Anda di halaman 1dari 83

362.

11
Ind
p
PEDOMAN UMUM PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN
KELUARGA

TIM BUKU
Penasehat : Nila Farid Moeloek (Menteri Kesehatan Republik Indonesia)
Pengarah : Untung Suseno Sutarjo (Sekretaris Jenderal), Anung Sugihantono
(Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat), M. Subuh (Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit), Bambang Wibowo (Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan), Maura Linda Sitanggang (Direktur
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan), Purwadi (Inspektur
Jenderal), Siswanto (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan), Usman Sumantri (Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan).
Penyusun : Akmal Taher (Staf Khusus Menkes Bidang Peningkatan Pelayanan
Kesehatan), Yudhi Prayudha Ishak Djuarsa (Staf Khusus Menkes
Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi), Sri Henni
Setiawati (Staf Ahli Menkes Bidang Peningkatan Kapasitas Kelem-
bagaan dan Desentralisasi), Trisa Wahjuni Putri (Kepala Pusat
Analisis Determinan Kesehatan), Ernawati Roeslie (Pusat Analisis
Determinan Kesehatan), Abdul Aziz (Pusat Analisis Determinan
Kesehatan), Habibi Nur Eka Putra (Pusat Analisis Determinan
Kesehatan), Ario Baskoro (Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat), Trihono (Health Policy Unit), Tini Suryanti (Health
Policy Unit), Bambang Hartono (Health Policy Unit), Lalu Hendi
Hutomo (Health Policy Unit)
Koordinator Teknis: Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Acknowledgment : Pemerintah Australia melalui program Australia Indonesia Partnership
for Health System Strengthening (AIPHSS) atas dukungannya dalam
proses pencetakan Buku Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
Dengan Pendekatan Keluarga.
Koleksi Foto : Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

362.11 Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal


Ind Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.-
P Jakarta: Kementerian Kesehatan RI., 2016

ISBN 978-602-235-992-0
I. COMMUNITY HEALTH SERVICES
II. MATERNAL HEALTH SERVICES
III. COMMUNICABLE DISEASES
IV. NUTRITION
V. NON COMMUNICABLE DISEASES
KATA PENGANTAR

B erkat rahmat dan izin Allah SWT, Tuhan


Yang Maha Kuasa, penyusunan buku Pedoman Umum
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
ini akhirnya dapat diselesaikan. Kepada Tim Penyusun
dan para Kontributor yang telah bekerja keras menuang-
kan kebijakan Menteri Kesehatan dan gagasan para
Pimpinan Kementerian Kesehatan ke dalam bentuk narasi
yang sistematis, saya sampaikan apresiasi dan ucapan
terima kasih.

Dokumen ini merupakan pedoman yang bersifat umum bagi penyelenggaraan


pembangunan kesehatan dalam periode 2015 2019. Diharapkan dari satuan
kerja terkait di Kementerian Kesehatan akan terbit petunjuk yang mengatur lebih lanjut
pelaksanaan dari aspek teknis. Misalnya Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberdayaan
Keluarga/Kunjungan Rumah, Panduan Hidup Sehat Untuk Keluarga, Pedoman
Kurikulum Pembekalan Petugas Pembina Keluarga, Petunjuk Teknis Pengelolaan
Pangkalan Data Puskesmas, dan lain-lain. Petunjuk-petunjuk teknis tersebut akan
diterbitkan dalam waktu yang tidak lama sejak terbitnya Pedoman Umum ini. Dengan
demikian, Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, yang merupakan
terobosan dalam upaya menanggulangi masalah-masalah kesehatan, khususnya
kematian ibu dan bayi, dapat segera dilaksanakan. Setelah tahun 2015 yang
merupakan tahun perumusan konsep dan uji coba, tahun 2016 dan seterusnya
merupakan tahun-tahun pelaksanaan dari terobosan yang telah kita sepakati bersama.

Sebagai pedoman umum, dokumen ini bukanlah dokumen yang statis. Oleh karena
itu, selama perjalanan pelaksanaan program terhadap dokumen ini akan dilakukan
revisi secara periodik. Dengan demikian, Pedoman Umum Program Indonesia
Sehat Dengan Pendekatan Keluarga ini dapat membimbing kita ke arah keber-
hasilan pembangunan kesehatan periode 2015 2019.

Jakarta, April 2016


Sekretaris Jenderal,

dr. Untung Suseno Sutarjo, MKes


v
SAMBUTAN
MENTERI KESEHATAN R.I.

T elah banyak dicapai keberhasilan dalam pem-


bangunan nasional di bidang kesehatan, namun
bangsa Indonesia masih belum berhasil mencapai
Indonesia Sehat sebagaimana yang dikehendaki dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Hal
yang belum tercapai antara lain, Angka Kematian Ibu masih
tinggi, Angka Kematian Bayi juga masih tinggi, sementara
itu masih banyak dijumpai anak balita yang pendek
(stunting), dan berbagai masalah gizi. Di bidang pengen-
dalian penyakit, kita dihadapkan pada beban ganda,
yaitu penyakit menular seperti AIDS, Tuberkulosis dan Malaria masih tinggi preva-
lensinya, sementara penyakit tidak menular seperti Hipertensi, Diabetes, Kanker, dan
Gangguan Jiwa terus bertambah. Walaupun sumber dana untuk sektor kesehatan
terus bertambah dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) kesehatan baik dalam
hal jumlah, jenis, mutu, maupun pemerataannya terus dilakukan, ternyata peningkatan
sumber daya tersebut belum dapat sepenuhnya mengimbangi peningkatan kebutuhan.

Menyadari permasalahan yang demikian itu, mau tidak mau kita harus membuat
skala prioritas. Untuk mencapai Indonesia Sehat, dalam kurun waktu 2015 2019,
sektor kesehatan diarahkan untuk memfokuskan upaya guna:
1 Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
2 Menurunkan prevalensi balita pendek (stunting).
3 Menanggulangi penyakit menular HIV-AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria.
4 Menanggulangi penyakit tidak menular Hipertensi, Diabetes, Obesitas, Kanker,
dan Gangguan Jiwa.

Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, maka
upaya-upaya tersebut diselenggarakan secara terintegrasi sejak dari perencanaan
sampai ke pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya. Sasarannya pun difokuskan
kepada keluarga, dengan dihidupkannya kembali Pendekatan Keluarga.

Dalam rangka memberikan acuan penyelenggaraan pembangunan kesehatan selama


kurun waktu 2015 2019 guna mencapai Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga, disusunlah pedoman umum ini. Selamat bekerja.

Jakarta, April 2016


Menteri Kesehatan

Prof. Dr. dr. N ek, SpM vii


(K) ila Farid Moelo
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR vii


SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN R.I.
ix DAFTAR ISI
xi DAFTAR TABEL
xii DAFTAR GAMBAR
xiii DAFTAR SINGKATAN
xiv

1 PENDAHULUAN 1

2 PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN


TAHUN 2015-2019 5
A. Gambaran Pembangunan Kesehatan di Indonesia 5
B. Tantangan Pembangunan Kesehatan 14
C. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan 14

3 PENDEKATAN KELUARGA DALAM PENCAPAIAN


PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN 19
A. Konsep Pendekatan Keluarga 19
B. Keluarga Sebagai Fokus Pemberdayaan 23
C. Pelaksanaan Pendekatan Keluarga 28
D. Pendekatan Keluarga Sebagai Kunci Keberhasilan 33

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga ix


DAFTAR ISI

4 PERAN PUSKESMAS DALAM PENDEKATAN KELUARGA


A. Penguatan Subsistem Dalam Sistem Kesehatan Nasional
35
35
B. Peran Puskesmas Dalam Pembangunan Kesehatan 36
C. Fungsi Puskesmas Dalam Pembangunan Kesehatan 42
D. Pelaksanaan Pendekatan Keluarga oleh Puskesmas 45

5 PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM


PENDEKATAN KELUARGA 47
A. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 47
B. Peran Dinas Kesehatan Provinsi 48
C. Peran Kementerian Kesehatan 49
D. Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor 53

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Perubahan Paradigma ke Arah Paradigma Sehat 37

TABEL 2 Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor 54

x Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 Penjabaran Visi & Misi Presiden Menjadi


Program Indonesia Sehat 1

GAMBAR 2 Pentahapan Pelaksanaan Program Indonesia Sehat 17

GAMBAR 3 Konsep Pendekatan Keluarga 21

GAMBAR 4 Mekanisme Interaksi Puskesmas-Keluarga-UKBM 22

GAMBAR 5 Upaya Puskesmas untuk Mencapai Kecamatan Sehat 26

GAMBAR 6 Pendekatan Siklus Hidup untuk Mencapai


Keluarga Sehat 27

GAMBAR 7 Pelayanan Puskesmas Terintegrasi dan


Mengikuti Siklus Hidup 27

GAMBAR 8 Siklus Pendekatan Keluarga 30

GAMBAR 9 UKM dan UKP di Puskesmas Menuju


Keluarga Sehat 44

Program Indonesia
13 Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluargaxi
DAFTAR SINGKATAN

AIDS = Acquired Immunodeficiency Syndrome


AKB = Angka Kematian Bayi
AKI = Angka Kematian Ibu
AKMS = Advokasi, Komunikasi, dan Mobilisasi Sosial
ANC = Ante Natal Care
ARV = Anti Retro Viral
ASI = Air Susu Ibu
BBLR = Berat Bayi Lahir Rendah
CFR = Case Fatality Rate
DOTS = Directly Observed Treatment, Short-course
DTPK = Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan
FKTP = Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
GP2SP = Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif
HIV = Human Immunodeficiency Virus
IIS = Indikator Individu Sehat
IKS = Indeks Keluarga Sehat
IMD = Inisiasi Menyusui Dini
IMS = Infeksi Menular Seksual

Program Indonesia
14 Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluargaxi
Bab

DAFTAR SINGKATAN
3
IMS = Indikator Masyarakat Sehat
ITS = Indikator Tatanan Sehat
IUFD = Intra Uterine Fetal Death
JKN = Jaminan Kesehatan Nasional
KB = Keluarga Berencana
MDGs = Millenium Development Goals
MP ASI = Makanan Pendamping ASI
ODHA = Orang Dengan HIV-AIDS
PHBS = Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PKPR = Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
PMT = Pemberian Makanan Tambahan
PMT AS = Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
Polindes = Pondok Bersalin Desa
PONED = Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar
PONEK = Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif
Posbindu = Pos Pembinaan Terpadu
Pos UKK = Pos Upaya Kesehatan Kerja

Program Indonesia
15 Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
xiii
DAFTAR SINGKATAN

PPOK = Penyakit Paru Obstruktif Kronik


Renstra = Rencana Strategis
RPJMN = Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional
RTK = Rumah Tunggu Kelahiran
TB = Tuberkulosis
TK/RA = Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal
SJSN = Sistem Jaminan Sosial Nasional
SKN = Sistem Kesehatan Nasional
SMA/SMK/MA = Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah
TKI = Tenaga Kerja Indonesia
TKPM = Tinggi Kalori, Protein, dan Mikronutrien
TTD = Tablet Tambah Darah
UKBM = Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
UKS = Usaha Kesehatan Sekolah
UKUK = Upaya Kesehatan Usia Kerja

Program Indonesia
16 Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
xiii
xvi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Bab

PENDAHULUAN
1
P rogram Indonesia Sehat meru-
pakan salah satu program
dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi
program utama Pembangunan Kese-
hatan yang kemudian direncanakan
Meningkatkan Kualitas Hidup Manu- pencapaiannya melalui Rencana
sia Indonesia. Program ini didukung Strategis Kementerian Kesehatan
oleh program sektoral lainnya yaitu Tahun 2015-2019, yang ditetapkan
Program Indonesia Pintar, Program melalui Keputusan Menteri Kesehatan
Indonesia Kerja, dan Program R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/
Indonesia Sejahtera. Program 52/2015.

Gambar 1. Penjabaran Visi & Misi Presiden Menjadi Program Indonesia Sehat

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 1


Pendahuluan

Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah


meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pem-
berdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemerataan pelaya-
nan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran
pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1)
meningkat- nya status kesehatan dan gizi ibu
dan anak, (2) meningkatnya pengendalian
penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu
pelayanan kese- hatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal dan
perbatasan, (4) mening- katnya cakupan
pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan
SJSN kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan
tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6)
meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan


menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1) pene-
rapan paradigma sehat, (2) penguatan pela-
yanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan
kesehatan nasional (JKN). Penerapan para-
digma sehat dilakukan dengan strategi penga-
rusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan upaya promotif dan preventif, serta
pemberdayaan masyarakat. Penguatan pela-
yanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, opti-
malisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu
menggunakan pendekatan continuum of care
dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedang-
kan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta
kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan
kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.

