Anda di halaman 1dari 10

2

LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM


SRI BADUGA
STUDI KREATIF 2016

Di susun oleh :
Albi Yusril Anfasa
51916028
DKV-1
JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2017
Kata Pengantar

Assalamualaikum WrWb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-nya kepada kami semua sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas dari mata kuliah Studi Kreatif yaitu membuat Laporan
Kunjungan Museum Sribaduga. Laporan Kunjungan Museum ini kami susun
sebagaimana untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Studi Kreatif.

Dalam penyusunan laporan ini kami telah berusaha dengan segala


kemampuan yang ada agar tersusun dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan apa
yang telah ditentukan. Namun kami menyadari dalam penulisan ini pasti terdapat
kekurangan.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami memohon saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca agar apabila di lain hari kami di beri
kesempatan untuk membuat suatu laporan, kami dapat membuatnya dengan hasil
yang lebih memuaskan dan lebih bermanfaat. Harapan kami semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandung, 13 Januari 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................. .......................................... i

KATA PENGANTAR.................. ........................................ ii

DAFTAR ISI.................. .................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................... 1

1.2 Rumusan Permasalahan ............................................ 1

1.3 Tujuan Dan Manfaat................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.......
2

2.1 Museum Sri


Baduga......................................................................... ................... 2

2.2 Sejarah Museum Sri Baduga ....................................... 3

2.3 Fasilitas Museum Sri Baduga ...................................... 3

2.4 Kapak Sepatu (Kapak Corong) .................................... 4

BAB III PENUTUP........ .................................................... 6

3.1 Penutup........
...........................................................................
. ......................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.................. ........................................ 7

BAB I

PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan kunjungan museum ini merupakan suatu kegitan yang diadakan


dari mata kuliah Studi Kreatif . Kunjungan museum ini diikuti oleh mahasiswa
mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) angkatan 2016.

Dipilihnya objek Museum Sribaduga karena untuk mengetahui lebih jelas


tentang sejarah sejarah alam budaya Jawa Barat. Di sana kita semua dapat
mengetahui secara jelas bagaimana sejarah alam budaya , pola kehidupan
masyarakat Jawa Barat. Di sana kita disuguhkan berbagai bukti sejarah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Museum Sribaduga
2. Dimana letak Museum Sribaduga
3. Sejarah berdirinya Museum Sribaduga

1.3 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat dari penyusunan laporan kunjungan ini untuk
menambah wawasan mahasiswa, menambahkan rasa cinta tanah air,
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Museum Sri Baduga

Museum Sri Baduga adalah sebuah meuseum di kota Bandung


yang berdiri di atas areal lahan yang luasnya mencapai kurang lebih 8.500
m2. Museum yang ada di tengah kota Bandung dan dekat dengan objek
wisata belanja Cibaduyut ini terbagi menjadi dua bagian museum yaitu
bagian pertama untuk umum ( Publik Area ) yang meliputi bagian gedung
pameran dan auditorium dan bagian ke dua adalah bagian bukan publik
(non public area), mencakup ruang perkantoran Kepala Museum, Sub
Bagian Tata Usaha, Kelompok Kerja Bimbingan dan Edukasi, Kelompok
Kerja Konservasi dan Preparasi serta Kelompok Kerja Koleksi (termasuk
di dalamnya Gedung Penyimpanan Koleksi).

2
2.2 Sejarah Museum Sri Baduga

Sejarah berdirinya Museum Sri Baduga dimulai Tepat pada tahun


1990, yang mana nama museum yang tadinya bernama Museum Negeri
Provinsi Jabar ini, melalui Kepmendikbud nomor 02223/0/1990 tanggal 4
April 1990 dilengkapi atau ditambahkan dengan nama Sri Baduga, yang
diambil dari nama salah seorang raja Sunda yang bertahta di tatar Pakuan
Pajajaran sekitar abad ke-16 Masehi. Nama ini tertuang dalam prasasti
Batutulis yang ada di kota Bogor secara lengkap tertulis SRI BADUGA
MAHARAJA RATU HAJI I PAKWAN PAJAJARAN SRI RATU
DEWATA.

