Anda di halaman 1dari 10

PERSPEKTIF TATA KELOLA

PERUSAHAAN

Disusun Oleh :

Desmond Christov (232014117)

Aisyta Artha Putri (232014184)

Devita Ayu F (232014199)

Nita Anggraheny S (232014210)

Septian Adhe K (232014228)

Osfred Umbu D (232014259)

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wascana

2017
Konsep Agensi

Pendorong utama untuk tata kelola perusahaan didasarkan pada konsep agensi. Di sini
perusahaan diawasi oleh direksi yang ditunjuk oleh pemilik, yaitu para pemegang saham.
Para direktur merumuskan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dan memenuhi ekspektasi pasar, dan pada gilirannya, mempekerjakan manajer dan staf untuk
menerapkan strategi ini. Sebuah model sederhana menetapkan hubungan ini dalam gambar :

Pemegang Saham

Direksi

Manajer

Supervisor

Staf operasional dan lini depan

Ada dua mekanisme lebih lanjut yang perlu dimasukkan dalam model untuk mencerminkan
kinerja dan akuntabilitas yang penting dalam teori keagenan. Ini adalah aspek selanjutnya
dari konsep kinerja / kesesuaian yang telah dibahas, yang mengukur kinerja strategis terlihat
pada Gambar :

Pemegang Saham

Direksi

Manajer

Supervisor

Staf Operasional dan lini depan


Kinerja Akuntabilitas

Tujuan Laporan Direksi


Kebijakan Review Kinerja
Strategi Final Accounts
Perencanaan Keuntungan dan
Kerugian
Key PIs
Neraca
Prosedur
Kebijakan Akuntansi
Laporan Kinerja
Pengungkapan

Pemangku Kepentingan Perusahaan

Pelanggan merupakan nyawa utama bagi perusahaan. Dari pelanggan-lah, perusahaan


dapat mendapatkan keuntungan.
Pemberi Modal merupakan pihak yang memberikan modal untuk perusahaan, agar
perusahaan dapat menjalan aktivitas operasionalnya.
Politicians
Media Masa
Karyawan adalah orang orang yang bekerja pada perusahaan dan melakukan kegiatan
operasional alam perusahaan
Pemimpin Perusahaan
Regulators merupakan pihak yang melakukan pengawasan terhadap industry.
Partner Bisnis merupakan supplier atau mitra yang mendukung kinerja perusahaan
Pemegang Saham merupakan pihak yang memiliki saham pada sebuah perusahaan
Pesaing
Permerintah memiliki kepentingan terhadap kepatuhan perusahaan pada aspek
peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan
Komunitas Local merupakan perpanjangan tangan dari masyarakat, yang
menginginkan transparansi dari perusahaan

Etika Perusahaan dan Akuntabilitas

Sangat penting bagi perusahaan memiliki Kode Etik yang mengatur Perilaku dan
sikap semua karyawan maupun manajer dalam perusahaan. Ada banyak kode yang berbeda
yang telah dikembangkan untuk memenuhi berbagai organisasi. Kode-kode ini mencakup
perilaku, hadiah, objektivitas, kejujuran dan sebagainya. Dengan adanya Kode Etik yang ada
pada perusahaan maka setiap Tindakan dan keputusan yang diambil pada perusahaan akan
dapat dipertanggung jawabkan (Accountable). Sehingga Kode Etik dianggap dapat
meningkatkan Akuntabilitas perusahaan.

Berikut ini 7 prinsip yang biasa digunakan perusahaan :

1. Selflessnes (mementingkan diri sendiri) - Pemegang kantor publik harus mengambil


keputusan dari segi kepentingan umum. Mereka tidak harus melakukannya untuk
mendapatkan keuntungan atau manfaat lain untuk diri mereka sendiri, keluarga mereka
atau teman-teman mereka.

2. Integritas - Pemegang kantor publik tidak harus menempatkan diri mereka di bawah
keuangan atau kewajiban lainnya kepada individu luar atau organisasi yang mungkin
memengaruhi mereka dalam melaksanakan tugas mereka.

3. Objektivitas - Dalam menjalankan bisnis publik, termasuk membuat janji publik,


pemberian kontrak atau merekomendasikan individu untuk hadiah atau manfaat ,
pemegang kantor publlik harus membuat pilihan mereka.

4. Akuntabilitas Pemegang kantor publik bertanggung jawab untuk keputusan dan tindakan
kepada publik dan harus menyerahkan diri untuk pengawasan apapun yang sesuai untuk
kantor mereka.