2
4 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Bab

PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN


TAHUN 2015 - 2019
2
A. GAMBARAN oleh kesinambungan antar-upaya program dan
PEMBANGUNAN KESEHATAN sektor,
DI INDONESIA

1. Gambaran Umum dan Perma-


salahan Kesehatan
Kesehatan merupakan inves-
tasi untuk mendukung pemba-
ngunan ekonomi serta memiliki
peran penting dalam upaya
penanggulangan kemiskinan.
Pembangunan kesehatan harus
dipandang sebagai suatu inves-
tasi untuk meningkatkan kuali-
tas sumber daya manusia sesuai
dengan Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang
Kese- hatan. Pembangunan
keseha- tan pada hakekatnya
adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa Indonesia
yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran,
kema- uan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang
setinggi- tingginya.
Keberhasilan pem- bangunan
kesehatan sangat di- tentukan

5 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 5
serta Angka Kematian Ibu sudah Bab
kesinambungan mengalami penurunan, namun
dengan upaya- masih jauh dari target MDGs
upaya yang telah tahun 2015, meskipun jumlah
dilaksanakan persalinan yang ditolong oleh
dalam periode tenaga kesehatan mengalami
sebelumnya. peningkatan. Kondisi ini ke-
mungkinan disebabkan antara
a
lain oleh kualitas pelayanan
.
kesehatan ibu yang belum
U
p memadai, kondisi ibu hamil
a yang tidak sehat dan faktor
y determinan lainnya. Penyebab
a utama kematian ibu adalah
K hipertensi dalam kehamilan
e dan perdarahan post partum.
s Penyebab ini dapat diminimal-
e kan apabila kualitas antenatal
h care dilaksanakan dengan
a baik.
t
a Beberapa keadaan yang
n dapat menyebabkan kondisi
1) Kesehatan Ibu dan Anak. ibu hamil tidak sehat antara
lain adalah penanganan

6 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 6
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019

komplikasi, anemia, ibu hamil yang sementara untuk Angka Kematian Paska
men- derita diabetes, hipertensi, malaria, Neonatal (AKPN) terjadi penurunan dari
dan empat terlalu (terlalu muda <20 15/1000 menjadi 13/1000 kelahiran
tahun, terlalu tua >35 tahun, terlalu dekat hidup, dan angka kematian anak balita
jarak- nya 2 tahun, dan terlalu banyak juga turun dari 44/1000 menjadi 40/
anaknya 1000 kelahiran hidup. Penyebab ke-
>3 orang). Sebanyak 54,2 per 1000 matian pada kelompok perinatal adalah
perempuan di bawah usia 20 tahun Intra Uterine Fetal Death (IUFD), yakni
telah melahirkan, sementara perempuan sebanyak 29,5% dan Berat Bayi Lahir
yang melahirkan pada usia di atas 40 Rendah (BBLR) sebanyak 11,2%. Hal ini
tahun sebanyak 207 per 1000 kelahiran berarti faktor kondisi ibu sebelum dan
hidup. Masalah ini diperberat dengan selama kehamilan amat menentukan
fakta masih adanya umur perkawinan kondisi bayinya. Tantangan ke depan
pertama pada usia yang amat muda adalah mempersiapkan calon ibu agar
(<20 tahun) sebanyak 46,7% dari semua benar-benar siap untuk hamil dan
perempuan yang telah kawin. melahir- kan serta menjaga agar
terjamin keseha- tan lingkungan yang
2) Kematian Bayi dan Balita. Dalam 5 tahun mampu melindungi bayi dari infeksi.
terakhir, Angka Kematian Neonatal
(AKN) tetap sama yakni 19/1000
kelahiran,
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019 Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019

Untuk usia di atas neonatal sampai satu 2013. Untuk tahun 2013, prevalensi
tahun, penyebab utama kematian ada- tertinggi di Provinsi DKI Jakarta (39,7%)
lah infeksi khususnya pnemonia dan
diare. Ini berkaitan erat dengan perilaku
hidup sehat ibu dan juga kondisi ling-
kungan setempat.

b. Gizi Masyarakat. Perkembangan masa-


lah gizi di Indonesia semakin kompleks,
sebab selain masih menghadapi masa-
lah kekurangan gizi, masalah kelebihan
gizi juga menjadi persoalan yang harus
kita tangani dengan serius. Dalam Ren-
cana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2010-2014, perbaikan status
gizi masyarakat merupakan salah satu
prioritas dengan menurunkan prevalensi
balita gizi kurang (underweight) men-
jadi 15% dan prevalensi balita pendek
(stunting) menjadi 32% pada tahun
2014. Hasil Riskesdas tahun 2007
dan tahun 2013 menunjukkan fakta yang
memprihatinkan di mana underweight
meningkat dari 18,4% menjadi 19,6%,
stunting juga meningkat dari 36,8%
menjadi 37,2%, sementara wasting
(kurus) menurun dari 13,6% menjadi
12,1%. Riskesdas tahun 2010 dan
tahun 2013 menunjukkan bahwa kela-
hiran dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) <2500 gram menurun dari 11,1%
menjadi 10,2%. Tidak hanya terjadi
pada usia balita, prevalensi obesitas
yang meningkat juga terjadi di usia
dewasa. Hal ini terbukti dari peningkatan
prevalensi obesitas sentral (lingkar perut
>90 cm untuk laki2 dan >80 cm untuk
perempuan) dari tahun 2007 ke tahun

7 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 7
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019 Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019

yaitu 2,5 kali lipat dibanding prevalensi Angka kesakitan dan kematian yang
terendah di Provinsi NTT (15.2%). disebabkan oleh penyakit menular yang
Pre- valensi obesitas sentral naik di dapat dicegah dengan imunisasi
semua provinsi, namun laju kenaikan seperti polio, campak, difteri, pertusis,
juga ber- variasi, tertinggi di Provinsi hepatitis B, dan tetanus baik pada mater-
DKI Jakarta, Maluku, dan Sumatera nal maupun neonatal sudah sangat
Selatan. Men- cermati hal tersebut, menurun, bahkan pada tahun 2014,
pen-didikan gizi seimbang yang Indonesia telah dinyatakan bebas polio.
proaktif serta PHBS menjadi suatu
kewajiban yang harus dilaksanakan di Kecenderungan prevalensi kasus HIV
masyarakat. pada penduduk usia 15 - 49 tahun me-
ningkat. Pada awal tahun 2009, pre-
c. Penyakit Menular. Untuk penyakit valensi kasus HIV pada penduduk usia
me- nular, prioritas masih tertuju pada 15 - 49 tahun hanya 0,16% dan me-
penya- kit HIV/AIDS, tuberkulosis, ningkat menjadi 0,30% pada tahun
malaria, demam berdarah, influenza 2011, meningkat lagi menjadi 0,32%
dan flu burung. Di samping itu, pada 2012, dan terus meningkat men-
Indonesia juga belum sepenuhnya jadi 0,43% pada 2013. Namun angka
berhasil mengenda- likan penyakit Case Fatality Rate (CFR) AIDS menurun
neglected diseases seperti kusta, dari 13,65% pada tahun 2004 men-
filariasis, leptospirosis, dan lain- lain. jadi 0,85 % pada tahun 2013.

8 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 8
d. Penyakit Tidak Menular. Penyakit tidak beban kesehatan yang signifikan. Data
menular cenderung terus meningkat dan Riskesdas tahun 2013 menunjukkan
telah mengancam sejak usia muda. prevalensi gangguan mental emosional
Selama dua dekade terakhir ini, telah (gejala-gejala depresi dan ansietas)
terjadi transisi epidemiologis yang signi- sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas.
fikan, yakni penyakit tidak menular telah Hal ini berarti lebih dari 14 juta jiwa
menjadi beban utama, sementara beban menderita gangguan mental emosional
penyakit menular masih berat juga. di Indonesia. Sedangkan untuk gangguan
Indonesia sedang mengalami double jiwa berat seperti gangguan psikosis,
burden diseases, yaitu beban penyakit prevalensinya adalah 1,7 per 1000
tidak menular dan penyakit menular penduduk. Ini berarti lebih dari 400.000
sekaligus. Penyakit tidak menular utama orang menderita gangguan jiwa berat
meliputi hipertensi, diabetes melitus, kan- (psikosis). Angka pemasungan pada
ker dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik orang dengan gangguan jiwa berat
(PPOK). Jumlah kematian akibat rokok sebesar 14,3% atau sekitar 57.000
terus meningkat dari 41,75% pada tahun kasus.
1995 menjadi 59,7% di 2007. Selain
itu dalam survei ekonomi nasional 2006 Gangguan jiwa dan penyalahgunaan
disebutkan penduduk miskin menghabis- NAPZA juga berkaitan dengan masalah
kan 12,6% penghasilannya untuk kon- perilaku yang membahayakan diri,
sumsi rokok. Oleh karena itu, deteksi dini seperti bunuh diri. Berdasarkan laporan
harus dilakukan secara proaktif menda- dari Mabes Polri pada tahun 2012
tangi sasaran, karena sebagian besar ditemukan bahwa angka bunuh diri
tidak mengetahui bahwa dirinya mende- sekitar 0.5 % dari 100.000 populasi,
rita penyakit tidak menular. Pengenda- yang berarti ada sekitar 1.170 kasus
lian Penyakit Tidak Menular (PTM) antara bunuh diri yang dilaporkan dalam satu
lain dilakukan melalui pelaksanaan Pos tahun. Prioritas untuk kesehatan jiwa ada-
Pembinaan Terpadu Pengendalian Pe- lah mengembangkan Upaya Kesehatan
nyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang
yang merupakan upaya monitoring dan ujung tombaknya adalah Puskesmas
deteksi dini faktor risiko penyakit tidak dan bekerja bersama masyarakat, men-
menular di masyarakat. Sejak mulai cegah meningkatnya gangguan jiwa
dikembangkan pada tahun 2011 Pos- masyarakat.
bindu-PTM pada tahun 2013 telah ber-
tambah jumlahnya menjadi 7225 Pos- Selain permasalahan kesehatan di atas
bindu di seluruh Indonesia. terdapat juga berbagai permasalahan
yang masih perlu mendapatkan
e. Kesehatan Jiwa. Permasalahan kesehatan perhatian khusus, misalnya masalah
jiwa sangat besar dan menimbulkan kesehatan ling- kungan, masalah
penyakit tropis yang
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 9


Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019 Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019

terabaikan, permasalahan SDM Kese- (1). Mengupayakan jaminan


hatan, pembiayaan di bidang kesehatan mutu Ante Natal Care
dan lain sebagainya. (ANC) ter- padu.

Untuk mengatasi permasalahan kesehatan


tersebut telah dilakukan berbagai upaya
pendekatan program, misalkan dengan
program peningkatan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan, program pember-
dayaan masyarakat bidang kesehatan,
program aksesibilitas serta mutu sediaan
farmasi dan alat kesehatan, program
pene- litian dan pengembangan, program
mana- jemen, regulasi dan sistem
informasi kese- hatan dan program
kesehatan lainnya.

Sebagai upaya untuk mendukung pro-


gram yang saat ini dirasakan kurang
maka perlu dilakukan penetapan area
prioritas yang dapat memberikan dampak
yang signifikan dalam upaya peningkatan
kesehatan masyarakat tanpa meninggal-
kan program diluar area prioritas.

Uraian secara garis besar kegiatan


yang dilakukan dalam masing-masing
area prioritas adalah sebagai berikut.
1). Upaya Penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB)
Dalam rangka menurunkan (AKI) dan
(AKB), kegiatan intervensi dilakukan
mengikuti siklus hidup manusia seba-
gai berikut.
a). Untuk Ibu Hamil dan Bersalin:

10Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
10
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019 Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019

(2). Meningkatkan jumlah Rumah Tunggu


Kelahiran (RTK). c). Untuk Balita:
(3). Meningkatkan persalinan di fasi- (1). Melakukan revitalisasi Posyandu.
litas kesehatan. (2). Menguatkan kelembagaan Pokja-
(4). Menyelenggarakan konseling Ini- nal Posyandu.
siasi Menyusui Dini dan KB paska (3). Meningkatkan transformasi KMS
persalinan. ke dalam Buku KIA.
(5). Meningkatan penyediaan dan (4). Menguatkan kader Posyandu.
pemanfaatan buku KIA. (5). Menyelenggarakan Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) Balita.
b). Untuk Bayi dan Ibu Menyusui:
(1). Mengupayakan jaminan mutu kun- d). Untuk Anak Usia Sekolah:
jungan neonatal lengkap. (1). Melakukan revitalisasi Usaha Kese-
(2). Menyelenggarakan konseling ASI hatan Sekolah (UKS).
eksklusif. (2). Menguatkan kelembagaan Tim
(3). Menyelenggarakan pelayanan KB Pembina UKS.
paska persalinan. (3). Menyelenggarakan Program Gizi
(4). Menyelenggarakan kegiatan pem- Anak Sekolah (PROGAS).
berian Makanan Pendamping ASI (4). Mengembangkan penggunaan
(MP ASI). rapor kesehatan.
(5). Menguatkan SDM Puskesmas.

11Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
11
e). Untuk Remaja: (3). Meningkatkan persalinan di fasi-
(1). Menyelenggarakan pemberian litas kesehatan.
Tablet Tambah Darah (TTD). (4). Menyelenggarakan program pem-
(2). Menyelenggarakan pendidikan berian makanan tinggi kalori, pro-
kesehatan reproduksi di sekolah tein, dan mikronutrien (TKPM).
menengah. (5). Deteksi dini penyakit (menular dan
(3). Menambah jumlah Puskesmas tidak menular).
yang menyelenggarakan pela- (6). Pemberantasan kecacingan.
yanan kesehatan peduli remaja (7). Meningkatkan transformasi
(PKPR). Kartu Menuju Sehat (KMS) ke
(4). Mengupayakan penundaan dalam Buku KIA.
usia perkawinan. (8). Menyelenggarakan konseling Ini-
siasi Menyusui Dini (IMD) dan
f). Untuk Dewasa Muda: ASI eksklusif.
(1). Menyelenggarakan konseling (9). Penyuluhan dan pelayanan KB.
pranikah.
(2). Menyelenggarakan gerakan b). Untuk Balita:
pekerja perempuan sehat pro- (1). Pemantauan pertumbuhan balita.
duktif (GP2SP) untuk wanita (2). Menyelenggarakan kegiatan Pem-
bekerja. berian Makanan Tambahan
(3). Menyelenggarakan pemberian (PMT)
imunisasi dan TTD. untuk balita.
(4). Menyelenggarakan konseling (3). Menyelenggarakan simulasi dini
KB pranikah. perkembangan anak.
(5). Menyelenggarakan konseling (4). Memberikan pelayanan kesehatan
gizi seimbang. yang optimal.

2). Upaya Penurunan Prevalensi Balita c). Untuk Anak Usia Sekolah:
Pendek (Stunting) (1). Melakukan revitalisasi Usaha
Dalam rangka menurunkan prevalensi Kese- hatan Sekolah (UKS).
balita pendek (stunting), dilakukan kegia- (2). Menguatkan kelembagaan Tim
tan sebagai berikut. Pembina UKS.
a). Untuk Ibu Hamil dan (3). Menyelenggarakan Program Gizi
Bersalin: Anak Sekolah (PROGAS).
(1). Intervensi pada 1000 hari (4). Memberlakukan sekolah sebagai
per- tama kehidupan anak. kawasan bebas rokok dan narkoba.
(2). Mengupayakan jaminan mutu
Ante Natal Care (ANC) ter- d). Untuk Remaja:
padu. (1). Meningkatkan penyuluhan untuk
perilaku hidup bersih dan sehat
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019

(PHBS), pola gizi seimbang, tidak (3). Meningkatkan penyuluhan untuk


merokok, dan mengkonsumsi PHBS, pola gizi seimbang, tidak
narkoba. merokok/mengkonsumsi narkoba.
(2). Pendidikan kesehatan reproduksi.
3). Upaya Pengendalian Penyakit Menular
e). Untuk Dewasa Muda: (PM)
(1). Penyuluhan dan pelayanan kelu-
Dalam rangka mengendalikan penya-
arga berencana (KB).
kit menular, khususnya HIV-AIDS, Tuber-
(2). Deteksi dini penyakit (menular
kulosis, dan Malaria, dilakukan kegiatan-
dan tidak menular).
kegiatan sebagai berikut.

12Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
12
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019 Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019

(4). Terapi Anti-Retro Viral (ARV) pada


anak dan orang dengan HIV-
AIDS (ODHA) dewasa.
(5). Intervensi pada kelompok
berisiko.
(6). Pemberian profilaksis kotrimok-
sasol pada anak dan ODHA
dewasa.

b). Tuberkulosis:
(1). Identifikasi terduga TB di antara
anggota keluarga, termasuk
anak dan ibu hamil.
(2). Memfasilitasi terduga TB atau
pasien TB untuk mengakses pe-
layanan TB yang sesuai standar.
(3). Pemberian informasi terkait peng-
endalian infeksi TB kepada
anggota keluarga, untuk men-
cegah penularan TB di dalam
keluarga dan masyarakat
(4). Pengawasan kepatuhan peng-
obatan TB melalui Pengawas
Menelan Obat (PMO).
c). Malaria:
(1). Skrining ibu hamil pada
daerah berisiko.
a). HIV-AIDS: (2). Pembagian kelambu untuk ibu
(1). Peningkatan konseling dan tes hamil dan balita.
pada ibu hamil. (3). Pemeriksaan balita sakit di wila-
(2). Diagnosis dini pada bayi dan yah timur Indonesia.
balita.
(3). Konseling dan tes pada populasi 4). Upaya Pengendalian Penyakit Tidak
kunci, pasien infeksi menular Menular (PTM)
seksual (IMS), dan pasien Dalam rangka mengendalikan penyakit
Tuberkulosis (TB) anak usia tidak menular, khususnya Hipertensi,
sekolah, usia kerja, dan usia Diabetes Mellitus, Obesitas, dan
lanjut. Kanker, dilakukan kegiatan-kegiatan
sebagai
berikut. hatan ini dapat dicapai dengan mela-
(a). Peningkatan deteksi dini faktor kukan lima strategi pembangunan kese-
risiko hatan 2005-2025, yaitu: (1) pembangu-
PTM melalui Posbindu. nan nasional berwawasan kesehatan; (2)
(b). Peningkatan akses pelayanan ter- pemberdayaan masyarakat dan daerah;
padu PTM di fasilitas kesehatan (3) pengembangan upaya dan pembia-
tingkat pertama (FKTP). yaan kesehatan; (4) pengembangan dan
(c). Penyuluhan tentang dampak buruk pemberdayaan sumber daya manusia
merokok. kesehatan; serta (5) penanggulangan
(d). Menyelenggarakan layanan upaya keadaan darurat kesehatan.
berhenti merokok.
Untuk mejawab tantangan pembangu-
B. TANTANGAN PEMBANGUNAN KESE- nan kesehatan dalam mencapai keseha-
HATAN tan masyarakat setinggi-tingginya, selain
Tujuan pembangunan kesehatan adalah terfokus pada pendekatan program
meningkatnya kesadaran, kemauan, dan melalui empat kegiatan prioritas melalui
kemampuan hidup sehat bagi setiap pendekatan siklus hidup yang telah dila-
orang agar peningkatan derajat keseha- kukan selama ini belum dapat menge-
tan masyarakat yang setinggi-tingginya tahui secara pasti sumber penyebab per-
dapat terwujud. Hal itu berarti tercipta- masalahan ditingkatan usia, untuk itu di-
nya masyarakat, bangsa, dan negara perlukan pendekatan keluarga yang di-
Indonesia yang penduduknya, di seluruh inisiasi dengan pemetaan atas permasa-
wilayah Republik lndonesia, hidup lahan secara mendalam dari pendekatan
dengan perilaku dan dalam lingkungan siklus hidup melalui kunjungan rumah.
sehat, memiliki kemampuan untuk men-
jangkau pelayanan kesehatan yang ber- C. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
mutu secara adil dan merata, serta PEM- BANGUNAN KESEHATAN
memiliki derajat kesehatan yang setinggi- Kebijakan pembangunan kesehatan
tingginya. tahun 2015-2019 difokuskan pada
penguatan upaya kesehatan dasar
Sasaran pembangunan kesehatan yang (Primary Health Care) yang berkualitas
akan dicapai pada tahun 2025 ada- terutama melalui peningkatan jaminan
lah meningkatnya derajat kesehatan kesehatan, peningkatan akses dan mutu
masyarakat, dengan indikator mening- pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
katnya Umur Harapan Hidup, menurun- yang didukung dengan penguatan sistem
nya Angka Kematian Bayi, menurunnya kesehatan dan peningkatan pembiayaan
Angka Kematian Ibu, dan menurunnya kesehatan. Kartu Indonesia Sehat men-
prevalensi gizi kurang pada balita. jadi salah satu sarana utama dalam
Tujuan dan sasaran pembangunan kese-
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019

mendorong reformasi sektor kesehatan 9. Meningkatkan Promosi Kesehatan


dalam mencapai pelayanan kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
yang optimal, termasuk penguatan upaya 10. Menguatkan Manajemen, Penelitian
promotif dan preventif. dan Pengembangan, serta Sistem
Informasi Kesehatan.
Adapun strategi pembangunan keseha- 11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem
tan tahun 2015-2019 meliputi 12 Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
pokok strategi berikut. Bidang Kesehatan atau JKN
1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelaya- 12. Mengembangkan dan Meningkatkan
nan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, Efektivitas Pembiayaan Kesehatan.
dan Lanjut Usia yang Berkualitas.
2. Mempercepat Perbaikan Gizi Dalam mendukung keberhasilan penca-
Masyarakat. paian sasaran pembangunan kesehatan
3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit sesuai Rencana Strategis Tahun 2015-
dan Penyehatan Lingkungan. 2019, Kementerian Kesehatan telah
4. Meningkatkan Akses Pelayanan Kese- menetapkan kebijakan operasional, an-
hatan Dasar yang Berkualitas. tara lain sebagai berikut.
5. Meningkatkan Akses Pelayanan Kese- 1. Pembangunan kesehatan dalam
hatan Rujukan yang Berkualitas. periode 2015-2019 akan
6. Meningkatkan Ketersediaan, Keter- difokuskan pada empat area
jangkauan, Pemerataan, dan Kualitas prioritas, yakni:
Farmasi dan Alat Kesehatan. a. Penurunan Angka Kematian Ibu
7. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Angka Kematian Bayi.
dan Makanan. b. Perbaikan Gizi Masyarakat, khu-
8. Meningkatkan Ketersediaan, Penye- susnya untuk Pengendalian Preva-
baran, dan Mutu Sumber Daya lensi Balita Pendek (Stunting).
Manusia Kesehatan. c. Pengendalian Penyakit Menular,

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 15


Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019

khususnya Human Immunodefi- kau sasaran berbasis UKS (Usaha


ciency Virus-Acquired Kesehatan Sekolah), menjangkau
Immunodefi- ciency Syndrome (HIV-
AIDS), Tuber- kulosis (TB), dan
Malaria.
d. Pengendalian Penyakit Tidak
Menular, khususnya Hipertensi,
Diabetes mellitus, Obesitas, dan
Kanker (khususnya Leher Rahim
dan Payudara) dan Gangguan
jiwa.

2. Peningkatan jangkauan sasaran ter-


utama pada keluarga, tanpa menga-
baikan pendekatan-pendekatan lain
yang selama ini sudah berhasil di-
laksanakan yaitu menjangkau sasa-
ran berbasis UKBM (Upaya Keseha-
tan Berbasis Masyarakat), menjang-

16Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
16
sasaran berbasis UKUK (Upaya setelah kebutuhan kegiatan-kegiatan pro-
Kese- hatan Usia Kerja), dan untuk motif dan preventif dipenuhi.
sasaran kelompok usia lanjut dengan
pen- dekatan Posbindu Usila. 4. Sumber daya manusia (SDM) adalah
modal utama dalam pembangunan
3. Prioritas perencanaan dan nasional. Oleh karena itu, kualitas SDM
pengangga- ran diarahkan pada perlu terus ditingkatkan sehingga memi-
pemenuhan kebutu- han kegiatan- liki daya saing tinggi, yang antara lain
kegiatan promotif dan pre- ventif. ditandai dengan meningkatnya Indeks
Pemenuhan kebutuhan kegiatan- Pembangunan Manusia (IPM), Indeks
kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan

17Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
17
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019

Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Kebijakan operasional tersebut diharap-


Kesetaraan Gender (IKG). Peningkatan kan akan mampu mewujudkan Keluarga
tersebut dilaksanakan melalui pengen- Sehat sebagaimana cita-cita untuk
dalian jumlah penduduk, peningkatan meningkatkan derajat kesehatan masya-
taraf pendidikan, serta peningkatan de- rakat yang setinggi-tingginya. Oleh
rajat kesehatan. Untuk itu harus dianti- karena itu, maka Program Indonesia
sipasi berbagai tantangan yang ada. Sehat akan dilaksanakan melalui Pen-
Tantangan dalam pembangunan dekatan Keluarga.
keseha- tan dan gizi masyarakat berupa
pening- katan upaya promotif dan Program kesehatan yang termasuk ke
preventif, peningkatan pelayanan dalam area prioritas tersebut di atas di-
kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, laksanakan secara bertahap di daerah
pengendalian penyakit menular dan terpilih (lokus dan fokus) termasuk daerah
tidak menular, peningkatan tertinggal, perbatasan, dan kepulauan
pengawasan obat dan makanan, serta (DTPK) dari program Nusantara Sehat.
peningkatan akses dan mutu pelayanan Pentahapan pelaksanaan di luar daerah
kesehatan. Di samping itu juga Nusantara Sehat dijelaskan pada gam-
penurunan disparitas akses dan mutu bar 2, dan (tidak menutup kemungkinan
pelayanan kesehatan, pemenuhan daerah lain yang juga akan melaksa-
sarana dan prasarana, serta pemenuhan nakan atas inisiatif sendiri).
tenaga kesehatan. Secara khusus tanta-
ngan utama dalam lima tahun ke depan
adalah berupa peningkatan kepeser-
taan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
penyiapan penyedia pelayanan keseha-
tan, dan pengelolaan jaminan keseha-
tan yang efektif dan efisien.

Gambar 2. Pentahapan Pelaksanaan Program Indonesia Sehat


18 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Bab

PENDEKATAN KELUARGA DALAM


PENCAPAIAN PRIORITAS
3
PEMBANGUNAN KESEHATAN

U
but, Kementerian Kesehatan mene-
Upaya pencapaian prioritas tapkan strategi operasional pemba-
pembangunan kesehatan ngunan kesehatan melalui Program
tahun 2015-2019 dalam Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Indonesia Sehat dilaksanakan dengan Keluarga.
mendayagunakan segenap potensi
yang ada, baik dari pemerintah pusat, A. KONSEP PENDEKATAN
provinsi, kabupaten/kota, maupun KELUARGA
masyarakat. Pembangunan keseha-
tan dimulai dari unit terkecil dari Pendekatan keluarga adalah salah
masyarakat, yaitu keluarga. satu cara Puskesmas untuk mening-
katkan jangkauan sasaran dan
Pembangunan keluarga, sebagai- me n dekatk an/me n ingk
mana dimaksud dalam Undang- atka n akses pelayanan kesehatan
Undang Nomor 52 Tahun 2009 di wilayah kerjanya dengan
tentang Perkembangan Kependudu- menda- tangi keluarga.
kan dan Pembangunan Keluarga Puskesmas tidak hanya
serta Undang-Undang Nomor 23 menyelenggarakan pelaya- nan
Tahun 2014 tentang Pemerintahan kesehatan di dalam gedung,
Daerah, adalah upaya mewujudkan melainkan juga keluar gedung
keluarga berkualitas yang hidup dengan mengunjungi keluarga di
dalam lingkungan yang sehat. wilayah kerjanya.

Pemerintah pusat dan pemerintah Keluarga sebagai fokus dalam


daerah menetapkan kebijakan pem- pendekatan pelaksanaan program
bangunan keluarga melalui pembi- Indonesia Sehat karena menurut
naan ketahanan dan kesejahteraan Friedman (1998), terdapat Lima
keluarga, untuk mendukung keluarga fungsi keluarga, yaitu:
agar dapat melaksanakan fungsinya 1. Fungsi afektif (The Affective
secara optimal. Sebagai penjabaran Function) adalah fungsi kelu-
dari amanat Undang-Undang terse- arga yang utama untuk meng-

20 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
20
Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kesehatan

ajarkan segala sesuatu untuk memper- a. Mengenal gangguan perkembangan


siapkan anggota keluarga berhubungan kesehatan setiap anggota keluarga-
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan nya,
untuk perkembangan individu dan psi- b. Mengambil keputusan untuk tindakan
kososial anggota keluarga. kesehatan yang tepat,
c. Memberikan perawatan kepada
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkem- anggota keluarga yang sakit,
bangan dan perubahan yang dilalui d. Mempertahankan suasana rumah yang
indi- vidu yang menghasilkan interaksi menguntungkan untuk kesehatan dan
sosial dan belajar berperan dalam perkembangan kepribadian anggota
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai keluarganya,
sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk e. Mempertahankan hubungan timbal
membina sosia- lisasi pada anak, balik antara keluarga dan fasilitas
membentuk norma- norma tingkah laku kesehatan.
sesuai dengan ting- kat perkembangan
anak dan dan mene- ruskan nilai-nilai Pendekatan keluarga yang dimaksud
budaya keluarga. dalam pedoman umum ini merupakan
pengembangan dari kunjungan rumah
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction oleh Puskesmas dan perluasan dari
Function) adalah fungsi untuk memper- upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
tahankan generasi dan menjaga kelang- (Perkesmas), yang meliputi kegiatan
sungan keluarga. berikut.
1. Kunjungan keluarga untuk penda-
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) taan/pengumpulan data Profil Kese-
yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi hatan Keluarga dan peremajaan
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan (updating) pangkalan datanya.
tempat untuk mengembangkan kemam- 2. Kunjungan keluarga dalam rangka
puan individu meningkatkan penghasilan promosi kesehatan sebagai upaya
untuk memenuhi kebutuhan keluarga. promotif dan preventif.
3. Kunjungan keluarga untuk menidak-
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan lanjuti pelayanan kesehatan dalam
kesehatan (The Health Care Function) gedung.
adalah untuk mempertahankan keadaan 4. Pemanfaatan data dan informasi dari
kesehatan anggota keluarga agar tetap Profil Kesehatan Keluarga untuk peng-
memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi organisasian/pemberdayaan masya-
ini dikembangkan menjadi tugas kelu- rakat dan manajemen Puskesmas.
arga di bidang kesehatan. Sedangkan
tugas-tugas keluarga dalam pemeliha- Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan
raan kesehatan adalah: secara terjadwal dan rutin, dengan
Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas
Pendekatan
Pembangunan
KeluargaKesehatan
Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kesehatan

memanfaatkan data dan informasi dari sebagaimana selama ini dilaksanakan,


Profil Kesehatan Keluarga (family folder). melainkan juga langsung berkunjung ke
Dengan demikian, pelaksanaan upaya keluarga. Perlu diperhatikan, bahwa
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Per- pendekatan keluarga melalui kunjungan
kesmas) harus diintengrasikan ke dalam rumah ini tidak berarti mematikan UKBM-
kegiatan pendekatan keluarga. Dalam UKBM yang ada, tetapi justru untuk
menjangkau keluarga, Puskesmas tidak memperkuat UKBM-UKBM yang selama
hanya mengandalkan upaya kesehatan ini dirasakan masih kurang efektif.
berbasis masyarakat (UKBM) yang ada

DESA
PEND. SIAGA/
KELUARGA UKBM

PHBS ? K?ELUARGA
K? KELUARGA ?
ELUARGA
SEHAT

PHBS M?
MAS?
YARAKAT ASYARAK
AT SEHAT

K? PHBS ? K?ELUARGA
KELUARGA
ELUARGA ?
SEHAT

PEND. DESA
KELU- SIAGA/
ARGA UKBM

Gambar 3. Konsep Pendekatan Keluarga

Dengan mengunjungi keluarga di rumahnya, arga juga dapat dimotivasi untuk memper-
Puskesmas akan dapat mengenali masalah- baiki kondisi kesehatan lingkungan dan ber-
masalah kesehatan (dan Perilaku Hidup bagai faktor risiko lain yang selama ini
Bersih dan Sehat-PHBS) yang dihadapi kelu- meru- gikan kesehatannya, dengan
arga secara lebih menyeluruh (holistik). pendampi- ngan dari kader-kader kesehatan
Indi- vidu anggota keluarga yang perlu UKBM dan/atau petugas profesional
mendapat- kan pelayanan kesehatan Puskesmas (gambar 3). Untuk itu,
kemudian dapat dimotivasi untuk diperlukan pengatu- ran agar setiap
memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau keluarga di wilayah Puskes- mas memiliki
pelayanan Puskesmas. Kelu- Tim Pembina Keluarga.

21 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 21


Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
PUSKESMAS
?
?

UKBM:?Po? syandu, Posbindu


PTM, PAUD?, P?oskestren,
Posmaldes, dll

KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA

1. Setiap keluarga memiliki Tim Pembina Keluarga


2. Tim Pembina Keluarga memiliki Profil Kesehatan Keluarga dan Rencana Pembinaan
3. Terdapat interaksi antara Tim Pembina dan Keluarga

Gambar 4. Mekanisme interaksi Puskesmas-Keluarga-UKBM

Pendekatan keluarga adalah pendekatan 1. Meningkatkan akses keluarga terhadap


pelayanan oleh Puskesmas yang menginteg- pelayanan kesehatan komprehensif, meli-
rasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) puti pelayanan promotif dan preventif
dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) serta pelayanan kuratif dan
secara berkesinambungan, dengan target rehabilitatif dasar.
keluarga, didasarkan pada data dan infor-
masi dari Profil Kesehatan Keluarga (gambar 2. Mendukung pencapaian Standar Pela-
4). Tujuan dari pendekatan keluarga adalah yanan Minimum (SPM) Kabupaten/Kota
sebagai berikut. dan SPM Provinsi, melalui peningkatan
akses dan skrining kesehatan.
Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas
Pendekatan
Pembangunan
KeluargaKesehatan
Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kesehatan

3. Mendukung pelaksanaan Jaminan memiliki hubungan darah (misalnya


Kesehatan Nasional (JKN) dengan pem- bantu rumah tangga), disebut
meningkatkan kesadaran masyarakat keluarga luas (extended family). Oleh
untuk men-jadi peserta JKN. karena meru- pakan unit terkecil dari
masyarakat, maka derajat kesehatan
4. Mendukung tercapainya tujuan Pro- rumah tangga atau keluarga
gram Indonesia Sehat dalam Ren- menentukan derajat kesehatan
cana Strategis Kementerian Kese- masyarakatnya.
hatan Tahun 2015 2019.
Sementara itu, derajat kesehatan keluarga
B. KELUARGA SEBAGAI FOKUS PEM- sangat ditentukan oleh PHBS dari
BERDAYAAN kelu- arga tersebut. Dengan demikian,
Keluarga adalah suatu lembaga yang inti dari pengembangan desa dan
merupakan satuan (unit) terkecil dari kelurahan ada- lah memberdayakan
masyarakat, terdiri atas ayah, ibu, dan keluarga-keluarga agar mampu
anak. Keluarga yang seperti ini disebut mempraktikkan PHBS. PHBS adalah
rumah tangga atau keluarga inti (kelu- sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
arga batih). Sedangkan keluarga yang atas dasar kesadaran seba- gai hasil
anggotanya mencakup juga kakek dan pembelajaran, yang menjadi- kan
atau nenek atau individu lain yang seseorang, keluarga, kelompok atau
memi- liki hubungan darah, bahkan masyarakat mampu menolong dirinya
juga tidak sendiri (mandiri) di bidang kesehatan
dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 23


Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas
Pendekatan
Pembangunan
KeluargaKesehatan
Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kesehatan

Di bidang pencegahan dan penang- nan di fasilitas kesehatan, menimbang


gulangan penyakit serta penyehatan balita dan memantau perkembangannya
lingkungan harus dipraktikkan perilaku secara berkala, memberikan imunisasi
mencuci tangan dengan sabun, meng- dasar lengkap kepada bayi, menjadi
gunakan air bersih, menggunakan jam- aseptor keluarga berencana, dan
ban sehat, memberantas jentik nyamuk, lain-lain.
tidak merokok di dalam ruangan, dan
lain-lain. Di bidang gizi dan farmasi harus di-
praktikkan perilaku makan dengan gizi
Di bidang kesehatan ibu dan anak serta seimbang, minum Tablet Tambah
keluarga berencana harus dipraktikkan Darah (TTD) selama hamil, memberi
perilaku meminta pertolongan persali- bayi Air Susu Ibu saja (ASI eksklusif), dan
lain-lain.

24 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas
Pendekatan
Pembangunan
KeluargaKesehatan
Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kesehatan

Sedangkan di bidang pemeliharaan Kelurahan Siaga Aktif itu tidak lain


kesehatan harus dipraktikkan perilaku adalah tercipta- nya Desa Sehat
ikut serta dalam jaminan pemeliharaan dan Kelurahan Sehat.
kesehatan, aktif mengurus dan atau
memanfaatkan upaya kesehatan bersum-
berdaya masyarakat (UKBM), meman-
faatkan Puskesmas dan sarana kese-
hatan lain, dan lain-lain.

PHBS harus dipraktikkan di semua


bidang kesehatan masyarakat karena
pada hakikatnya setiap masalah kese-
hatan merupakan hasil perilaku, yaitu
interaksi manusia (host) dengan bibit
penyakit atau pengganggu lainnya
(agent) dan lingkungan (environment).

Pemberdayaan masyarakat adalah


bagian dari fungsi upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dari Puskesmas.
Karena keluarga merupakan lembaga
terkecil dari masyarakat, maka pem-
berdayaan masyarakat harus dimulai
dari pemberdayaan keluarga. Pember-
dayaan masyarakat yang selama ini
dilaksanakan di bidang kesehatan di-
pandu dengan Keputusan Menteri
Kese- hatan Nomor
1529/Menkes/SK/X/
2010 tentang Pedoman Umum Pengem-
bangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
Dalam pedoman ini disebutkan bahwa
pemberdayaan masyarakat desa/kelu-
rahan merupakan kelanjutan dari pem-
berdayaan keluarga melalui pengem-
bangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) tatanan rumah tangga. Tujuan
dari pengembangan Desa dan

25Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
25
Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas
Pendekatan
Pembangunan
KeluargaKesehatan
Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kesehatan

Kegiatan Puskesmas dalam melaksana- desa dan kelurahan akan menghasilkan


kan upaya kesehatan perorangan (UKP) peran serta masyarakat berupa UKBM
tingkat pertama memang dapat meng- seperti Posyandu, Posbindu, Polindes,
hasilkan individu sehat, yang diukur Pos UKK, dan lain-lain.
dengan Indikator Individu Sehat (IIS).
Tetapi dengan cara ini saja, Keca- Sementara itu, kegiatan Puskesmas dalam
matan Sehat akan sulit dicapai. Melalui pelaksanaan pembangunan wilayah ber-
pemberdayaan masyarakat desa dan wawasan kesehatan akan menghasilkan
kelurahan di wilayah kerjanya, Puskesmas tatanan-tatanan sehat, seperti sekolah
akan lebih cepat mencapai Kecamatan sehat, pasar sehat, kantor sehat, masjid
Sehat. Dengan mengembangkan dan dan mushola sehat, dan lain-lain yang
membina desa dan kelurahan, Puskesmas diukur dengan Indikator Tatanan Sehat
melaksanakan pemberdayaan keluarga dan (ITS), dan masyarakat sehat yang diukur
pemberdayaan masyarakat. Pem- dengan Indikator Masyarakat Sehat
berdayaan keluarga akan menghasil- (IMS). Kesemua upaya Puskesmas ter-
kan keluarga-keluarga sehat yang diukur sebut akhirnya akan bermuara pada
dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS). terciptanya Kecamatan Sehat, seperti
Sedangkan pemberdayaan masyarakat pada skema gambar 5.

26Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
26
Gambar 5. Upaya Puskesmas Untuk Mencapai Kecamatan Sehat

Pentingnya pendekatan keluarga juga lahir menjadi bayi, tumbuh menjadi anak
diamanatkan dalam Rencana Strategis balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa
(Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun muda (usia produktif), dan akhirnya men-
2015 2019. Dalam Renstra disebut- jadi dewasa tua atau usia lanjut (lihat
kan bahwa salah satu acuan bagi arah gambar 6). Untuk dapat melaksanakan
kebijakan Kementerian Kesehatan ada- pelayanan kesehatan yang berkesinam-
lah penerapan pendekatan pelayanan bungan terhadap seluruh tahapan siklus
kesehatan yang terintegrasi dan ber- hidup manusia, maka fokus pelayanan
kesinambungan (continuum of care). Hal kesehatan harus pada keluarga. Dalam
ini berarti bahwa pelayanan pemberian pelayanan kesehatan, individu-
kesehatan harus dilakukan terhadap individu harus dilihat dan diperlakukan
seluruh taha- pan siklus hidup manusia sebagai bagian dari keluarganya.
(life cycle), sejak masih dalam
kandungan, sampai
USIA
LANJUT Status Gizi
USIA
PRODUKTIF Aktivitas fisik
? Pengendalian
USIA SEKOLAH penyakit
IBU HAMIL & & REMAJA degenerative
IBU MENYUSUI Cek up
BAYI & BALITA
kesehatan
berkala
Status Gizi
Diet Seimbang
Status Gizi PHBS
PUS & WUS
? ? Diteksi Dini dan
Diet Seimbang
Aktivitas fisik tata laksana
Status Gizi PTM dan PL
Status Gizi PHBS
Diet Seimbang Perlindungan
Diet Seimbang Pelajaran
Stimulasi terhadap
Diteksi Dini sekolahan intra
perkembangan kesehatan
Status Gizi Kespro

Diet Seimbang PTM & PM anak (PAUD) ekstrakurikuler


teori dan Cek up
Diteksi Dini Pola asuh
praktek kesehatan
PTM & PM yang benar
Kespro berkala
Air (air bersih, Perumahan dan Energi (fosil, Akses (Pendidikan,
Pangan sanitasi, irigasi) lingkungan sehat terbarukan) kesehatan)
(laut, darat)

