Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kekeringan di Indonesia merupakan persoalan yang memiliki dampak
yang cukup signifikan, terutama dalam bidang pertanian. Kekeringan yang
terjadi pada masa pertumbuhan padi akan berdampak pada turunnya produksi
tanaman dan merugikan petani. Produksi pertanian yang rendah akan berakibat
pada menurunnya ketahanan pangan nasional dan menyebabkan stabilisasi
perekonomian menjadi goyah. Hal lain yang bisa terjadi jika kekeringan terjadi
terlalu lama adalah terganggunya sistem hidrologi lingkungan dan manusia akan
kekurangan air untuk dikonsumsi. Hal ini tentu sangat berakibat buruk, sebab air
merupakan salah satu unsur kehidupan yang mutlak tersedia untuk
keberlangsungan hidup. Jadi diperlukan pengelolaan yang baik terhadap DAS
sehingga kemungkinan-kemungkinan yang dapat merugikan dapat dihindari. Daerah
Aliran Sungai merupakan wilayah yang dibatasi oleh topografi dimana air yang
berada di wilayah tersebut akan mengalir ke outltet sungai utama hingga ke hilir.
Sejarah perkembangan irigasi di Indonesia masih banyak meninggalkan
bangunan irigasi yang masih banyak aktif beroperasi salah satunya adalah Saluran
Irigasi Langkahan. Saluran irigasi langkahan memiliki beberapa bagian bangunan
dan memiliki jenis-jenis saluran. Untuk mengetahuinya perlu diadakan tinjauan
langsung agar lebih mengetahui fungsi, sistem operasi dan wilayah cangkupan
pengairannya
Irigasi yang berada di desa Langkahan dikenal sistem irigasi yang dibangun sejak
tahun yang 1976 hingga diresmikan tahun 1990 oleh PT, PP. irigasi langkahan
tergolong kedalam irigasi sederhana yang bentuk bendungannya setengah permanen
namun hampir semua sawah yang ada di aceh utara yang di aliri air irigasi
langkahan. Untuk mengenal lebih nyata tentang bagaimana hal tersebut, maka telah
dilaksanakan praktikum sistem irigasi Langkahan. Selengkapnya tentang sistem
irigasi Langkahan akan dijelaskan dalam laporan praktikum ini.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah yang dibahas dalam
makalah ini yaitu:
1. Bagaimana sejarah irigasi langkahan ?
2. Bagaimana sisitem irigasi langkahan ?
3. Bagaimana pembagian air irigasi langkahan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah irigasi Langkahan
2. Untuk mengetahui sistem irigasi Langkahan
3. Untuk mengetahui pembagian air irigasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Irigasi
Irigasi adalah semua atau segala kegiatan yang mempunyai hubungan dengan
usaha untuk mendapatkan air guna keperluan pertanian. Usaha yang dilakukan
tersebut dapat meliputi: perencanaan, pembuatan, pengelolaan, serta pemeliharaan

2
sarana untuk mengambil air dari sumber air dan membagi air tersebut secara teratur
dan apabila terjadi kelebihan air dengan membuangnya melalui saluran drainase.
Secara garis besar, tujuan irigasi dapat digolongkan menjadi 2 (dua) golongan,
yaitu : Tujuan Langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan untuk membasahi tanah
berkaitan dengan kapasitas kandungan air dan udara dalam tanah sehingga dapat
dicapai suatu kondisi yang sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman
yang ada di tanah tersebut. Tujuan Tidak Langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan
yang meliputi : mengatur suhu dari tanah, mencuci tanah yang mengandung racun,
mengangkut bahan pupuk dengan melalui aliran air yang ada, menaikkan muka air
tanah, meningkatkan elevasi suatu daerah dengan cara mengalirkan air dan
mengendapkan lumpur yang terbawa air, dan lain sebagainya.
Irigasi didefinisikan sebagai suatu cara pemberian air, baik secara alamiah
ataupun buatan kepada tanah dengan tujuan untuk memberi kelembapan yang
berguna bagi pertumbuhan tanaman. Secara alamiah air disuplai kepada tanaman
melalui air hujan. Seara alamiah lainnya, adalah melalui genangan air akibat banjir
dari sungai, yang akan menggenangi suatu daerah selama musim hujan, sehingga
tanah yang ada dapat siap ditanami pada musim kemarau.secara buatan : Ketika
penggunaan air ini mengikutkan pekerjaan rekayasa teknik dalam skala yang cukup
besar, maka hal tersebut disebut irigasi buatan (Artificial Irrigation).

