Anda di halaman 1dari 61

KERJA PRAKTIK RG141335

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN


KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN
2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR
PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)
MUHAMMAD IRSYADI FIRDAUS
NRP 3512100015

JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2015
KERJA PRAKTIK RG141335

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN


KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN
2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR
PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

MUHAMMAD IRSYADI FIRDAUS


NRP 3512100015

JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2015
LEMBAR PENGESAHAN

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN


KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN
2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR
PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Oleh :

Muhammad Irsyadi Firdaus (3512 100 015)

Disetujui oleh Pembimbing :


1. I Gede Astawa, A. Ptnh ( )
(KASUBSI Tematik dan Potensi Tanah)

2. Abdul Wachid, SH ( )
(KASUBSI Pengukuran dan Pemetaan )

Mengetahui,

KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan


Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang

Miftahul Fahmi, A.Ptnh


NIP. 19670313 198903 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya, sehingga
penulisa dapat menyelesaikan laporan kerja praktik di Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang dengan judul Studi
Tentang Pengukuran Dan Pemetaan Pada Pelaksanaan
PRONA Tahun 2015 Di Indonesia (Studi Kasus: Kantor
Pertanahan Kabupaten Lumajang) ini dengan baik.
Selama pelaksanaan kerja praktik, banyak pihak yang telah
membantu penulis sehingga kerja praktik ini dapat berjalan dengan
baik. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua atas doa dan restu serta atas semua dukungan selama
Magang.
2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Taufik selaku Ketua Jurusan Teknik
Geomatika FTSP ITS.
3. Bapak Drs. Tonton Sudiyanto, MH. selaku Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Lumajang dan Bapak Miftahul Fahmi,
A. Ptnh. selaku KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan.
4. Bapak Abdul Wachid, SH atas bimbingan dan arahannya
selama magang di BPN Lumajang dan Bapak I Gede Astawa,
A. Ptnh. atas bimbingan dan arahannya selama magang di BPN
Lumajang.
5. Seluruh pegawai dan staf di Kantor Pertanahan Kabupaten
Lumajang atas semua bantuan selama magang.
6. Sahabat-sahabat Teknik Geomatika ITS Angkatan 2012 atas
dukungan dan semangat yang telah diberikan.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan
laporan magang ini. oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk perbaikan laporan ini.
Lumajang, Agustus 2015

Penulis

iii
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN
KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN
2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR
PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

Nama Mahasiswa :Muhammad Irsyadi Firdaus


NRP :3512 100 015
Jurusan :Teknik Geomatika FTSP ITS
Pembimbing :I Gede Astawan, A. Ptnh.

Abstrak
Kebijakan pemerintah mengenai pengadaan sertifikat tanah
secara kolektif bagi masyarakat adalah program PRONA (Proyek
Operasi Nasional Agraria). Tujuan proyek ini adalah untuk
menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat dalam bidang
Pertanahan sebagai usaha untuk berpartisipasi dalam
menciptakan stabilitas sosial politik serta pembangunan di
bidang Ekonomi.
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah
mengidentifikasi dan mengetahui mekanisme pengukuran dan
pemetaan pada kegiatan PRONA di kabupaten lumajang, yang
dilaksanakan Kantor Pertanahan Lumajang. Kemudian
membuat peta bidang digital serta melakukan transformasi
koordinat UTM ke TM 3 menggunakan Software Global Mapper
versi 14.
Hasil studi ini berupa penjelasan pelaksanaan teknis dalam
program PRONA serta membuat informasi sederhana peta dasar
pendaftaran tanah mengenai pemilik tanah, luas dan nomer
identifikasi bangunan ( NIB )
Kesimpulan studi magang ini, dari program PRONA yang
dibagikan Kantor Pertanahan Lumajang kepada masyarakat
peserta PRONA di kabupaten lumajang dengan total peserta
3.950 objek bidang tanah. Pengukuran bidang tanah
menggunakan metode terrestrial secara polar dengan unsur

iv
sudut dan jarak. Serta peta pendaftaran tanah yang dijadikan
sebagai keperluan pembukuan tanah.

Kata Kunci: PRONA, Pengukuran, Pemetaan, Kadastral.

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................... i


Halaman Pengesahan ............................................................ii
Kata Pengantar ....................................................................iii
Abstrak ................................................................................ iv
Daftar Isi .............................................................................. vi
Daftar Gambar ...................................................................viii
Daftar Tabel ......................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................ 2
1.3 Manfaat ...................................................................... 2
BAB II MANEJEMEN PEKERJAAN.................................. 3
2.1 Waktu Pelaksanaan dan Volume Pekerjaan ............... 3
2.2 Lingkup Pekerjaan ...................................................... 5
2.3 Pelaksana Pekerjaan .................................................... 5
2.4 Tahapan Pengolahan Data ........................................... 5
2.4.1 Pengumpulan Data ................................................ 5
2.4.2 Pengolahan Data ................................................... 6
2.4.3 Penyajian Data ...................................................... 6
2.5 Struktur Organisasi .................................................... 7
BAB III TINJAUAN PUSTAKA......................................... 9
3.1 PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) ............. 9
3.2 Pengukuran Bidang Tanah ......................................... 11
3.3 Penggambaran Bidang Tanah .................................... 12
3.4 Pemetaan Hasil Ukuran .............................................. 13
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................. 16
4.1 Alat dan Bahan ........................................................... 16
4.2 Spesifikasi Alat .......................................................... 16
4.2.1 Perangkat Keras (Hardware) ................................ 16
4.2.2 Perangkat Lunak (Software) ................................. 17
4.3 Metodologi Penelitian ................................................ 21
4.4 Jadwal Pekerjaan ........................................................ 23
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................... 24

vi
5.1 Tahap Pengolahan Data ........................................... 24
5.2 Analisa Hasil ........................................................... 34
BAB VI PENUTUP ............................................................. 38
6.1 Kesimpulan.............................................................. 38
6.2 Saran ........................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA........................................................... 39
LAMPIRAN ......................................................................... 41

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bidang Survei Pengukuran dan


Pemetaan ........................................................... 7
Gambar 4.1 Software Universal Maps Downloader (UMD)17
Gambar 4.2 Software AutoCAD Land Desktop 2009 ......... 19
Gambar 4.3 Software Global Mapper v. 14.0 ..................... 20
Gambar 4.4 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan .............. 21
Gambar 5.1 Universal Maps Downloader 7.327................. 24
Gambar 5.2 Bagian-bagian Universal Maps Downloader .. 25
Gambar 5.3 Status Log Windows UMD 7.327 ................... 26
Gambar 5.4 Status selesai pada log windows UMD ........... 27
Gambar 5.5 Langkah-langkah Map Combiner .................... 27
Gambar 5.6 File output pada UMD 7.327 ........................... 28
Gambar 5.7 Software Global Mapper v. 14 ........................ 28
Gambar 5.8 Langkah-langkah membuka file ...................... 29
Gambar 5.9 Langkah-langkah menyeleksi area yang
akan di Crop .................................................... 29
Gambar 5.10 Langkah-langkah mengeksport format file .... 30
Gambar 5.11 Kotak dialog Select Export Format ............... 30
Gambar 5.12 Kotak dialog ECW Export Options ............... 31
Gambar 5.13 Proses Eksport File ........................................ 31
Gambar 5.14 File Output ..................................................... 32
Gambar 5.15 Tampilan area yang di cropping .................... 32
Gambar 5.16 Sketsa peta bidang ......................................... 33
Gambar 5.17 Pemberian Nomor Identifikasi Bidang (NIB) 34