Kebijakan dan regulasi berwawasan kesehatan

Gambar 6. Pendekatan Siklus Hidup untuk Mencapai Keluarga Sehat

Gambar 7. Pelayanan Puskesmas Terintegrasi dan Mengikuti Siklus Hidup


Melalui pendekatan keluarga, yaitu 2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas
mengunjungi setiap keluarga di wilayah kesehatan
kerja, diharapkan Puskesmas dapat 3. Bayi mendapat imunisasi dasar
menangani masalah-masalah kesehatan lengkap
dengan pendekatan siklus hidup (life 4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI)
cycle). Dengan demikian, upaya eksklusif
mewujudkan Keluarga Sehat menjadi titik 5. Balita mendapatkan pemantauan per-
awal ter- wujudnya masyarakat sehat tumbuhan
(lihat gam- bar 7). Hal ini berarti pula 6. Penderita tuberkulosis paru mendapat-
bahwa keberhasilan upaya membina kan pengobatan sesuai standar
PHBS di keluarga merupakan kunci 7. Penderita hipertensi melakukan pengo-
bagi keber- hasilan upaya menciptakan batan secara teratur
kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, 8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan
Indikator Keluarga Sehat sebaiknya pengobatan dan tidak ditelantarkan
dapat seka- ligus digunakan sebagai 9. Anggota keluarga tidak ada yang
Indikator PHBS. merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jami-
C. PELAKSANAAN PENDEKATAN nan Kesehatan Nasional (JKN)
KELUARGA 11. Keluarga mempunyai akses sarana air
Yang dimaksud satu keluarga adalah satu bersih
kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan 12. Keluarga mempunyai akses atau meng-
anak) sebagaimana dinyatakan dalam gunakan jamban sehat
Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah
tangga terdapat kakek dan atau nenek Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan
atau individu lain, maka rumah tangga penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS)
tersebut dianggap terdiri lebih dari satu dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan
keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu masing-masing indikator, mencerminkan
keluarga sehat atau tidak digunakan kondisi PHBS dari keluarga yang bersang-
sejumlah penanda atau indikator. Dalam kutan. Dalam pelaksanaan pendekatan kelu-
rangka pelaksanaaan Program Indonesia arga ini tiga hal berikut harus diadakan atau
Sehat telah disepakati adanya 12 indi- dikembangkan, yaitu:
kator utama untuk penanda status kese- 1. Instrumen yang digunakan di tingkat
hatan sebuah keluarga. Kedua belas keluarga.
indikator utama tersebut adalah sebagai 2. Forum komunikasi yang dikembangkan
berikut. untuk kontak dengan keluarga.
1. Keluarga mengikuti program Keluarga 3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat
Berencana (KB) sebagai mitra Puskesmas.
Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kese

Instrumen yang diperlukan di tingkat kelu- 2. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya


arga adalah sebagai berikut. disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet,
1. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya buku saku, atau bentuk lainnya, yang
disebut Prokesga), berupa family folder, diberikan kepada keluarga sesuai masa-
yang merupakan sarana untuk merekam lah kesehatan yang dihadapinya.
(menyimpan) data keluarga dan data Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan
indi- vidu anggota keluarga. Data Persalinan untuk keluarga yang ibunya
keluarga meliputi komponen rumah sedang hamil, Flyer tentang Pertumbu-
sehat (akses/ ketersediaan air bersih han Balita untuk keluarga yang mem-
dan akses/peng- gunaan jamban punyai balita, Flyer tentang Hipertensi
sehat). Data individu anggota keluarga untuk mereka yang menderita hipertensi,
mencantumkan karak- teristik individu dan lain-lain.
(umur, jenis kelamin, pen- didikan, dan
lain-lain) serta kondisi indi- vidu yang Forum komunikasi yang digunakan untuk
bersangkutan: mengidap pe- nyakit kontak dengan keluarga dapat berupa
(hipertensi, tuberkulosis, dan gang- guan forum-forum berikut.
jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut 1. Kunjungan rumah ke keluarga-kelu-
KB, memantau pertumbuhan dan arga di wilayah kerja Puskesmas.
perkembangan balita, pemberian ASI
eksklusif, dan lain-lain).

29Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
29
Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kesehatan

2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau Sedangkan keterlibatan tenaga dari


biasa dikenal dengan focus group masyarakat sebagai mitra dapat diupa-
discussion (FGD) melalui Dasa yakan dengan menggunakan tenaga-
Wisma dari PKK. tenaga berikut.
3. Kesempatan konseling di UKBM- 1. Kader-kader kesehatan, seperti
UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos kader Posyandu, kader Posbindu,
UKK, dan lain-lain). kader Poskestren, kader PKK, dan
lain-lain.
4. Forum-forum yang sudah ada di ma-
syarakat seperti majelis taklim, rem- 2. Pengurus organisasi kemasyaraka-
bug desa, selapanan, dan lain-lain. tan setempat, seperti pengurus PKK,
pengurus Karang Taruna, pengelola
pengajian, dan lain-lain.

Gambar 8. Siklus Pendekatan Keluarga


SEHAT MULAI
DARI KITA
Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kesehatan

D. PENDEKATAN KELUARGA SEBAGAI 25,5% pada tahun 2007 menjadi


KUNCI KEBERHASILAN 34,3% pada tahun 2013. Jadi jika
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa kita hanya mengandalkan Posyandu,
pendekatan keluarga mutlak harus dila- maka masih ada sepertiga jumlah
kukan untuk melengkapi dan memperkuat bayi/balita yang tidak terpantau.
pemberdayaan masyarakat. Data Ris- Oleh karena itu, mereka yang tidak
kesdas menunjukkan hal itu. Sebagai datang ke Posyandu harus dikunjungi
contoh berikut ini disajikan bukti tentang ke rumahnya. Jelas bahwa pendeka-
pentingnya pendekatan keluarga dalam tan keluarga mutlak harus dilakukan,
penanggulangan stunting dan pengen- bila kita ingin deteksi dini stunting
dalian penyakit tidak menular. terlaksana dengan baik.

1. Pendekatan Keluarga dalam penang- 2. Salah satu penyakit tidak menular


gulangan stunting, Riskesdas tahun yang cukup penting dalam Pendeka-
2013 menemukan bahwa proporsi tan Keluarga adalah hipertensi
bayi yang lahir stunting (panjang (teka- nan darah tinggi). Prevalensi
badan <48 cm) adalah sebesar hiper- tensi pada orang dewasa
20,2%, sementara pada kelompok menurut Riskesdas tahun 2013
balita terdapat 37,2% yang mende- adalah 25,8% atau sama dengan
rita stunting. Ini menunjukkan bahwa 42,1 juta jiwa. Dari sejumlah itu
dalam perjalanan dari saat lahir ke baru 36,8% yang telah kontak
balita, terjadi pertumbuhan yang dengan petugas keseha- tan,
melambat, sehingga proporsi sementara sisanya sekitar 2/3
stunting justru bertambah. Untuk tidak tahu kalau dirinya menderita
menanggu- langi stunting, harus hipertensi. Hal ini menunjukkan
dilakukan deteksi dan intervensi bahwa bila tidak menggunakan pen-
sedini mungkin. Yaitu dengan dekatan keluarga, 2/3 bagian atau
melakukan pemantauan per- sekitar 28 juta penderita hipertensi
tumbuhan secara ketat, melalui tidak akan tertangani. Sekali lagi,
penim- bangan bayi/balita di hal ini menunjukkan bahwa pende-
Posyandu setiap bulan. Akan tetapi, katan keluarga mutlak harus dilaku-
ternyata data Riskesdas kan bila kita ingin pengendalian
menunjukkan bahwa proporsi balita penyakit hipertensi berhasil.
yang tidak pernah ditimbang selama
6 bulan terakhir cenderung
meningkat, yaitu dari

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 33


34 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Bab

PERAN PUSKESMAS DALAM


PENDEKATAN
4
KELUARGA

A. PENGUATAN SUBSISTEM Pengembangan Kesehatan.


DALAM SISTEM KESEHATAN
NASIONAL

S istem Kesehatan Nasional (SKN)


sebagaimana dimaksudkan da-
lam Peraturan Presiden Nomor
72 Tahun 2012 bertujuan untuk
menjamin terselenggaranya pem-
bangunan kesehatan oleh semua
komponen bangsa, baik Pemerin-
tah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat termasuk badan
hukum, badan usaha, dan lembaga
swasta secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna,
sehingga terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.

Pendekatan yang dilakukan dalam


pengelolaan pembangunan kese-
hatan adalah kombinasi dari pen-
dekatan sistem, kontingensi, dan
sinergi yang dinamis melalui pe-
ngelompokan subsistem dari SKN
yang terdiri dari tujuh subsistem
berikut.
1. Subsistem Upaya Kesehatan.
2. Subsistem Penelitian dan

35 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
35
3. Subsistem Percepatan pembangunan kesehatan
Pembiayaan untuk mencapai Indonesia Sehat di-
Kesehatan. lakukan dengan melakukan pengua-
4. Subsistem tan subsistem-subsistem dari SKN.
Sumber Daya Dengan diterapkannya pendekatan
Manusia keluarga, maka penguatan subsistem
Kesehatan. upaya kesehatan, subsistem pem-
5. Subsistem biayaan kesehatan, dan subsistem
Sediaan Farmasi, pemberdayaan masyarakat menjadi
Alat penting untuk dilakukan.
Kesehatan, dan Makanan.
6. Subsistem Penguatan subsistem upaya keseha-
Manajemen, tan dilakukan dengan menciptakan
Informasi, dan keseimbangan pelaksanaan upaya
Regulasi kesehatan perorangan (UKP) dan
Kesehatan. upaya kesehatan masyarakat (UKM)
7. Subsistem melalui pengutamaan kegiatan pro-
Pemberdayaan motif dan preventif. Harus diciptakan
Masya- rakat. kondisi agar Puskesmas tidak
terfokus hanya melaksanakan UKP,
melainkan

36 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
36
Peran Puskesmas Dalam Pendekatan Keluarga Peran Puskesmas Dalam Pendekatan Keluarga

juga UKM secara seimbang. Sasaran B. PERAN PUSKESMAS DALAM PEM-


upaya kesehatan harus ditegaskan bukan BANGUNAN KESEHATAN
sekedar individu/perorangan, melainkan
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
juga keluarga, kelompok, dan masyarakat.
kesehatan yang menyelenggarakan
Setiap program kesehatan hendaknya
upaya kesehatan masyarakat dan upaya
mengarahkan juga kegiatannya kepada
kesehatan perorangan tingkat pertama,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai
Penguatan subsistem pembiayaan keseha-
derajat kesehatan masyarakat yang
tan untuk UKP dan UKM dilakukan, salah
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
satunya, melalui pemberian Jaminan Kese-
(Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75
hatan Nasional (JKN) berdasarkan Undang-
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Masyarakat). Puskesmas bertanggung
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
jawab atas satu wilayah administrasi
Untuk itu, sejak 1 Januari 2014 telah diber-
pemerintahan, yakni kecamatan atau
lakukan Sistem Jaminan Sosial Nasional
bagian dari kecamatan. Di setiap keca-
(SJSN) bidang kesehatan atau Jaminan
matan harus terdapat minimal satu Pus-
Kesehatan Nasional (JKN) dan Pemberian
kesmas. Untuk membangun dan menen-
Bantuan Operasional (BOK) Puskesmas
tukan wilayah kerja Puskesmas, faktor
oleh pemerintah pusat.
wilayah, kondisi geografis, dan kepada-
tan/jumlah penduduk merupakan dasar
SKN akan berfungsi optimal apabila ditun-
pertimbangan. Selanjutnya ditetapkan
jang oleh subsistem pemberdayaan masya-
pula bahwa dalam penyelenggaraan
rakat yang tidak hanya memberdayakan
Puskesmas ada 6 (enam) prinsip berikut
perorangan, melainkan juga keluarga dan
yang harus ditaati.
masyarakat. Masyarakat termasuk swasta
bukan semata-mata sebagai sasaran pem- 1. Prinsip Paradigma Sehat.
bangunan kesehatan, melainkan juga seba- Berdasarkan prinsip paradigma sehat,
gai subjek atau penyelenggara dan pelaku Puskesmas wajib mendorong seluruh
pembangunan kesehatan. Dengan diterap- pemangku kepentingan untuk
kannya pendekatan keluarga, maka sub- berkomitmen dalam upaya mencegah
sistem pemberdayaan masyarakat harus di- dan mengurangi risiko kesehatan
perkuat dengan mengembangkan kegiatan- yang dihadapi indi- vidu, keluarga,
kegiatan yang menjangkau keluarga, kelom- kelompok, dan masya- rakat.
pok, dan masyarakat. Paradigma adalah cara pan- dang
orang terhadap diri dan lingku-
ngannya, yang akan mempengaru-
hinya dalam berpikir (kognitif), bersi-
kap (afektif), dan bertingkah laku (psi-
komotorik). Paradigma juga dapat
berarti seperangkat asumsi, konsep, beratkan pada penyembuhan penyakit
nilai, dan praktik yang diterapkan dalam dan pemulihan kesehatan Paradigma
memandang realitas di sebuah komuni- Sakit. Apalagi dengan dilaksanakannya
tas. Dengan demikian, Paradigma Sehat JKN yang saat ini masih lebih mem-
dapat didefinisikan sebagai cara pan- perhatikan penyembuhan penyakit dan
dang, asumsi, konsep, nilai, dan praktik pemulihan kesehatan bagi perorangan.
yang mengutamakan upaya menjaga Oleh sebab itu, dalam kurun waktu lima
dan memelihara kesehatan, tanpa meng- tahun ke depan harus dilakukan peruba-
abaikan penyembuhan penyakit dan han, agar Paradigma Sehat benar-benar
pemulihan kesehatan. diterapkan dalam membangun keseha-
tan masyarakat, termasuk dalam pelak-
Dengan Paradigma Sehat maka orang- sanaan JKN. Perubahan yang dimaksud
orang yang sehat akan diupayakan agar mencakup perubahan pada penentu
tetap sehat dengan menerapkan pende- kebijakan (lintas sektor), tenaga
katan yang holistik. Selama ini cara pan- keseha- tan, institusi kesehatan, dan
dang, asumsi, konsep, nilai, dan praktik masyarakat sebagaimana disajikan
yang berlaku tampaknya masih menitik- dalam tabel berikut

Tabel 1. Perubahan Paradigma ke arah Paradigma Sehat

NO KELOMPOK SASARAN PERUBAHAN YANG DIHARAPAN DAMPAK DARI PERUBAHAHN

1 Penentu kebijakan Pemangku kepentingan 1. Menjadikan kesehatan


(lintas sektor) memperhatikan dampak sebagai arus utama
kesehatan dari kebijakan pembangunan
yg diambil baik di hulu 2. Meningkatkan peran
maupun di hilir lintas sektor dalam
pembangunan kesehatan

2 Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan di setiap 1. Promotif dan preventif


lini pelayanan kesehatan merupakan aspek utama
mengupayakan agar: dalam setiap upaya
1. Orang sehat tetap sehat kesehatan
dan tidak menjadi sakit 2. Meningkatnya kemampuan
2. Orang sakit menjadi sehat tenaga kesehatan dalam
3. Orang sakit tidak menjadi promotif & preventif
lebih sakit
NO KELOMPOK SASARAN PERUBAHAN YANG DIHARAPAN DAMPAK DARI PERUBAHAHN