B. Sisitem Irigasi

1. Irigasi Gravitasi
Irigasisi gravitasi merupakan system irigasi yang telah lama dikenal dan
diterapkan dalam kegiatan usaha tani. Dalam system ini, sumber air yang
diambil dari air yang ada di permukaan tanahyaitu dari sungai, waduk, dan
danau, yang ada di dataran tinggi. Pengaturan dan pembagian air irigasi
menuju ke petak yang membutuhkan di lakukan secara gravitatif.
3
2. Irigasi Sistem Pompa
Sitem irigasi dengan menggunakan pompa dapat dipertimbangkan, apabila
pengambilan secara gravitatif ternyata tidak layak dari segi ekonomi maupun
teknik. Cara ini mebutuhkan modal kecil, namun memerlukan biaya ekspoitasi
yag besar. Sumber air yang dapat dipompa untuk keperluan irigasi dapat
diambil dari sungai.
3. Irigasi Bawah Tanah
Tanah akan dialiri di bawah permukaannya. Saluran yang ada di sisi petak
sawah akan mengalirkan air melalui pori-pori tanah, sehingga air akan sampai
ke akar tanaman.
4. Irigasi Siraman
Air akan disemprotkan ke petak sawah melalui jaringan pipa dengan bantuan
pompa air. Penggunaan air akan lebih efektif dan efisien karena dapat
dikontrol dengan sangat mudah.
5. Irigasi Tetesan
System ini mirip dengan irigasi siram. Hanya saja air akan berlangsung di
teteskan/disemprotkan ke bagian akar. Pompa air dibutuhkan untuk
mengalirkan air.

Adapun manfaat dari suatu sistem irigasi, adalah :


1. Untuk membasahi tanah, yaitu pembasahan tanah pada daerah yang curah
hujannya kurang atau tidak menentu.
2. Untuk mengatur pembasahan tanah, agar daerah pertanian dapat diairi
sepanjang waktu pada saat dibutuhkan, baik pada musim kemarau maupun
musim penghujan.
3. Untuk menyuburkan tanah, dengan mengalirkan air yang mengandung lumpur
& zat zat hara penyubur tanaman pada daerah pertanian tersebut, sehingga
tanah menjadi subur.

4
4. Untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah / rawa dengan
pengendapan lumpur yang dikandung oleh air irigasi.
Saluran irigasi teknis dibangun ditunjukkan dengan adanya sekat sebagai saluran
tempat mengalirnya air. Untuk mengatur volume dan kecepatan air, saluran harus
dibagi-bagi. Adanya kotoran dan sampah yang tertimbun juga dapat mengganggu
aliran air. Saluran air juga dapat membendung jika terjadi banjir sewaktu-waktu.
Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan
dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi.
C.Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan
dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut.
DAS dalam bahasa Inggris disebut Watershed atau dalam skala luasan
kecil disebut Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh
punggung bukit atau batas-batas pemisah topografi, yang berfungsi menerima,
menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke alur-alur sungai
dan terus mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama, akhirnya bermuara ke
danau/waduk atau ke laut.

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum di lakukan di desa Langkahan kecamatan Langkahan


kabupaten Aceh Utara, pada tanggal 10 desember 2016 pukul 09.00 WIB 16.30
WIB.

5
B. Pengarahan Praktikum

Peserta praktikum mendengarkan arahan dari dosen pengasuh dan


pembimbing praktikum sebelum melakukan praktik lapangan dengan mengunjungi 5
BJA yang terdapat di desa Langkahan Aceh Utara.