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Volume Pekerjaan Magang Kantor Pertanahan


Kabupaten Lumajang ............................................. 3
Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras ................................ 16
Tabel 4.2 Jadwal Pekerjaan Kerja Praktik di Kantor Pertanahan
Kabupaten Lumajang ........................................... 23
Tabel 5.1 Perbandingan Teknis dengan SOP (Standard
Operasional Prosedur) .......................................... 36

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian
besar masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Hal yang tidak dapat dipisahkan dari petani adalah tanah yang
digunakan sebagai lahan persawahan. Jadi pada dasarnya,
manusia dan tanah mempunyai hubungan yang sangat erat,
sangat alami dan tidak terpisahkan. Hal ini dapat dimengerti dan
dipahami, karena tanah merupakan tempat tinggal, tempat
pemberi makan, tempat mereka dilahirkan, tempat ia
dimakamkan bahkan tempat leluhurnya.
Pemanfaatan tanah dan penggunaan lahan merupakan suatu
rangkaian aktifitas manusia atas daratan misalnya permukiman,
perdagangan, pertanian. Penguasaan dan kepemilikan tanah yang
resmi merupakan hal yang terpenting, supaya tidak terjadi berbagai
macam masalah mengenai sengketa agrarian dengan pelanggaran
hak hak asasi manusia.
Kebijakan pemerintah mengenai pengadaan sertifikat tanah
secara kolektif bagi masyarakat adalah program PRONA (Proyek
Operasi Nasional Agraria). Tujuan proyek ini adalah untuk
menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat dalam bidang
Pertanahan sebagai usaha untuk berpartisipasi dalam
menciptakan stabilitas sosial politik serta pembangunan di
bidang Ekonomi.
PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) dengan aspek
teknis pengukuran dan pemetaan mempunyai hubungan yang
saling memenuhi. Oleh karena itu, studi dalam laporan magang ini
tujuannya adalah untuk mengetahui mekanisme secara teknis
mengenai pengukuran dan pemetaan serta mengevaluasinya.
Pekerjaan Magang di BPN Lumajang ini yaitu Studi Tentang
Pengukuran Dan Pemetaan Pada Pelaksanaan PRONA Tahun 2015
Di Indonesia (Studi Kasus: Kantor Pertanahan Kabupaten
Lumajang).

1
2

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Studi Tentang Pengukuran Dan
Pemetaan Pada Pelaksanaan PRONA adalah sebagai berikut:
1 Mengetahui bagaimana pelaksanaan PRONA di Indonesia
khususnya di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang.
2 Mengetahui bagaimana aspek teknis pengukuran dan
pemetaan dari pelaksanaan PRONA sudah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3 Memberikan sistem informasi sederhana pada hasil
penggambaran peta pendaftaran tanah.
1.3 Manfaat
Manfaat dari Studi Tentang Pengukuran Dan Pemetaan Pada
Pelaksanaan PRONA adalah sebagai berikut :
1 Mengetahui pelaksanaan PRONA di Indonesia khususnya
di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang.
2 Mengetahui aspek teknis pengukuran dan pemetaan dari
pelaksanaan PRONA sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3 Mampu memberikan sistem informasi sederhana pada
hasil penggambaran peta pendaftaran tanah.
BAB II
MANAJEMEN PEKERJAAN

2.1 Waktu Pelaksanaan dan Volume Pekerjaan


Magang ini dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten
Lumajang, yang berlokasi di Jalan Jendral Panjaitan No. 108,
Lumajang, mulai tanggal 27 Juli 2015 sampai 21 Agustus 2015.
Dengan volume pekerjaan Magang ini dapat dilihat dalam tabel
berikut :

Tabel 2.1 Volume Pekerjaan Magang Kantor Pertanahan


Kabupaten Lumajang
No. Waktu Pelaksana Pekerjaan
1 27 Juli 2015 Pertemuan awal sekaligus
penerimaan kerja praktik
dengan Instansi BPN
Lumajang oleh KASI Survei
Pengukuran dan Pemetaan
yaitu Pak Miftahul Fahmi,
A.Ptnh. dan penugasan awal
yaitu review tentang
keinginan yang ingin
didapatkan ketika kerja
praktik di Kantor Petanahan
Nasional Kab. Lumajang.
2 28 Juli 2015 Pengarahan kerja praktik di
KanTah Lumajang dan
pengenalan Instansi.
3 29 Juli 2015 Studi literatur tentang
pengambilan citra satelit dan
pengolahan citra satelit
4 30 Juli 2015 Studi literatur dan Install
Software Universal Maps
Downloader

3
4

5 31 Juli 2015 Pengukuran bidang tanah di


Lapangan.
6 3 Agustus 2015 Studi literatur dan
pengambilan citra satelit.
7 4 Agustus 2015 Pemilihan citra satelit Karena
ada citra yang tidak
ditemukan
8 5 Agustus 2015 Pengukuran bidang tanah di
Lapangan.
9 6 Agustus 2015 Mengcropping Citra Satelit
menggunakan Global Mapper
V.14
10 7 Agustus 2015 Merektifikasi Citra Satelit
dengan menggunakan
software AutoCAD 2009
11 10 Agustus 2015 Pengolahan data pengukuran
12 11 Agustus 2015 Penggambaran bidang tanah
13 12 Agustus 2015 Studi literatur mengenai peta
dasar pendaftaran, peta
pendaftaran dan peta bidang
tanah serta pemberian NIB
(Nomor Induk Bidang)
14 13 Agustus 2015 Mengikuti penyerahan
sertifikat PRONA di desa
selok awar-awar kepada
masyarakat.
15 14 Agustus 2015 Pengambilan sample
pengukuran PRONA,
Blangko pengukuran PRONA
serta pengambilan
dokumentasi.
16 18 Agustus 2015 Pembuatan laporan magang
17 19 Agustus 2015 Pembuatan laporan magang
18 20 Agustus 2015 Presentasi laporan magang
19 21 Agustus 2015 Revisi laporan magang
5

2.2 Lingkup Pekerjaan


Adapun lingkup pekerjaan selama Kerja Praktik di Kantor
Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang meliputi:
1 Melakukan proses pengambilan citra satelit melalui UMD
(Universal Maps Downloader) dengan zoom 19 daerah
kabupaten lumajang.
2 Melakukan pengolahan citra satelit dengan menggunakan
global mapper v.14 dan AutoCAD Land Desktop 2009.
3 Melakukan pengukuran dan pemetaan bidang tanah di
lapangan dengan menggunakan alat roll meter atau Total
Station.
4 Melakukan pengolahan dan penggambaran hasil
pengukuran di lapangan.
5 Menganalisa aspek pengukuran dan pemetaan dari
pelaksanaan PRONA tersebut.