3 Institusi kesehatan Setiap institusi kesehatan 1. Peningkatan mutu


menerapkan standar mutu pelayanan kesehatan
dan tarif dalam pelayanan 2. Pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. berkompetisi lebih fair
dalam hal mutu dan tarif
di dalam memberikan
pelayanan terbaik bagi
masyarakat

4 Masyarakat Masyarakat merasa bahwa 1. Terlaksananya Perilaku


kesehatan adalah harta Hidup Bersih dan Sehat
berharga yang harus (PHBS) di keluarga dan
diupayakan dan dijaga masyarakat
2. Masyarakat aktif sebagai
kader, sehingga terlaksana
kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui Upaya
Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM)

2. Prinsip Pertanggungjawaban Wilayah. garaan seluruh upaya pembangunan


Berdasarkan prinsip pertanggungjawa- kese- hatan di wilayah kabupaten/kota
ban wilayah, Puskesmas menggerakkan ada- lah Dinas Kesehatan
dan bertanggung jawab terhadap pem- Kabupaten/Kota. Sedangkan
bangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas bertanggung- jawab untuk
Pembangunan kesehatan pada hakikat- sebagian upaya pemba- ngunan
nya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan yang dibebankan oleh Dinas
kesehatan oleh bangsa Indonesia, untuk Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan dengan kemampuannya. Sebagai pe-
kemampuan hidup sehat bagi setiap nanggung jawab wilayah, Puskesmas ber-
orang, agar terwujud derajat kesehatan tugas untuk melaksanakan pembangunan
masyarakat yang setinggi-tingginya. kesehatan guna mewujudkan Kecamatan
Penanggungjawab utama penyeleng- Sehat, yaitu masyarakat yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut.
a. Mempraktikkan perilaku hidup ber- cahan masalah guna meningkatkan
sih dan sehat, yang meliputi kesa- peran, fungsi, dan kemampuan keluarga
daran, kemauan dan kemampuan dalam membuat keputusan untuk meme-
untuk hidup sehat. lihara kesehatan keluarga tersebut.
b. Mampu menjangkau pelayanan Sedangkan pemberdayaan kelompok/
kese- hatan bermutu secara adil dan masyarakat merupakan upaya memfa-
merata. silitasi proses pemecahan masalah guna
c. Hidup dalam lingkungan yang sehat. meningkatkan peran, fungsi, dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang opti- kemam- puan kelompok/masyarakat
mal, baik individu maupun keluarga, dalam mem- buat keputusan untuk
kelompok, dan masyarakat. memelihara kese- hatan
kelompok/masyarakat tersebut.
3. Prinsip Kemandirian Masyarakat.
Berdasarkan prinsip kemandirian Pemberdayaan dilaksanakan dengan
masyarakat, Puskesmas mendorong berbasis pada tata nilai perorangan,
kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, dan kelompok/masyarakat,
keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan, potensi, dan
melalui pemberdayaan masyarakat. sosial budaya setempat. Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah segala upaya dilakukan melalui pendekatan edukatif
fasilitasi yang bersifat non-instruktif, guna untuk meningkatkan kesadaran, kema-
meningkatkan pengetahuan dan uan, dan kemampuan hidup sehat, serta
kemam- puan individu, keluarga, dan kepedulian dan peran aktif dalam ber-
kelompok/ masyarakat agar dapat bagai upaya kesehatan.
mengidentifi- kasi masalah yang
dihadapi dan potensi yang dimiliki, serta 4. Prinsip Pemerataan. Berdasarkan prinsip
merencanakan dan melakukan pemerataan, Puskesmas menyelenggara-
pemecahan masalah tersebut dengan kan pelayanan kesehatan yang dapat
memanfaatkan potensi yang ada. diakses dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya secara
Pemberdayaan mencakup pemberda- adil tanpa membedakan status sosial,
yaan perorangan, keluarga, dan kelom- ekonomi, agama, budaya, dan keper-
pok/masyarakat. Pemberdayaan pero- cayaan. Dalam hal ini Puskesmas harus
rangan merupakan upaya memfasilitasi dapat membina jejaring/kerjasama
proses pemecahan masalah guna dengan fasilitas kesehatan tingkat per-
meningkatkan peran, fungsi, dan tama lainnya seperti klinik, dokter laya-
kemam- puan perorangan dalam nan primer (DLP), dan lain-lain yang ada
membuat keputusan untuk memelihara di wilayah kerjanya.
kesehatan- nya. Pemberdayaan keluarga
merupa- kan upaya memfasilitasi
proses peme-
Peran Puskesmas Dalam Pendekatan Keluarga

5. Prinsip Teknologi Tepat Guna. Berda- dan lintas sektor serta melaksanakan
sarkan prinsip teknologi tepat guna, sistem rujukan yang didukung dengan
Puskesmas menyelenggarakan pelaya- manajemen Puskesmas.
nan kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai Berkaitan dengan pelaksanaan prinsip-
dengan kebutuhan pelayanan, mudah prinsip tersebut, Puskesmas tetap
dimanfaatkan, dan tidak berdampak melaku- kan upaya kesehatan lainnya di
buruk bagi lingkungan. luar dua belas indikator keluarga sehat
di wilayah kerjanya. Sesuai dengan
6. PrinsipKeterpaduandanKesinambungan. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Berdasarkan prinsip keterpaduan dan 1529/ Menkes/SK/X/2010 tentang
kesinambungan, Puskesmas menginteg- Pedoman Umum Pengembangan Desa
rasikan dan mengoordinasikan penye- dan Kelu- rahan Siaga Aktif, Puskesmas
lenggaraan UKM dan UKP lintas mengoor- dinasikan dan membina desa-
program desa dan/ atau kelurahan-kelurahan
di wilayah

40Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 40


Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Peran Puskesmas Dalam Pendekatan Keluarga

kerjanya untuk menjadi Desa/Kelura- Pelayanan kesehatan tingkat pertama ini


han Siaga Aktif. meliputi pelayanan kesehatan non spe-
sialistik yang mencakup
Sebagai pelaksanaan dari Undang- 1. Administrasi pelayanan,
Undang Nomor 40 Tahun 2004 2. Pelayanan promotif dan preventif
ten- tang Sistem Jaminan Sosial (perorangan, berupa: penyuluhan
Nasional dan Undang-Undang Nomor kesehatan perorangan, imunisasi
24 Tahun dasar, keluarga berencana, dan
2011 tentang Badan Penyelenggara skrining kesehatan),
Jaminan Sosial telah ditetapkan Pera- 3. Pemeriksaan, pengobatan, dan kon-
turan Presiden R.I. Nomor 12 Tahun sultasi medis,
2013 tentang Jaminan Kesehatan. Ber- 4. Tindakan medis non spesialistik baik
dasarkan Peraturan Presiden (Perpres) operatif maupun non operatif,
tersebut, maka sejak 1 Januari 2014 5. Pelayanan obat dan bahan medis
telah diberlakukan JKN sebagai bagian habis pakai,
dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. 6. Transfusi darah sesuai dengan kebu-
Dalam Program Indonesia Sehat, JKN tuhan medis,
merupakan salah satu dari tiga pilar. 7. Pemeriksaan penunjang diagnostik
Cakupan kepesertaan JKN dicapai laboratorium tingkat pertama, dan
secara bertahap dan ditargetkan pada 8. Rawat inap tingkat pertama sesuai
tahun 2019 seluruh penduduk Indonesia dengan indikasi. Dalam hal ini BPJS
sudah tercakup oleh JKN. Manfaat yang melakukan pembayaran kepada
didapat dari kepesertaan dalam JKN FKTP secara praupaya berdasarkan
adalah pelayanan kesehatan yang dipe- kapitasi atas jumlah peserta yang
roleh secara berjenjang pelayanan terdaftar di FKTP bersangkutan.
kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP) dan pelayanan keseha- Karena itu, keberhasilan JKN juga diten-
tan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL). tukan oleh ketersediaan (availability)
dan kesiapan (readiness) pelayanan
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan kesehatan. Pilar JKN harus diperkuat
Nomor 28 Tahun 2014 tentang oleh pilar Penguatan Pelayanan Kese-
Pedoman Pelaksanaan Program JKN hatan, yang mencakup
ditegaskan bahwa pelayanan 1. Peningkatan Akses, terutama untuk
kesehatan dilaksa- nakan secara FKTP,
berjenjang dimulai dari pelayanan 2. Optimalisasi Sistem Rujukan, dan
kesehatan tingkat pertama. Yang
3. Peningkatan Mutu.
dimaksud dengan pelayanan kese- hatan
tingkat pertama adalah pelayanan Dengan harus dilaksanakannya JKN di
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas berarti Puskesmas akan
FKTP, yaitu Puskesmas, klinik, dan sema- kin disibukkan oleh UKP.
praktik perorangan, termasuk dokter Betapapun Pera-
layanan primer (DLP).
Peran Puskesmas Dalam Pendekatan Keluarga

turan Menteri Kesehatan Nomor 75 hara dan meningkatkan kesehatan


Tahun serta mencegah dan menanggulangi
2014 mengamanatkan bahwa Puskes- timbulnya masalah kesehatan dengan
mas harus melaksanakan prinsip keter- sasaran keluarga, kelompok, dan
paduan dan kesinambungan, dengan masyarakat.
mengintegrasikan dan mengoordinasi-
kan penyelenggaraan UKM dan UKP. 2. Penyelenggaraan UKP tingkat per-
tama, yakni kegiatan dan/atau se-
C. FUNGSI PUSKESMAS DALAM rangkaian kegiatan pelayanan kese-
PEMBANGUNAN KESEHATAN hatan yang ditujukan untuk pening-
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor katan, pencegahan, penyembuhan
75 Tahun 2014 menegaskan adanya penyakit, pengurangan penderitaan
dua fungsi Puskesmas sebagai berikut. akibat penyakit, dan memulihkan
kesehatan perseorangan.
1. Penyelenggaraan UKM tingkat per-
tama, yakni kegiatan untuk
memeli-
Peran Puskesmas Dalam Pendekatan Keluarga

Fungsi UKM dan UKP harus seimbang, 1. Mengupayakan agar pembangunan


agar upaya peningkatan derajat kese- semua sektor berwawasan kesehatan.
hatan masyarakat dapat tercapai. UKP Artinya pembangunan di sektor lain
saja dengan program JKN yang diikuti harus memperhitungkan kesehatan,
oleh seluruh rakyatpun belum cukup yakni mendukung atau minimal tidak
untuk mengangkat derajat kesehatan merugi- kan kesehatan. Wujud
masyarakat. Memang rakyat merasa kegiatannya ada- lah dengan
senang karena setiap kali sakit men- mengembangkan konsep institusi sehat
dapat pelayanan kesehatan gratis. seperti sekolah sehat, pesan- tren sehat,
Tetapi derajat kesehatan tidak akan masjid sehat, pasar sehat, warung
naik selama UKM tidak dikerjakan. sehat, kantor sehat, dan lain-lain.

Untuk itu penguatan UKM di Puskesmas 2. Memberdayakan masyarakat, yakni


mutlak diperlukan, yang mencakup dua mengorganisasikan gerakan atau peran-
macam UKM, yaitu UKM esensial dan serta masyarakat untuk pembangunan
UKM pengembangan. Puskesmas wajib kesehatan, yang berupa berbagai
melaksanakan UKM esensial yang bentuk UKBM (Upaya
meliputi: Kesehatan Berbasis Masyarakat)
1. Pelayanan promosi kesehatan. seperti Posyandu, Posbindu Penyakit
2. Pelayanan kesehatan lingkungan. Tidak Menular, UKS (Usaha
3. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan Kesehatan Sekolah), SBH (Saka Bhakti
keluarga berencana. Husada), Poskestren (Pos Kesehatan
4. Pelayanan gizi. Pesantren), dan lain-lain.
5. Pelayanan pencegahan dan pe-
ngendalian penyakit (baik penyakit 3. Memberdayakan keluarga, yakni meng-
menular maupun penyakit tidak gugah partisipasi segenap keluarga
menular). (sebagai kelompok masyarakat terkecil)
untuk berperilaku hidup sehat, mencegah
Bila UKM esensial telah dapat dilak- jangan sampai sakit, bahkan mening-
sanakan, Puskesmas dapat menambah katkan derajat kesehatannya. Pendeka-
pelayanannya dengan melaksanakan tan keluarga inilah yang diuraikan
UKM pengembangan. dalam pedoman ini, karena
memberdayakan masyarakat saja
Namun demikian, pelaksanaan UKM tidaklah cukup.
tidaklah mudah, karena terdapat tiga
kegiatan utama berikut yang harus Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
dilakukan. dalam menjalankan perannya sebagai
penanggung jawab wilayah, Puskesmas
memiliki dua upaya yang harus dilaksana-

43Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 43


Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Peran Puskesmas Dalam Pendekatan Keluarga
kan secara seimbang, yakni UKP dengan
pendekatan JKN dan Penguatan Pelayanan

44Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 44


Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Peran Puskesmas Dalam Pendekatan Keluarga

Kesehatan, serta UKM dengan pendeka- secara sinergis akan menuju kepada ter-
tan Pemberdayaan Keluarga, Pemberda- capainya keluarga-keluarga sehat di wilayah
yaan Masyarakat, dan Pembangunan Ber- kerja Puskesmas. Kesimpulan tersebut dapat
wawasan Kesehatan. Kedua upaya tersebut disajikan dalam gambar. 9 di bawah ini.