C. Penjelasan Objek Praktikum

Setelah mendengarkan pengarahan, peserta praktikum mendapatkan penjelasan


dari pembimbing praktikum yaitu Bapak Adam Azmi yang merupakan penjaga
saluran irigasi ini sendiri. Dari penjelasan diketahui bahwa terdapat 5 BJA yang
menyalurkan saluran irigasi di beberapa kecamatan dan kabupaten termasuk
kabupaten Aceh Timur. Lima BJA tersebut yaitu:

1. BJA 1 (batas jambo Aye)


2. BJA 2
3. BJA 3
4. BJA 5

6
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Sejarah Irigasi Langkahan


Saluran irigasi di Kecamatan Langkahan berdiri pada tahun 1976 yang
dikerjakan oleh PT Adi Karya yang kemudian beralih kepada PP pada tahun 1986
yang dikerjakan selama 3 tahun. Air berasal dari daerah Bener Meriah. Bendungan
memiliki atap berbentuk seperti rumah adat. Bendungan ini memiliki panjang
sekitar 86 meter. Di depan bendungan ada jerejak besi yang berguna untuk
menahan benda-benda besar yang dapat menyumbat pintu air. Pada aliran terdapat
pula beton-beton bulat di tengah arus air yang berfungsi untuk memecah ombak
sehingga tidak terjadi abrasi. Air yang dialirkan berguna untuk irigasi dan
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Debit air normal setinggi 40 cm. Bendungan ini memiliki penjaga masing-
masing di tiap pintu untuk mengatur debit air. Saat kemarau debit air hanya sekitar
10 cm. Pada pintu terdapat mesin sadap yang berfungsi membuka dan menutup air
saat volume air melebihi batas dan pintu lain yang mengarah ke sungai dibuka
untuk membuang air yang berlebihan. Dari bendungan ini pula air dialirkan ke
beberapa kecamatan-kecamatan yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara.
Perawatan keseluruhan dilakukan 4 tahun sekali.
Bendungan memiliki batasan-batasan yang dinamakan BJA. BJA lebih tinggi
daripada kantong lumpur untuk memudahkan proses pembuangan lumpur yang
mengendap pada kantong lumpur. Kantong lumpur memiliki kedalaman 6 meter
dengan lebar 22 meter. Kantong lumpur ini dibersihkan 6 bulan sekali setelah
musim tanam. Terdapat 5 BJA pada sistem pengairan Kecamatan Langkahan, pada
saat pintu air bendungan dibuka air akan mengalir memenuhi semua BJA yang
kemudian mengalirkan air ke berbagai kecamatan.
Jumlah penjaga pintu:
1. Bendungan: 3 orang
2. BJA 1 dan 2: 1 orang
3. BJA 3 : 1 orang
4. BJA 4 : tidak ada
5. BJA 5 : 1 orang
B. Pembagian BJA Irigasi Langkahan

Sepanjang aliran irigasi terdapat 6 BJA, diantaranya :