2.3 Pelaksana Pekerjaan


Pelaksana dalam kerja praktik ini adalah mahasiswa
Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS yang berjumlah satu
orang, yaitu:
1 Nama : Muhammad Irsyadi Firdaus
NRP : 3512 100 015
No. HP : 081237276230

2.4 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


2.4.1 Pengumpulan Data
Adapun data yang digunakan dalam pelaksanaan magang
adalah
1. Data teknis pengukuran pada kegiatan PRONA tahun
2015 berasal dari Kantor Pertanahan Lumajang.
2. Peta Bidang hasil kegiatan pengukuran PRONA
3. Data mengenai penerima ( Subjek ) tanah atau bidang
tanah objek PRONA berasal dari Kantor Pertanahan
Lumajang.
6

4. Peta google satelit yang digunakan untuk overlay


dengan peta bidang.

2.4.2 Pengolahan Data


Dalam tahap ini, pengolahan data yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Mengambil citra satelit untuk area kabupaten
lumajang dengan menggunakan software Universal
Maps Downloader (UMD) dengan zoom 19 dan
mengkombined potongan citra tersebut sehingga
membentuk peta citra satelit kabupaten lumajang.
2. Mentransformasikan peta citra satellite dari proyeksi
UTM ke proyeksi TM 30 dengan menggunakan global
mapper versi 14 sehingga didapatkan peta citra satelit
dengan proyeksi TM 30.
3. Data hasil pengukuran diolah dengan menggunakan
software AutoCAD Land Desktop 2009 sehingga
didapatkan sketsa bidang tanah.
4. Hasil sketsa Bidang tersebut harus ditampalkan
dengan peta citra untuk mengetahui apakah bidang
tersebut sudah sesuai dengan peta citra yang
selanjutnya diberikan legenda sehingga berupa peta
bidang tanah dengan pemberian NIB (Nomor
Identifikasi Bidang).
5. Pembuatan peta pendaftaran tanah, dimana peta
bidang tanah tersebut akan dipindahkan ke peta
pendaftaran tanah.
2.4.3 Penyajian Data
Dalam tahap penyajian data pada Kerja Praktik ini sebagai
berikut :
1. Pembuatan laporan kerja praktik mengenai studi
pengukuran dan pemetaan kegiatan PRONA di Kantor
Pertanahan kabupaten lumajang.
7

2. Pembuatan power point dari studi pengukuran dan


pemetaan kegiatan PRONA di Kantor Pertanahan
kabupaten lumajang.
3. Pembuatan peta pendaftaran tanah dan peta bidang
tanah dari hasil studi pengukuran dan pemetaan
kegiatan PRONA di Kantor Pertanahan kabupaten
lumajang.

2.5 Struktur Organisasi Instansi


Struktur Organisasi Bidang Survei Pengukuran dan
Pemetaan

Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Lumajang

KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan

KASUBSI PENGUKURAN KASUBSI TEMATIK


DAN PEMETAAN DAN POTENSI TANAH

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bidang Survei Pengukuran


dan Pemetaan
1. KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan
TUGAS : Melakukan survei, pengukuran dan pemetaan
bidang tanah, ruang dan perairan; perapatan kerangka dasar,
pengukuran batas kawasan/ wilayah, pemetaan tematik dan
survei potensi tanah, penyiapanpembinaan surveyor
berlisensi dan pejabat penilai tanah.
8

FUNGSI :
a. Pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan bidang
tanah, ruang dan perairan;
b. Perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/
wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah,
pembinaan surveyor berlisensi;
c. Perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas
kawasan/ wilayah;
d. Pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang
dan perairan;
e. Survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan
pemetaan tematik dan potensi tanah;
f. Pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan
pejabat penilai tanah;
g. Pemeliharaan peralatan teknis.

2 TUGAS KASUBSI
a. KASUBSI Pengukuran dan Pemetaan: Menyiapkan
perapatan kerangka dasar orde 4, penetapan batas bidang
tanah dan pengukuran bidang tanah, batas kawasan/
wilayah, kerjasama teknis surveyor berlisensi, pembinaan
surveyor berlisensi dan memelihara peta pendaftaran,
daftar tanah,peta bidang tanah, surat ukur, gambar ukur
dan daftar-daftar lainnya di bidang pengukuran.
b. KASUBSI Tematik dan Potensi Tanah: Menyiapkan
survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan
pemetaan tematik, survei potensi tanah, pemeliharaan
peralatan teknis komputerisasi dan pembinaan pejabat
penilai tanah.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria)


Proyek Operasi Nasional Agraria, salah satu bentuk
kegiatan legalisasi aset dan pada hakekatnya merupakan
proses administrasi pertanahan yang meliputi: adjudikasi,
pendaftaran tanah sampai dengan penerbitan sertipikat/
tanda bukti hak atas tanah dan diselenggarakan secara
massal. Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan kegiatan
pendaftaran tanah pertama kali yang dilaksanakan secara
terpadu dan ditujukan bagi segenap lapisan masyarakat
terutama bagi golongan ekonomi lemah dan menyelesaikan
secara tuntas terhadap sengketa-sengketa tanah yang bersifat
strategis.
Di dalam penetapan lokasi PRONA perlu memperhatikan
kondisi wilayah dan infrastruktur pertanahanan yang tersedia.
1. Kondisi Wilayah.
Lokasi Kegiatan PRONA diarahkan pada wilayah-wilayah
sebagai berikut:
Desa miskin/tertinggal;
Daerah pertanian subur atau berkembang;
Daerah penyangga kota, pinggiran kota atau daerah
miskin kota;
Daerah pengembangan ekonomi rakyat;
Daerah lokasi bencana alam;
Daerah permukiman padat penduduk serta mempunyai
potensi cukup besar untuk dikembangkan;
Daerah diluar sekeliling transmigrasi;
Daerah penyangga daerah Taman Nasional;
Daerah permukiman baru yang terkena pengembangan
prasarana umum atau relokasi akibat bencana alam.