5. Keterbukaan - Pemegang kantor publik harus seterbuka mungkin tentang semua keputusan
dan tindakan yang mereka ambil. Mereka harus memberikan alasan untuk keputusan
mereka dan membatasi informasi hanya ketika keinginan kepentingan publik.

7 Kejujuran - Pemegang kantor publik memiliki tugas untuk menyebutkan kepentingan


pribadi yang berkaitan dengan kepentingan publik mereka
8 Kepemimpinan - Pemegang kantor publik harus mempromosikan dan mendukung prinsip-
prinsip ini dengan kepemimpinan.

Whistleblowing (Pengungkapan Rahasia)


Whistleblowing adalah tindakan yang dilalukan oleh seseorang atau beberapa orang
karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau
atasannya kepada pihak lain. Pihak yang dilapori itu bisa saja atasan yang lebih tinggi atau
masyarakat luas.

Pengungkapan berhubungan dengan kejahatan, pelanggaran kewajiban hukum, bahaya


terhadap kesehatan dan keselamatan atau lingkungan dan menyembunyikan informasi
berkaitan dengan barang-barang ini. Perlindungan pengungkapan harus dibuat untuk:

Itikad baik.

Bukan untuk keuntungan pribadi.

Hanya setelah semua proses internal yang relevan telah dimanfaatkan.

Whistleblowing dapat dihindari dengan prosedur internal, dimana :

karyawan percaya / dia akan tunduk jika pengungkapan dibuat oleh atasan

karyawan telah membuat pengungkapan secara substansial informasi yang sama.

Contoh Kaus Whistleblowing PT.Asian Agri Group

Kasus Penggelapan Pajak Oleh PT. Asian Agri Group

PT Asian Agri Group (AAG) adalah salah satu induk usaha terbesar kedua di Grup Raja
Garuda Mas, perusahaan milik Sukanto Tanoto. Menurut majalah Forbes, pada tahun 2006
Tanoto adalah keluarga paling kaya di Indonesia, dengan kekayaan mencapai US$ 2,8 miliar
(sekitar Rp 25,5 triliun).

Terungkapnya dugaan penggelapan pajak oleh PT AAG, bermula dari aksi Vincentius Amin
Sutanto (Vincent) membobol brankas PT AAG di Bank Fortis Singapura senilai US$ 3,1 juta
pada tanggal 13 November 2006. Vincent saat itu menjabat sebagai group financial controller
di PT AAG yang mengetahui seluk-beluk keuangannya. Perbuatan Vincent ini terendus oleh
perusahaan dan dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Vincent kabur ke Singapura sambil
membawa sejumlah dokumen penting perusahaan tersebut. Dalam pelariannya inilah terjadi
jalinan komunikasi antara Vincent dan wartawan Tempo.

Pada tanggal 1 Desember 2006 VAS sengaja datang ke KPK untuk membeberkan
permasalahan keuangan PT AAG yang dilengkapi dengan sejumlah dokumen keuangan dan
data digital.Salah satu dokumen tersebut adalah dokumen yang berjudul AAA-Cross Border
Tax Planning (Under Pricing of Export Sales), disusun pada sekitar 2002. Dokumen ini
memuat semua persiapan transfer pricing PT AAG secara terperinci. Modusnya dilakukan
dengan cara menjual produk minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) keluaran PT AAG ke
perusahaan afiliasi di luar negeri dengan harga di bawah harga pasar untuk kemudian dijual
kembali ke pembeli riil dengan harga tinggi. Dengan begitu, beban pajak di dalam negeri bisa
ditekan. Selain itu, rupanya perusahaan-perusahaan luar negeri yang menjadi rekanan PT AA
sebagian adalah perusahaan fiktif.

Pembeberan Vincent ini kemudian ditindaklanjuti oleh KPK dengan menyerahkan


permasalahan tersebut ke Direktorat Pajak karena memang permasalahan PT AAG tersebut
terkait erat dengan perpajakan. Direktur Jendral Pajak, Darmin Nasution, kemudian
membentuk tim khusus yang terdiri atas pemeriksa, penyidik dan intelijen. Tim ini bekerja
sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Kejaksaan
Agung. Tim khusus tersebut melakukan serangkaian penyelidikan termasuk penggeledahan
terhadap kantor PT AAG, baik yang di Jakarta maupun di Medan.

