Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. U M U M

Sejarah Umum
Olahraga sepatu roda berasal dari negeri Belanda, diciptakan
sekitar abad ke 17 oleh seorang penggemar ice skating. Dia
ingin mengubah permainan ice skating menjadi permainan yang
dapat bergerak di atas tanah atau jalan keras. Tahun 1763
Joseph Marlin seorang teknisi Belgia dan pembuat alat-alat
musik mencoba berlari dengan peralatan ice skating yang
dilengkapi dengan roda kecil dari besi, tapi tidak bias
berkembang pada waktu itu karena ada larangan pemerintah
Belanda bermain sepatu roda di jalan raya. Tahun 1863 sorang
bernama James Leonard Plimtons pencipta rocking Skate yang
kemudian ia patenkan menjadi sangat popular, ia kemudian
dijuluki Bapak Pencipta Sepatu Roda.

James Leonard Plimtons Sepatu roda pertama

Olahraga itu kemudian popular di Amerika, Inggris dan Austria.


Tahun 1876 terbentuk organisasi sepatu roda di Inggris yang
Laporan Pendahuluan I-1
-1
I-1
bernama NSA (The National Skating Association). Tahun 1924
berdiri organisasi sepatu roda Internasional dengan nama
Federasi Internationale de Roller Skating (FIRS). Sekarang sudah
menyebar di 5 benua dengan 42 anggota federasi nasional.

Kejuaraan dunia diadakan setiap dua tahun sekali dalam nomer


Roller Speed Track, Artistic Roller Skating dan Roller Hockey,
untuk Speed Roller Skating direncanakan diadakan kejuaraan
setiap tahun di Indonesia. Masuknya sepatu roda di Indonesia
ketika masa penjajahan Belanda yang membawa permainan itu
ke Indonesia, kemudian menjalar pada anak-anak orang
Indonesia yang kebetulan orang tuanya bekerja pada Belanda.
Tahun 1978 muncul perkumpulan sepatu roda yang
diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Djakarta (Imada), dan pada
tanggal 7 Oktober 1979 terbentuk Pengda Perserosi DKI Jakarta.
Pada tanggal 24 26 April 1981 dilaksanakan Munas Perserosi I,
diikuti oleh 10 utusan Pengda Perserosi. Dan dalam Munas
Perserosi I resmi terbentuk PB. Perserosi dengan 14 anggota
Pengda yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Jabar, Jateng,
Jatim, Kaltim, Sulsel, Sulut, Sulteng, Riau, Bengkulu dan DKI
Jakarta.

Perkembangan Sepatu Roda dan jenisnya diantaranya :


- Aggressive Inline Skate
Awal pergerakan Agresif In-line Skate muncul di awal tahun
1980-an. Ketika itu dua pemuda pemain hockey asal
Minnesota Amerika Serikat, Scott dan Brenann Olson,
mencoba mencari cara untuk berlatih di musim panas.
Kemudian mereka memasang roda pada frame/blade. Kedua
pemuda ini kemudian mendirikan perusahaan bernama
Laporan Pendahuluan I-2
-2
I-2
Rollerblade, Inc. Akhirnya permainan ini dikenal dengan
sebutan rollerblade. Setelah beberapa tahun permainan ini
berkembang dan diminati oleh orang banyak. Pada tahun
1995 para rider aggressive ini mendirikan organisasi yang
diberi nama Aggressive Skaters Associations (ASA) yang
berfungsi sebagai wadah permainan ini. Kompetisi pertama
yang diperlombakan adalah kategori Street Amatir.
Sebelumnya Kejuaraan Dunia Street pernah digelar dan
dimenangkan oleh Arlo Eisenberg asal Nebraska Amerika
Serikat di tahun 1994.

Di tahun 1995 permainan ini terdaftar sebagai kategori


olahraga X-games untuk dipertandingkan. Pemenang
pertama pada kejuaraan ini di raih oleh Matt salermo asal
Australia yang pada saat itu masih berusia 16 tahun. ASA ini
dibentuk juga untuk menentukan peraturan penilaian point
pada kategori yang dipertandingkan. Kategori-kategori
pertandingan ini yaitu Street dan Vert. Dalam sebuah
kompetisi, seorang atlet skate di beri waktu yang terbatas.
Mereka hanya diberikan waktu kurang dari satu menit untuk
mengesankan para juri dengan mendaratkan trik yang cukup
banyak dan sulit.