9
10

2. Infrastruktur Pertanahan.
Penetapan lokasi wilayah desa/ kelurahan PRONA,
hendaknya memperhatikan ketersediaan infrastruktur
pertanahan, antara lain:
Rencana umum tata ruang wilayah;
Inventarisasi pengaturan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah (IP4T);
Peta penatagunaan tanah;
Peta pengukuran dan pendaftaran tanah
(fotogrametis);
Infrastruktur titik dasar teknik dan peta dasar
pendaftaran;
Teknologi informasi dan komunikasi;
Mobil dan peralatan larasita; dan
Infrastruktur lainnya.
Adapun luas dan jumlah tanah obyek pronah adalah sebagai
berikut:
1. Tanah Negara.
Tanah non pertanian dengan luas sampai dengan 2.000
m2 (dua ribu meter persegi), kecuali obyek PRONA
yang berlokasi wilayah Kab/ Kota Kantor Pertanahan
tipe A sampai dengan luas 500 m2 (lima ratus meter
persegi); dan
Tanah pertanian dengan luas sampai 2 ha (dua hektar).
2. Penegasan konversi/pengakuan hak.
Tanah non pertanian dengan luas sampai dengan 5.000
m2 (lima ribu meter persegi), kecuali obyek PRONA
yang berlokasi wilayah Kab/ Kota Kantor Pertanahan
tipe A sampai dengan luas 1.000 m2 (seribu meter
persegi); dan
Tanah pertanian dengan luas sampai 5 Ha (lima hektar).
11

3. Jumlah bidang tanah.


Bidang tanah yang dapat didaftarkan atas nama seseorang
atau 1 (satu) peserta dalam kegiatan PRONA paling
banyak 2 (dua) bidang tanah

3.2 Pengukuran Bidang Tanah


Untuk keperluan pendaftaran hak, Pengukuran bidang
tanah dilaksanakan setelah selesai melakukan penetapan batas
dan pemasangan tanda-tanda batas pada bidang yang
dimohon.
Pengukuran bidang tanah dilaksanakan untuk menentukan
posisi / letak geografis, batas, luas, dan bentuk geometris
bidang tanah untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah atau
untuk pelayanan DIK PPL bidang pengukuran. Pengukuran
untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah dilaksanakan
untuk pembuatan peta pendaftaran, peta bidang tanah,
lampiran sertipikat (berupa surat ukur), dan terutama untuk
mendapatkan data ukuran bidang tanah sebagai unsur
pengembalian batas apabila karena sesuatu hal batas-batas
bidang tanah tersebut hilang.
Pengukuran bidang tanah dapat dilaksanakan dengan
metode :
1. Metode Terrestris
Pengukuran bidang tanah dengan cara terestris untuk
pendaftaran tanah sistematik maupun sporadik, adalah
pengukuran secara langsung di lapangan dengan cara
mengambil data berupa ukuran sudut dan/atau jarak, yang
dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data trilaterasi
(jarak), triangulasi (sudut) atau triangulaterasi (sudut dan
jarak).
12

2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/ blow up


foto)
Pengukuran bidang tanah dengan cara fotogrametris
adalah pengukuran dengan menggunakan sarana foto udara.
3. Metode lainnya (metode pengamatan GPS).
Pengukuran bidang tanah dengan metode pengamatan
GPS adalah pengukuran dengan menggunakan sinyal-sinyal
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari minimal 4
satelit GPS.
3.3 Penggambaran Bidang Tanah
Hasil pengukuran bidang tanah untuk keperluan
pendaftaran hak atas tanah digambarkan atau dipetakan pada
gambar ukur dan peta pendaftaran. Penulisan dan
penggambaran hasil ukur dibedakan menurut metode
pengukuran dan penggunaan alat ukurnya.
1. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode
terestris (metode offset secara trilaterasi) dengan
menggunakan alat meetband atau EDM, maka data ukuran
dituliskan langsung di gambar ukur (DI 107) beserta sket
bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi
dan titik ikat yang digunakan.
2. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode
terestris (metode polar) dengan menggunakan alat ukur
theodolite dan meetband atau EDM, maka data ukuran
dituliskan pada DI 103 dan gambar ukur (DI 107) beserta
sket bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi
lokasi dan titik ikat yang digunakan.
3. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode
terestris (metode polar) dengan menggunakan alat ukur
total station, maka data ukuran disajikan dalam bentuk
print out & file data, kemudian dijadikan satu dengan
13

gambar ukurnya. Sket bidang tanah dan deskripsi lokasi


digambarkan pada gambar ukur tersebut, termasuk titik
ikat yang digunakan.
4. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari penggunaan
peta foto/ blow up foto (hasil fotogrametris), maka data
ukuran berupa hasil kartiran bidang tanah di peta foto/blow
up foto udara tersebut, yang kemudian dilampirkan pada
gambar ukur dengan cara overlay atau copy.
5. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari pengamatan
GPS, maka data ukuran disajikan dalam bentuk print out
baseline & file data, kemudian dijadikan satu dengan
gambar ukurnya (DI 107).
6. Keseluruhan hasil ukur tersebut kemudian harus dipetakan
ke dalam peta pendaftaran.
7. Pemetaan bidang tanah untuk hasil kartiran peta foto
dilaksanakan dengan mengutip batas-batas bidang tanah
yang telah ditetapkan dan memetakannya pada lembaran
peta pendaftaran.
3.4 Pemetaan Hasil Ukuran
Peta pendaftaran adalah peta yang menggambarkan bidang
atau bidang-bidang tanah yang batas-batasnya telah
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk keperluan
pendaftaran tanah. Peta pendaftaran ini menginformasikan
mengenai letak, bentuk, batas, dan luas serta nomor
identifikasi bidang dari setiap bidang tanah.
Peta pendaftaran yang digunakan untuk kegiatan sehari-
hari di Kantor Pertanahan haruslah peta dalam sistem
koordinat tertentu dan format peta tertentu. Sistem koordinat
tertentu artinya untuk suatu peta pendaftaran hanya
menggunakan sistem koordinat nasional (TM-30). Sedangkan
14

format peta tertentu artinya peta pendaftaran menggunakan


format nasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Proses pemetaan hasil ukuran memenuhi ketentuan-
ketentuan berikut ini :
1. Jika peta pendaftaran yang berasal dari peta foto/ blow up
foto, maka pemetaannya dilaksanakan dengan
memplotkan batas bidang tanah hasil kartiran yang telah
diidentifikasi serta telah diukur di lapangan. Pemetaan
bidang tanah yang dimaksud harus telah mendapat koreksi
dan adjustment posisi relatif antar bidang.
2. Jika peta pendaftaran yang berasal dari peta garis dimana
hasil ukuran lapangannya telah dikartir pada peta dasar
pendaftaran tersebut, maka pemetaannya dilaksanakan
dengan memplotkan batas-batas bidang tanah dengan
terlebih dahulu mengidentifikasi minimal 2 (dua) titik
sekutu yang digunakan. Garis basis dari 2 titik sekutu
digunakan sebagai dasar untuk mentransformasi/ menyalin
bidang tanah dari peta dasar pendaftaran ke peta
pendaftaran. Titik sekutu yang dimaksud adalah titik yang
sama yang diidentifikasi dan diukur baik di peta maupun
di lapangan dalam sistem koordinat TM-30.
3. Jika tidak tersedia peta dasar pendaftaran yang memuat
kartiran hasil ukuran dari gambar ukur, maka pembuatan
peta pendaftarannya dapat dilakukan bersamaan dengan
pengukuran bidang. Peta pendaftaran yang dimaksud
berasal dari kartiran hasil ukuran yang tertuang pada
gambar ukurnya.
4. Untuk memastikan seluruh hasil ukuran telah terpetakan
pada peta pendaftaran, maka Petugas Ukur menyerahkan
seluruh berkas pemetaan kepada Kepala Sub Seksi
Pengukuran atau koordinator pemetaan. Kasubsi
15