Berdasarkan hasil penyelidikan tersebut (14 perusahaan diperiksa), ditemukan terjadinya


penggelapan pajak yang berupa penggelapan pajak penghasilan (PPh) dan pajak pertambahan
nilai (PPN). Selain itu juga "bahwa dalam tahun pajak 2002-2005, terdapat Rp 2,62 triliun
penyimpangan pencatatan transaksi. Yang berupa menggelembungkan biaya perusahaan
hingga Rp 1,5 triliun. mendongkrak kerugian transaksi ekspor Rp 232 miliar. mengecilkan
hasil penjualan Rp 889 miliar. Lewat modus ini, Asian Agri diduga telah menggelapkan pajak
penghasilan untuk badan usaha senilai total Rp 2,6 triliun. Perhitungan SPT Asian Agri yang
digelapkan berasal dari SPT periode 2002-2005. Hitungan terakhir menyebutkan penggelapan
pajak itu diduga berpotensi merugikan keuangan negara hingga Rp 1,3 triliun.

Dari rangkaian investigasi dan penyelidikan, pada bulan Desember 2007 telah ditetapkan 8
orang tersangka, yang masing-masing berinisial ST, WT, LA, TBK, AN, EL, LBH, dan SL.
Kedelapan orang tersangka tersebut merupakan pengurus, direktur dan penanggung jawab
perusahaan. Di samping itu, pihak Depertemen Hukum dan HAM juga telah mencekal 8
orang tersangka tersebut.

Terungkapnya kasus penggelapan pajak oleh PT AAG tidak terlepas dari pemberitaan
investigatif Tempo baik koran maupun majalah dan pengungkapan dari Vincent. Dalam
konteks pengungkapan suatu perkara, apalagi perkara tersebut tergolong perkara kakap,
mustinya dua pihak ini mendapat perlindungan sebagai whistle blower. Kenyataannya, dua
pihak ini di-blaming. Alih-alih memberikan perlindungan, aparat penegak hukum malah
mencoba mempidanakan tindakan para whistle blower ini. Vincent didakwa dengan pasal-
pasal tentang pencucian uang karena memang dia, bersama rekannya, sempat mencoba
mencairkan uang PT AAG.

Model Tata Kelola Perusahaan

Ada lima prinsip utama yang terlibat, diringkas sebagai berikut:

1. Hak pemegang saham. Kerangka CG harus melindungi hak-hak pemegang saham.


2. Perlakuan adil pemegang saham. Kerangka CG harus menjamin pemerataan semua
pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan asing.
3. Peran stakeholder dalam tata kelola perusahaan. Kerangka CG harus memastikan
bahwa pengungkapan yang tepat waktu dan akurat terbuat dari semua hal yang
material mengenai korporasi, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan dan
tata kelola perusahaan.
4. Pengungkapan dan transparansi. Kerangka CG harus memastikan bahwa tepat waktu
dan akurat pengungkapan dibuat pada semua hal yang material mengenai
perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan dan tata kelola
perusahaan - termasuk keuangan dan hasil operasional, tujuan perusahaan,
kepemilikan saham dan voting, anggota dewan dan remunerasi, materi diduga
memiliki faktor resiko, tata kelola struktur dan kebijakan dan audit tahunan dan
akses informasi oleh pengguna.
5. Tanggung jawab dewan. Kerangka CG harus memastikan bimbingan strategis dari
perusahaan, pemantauan yang efektif dari manajemen oleh dewan, akuntabilitas
dewan terhadap perusahaan dan pemegang saham. Dewan harus sepenuhnya
diberitahu, mengenai pemegang saham, memastikan kepatuhan terhadap hukum ,
kinerja ulasan dan kebijakan risiko, juga memastikan bahwa sistem pengendalian
internal di tempat yang tepat, khususnya, sistem untuk risiko pemantauan,
pengendalian keuangan dan kepatuhan akan hukum dan pengungkapan serta
komunikasi.
Hal yang tidak boleh dihilangkan untuk mencapai Good Governance :

1. Direksi
Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan
anggaran dasar.

Tugas Direksi

1. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah rapat
direksi;

2. Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan Perseroan;

3. Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan Perseroan.

2. Remunerasi

Remunerasi adalah penggajian,Payment, dan dapat diartikan sebagai imbalan


dengan bentuk uang atau apa pun yang telah ditetapkan oleh peraturan tertentu yang sesuai
dengan pekerjaan yang di kerjakannya.Sistem remunerasi yang di gunakan oleh setiap
perusahaan berbeda . Remunerasi dalam perusahaan tergantung pada sistem yang ada di
perusahaan. Tinggi atau rendahnya remunerasi yang di berikan tergantung dari perusahaan.

