Anda di halaman 1dari 55

Bab-5

Rencana Kawasan Strategis


Qerutopan \pwasan Strategis fisesuoiafotn [cngan ngnfrsi [an potensi yang
atra fr witayfr {pfiupatcn <Dena(, I(pwasan Strategis 6
witayafi
1(g6upaten aemafrmchputi I(gwasan )onB menqafami pertwtfiufion cepat
dan foruasan strategis pengemfiangan pwat peklannn strateyis.

Penetapan Kawasan Strategis dan Prioritas di Kabupaten Demak ditentukan


dengan berdasarkan pada aspek perkembangan kawasan, aspek, lingkungan,
aspek ekonomi dan aspek sosial budaya. Berdasarkan RTR\Atp Jawa
Tengah, wilayah Kabupaten Demak termasuk dalam Kawasan strategis
di Kota semarang, yang terdiri dari Kota
Kedungsepur, dengan berpusat
Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Kendal,
Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak. Kawasan metropolitan adalah
wilayah fungsional, sehingga yang menjadi isu strategis adalah hubungan-
hubungan fungsional antar kota-kota di kawasan tersebut, dan antara kota-
kota dan perdesaannya, serta antara kawasan tersebut dengan kawasan-
kawasan lain di provinsinya.

Dengan mempertimbangkan perannya dalam kebijakan regional dan melihat


perkembangan wilayah Kabupaten Demak, maka rencana penetapan
Kawasan Strategis di Kabupaten Demak terdiri atas :

o Kawasan strategis perbatasan

o Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi

o Kawasan strategis strategis pesisir


5.I. KAWASAN STRATEGIS PERBATASAIII

Kawasan perbatasan merupakan kawasan yang perlu mendapat perhatian


khusus dan perlu diikuti dan dikendalikan perkembangannya melalui
perencanaan antara Pemerintah Daerah maupun antar instansiterkait. Hal ini
dilakukan agar tidak teriadi simpangan dalam suatu perencanaan ruang,
antara wilayah satu dengan wilayah lainnya yang saling berdekatan.

wlayah Kabupaten Demak berbatasan dengan Kota semarang, Kabupaten


semarang, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Jepara.
Kawasan perbatasan yang perlu diperhatikan perkembangannya adalah
Genuk - Sayung , Semarang Timur - Mranggen, Dempet - Godong, Mijen -
welahan (Jepara) dan Karanganyar - Kudus. Adapun lokasi dari kawasan
perbatasan tersebut, dapat difihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. 1. Kawasan Perbatasan dl Kabupaten llemak

Sumbr : HaSl ODservasr Lapngan, 2009

Dalam upaya menumbuhkan Kawasan Perbatasan, maka dalam


pengelolaannya perlu adanya keria sama dengan daerah yang bersangkutan,
sehingga tidak merugikan kedua belah pihak. Kawasan Perbatasan diwilayah
Kabupaten Demak meliputi :

a. l(awasan Sayung - Genuk (Kota Semarang)

Aspek-aspek yang perlu dikerjasamakan pada kawasan perbatasan


Sayung - Genuk adalah :

v-2
- Pengembangan industri
- Transportasi (Pengelolaan pelajonl commuter)
- Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya

- Penanganan rob dan banjir

b. Kawasan Mnnggen - Pedurungan (Kota Semarang)

Aspek-aspek yang perlu dikerjasamakan di kawasan perbatasan


Pedurungan - Mranggen adalah

- Pengembangan industri
- Transportasi (Pengelolaan pelajon/ commuter)
- Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya
c. Kawasan Dempet- Godong (Kabupaten Grcbogan)

Aspek-aspek yang perlu dikerjasamakan di kawasan perbatasan


Pedurungan - Mranggen adalah :

- Perlindungan lahan sawah beririgasi

- Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya

d. Kawasan Mijen - Welahan (Kabupaten Jepara)

Aspek-aspek yang perlu dikerjasamakan di kawasan perbatasan Mijen -


Welahan adalah :

- Perlindungan lahan sawah beririgasi

- Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya

e. Kawasan Karanganyar - Kudus (Kabupaten Kudus)

Aspek-aspek yang perlu dikerjasamakan di kawasan perbatasan


Karanganyar - Kudus adalah :

- Perlindungan lahan sawah beririgasi

- Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya

v-3
5.2. KAWASAN STRATEGIS PERTUMBUHAN EKONOMI
(KAWASAN KORTDOR JALAN ARTERT pRtMER)

Kawasan stretegis pertumbuhan ekonomi adalah Kawasan sepanjang koridor


jalan arteri primer merupakan kawasan yang memiliki pertumbuhan cepat.
Kawasan ini membutuhkan prioritas penanganan, karena mempertimbangkan
potensi yang terdapat di dalamnya. Apabila tidak ada prioritas penanganan,
maka potensi yang ada tersebut justru akan menimbulkan permasalahan.
Kawasan yang memiliki pertumbuhan cepat mempunyai peran yang penting
dalam memicu pertumbuhan wilayah hinterland atau wilayah sekitarnya.
Apalagi didukung dengan aksesibilitas lokal dan regional yang tinggi serta
kelengkapan fasilitas sosial dan ekonomi, maka akan memici pertumbuhan
ekonomiwilayah.

Kawasan strategis yang mempunyai pertumbuhan cepat diwilayah Kabupaten


Demak terdapat di wilayah Demak yang dilalui oleh jalur Pantura Jawa
Tengah yang meliputi Kecamatan Sayung, Karangtengah, Demak, Gajah
dan Karanganyar. Selain kecamatan-kecamatan yang dilalui oleh jalur
Pantura Jawa Tengah tersebut, ada kecamatan lain di Kabupaten Demak
yang merupakan kawasan strategis yang mempunyai pertumbuhan cepat di
wilayah Kabupaten Demak, yaitu Kecamatan Mranggen. Kawasan tersebut
akan memicu perkembangan di wilayah Kabupaten Demak lainnya dan
wilayah hinterlandnya. Hal tersebut karena didukung adanya aksesibilitas
yang cukup strategis yaitu sebagaijalur regional yang menghubungkan kota-
kota besar seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya sehingga arus
pergerakan aktivitas perekonomian juga akan semakin cepat. Potensi yang
dikembangkan di kawasan tersebut meliputi pertanian, perikanan,
perdagangan dan jasa serta pariwisata.

Rencana pengembangan dan penanganan kawasan iniadalah :

a. Pengaturan pengembangan kawasan melalui penetpatan pemanfaatan


ruang yang jelas dan dilengkapi dengan peraturan zonasi.

b. Mengalokasikan fungsi-fungsi ekonomi produktif seperti industri,


perdagangan, dan jasa dalam rangka meningkatkan pertumbuhan wilayah,
peningkatan peluang investasi, dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.

v4
Mengantisipasi dampak pembangunan jalan tol, terhadap fungsi-fungsi
regional yang telah berkembang disepanjang koridor jalan semarang-
Demak.

Penanganan permasalahan lingkungan perkotaan, seperti :

- Penanganan permasalahan kebersihan, kekumuhan. dan


kesemrawutan kegiatan perkotaan.

- Penanganan permasalahan kesemrawutan lalu lintas.

- Penyediaan jaringan utilitas dan infrastruktur kota;

- Mengembangkan sistem pembiayaan pembangunan kawasan


perkotaan dengan gabungan swadaya dan dana pemerintah.

5.3. KAWASAN STMTEGIS RAWAN MASALAH LINGKUNGAN

Kawasan rawan masalah lingkungan di Kabupaten demak adalah kawasan


rawan abrasidan rob pantai, kawasan rawan sedimentasidan tanah timbul :

. Permasalahan Abrasidan Rob pantai

Ekstensifikasi ke arah pantai menyebabkan kawasan mengrove


sepanjangpinggir pantai sebagai penahan gelombang dan angin serta
aliran air laut hilang yang menimbulkan abrasi dan rob (banjir air laut ke
arah daratan) yang lebih cepat ke arah daratan. Akibatnya sebagian
tambak sepanjang pinggir pantai hilang, salinitas tambak meningkat,
tegalan dan sawah menjadi salin serta hilangnya sebagian pemukiman
yang diakibatkan karena abrasi.

Kawasan ini terdapat dipesisir Kecamatan Sayung, Kecamatan Karang


tengah dan sebagian Kecarnatan Bonang.

v-5
Gambar 5.2. Kondisi Pantaiyang Terkena Abrasi dan Rob

Sumbr: Hasr, Oose/vas, Lmangan, 2009

Penanganan masalah sedimentrasi

l(arvasan rawan sedimentasi yang perlu mendapatkan penanganan


berkala adalah kawasan sempanjang muara sungai yang mengarah ke
laut. Penanganan masalah sedimentasi dilakukan melalui 2 pendekatran
yaitu pengerukan/ normalisasi pada saluran-saluran sedimentasi di
sungaLsungai pesisir, dan penghijauan di kawasan hulu untuk
mengurangi padikel sedimen.

Penanganan masalah tranah timbul

Tanah timbul terjadi akibat sedimentasi dan akresi. Tanah timbul ini
seharusnya menjadi tanah negara, namun demikian banyak tanah timbul
yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk budidaya tambak.
Bahkan tindakan ilegal jual beli tanah timbul ini terjadi, jika masalah ini
tidak segera ditangani, akan memunculkan permasalahan kepemilikan
dan pemanfaatan dikemudian hari.

v-6
Gambar 5.3. Lokasi Abrasi, Akrcsi, Pencemaran dan
Sedimentasi di Kab. Demak

Sumber :Hasil Oberuasi Lapangan, 2009

5.4. KAWASAN STRATEGIS PESISIR

Kawasan pesisir memiliki karakteristik yang khusus baik dalam perkembangan


kegiatan dan biota alamnya. Kawasan pesisir di Kabupaten Demak terdapat di
Pantai Surodadi (Kecamatan Sayung) sebagai kawasan wisata dan kawasan
Pelabuhan Pendaratan lkan (PPl) Morodemak diKecamatan Bonang :

a, Pengembangan kawasan wisata pantal Surodadi

Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang selain berfungsi


kepariwisataan (ekonomi, sosial, budaya) mempunyai fungsi: politik,
pelestarian lingkungan, pertahanan keamanan. lGwasan strategis dapat
berupa kawasan di dalam satu wilayah administrasi. Kawasan pariwisata di
wilayah Kabupaten Demak yang akan dikembangkan menjadi kawasan
strategis yaitu Kawasan Pantai Suradadi yang tedetak di Desa Surodadi
Kecamatan Sayung. Kawasan pariwisata Pantai Surodadi merupakan salah
satu kawasan pariwisata pantai di wilayah Kabupaten Demak yang cukup
berpotensi untuk berkembang. Peluang-peluang pengembangan Kawasan
Pariwisata Pantai Surodadi antara lain :

v-7
Obyek Wisata Pantai Surodadi lokasi sangat dekat dengan Kota
Semarang yang tidak memiliki objek wisata pantai yang baik, sehingga
Pantai Surodadi diharapkan akan menjadi objek tujuan wisata pantai
penduduk Kota Semarang.

Kawasan pantai Surodadi dapat berperan sebagai salah satu 'prime


move/ pembangunan pariwisata yang mampu mendorong pembangunan
wilayah disekitamya.

Kawasan yang cukup strategis dalam pencapaian dan kapasitas


pengembangan kawasan karena memiliki intekoneksi dengan Jalur
regional

Adanya beberapa potensi lokalyang mampu menarik baik secara nuansa


maupun aktifitas rekreatif produktif.

b. Kawasan PPI Morcdemak

Pegembangan kawasan PPI Morodemak dilakukan melalui :

. Pembangunan dan peningkatan sarana aktivitas nelayan

Pembangunan dan peningkatan sarana aktivitas nelayan dilakukan


melalui:

Peningkatan fasilitas pelelangan ikan, peningkatan ini dilakukan tidak


hanya pada fasilitas internal PPI tetapi juga pada fasilitas
eksternalnya, seperti : jalan dan angkutan umum menuju PPl,
manajemen pengelolaan ikan & pemasaran, pemberdayaan
nelayanl.

pengerukan alur sungai yang dijadikan jalur nelayan

pembangunan dan peningkatan sarana penambatan perahu

penyaluran kredit bantuan kapal dan sarana tangkap yang memiliki


ukuran dan daya jangkau yang lebiuh jauh .

' Pemberdayaan nelayan yang dimaksud dalam hal ini adalah upaya meningkatankan posisi
tawar nelayan dalam prosesjual beli ikan, sehingga tidak dimanfaatkan tengkulak.

v-8
PEMERINTAH KABUPA1EN DEIIAK
BADAN PERENCANAAil PEITBANGUT{AN DAERAH
( BAPPEDA}

KAB,JEPARA
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2010.2030

KAWASAN STRATEGIS KABU PATEN DETIIAK

LAUT JAWA Ke Kebu4eten Jepara


LEGENDA
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Batas Desa
Jalan Arteri
Jalan Kdekto.
- Jalan Lokal
-
Rel. Kereta Api
Ke Kebupaten Kud.ts
---- Q3fi5 p3fi2i

-' Sungai

Kaw.ran Sbal.gir Petbrtaran


Dempet
Karanganyar
-r KAB.KUDUS ff Kebonagung
I Miien
F..tiii Mranggen
n Sayung

I Kawasan Stategis Koridor Jalan futeri Ptimet

Krwrsan Statogir Rrwan Maralrh Lingkungan


Abrasi
I= I Tanah Timbul

Krwagan Stat gi3 Pcaith


I Pantai surodadi
I fPt Morodemak
Ke Kota &marang

SKAI.A PETA No. Peta

Ke Kola *mar 2024Km 5.01.


FE--
KOTA SEMARANG
INSET PETA Hal. Pela
Ke Godong/Purwodacl

+ + +
v-9

Orientasi

,A \ KAB.GROBOGAN
t---a
4{,
I-v(
--. ..-"f*-'')
SUMBER:
PETA RUPA BUMI KABUPATEN DEMAK 1 :25.000
HASIL ANALISIS TIM PENYUSUN 2OO9
'f-t

Bab-6
Arahan Pemanfaatan Ruang
Kabupaten Demak
cBaginn ini memherifotn uraian tentang arafran cemanfaatan fi3tang yng terfiiri
arafran perwuju[an struftlur ntan{ fan pok nung 6akm ientu{perwtju[an
naing-na-ring program jary oQgo [irmcanafotn

Salah satu fungsi rencana tata ruang wilayah adalah sebagai acuan bagi
Pemerintah Daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan program lima tahunan
dan progmm tahunan. Arahan pemanfaatan ruang berisikan indikasi program
pembangunan utama jangka menengah lima tahunan dan tahunan. Indikasi
program pembangunan merupakan penjabaran keb'rjaksanaan dan rencana
pengembangan tata ruang yang telah ditetapkan ke dalam program-program
pembangunan. Dalam bagian ini akan diidentifikasi program lima tahunan dalam
kurun waktu duapuluh tahun untuk mewujudkan RTRW Kabupaten Demak.
Program-program berikut pada dasamya masih bersifat indikatif yang diharapkan
dapat memberikan indikasi bagi penyusunan program pembangunan sektoral
serta pembangunan pada wilayah yang diprioritaskan pengembangannya; baik
dalam jangka lima tahun pertama, kedua, ketiga maupun pada lima tahun
keempat.

6.1. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG

untuk mewujudkan struktur Ruang wilayah Kabupaten Demak, maka pada


setiap pusat-pusat pelayanan kegiatan seperti pKL, ppK, dan ppL perlu
dilengkapi dengan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana yang sesuai
dengan skala pelayanannya masing-masing. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan
keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar wilayah pengembangan
wilayah. Pengembangan sistem pusat pelayanan dilakukan berdasarkan 2 (dua)
kriteria, yaitu pusat kegiatan yang dikembangkan dan pusat kegiatan yang
dikendalikan. Arahan pengembangan struktur ruang Kabupaten Demak
dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:

1. Penrujudan sistem perkotaan dilakukan melalui program:

a. Program pengembangan Pusat Kegiatan Lokal :

. Penyusunan Rencana DetailTata Ruang Kota.

. Penyusunan Per:aturan Zonasi.

. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

o Penyusunan Panduan Rancang Kota.

. Pengendalian kegiatan komersial/ perdagangan, mencakup


pertokoan, pusat belanja, dan sejenisnya.

b. Program pengembangan Pusat pelayanan Kawasan:

. Penyusunan Rencana DetailTata Ruang Kota.

. Penyusunan Peraturan Zonasi.

. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

o Pengendalian kegiatan komersial/ perdagangan, mencakup


pertokoan, pusat belanja, dan sejenisnya.

c. Program pengembangan Pusat Kegiatan Lingkungan:

r Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota.

o Pengendalian kegiatan komersiall perdagangan, mencakup


pertokoan, pusat belanja, dan sejenisnya.

2. Penrujudan sistem pedesaan dilakukan melalui program:

a. Penyusunan KTP2D
b. Pengembangan pusat pelayanan perdasaan

vt-2
Penrujudan sistem transportasi dilakukan melalui program:

a. Program pengembangan sistem jaringan jalan

. Peningkatan Ruas Jalan arteri; jalur Kota Semarang - Sayung _


Karangtengah - Demak - Gajah - Karanganyar- Kudus.

. Peningkatan Jalan kolektor yang menghubungkan ruas jalan


menghubungkan:

- Jalur Semarang - Mranggen - Karangawen - Gubug


Kebonagung - menuju Purwodadi.
- Jalur Demak - Wonosalam - Dempet - menuju purwodadi.
- Jalur Trengguli/ Gajah - Mijen - Welahan Jepara.

. Peningkatan Jalan lokal, meliputi:

- Jalur Demak - Bonang / Wedung.

- Jalur Onggorawe - Waru - Mranggen.

- Jalur Mranggen - Kangkung - Kebonbatur - Banyumeneng/


Girikusumo.

- Jalur Kangkung - Sumberejo - MarEohayu - V./onosekar.


- Jalur Karangawen - Jragung.

- Jalur Karangtengah - Guntur - Karangawen.


- Jalur Pamongan - Bulusari- Bandardowo (Semarang).

- Jalur Onggorawe - Suradadi.

- Jalur Karangtengah - Tambakbulusan.

- Jalur Jalan Desa sriwulan - Bedono - Timbursruko - surodadi -


Tambakbulusan - Morodemak - purworejo.
- Jalur Jalan desa Berahan Wetan - Babalan - Kedungmutih _
Kedungkarang - Tedunan.

- Jalur Wedung - Bungo -Jetak - Mijen.


- Jalur Karanganyar - Kedungwaru kidul - Gempolsongo - Mijen

- Jalur Bungo - Mutih Kulon.

vt-3
- Jalur Karangnyar- Sambung - Sidomulyo - Merak.
- Jalur Gajah - Dempet.
- Jalur Dempet- Balerejo.

- Jalur Dempet - Kebonagung.


- Jalur Karangtengah - Pasar Wonosalam - Doreng - Meganten.
- Jalur Demak - PasarWonosalam.
- Jalur Mranggen - Batursari- pucanggading/ TVRI - Kebonbatur.

b. Pengembangan angkutan umum meliputi:

. Studi kelayakan sistem angkutan.

. Penyediaan pemberhentian untuk angkutan umum bus maupun non-


bus yang memadai.

. Penataan ulang dan pengembangan fungsi terminal serta fungsi


pelayanan terminal.

c. Pengembangan sarana transportasi:

. Relokasi rerminal ripe A Bintoro ke jalur jalan lingkar sebelah


selatan Kota Demak.

. Peningkatan terminal tipe C di Kota Mranggen dan Kota


Pucanggading;

. Rencana pembangunan terminaltipe C di Kecamatan Guntur.

o Pembangunan terminal asal - tujuan (origin-destination/ oD) di


masing-masing lbukota Kecamatan Gajah, Dempet, Sayung, Bonang,
Karangtengah, Karangawen, Guntur, Wonosalam, Mijen,
Karanganyar, Kebonagung.

o Rencana pembangunan sub terminal


di masing-masing ibukota di
Kecamatan Gajah, Dempet, Sayung, Bonang, Karangtengah,
Karangawen, Guntur, Wonosalam, Mijen, Karanganyar, Kebonagung.

vt-4
4. Penrvujudan sistem jaringan energi dilakukan melalui program:

a. Mengupayakan peningkatan kualitas pelayanan jaringan listrik di setiap


Kecamatan.

b. Pengembangan sumber-sumber listrik di ruar pLN di Kecamatan


Wedung.

c. Pembangunan prasarana listrik yang bersumber dari energi altematif.

5. Penvujudan sistem jaringan telekomunikasi dilakukan melalui program:

a. Mengupayakan peningkatan kualitas pelayanan telepon di setiap


Kecamatan.

b. Pembangunan instalasi baru dan pengoperasian instalasi penyaluran.

c. Peningkatan sistem hubungan telepon otomatis, termasuk telepon


umum.

d. Penggunaan menara bersama bagi tower BTS provider-provider telepon


selluler.

6. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air dilakukan melalui


program:

a. Program pelestarian sumberdaya air meliputi:

. Pelestarian sumber mata air dan konservasidaerah resapan air.

. Pengawasan dan Penertiban sumber air yang berasal dari sumber air
tanah dalam, terutama yang digunakan oleh industri.

b. Program peningkatan pelayanan air bersih meliputi:

. Mengembangkan kemitraan dengan pihak swasta dan atau


masyarakat dalam memperluas wilayah pelayanan dan peningkatan
kualitas pelayanan air bersih.

. Memperbaiki jaringan pipa air bersih yang ada secara bertahap dan
meningkatkan manajemen operasi dan pemeliharaan pelayanan air
bersih.

vt-5
7. Penrujudan sistem prasarana lingkungan dilakukan melalui program:

a. Penyediaan tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan non-


organik di kawasan perkotaan.

b. Studi kelayakan manajemen pengelolaan sampah terpadu.

c. Usaha reduksi melalui pengomposan, daur ulang dan pemilahan antara


sampah organik dan non-organik dapat bekerjasama dengan swasta.

6.2. PERWUJUDAN POLA RUANG KABUPATEN

Penruujudan pola ruang di


Kabupaten Demak dilakukan melalui perumusan
progmm-progmm penanganan kawasan lindung dan budidaya. program ini
meliputi:

1. Perwujudan kawasan lindung dilakukan melalui program:

a. Pengukuhan Kawasan Lindung, melalui kegiatan:

. Penunjukan Kawasan Lindung baik yang merupakan hutan (hutan


kota) maupun non hutan.

o Penataan batas Kawasan Lindung.

. Pemetaan Kawasan Lindung.

r Penetapan Kawasan Lindung.

. Penguasaan Kawasan Lindung.

b. Rehabilitasi dan konservasi lahan di kawasan lindung guna


mengembalikan dan meningkatkan fungsi lindung, melalui kegiatan
penghijauan di seluruh kawasan lindung.

c. Pengamanan dan pengendalian lahan di Kawasan Lindung melalui


kegiatan pengawasan, pengamanan dan pengaturan pemanfaatan serta
penguasaan sumberdaya di seluruh Kawasan Lindung.

d. Pengembangan pola insentif dan disinsentif pengelolaan lahan di


Kawasan Lindung.

2. Penrujudan kawasan budidaya dilakukan melalui program:

a. Penruujudan kawasan hutan produksi dilakukan melalui program:

vt-6
. Penetapan kawasan dan strategi penanganan kawasan hutan
produksi berdasarkan kesesuaian tanahnya.

. PenghUauan tanaman tahunan pada lahan yang berkelerengan 25-


40% yang dikuasai masyarakat;

b. Perwujudan kawasan hutan pertanian dilakukan melalui progmm:

. Mempertahankan lahan sawah yang beririgasi teknis untuk


mendukung prcgram ketahanan pangan nasional;

. Pengaturan debit air irigasi sehingga tidak terjadi kelebihan dan


kekurangan air;

. Pemeliharaan sumber air untuk menjaga kelangsungan irigasi;

Perwujudan kawasan pertambangan dilakukan melalui program:

. ldentifikasi potensitambang di Kabupaten Demak.

. Penetapan kawasan pertambangan yang dapat dieksplorasi.

. Pemulihan kesuburan tanah dan reklamasi permukaan tanah


(dilakukan bersama antara pemerintah dan penambang).

d. Perwujudan daerah lndustridilakukan melalui program :

. Pengembangan sistem insentif kegiatan industri.

o ldentifikasi dampak lingkungan kegiatan industri;

. Pengembangan kawasan industri;

. Peningkatan kualitas SDM lokal untuk mendukung penyediaan


tenaga kerja.

e. Perwujudan kawasan permukiman pedesaan dilakukan melalui program:

o Pengembangan kawasan permukiman perdesaan yang terpadu


dengan tempat usaha pertanian.

o Mengembangkan struktur ruang perdesaan melalui:

F Pembentukan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP).

D Pembentukan pusatdesa.

. Penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang mampu


mendorong perkembangan kawasan perdesaan.

vt-7
f. Perwujudan kawasan pennukiman perkotaan dilakukan melalui
program:

. Penyediaaan sarana dan prasarana permukiman perkotaan yang


nyaman;

. Mengembangkan fasilitas ruang publik dan ruang terbuka hijau kota;

. Penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang mampu


mendorong perkembangan kawasan perkotaan.

vt-8
Tabel 6.1. Indikasi Program
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak Tahun 2010-2029

PROGRAM UTAMA

a. Perwuiudan sistem perkotaan dilakukan melalui prosram :

L Program pengembangan Pusat Kegiatan Lokal: Kota Demak Bappeda


- Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Mranggen Dis, Kimorasda
Perkotaan, Kota Wedung
- Penyusunan Peraturan Zonasi,
- Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan,
- Penyusunan Panduan Rancang Kawasan Perkotaan,
- Pengendalian kegiatan komersial/ perdagangan,

2. Program pengembangan PusatPelayanan Kawasan :


- IKK Gajah Bappeda
- Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
- IKK Dempet Dis, Kimprasda
Perkotaan,
- IKK Guntur

- - IKK Sayung
Penyusunan Peraturan Zonasi. - IKK Karangtengah
- Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, - IKK Bonang
- Pengendalian kegiatan komersial/perdagangan, - IKK Dempet
mencakup pertokoan, pusat belanja, dan sejenisnya. - IKK Gajah
- IKK Karanganyar
- IKK Mijen

3, Program pengembangan Pusat Kegiatan Lingkungan - Gemulak (Onggorawe)


-
:

- Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan


-
Buko
Bungo
Perkotaan,
- Pengendalian kegiatan komersial/perdagangan,

b. Pemujudan sisfemperdesaan dilakukan melalui program:


1, Penyusunan KTP2D

1. Pemeliharaan Ruas Jalan arteri; jalur Kota Semarang -


Sayung - Karangtengah - Demak - Gajah - Karanganyar
- Kudus
2. Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan kolektor yang
menghubungkan :

- Jalur Semarang-Mranggen - Karangawen - Gubug -


Kebonagung - menuju Purwodadi
Jalur Demak - Wonosalam - Dempet -

vt-9
WAKTU PELAKSANAAN
PRAKIRAAN
PJM I PJM 2 PJM 3 PJM 4
BIAYA
SUMBER
NO. PROGRAM UTAMA LOKASI
6tl Gi ! $l rF t!
!!! f 3 F
.s s!F! cn| 6{
n
n fi.\l !
.\l (Juta Rupiah)
DANA IIIISTANSI
ct
a\t GI Fl C
(\ cGl talE
(ll
3! G c
fl l\l
c
a\ 6l (\
PEI.AKSAT{A
CT
$ f,.t C\i

Purwodadi
Jalur Trenqouli / Gaiah - Miien - Welahan Jeoara
3. Peningkatan Jalan lokal, meliputi : 50.000 APBN Dis. Kimprasda
- Jalur Demak - Bonang / Wedung APBD Provinsi
- Jalur Onggorawe - Waru - Mranggen APBD
- Jalur Mranggen - Kangkung Kebonbatur
Banyumeneng / Girikusumo
- Jalur Kangkung Sumberejo Margohayu
Wonosekar
- Jalur Karangawen - Jragung
- Jalur Karangtengah - Guntur - Karangawen
- Jalur Pamongan - Bulusari- Bandardowo (Semarang)
- Jalur Onggorawe - Suradadi
- Jalur Karangtengah - Tambakbulusan
- Jalur Jalan Desa Sriwulan - Bedono- Timbulsluko -
Surodadi - Tambakbulusan - Morodemak - Purworejo
- Jalur Jalan desa Berahan Wetan - Babalan -
Kedungmutih - Kedungkarang - Tedunan
- Jalur Wedung - Bungo -Jetak - Mijen
- Jalur Karanganyar - Kedungwaru kidul
Gempolsongo - Mijen
- Jalur Bungo - Mutih Kulon
- Jalur Karangnyar - Sambung - Sidomulyo - Merak
- Jalur Gajah - Dempet
- Jalur Dempet - Balerejo
- Jalur Dempet- Kebonagung
- Jalur Karangtengah - Pasar Wonosalam - Doreng -
Meganten
- Jalur Demak - Pasar Wonosalam
- Jalur Mranggen - Batursari - Pucanggading / W Rl -
Kebonbatur
b. Pengembanqan angkutan umum
1. Studikelavakan sistem anokutan 300 APBD Dinas Perhubunoan
2. Penyediaan pemberhentian untuk angkutan umum bus 10,000 APBD Dinas Perhubungan
maupun non-bus yang memadai
3. Penataan ulang dan pengembangan fungsi terminal serta 1000 APBD Dinas Perhubungan
funosi pelayanan terminal,
c. Penqembanqan sarana transportasi:
1. Pembangunan TerminalTipe B Kota Demak 20.000 APBN Dinas Perhubungan
APBD Provinsi
APBD
2. Peninokatan terminaltioe C: Kota Weduno 20.000 APBN Dinas Perhubunoan

vt-10
WAKTU PEI.AKSANMN
PRAKIRAAN
PJM 1 PJM 2 PJM 3 PJM 4 SUMBER
ltlO. PROGMM UTAMA LOKASI BIAYA
C\alci ! !$ {F Fa
lFiI cl
at(! c
oi
.r{ cll
.\l 6\I .\I
rl
(\ DANA INSTANSI
(\ ct crl c G .D f!!!
t G
GI C\u(\ 6l $q fr n| HH cR c
6r 3\I (\i C\r
tJuta Rupiahl PETAKSANA

Kota Mranggen APBD Provinsi


APBD
3, Pembangunan terminal asal tujuan (origin- lbukota Kecamatan Gajah, 48,000 APBD Dinas Perhubungan
destination/OD) di Dempet, Sayung, Bonang,
Karangtengah, Karangawen,
Guntur, Wonosalam, Mijen,
Karanganyar, Kebonagung

2.2 Jaringan utilitas


I
a. Telekomunikasi
- Peninokatan Kualitas Pelavanan Telekomunikasi Seluruh Kabupaten 20.000 Swasta PT. Telkom, Swasta
- Pengembanoan Jarinoan Telekomunikasi Seluruh Kabupaten 20.000 Swasta PT. Telkom, Swasta
- Pengembangan telepon umum dan warung telekomunikasi di Seluruh Kabupaten 8,000 Swasta PT, Telkom, Swasta
lokasi strateqis
b. Listrik
- Mengupayakan peningkatan kualitas pelayanan jaringan Seluruh Kabupaten 20.000 Swasta PT, PLN, Swasta
listrik di setiap Kecamatan.
- Pengembangan sumber-sumber listrik di luar PLN di Seluruh Kabupaten 2.000 Swasta PT. PLN, Swasta
Kecamatan Wedung
- Pembangunan prasafana listrik yang bersumber darienergi Seluruh Kabupaten 20.000 Swasta PT. PLN, Swasta
alternatif,
d. Air Bersih
- Menurunkan tingkat kebocoran produksi dan distribusi air Seluruh Kabupaten
I 5.000 Swasta PDAM
bersih,
- Pelestarian sumber dava air permukaan dan air tanah
- Membangun prasarana air bersih Kran Umum (KU)dan Hidran
Seluruh Kabuoaten
Seluruh Kabupaten
I 2.000
20.000
Swasta
Swasta
PDAM
PDAM
Umum (HU) untuk masyarakat yang sulit dijangkau
Kota Demak 20.000 Swasta PDAM
Kota wedung
Kota Mranggen
- Pembangunan Reservoar
IKK Gajah
IKK Bonang
IKK Miien
e, Air Huian dan Drainase
- Proqram normalisasi saluran drainase dan aliran sunoai oada Seluruh Kabupaten
IT 20,000 APBD Dis, Kimprasda
- Program pelebaran saluran drainase dan gorong-gorong, Seluruh Kabupaten 20,000 APBD Dis. Kimprasda
oembersihan samoah dan oenoerukan sedimen
- Program pembuatan waduk/embung penampungan (defenfon Seluruh Kabupaten 10.000 APBD Dis. Kimprasda
pond) di daerah hulu (up strean) dan di daerah middle steam Dis, Hutbun
(tenqah),

f. Air Limbah

vt -11
WAKTU PELAKSANAAN
PRAKIRAAN
PJM 1 PJM 2 P ,M 3 PJM 4 SUMBER
N0. PROGRAM UTAMA LOKASI BIAYA
ci rrl rfj (c F
F s c ol 3\II (\tl .\at (\
) (\tl -j -lr (Juta Rupiah)
DANA INSTANSI
.\ o lil s E ol
cc\ G ".1 ot c
ctl ol
(ra t\ C\ Grl 6rl Grl Grl C\
PETAKSANA

- Sosialisasi sistem penanganan limbang kakusltinja dengan Seluruh Kawasan IKK 500 APBD Dis, Kimprasda
menqounakan tanoki seltic tank komunal, (Prooram Sanimas) Kapedalda
Seluruh Kawasan IKK 4,000 APBD Dis, Kimprasda
- Pembangunan IPLT,
Kaoedalda
- Pembangunan instalasi pengolahan air limbah industri secara Seluruh Kawasan IKK 7.000 APBD Dis, Kimprasda
induvidual, Kapedalda
- Penyusunan Rencana Untuk Sistem Drainase Seluruh Kawasan IKK 1.000 APBD Dis, Kimprasda
Seluruh Kawasan IKK 1.000 APBD Dis, Kimprasda
- Penyusunan DED sistem penyaluran air limbah,
Kapedalda
- Penvusunan rencana Induk Sistem Drainase Seluruh Kawasan IKK 1,000 APBD Dis, Kimprasda
o, Sistem Persampahan
- Pemanfaatan teknologi tepat guna dalam pengolahan sampah Seluruh Kabupaten 2.000 APBD Dis, Kimprasda
oroanik skala kecil/compostins (linqkunoan RT atau RW) Kapedalda
- Penyiapan peralatan dengan pembangunan fasilitas pendukung Seluruh Kabupaten 5,000 APBD Dis. Kimprasda
untuk sistem persampahan Kapedalda
- Pengadaan TPS/Container/bak sampah komunal untuk masing- Seluruh Kawasan Perindustrian 5,000 APBD Dis. Kimprasda
masins kelurahan dan termasuk TPS khusus industri Kapedalda
- Penertiban pemisahan sampah Non 83 dengan sampah 83 dari Seluruh Kabupaten 2.000 APBD Dis, Kimprasda
industri, bangunan komersil, rumah sakit, hotel dan bangunan Kapedalda
penohasil sampah lainnva
B PERWUJUDAN POLA RUANG
Perwuiudan Kawasan Lindunq
Seluruh Kabupaten 400 APBD Dis Hutbun
- Penetapan Kawasan Lindung
Bappeda
Seluruh Kabupaten 400 APBD Dis Hutbun
- Penataan batas Kawasan Lindung
Bappeda
Seluruh Kabupaten 400 APBD Dis Hutbun
- Pemetaan Kawasan Lindung
Bappeda
Seluruh Kabupaten 10,000 APBD Dis Hutbun
- Penguasaan Kawasan Lindung
Bappeda
Seluruh Kabupaten 8,000 APBD Dis Huhun
- Rehabilitasi dan konservasi lahan di Kawasan Lindung,
Bappeda
Seluruh Kabupaten 5000 APBD Dis Hutbun
- Pengamanan dan pengendalian lahan di Kawasan Lindung,
Bappeda
- Pembanqunan Taman Skala Kecamatan Seluruh Kabuoaten 8.000 APBD Dis Kimorasda
tl Perwuiudan Kawasan Budidaya
a. Penruiudan kawasan hutan oroduksi
Kecamatan Mranggen 500 APBD Dis Hutbun
1. Penetapan hutan lindung diluar kawasan hutan
Kecamatan Karanoawen
2. Pemberian bantuan bibit tanaman tahunan pada lahan Kecamatan Mranggen 3000 APBD Dis Hutbun
yang berkelerengan 2*40o/o yang dikuasai masyarakat; Kecamatan Karanqawen
b. Perwuiudan kawasan oertanian

vl -12
L mempertahankan lahan sawah yang beririgasi teknis

2. pengaturan debit air irigasi sehingga tidak terjadi

pemeliharaan sumber air untuk menjaga kelangsungan

1. ldentifikasi ootensi tambano di Kabuoaten Demak


2. Penetapan kawasan pertambangan yang dapat

3. Pemulihan kesuburan tanah dan reklamasi permukaan


tanah (dilakukan bersama antara pemerintah dan

2. ldentifikasi dampak lingkungan kegiatan industri;

4. Peningkatan kualitas SDM lokal untuk mendukung

1. Pengembangkan kawasan permukiman perdesaan yang


terpadu dengan tempat usaha pertanian,

2. Mengembangkan struktur ruang perdesaan melalui :

3. Penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang


mampu mendorong perkembangan kawasan perdesaan.

1. Penyediaaan Sarana dan prasarana permukiman


perkotaan yang nyaman;

2. Mengembangkan fasilitas ruang publik dan ruang


terbuka hijau kota;
3. Penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang
mampu mendorong perkembangan kawasan perkotaan,

Sumber : Rencana Tim Penyusun, 20O9

vt -13
Bab-7
Arahan Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dan Rencana Peraturan Zonasi
Wifayah Kabupaten Demak
$agian ini mmrfieriftgn uraian tentong flrafian aengmf,afran Qemanfaatan
Qgang yttg terftri atas Qengen[afrnn Qemanfaatan Qyang, (Peraturan
Zonasi Arafran Qerizhwn, Arafran Ircentf {Dbfuentrt Arafran Sanftgi
A [ninis tratf [an Qe ng aw as an (Petutaan Wang. S e kin itu jug a nunj e fas fom
tentang Qgncatw Zonasi Qetwtaan Aa&ng Witayfi 1(p6upatzn Aemafrlang
metiputi I(gtentuan 'Unun dan Aturan Qenggunatn Lafran

Rencana Tata Ruang \Mlayah Kabupaten Demak disusun untuk dimensi


waktu perencanaan 20 tahun. Pada dasarnya RTRW merupakan rencana
pengembangan wilayah melalui pendekatan tata ruang. Produknya adalah
arahan pembangunan yang mempunyai implikasi penataan ruang pada
tingkat kabupaten. Dalam kaitan ini maka selain aspek penyusunannya
sendiri, maka aspek pelaksanaannya juga menjadi bagian tak terpisahkan
yang perlu mendapat perhatian.

Berdasarkan penjelasan UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,


agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang dilakukan
pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan penertiban pemanfaatan
ruang. Yang dimaksud dengan pengawasan dalam ketentuan ini adalah
usaha untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang
yang ditetapkan dalam rencana tata ruang.

Penyelenggaraan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui


kegiatan pengawasan, penertiban, dan mekanisme perizinan. penertiban
adalah tindakan menertibkan yang dilakukan melalui pemeriksaan dan
penyelidikan atas semua pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan
terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

sebagai rencana tata ruang, RTRW Kabupaten Demak mempunyai fungsi


utama dalam pengaturan dan pengarahan pemanfaatan ruang bagi berbagai
kegiatan. Dalam hal ini sebagai salah satu aspek pelaksanaannya RTRW
akan terkait dengan upaya pengendalian perkembangan/ pembangunan
(devetopment controf) yang dilakukan melalui :

- Pengarahan berbagai lokasi kegiatan pembangunan fisik (sarana dan


prasarana), baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta/
masyarakat.

- Pemberian izin bagi berbagai kegiatan pembangunan atau pemanfaatan


ruang.

Pengendalian perkembangan/ pembangunan dengan dua cara di atas


dilakukan terutama sekali dalam kaitannya dengan rencana kawasan
budidaya. untuk kawasan lindung, ketentuan yang ada relatif ketat
memberikan pembatasan terhadap segala bentuk pemanfaatan ruang yang
bersifat budidaya.

Sementara itu ketentuan mengenai rencana pemanfaatan ruang yang bersifat


budidaya pada dasarnya memberikan arahan kegiatan pemanfaatan ruang
yang dapat dilakukan. Dalam hal ini prosedur (atau sistem dan mekanisme)
perizinan diperlukan untuk mengarahkan pemanfaatan ruang pada kawasan
budidaya terutama pada kawasan terbangun, yang meliputi kawasan
terbangun permukiman, kawasan terbangun bukan permukiman, serta
kawasan tertentu.

Untuk dapat menjadikan RTRW Kabupaten Demak sebagai pedoman


perizinan berbagai kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah,
swasta dan masyarakat, maka tentu saja yang pertama yang harus dipenuhi
adalah legalitas dari RTRW. Setelah menjadi suatu peraturan daerah, barulah
RTRW dapat dijadikan pedoman yang mempunyai kekuatan hukum bagi
pemberian izin lokasi kegiatan.

vil-2
Revisi Produk Renc. Tata

Pengembalian Fungsi PETERIIITAH


sesuai Renc, Tata
S'IVASTA

TASYARAIOAT

I
I
I
I
I
r
-IIIIII- ?noFs - |
PET{GENDALIAN

Gambar 7.1. Pengendalian Pemanfaatan Ruang dalam proses penataan


Ruang

7.1. KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

pemanfaatan ruang perlu dilakukan agar perkembangan Kabupaten Demak


dapat terkendalidan sesuai dengan RTRW Kabupaten Demak. Adapun salah
satu fangkah pengendalian adalah dengan adanya peraturan zonasi. Dengan
fungsi utama peraturan zonasi sebagai instrumen pengendalian
pembangunan, pedoman penyusunan rencana operasional dan sebagai
panduan teknis pengembangan/ pemanafaatan lahan, maka peraturan zonasi
terdiri atas beberapa kegiatan berikut ini:

- Pembuatan peta zonasi (rencana rinci) pemanfaatan ruang untuk masing-


masing fungsi peruntukan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
(didetailkan di dalam RDTR untuk tiap bagian wilayah Kabupaten Demak).

- Penyusunan Peta zonasi sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan


ruang, dengan menjelaskan daerah-daerah yang diberi insentif dan
disinsentif

- Penetapan peraturan tentang zonasi dengan peraturan derah kabupaten


(PERDA) yang memuat:

vil-3
a. Ketentuan umum tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang boleh
berada didalam satu zona peruntukan tertentu.

b. Ketentuan umum tentang perubahan satu kegiatan menjadi kegiatan


lainnya.

c. Ketentuan tentang prosedur perizinan untuk membangun suatu


kegiatan tertentu.

d. Ketentuan tentang prosedur perubahan perizinan dari satu kegiatan


menjadikegiatan lain.

Zonasi yang dilakukan di Kabupaten Demak merupakan pembagian kawasan


ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi atau karakteristik semula atau
diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain. Regulasi Zonasi (zoning
regulation) adalah ketentuan yang mengatur klasifikasi zoning dan
penerapannya ke dalam ruang, pengaturan lebih lanjut tentang pemanfaatan
lahan dan prosedur pemanfaatan lahan.

Regulasizonasi di Kabupaten Demak dilakukan dengan beberapa tujuan


sebagai berikut:

a. Mengatur kepadatan penduduk di seluruh Kecamatan yang ada di


Kabupaten Demak dan intensitas kegiatan, mengatur keseimbangan,
keserasian peruntukan lahan dan menentukan tindak atas suatu satuan
ruang, terutama mengingat Demak didominasi oleh wilayah dengan
peruntukan lindung.

b. Melindungi kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masyarakat.

c. Mencegah kesemrawutan, menyediakan pelayanan umum yang memadai,


meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

d. Meminimumkan dampak pembangunan yang merugikan.

e. Memudahkan pengambilan keputusan secara tidak memihak dan berhasil


guna serta mendukung partisipasi masyarakat.

Adapun Fungsi regulasi zonasi adalah:

1. Sebagai pedoman penyusunan rencana operasional.

Zoning regulation dapat menjadijembatan dalam penyusunan rencana tata


ruang yang bersifat operasional, karena memuat ketentuan-ketentuan

vil-4
tentang penjabaran renqlna yang berisifat makro ke dalam rencana yang
bersifat intermediate sampai kepada rencana yang bersifat rinci.

2. Sebagai panduan teknis pengembangan lahan.

Ketentuan-ketentuan teknis yang menjadi kandungan zoning regulation,


seperti ketentuan tentang penggunaan rinci, batasan-batasan
pengembangan persil dan ketentuan-ketentuan lainnya menjadi dasar
dalam pengembangan dan pemanfaatan lahan.

3. Sebagai instrumen pengendalian pembangunan

Zoning regulation yang lengkap akan memuat ketentuan tentang prosedur


pelaksanaan pembangunan sampai ke tata @ra pengawasannya.
Ketentuan-ketentuan yang ada karena dikemas dalam aturan penyusunan
perundang-undangan yang baku dapat dijadikan landasan dalam
penegakan hukum.

Zonasi wilayah Kabupaten Demak dikelompokan kepada beberapa kelompok

A. Zona Kawasan Lindung dengan pengendalian ketat, terdiri atas kawasan


karst, kawasan rawan bencana (kecuali kawasan rawan banjir) dan
kawasan mata air.

B. zona Kawasan Budidaya, terdiri atas kawasan hutan produksi, kawasan


pertanian, kawasan perikanan, kawasan pertambangan, kawasan industri,
kawasan pariwisata, kawasan permukiman

Dalam RTRW Kabupaten Demak, standar aturan untuk setiap zona kawasan
adalah sebagai berikut:

A. Zona Kawasan Lindung dengan pengendalian ketat

. zona yang dijaga penggunaan lahannya hanya untuk hutan lindung


tidak boleh ada kegiatan budidaya yang berkembang dizona ini.

. Merupakan zona yang medapatkan disinsentif berupa tidak


disediakannya sarana prasarana permukiman yang memadai,
pemberian pajak yang tinggi bagi kegiatan budaya yang ada
didalamnya, dan mengurus perizinan yang sulit bagi siapapun yang
melakukan kegiatan budidaya. Hal ini dilakukan agar kawasan ini tidak
berkembang menjadi daerah permukiman ataupun kegiatan budaya
lainnya.

vil-5
o Kegiatan yang diperbolehkan hanya: kegiatan yang memiliki fungsi
lindung.

o Kegiatan yang dilarang adalah seluruh kegiatan budidaya. Kegiatan


budidaya yang saat ini berada di zona kawasan lindung dengan
pengendalian ketat diupayakan untuk tidak melakukan perkembangan
dan sedapat mungkin dikeluarkan darizona ini.

o Aturan khusus untuk kawasan karst, adalah dengan diizinkannya


kegiatan budidaya berupa kegiatan obyek wisata budaya, serta flora
dan fauna khas bernilaiekologi.

B. Zona Kawasan Budidaya

o zona kawasan budidaya merupakan zona yang mendapatkan insentif


berupa keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang,
imbalan, sewa ruang, Pembangunan serta pengadaan infrastruktur,
dan kemudahan dalam mengurus prosedur perizinan dan mendapat
izin.

. Kegiatan yang diperbolehkan pada zona ini adalah semua kegiatan


yang berdifat budidaya maupun lindung. Dapat terjadi penggunaan
lahan campuran di setiap jenis zona ini, namun tidak boleh lebih
dominan dari jenis penggunaan lahan yang ditetapkan untuk setiap
kawasan.

Peraturan-peraturan zonasi tersebut harus didetailkan lebih lanjut di dalam


rencana rinci dengan materi yang terkandung dalam ketentuan zoning
mencakup:

1) Penetapan zonasi

Penetapan zona-zona dasar, selanjutnya pada setiap zona dasar


ditentukan zona-zona utama dan pada setiap zona utama ditentukan paket
penggunaan atau jenis-jenis perpetakan. Untuk menentukan seberapa
jauh perpetakan tersebut dapat dikembangkan bagi kegiatan lain, maka
perlu diinventarisasi seluruh jenis-jenis pengunaan rinci yang dikenal.
Untuk menghindari penafsiran yang keliru maka perlu dirumuskan tujuan
pengembangan setiap zona dasar, zona utama dan paket
penggunaannya.

vil-6
2) Aplikasiruang ;

setelah zona dasar, zona utama dan jenis-jenis perpetakan ditetapkan,


maka selanjutnya diatur penerapannya ke dalam ruang di Kabupaten
Demak. Penerapannya diatur menurut suatu tabel yang menjelaskan
alokasi zona-zona tersebut pada setiap jengkal lahan perkotaan yang
diberi kodifikasi untuk memudahkan penulisannya.

3) Ketentuan teknis perpetakan

Hal-hal yang diatur untuk setiap jenis perpetakan pada setiap zona,
meliputi:

. lebar dan kedalaman minimum petak.

. jarak bebas depan, samping dan belakang.

. KDB (koefisien dasar bangunan) maksimum, KLB (koefisien lantai


bangunan) maksimum, KDH (koefisien dasar hijau) minimum, KTB
(koefisien tapak basement) maksimum.

. Tinggi bangunan maksimum.

. Lebar mrnimum jalan dan sempadan bangunan.

' dan hal-hal lainnya yang diperlukan.

4) Peraturan umum, Hal-hal yang diatur meliputi:

' Penggunaan lebih lanjut untuk setiap jenis perpetakan.

' Pengaturan /ansekap meliputi jenis tanaman, kepadatan tanaman,


jarak antar tanaman dan lain sebagainya.

. Pengaturan tata informasi (billboard) meliputi lokasi pemasangannya,


penyampaian pesan, dimensi dan konstruksi dan perawatannya.

. Pengaturan on street dan off sfreef parking, batasan parkir minimum


dan maksimum.

selengkapnya mengenai ketentuan umum peraturan zonasi di wilayah


Kabupaten Demak dapat dilihat pada Tabel 7.1 berikut.

vil-7
TABEL 7.1. KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASIWILAYAH
KABUPATEN DEMAK TAHUN 2010-2029
Zona Berdasarkan Pola Ruang Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Deskripsi Keterangan
Illilavah lGbunatsn Demak Kelentuan Umum Kegiatan
A GurasanTinaunq
1, Kawasan Linduno vano memberikan perlindungan kawasan bawahannya
Kawasan Lindung Diluar Kawasan Hutan Hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai > Kegiatan budidaya yang diperkenankan di hutan lindung adalah
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk kegiatan yang tidak mengolah permukaan tanah secara intensif;
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, > Kegiatan budidaya hutan lindung yang berada dalam kawasan hutan
mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan adalah kegiatan hutan produksi terbatas;
tanah, > Apabila terdapat hutan produksi yang masuk kriteria kawasan hutan
lindung, agar ditingkatkan upaya konservasinya menjadi hutan
produksi terbatas;
> Kegiatan yang ada di hutan lindung yang tidak menjamin fungsi
linduno, secara bertahap dikembalikan pada funqsi utama kawasan
. Kawasan Resaoan Air Kawasan yang mempunyai kemampuan untuk menyerap > Kegiatan atau hal-hal yang bersifat menghalangi masuknya air hujan
hujan sebagai sumber utama pembentukan air tanah ke dalam tanah pada kawasan resapan air diminimalkan, bahkan
ditiadakan;
> Wilayah-wilayah yang ditengarai mengandung potensi resapan air,
dapat dialokasikan sebagai kebun campuran berbagai tanaman
tahunan, hutan produksi terbatas, ataupun hutan lindung;
> Kegiatan budidaya yang diperbolehkan adalah kegiatan yang tidak
mengurangi fungsi lindung kawasan;
> Dilarang melakukan kegiatan budidaya yang bersifat menutup
kemungkinan adanya infiltrasi air ke dalam tanah; dan
> Kegiatan yang diperbolehkan dilaksanakan di kawasan resapan air
adalah pertanian tanaman semusim atau tahunan yang disertai
tindakan konservasi dan agrowisata.
2. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan Sempadan Sungai Kawasan sepanjang kiri dan kanan sungai, termasuk > Dilarang mendirikan bangunan pada kawasan sempadan sungai.
sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang > Dilarang melakukan kegiatan yang secara sengaja dan jelas
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan menghambat arah dan intensitas aliran air sama sekali tidak
fungsi sungai. diperbolehkan.
> Diperbolehkan bagi kegiatan pertanian dengan jenis tanaman yang
diijinkankan pada kawasan sempadan sungai;
> Diperbolehkan bagi kegiatan yang tidak memanfaatkan lahan secara
luas;
> Diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat memperkuat fungs'
perlindungan kawasan sempadan sungai dan tidak mengubah fungst
keoiatannva di masa mendatang,

' Kawasan Sempadan Pantai Kawasan tertentu sepanjang pantai, yang bermanfaat > Kegiatan yang diperbolehkan dilakukan di sepanjang garis pantat Kawasan Sempadan Pantai di Kabupaten
penting untuk menjaga kelestarian fungsi pantai dari adalah kegiatan yang mampu melindungi atau memperkuat Demak terdapat di sepanjang pantai di
berbagai kegiatan yang dapat mengancam perlindungan kawasan sempadan pantai dari abrasi dan infiltrasi air Kecamatan Sayung, Karang Tengah, Bonang,
kelestariannya. laut ke dalam tanah; dan dan Wedung
> Pada kawasan sempadan pantai, usaha-usaha yang berkaitan
dengan kelautan tetap dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu
atau menouranoi funqsi lindunq kawasan.
. Kawasan Sekitar Mata Air kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat > Kegiatan yang diutamakan adalah kegiatan perhutanan dengan jenis
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata tanaman tahunan yang produksinya tidak dilakukan dengan cara
air, Tujuan perlindungan kawasan ini adalah untuk penebangan pohon;
melindunoi mata air dari keoiatan budidava vanq dapat > Dilarano melakukan kegiatan penggalian atau kegiatan lain yang

vil -8
Zona Berdasarkan Pola Ruang Ketentuan Umum Peiituran Zonasi
Deskipsi KetCntuan Umum Kegiatan Keterangan
Wilayah lGbupaten Demak
merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitarnya, sifatnya mengubah bentuk kawasan sekitar mata air dan/atau dapat
mengakibatkan tertutupnya sumber mata air:
> Diperbolehkan melakukan kegiatan persawahan, perikanan, atau
kegiatan pertanian dengan jenis tanaman tertentu yang
diperbolehkan;
> Diperbolehkan melakukan kegiatan yang secara langsung tidak
terkait dengan pemanfaatan sumber mata air; dan
> Kegiatan yang sudah ada dan dapat mengganggu fungsi kawasan
sekitar mata air, dipindahkan dengan penggantian yang layak sesuai
denoan peraturan perundanq-undangan yang berlaku,
Area memanjang{alur dan/atau mengelompok, yang Tidak diijinkan atau membiarkan adanya daerah gundul atau terbuka Berdasarkan bentul(nya Kawasan terDuKa n|Jau
Kawasan Terbuka Hijau termasuk di Dalamnya
Hutan Kota penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh serta menutup areal yang gundul dengan pepohonan atau rumput- di Kabupaten Demak direncanakan akan
tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang rumputan/ semak belukar terbagi kedalam bentuk-bentuk berikut ini:
sengaja ditanam, dan termasuk didalamnya adalah hutan Dilarang melakukan penebangan pohon di kawasan ini tanpa seijin - Bentuk Jalur, yaitu ruang terbuka hijau yang
kota. instansi atau pejabat yang berwenang, serta memberikan sangsi dibangun memanjang antara lain berupa
yang cukup berat bagi para pelanggarnya jalur peneduh jalan raya, jalur hijau di
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik lndonesia
Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota, hutan kota Melakukan penguatan dengan menggunakan tanaman keras sempadan sungai, sempadan pantai dengan
diselenggarakan dengan tujuan untuk kelestarian, terhadap tebing-tebing yang lebih tinggi dari 3 meter dengan memperhatikan zona pengaman
keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang kemiringan lebih besar dari20o/o fasilitaslinstalasi yang sudah ada, antara
meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya, kemudian Di daerah ini dikembangkan jenis tanaman semusim dan dilakukan lain ruang bebas SUTT
hutan kota juga berfungsi untuk memperbaiki dan pengawasan yang cukup ketat agar tidak terjadi penebangan pohon - Mengelompok, yaitu merupakan ruang
menjaga iklim mikro, nilai estetika dan meresapkan air, secara liar atau pengembangan kegiatan budidaya terbuka h'rjau yang dibangun dalam satu
serta menciptakan keseimbangan dan keserasian Kegiatan perkotaan yang dapat diijinkan di kawasan ruang hijau kota kesatuan lahan yang kompak,
lingkungan fisik kota, serta mendukung pelestarian ini hanya berupa kegiatan rekreasi dan olahraga alam. - Menyebar, yaitu merupakan ruang terbuka
keanekaragaman hayati, hijau yang dibangun dalam kelompok-
kelompok yang dapat berbentuk jalur dan
atau kelompok yang terpisah dan
merupakan satu kesatuan pengelolaan.

3, Kawasan Suaka Alam


Kawasan Suaka Alam Laut Daerah berupa perairan laut, darat, pesisir, muara sungai, > Memiliki gugus atol, kepulauan, perairan khusus, atau yang Kawasan suaka dam laut di Kabupaten
gugusan karang dan atolyang memilikiciri khas berupa berbatasan dengan daratan, Demak berupa muara sungai yang terletak di
keragaman dan atau keunikan ekosistem. > Perlu dibina dan dipertahankan keanekaragaman jenis fumbuhan Kecamatan Sayung, Karang Tengah, Bonang,
dan satwa, tipe ekosistem, gejala keunikan alamnya bagi dan Wedung
keberadaan plasma nuftah kepentingan ilmu pengetahuan, wisata,
dan pembangunan
> dilindungi dan dilestarikan untuk kepentingan sumber genetik, ilmu
pengetahuan, dan pendidikan
Kawasan Pantai Berhutan Bakau Kawasan vegetasiyang ierieiak iii ieoi pantai dan atau > Dilarang melakukan kegiatan yang tidak menunjang perlindungan Pengembangan Kawasan Pantai Berhutan
ungai d imu ara sun g ai yang -r=f.:ngsi sebag ai k awasan terhadap flora dan fauna; Bakau di Kabupaten Demak terletak di
perlindungan pantai, merupakm nabitat fauna tertentu > Kegiatan yang sudah ada, yang tidak menunjang perlindungan sepanjang pesisir pantaiyaitu di Kecamatan
dan juga berfungsi ekologis. terhadap flora dan fauna, dipindahkan secara bertahap dengan Kecamatan Sayung, Karang Tengah, Bonang,
penggantian yang layak sesuai dengan peraturan perundang- dan Wedung
undangan yang berlaku; dan
> Penanaman kembali tanaman bakau pada kawasan yang rawan
terhadao bahava rob dan abrasi pantai,
4. Kawasan Rawan Bencana
. Kawasan Rawan Bencana Banjir Tempat-tempat yang sscara rutin setiap musim hujan Kawasan rawan banjir permanen tidak diijinkan untuk permukiman, Daerah yang rawan terhadap bencana Danjlr
mengalami gen angan tebiirdarinamiam pada saat Untuk kawasan yang sudah terbangun, hendaknya diadakan terdapat di Kecamatan Mranggen, Guntur,
hujan turun dalam keadaanmusim hujan nomal. penyuluhan akan bahaya yang mungkin terjadi di waktu yang akan Sayung, Karangtengah, Bonang, Demak,
datang dan secara bertahap dan terencana permukiman Wonosalam dan Karanqanyar

vil -9
> Drlarang melakukan kegiatan yang berdanrpak dapat mernpengaruht
kelancaran tata drainase; dan
> Mengutamakan pembangunan fisik berupa pengembangan saluran
dratnase,
;Fengamanan terhadap tegakan bangunan sebidang tower tegangan
5, Penoelolaan Kawasan Saluran Udara Tegangan
ting$ dan kiri kanan bidang sejajar maksimal 10 meter - 50 meter,
yaitu sebagai zona Penghalang,
, irenerapan sempadan tersebut hanya bisa diterapkan pada lahan
yang masih relatif kosong, sedangkan untuk lahan yang sudah
padat perlu sosialisasi dan kearifan daerah diddam penanganannya
t Penggunaan lahan sempadan SUTT adalah tanaman jenis
di
rumput-rumputan yang juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau'
Antara jaringan SUTT dengan permukiman dibatasi oleh zona
penghalang, yaitu berupa pepohonan akar keras dan jalan inspeksi'
> Penetapan jarak bebas minimum antara penghantar SUTT dengan
tanah dan benda lain, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

1. Kawasan Peruntukan Pertanian


ffiasah (sawah) diarahkan untuk budidaya Lokasi pengembangan pertanian lahan basah
. Pertanian Lahan Basah fawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi
(sawah) berupa sentra-sentra pengembangan
kegiatan pertanian lahan basah karena didukung oleh tanaman pangan;
> Mempertahankan lahan basah (sawah) yang beririgasi teknis untuk tanaman padi yang meliputi seluruh
kondisi topografi tanah yang sesuai dengan tujuan untuk
mendukung program ketahanan pangan nasional; kecamatan di KabuPaten Demak.
memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk lahan
basah dalam menghasilkan produksi pangan, dengan > Pengaturan debit air irigasi sehingga tidak terjadi kelebihan dan
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan kekurangan air;
> Pemeliharaan sumber air untuk menjaga kelangsungan irigasi; dan
> Pada lereng dengan kemiringan lebih dari 8 % (delapan persen),
nerltt memnerhatikan oenoelolaan teknis budidava padi sawah'
;-FengoEMn Ehtn dengan menggunakan teknologi yang sesuai; LoXasi pengembangan pertanian lahan kering
. Kawasan Pertanian Lahan Kering Kawasan yang berfungsi untuk kegiatan pertanian lahan
berupa sentra-sentra pengembangan tanaman
kering karena didukung oleh kondisi dan topografi tanah > Mempertahankan tanaman yang telah ada dan memiliki daya saing
yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan
yang memadai dengan tujuan pengelolaan untuk tinggi;
> Penambahan sarana dan prasarana pendukung serta pengolahan Kecamatan Wedung, Kecamatan, Bonang,
memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk kegiatan
hasil-hasil pertanian; dan Sayung, Karangtengah, Guntur, Mranggen
pertanian lahan kering dalam meningkatkan produksi
pangan, dengan tetap memperhatikan kelestarian > Konversi lahan dapat dilakukan dengan tetap menjaga fungsi utama, dan Demak,
dan kesesuaian dengan aktifitas sekitar'
;-MemperGFanktn dan mengembangkan jenis tanaman tahunan yang Lokasi pengembangan tanaman perkebunan
. Kawasan Pertanian Tanaman Tahunan Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman
berada di Kecamatan Karanganyar, Guntur,
tahunan/perkebunan yang menghasilkan bahan baku sudah ada serta mengintroduksi jenis tanaman yang mempunyai
nilai ekonomi dan prospek pasar yang batk' Mijen, Mranggen dan Karangawen
untuk industri
> Perlu dilakukan pola tanam dan pola tata tanam yang baik dengan
memperhatikan asas konservasi tanah dan air kawasan budidaya

Kawasan peternakan dengan rencana


2. Kawasan Peruntukan Peternakan Kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi @ ada dan berkembang serta berada di
pengembangan lokasi sentra-sentra terletak di
kegiatan peternakan dan segala kegiatan penunjangnya luar kawasan peternakan dan tidak memenuhi persyaratan lokasi
bagi jenis ternak tertentu, secara bertahap diusahakan semua Kecamatan yang ada di Kabupaten
pemindahannya ke tempat yang memenuhi syarat. Demak
kegiatan baru yang merupakan kegiatan yang harus dipindahkan
dari kawasan peternakan di antaranya adalah: perumahan, industri

@ yang tidak sesuai dengan kegiatan ini, > Rehabilitasi kawasan tambak dan
Kawasan yang dtfungsikan untuk kegiatan perikanan dan
vano tidak seialan dengan kegiatan perikanan d!p4- telgP

vil -10
Zona Berdasarkan Pola Ruang Ketentuan Umum Perafuran Zonasi
Deskipsi
Wilayah lGbupaten Demak Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan
pengelolaan untuk memanfaatkan potensi lahan untuk diperahankan dengan syarat tidak melakukan perluasan dan agar terjaga kualitas dan kuantitas
perikanan dalam meningkatkan produksi perikanan, pengembangan produksi di Kecamatan Sayung, Karang
dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan > Pihak yang melakukan kegiatan perikanan agar melakukan Tengah, Bonang, dan Wedung;
pengamanan sedemikian rupa sehingga kegiatan yang telah ada > Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
tersebut dibatasi pengembangannya dan perluasannya agar tidak pulau kecil / lautyang meliputi : kawasan
menganggu. budidaya dipertambakan (air payau),
kawasan budidaya di laut, kawasan
konservasi yang terdiri dari suaka
perikanan dan daerah perlindungan
mangrove meliputi daerah kritis abrasi
pantai, jalur hijau pantai (green belt) dan
daerah kawasan penangkapan laut
Kawasan Peruntukan Pertambangan Kawasan dengan luas tertentu yang digunakan untuk > Untuk menjaga kelestarian lingkungan, pertambangan hanya dapat
pemusatan kegiatan pertambangan, dilakukan dikawasan yang memiliki tingkat kemiringan lereng sekitar
Ao/o-15o/o
> Tanah yang memiliki tingkat erosi tinggi, yaitu redzina dan litosol
tidak diperkenankan tjikembangkan sebagai kawasan pertambangan
> Meningkatkan produksi hasil tambang dengan tetap
mempertimbangkan kelestarian lingkungan
> Melakukan pemulihan kesuburan tanah dan reklamasi permukaan
tanah vano habis ditambano,
5. Kawasan Peruntukan lndustri Kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang > Pengelolaan sesuai dengan manajemen kawasan peruntukan . Kawasan peruntukan industri besar di
dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang industri dan memperhatlkan dampak lingkungan, wilayah Kabupaten Demak yaitu daerah
dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan > Melibatkan penduduk sekitar dalam proses produksi untuk bagian utara yang dilewatijalur pantura.
menghindari kesenjangan di dalam wilayah dan antar wilayah. . Kawasan peruntukan indushi rumah tangga
> Pembinaan industri kecil, rumah tangga dan industri agro dilakukan dapat dikembangkan di tiap kecamatan,
guna meningkatkan nilai produk, dengan tetap mempertimbangkan aturan-
> Pengembangan kegiatan industri baik industri ditunjang oleh aturan yang bedaku.
ketersediaan sarana dan prasarana pendukungnya, seperti
peningkatan aksessibilitas yang baik, serta suplai air, listrik dan
telekomunikasi vano rnemadai,
Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau Kegiatan wisata yang berada di kawasan lindung dapat
disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata (sesuai dipertahankan dan tetap ditingkatkan kualitas pelayanannya untuk
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990, pada Bab wisatawan/pengunjung dengan memperhatikan kelestarian
I Ketentuan Umum Pasal 1 butir 7), lingkungan dan tetap menjaga kebersihan lingkungan di sekitarnya,
Obyek wisata alam sebaiknya membatasi jumlah bangunan dan
dikonsentrasikan pada lokasi-lokasi yang sesuai
7. Kawasan Peruntukan Permukiman Kawasan di luar kawasan lindung yang diperlukan > Perlu memperhatikan tata air, budaya lokal serta kepentingan umum Kawasan permukiman cii wiiayah Kabupaten
sebagai lingkungan tempattinggal atau lingkungan hunian > Pengembangan kawasan permukiman dapat dibedakan atas Demak tersebar di seiuru:': wii:yah baik cji
yang berada di daerah perkotaan atau perdesaan, kawasan permukiman penduduk asli dan kawasan permukiman perdesaan (rural) mar-pun peikoiaan (urban)
baru.
> Pada permukiman/perumahan nelayan harus dilakukan upaya
penataan dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas lingkungan
dan kawasan. Penempatan perumahan nelayan baru hendaknya
disesuaikan dengan potensi sumber daya sekitar dan 'market' hasil
budidaya perikanan

kawasan permukiman baru antara lain: penataan bangunan,


pengaturan pengambilan air tanah, reklamasi, pengaturan batas
sempadan banqunan, Droqram penqhiiauan semoadan, dll,

vil -11
Penetapan kawasan permukiman dilakukan dengan menegaskan
kembali fungsi dan peran kawasan lindung (seperti kawasan
sempadan, hutan, dan cagar alam) serta dalam hal pengaturan
bangunan serta tata lingkungan yang dapat mendukung daya tarik
wisata.
Bangunan di kawasan permukiman memiliki batasan KDB, KLB yang
berbedabeda, tergantung dari peruntukan lahannya,
Untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang baik, maka hal-hal
yang harus diperhatikan adalah:
- Untuk bangunan di sempadan sebaiknya tidak ada
penambahan bangunan baru, arsitektur bangunan menunjukkan
ciri khas daerah (sebagai estetika kawasan), ketinggian
bangunan tidak melebihi ketinggian bangunan di daerah yang
lebih tinggi (12 lantai), sistem pembuangan domestik (cair dan
padat) diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kualitas air
- Jika permukiman yang saat ini telah berkembang di kawasan
lindung (hutan), maka kegiatan budidaya masyarakat prlu
diatur agar tidak mengganggu fungsi lindung sebagai catchment
area.
Untuk bangunan/permukiman di sepanjang jalan utama asitektur
bangunan diatur dengan rapi dan indah dengan mencirikan khas
masyarakat setempat, kepadatan bangunan dijaga untuk jangan
sampai berubah agar tidak menambah beban jalan, dikembangkan
alternatif pembangunan jalan lokal sekunder yang melayani
tidak perlu melalui ialan utama.

vil -12
7.2. ARAHAN PERIZINAN

Perizinan merupakan upaya mengatur kegiatan-kegiatan yang memiliki


peluang melanggar ketentuan perencanaan dan pembangunan, serta
menimbulkan gangguan bagi kepentingan umum. Mekanisme perizinan
merupakan mekanisme terdepan dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
selain itu, kinerja perizinan pada suatu daerah mempunyai peran yang
penting dalam menarik atau menghambat investasi. penyelenggaraan
mekanisme perizinan yang efektif akan mempermudah pengendalian
pembangunan dan penertiban pelanggaran rencana tata ruang. Bila
mekanisme perizinan tidak diselenggarakan dengan baik, maka akan
menimbulkan penyimpangan pemanfaatan ruang secara legal. penyimpangan
semacam ini akan sulit dikendalikan dan ditertibkan. Mekanisme perizinan
juga dapat dimanfaatkan sebagai perangkat insentif untuk mendorong
pembangunan yangsesuai dengan rencana tata ruang, atau perangkat
disinsentif untuk menghambat pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang.

lzin pemanfaatan ruang adalah izin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas
ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku. prinsip dasar penerapan
mekanisme perizinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagaiberikut:

1. setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan


gangguan bagi kepentingan umum, pada dasarnya dilarang kecuali
dengan izin dari Pemerintah Kabupaten.

2. Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon izin dari pemerintah


setempat yang akan memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta
standar administrasi legal.

3. setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana


tata ruang harus melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa
manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait
sebelum dapat diberikan

Pelaksanaan perizinan tersebut di atas didasarkan atas pertimbangan dan


tujuan sebagai berikut:

1. Melindungi kepentingan umum (public interest).

vlt-13
2. Menghindarieksternalitasnegatif.

3. Menjamin pembangunan sesuai dengan rencana, serta standar dan


kualitas minimum yang ditetapkan pemerintah Kabupaten.

Perizinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan terdiri dari S


jenis, yaitu:

1. Perizinan kegiatan/ lisensi (SlUP, TDP, dll).


2. Perizinan pemanfaatan ruang dan bangunan (lzin Lokasi, lzin Peruntukan
Penggunaan Tanah/ IPPT, lzin Penggunaan Bangunan/ lpB).

3. Perizinan konstruksi (lzin Mendirikan Bangunan/ IMB).

4. Perizinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak


Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana
Pengelolaan Lingkungan; lzin Gangguan/ HO).

5. Perizinan khusus (pengambilan air tanah, dll).

Setiap pemanfaatan ruang harus mendapat izin sesuai dengan rencana tata
ruang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. perubahan
pemanfaatan lahan harus melalui prosedur khusus yang berbeda dari
prosedur reguler/ normal. Dalam masa transisi tahapan rencana, izin khusus
dapat diberikan apabila dampak kegiatan yang dimohon negatif dan atau
kecil.

Permohonan perubahan pemanfaatan ruang yang disetujui harus dikenakan


disinsentif berupa:

1. Denda (development charge) sesuai jenis pelanggaran rencana tata


ruang.

2. Pengenaan biaya dampak pembangunan (development impact fee)


sesuai dengan eksternalitas yang harus diatasi dan upaya
mengembalikannya ke kualitas sebelum proyek tersebut dibangun.

Jenis perizinan yang harus dimiliki ditetapkan dengan peraturan Daerah.


Lembaga/ dinas yang menerbitkan perizinan harus sesuai dengan pemberian
kerja dan kompetensinya, dan tidak boleh tumpang tindih. Ketentuan
lembaga/ dinas pemberi izin adalah sebagai berikut:

vil-14
1. Perizinan kegiatan menjadi kewenangan dinas sektoral yang sesuai
dengan kegiatan yang dimohon.

2. Perizinan pemanfaatan ruang dan bangunan menjadi kewenangan dinas


yang menangani perenclnaan, perancangan, penataan, dan lingkungan
Kabupaten.

3. Perizinan konstruksi menjadi kewenangan dinas yang menangani


bangunan.

4. Perizinan lingkungan menjadi kewenangan dinas/ badan yang menangani


lingkungan hidup.

5. Perizinan kegiatan khusus menjadi kewenangan dinas sektoral yang


sesuai dengan kegiatan yang dimohon.

Kegiatan yang memerlukan kombinasi dari izin di atas dikoordinasikan


oleh Bupati melalui Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD).

7. untuk efisiensi perizinan, pemerintah Kabupaten perlu mengefektifkan


pelayanan perizinan terpadu satu atap.

7.3. ARAHAN INSENTIF DAN DISINSENTIF

Pengembangan perangkat insentif dan disinsentif dalam penataan ruang


wilayah merupakan upaya penting untuk dapat mengarahkan sekaligus
mengendalikan perkembangan dan perubahan fungsi kawasan.

Perangkat insentif yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pengaturan yang
bertujuan memberikan rangsangan terhadap kegiatan yang seiring dengan
tujuan rencana tata ruang. Perangkat disinsentif adalah pengaturan yang
bertujuan membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak
sejalan dengan rencana tata ruang. Bentuk perangkat insentif dan disinsentif
dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu berupa aspek ekonomi dan aspek
fisik.

Arahan pengendalian ruang di Kabupaten Demak dengan memberikan


insentif dan insentif adalah sebagai berikut:

vrl-15
1. Insentif merupakan upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksana
kegiatan yang sesuai (sejalan) dengan rencana tata ruang. Bentuk
Insentif yang diberikan berupa:

a Keringanan Pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan,


sewa ruang, dan urun saham.

b. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur.

c Kemudahan dalam mengurus prosedur perizinan dan mendapat izin

d Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau


pemerintah daerah.

2 Disinsentif merupakan upaya untuk membatasi pertumbuhan atau


mengurangi kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Bentuk disinsentif yang diberikan berupa:

a Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya


biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan
akibat pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan tata ruang
(membuat nilai nol dari ekstemalitas negatif)

b. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi,


pinaltidan sanksi

c Dipersulit dalam mengurus prosedur perizinan dan kewajiban


membayar imbalan

Beberapa ketentuan yang terkait dengan pemberian insentif dan disinsentif


adalah sebagai berikut:
1. Insentif dan disinsentif di berikan dengan tetap menghormati hak
masyarakat.
z Insentif dan disinsentif dapat diberikan oleh: pemerintah kepada
pemerintah daerah, pemerintah daerah kepada pemerintah daerah
fainnya dan pemerintah kepada masyarakat.
3. Ketentuan mengenai bentuk dan tata cara pemberian insentif dan
disinsentif diatur dengan peraturan pemerintah.

Adapun perangkat insentif dan dis-insentif yang dikembangkan dalam


kegiatan penataan ruang di Kabupaten Demak adalah sebagai berikut:

vil-16
Tabel 7.2. Pokok'Pokok Pengembangan Perangkat Insentif-Disinsentif pemanfaatan Ruang
di Kawasan Lindung
A. Kawasan Lindung Yang Melindungi Kawasan Bawahannya
Arahan Kegiatan
Sub kawasan
Diperbolehkan Dilarang, Dlperbolehkan Aepek Ekonoml Aspek Flelk
dengan syarat
Resapan Air Wilayah yang diperkirakan mengandung
potensi resapan air, dapat dialokasikan
Kegiatan yang bersifat menutup a. Pada kawasan hutan lindung Dukungan insentif
kemungkinan adanya infiltrasi yang dikuasai Pemerintah, prasarana-sarana bagi
sebagai kebun campuran berbagai air ke dalam tanah dilarang. pemberian insentif dan yang memberikan
tanaman tahunan, hutan produksi disinsentif dikaitkan dengan dukungan pada aspek
terbatas, ataupun hutan lindung.
Kegiatan budidaya yang diperbolehkan
aspek penukaran lahan dan fungsi lindung dan
pengelolaan tanah sebaliknya
adalah kegiatan yang tidak mengurangi b. Pada kawasan hutan llndung
fungsi lindung kawasan. yang tidak dikuasai
Kegiatan yang masih boleh dilaksanakan Pemerintah, oemberian
di kawasan ini adalah pertanian tanaman ineentif dan disinsentif
semusim atau tahunan yang disertai dikaitkan dengan aspek
tindakan konservasi dan agrowisata. pengelolaan tanah

B. Kawasan perlindungan setempat

Sub kawaean Arahan Keqlatan


Aspek Ekonoml Aspek.Flslk
Sempadan Sungai Pada kawasan sempadan sungai Pada kawasan sempadan sungai
yang belum terbangun,
yang Pengenaan retribusi Dis-insentif untuk dukungan
masih
diperbolehkan kegiatan pertanian
belum dibangun, pendirian bangunan tidak progresif bagi infraetruktur yang diperkirakan
diizinkan (lMB tidak diberikan). pelanggaran sempadan, akan memberikan dampak
dgngan jenis tanaman yang
diizinkan.
Kegiatan atau benluk bangunan yang secara semakin lama membuat mempercepat kerusakan
sengaja dan jelas menghambat arah dan kerusakan semakin Bempadan
Kegiatan lain yang tidak intensitas aliran air sama sekali tidak besar nilai
memanfaatkan lahan secara luas diperbolehkan. pungutannnya
masih bisa diperbolehkan. Keg,iatan lain yang justru memperkuat fungsi
perlindungan kawasan sempadan sungai
tetap boleh dilaksanakan tapi denqan
vll-17
Sub kawaean Arahan Kegiatan
Diperbolehkan Aspek Ekonoml Aspek;Flslk
Dilarang, Diperlglehkan dengan syarat
pengendalian agar tidak mengubah fungsi
kegiatannya di masa mendatang.
Sempadan Pantai Kegiatan yang diperbolehkan Kegiatan-kegiatan yang dikhawatirkan dapat Pengenaan retribusi Dis-insentif untuk dukungan
dilakukan di sepanjang garis pantai
adalah kegiatan yang mampu
mengganggu atau mengurangi fungsi progresif bagi infrastruktur yang diperkirakan
lindung kawasan tidak diperbolehkan, pelanggaran sempadan, akan memberikan dampak
melindungi atau memperkuat semakin lama dan luas mempercopat kerusakan
perlindungan kawasan sempadan
pantai dari abrasi dan infiltrasi air
areal kerusakan sempadan
semakin besar nilai
laut ke dalam tanah. pungutannnya

Sekitar Kegiatan yang masih boleh Kegiatan yang mengganggu kelestarian Pengenaan retribusi Dis-insentif untuk dukungan
Waduk/ Rawa diusahakan adalah perikanan, daya tampungAamduk seperti pendirian progresif
pariwisata yang hanya untuk bagi infraetruktur yang dipe*irakan
bangunan, permukiman dan penanaman pelanggaran sekitar akan memberikan dampak
menikmati pemandangan saja, tanaman semusin yang mempercepat danauAraduk, semakin
pertanian dengan jenis tanaman mempercepat kerusakan
proses pendangkalan tidak diperkenankan lama dan luas areal
yang diizinkan, pemasangan dan dilarang. kerusakan semakin
papan pengumuman, pemasangan
Selain bangunan pengendali/pengukur besar
pondasi dan rentang kabel, volume air, nilai
yang diperkenankan adalah pungutannnya
pondasi jembatan/jalan umum kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata
maupun kereta api, bangunan lalu seperti hotel, rumah makan, tempat rekreasi,
lintas air, serta pengambilan dan
pembuangan air. !engan tetap mengtrpayakan pembangunan
nslK. yang mampu mencegah terjadinya
sedimentasi ke dalam danau.
Sekitar Mata Air Kegiatan yang diutamakan adalah Penggalian atau perubahan bentuk medan
kegiatan penghutanan Pengenaan retribusi Dis-insentif untuk dukungan
tanaman tahunen
atau
yang
atau pembangunan bangunan fisik yang progresif bagi infrastruktur yang diperkirakan
produksinya tidak
mengakibatkan penutupan jalannya mata aii pelanggaran sekilar akan memberlkan dampak
dengan serta mengganggu keberadaan dan danauAraduk, semakin mempercepat kerusakan
penebangan pohon. kelestarian mata air dilarang. lama dan luas areal
kerusakan semakin
besar nilai
pungutannnya

C. Kawasan rawan bencana alam

vil-18
Arahan Keglatan
Sub kawasan Dllarang, Diperbolehkan dengan Aspek Ekonoml Aspek Fislk
Dlperbolehkan
svarat
Rawan bencana banjir Pembangunan fisik berupa Kegiatan untuk permukiman dilarang. Tidak ada Disinsentif dukungan prasarana,
pengembangan saluran Kegiatan lain yang berdampak dapat
drainase sarana dan utilitas umum
mempengaruhi kelancaran tata
drainase di kawasan ini dilarang,
Rawan Bencana erosi/ Tertutup bagi kegiatan permukiman, Tidak ada Disineentif dukungan prasarana,
longsor persawahan, tanaman semusim.
sarana dan utilitas umum
kolam ikan, atau kegiatan budidaya
lainnya yang berbahaya bagi
keselamatan manusia dan
lingkungan.

Tabel 7.3. Pokok-Pokok Pengembangan Perangkat Ineentif-Disinsentif Pemanfaatan Ruang di Kawaean


Budidaya
A. Kawasan hutan produksi
Arahan Keglatan
Sub kawagan Arpek Ekonoml
Diperbolehkan Dllarang, Diperbolehkan dangan Acpek Flelk
sva|at
Kawasan hutan produksi Pemanfaatan hasil hutan dengan
memperhatikan
Pemanfaatan lahan untuk fungsi- Khusus untuk rakyat, diperlukan Penggunaan hutan
prinsip-prinsip fungsi yang berdampak negatif insentif ekonomis agar tanah produksi untuk kegiatan
kelestarian lingkungan terhadap keseimbangan ekologis tandus dan kering dapat budidaya lain diluar izin
Pembangunan infrastruktur yang dibudidayakan sebagai hutan tidak diberikan dukungan
dibutuhkan untuk menunjang rakyat prasarana, sarana dan
kegiatan pemanfaatan hasil hutan utilitas umum

B. Kawasan pertanian

vlt-19
Arahan Keglatan
Sub kawasan AspekiEkonoml Aepek Flslk
Diperbolehkan Dilarang, Dlperbolehkan
denoan gvarat
Kawasan pertanian Penanaman tanaman padi secara terus - Pembangunan bangunan fisik Dis-insentif ekonomi bagi sawah Penggunaan sawah
lahan basah menerus sesuai dengan pola tanam dengan fungsi yang tidak irigasi ditentukan; nilainya atas dagar irigasi untuk kegialan
tertentu mendukung kegiatan pertanian letak lahan, harga lahan, kelas lahan budidaya lainnya tidak
Penanaman tanaman selain padi, - Pemanfaatan lahan untuk serta produktivitas lahan.Bentuk didukung prasarana,
dengan mempertimbangkan tingkat kegiatan pertanian bukan dis-ineentif dilakukan melalui Barana dan utilitas umum
ketersediaan air dan optimalitas lahan basah pengenaan pajak :tinggi terhadap
kemampuan produksi terhadap praktek konversi lahan
Pemanfaatan untuk pembangunan
irigasi serta pajak ringan bagi
pemilik lahan sawah irigasi yang
infrastruktur penunjang kegiatan mempertahankan fungsi sawah
pertanian (irigasi)
tersebut.
Kawasan - Pemanfaatan lahan untuk kegiatan Pemanfaatan lahan untuk fungsi- Insentif ekonomis bagi kawasan Dukungan prasarana,
perkebunan/ agroindustri dan agrowisata fungsi yang berdampak negatif perkebunan yang melestarikan
pertanian sarana dan utilitas bagi
kering
lahan - Pemanfaatan lahan untuk usaha terhadap keseimbangan ekologis fungsi lindung dan sebaliknya yang mendukung
pertambangan, dengan syarat memiliki pelestarian fungsi
nilai tinggi serta tidak menggangu lindung, dan sebaliknya.
keseimbangan lingkungan
- Pemanfaatan lahan untuk kegiatan
penyediaan sarana dan prasarana
jalan, listrik, air minum, jaringan irigasi
serta pipa minyak dan gas; dengan
syarat tidak menurunkan daya dukung
kawasan
- Konservasi fungsi sebagai kawasan
pertanian lahan basah dengan
mempertimbangkan daya dukung
lingkunqan
Kawasan - Pemanfaatan lahan untuk kegiatan - Pemanfaatan lahan untuk Dis-insentif ekonomis bagi kawasan Dukungan prasarana,
peternakan pemeliharaan, pembiakan dan kegiatan industri pengolahan peternakan yang mendukung sarana dan utilitas bagi
penyediaan pakan) pakan dan hasil ternak secara penanggulangan pencemaran yang mendukung
- Pemanfaatan lahan untuk kegiatan permanen lingkungan dan sebaliknya penanggulangan
penelitian/pengembangan teknologi - Pemanfaatan lahan untuk pen@maran, dan
sebaliknva.

vil-20
Arahan Keglatan
Sub kawasan Dilarang, Diperbolehkan Aspek,Ekonoml 'Aspek Fielk
Diperbolehkan
denEan svarut
peternakan kegiatan-kegiatan lainnya yang
berdampak negatif terhadap
produktivitas peternakan dan
terhadao kualitas linokunoan
Kawasan perikanan - Kegiatan pemijahan, pemeliharaan dan - Pemanfaatan lahan untuk Dis-insentif ekonomis bagi kawasan Dukungan prasarana,
pendinginan ikan fungsi-fungsi non perikanan pertambakan yang melestarikan sarana dan utilitas bagi
- Pemanfaatan lahan untuk bangunan - Pemanfaatan lahan untuk pantai dan sebaliknya kegiatan yang
pendinginan ikan secara sementara, fungsi-fungsi yang berdampak mendukung kelestarian
penyimpanan pakan ikan dan negatif terhadap pantai dan sebaliknya,
bangunan penunjang kegiatan keseimbangan ekologis
oerikanan lainnva

C. Kawasan Permukiman
Arahan Keslatan
Sub kawaean Dilarang, Dlperbolehkan Aepek,Ekonoml
Dlperbolehkan Aapek Flelk
denoan svaret
Kawasan Permukiman Kegiatan yang diizinkan adalah Pemanfaatan lahan untuk a. insentif ekonomis bagi Dukungan pragarana, sarana
tempat tinggal, pertemuan dan kegiatan yang berdampak kawasan permukiman yang dan utilitas bagi kegiatan
penunjangnya seperti pelayanan negatif terhadap keseimbangan dikembangkan dalam Kasiba permukiman yang mendukung
pemerintah, perdagangan, ekologis dan Lisiba pengembangan Kasiba/Lisiba
perbankan dan lain-lain yang Membangun/mengembangkan b. insentif ekonomie bagi dan eebaliknya.
sejenis.
kegiatan yang tidak sesuai kawasan permukiman yang
Jenis bangunan yang diizinkan dengan kegiatan permukiman dikembangkan untuk
yaitu rumah tinggal, rumah toko, masyarakat berpendapatan
gedung pertemuan, sekolahan, rendah sampai sedang dan
poliklinik, puskesmas, pasar, sebaliknya
pertokoan, bank asuransi, dan lain-
lain vano seienis.

D. Kawasan peruntukan industri

vll-21
Arahan Keqiatan
Sub kawasan Aepek Ekonoml
Diperbolehkan Dllarang, Dlperbolehkan Aepek Fltlk
denoan svarat
Wilayah Industri Pemanfaatan lahan untuk Pemanfaatan lahan untuk a. lnsentif ekonomis bagi a. Dukungan prasarana,
pembangunan bangunan dan fungsi-fungsi yang berdampak industri yang dikembangkan sarana dan utilitas bagi
infrastruktur yang menunjang negatif terhadap keseimbangan dalam kawasan industri, Dis- kegiatan industri yang
kegiatan industri ekologis insentif bagi industri yang mendukung
Penguasaaan/pemilikan tanah yang Membangun/ mengembangkan dikembangkan secara pengembangan kawasan
telah ada dan tidak sejalan sengan kegiatan yang tidak sesuai individual. industri dan sebaliknya.
kegiatan industri, dengan syarat dengan kegiatan industri b. Dis-insentif ekonomis bagi b. Dis-insentif prasarana,
tidak diintensifl<an ataupun industri berdampak penting sarana dan utilitas bagi
diekstensifkan (pada kawasan yang bertahan untuk industri yang bertahan
industri) bedokad dalam peruntukan dalam kawasan
Penguasaan, pemilikan lain yang ditetapkan dalam peruntukan bukan
penggunaan dan pemanfaatan rencana. kawasan industri.
tanah yang telah ada, sepanjang
mendukung kegiatan utama
diizinkan (oada wilavah industri)

E. Kawasan Pariwisata
Aqban Kegiatan
Sub kawasan Aepek Ekonoml
Dlperbolehkan Dilarang, Diperbolehkan dengan Aspek Flrlk
Syarat
Kawasan Pariwisata Kegiatan yang diizinkan adalah kunjungan atau
pelancongan, olahraga dan rekreasi, pertunjukan
Vandalisme dan tindakan{indakan lnsentif ekonomis bagi Dukungan prasarana,
lainnya yang dapat mengurangi nilai kawagan pariwisata yang sarana dan utilitras bagi
dan hiburan, komersial, menginap/bermilam, obyek wisata serla dapat melestarikan fungei lindung kawasan pariwisata yang
pengamatan, pemantauan, penjagaan
pengawasan, pengelolaan kawasan.
dan mencemari lingkungan dan sebaliknya. Baik kepada mendukung fungsi
dunia usaha pariwisata lindung
Jenis bangunan yang diizinkan adalah gardu maupun wisatawan itu
pemandangan, restoran dan fasilitas penunjang sendiri, pemberian keringan
lainnya, fasilitas rekreasi dan olahraga, tempat pajak untuk investasi
pertunjukan, pasar dan pertokoan serta fasilitas
parkir, fasilitas pertemuan, hotel, coffage, kantor
pengelola dan pusat informasi serla banounan

v|-22
Arahan KeElatan
Sub kawasan Dllarang, Dlpe6olehkan i{engan 'Arpck,Ekonoml
Dlperbolehkan
avarat
lainnya yang dapat mendukung upaya
pengembangan aktivitas kepariwisataan.

v[-23
7.4: ARAHAN SANKSI

Pengertian Sanksi didalam pasal 39 UU No. 26 tahun 2OO7 adalah 'Pengenaaan


Sanksi merupakan tindakan penertiban yang dilakukan terhadap pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi". Setiap
pelanggar yang melakukan pelanggaran yang terkait dengan kegiatan penataan
ruang, akan mendapatkan sanksi. Adapun bentuk pemberian sanksi adalah
sebagai berikut:

1. Sanksi Administratil terdiri atas peringatan tertulis, penghentian sementara


kegiatan, penghentian sementara pelayanan umum, penutupan lokasi,
pencabutan izin, pembatalan izin, pembongkaran bangunan, pemulihan fungsi
ruang, dan/ atau denda administratif.

2. Sanksi Pidana, terdiri atas: hukum penjara, denda, pemberhentian secara tidak
hormat dari jabatannya, pencabutan izin usaha dan pencabutan status badan
hukum

3. sanksi Perdata berupa tuntutan ganti kerugian bagi orang yang disugikan
akibat tindak pidana

7.5. PENGAWASAN PEMANFAATAN RUANG

7.5.1. Pengawasan Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Lindung

Upaya pengendalian pemanfaatan ruang dikawasan lindung di Kabupaten Demak,


merupakan upaya pengawasan dan penertiban terhadap kawasan-kawasan yang
telah ditetapkan sebagai kawasan lindung.

A. Pengawasan: bentuk pengawasan berupa usaha untuk menjaga kesesuaian


pemanfaatan ruang di kawasan lindung dengan arahan pengelolaan kegiatan
kawasan lindung yang ditetapkan dalam rencana tata ruang, dimana
pengelolaan kegiatan tersebut mencakup fungsi dasar kawasan maupun fungsi
tambahan yang dapat dikembangkan.

L Pelaporan: berupa kegiatan memberi informasi secara obyektif mengenai


kondisi pemanfaatan ruang pada tiap jenis kawasan lindung yang ada baik
yang sesuai maupun yang tidak sesuai, mencakup:

o Kondisidan luasan kawasan lindung yang telah ditetapkan.

vll-24
o Perubahan kondisi fungsi dasar kawasan lindung yang telah ditetapkan
untuk tiap jenis kawasan lindung yang ada, beserta luasan peruba6an
tersebut.

o Jenis kegiatan tambahan yang ada di tiap jenis kawasan lindung yang
ada, luasannya, serta dampaknya terhadap perubahan yang
ditimbulkannya. Misalnya: pengembangan kawasan wisata kasrt serta
yang ditimbulkan nantinya, antara lain: munculnya tempat penginapan
beserta kelengkapannya di kawasan tersebut.

2. Pemantauan: usahaatau perbuatan mengamati, mengawasi dan


memeriksa dengan cermat besarnya dampak yang ditimbulkan
berdasarkan perubahan yang terjadi pada kawasan lindung yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang, sehingga dapat diupayakan kegiatan-
kegiatan yang dapat membatasi terjadinya perubahan kualitas lingkungan
lebih lanjut. Misalnya: kegiatan pemantauan pada kawasan lindung suaka
alam yaitu mengamati dan mengawasi luasan kawasan yang berkembang
menjadi penginapan, sehingga dapat diputuskan apakah dampak dari
perkembangan tersebut perlu segera dibatasi.

3. Evaluasi: usaha untuk menilai kemajuan pemanfaatan ruang pada


kawasan lindung dan kesesuaiannya dengan rencana tata ruang baik
dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan. Misalnya:
dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya penambahan fungsi
kegiatan wisata pada kawasan lindung suaka alam merupakan masukan/
pertimbangan dalam menentukan upaya penertiban yang sesuai.

B. Penertiban: usaha untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang di


kawasan lindung yang direncanakan dapat tenrujud, sesuai dengan kegiatan
pengawasan yang telah dilakukan.

1. Sanksi administratif, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di


kawasan lindung yang berakibat terhambatnya program-program
pengelolaan kegiatan di kawasan lindung tersebut. Misalnya:
pengembangan kegiatan fungsi tambahan pada kawasan lindung yang
tidak sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dapat dikenakan sanksi
berupa pencabutan izin pengembangan.

vil-25
2. sanksi perdata, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di
kawasan lindung yang berakibat terganggunya kepentingan pihak
pengetola kawasan lindung tersebut, baik itu pemerintah, masyarakat
maupun pihak swasta. Misalnya:

3. sanksi pidana, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di


kawasan lindung yang berakibat pada menurunnya kualitas lingkungan
atau fungsi dasar kawasan lindung. Misalnya: pelaku kegiatan pencurian
kayu dihutan yang ditetapkan sebagai kawasan lindung dapat
mengakibatkan seseorang atau sekelompok orang dikenakan sanksi
pidana.

7.5.2. Pengawasan Pemanfaatan Ruang pada Kawasan Budidaya

Pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan budidaya di Kabupaten


Demak
merupakan upaya pengawasan dan penertiban terhadap kawasan budidaya yang
ada di Kabupaten Demak adalah kawasan budidaya pertanian, permukiman
perkotaan, permukiman perdesaan, sedangkan yang menunjukkan prospek
perkembangan cukup tinggi adalah kawasan perdagangan dan jasa serta industri.

A. Pengawasan: usaha untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang di


kawasan budidaya dengan arahan pengembangan kegiatan dan pola
pemanfaatan ruang di tiap jenis kawasan budidaya yang ditetapkan dalam
rencana tata ruang.

1. Pelaporan: berupa kegiatan memberi informasi secara obyektif mengenai


besarnya perubahan fungsi di kawasan budidaya beserta luasannya baik
yang sesuai maupun yang tidak sesuai, mencakup:

o Kondisi dan luasan kawasan budidaya tidak terbangun yang telah


ditetapkan,

. Kondisi dan luasan kawasan budidaya terbangun yang telah


ditetapkan,

. Perubahan kondisi kawasan budidaya yang telah ditetapkan untuk tiap


jenis kawasan budidaya yang ada, beserta luasan perubahan tersebut,
misalnya: adanya perubahan fungsi pada kawasan pertanian lahan

vil-26
basah (sawah) menjadi kawasan terbangun (perumahan), beserta
luasan lahan yang mengalami perubahan fungsi.

2. Pemantauan: usaha atau perbuatan mengamati, mengawasi dan


memeriksa dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan
akibat terjadinya perubahan fungsi kawasan pada kawasan budidaya,
sehingga dapat diupayakan kegiatan-kegiatan yang dapat membatasi
terjadinya perubahan kualitas lingkungan lebih lanjut. Misalnya: apabila
perubahan fungsi kawasan pertanian lahan basah (sawah) menjadi
kawasan terbangun (perumahan) mencapai luasan yang cukup besar,
maka upaya pemantauannya yaitu dengan pencetakan sawah baru pada
lokasilain.

3. Evaluasi: usaha untuk menilai kemajuan pemanfaatan ruang pada


kawasan budidaya dan kesesuaiannya dengan rencana tata ruang baik
dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan. Misalnya:
apabila terjadinya perubahan fungsi kawasan pertanian lahan basah
(sawah) menjadi perumahan mempunyai luasan yang cukup besar dan
mendominasi, maka diperlukan evaluasi penyesuaian fungsi kawasan
tersebut menjadi kawasan perumahan.

B. Penertiban: usaha untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang di


kawasan budidaya yang direncanakan dapat terwujud.

1. sanksi administratif, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di


kawasan budidaya yang berakibat terhambatnya program-program
pengelolaan kegiatan di kawasan budidaya tersebut. Misalnya: pembatalan
izin pengembangan kawasan perumahan yang dibangun oleh developer
pada kawasan yang rencana pemanfaatan ruangnya bukan untuk kawasan
perumahan (kawasan terbangun).

2. sanksi perdata, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di


kawasan budidaya yang berakibat terganggunya kepentingan seseorang,
kelompok orang atau badan hukum. Misalnya: pengembangan kegiatan
industri pada satu kawasan menimbulkan pencemaran terhadap
fingkungan sekitarnya, sehingga pengelola dikenakan sanksi berupa
pemulihan kondisi lingkungan tersebut atau pembiayaan terhadap kerugian
yang dialami oleh penduduk

vn-27
3. sanksi pidana, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di
kawasan budidaya yang berakibat pada menurunnya kuaritas tata ruang
dan lingkungan kawasan budidaya.

7.5.3. Pengawasan Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Perdesaan

Pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan perdesaan merupakan upaya


pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang di kawasan perdesaan
sesuai dengan rencana tata ruang. Dalam hal ini arahan pengembangan kegiatan
dan pola ruang di kawasan perdesaan yaitu mempunyai kegiatan utama pertanian
dan kawasan permukiman penduduk yang ada membentuk kelompok-kelompok
kecil.

A. Pengawasan: usaha untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang di


kawasan perdesaan dengan arahan pengembangan kegiatan dan pola
pemanfaatan ruang kawasan perdesaan yang ditetapkan dalam rencana tata
ruang.

1. Pelaporan: berupa kegiatan memberi informasi secara obyektif mengenai


pemanfaatan ruang di kawasan perdesaan, baik yang sesuai maupun yang
tidak sesuai, mencakup:

. Kondisi dan jenis kegiatan utama di kawasan perdesaaan yang telah


ditetapkan (kawasan perdesaan identik dengan kegiatan utama di
sektor pertanian),

o Pola kawasan permukiman penduduk yang direncanakan pada


kawasan perdesaan,

o Perubahan kondisi dan jenis kegiatan utama yang terjadi di kawasan


perdesaaan, misalnya: terjadi pergeseran kegiatan perekonomian da1
sektor pertanian ke sektor industri,

. Perubahan pola kawasan permukiman penduduk yang tedadi pada


kawasan perdesaan, misalnya: adanya perkembangan kawasan
perumahan baru berupa perumahan yang dibangun oleh pengembang
(developer) pada kawasan ini. Masing-masing perubahan tersebut
harus diketahui luasannya.

vil-28
2. Pemantauan: usaha atau perbuatan mengamati, mengawasi dan
memeriksa dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkurrgarr
pada kawasan perdesaan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Misalnya:

. Apabila kegiatan baru di kawasan perdesaan berupa kegiatan industri


yang membawa dampak positif bagi perekonomian penduduk, maka
kegiatan baru tersebut dapat terus dikembangkan. Apabila industri
tersebut menimbulkan pencemaran yang mengganggu penduduk,
maka dalam pei'panjangan izin selanjutnya tidak dilanjutkan;

o Apabila pertumbuhan perumahan yang dibangun oleh developer


sangat pesat, sedangkan kawasan perdesaan tersebut merupakan
daerah basis pertanian yang sangat diperlukan dalam lingkup regional,
maka perkembangan perumahan yang dibangun oleh developer
tersebut harus dibatasi (tidak mengizinkan pembangunan perumahan
pada lahan pertanian sawah).

3. Evaluasi: usaha untuk menilai kemajuan pemanfaatan ruang pada


kawasan perdesaan dan kesesuaiannya dengan rencana tata ruang baik
dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan. Misalnya:
apabila pada kawasan perdesaan tersebut perubahan fungsi kawasan
yang terjadi mempunyai luasan yang cukup besar dan membawa dampak
positif bagi penduduknya, maka diperlukan penyesuaian fungsi kawasan
menjadi kawasan yang mengarah pada kegiatan perkotaan atau kawasan
pinggiran.

B. Penertiban: usaha untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang di


kawasan perdesaan yang direncanakan dapat tenrujud.

1. Sanksi administratif, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di


kawasan perdesaan yang berakibat terhambatnya program-program
pengelolaan kegiatan di kawasan perdesaan tersebut.

2. Sanksi perdata, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di


kawasan perdesaan yang berakibat terganggunya kepentingan seseorang,
kelompok orang atau badan hukum.

vil-29
3. . Sanksi pidana, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di
kawasan perdesaan yang berakibat pada menurunnya kualitas tata ruang
dan lingkungan kawasan perdesaan.

7.5.4. Pengawasan Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Perkotaan

Pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan merupakan upaya


pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan
sesuai dengan rencana tata ruang. Dalam hal ini arahan pengembangan kegiatan
dan pola pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan yaitu berupa kegiatan utama
non-pertanian (perdagangan, industri, dsb) dan perumahan.

A. Pengawasan: usaha untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang di


kawasan perkotaan dengan arahan pengernbangan kegiatan dan pola
pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang ditetapkan dalam rencana tata
ruang.

1. Pelaporan: berupa kegiatan memberi informasi secara obyektif mengenai


pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan, baik yang sesuai maupun yang
tidak sesuai, mencakup:

r Fungsi kota/ kawasan perkotaan yang telah ditetapkan,

. Perubahan fungsi kota/ kawasan perkotaan sesuai perkembangan


yang terjadi, misalnya: salah satu fungsi yang ditetapkan pada suatu
kawasan yaitu kegiatan pariwisata yang ternyata tidak begitu
berkembang, sedangkan kegiatan lainnya seperti: kegiatan
perdagangan yang bukan merupakan fungsi yang ditetapkan justru
berkembang cukup pesat.

2. Pemantauan: usaha atau perbuatan mengamati, mengawasi dan


memeriksa dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan
pada kawasan perkotaan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Misalnya: dengan tidak berkembangnya kegiatan pariwisata, maka perlu
dicari faktor-faktor penyebab tidak berkembangnya kegiatan pariwisata
tersebut. Selain itu, sebagai tindakan pemantauan terhadap kegiatan
perdagangan yang tumbuh pesat, maka perlu diketahui lokasi dan sebaran
kawasan perdagangan yang ada.

vil-30
3. Evaluasi: usaha untuk menilai kemajuan pemanfaatan ruang pada
kawasan perkotaan dan kesesuaiannya dengan rencana tata ruang baik
dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan. Misalnya:
dengan kondisi diatas, maka diperlukan penyesuaian fungsi dengan
menambah fungsi baru yaitu kegiatan perdagangan skala Kabupaten dan
regional. selain itu juga diperlukan upaya-upaya yang inovatif untuk
merangsang perkembangan kegiatan pariwisata yang ada.

B. Penertiban: usaha untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang di


kawasan perkotaan yang direncanakan dapat terwujud.

1. Sanksi administratif, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di


kawasan perkotaan yang berakibat terhambatnya program-prcgram
pengelolaan kegiatan di kawasan perkotaan tersebut.

2. sanksi perdata, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di


kawasan perkotaan yang berakibat terganggunya kepentingan seseorang,
kelompok orang atau badan hukum.

3. Sanksi pidana, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di


kawasan perkotaan yang berakibat pada menurunnya kualitas tata ruang
dan lingkungan kawasan perkotaan.

7.5-5. Pengawasan Pemanfaatan Ruang pada Kawasan Strategis

Pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan strategis merupakan upaya


pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang di kawasan-kawasan
yang ditetapkan sebagai kawasan strategis berdasarkan beberapa kriteria yang
telah ditentukan sebelumnya sesuaidengan rencana tata ruang.

1. Pengawasan: usaha untuk menjaga kesesuaian perkembangan di kawasan


strategis dengan arahan pengembangan kegiatan dan pola pemanfaatan ruang
kawasan strategis yang ditetapkan dalam rencana tata ruang.

2. Pelaporan: berupa kegiatan memberi informasi secara obyektif mengenai


pemanfaatan ruang di kawasan strategis, baik yang sesuai maupun yang tidak
sesuai, mencakup:

. Kondisi kawasan yang ditinjau berdasarkan:

vil-31
A. Funosi kawasan. Fungsi kawasan ini ditentukan berdasarkan kriteria-
kriteria sebagai berikut:

- Skala kegiatan produksi danlatau potensi sumber daya alam,


sumber daya buatan dan sumber daya manusia yang berpengaruh
terhadap pengembangan aspek ekonomi, demografi, politik,
pertahanan dan keamanan, serta pengembangan wilayah sekitar,

- Skala kegiatan produksi dan/atau potensi sumber daya alam,


sumber daya buatan dan sumber daya manusia yang berdampak
besar dan penting terhadap kegiatan sejenis maupun kegiatan lain
baik di wilayah bersangkutan, wilayah sekitamya maupun wilayah
negara,

- Memiliki faktor pendorong besar bagi kesejahteraan sosial


ekonomi masyarakat baik di wilayah bersangkutan maupun di
wilayah sekitarnya,

- Mempunyai keterkaitan yang saling mempengaruhi dengan


kegiatan yang dilaksanakan di wilayah lainnya,

)
- Mempunyai posisi strategis serta usaha dan/atau kegiatannya
berdampak besar dan penting terhadap kondisi politis dan
pertahanan keamanan wilayah.

A. Ketersediaan infrastruktur vanq ada di kawasan bersanokutan.


B. lntensitas keoiatan vano terdapat di kawasan bersanokutan.
C. Ketersediaan RTH atau daerah penvanooa (Buffer Zone) di kawasan
bersanqkutan.

o Perkembangan yang terjadi di kawasan stratqgis, apakah tidak


berkembang, kurang berkembang atau berkembang pesat, serta dampak
yang ditimbulkan dari perkembangan tersebut.

3. Pemantauan: usaha atau perbuatan mengamati, mengawasi dan memeriksa


dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan pada kawasan
strategis yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Misalnya: dengan
perkembangan kegiatan industri yang pesat tetapi lokasinya cenderung
bercampur dengan kawasan perumahan penduduk atau kawasan lainnya,
maka perlu dipantau apakah kondisi tersebut mengganggu kegiatan pada

vil-32
kawasan lain tersebut. Jika ya, maka perlu dibatasi perkembangannya secaftr
ketat. Jika tidak menimbulkan dampak yang mengganggu aktivitas di kawasan
)-
t
lain di sekitamya, maka perkembangan tersebut dapat dibiarkan.
L
t
I 4. Evaluasi. usahauntuk menilai perkembangan pada kawasan strategis dan
kesesuaiannya dengan rencana tata ruang baik dampak positif maupun
dampak negatif yang ditimbulkan.

5. Penertiban: usaha untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang di


kawasan strategis yang direncanakan dapat tenarujud.

. sanksi administratif, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di


kawasan strategis yang berakibat terhambatnya program-program
pengelolaan kegiatan di kawasan strategis tersebut.

. sanksi perdata, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di


kawasan strategis yang berakibat terganggunya kepentingan seseorang,
kelompok orang atau badan hukum.

. sanksi pidana, dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang di


kawasan strategis yang berakibat pada menurunnya kualitas tata ruang
oan lingkungan kawasan strategis.

vil-33

Anda mungkin juga menyukai