Pengukuran/ Koordinator Pemetaan berkewajiban untuk


memeriksanya dan membubuhi paraf serta keterangan
pada Gambar Ukur dengan bunyi telah terpetakan.
5. Petakan seluruh bidang-bidang tanah terdaftar pada peta
pendaftaran.
6. Setiap bidang tanah yang dipetakan pada peta pendaftaran
telah memiliki Nomor Identifikasi Bidang (NIB) tanah
yang unik/ khusus untuk satu desa/kelurahan.
7. Jika sebagian/ sekelompok bidang tanah tidak dapat
dipetakan dalam skala yang sedang dikerjakan atau tidak
dapat diplotkan pada peta pendaftaran yang ada karena
alasan kartografi, maka kelompok bidang tersebut
dipetakan pada skala kecil dari 1 : 1.000.
8. Pilihlah metode penyalinan/ pengutipan bidang-bidang
tanah dari peta dasar pendaftaran untuk pembuatan peta
pendaftaran.
9. Pembuatan peta pendaftaran harus sama dan berimpit
dengan salib sumbu (grid) sistem koordinat nasional TM-
30.
BAB IV
METODOLOGI PEKERJAAN

4.1 Alat dan Bahan


Dalam pekerjaan ini alat yang digunakan adalah
sebagai berikut.
1 Perangkat keras (hardware)
- 1 unit Laptop merk ASUS X200MA
2 Perangkat lunak (software)
- Sistem operasi berbasiskan Windows 8.1.
- Sistem aplikasi berupa Microsoft tools 2013
(Microsoft Word, Microsoft Excel dan Microsoft
Power Point)
- Sistem aplikasi berupa software AutoCAD 2009
- Sistem aplikasi berupa software UMD (Universal
Maps Downloader) v. 7.327
- Sistem aplikasi berupa software Global Mapper 14
3 Bahan yang digunakan adalah
- Data teknis pengukuran pada kegiatan PRONA tahun
2015 yang berasal dari Kantor Pertanahan Lumajang.
- Peta Bidang hasil kegiatan pengukuran PRONA
- Data mengenai penerima ( Subjek ) tanah atau bidang
tanah objek PRONA yang berasal dari Kantor
Pertanahan Lumajang.
4.2 Spesifikasi Alat
4.2.1 Perangkat Keras (Hardware)
Spesifikasi Laptop ASUS X200MA adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras
Operating system Windows 8.1 64-bit
System Manufacturer ASUSTek Computer
Inc.
System Model X200MA

16
17

Processor Intel Celeron


CPU N2920
@1.86GHz
Memory 4.00 GB (3.87 GB
usable)

4.2.2 Perangkat Lunak (Software)


a. Software Universal Maps Downloader (UMD)

Gambar 4.1 Software Universal Maps


Downloader (UMD)
Perangkat lunak yang dikembangkan oleh
allmapsoft,merupakan suatu progam perangkat
lunak yang digunakan dalam pengambilan citra
satelit. Perangkat ini memiliki 17 jenis citra setelit
diantaranya Google Street Maps, Google Satelite
Maps, Google Terrain Maps, Google Hybrid
Maps, Bing Street Maps, Bing Satelite Maps, Bing
Hybrid Maps, OpenStreetMap Map,
OpenStreetMap Transport, , OpenStreetMap
Cycle Map, OpenStreetMap Mapguest Open,
OpenStreetMap Humanitarian, Yandex Map dan
Yandex Satelite. Namun UMD memiliki
kemampuan lainnya seperti dapat melakukan
18

Combined potongan citra sehingga citra tersebut


utuh sesuai dengan kehendak kita.
Software Universal Maps Downloader
(UMD) adalah desktop perangkat lunak untuk
mengambil citra satelit dengan tingkat pembesaran
yang tinggi.
b. Software Microsoft Office (MS Word, MS Excel,
dan MS Power Point)
Microsoft Office Word adalah perangkat
lunak pengolah kata (word processor) andalan
Microsoft. Pertama kali diterbitkan pada 1983
dengan nama Multi-Tool Word untuk Xenix,
versi-versi lain kemudian dikembangkan untuk
berbagai sistem operasi, misalnya DOS (1983),
Apple Macintosh (1984), SCO UNIX, OS/2, dan
Microsoft Windows (1989).
Microsoft Office Excel adalah sebuah
program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang
dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft
Corporation untuk sistem operasi Microsoft
Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki
fitur kalkulasi.
19

c. Software AutoCAD Land Desktop 2009

Gambar 4.2 Software AutoCAD Land Desktop


2009
CAD adalah singkatan dari Computer
Aided Design, yang diterjemahan ke dalam
Bahasa Indonesia sebagai : merancang dengan
bantuan computer. AutoCAD adalah salah satu
software menggambar teknik (drafting) yang
sangat dikenal di dunia teknik. Tingkat
keakuratannya yang sangat tinggi menjadikan
AutoCAD sebagai salah satu alat bantu (tools)
untuk menggambar di kalangan teknik. Tidak
mengherankan apabila beberapa bidang teknik
sangat intensif menggunakan AutoCAD sebagai
alat bantu gambar, di antaranya adalah Teknik
Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Mesin, dan lain-
lain yang sangat erat dengan pembuatan dan
penggunaan gambar teknik.
20

d. Software Global Mapper 14.0

Gambar 4.3 Software Global Mapper v. 14.0


Global Mapper adalah salah satu perangkat lunak
yang cukup populer sering digunakan oleh kalangan
praktisi GIS (geographics information system) atau
orang-orang yang berkecimpung di bidang pemetaan.
Salah satu keistimewaan program ini adalah
kompatibilitasnya dengan banyak sekali format file.
Sehingga dapat digunakan oleh banyak orang dari
latar belakang pengetahuan perangkat lunak lain yang
berbeda-beda..
File data Anda dapat di-upload sebagai lapisan.
Misalnya, Model Elevasi Digital (DEM), dapat di-
upload dengan peta topografis yang dipindai, untuk
menciptakan tampilan 3D pada peta. Citra udara
digital dapat diletakkan di atas permukaan bersama
dengan vektor kontur untuk menciptakan gambar
yang menakjubkan dan informatif. Hasilnya dapat
dicetak, atau area kerja dapat diekspor ke citra arsiran
resolusi tinggi untuk digunakan dalam presentasi atau
laporan.
Global Mapper bukan sekadar perangkat
serbaguna, namun memiliki fungsi built-in untuk
perhitungan jarak dan area, pembauran arsir dan
penyesuaian kontras, melihat elevasi, dan perhitungan
garis pandang, serta kemampuan tingkat lanjut seperti
21

rektifikasi citra, pembuatan kontur dari data


permukaan, analisis tampilan arah aliran dari data
permukaan, serta triangulasi dan melakukan gridding
data titik 3D. Tugas berulang dapat diselesaikan
dengan menggunakan fungsi bahasa script yang built-
in atau konversi batch secara menyeluruh.
4.3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Alur metodologi pelaksanaan pada magang ini dapat
digambarkan dalam diagram alir sebagai berikut :
Persiapan
Informasi / data
mengenai penerimaam
Identifikasi untuk obyek PRONA