2.3 Fasilitas Museum Sribaduga

Dimulai sejak tahun 1989 hingga 1992, museum sri baduga yang
telah ditetapkan sebagai cagar budaya dan sejarah kota bandung, yang
mana merupakan salah satu tempat yang diperuntukan bagi warga
masyarakat sebagai tempat atau wahana dalam menunjang ilmu
pengetahuan terutama bidang pendidikan serta rekreasi melakukan
kembali renovasi secara bertahap untuk ruang pameran lantai 3, di dalam
bagian fungsinya sebagai museum terutama tata letak ruang pameran
untuk memberikan kenyamanan buat pengunjung museum dan juga
memudahkan pengelompokan fungsi dari ruangan museum itu sendiri.
Dan berikut adalah Fasiltas dari museum sri baduga yang terdiri
dari 3 lantai bangunan museum yang bertujuan agar pengunjung museum
atau wisatawan dapat memperoleh gambaran singkat tapi menyeluruh
tentang perjalanan sejarah alam dan budaya masyarakat Jawa barat, corak
dan ragamnya, serta fase-fase perkembangan serta perubahannya.

1. Lantai satu merupakan tampilan perkembangan awal dari sejarah alam dan
budaya Jawa Barat. Dalam tata pameran ini digambarkan sejarah alam yang

3
melatarbelakangi sejarah Jawa Barat, antara lain dengan menampilkan
benda-benda peninggalan buatan tangan dari masa Prasejarah hingga jaman
Hindu-Buddha.

2. Lantai kedua meliputi materi pameran budaya tradisional berupa pola


kehidupan masyarakat, mata pencaharian hidup, perdagangan, dan
transportasi; pengaruh budaya Islam dan Eropa, sejarah perjuangan
bangsa,dan lambang-lambang daerah kabupaten dan kota se-Jawa Barat.

3. Lantai tiga, memamerkan koleksi etnografi berupa ragam bentuk dan


fungsi wadah, kesenian, dan keramik asing.

2.4 Kapak Sepatu ( Kapak Corong)

Kapak corong adalah kapak yang terbuat dari logam yang bentuk
bagian atasnya berbentuk corong yang sembirnya belah, sedangkan ke
dalam corong itulah dimasukan tangkai kayunya yang menyiku pada
bidang kapak. Sering pula disebut dengan kapak sepatu karena hampir
mirip dengan sepatu bentuknya, tangkai kayunya disamakan dengan kaki
sehingga corong sering disebut dengan kapak sepatu. Kapak corong
dibuat dengan teknik a cire perdue. Di beberapa tempat di Indonesia
ditemukan kapak corong, seperti di Sumatera Selatan, Jawa, Bali,
Sulawesi Tengah dan Selatan, Pulau Selayar, dan Irian dekat danau
Sentani. Ukuran kapak corong beragam, ada yang kecil dan sangat
sederhana, ada yang besar memakai hiasan, ada yang pendek lebar, ada
yang bulat, dan ada pula yang panjang satu sisinya. Kapak corong yang
panjang satu sisinya disebut candrasa.

4
Fungsi kapak corong ini tidak semuanya digunakan sebagai alat
sebagaimana layaknya kegunaan kapak, ada juga yang berfungsi sebagai
alat upacara, bekal kubur dan hiasan.

5
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Museum Sri Baduga adalah salah satu Museum yang ada di kota
Bandung yang terletak di ruas Jalan B.K.R. 185 atau jalan lingkar selatan dan
sangat dekat lokasinya dengan lapangan bersejarah di Bandung yaitu lapangan
Tegallega dan berdekatan pula dengan objek sejarah di kota bandung lainnya yaitu
Monumen Bandung Lautan Api. Didirikan sejak awal tahun 1974.
Bangunan Musem Sri Baduga yang berbentuk rumah panggung dengan suhunan
panjang ini sangat menggambarkan rumah atau bangunan khas Jawa Barat.

Kapak sepatu (corong) mempunyai pangkal berbentuk seperti ekor burung


sriti. Bagian tengahnya berrongga, digunakan untuk menempatkan gagang.
Bagian tajaman terdapat di ujungnya.

Daerah penemuan kapak sepatu meliputi daerah Sumatera Selatan, Jawa


Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Bali, dan Flores. Pada kapak sepatu
biasanya terdapat motif kedok (muka manusia) yang distilir, hias garis, tumpal,
dan geometris lainnya. Digunakan sebagai benda upacara dalam upacara religi
dan sebagai bekal kubur.

DAFTAR PUSTAKA

http://museumsribaduga.jabarprov.go.id/sejarah . Diakses pada 13 Januari


2017

https://museumnasional.wordpress.com/2011/04/16/kapak-corong/

Diakses pada 13 Januari 2017

http://www.guruips.com/2016/08/fungsi-dan-gambar-nekara-moko-kapak.html
Diakses pada 13 Januari 2017

6
http://tempatwisatadibandung.info/museum-sri-baduga-the-musuem-of-historical-
bandung/ Diakses pada 13 Januari 2017

26

Anda mungkin juga menyukai