Anda di halaman 1dari 1

Penyakit Jantung pada Ibu Hamil dan Melahirkan

Oleh dr. Tuko Srimulyo Sp.JP. FIHA, M.Kes

Ilustrasi, Bapak Anto dan Ibu Nana sedang berbahagia, karena kelahiran anak pertama
mereka. Anak yang sehat , lelaki, sangat menyenangkan berkulit bersih tidak kurang suatu
apapun. Awalnya semua berjalan normal, hingga suatu ketika seminggu setelah melahirkan
Ibu Nana mengalami mudah lelah, dan sesak nafas. Ibu Nana tidak menyadari bahwa
dirinya terkena penyakit jantung , bahkan dia dan suami tercinta hanya mengatakan ini
sekedar masuk angin atau sekedar capek biasa. Namun apa daya, waktu terus berlalu Ibu
Nana merasakan kesehatannya terus menurun, dan akhirnya memutuskan memeriksakan
dirinya ke Poliklinik Rawat Jalan RS Nirmala Suri. Disana dengan cepat tanggap tim medis
mendiagnosa sebagai gagal jantung (lemah jantung) karena kardiomiopati peripartum.
Awalnya Ibu Nana tidak percaya , bagaimana bisa di usia semuda itu dia terkena penyakit
jantung, dan tidak pernah satupun keluarganya yang mengalami sakit jantung. Setelah
menjalani terapi intensif, kesehatan ibu Nana berangsur-angsur membaik.
Itu adalah ilustrasi tentang gagal jantung (lemah jantung) pada ibu hamil dan melahirkan
yang sering berakibat fatal bahkan kematian bila tidak ditangani secara serius.
Kardiomiopati adalah sekumpulan kelainan pada jantung dengan kelainan utama terbatas
pada miokardium. Kondisi ini seringkali berakhir dengan menjadi gagal jantung.
Penyebabnya terkadang dapat diketahui tetapi tidak jarang pula penyebabnya tidaklah jelas.
Kardiomiopati akan menyebabkan gagal jantung (lemah jantung), yang di tandai dengan
sesak, berdebar, mudah lelah, batuk2, kaki bengkak, dan sulit tidur dengan baik dan nyenyak.
Salah satu kardiomiopati yang wajib diketahui dan diwaspadai adalah kardiomiopati
peripartum. The European Society of Cardiology mendefinisikan Peripartum
Cardiomyopathy (PPCM) sebagai suatu keadaan kardiomiopati idiopatik, berhubungan
dengan kehamilan ditandai adanya lemah jantung dan terjadi saat bulan terakhir kehamilan
sampai 5 bulan setelah melahirkan,dan sebelumnya wanita tersebut tidak pernah sakit jantung
kecuali saat hamil saja.

Insidens PPCM adalah sebesar 1:2500-4000 (USA), 1:1000 (Afrika Selatan), 1:300 (Haiti),
1:6000 (Jepang).1-3 PPCM jarang didapat, namun merupakan komplikasi serius kehamilan.

Tujuan terapi PPCM adalah memperbaiki oksigenasi dan mempertahankan fungsi jantung
sehingga harapan hidup ibu dan bayi menjadi lebih baik. Intervensi diperlukan untuk
menurunkan preload dan afterload, serta memperbaiki kontraktilitas jantung.

Terapi yang baik, dan evaluasi dengan menggunakan echocardiografi (USG khusus Jantung)
sangant menentukan harapan hidup ibu kedepan. Apabila seorang ibu terdiagnosis
kardiomiopati peripartum sekali saja, maka banyak ahli menyarankan untuk tidak hamil
kembali / menambah anak selajutnya, karena risiko kematian yang begitu besar untuk ibu.
Sehingga perlu kita waspada akan kesehatan ibu yang sedang hamil dan setelah melahirkan
untuk memeriksakan kesehatan jantungnya meinimal sekali melalui ahli Jantung.

Anda mungkin juga menyukai