Tujuan Remunerasi

Remunerasi ini terjadi karena adanya prestasi atau hal yang membuat perusahaan
mengagumi hasil kerjanya. Remunerasi ini memiliki tujuan yang diantaranya adalah sebagai
berikut:

1. Dapat mendorong SDM yang baik dan berkualitas,


2. Dengan sistem remunerasi dapat menciptakan suatu persaingan yang positif di antara
tenaga kerja yang ada di dalam suatu perusahaan, karena pada sistem ini dapat di lihat
mana yang berkerja dengan rajin dan yang tidak. Maka para pekerja meningkatkan
kualitas pekerjaan yang di kerjakannya.
3. Dapat memelihara sumber daya manusia yang bersifat produktif.

4. Hubungan Akuntabilitas dengan Audit


Audit internal

Auditor internal memberikan pendapat tentang Kerangka Penjaminan untuk


organisasi klien pada akhir tahun. Hal ini dalam dua bagian yang berbeda. Yang pertama
adalah pendapat atas kecukupan Kerangka Penjaminan itu sendiri; yang kedua adalah untuk
memberikan jaminan pada manajemen risiko-risiko yang teridentifikasi dalam Kerangka
Penjaminan dimana auditor internal telah mengulasnya sepanjang tahun. Pendapat ini
digunakan oleh Dewan untuk menginformasikan SIC dan oleh Otoritas Kesehatan Strategis
sebagai bagian dari peran kinerja manajemen. Hal ini juga memungkinkan bahwa Audit
Internal akan memainkan peran kunci dalam mendukung jaminan Kepercayaan kepada
Komisi Kesehatan pada kepatuhan dengan standar.

Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk membantu semua
pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan
memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.

Audit eksternal

Audit eksternal adalah pemeriksaan eksternal dari laporan keuangan yang


dipersiapkan oleh organisasi. Biasanya audit eksternal ini diadakan untuk tujuan hukun
(untuk memenuhi persyaratan hukum). Auditor eksternal biasanya juga dipekerjakan untuk
melakukan tugas khusus tambahan (misalnya penyelidikan penipuan).

Tujuan dari audit eksternal adalah untuk memastikan laporan tahunan memberi
gambaran yang tepat dan sebenarnya mengenai kondisi keuangan organisasi; dan bahwa dana
yang dimiliki telah digunakan sesuai dengan tujuan yang sudah dijelaskan dalam konstitusi.
Hubungan akuntabilitas dengan audit adalah auditor berperan penting dalam
pelaksanaan akuntabilitas dengan menyediakan laporan-laporan yang menambah kredibilitas
dan keandalan suatu informasi yang dilaporkan sehingga jika kinerja auditor baik maka
akuntabilitas perusahaan akan meningkat.

4. Hubungan Dengan Pemegang Saham


Dalam RUPS pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan
Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris, sepanjang berhubungan dengan acara
rapat dalam RUPS dan tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan. Acara rapat lainnya
tidak berhak disetujui oleh RUPS, kecuali semua pemegang saham yang hadir atau wakilnya
menyetujui adanya penambahan acara rapat.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memelihara hubungan dengan para pemegang saham.
Ini sangat penting sebab besar kecilnya modal menentukkan besar kecilnya perusahaan,
sehingga hubungan dengan shareholder ini tidak boleh dikesampingkan oleh pihak
perusahaan. Usaha membina hubungan dengan shareholder tidak lain adalah untuk tujuan
memajukan perusahaan.
Tujuan hubungan pemegang saham adalah untuk membangkitkan perhatian pemilik saham
pada petusahaan, menciptakan suatu pengertian yang lebuh baik antara perusahaan dan para
pemilik saham dengan komunitas finansial, membujuk para pemegang saham untuk memakai
dan menganjurkan pembelian produk perusahaan.
Komunikasi dengan para pemegang saham dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya :
Menyatakan selamat kepada pemegang saham yang baru.
Memberikan laporan adalah kewajiban manajer untuk memberikan laporan kepada
para pemegang saham mengenai perkembangan perusahaan. Memberikan laporan
seperti itu merupakan kegiatan komunikasi yang berfungsi sebagai pembinaan
hubungan yang harmonis dan sebagai usaha menanamkan kepercayaan para
pemegang saham kepada perusahaan.
Mengadakan pertemuan secara face to face adalah bentuk komunikasi yang lain untuk
membina hubungan yang harmonis, memahami keinginan, dan meningkatkan
kepercayaan. Ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pertemuan antara
pimpinan organisasi dengan para pemegang saham sehingga akan menambah eratnya
hubungan.
5. Pemegang Saham Kelembagaan

Anda mungkin juga menyukai