PERUSAHAAN
Disusun Oleh :
2017
Konsep Agensi
Pendorong utama untuk tata kelola perusahaan didasarkan pada konsep agensi. Di sini
perusahaan diawasi oleh direksi yang ditunjuk oleh pemilik, yaitu para pemegang saham.
Para direktur merumuskan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dan memenuhi ekspektasi pasar, dan pada gilirannya, mempekerjakan manajer dan staf untuk
menerapkan strategi ini. Sebuah model sederhana menetapkan hubungan ini dalam gambar :
Pemegang Saham
Direksi
Manajer
Supervisor
Ada dua mekanisme lebih lanjut yang perlu dimasukkan dalam model untuk mencerminkan
kinerja dan akuntabilitas yang penting dalam teori keagenan. Ini adalah aspek selanjutnya
dari konsep kinerja / kesesuaian yang telah dibahas, yang mengukur kinerja strategis terlihat
pada Gambar :
Pemegang Saham
Direksi
Manajer
Supervisor
Sangat penting bagi perusahaan memiliki Kode Etik yang mengatur Perilaku dan
sikap semua karyawan maupun manajer dalam perusahaan. Ada banyak kode yang berbeda
yang telah dikembangkan untuk memenuhi berbagai organisasi. Kode-kode ini mencakup
perilaku, hadiah, objektivitas, kejujuran dan sebagainya. Dengan adanya Kode Etik yang ada
pada perusahaan maka setiap Tindakan dan keputusan yang diambil pada perusahaan akan
dapat dipertanggung jawabkan (Accountable). Sehingga Kode Etik dianggap dapat
meningkatkan Akuntabilitas perusahaan.
2. Integritas - Pemegang kantor publik tidak harus menempatkan diri mereka di bawah
keuangan atau kewajiban lainnya kepada individu luar atau organisasi yang mungkin
memengaruhi mereka dalam melaksanakan tugas mereka.
4. Akuntabilitas Pemegang kantor publik bertanggung jawab untuk keputusan dan tindakan
kepada publik dan harus menyerahkan diri untuk pengawasan apapun yang sesuai untuk
kantor mereka.
5. Keterbukaan - Pemegang kantor publik harus seterbuka mungkin tentang semua keputusan
dan tindakan yang mereka ambil. Mereka harus memberikan alasan untuk keputusan
mereka dan membatasi informasi hanya ketika keinginan kepentingan publik.
Itikad baik.
karyawan percaya / dia akan tunduk jika pengungkapan dibuat oleh atasan
PT Asian Agri Group (AAG) adalah salah satu induk usaha terbesar kedua di Grup Raja
Garuda Mas, perusahaan milik Sukanto Tanoto. Menurut majalah Forbes, pada tahun 2006
Tanoto adalah keluarga paling kaya di Indonesia, dengan kekayaan mencapai US$ 2,8 miliar
(sekitar Rp 25,5 triliun).
Terungkapnya dugaan penggelapan pajak oleh PT AAG, bermula dari aksi Vincentius Amin
Sutanto (Vincent) membobol brankas PT AAG di Bank Fortis Singapura senilai US$ 3,1 juta
pada tanggal 13 November 2006. Vincent saat itu menjabat sebagai group financial controller
di PT AAG yang mengetahui seluk-beluk keuangannya. Perbuatan Vincent ini terendus oleh
perusahaan dan dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Vincent kabur ke Singapura sambil
membawa sejumlah dokumen penting perusahaan tersebut. Dalam pelariannya inilah terjadi
jalinan komunikasi antara Vincent dan wartawan Tempo.
Pada tanggal 1 Desember 2006 VAS sengaja datang ke KPK untuk membeberkan
permasalahan keuangan PT AAG yang dilengkapi dengan sejumlah dokumen keuangan dan
data digital.Salah satu dokumen tersebut adalah dokumen yang berjudul AAA-Cross Border
Tax Planning (Under Pricing of Export Sales), disusun pada sekitar 2002. Dokumen ini
memuat semua persiapan transfer pricing PT AAG secara terperinci. Modusnya dilakukan
dengan cara menjual produk minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) keluaran PT AAG ke
perusahaan afiliasi di luar negeri dengan harga di bawah harga pasar untuk kemudian dijual
kembali ke pembeli riil dengan harga tinggi. Dengan begitu, beban pajak di dalam negeri bisa
ditekan. Selain itu, rupanya perusahaan-perusahaan luar negeri yang menjadi rekanan PT AA
sebagian adalah perusahaan fiktif.
Dari rangkaian investigasi dan penyelidikan, pada bulan Desember 2007 telah ditetapkan 8
orang tersangka, yang masing-masing berinisial ST, WT, LA, TBK, AN, EL, LBH, dan SL.
Kedelapan orang tersangka tersebut merupakan pengurus, direktur dan penanggung jawab
perusahaan. Di samping itu, pihak Depertemen Hukum dan HAM juga telah mencekal 8
orang tersangka tersebut.
Terungkapnya kasus penggelapan pajak oleh PT AAG tidak terlepas dari pemberitaan
investigatif Tempo baik koran maupun majalah dan pengungkapan dari Vincent. Dalam
konteks pengungkapan suatu perkara, apalagi perkara tersebut tergolong perkara kakap,
mustinya dua pihak ini mendapat perlindungan sebagai whistle blower. Kenyataannya, dua
pihak ini di-blaming. Alih-alih memberikan perlindungan, aparat penegak hukum malah
mencoba mempidanakan tindakan para whistle blower ini. Vincent didakwa dengan pasal-
pasal tentang pencucian uang karena memang dia, bersama rekannya, sempat mencoba
mencairkan uang PT AAG.
1. Direksi
Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan
anggaran dasar.
Tugas Direksi
1. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah rapat
direksi;
2. Remunerasi
Tujuan Remunerasi
Remunerasi ini terjadi karena adanya prestasi atau hal yang membuat perusahaan
mengagumi hasil kerjanya. Remunerasi ini memiliki tujuan yang diantaranya adalah sebagai
berikut:
Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk membantu semua
pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan
memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.
Audit eksternal
Tujuan dari audit eksternal adalah untuk memastikan laporan tahunan memberi
gambaran yang tepat dan sebenarnya mengenai kondisi keuangan organisasi; dan bahwa dana
yang dimiliki telah digunakan sesuai dengan tujuan yang sudah dijelaskan dalam konstitusi.
Hubungan akuntabilitas dengan audit adalah auditor berperan penting dalam
pelaksanaan akuntabilitas dengan menyediakan laporan-laporan yang menambah kredibilitas
dan keandalan suatu informasi yang dilaporkan sehingga jika kinerja auditor baik maka
akuntabilitas perusahaan akan meningkat.