Teknis Pengukuran
Identifikasi

Penggambaran Pemberian NIB

Overlay Peta Citra Satelit

Tidak

Proyeksi
TM 30

Ya
Analisa

Peta Pendaftaran Tanah


Gambar 4.4 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan
22

Keterangan Diagram Alir:


1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam studi ini adalah
persiapan bahan-bahan penelitian antara lain: Data
teknis pengukuran, Peta Bidang hasil kegiatan
pengukuran, dan data mengenai penerima ( Subjek )
tanah atau bidang tanah objek .
2. Identifikasi
Data-data hasil pengukuran dan peta bidang tersebut
di identifikasi sesuai dengan aspek pengukuran dan
pemetaan kadastral.
3. Teknis Pengukuran
Teknis pengukuran meliputi: alat yang digunakan,
spesifikasi alat, metode pengukuran serta teknis
pemasangan patok.
4. Penggambaran
Pada proses penggambaran dilakukan secara
manuskrip dengan skala tertentu kemudian dibuat
secara digital untuk menghasilkan pengukuran peta
objek PRONA secara digital, dan pemberian NIB
(Nomor Identifikasi Bangunan) dilakukan pada
pembuatan manuskrip serta pada peta digital.
Memberi informasi nama penerima (subyek) pada
peta bidang tersebut untuk di umumkan pada
masyarakat yang memiliki tanah atau pihak lain
apabila adanya hak yang dilanggar baik mengenai
luas tanah, status kepemilikan dan bentuk bidang
tanah
5. Overlay
Proses overlay adalah proses penampalan bidang tanah
dengan citra satelit yang sudah di rektifikasi dengan
proyeksi TM 30. Jika belum terproyeksi di TM 30 atau
tidak sesuai dengan citra satelit maka proses
penggambaran harus diulang
23

6. Analisa
Analisa hasil pelaksanaan pengukuran dan pemetaan
kegiatan PRONA sesuai dengan aspek pengukuran
dan pemetaan kadastral secara keseluruhan dari awal
sampai akhir.
7. Peta Pendaftaran Tanah
Hasil pengukuran dan pemetaan tersebut adalah peta
pendaftaran tanah. Dimana peta pendaftaran tanah
tersebut merupakan kutipan peta dasar pendaftaran.

4.4 Jadwal Pekerjaan


Magang yang dilaksanakan mulai tanggal 27 Juli
2015 sampai dengan 21 Agustus 2015, bertempat di
Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang Jalan
Jendral Panjaitan No. 108, Lumajang Jawa Timur 67312.
Dengan rincian jadwal pekerjaan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Jadwal Pekerjaan Kerja Praktek di Kantor Pertanahan


Kabupaten Lumajang
No. Kegiatan Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengenalan Instansi
2 Pelaksanaan Kerja
Praktik
a. Studi Literatur
b. Pengumpulan Data
c. Pengolahan Data
3 Penyusunan Laporan
dan Bimbingan
BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 Tahap Pengolahan Data


1. Download Citra Satelit dengan Menggunakan
software Universal Maps Download (UMD) versi
7.327
UMD (Universal Maps Downloader) adalah software
berbayar yang dikembangkan oleh allmapsoft.com digunakan
untuk mendownload citra satelit dengan resolusi tinggi yang
diambil dari berbagai satelit citra.
a. Download software UMD (Universal Maps Downloader)
di link berikut
http://rsload.net/soft/manager/10157-universal-maps-
downloader.html
b. Install software UMD tersebut setelah selesai maka akan
muncul tampilan sebagai berikut:

Gambar 5.1 Universal Maps Downloader 7.327


c. Tentukan Left Longitude, Right Longitude, Top Latitude,
dan Bottom Latitude sesuai area yang akan diambil.

24
25

1
2
3

5
6

Gambar 5.2 Bagian-bagian Universal Maps Downloader


7.327
Keterangan Gambar:
1. Task Name: Nama folder dan file *umd dimana file
citra di simpan.
2. Maps Type: Jenis citra setelit, pada UMD terdapat 17
jenis citra setelit diantaranya Google Street Maps,
Google Satelite Maps, Google Terrain Maps, Google
Hybrid Maps, Bing Street Maps, Bing Satelite Maps,
Bing Hybrid Maps, OpenStreetMap Map,
OpenStreetMap Transport, , OpenStreetMap Cycle
Map, OpenStreetMap Mapguest Open,
OpenStreetMap Humanitarian, Yandex Map dan
Yandex Satelite. Pilihlah sesuai dengan yang kita
kehendaki.
3. Zoom Level: Digunakan untuk memperbesar resolusi
citra. Semakin besar zoom level maka semakin tinggi
resolusinya dan sebaliknya, semakin kecil zoom level
nya maka semakin kecil resolusinya. Zoom level
maks sebesar 21 sedangkan Zoom level min sebesar
1.
4. Batas koordinat area yang akan kita ambil, kotak
dialog tersebut berisi 4 koordinat yaitu Left Longitude
26

(Bujur Barat), Right Longitude (Bujur Timur), Top


Latitude (Lintang Utara/atas), dan Bottom Latitude
(Lintang Selatan/bawah). Koordinat tersebut
disesuaikan dengan letak area yang akan diambil.
Untuk Lintang selatan koordinatnya bernilai (-) dan
Lintang utara koordinatnya bernilai positif.
5. Path to Save: Letak direktori file yang akan disimpan
didalam memori computer.
6. Total Image: Semakin besar zoom level maka semakin
banyak total image yang di download dan sebaliknya
semakin kecil zoom level nya maka semakin sedikit
total image yang di download.
d. Setelah semua terisi maka klik Icon Start dan jendera log
windows akan berjalan yang menampilkan status citra
yang kita download. Tampilannya akan seperti dibawah
ini. Tunggu beberapa saat untuk mendownload.

Gambar 5.3 Status Log Windows UMD 7.327


e. Setelah citra satelit terdownload semua maka kotak dialog
pemberitahuan Stop akan ditampilkan dan klik Ok.
Otomatis semua file citra tersimpan di direktori komputer.
Status pada Log Windows adalah
27

Gambar 5.4 Status selesai pada log windows UMD 7.327


f. Untuk menggabungkan citra, klik Tools > Map Combiner

Gambar 5.5 Langkah-langkah Map Combiner


g. Tunggu beberapa saat, setelah itu citra hasil combined
akan disimpan dalam satu direktori yang sama dengan
direktori file citra sebelumnya. Format citra yang sudah
tercombined adalah .*bmp dengan ukuran file yang saat
besar sesuai dengan resolusi citra yang dipilih sebelumnya.
Download citra sudah selesai.
h. Hasil dari download citra ada 8 file dengan berbagai
macam format file.
28

Gambar 5.6 File output pada UMD 7.327


2. Croping Citra Satelit Menggunakan Global Mapper
Versi 14.0
a Pastikan anda memiliki software Global Mapper
Versi 14.0 atau versi yang lain. Buka Global Mapper
tersebut sehingga tampilannya adalah seperti gambar
dibawah ini.