Di kategori street/aggressive juri memberikan penilaian


berdasarkan kesulitan gaya/trik dan konsistensi. Pada
kategori Vert yang merupakan kependekan dari vertikal,
berfokus pada manuver udara yang rumit seperti berputar
540 dan melakukan trik stale japan. Pada pertandingan X-
Games Aggressive pertama yang diperlombakan, Cesar Mora
yang berasal dari Australia berhasil meraih juara pertama.
Laporan Pendahuluan I-3
-3
I-3
Trik skating agresif dapat dilakukan pada pegangan tangga
(handrail), tanjakan jalan ataupun trotoar dan banyak tempat
yang bisa digunakan untuk melakukan triks ini berdasarkan
kemampuan rider tersebut. Rider ini biasanya melakukan
grinding dan sliding pada ujung-ujung bangunan, pagar atau
pembatas jalan sedangkan jalan di udara (drop-in) rider
memiliki lebih banyak waktu dan dapat melakukan trik-trik
lain seperti mute grab, berputar 360 atau rocket air. Media
yang digunakan oleh para rider agresif ini serupa dengan
yang dilakukan dalam olahraga skateboarding. Rider agresif
dapat melakukan grinds dengan menggunakan Frame dan
Soul Plate di bagian bawah boot atau sepatu.

Skate yang digunakan dalam aggressive inline skate


dirancang lebih kuat dari inline biasanya. Rancangan skate
pada aggressive inline skates mulanya terdiri dari :
a. Shell : boot yang terbuat dari plastik carbon yang
melindungi kaki
b. Liner : Bagian dalam Shell berbentuk busa dan spon.
c. Soul plate: datar, piring plastik keras di telapak boot.
d. Frame : chasis Carbon, flat keras untuk roda.
e. Bearing : Gear yang berfungsi sebagai pemutar roda.
f. Wheels : roda yang berputar menggunakan Bearing

Laporan Pendahuluan I-4


-4
I-4
Aggressive Inline Skate

- Slalom
Skating slalom Freestyle adalah bidang yang sangat teknis
skating yang melibatkan melakukan trik sekitar garis lurus
dari kerucut sama spasi. Jarak yang paling umum digunakan
dalam kompetisi adalah 80cm dengan kompetisi yang lebih
besar juga menampilkan garis spasi di 50 cm dan 120 cm.

Slalom

- SPEED Inline Skate


Kecepatan Inline skating adalah olahraga roller balap di inline
skate. Hal ini sering disebut inline balap oleh peserta.
Meskipun terutama berevolusi dari balap pada sepatu roda
tradisional, olahraga ini cukup mirip dengan kecepatan ice
skating yang banyak pesaing yang sekarang dikenal untuk
beralih antara inline dan kecepatan ice skating menurut
musim.
Laporan Pendahuluan I-5
-5
I-5
Speed Inline Skate

Dan sesuai dengan rencana Pemda Kabupaten Bekasi yang


akan membangun Arena Sepatu Roda maka perlu segera pula
dilaksanakan pembuatan rencana bangunan. Untuk itu
diperlukan pedoman-pedoman arahan bagi suatu perencanaan
bangunan tersebut.

Pada bangunan milik Pemerintah perencanaan harus terwujud


dengan baik sehingga mampu memenuhi secara fungsi serta
memenuhi kebutuhan pengguna.

Proses perencanaan yang telah dilaksanakan adalah melalui


tahap-tahap tertentu yang merupakan satu-kesatuan dari
keseluruhan proses. Mulai dari pembuatan prarencana hingga
pembuatan Detail Engineering Design yaitu melengkapinya
dengan penyusunan laporan rancangan yang menguraikan
mengenai hasil proses rancangan mulai dari tahap
pengumpulan data, analisis, perumusan konsepsi rancangan,
presentasi dan pengembangan rancangan hingga siap
dilaksanakan.

Untuk mewujudkan rencana pembangunan selanjutnya tersebut


maka pembuatan Detail Engineering Design (DED) dilengkapi
dengan Rencana Anggaran Biaya, Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) dan Spesifikasi Teknis Bangunan.

Laporan Pendahuluan I-6


-6
I-6
1.2. LATAR BELAKANG

Pekerjaan Perencanaan Teknis Arena Sepatu Roda pada Dinas


Pariwisaa, Budaya, Pemuda dan Olah raga Kabupaten Bekasi
Tahun Anggaran 2015 secara umum telah dituangkan dalam
KAK, yaitu membuat/menyusun rencana Penyusunan DED
Arena Sepatu Roda Kabupaten Bekasi yang berstandar
internasional yang menjadi fasilitas umum bagi masyarakat
juga dapat digunakan untuk pelaksanaan event-event olah raga
baik ditingkat daerah, nasional maupun internasional.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.03 pasal 67


tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional disebutkan
bahwa pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
bertanggung jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan
pengawasan prasarana olahraga. Oleh sebab itu saat ini sangat
diperlukan pembangunan dan pengembangan kelengkapan
kawasan/gelanggang olahraga sebagai wadah penunjang
olahraga di Kabupaten Bekasi.

Sesuai dengan peraturan yang berlaku diatas untuk setiap


pekerjaan pembangunan bangunan milik Pemerintah atau
prasarana yang menyangkut kepentingan umum diharuskan
adanya perencanaan professional dari Konsultan Perencana
untuk membantu KPA/PPTK.

Dalam penyusunan Perencanaan Teknis Arena Sepatu Roda


adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan fungsional,
menganalisis konsep arsitektur, struktur, ME dan menghasilkan
detail engineering design (DED) Arena Sepatu Roda berdasarkan
Laporan Pendahuluan I-7
-7
I-7
program ruang dan persyaratan teknis yang telah dikaji
sebelumnya sesuai dengan ketersediaan dana untuk
pembangunan fisiknya.

Secara umum tergambar dalam KAK tentang uraian pengertian,


maksud dan tujuan Pengguna Jasa memerlukan Jasa Konsultansi
yaitu Konsultan Perencana dengan lingkup tugas, sasaran
dengan kebutuhan tenaga ahli, jenis dan jabatannya.

Wujud hasil akhir yang didapat dari kegiatan perencanaan


perancangan Arena Sepatu Roda adalah untuk mendapatkan
hasil perencanaan (DED) sebagai dokumen pelaksanaan fisik
pembangunan Arena Sepatu Roda Kabupaten Bekasi serta
sarana dan prasarananya.

1.3. DESKRIPSI PEKERJAAN

Konsultan PT. FASADE KOBETAMA INTERNASIONAL melalui


pengajuan Proposal Teknis ini berupaya menyajikan kapasitas
profesional sebagai Konsultan Perencana untuk membantu
pengguna jasa yaitu Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda dan
Olah raga Kabupaten Bekasi dalam rangka mewujudkan
rencana pembangunan selanjutnya tersebut, maka pembuatan
Detail Engineering Design (DED) dilengkapi dengan Rencana
Anggaran Biaya, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan
Spesifikasi Teknis Bangunan.

Proses perencanaan yang telah dilaksanakan adalah melalui


tahap-tahap tertentu yang merupakan satu-kesatuan dari
keseluruhan proses. Mulai dari pembuatan prarencana hingga
pembuatan Detail Engineering Design yaitu melengkapinya

Laporan Pendahuluan I-8


-8
I-8
dengan penyusunan laporan rancangan yang menguraikan
mengenai hasil proses rancangan mulai dari tahap
pengumpulan data, analisis, perumusan konsepsi rancangan,
presentasi dan pengembangan rancangan hingga siap
dilaksanakan.

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud disusunnya proposal teknis ini adalah untuk menyajikan


uraian dan pola kerja Konsultan Perencana yang memuat
output/keluaran Konsultan Perencana sebagai interprestasi
sasaran kegiatan yang sudah disampaikan dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK).

Pekerjaan pada tahap ini dilaksanakan dari tahapan konsepsi


perancangan sampai dengan tahap pembuatan Detail
Engineering Design untuk Arena Sepatu Roda di Kabupaten
Bekasi yang memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari
segi mutu, biaya dan waktu pembangunan serta kriteria
administratif.

Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan pemerintah perlu


diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu
menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang
memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata
laku profesional. Anggaran untuk proyek ini adalah APBD
Kabupaten Bekasi TA. 2015.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan ini adalah


untuk memberikan gambaran lengkap atas hasil yang diperoleh
selama proses perencanaan serta dapat dijadikan pedoman,

Laporan Pendahuluan I-9


-9
I-9
arahan dan batasan dalam pelaksanaan pembangunan
bangunan selanjutnya.

Susunan skematis dari Proposal berikut ini telah disusun sesuai


kriteria dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Pemberi
Tugas seperti yang dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK).

1.5. LINGKUP PEKERJAAN

Setiap proses yang dilaksanakan pada pembangunan Bangunan


Gedung Negara dikerjakan secara bertahap yaitu sejak dari
tahap persiapan, pelaksanaan konstruksi fisik, Pada tahapan
pelaksanaan, kehadiran Konsultan Perencanaan sangat
diperlukan untuk merencanakan maupun mendesain secara
lengkap.

Pembangunan Arena Sepatu Roda di Kabupaten Bekasi


merupakan salah satu bagian penyelenggaraan pembangunan
sarana dan prasarana olah raga di Kabupaten Bekasi.

Pekerjaan Perencanaan Teknis DED Arena Sepatu Roda di


lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi, yang merupakan
bagian dari lingkup Pembangunan arena sepatu roda menjadi
kegiatan yang harus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut
di atas agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan.

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan


perencana adalah berpedoman pada ketentuan yang berlaku
khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Negara/Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

Laporan Pendahuluan I - 10
- 10
I - 10
45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara meliputi :

a. Penyusunan pengembangan rencana antara lain membuat


:
Rencana arsitektur beserta uraian konsep dan visualisasi
yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.
Rencana struktur beserta uraian konsep dan
perhitungannya
Rencana utilitas beserta uraian konsep dan
perhitungannya
Garis besar spesifikasi teknis
Perkiraan biaya

b. Penyusunan rencana detail antara lain meliputi :


Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail
utilitas yang sesuai dengan gambar rencana yang telah
disetujui
Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Rincian volume pelaksanaan pekerjaan,
Rencana anggaran biaya pekerjaan fisik,
Laporan akhir perencanaan.

c. Mengadakan persiapan pelelangan Pengadaan Jasa Pekerjaan


Pelaksanaan Fisik seperti membantu di dalam menyusun
dokumen pelelangan jasa pekerjaan fisik dan membantu
panitia pengadaan barang dan jasa pada pelelangan
pengadaan jasa pekerjaan pelaksanaan fisik dalam
menyusun program dan pelaksanaan pelelangan pengadaan
jasa pekerjaan fisik.

Laporan Pendahuluan I - 11
- 11
I - 11
d. Membantu panitia pengadaan barang dan jasa pada
pelelangan pengadaan jasa pekerjaan pelaksanaan fisik
pada waktu penjelasan pekerjaan.

1.6. LINGKUP KEGIATAN

Lingkup kegiatan konsultan dari kegiatan Perencanaan Teknis


Arena Sepatu Roda di Kabupaten Bekasi, ini meliputi :
- Melakukan koordinasi dengan pemberi tugas dan
instansi terkait untuk mendapatkan arahan dan kebijakan
yang berkaitan dengan pembangunan arena sepatu roda di
Kabupaten Bekasi.
- Melakukan peliputan data dan informasi terkait dengan
penggunaan (user) dan kapasitasnya.
- Melakukan Soil Investigation dan pengukuran lahan serta
informasi terkait dengan kondisi tanah pada tapak yang telah
ditentukan.
- Melakukan identifikasi permasalahan-permasalahan
perencanaan dan perancangan.
- Melakukan analisis dan kajian pemecahan permasalahan-
permasalahan perencanaan dan perancangan yang
diidentifikasi.
- Melakukan analisis dan kajian pada aspek mikro bangunan
(fungsi, aktifitas, ruang dan programatiknya).
- Melakukan analisis dan kajian pada aspek makro tapak
(kebutuhan ruang, massa dan komposisinya dalam tapak
serta tata lansekap halaman).
- Melakukan survey Lokasi dan Kondisi site. Perencana juga
perlu mendapat masukan dan arahan dari pengguna

Laporan Pendahuluan I - 12
- 12
I - 12
gedung/bangunan yang akan ditempatinya untuk
mendapatkan hasil yang baik dan dapat berfungsi lebih baik
sesuai yang dibutuhkan.

Foto Existing
Lokasi rencana arena sepatu roda di Kabupaten Bekasi

Laporan Pendahuluan I - 13
- 13
I - 13
Pengukuran dan pemetaan lokasi

Laporan Pendahuluan I - 14
- 14
I - 14
Lokasi rencana arena sepatu roda di Grand Wisata
Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi

Laporan Pendahuluan I - 15
- 15
I - 15
SMP 9
TAMBUN SELA

UTARA
JA
LA
N

OSO SPORT CENTER


TOWER

BM. 1
BM. 1
X. 725642.217
Y. 9304721.790
Z. 5.800 M
LAP FUTSAL INDOOR

COR RIGID
PE K
DA
SE RAC
T

MASJID

PAR
KIR
COR AN
R IGID

SMAN 5
TAMBUN SELA
JA
LA
N

Laporan Pendahuluan I - 16
- 16
I - 16

PETA TOFOGRAFI ARENA SEPATU RODA


SKALA : NTS

Anda mungkin juga menyukai