ini akan diperbarui setiap saat sesuai perkembangan terkini
mengambil basis lembaga penelitian kuman di Amerika Serikat.

[ega]

Anda mungkin juga menyukai