Gambar 5.7 Software Global Mapper v. 14


b Untuk membuka file citra satelit yang akan di crop
atau dipotong, Pilih File > Open Data File (s) atau
bisa klik Open Your Own Data Files > klik file citra
yang akan ditampilkan.
29

Gambar 5.8 Langkah-langkah membuka file


c Setelah peta citra sudah ditampilkan, selanjutnya
menentukan area yang akan dipotong dengan
mengulangi langkah 2 dengan format file *.dxf atau
*.dwg.
d Langkah selanjutnya setelah citra satelit dan data
vector sudah bertampalan maka blog area yang akan
dicrop dengan cara pilih Edit > Select All Features
With Digitazer Tool. Maka area bounder terasir.

Gambar 5.9 Langkah-langkah menyeleksi area yang


akan di Crop
e Selanjutnya pilih menu File > Export > Export
Raster/Image Format. Pilih sesuai dengan format
yang dikehendaki.
30

Gambar 5.10 Langkah-langkah mengeksport format


file.

Gambar 5.11 Kotak dialog Select Export Format.

f Selanjutnya kotak dialog ECW Export Options akan


muncul pilih menu Export Bounds > Crop to Selected
Area Feature (s) > Ok.
31

Gambar 5.12 Kotak dialog ECW Export Options


g Langkah selanjutnya, Tunggu beberapa saat, proses
cropping sedang berjalan. Setelah selesai cek file
cropping tersebut di direktori penyimpanan yang
dipilih sebelumnya.

Gambar 5.13 Proses Eksport File


32

h Hasil akhirnya adalah sebagai berikut

Gambar 5.14 File ouput

Gambar 5.15 Tampilan area yang di cropping

3. Pengukuran Bidang tanah


Pengukuran bidang yang dilaksanakan oleh Kantor
Pertanahan Lumajang dilakukan secara terrestris dan
menggunakan metode yang sederhana. Tahapan
tahapannya meliputi :
a. Metode Pengukuran Bidang Tanah
Ada beberapa macam metode pengukuran yang dapat
digunakan dalam pengukuran bidang tanah pada
kegiatan PRONA di Kabupaten Lumajang. Dalam
studi ini Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Lumajang pada saat melakukan pengukuran secara
terrestrial dengan metode polar menggunakan unsur
sudut dan jarak karena metode ini sering dan paling
banyak digunakan dalam pengukuran di lapangan.
33

Pengukuran bidang tanah diikatkan pada poligon


utama atau poligon cabang
b. Alat Untuk Pengukuran bidang Tanah
Alat ukur yang digunakan kantor pertanahan
Lumajang untuk pengukuran bidang tanah tersebut
adalah sebagai berikut :
- Total Station dengan bacaan terkecil sudutnya 1
- Prisma Sudut dan cermin sudut, alat ini hanya
sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk
membentuk sudut 900
- Yalon, alat ini dapat dilakukan sebagai alat
bantu untuk menandai batas.
4. Penggambaran Peta Bidang
Peta bidang yang dihasilkan sudah memiliki proyeksi TM
3 jadi sudah memenuhi ketentuan penggambaran sesuai
standard kantor pertanahan Lumajang.

Gambar 5.16 Sketsa peta bidang


5. Pemberian NIB
Pemberian NIB dilakukan setelah peta bidang tersebut
dilakukan digitasi pada software AutoCad Land Desktop
2009 untuk mendapatkan penomeran NIB secara digital.
Selain memberikan NIB pada bidang tanah tersebut
diberikan data penunjang yaitu berupa nama pemilik
bidang tanah yang telah diukur. NIB merupakan
34

penghubung antara Peta pendaftaran dan daftar lainnya


yang ada dalam proses pendaftaran tanah. Dalam
sistem komputerisasi pendaftaran tanah NIB yang unik
diperlukan sebagai penghubung yang efisien antara
data yang diperlukan dan sebagai akses informasi atas
suatu bidang tanah.

Gambar 5.17 Pemberian nomor identifikasi bidang (NIB)


5.2 Analisa Hasil
1. Analisa Pelaksanaan PRONA
Pada wilayah kabupaten lumajang, tanah yang dijadikan
sebagai peserta PRONA adalah sebagian besar tanah
pertanian dan pemukiman. Dan tanah tersebut ditegaskan
oleh kantor pertanahan Lumajang menjadi tanah obyek
PRONA yang telah diukur menjadi peta bidang dan
diberikan kepada yang berhak yaitu pemohon atau
peserta PRONA yang sudah diatur dalam peraturan agraria
2. Analisa Teknis (Pengukuran)
Pada pembuatan jaring atau kerangka polygon utama
Pada titik awal koordinatnya diperoleh menggunakan
GPS handheld Garmin CSx 60 yang telah diatur pada
sistem proyeksi TM 30 tetapi memiliki ketelitian dan
akurasi yang kurang bagus. Pada titik ikat sebaiknya
tidak menggunakan gps handheld karena itu akan
memberikan hasil yang tidak maksimal dan untuk
35

memperoleh ketelitian titik ikat yang sangat akurat lebih


baik menggunakan GPS geodetic.
Pada peralatan pengukuran yang digunakan pada
pengukuran polygon dan pengukuran bidang tanah
menggunakan Total Station dengan bacaan sudut terkecil
adalah 1. Pengukuran jarak dilakukan secara EDM
untuk mendapatkan jarak yang tepat dan akurat.
3. Analisa Kendala Teknis
a. Letak titik dasar teknis yaitu orde 3 dengan wilayah
pengukuran letaknya jauh sehingga titik ikat awal
menggunakan koordinat yang didapatkan dari GPS
handheld Gamin 60 CSx.
b. Alat yang digunakan dalam pengukuran kurang
memiliki standard alat yang memenuhi sehingga
tidak memiliki akurasi yang tinggi.
c. Medan pengukuran cukup sulit karena wilayah
pengukuran adalah permukiman atau pertanian
sehingga jalannya pengukuran membutuhkan waktu
yang lama.
d. Data ukuran lapangan yang kurang lengkap seperti
data bidang tanah yang akan diukur, peta situasi dan
petunjuk lokasi.
e. Terbatasnya data, kemampuan peralatan (software &
hardware) yang dipakai.
4. Analisa Penggambaran (Hasil Pengukuran)
Pada proses penggambaran dilakukan secara digital
dari proses awal sampai proses akhir. Yaitu bidang
bidang tanah dari hasil pengukuran disajikan dalam
bentuk hardcopy yang dikerjakan secara digital dengan
bantuan software. Hasil peta bidang sudah memiliki
sistem proyeksi TM 30 (sesuai Standard Kantor
Pertanahan). Pada informasi yang diberikan juga cukup
lengkap dalam peta bidang tanah tersebut terdapat
pemilik bidang tanah dan bidang kepemilikan
disekitarnya. Pada penomeran NIB (Nomer Identifikasi
36