1. BJA 0 :
Pada BJA 0 kedalaman BJA 4 Mtr, dan di BJA 0 terdapat 6 pintu.
Di BJA 0 terdapat kantong lumpur yang lebarnya 22 meter, dan
lebar pintu penguras lumpur 6 meter.
Ketika kantong lumpur penuh, pembuangannya langsung ke
sungai.
Jarak antara bendungan dengan BJA 0 1 Km.
Pembersihan kantong lumpur setiap 6 bulan sekali setelah panen,
Kantong lumpur berfungsi untuk menampung lumpur yang ada, jenis dari
lumpur tersebut adalah pasir, lumpur, kayu dan batu.
2. BJA 1 :
Di BJA 1 terdapat 2 pintu arah ke Lhoksukon dan romin 1 pintu.
Kedalaman pada BJA 1 yaitu 4 Mtr, dan lebar 18 Mtr.
Pada BJA 1 tidak ada kantong lumpur karena sudah ditampung di
kantong lumpur BJA 0.
Debit air pada BJA 1 90.
BJA 1 terdapat di Gampong Kedumplak.
Jarak antara BJA 0 BJA 1 2250 Mtr.
3. BJA 2 :
Di BJA 2 terdapat 4 pintu
Bertemu bangunan Long Baro ada 1 pintu
Di BJA terdapat 1 romin ke arah Tanjung Dalam
Kedalaman di BJA 2 yaitu 4 Mtr, dan lebar 16 Mtr
Debit air dari BJA 2 60,
BJA 2 bertempat di Gampong Tanjung Dalam.
Jarak antara BJA 1 BJA 2 adalah 3750 M.
4. BJA 3 :
BJA 3 bertemu bangunan Monsukon 2 pintu, termasuk arah ke
Baktia ada 2 pintu,
1 pintu romin kanan ke sawah Gampong Lebuk Maneh,
Debit air BJA 3 60
Kedalaman BJA 3 Mtr dan lebarnya 14 Mtr.
BJA 3 bertempat di Gampong Lebuk Maneh.
Jarak antara BJA 2 BJA 3 yaitu 2867 M.
5. BJA 4 :
BJA 4 terdapat saluran cacing, yang ke kanan arah Gampong Kaki
Pante Bale dan yang ke kiri arah Gampong Matang Ketupang.
Terdapat 1 romin ke arah Gampong Kaki Pante Bale.
Lebar BJA 4 12 Mtr dan dalamnya 4 Mtr.
Terdapat 4 mercu (bendungan),setiap mercu lebarnya 3 Mtr.
BJA 4 bertempat di Gampong Kaki Pante Bale.
Jarak antara BJA 3 BJA 4 2867 M.

6. BJA 5 :
BJA 5 terdapat 2 pintu sebelah kanan arah Kundo lebarnya 12 Mtr,
dan 2 pintu juga sebelah kiri arah Panton Labu lebarnya 10 Mtr.
1 romin sebelah kiri arah Gampong Paya Tukai,
Lebar BJA 5 yaitu 10 Mtr dan kedalamanya 4 Mtr.
Debit airnya 70 cm.
BJA 5 bertempat di Gampong Paya Tukai.
Jarak antara BJA 4 BJA 5 2867 M.

BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
Untuk membagi saluran irigasi kebeberapa wilayah itu maka telah di buat
beberpa batasan dengan jatah aliran tersendiri, batasan tersebut disebut dengan
BJA (Batasan Jambo Aye). Yang terdiri dari 5 batasan (BJA) yaitu, BJA 1, BJA 2,
BJA 3, BJA 4, dan BJA 5.
Saluran irigasi tersebut terdiri dari irigasi sayap kiri dan sayap kanan yang
terdiri dari 6 BJA, yaitu BJA 0, BJA 1, BJA 2, BJA 3, BJA 4, BJA 5. Dimana akan
mengaliri air ke berbagai daerah mencakup di Lhoksukon (Cot Girek, Lhoksukon,
Baktiya Barat), Kabupaten Aceh Timur (Arakundo, Kecamatan Pante Bidari,
Kecamatan Simpang Ulim, Madat), di Jambo Aye (Kecamatan LAngkahan,
Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kecamatan Baktiya ( Alu Ie Puteh), Seunudon), di
Mon Sukon (Kecamatan Baktiya Barat, Kecamatan Jambo Aye, Seunudon, dan
Baktiya).

B. Saran
Untuk menambah pembagi saluran irigasi lagi ke kebeberapa wilayah yang
lain.

DAFTAR PUSTAKA

Galeri Pustaka. 2014. http://www.galeripustaka.com/2014/03/sejarah-irigasi-di-


indonesia.html.

http://id.wikipedia.org/wiki/Irigasihttp://www.scribd.com/doc/12921633/Teknik-
Irigasi-dan-Drainase.

http://blog.ub.ac.id/evananp/2010/05/14/pengertian-irigasi

http://wismpimrijabar.wordpress.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Irigasi
https://bagusrama.wordpress.com/2012/04/19/definisi-definisi-daerah-aliran-
sungai-das/

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai