Vdajoo0cq2ivfocgzr7g Signature Poli 150910051132 Lva1 App6892
Vdajoo0cq2ivfocgzr7g Signature Poli 150910051132 Lva1 App6892
Oleh :
2. Abdul Wachid, SH ( )
(KASUBSI Pengukuran dan Pemetaan )
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya, sehingga
penulisa dapat menyelesaikan laporan kerja praktik di Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang dengan judul Studi
Tentang Pengukuran Dan Pemetaan Pada Pelaksanaan
PRONA Tahun 2015 Di Indonesia (Studi Kasus: Kantor
Pertanahan Kabupaten Lumajang) ini dengan baik.
Selama pelaksanaan kerja praktik, banyak pihak yang telah
membantu penulis sehingga kerja praktik ini dapat berjalan dengan
baik. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua atas doa dan restu serta atas semua dukungan selama
Magang.
2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Taufik selaku Ketua Jurusan Teknik
Geomatika FTSP ITS.
3. Bapak Drs. Tonton Sudiyanto, MH. selaku Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Lumajang dan Bapak Miftahul Fahmi,
A. Ptnh. selaku KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan.
4. Bapak Abdul Wachid, SH atas bimbingan dan arahannya
selama magang di BPN Lumajang dan Bapak I Gede Astawa,
A. Ptnh. atas bimbingan dan arahannya selama magang di BPN
Lumajang.
5. Seluruh pegawai dan staf di Kantor Pertanahan Kabupaten
Lumajang atas semua bantuan selama magang.
6. Sahabat-sahabat Teknik Geomatika ITS Angkatan 2012 atas
dukungan dan semangat yang telah diberikan.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan
laporan magang ini. oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk perbaikan laporan ini.
Lumajang, Agustus 2015
Penulis
iii
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN
KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN
2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR
PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)
Abstrak
Kebijakan pemerintah mengenai pengadaan sertifikat tanah
secara kolektif bagi masyarakat adalah program PRONA (Proyek
Operasi Nasional Agraria). Tujuan proyek ini adalah untuk
menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat dalam bidang
Pertanahan sebagai usaha untuk berpartisipasi dalam
menciptakan stabilitas sosial politik serta pembangunan di
bidang Ekonomi.
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah
mengidentifikasi dan mengetahui mekanisme pengukuran dan
pemetaan pada kegiatan PRONA di kabupaten lumajang, yang
dilaksanakan Kantor Pertanahan Lumajang. Kemudian
membuat peta bidang digital serta melakukan transformasi
koordinat UTM ke TM 3 menggunakan Software Global Mapper
versi 14.
Hasil studi ini berupa penjelasan pelaksanaan teknis dalam
program PRONA serta membuat informasi sederhana peta dasar
pendaftaran tanah mengenai pemilik tanah, luas dan nomer
identifikasi bangunan ( NIB )
Kesimpulan studi magang ini, dari program PRONA yang
dibagikan Kantor Pertanahan Lumajang kepada masyarakat
peserta PRONA di kabupaten lumajang dengan total peserta
3.950 objek bidang tanah. Pengukuran bidang tanah
menggunakan metode terrestrial secara polar dengan unsur
iv
sudut dan jarak. Serta peta pendaftaran tanah yang dijadikan
sebagai keperluan pembukuan tanah.
v
DAFTAR ISI
vi
5.1 Tahap Pengolahan Data ........................................... 24
5.2 Analisa Hasil ........................................................... 34
BAB VI PENUTUP ............................................................. 38
6.1 Kesimpulan.............................................................. 38
6.2 Saran ........................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA........................................................... 39
LAMPIRAN ......................................................................... 41
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Studi Tentang Pengukuran Dan
Pemetaan Pada Pelaksanaan PRONA adalah sebagai berikut:
1 Mengetahui bagaimana pelaksanaan PRONA di Indonesia
khususnya di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang.
2 Mengetahui bagaimana aspek teknis pengukuran dan
pemetaan dari pelaksanaan PRONA sudah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3 Memberikan sistem informasi sederhana pada hasil
penggambaran peta pendaftaran tanah.
1.3 Manfaat
Manfaat dari Studi Tentang Pengukuran Dan Pemetaan Pada
Pelaksanaan PRONA adalah sebagai berikut :
1 Mengetahui pelaksanaan PRONA di Indonesia khususnya
di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang.
2 Mengetahui aspek teknis pengukuran dan pemetaan dari
pelaksanaan PRONA sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3 Mampu memberikan sistem informasi sederhana pada
hasil penggambaran peta pendaftaran tanah.
BAB II
MANAJEMEN PEKERJAAN
3
4
Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Lumajang
FUNGSI :
a. Pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan bidang
tanah, ruang dan perairan;
b. Perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/
wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah,
pembinaan surveyor berlisensi;
c. Perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas
kawasan/ wilayah;
d. Pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang
dan perairan;
e. Survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan
pemetaan tematik dan potensi tanah;
f. Pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan
pejabat penilai tanah;
g. Pemeliharaan peralatan teknis.
2 TUGAS KASUBSI
a. KASUBSI Pengukuran dan Pemetaan: Menyiapkan
perapatan kerangka dasar orde 4, penetapan batas bidang
tanah dan pengukuran bidang tanah, batas kawasan/
wilayah, kerjasama teknis surveyor berlisensi, pembinaan
surveyor berlisensi dan memelihara peta pendaftaran,
daftar tanah,peta bidang tanah, surat ukur, gambar ukur
dan daftar-daftar lainnya di bidang pengukuran.
b. KASUBSI Tematik dan Potensi Tanah: Menyiapkan
survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan
pemetaan tematik, survei potensi tanah, pemeliharaan
peralatan teknis komputerisasi dan pembinaan pejabat
penilai tanah.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
9
10
2. Infrastruktur Pertanahan.
Penetapan lokasi wilayah desa/ kelurahan PRONA,
hendaknya memperhatikan ketersediaan infrastruktur
pertanahan, antara lain:
Rencana umum tata ruang wilayah;
Inventarisasi pengaturan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah (IP4T);
Peta penatagunaan tanah;
Peta pengukuran dan pendaftaran tanah
(fotogrametis);
Infrastruktur titik dasar teknik dan peta dasar
pendaftaran;
Teknologi informasi dan komunikasi;
Mobil dan peralatan larasita; dan
Infrastruktur lainnya.
Adapun luas dan jumlah tanah obyek pronah adalah sebagai
berikut:
1. Tanah Negara.
Tanah non pertanian dengan luas sampai dengan 2.000
m2 (dua ribu meter persegi), kecuali obyek PRONA
yang berlokasi wilayah Kab/ Kota Kantor Pertanahan
tipe A sampai dengan luas 500 m2 (lima ratus meter
persegi); dan
Tanah pertanian dengan luas sampai 2 ha (dua hektar).
2. Penegasan konversi/pengakuan hak.
Tanah non pertanian dengan luas sampai dengan 5.000
m2 (lima ribu meter persegi), kecuali obyek PRONA
yang berlokasi wilayah Kab/ Kota Kantor Pertanahan
tipe A sampai dengan luas 1.000 m2 (seribu meter
persegi); dan
Tanah pertanian dengan luas sampai 5 Ha (lima hektar).
11
16
17
Teknis Pengukuran
Identifikasi
Tidak
Proyeksi
TM 30
Ya
Analisa
6. Analisa
Analisa hasil pelaksanaan pengukuran dan pemetaan
kegiatan PRONA sesuai dengan aspek pengukuran
dan pemetaan kadastral secara keseluruhan dari awal
sampai akhir.
7. Peta Pendaftaran Tanah
Hasil pengukuran dan pemetaan tersebut adalah peta
pendaftaran tanah. Dimana peta pendaftaran tanah
tersebut merupakan kutipan peta dasar pendaftaran.
24
25
1
2
3
5
6
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa terhadap studi
yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah:
1. Dalam teknis pengukuran pada kegiatan PRONA di
Kabupaten Lumajang dari hasil evaluasi banyak yang
sudah sesuai dengan Standard Operasional Prosedur
(SOP) pengukuran dan pemetaan karena dari 10 SOP
hanya 2 yang kurang memenuhi standard.
2. Pada studi ini dilakukan pembuatan peta bidang tanah
secara digital dan dilakukan proses transformasi
koordinat untuk mendapatkan peta bidang yang
memiliki sistem koordinat yang benar yaitu dalam TM
3 0.
3. Peta bidang tanah objek PRONA terdapat penomoran
pada NIB berjumlah 13 digit, yaitu 8 digit pertama
merupakan kode propinsi, kabupaten, kecamatan dan
kelurahan/desa tempat bidang tanah terletak, dan 5 digit
terakhir merupakan nomor bidang tanah.
6.2. Saran
1. Pengukuran teknis di lapangan sebaiknya juru ukur
atau surveyor melaksanakan sesuai dengan standard
operasional prosedur untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang sesuai dan akurat supaya tidak
terjadi adanya pembuatan sertipikat tumpang tindih.
2. Apabila di wilayah pengukuran tidak terdapat titik
dasar teknis orde 3 atau orde 4 lebih baik membuat
titik ikat diukur menggunakan GPS Geodetic jadi
tidak didapatkan menggunakan GPS Handheld.
38
39
DAFTAR PUSTAKA
39
40
41
42