Gambar 9. UKM dan UKP di Puskesmas Menuju Keluarga Sehat

Dalam rangka meningkatkan aksesibi- jangkauan dan mutu pelayanan bagi


litas pelayanan, Puskesmas didukung masyarakat di wilayah kerja Puskes-
oleh jaringan pelayanan Puskesmas mas yang belum terjangkau oleh pela-
dan jejaring fasilitas pelayanan kese- yanan dalam gedung Puskesmas.
hatan. Jaringan pelayanan Puskesmas
mencakup fasilitas berikut. 3. Bidan desa yang ditempatkan dan
bertempat tinggal pada satu desa
1. Puskesmas pembantu yang membe-
dalam wilayah kerja Puskesmas.
rikan pelayanan kesehatan secara
permanen di suatu lokasi dalam
Sedangkan jejaring fasilitas pelayanan
wilayah kerja Puskesmas.
kesehatan adalah klinik, rumah sakit,
2. Puskesmas keliling yang memberikan apotek, laboratorium, dan fasilitas pela-
pelayanan kesehatan yang sifatnya yanan kesehatan lainnya.
bergerak (mobile), untuk meningkatkan
Peran Puskesmas Dalam Pendekatan Keluarga

Dalam melaksanakan peran dan fungsi- 3. Menganalisis, merumuskan


nya, Puskesmas dapat memberikan ins- intervensi masalah kesehatan, dan
truksi langsung kepada jaringannya dan menyusun rencana Puskesmas oleh
berkoordinasi dengan jejaringnya untuk Pimpinan Puskesmas.
dapat melaksanakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam 4. Melaksanakan penyuluhan keseha-
mencapai tujuan menuju Indonesia tan melalui kunjungan rumah oleh
Sehat. Pembina Keluarga.

D. PELAKSANAAN PENDEKATAN 5. Melaksanakan pelayanan profesio-


KELUARGA OLEH PUSKESMAS nal (dalam gedung dan luar gedung)
oleh tenaga teknis/profesional Pus-
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat kesmas.
dengan Pendekatan Keluarga di tingkat
Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan 6. Melaksanakan Sistem Informasi dan
sebagai berikut. Pelaporan Puskesmas oleh tenaga
1. Melakukan pendataan kesehatan pengelola data Puskesmas.
keluarga menggunakan Prokesga
oleh Pembina Keluarga (dapat di- Kegiatan-kegiatan tersebut harus diin-
bantu oleh kader kesehatan). tegrasikan ke dalam langkah-langkah
manajemen Puskesmas yang mencakup
2. Membuat dan mengelola pangkalan P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan-
data Puskesmas oleh tenaga penge- Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan-
lola data Puskesmas. Pengendalian-Penilaian).

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 45


46 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Bab

PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN


DALAM PENDEKATAN KELUARGA
5
A. PERAN DINAS KESEHATAN tidak diterapkan, dapat dikatakan
KABUPATEN/KOTA semua tenaga kesehatan Puskes-
Peran Dinas Kesehatan Kabupa- mas yang ada saat ini kurang
ten/Kota sebagai pemilik Unit Pe- memahaminya. Sebagaimana di-
laksana Teknis/Puskesmas adalah sebutkan di atas, untuk pelaksa-
mengupayakan dengan sungguh- naan pendekatan keluarga, se-
sungguh agar Peraturan Menteri lain tenaga manajemen
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Puskesmas (Kepala Puskesmas),
terpenuhi untuk semua Puskesmas diperlukan kelompok tenaga
di wilayah kerjanya. Dalam rangka untuk fungsi lainnya.
pelaksanaan pendekatan keluarga
oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kabupaten/Kota memiliki tiga Kota berperan mengupayakan
peran utama, yakni: pengemba- terpenuhinya tenaga-tenaga ter-
ngan sumber daya, koordinasi dan sebut di Puskesmas. Jika hal itu
bimbingan, serta pemantauan belum dapat dilakukan, maka
dan pengendalian. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
berkewajiban membantu Puskes-
1. Pengembangan Sumber Daya mas mengatur penugasan tenaga-
Sumber daya merupakan sa- tenaga yang ada, agar ketiga
lah satu hal terpenting dalam fungsi di atas dapat berjalan. Jika
rangka pelaksanaan pende- diperlukan pembekalan/pelati-
katan keluarga di Puskesmas han, Dinas Kesehatan Kabupa-
adalah tenaga kesehatan. ten/Kota dapat berkoordinasi
Walaupun di bidang kese- dengan Dinas Kesehatan Provinsi
hatan pendekatan keluarga untuk menyelenggarakan pembe-
bukan merupakan hal baru, kalan/pelatihan tenaga Puskes-
namun karena sudah lama mas sesuai dengan arahan dari
Kementerian Kesehatan.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 48


Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga

2. Koordinasi dan Bimbingan sistem pelaporan dari Puskesmas ke


Koordinasi dan bimbingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sehingga Dinas Kesehatan Kabupa-
sangat penting dilakukan, di wilayah ten/Kota dapat mengetahui IKS ting-
kabupaten/kota yang bersangkutan. kat kecamatan dari masing-masing
Bimbingan oleh Dinas Kesehatan Ka- kecamatan di wilayah kerjanya, dan
bupaten/Kota dilaksanakan dengan menghitung IKS tingkat kabupaten/
mengirim petugas ke Puskesmas, guna kota.
membantu memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi Puskesmas. B. PERAN DINAS KESEHATAN
Bimbingan juga dapat dilakukan PROVINSI
dengan mempersilakan Puskesmas
Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam
yang menghadapi masalah penting
penyelenggaraan Puskesmas secara
untuk berkonsultasi ke Dinas Keseha-
umum adalah memfasilitasi dan mengo-
tan Kabupaten/Kota di luar jadwal
ordinasikan Dinas Kesehatan Kabupa-
yang telah ditetapkan.
ten/Kota di wilayah kerjanya untuk
berupaya dengan sungguh-sungguh agar
3. Pemantauan dan Pengendalian
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
Pemantauan dan pengendalian dilak-
75 Tahun 2014 terpenuhi di semua
sanakan dengan mengembangkan

48 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga

Puskesmas. Dalam rangka pelaksanaan ngan Dinas Kesehatan Provinsi ke


pendekatan keluarga, Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Provinsi juga memiliki tiga peran utama, di wilayahnya dalam rangka bim-
yakni: pengembangan sumber daya, bingan. Bimbingan terutama dila-
koordinasi dan bimbingan, serta peman- kukan untuk memecahkan masalah-
tauan dan pengendalian. masalah yang dihadapi Dinas Kese-
hatan Kabupaten/Kota dalam pelak-
1. Pengembangan Sumber Daya sanaan pendekatan keluarga oleh
Dalam rangka pengembangan sumber Puskesmas.
daya, peran Dinas Kesehatan Provinsi
terutama adalah dalam pengembangan 3. Pemantauan dan Pengendalian
pengetahuan dan keterampilan tenaga Pemantauan dan pengendalian dilak-
kesehatan, melalui penyelenggaraan sanakan dengan mengembangkan
pelatihan untuk pelatih (training of sistem pelaporan dari Dinas Keseha-
trainers TOT). Dinas Kesehatan Provinsi tan Kabupaten/Kota ke Dinas Kese-
meminta kepada Dinas Kesehatan hatan Provinsi, sehingga Dinas Kese-
Kabu- paten/Kota di wilayah kerjanya hatan Provinsi dapat mengetahui IKS
untuk mengirimkan calon-calon pelatih tingkat kabupaten/kota dari masing-
untuk melatih tenaga-tenaga kesehatan masing kabupaten dan kota di wila-
Pus- kesmas. Sesuai dengan arahan dan yah kerjanya, dan menghitung IKS
bekerjasama dengan Kementerian Kese- tingkat provinsi.
hatan, Dinas Kesehatan Provinsi kemu-
dian menyelenggarakan pelatihan untuk C. PERAN KEMENTERIAN KESEHATAN
pelatih (training of trainers TOT),
Kementerian Kesehatan sebagai Peme-
dengan memanfaatkan Balai Pelatihan
rintah Pusat dalam menyelenggarakan
Kesehatan yang ada di provinsi ber-
urusan pemerintahan konkuren sebagai-
sangkutan.
mana UU No. 23 Tentang Pemerinta-
han Daerah berwenang untuk: (a) mene-
2. Koordinasi dan Bimbingan
tapkan norma, standar, prosedur, dan
Dinas Kesehatan Provinsi dapat mengun-
kri- teria dalam rangka
dang Kepala-kepala Dinas Kesehatan
penyelenggaraan urusan pemerintahan;
Kabupaten/Kota di wilayahnya untuk
(b) melaksanakan pembinaan dan
membahas dan menetapkan hal-hal apa
pengawasan terhadap
yang dapat dilaksanakan secara ter-
penyelenggaraan urusan pemerintahan
koordinasi (misalnya pelatihan, penga-
yang menjadi kewenangan daerah,
daan, dan lain-lain) dan bagaimana
selain juga pengembangan sumber
mekanisme koordinasinya. Selain itu
daya, koordinasi dan bimbingan, serta
juga untuk menentukan jadwal kunju-
pemantauan dan evaluasi.

49Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
49
Bentuk dan isi dari Profil Kesehatan Kelu- g. Buku Saku (Panduan Hidup Sehat) untuk
arga, baik dalam bentuk manual maupun Keluarga.
elektronik, harus ditetapkan oleh h. Kurikulum Pembekalan Petugas Pembina
Kemente- rian Kesehatan sebagai contoh Keluarga.
(prototype). Pengadaan/penggandaannya i. Modul-modul untuk Pembekalan Petugas
dapat dila- kukan oleh Dinas Kesehatan Pembina Keluarga.
Provinsi dan/ atau Dinas Kesehatan j. Kurikulum Pelatihan Petugas Pengolah
Kabupaten/Kota. Demikian pun isi dari dan Penganalisis Profil Kesehatan
paket informasi kese- hatan keluarga, serta Keluarga.
kurikulum dan modul untuk pembekalan k. Blanko atau Prototipe Blanko Profil
tenaga Pembina Kelu- arga. Secara lebih Kese- hatan Keluarga (cetakan dan
terinci hal-hal yang perlu disiapkan oleh elektronik).
Kementerian Kesehatan ada- lah sebagai l. Paket Informasi Kesehatan Keluarga
berikut. atau prototipenya.
1. Kebijakan dan Pedoman m. Media penyuluhan/lembar balik untuk
Kebijakan dan pedoman yang harus petugas Pembina Keluarga atau proto-
disiapkan oleh Kementerian Kesehatan tipenya.
meliputi, hal-hal berikut. n. Aplikasi (perangkat lunak) pemantauan
a. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Program Indonesia Sehat dengan Pende-
Pedoman Umum Program Indonesia katan Keluarga yang terintegrasi dengan
Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Sistem Informasi yang ada.
b. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pedoman Pemantauan dan Evaluasi 2. Pengembangan Sumber Daya
Terpadu Program Indonesia Sehat Dengan adanya peningkatan alokasi
dengan Pendekatan Keluarga. anggaran untuk sektor kesehatan, Kemen-
c. Peraturan Menteri Kesehatan tentang terian Kesehatan dapat menyediakan
Peta Jalan (Road Map) Menuju Kelu- dana untuk pelaksanaan program kese-
arga Sehat. hatan prioritas dengan pendekatan
d. Buku (Petunjuk Teknis) untuk sosialisasi keluarga. Penyediaan dana dilakukan
kepada para pemangku kepentingan. secara bertahap, sesuai dengan pen-
e. Buku (Petunjuk Teknis) untuk para pe- tahapan pelaksanaan program prio-
tugas Puskesmas pelaksana kunju- ritas, dan terutama diperuntukkan bagi:
ngan rumah (Pembina Keluarga), ka- a. Kelengkapan sarana dan prasa-
der, dan petugas Nusantara Sehat. rana Puskesmas.
f. Buku (Petunjuk Teknis) untuk Petugas b. Penyelenggaraan pelatihan tenaga
Puskesmas Pengolah dan Penganalisis kesehatan.
Profil Kesehatan Keluarga. c. Biaya operasional.
Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga

Khusus untuk pelatihan, Kementerian Bimbingan ke Dinas Kesehatan Provinsi


Kesehatan berkewajiban untuk mene- dilakukan dengan pembagian wilayah
tapkan kurikulum dan modul-modulnya. dan penugasan terhadap pejabat-
Pelaksanaannya tentu bekerjasama pejabat Kementerian Kesehatan untuk
dengan dinas kesehatan, khususnya bertanggung jawab terhadap wilayah
Dinas Kesehatan Provinsi. binaan tertentu. Bimbingan atau pem-
binaan tidak dilakukan secara sendiri-
3. Koordinasi dan Bimbingan sendiri oleh setiap program kesehatan,
Sebagaimana yang sudah berjalan melainkan secara terpadu secara tim.
selama ini, koordinasi dengan dinas Untuk itu, maka setiap tim yang hendak
kesehatan dilaksanakan oleh Kemente- melakukan kunjungan ke provinsi bina-
rian Kesehatan dengan menyelengga- annya, harus terlebih dulu mempelajari
rakan Rapat Kerja Kesehatan Nasional IKS tingkat kecamatan, kabupaten/kota,
(Rakerkesnas). dan provinsi dari provinsi yang ber-
sangkutan.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 51


Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga

Selain itu juga mengkaji Profil Kesehatan sistem pelaporan dari Dinas Kese-
dari provinsi yang bersangkutan. Dengan hatan Provinsi ke Kementerian
demikian, tim tersebut sebelum datang Kesehatan, sehingga Kementerian
berkunjung sudah memiliki agenda per- Kesehatan dapat mengetahui IKS
masalahan yang akan dibantu pemeca- tingkat provinsi dari masing-masing
hannya di provinsi yang dikunjunginya. provinsi di Indonesia, dan menghi-
tung IKS tingkat nasional.
4. Pemantauan dan Pengendalian
Pemantauan dan pengendalian di- Rumus-rumus yang digunakan serupa
laksanakan dengan mengembangkan dengan yang digunakan di tingkat

52Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
53
kecamatan, tingkat kabupaten/kota, Penyusunan dan penerbitan peraturan
atau tingkat provinsi untuk meng- tentang hal ini jelas berada di luar
hasilkan gambaran tingkat nasional. tugas dan wewenang sektor kesehatan.
Untuk tujuan perbandingan (bench- Sehubungan dengan hal tersebut, disa-
marking) guna memacu kompetisi dari bahwa keberhasilan Program
sehat antar-provinsi dalam men- Indonesia Sehat dengan Pendekatan
capai Provinsi Sehat, Kementerian Keluarga juga sangat ditentukan oleh
Kesehatan juga dapat melakukan peran dan tanggung jawab sektor-
pemeringkatan/pemetaan. sektor lain di luar sektor kesehatan
(lintas sektor).
D. PERAN DAN TANGGUNG
JAWAB LINTAS SEKTOR Sebagaimana telah dikemukakan,
Masalah kesehatan adalah masalah keberhasilan Program Indonesia Sehat
yang multi dimensi, yakni banyak sekali dengan Pendekatan Keluarga diukur
faktor penentunya (determinan). Seba- dengan Indeks Keluarga Sehat, yang
gian besar faktor penentu tersebut bah- merupakan komposit dari 12 indikator.
kan berada di luar jangkauan (tugas dan Semakin banyak indikator yang dapat
wewenang) sektor kesehatan. Misalnya, dipenuhi oleh suatu keluarga, maka
salah satu faktor yang cukup besar pe- status keluarga tersebut akan mengarah
ngaruhnya terhadap angka kematian kepada Keluarga Sehat. Sementara itu,
Ibu melahirkan adalah karena banyak- semakin banyak keluarga yang men-
nya terjadi pernikahan dan kehamilan capai status Keluarga Sehat, maka akan
dalam usia yang masih sangat muda. semakin dekat tercapainya Indonesia
Sehat.
Untuk itu diperlukan pengaturan agar
tidak terjadi pernikahan dalam usia Apabila ditinjau dari segi pencapaian
yang terlalu muda. masing-masing Indeks Keluarga Sehat,
dapat diidentifikasi peran dan tanggung
jawab lintas sektor yang disajikan pada
tabel 2.
Tabel 2. Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor

NO INDIKATOR KELUARGA SEHAT PENDUKUNG KEBERHASILAN PIHAK YANG TERKAIT

1 Keluarga mengikuti program 1. Tersedianya pelayanan KB - BKKBN & jajarannya


Keluarga Berencana (KB) sampai ditingkat Desa/Kelurahan - Kemen PDT

2. Promosi KB oleh NAKES/di FASKES Kemenkes & jajarannya

3. Promosi KB oleh pemuka2 agama Kemenag & jajarannya

4. Pendidikan Kespro/KB di SLTA & - Kemendikbud & jajarannya


Perguruan Tinggi - Kemenristekdikti

5. PNS, anggota POLRI & anggota TNI - Kemenpan & PB


sebagai panutan ber KB - POLRI
- TNI

6. Kampanye Nasional KB - BKKBN & jajarannya


- Kemenkominfo

7. Tersedianya pelayanan medis & KB - Kemenkes & jajarannya


sampai di PUSKESMAS - Kemen PDT

2 Ibu melakukan persalinan 1. Tersedianya pelayanan PUSKESMAS Kemenkes & jajarannya


di fasilitas kesehatan berkualitas

2. Tersedianya rumah tunggu kelahiran - Kemendagri/Pemda &


& Ambulan/alat transportasi untuk jajarannya
bumil di tempat2 yang memerlukan - Kemen PDT

3. Tersedianya pelayanan ANC & Kemenkes & jajarannya


senam bumil di PUSKESMAS

4. Promosi oleh NAKES & kader PKK - Kemenkes & jajarannya


tentang persalinan di fasilitas - Kemendagri/Pemda &
kesehatan jajarannya

3 Bayi mendapat imunisasi 1. Tersedianya pelayanan imunisasi Kemenkes & jajarannya


dasar lengkap dasar di PUSKESMAS & FKTP lain - Kemen PDT

2. Promosi oleh NAKES/di FASKES - Kemenkes & jajarannya


tentang imunisasi dasar

3. Promosi oleh pemuka2 agama & Kemenag & jajarannya


kader imunisasi dasar

4. Promosi oleh kader PKK tentang - Kemendagri/Pemda &


jajarannya

5. Kampanye nasional imunisasi lengkap - Kemenkes & jajarannya


- Kemenkominfo
- Kemen PDT
Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga

NO INDIKATOR KELUARGA SEHAT PENDUKUNG KEBERHASILAN PIHAK YANG TERKAIT

4 Bayi mendapat air susu ibu (ASI) 1. Tersedianya pelayanan konseling ASI Kemenkes & jajarannya
eksklusif selama 6 bulan di PUSKESMAS & FKTP lain

2. Tersedianya ruang menyusui/ - Kemendagri/Pemda &


memerah & menyimpan ASI jajarannya
di tempat2 umum & perkantoran/ - Kemenpan & PB
perusahaan - Kemenaker & jajarannya

3. Promosi oleh NAKES/di FASKES Kemenkes & jajarannya


tentang ASI eksklusif

4. Promosi oleh Kader PKK tentang Kemendagri/Pemda &


ASI eksklusif jajarannya

5. Kampanye Nasional pemberian - Kemenkes & jajarannya


ASI eksklusif - Kemenkominfo

5 BALITA mendapatkan 1. Posyandu yang berfungsi dengan - Kemendagri/Pemda &


pemantauan pertumbuhan baik reguler (minimal 1 bulan sekali) jajarannya
- Kemen PDT

2. Supervisi & bimbingan yang reguler Kemenkes & jajarannya


dari PUSKESMAS ke posyandu

3. Pemantauan pertumbuhan murid Kemendikbud & jajarannya


play group & taman kanak2

4. Promosi oleh kader PKK tentang Kemendagri/Pemda &


pemantauan pertumbuhan BALITA jajarannya

5. Promosi oleh NAKES tentang


pemantauan pertumbuhan BALITA Kemenkes & jajarannya

6 Penderita tuberkulosis paru 1. Tersedianya pelayanan pengobatan Kemenkes & jajarannya


mendapatkan pengobatan TB Paru di PUSKESMAS, FKTP, lain - Kemen PDT
sesuai standar & rumah sakit

2. Tersedianya pengawas menelan Kemendagri/Pemda &


obat (PMO) di rumah & jajarannya
di tempat kerja

3. Promosi oleh NAKES/di FASKES Kemenkes & jajarannya


tentang pengobatan TB Paru

4. Promosi oleh kader PKK tentang Kemendagri/Pemda &


pengobatan TB Paru jajarannya

5. Promosi di tempat2 umum tentang Kemendagri/Pemda &


pengobatan TB Paru jajarannya
Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 55


Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga

NO INDIKATOR KELUARGA SEHAT PENDUKUNG KEBERHASILAN PIHAK YANG TERKAIT

7 Penderita hipertensi melakukan 1. Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP Kemenkes & jajarannya
pengobatan secara teratur
2. Tersedianya posbindu PTM disetiap desa/ - Kemendagri/Pemda &
kelurahan yang berfungsi dengan baik jajarannya
- Kemen PDT

3. Sistem pengawasan keteraturan Kemendagri/Pemda &


menelan obat dari kader kesehatan jajarannya

4. Tersedianya pelayanan konseling berhenti Kemenkes & jajarannya


merokok di PUSKESMAS/FKTP & RS

5. Peningkatan kegiatan senam & Kemenpora & jajarannya


aktivitas fisik dikalangan masyarakat

6. Pembatasan kandungan garam garam Kemenperindag & jajarannya


makanan & bahan tambahan makanan

7. Promosi oleh NAKES/di FASKES Kemenkes & jajarannya


tentang pengobatan hipertensi

8 Penderita gangguan jiwa 1. Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP Kemenkes & jajarannya
mendapatkan pengobatan
dan tidak ditelantarkan 2. Promosi oleh NAKES/di FASKES Kemenkes & jajarannya
tentang pengobatan & perlakuan
terhadap penderita gangguan jiwa

3. Promosi di tempat2 kerja tentang - Kemenpan & RB


pengobatan & perlakuan terhadap - Kemenaker & jajarannya
penderita gangguan jiwa

4. Promosi oleh kader PKK tentang pengo- Kemendagri/Pemda &


batan & perlakuan terhadap penderita jajarannya

5. Promosi tentang pengobatan & perlakuan - Kemendagri/Pemda &


terhadap penderita gangguan jiwa jajarannya
- Kemensos & jajarannya

9 Anggota keluarga tidak ada 1. Tersedianya pelayanan konselingberhenti Kemenkes & jajarannya
yang merokok merokok di PUSKESMAS/FKTP & RS

2. Pembatasan iklan rokok dalam - Kemenkomindo


berbagai bentuk - Kemenperindag & jajarannya

3. Pemberlakuan kawasan dilarang Kemenpan &RB


merokok diperkantoran/perusahaan Kemendagri/Pemda &
tempat2 umum jajarannya

4. Pemberlakuan kawasan dilarang Kemendikbud & jajarannya


merokok di sekolah/madrasah & Kemenag & jajarannya
perguruan tinggi Kemenristekdikti

56 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga

NO INDIKATOR KELUARGA SEHAT PENDUKUNG KEBERHASILAN PIHAK YANG TERKAIT

5. Kemberlakuan batas usia pembeli rokok Kemendagri/Pemda &


jajarannya

6. Kenaikan cukai rokok Kemenkeu

7. Kampanye nasional tentang


bahaya merokok Kemenkomindo

10 Keluarga mempunyai akses/ 1. Tersedianya sarana air bersih sampai - Kemenpu & jajarannya
memiliki sarana air bersih ke desa/kelurahan - Kemendagri/Pemda &
jajarannya
- Kemen PDT

2. Tersedianya sarana air bersih - Kemendikbud & jajarannya


di sekolah/madrasah - Kemenag & jajarannya
- Kemendagri/Pemda &
jajarannya

3. Promosi oleh NAKES/di FASKES tentang Kemenkes & jajarannya


pentingnya penggunaan air bersih

4. Promosi oleh Kader kesehatan/kader Kemendagri/Pemda &


PKK tentang pentingnya penggunaan jajarannya
air bersih

11 Keluarga mempunyai akses/ 1. Tersedianya jamban sehat disetiap - Kemenpu & jajarannya
menggunakan jamban sehat keluarga - Kemendagri/Pemda &
jajarannya
- Kemen DPT

2. Tersedianya jamban sehat disekolah/ - Kemendikbud & jajarannya


madrasah & perguruan tinggi - Kemenag & jajarannya
- Kemenristekdikti

3. Promosi oleh NAKES/di FASKES tentang Kemenkes & jajarannya


pentingnya penggunaan air bersih

4. Promosi oleh kader kesehatan/kader Kemendagri/Pemda &


PKK tentang pentingnya penggunaan jajarannya
jamban sehat

12 Keluarga sudah menjadi 1. Tersedianya pelayanan kepersertaan BPJS kesehatannya &


anggota Jaminan Kesehatan JKN yang mudah & efisien jajarannya
Nasional (JKN)
2. Tersedianya pelayanan kepersertaan - Kemenkes & jajarannya
FKTP & RS yang bermutu & merata - Kemen PDT
serta rujukan yang nyaman

3. Promosi tentang kepersertaan JKN BPJS kesehatannya &


tentang pengobatan TB Paru jajarannya

4. Kampanye nasional tentang Kemenkominfo


kepersertaan JKN

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 57


KONTRIBUTOR:
Slamet, Barlian, Embry Netty, Eni Gustina, Oscar Primahadi,
Donald Pardede, Muchtaruddin Mansyur, Murti Utami, Kuwat Sri Hudoyo,
Gita Maya Kumara Sakti, Elizabeth Jane Supardi, Doddy Izwardy,
Kartini Rustandi, Eka Viora, Bayu Teja Muliawan, Desak Made Wismarini,
Sigit Priutomo, R. Vensya Sitohang, Lily S. Sulistyowati, Ria Soekarno,
Dede Anwar Musadad, I Gede Made Wirabrata, Busroni, Kamba M. Taufik,
Bambang Setiaji, Didik Budijanto, Grace L. Tewu, Anas Maruf, Yudianto,
Felly P. Senewe, Agus Suwandono, Lenny Evanita, Miko Hananto,
Dwi H. Tjandra Rini, Ermawan, Bagus S. Utomo, Zulfi, Athi S. Rois, Herman,
Darmawan, Lestari Sudaryanti, Dyah Rustiari, Eriati, Djohan Musali, Naisyah,
Wahyu Handayani (desain dan tata letak)
RINGKASAN

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu terobosan untuk memenuhi hak rakyat akan
kesehatan. Setelah berjalan beberapa waktu program JKN saja tidaklah cukup untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, bahkan bila tidak cermat, program upaya kesehatan perorangan itu
dikhawatirkan akan menggeser prioritas program kesehatan ke arah kuratif-rehabilitatif.

Untuk menjamin tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, prioritas harus ke arah
promotif-preventif, dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan sektor lain
yang berwawasan kesehatan.

Buku panduan ini berisi konsep pendekatan keluarga sebagai salah satu jurus jitu untuk menggarap
sisi kesehatan, agar masyarakat yang sehat tidak menjadi sakit, bahkan menjadi lebih prima
kesehatannya. Caranya adalah dengan mengembangkan indeks keluarga sehat, yang merupakan
komposit indikator dari 12 indikator keluarga sehat, yang dirumuskan dari 4 program prioritas yaitu :
Menurunkan angka kematian ibu
Menurunkan angka kematian bayi dan prevalensi stunting
Mengendalikan penyakit menular khususnya HIV (HIDS, tuberkolosis dan malaria)
Mengendalikan penyakit tidak menular khususnya hipertensi, diabetes melitus, obesitas, kanker
dan gangguan jiwa.

Melalui pendekatan keluarga, Puskesmas akan mempunyai database keluarga sehat yang meliputi
seluruh keluarga yang tinggal di wilayah kerjanya. Berbasis database inilah kemudian Puskesmas
merancang kegiatan promotif-preventif yang efektif dan effisien, sehingga terjadi percepatan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bila masyarakat sehat, proporsi yang sakit atau
keparahan penyakitnya akan berkurang, sehingga memperbaiki implementasi JKN di Indonesia.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA Jalan H. R. Rasuna Said Blok X5 Kav.

4-9
Jakarta 12950
T. 021 520 1590
Didukung oleh:
www. depkes.go.id
Australia Indonesia Partnership
for Health Systems Strengthening
(AIPHSS)

Anda mungkin juga menyukai