Bidang) berjumlah 13 digit, yaitu 8 digit pertama


merupakan kode propinsi, kabupaten, kecamatan dan
kelurahan/desa tempat bidang tanah terletak, dan 5 digit
terakhir merupakan nomor bidang tanah.
5. Analisa perbandingan antara teknis kegiatan PRONA
dengan SOP (Standard Operasional Prosedur)
Pengukuran dan pemetaan yang berlaku sekarang
pada Kantor Pertanahan Lumajang.
Tabel 5.1 Perbandingan Teknis dengan SOP (Standard
Operasional Prosedur)
Prosedur Teknis SOP Keterangan
Pengukuran
Titik Ikat Diikatkan pada Diikatkan pada Tidak sesuai
koordinat yang titik dasar SOP
didapat dari GPS nasional orde 3
Handheld
Pengukuran Poligon utama Poligon utama Tidak sesuai
Poligon Utama Titik awal pada titik awal SOP
diikatkan pada diikatkan pada
koordinat yang titik dasar teknis
dihasilkan dari orde 3
GPS handheld
Alat Ukur Menggunakan Menggunakan Sesuai SOP
Poligon Utama Total Station Total Station
ketelitian ketelitian terkecil
terkecil minimal minimal 1
1
Pengukuran Diikatkan pada Diikatkan pada Sesuai SOP
Poligon poligon utama poligon utama
Cabang
Alat Ukur Menggunakan Menggunakan alat Sesuai SOP
Poligon alat ukur sudut ukur sudut dengan
Cabang dengan ketelitian ketelitian bacaan
bacaan sudut sudut terkecil
terkecil minimal minimal 1
1
37

Pengukuran Pengukuran Pengukuran jarak Sesuai SOP


Jarak pada jarak secara secara EDM
Poligon Utama EDM
dan Cabang
Pengukuran Menggunakan Menggunakan Sesuai SOP
Bidang tanah metode Metode
pengukuran Offset, mengikat,
secara polar dan
polar dengan gabungan metode
unsur sudut dan
jarak
Alat Menggunakan Menggunakan alat Sesuai SOP
Pengukuran alat Total Station Total Station
Bidang tanah Ketelitian ketelitian terkecil
terkecil minimal minimal 1
1
Metode Pengukuran Pengukuran jarak Sesuai SOP
Pengukuran jarak secara secara EDM dan
Jarak EDM dan Rollmeter
Rollmeter
Penggambaran Dilakukan Dilakukan secara Sesuai SOP
peta bidang secara digital dan digital dan Sistem
Sistem Proyeksi TM 3
Proyeksi TM 3
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa terhadap studi
yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah:
1. Dalam teknis pengukuran pada kegiatan PRONA di
Kabupaten Lumajang dari hasil evaluasi banyak yang
sudah sesuai dengan Standard Operasional Prosedur
(SOP) pengukuran dan pemetaan karena dari 10 SOP
hanya 2 yang kurang memenuhi standard.
2. Pada studi ini dilakukan pembuatan peta bidang tanah
secara digital dan dilakukan proses transformasi
koordinat untuk mendapatkan peta bidang yang
memiliki sistem koordinat yang benar yaitu dalam TM
3 0.
3. Peta bidang tanah objek PRONA terdapat penomoran
pada NIB berjumlah 13 digit, yaitu 8 digit pertama
merupakan kode propinsi, kabupaten, kecamatan dan
kelurahan/desa tempat bidang tanah terletak, dan 5 digit
terakhir merupakan nomor bidang tanah.
6.2. Saran
1. Pengukuran teknis di lapangan sebaiknya juru ukur
atau surveyor melaksanakan sesuai dengan standard
operasional prosedur untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang sesuai dan akurat supaya tidak
terjadi adanya pembuatan sertipikat tumpang tindih.
2. Apabila di wilayah pengukuran tidak terdapat titik
dasar teknis orde 3 atau orde 4 lebih baik membuat
titik ikat diukur menggunakan GPS Geodetic jadi
tidak didapatkan menggunakan GPS Handheld.

38
39

3. Sebaiknya juru ukur Kantor Pertanahan Lumajang


menggunakan alat Total Station saat pengukuran
poligon dan bidang tanah supaya diperoleh hasil
bidang tanah yang teliti dan tepat.
39

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Buku Pegangan Juru Ukur.


https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/0
2/16/buku-pegangan-juru-ukur/. [diakses pada tanggal 11
Agustus 2015].
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. 2013. Petunjuk
Pelaksanaan Teknis Kegiatan PRONA Tahun Anggaran
2013. Jakarta.
Boss Tambang, 2010. Pengukuran dan Pemetaan Kadastral,
URL:http://clipart.peirceinternet.com/. Dikunjungi pada
tanggal 08 October 2010.
Boss Tambang, 2009. Pengukuran Bidang Tanah,
URL:http://clipart.peirceinternet.com/. Dikunjungi pada
tanggal 28 October 2010.
Endratno, Anton, 2007. Pemetaan Bidang Tanah Untuk
Pembuatan Sertipikat Hak Atas Tanah Dengan Sistem
Informasi Geografis ( SIG ). Jurusan Geografi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 2007.
Harsono, Boedi, (1999) Hukum Agraria Indonesia : Sejarah
Pembentukan UUPA, Isi dan Pelaksanaannya, Jakarta,
Djambatan.
Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan
Nasional. 2015. Sertipikasi PRONA.
http://www.bpn.go.id/Program/Legalisasi-Aset/Program-
Program/Sertipikasi-PRONA. [diakses pada tanggal 11
Agustus 2015].
Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomer 24 Tahun 1997
Tentang Pendaftaran Tanah. Jakarta.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan. Jakarta.

39
40

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan


Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Program Nasional Agraria (PRONA). Jakarta
Soeprapto, R., ( 1986 ) Undang undang Pokok Agraria dalam
Praktek, Jakarta, UI Press.
Sumardjono, Maria S.W., ( 2001 ) Kebijakan Pertanahan :
Antara Regulasi dan Implementasi, Jakarta, Kompas.
Syahyuti. 2004. Analisa terhadap kondisi dan perkembangan
berbagai factor prasyarat pelaksanaan reforma agrarian.
Puslitbang Sosek Pertanian, Bogor.
Ummah, Muslihatul. 2010. Evaluasi Tentang Pengukuran dan
Pemetaan Dalam Program Reforma Agraria Dikaitkan
Dengan Standarisasi Teknis, Teknik Geomatika FTSP ITS:
Surabaya
Yuwono, dkk. 2010. Studi Tentang Pengukuran Dan Pemetaan
Pada Pelaksanaan Landreform Di Indonesia. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya.
LAMPIRAN

41
42

Gambar 1 Contoh Peta Bidang Tanah

Gambar 2 Contoh Sketsa Bidang Tanah


43

Gambar 3 Contoh Blangko Gambar Ukur DI. 107 A (Tampak


Depan)
44

Gambar 4 Contoh Blangko Gambar Ukur DI. 107 A (Tampak


Belakang)
45

Gambar 5 Identifikasi Obyek PRONA

Gambar 6 Sketsa Bidang Tanah


46

Gambar 7 Fasilitas Pelayanan Kantor Pertanahan Lumajang

Gambar 8 Penyerahan Sertifikat PRONA

Anda mungkin juga menyukai