11
Ind
p
PEDOMAN UMUM PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN
KELUARGA
TIM BUKU
Penasehat : Nila Farid Moeloek (Menteri Kesehatan Republik Indonesia)
Pengarah : Untung Suseno Sutarjo (Sekretaris Jenderal), Anung Sugihantono
(Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat), M. Subuh (Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit), Bambang Wibowo (Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan), Maura Linda Sitanggang (Direktur
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan), Purwadi (Inspektur
Jenderal), Siswanto (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan), Usman Sumantri (Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan).
Penyusun : Akmal Taher (Staf Khusus Menkes Bidang Peningkatan Pelayanan
Kesehatan), Yudhi Prayudha Ishak Djuarsa (Staf Khusus Menkes
Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi), Sri Henni
Setiawati (Staf Ahli Menkes Bidang Peningkatan Kapasitas Kelem-
bagaan dan Desentralisasi), Trisa Wahjuni Putri (Kepala Pusat
Analisis Determinan Kesehatan), Ernawati Roeslie (Pusat Analisis
Determinan Kesehatan), Abdul Aziz (Pusat Analisis Determinan
Kesehatan), Habibi Nur Eka Putra (Pusat Analisis Determinan
Kesehatan), Ario Baskoro (Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat), Trihono (Health Policy Unit), Tini Suryanti (Health
Policy Unit), Bambang Hartono (Health Policy Unit), Lalu Hendi
Hutomo (Health Policy Unit)
Koordinator Teknis: Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Acknowledgment : Pemerintah Australia melalui program Australia Indonesia Partnership
for Health System Strengthening (AIPHSS) atas dukungannya dalam
proses pencetakan Buku Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
Dengan Pendekatan Keluarga.
Koleksi Foto : Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan
ISBN 978-602-235-992-0
I. COMMUNITY HEALTH SERVICES
II. MATERNAL HEALTH SERVICES
III. COMMUNICABLE DISEASES
IV. NUTRITION
V. NON COMMUNICABLE DISEASES
KATA PENGANTAR
Sebagai pedoman umum, dokumen ini bukanlah dokumen yang statis. Oleh karena
itu, selama perjalanan pelaksanaan program terhadap dokumen ini akan dilakukan
revisi secara periodik. Dengan demikian, Pedoman Umum Program Indonesia
Sehat Dengan Pendekatan Keluarga ini dapat membimbing kita ke arah keber-
hasilan pembangunan kesehatan periode 2015 2019.
Menyadari permasalahan yang demikian itu, mau tidak mau kita harus membuat
skala prioritas. Untuk mencapai Indonesia Sehat, dalam kurun waktu 2015 2019,
sektor kesehatan diarahkan untuk memfokuskan upaya guna:
1 Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
2 Menurunkan prevalensi balita pendek (stunting).
3 Menanggulangi penyakit menular HIV-AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria.
4 Menanggulangi penyakit tidak menular Hipertensi, Diabetes, Obesitas, Kanker,
dan Gangguan Jiwa.
Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, maka
upaya-upaya tersebut diselenggarakan secara terintegrasi sejak dari perencanaan
sampai ke pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya. Sasarannya pun difokuskan
kepada keluarga, dengan dihidupkannya kembali Pendekatan Keluarga.
1 PENDAHULUAN 1
DAFTAR TABEL
Program Indonesia
13 Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluargaxi
DAFTAR SINGKATAN
Program Indonesia
14 Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluargaxi
Bab
DAFTAR SINGKATAN
3
IMS = Indikator Masyarakat Sehat
ITS = Indikator Tatanan Sehat
IUFD = Intra Uterine Fetal Death
JKN = Jaminan Kesehatan Nasional
KB = Keluarga Berencana
MDGs = Millenium Development Goals
MP ASI = Makanan Pendamping ASI
ODHA = Orang Dengan HIV-AIDS
PHBS = Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PKPR = Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
PMT = Pemberian Makanan Tambahan
PMT AS = Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
Polindes = Pondok Bersalin Desa
PONED = Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar
PONEK = Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif
Posbindu = Pos Pembinaan Terpadu
Pos UKK = Pos Upaya Kesehatan Kerja
Program Indonesia
15 Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
xiii
DAFTAR SINGKATAN
Program Indonesia
16 Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
xiii
xvi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Bab
PENDAHULUAN
1
P rogram Indonesia Sehat meru-
pakan salah satu program
dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi
program utama Pembangunan Kese-
hatan yang kemudian direncanakan
Meningkatkan Kualitas Hidup Manu- pencapaiannya melalui Rencana
sia Indonesia. Program ini didukung Strategis Kementerian Kesehatan
oleh program sektoral lainnya yaitu Tahun 2015-2019, yang ditetapkan
Program Indonesia Pintar, Program melalui Keputusan Menteri Kesehatan
Indonesia Kerja, dan Program R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/
Indonesia Sejahtera. Program 52/2015.
Gambar 1. Penjabaran Visi & Misi Presiden Menjadi Program Indonesia Sehat
2
4 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Bab
5 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 5
serta Angka Kematian Ibu sudah Bab
kesinambungan mengalami penurunan, namun
dengan upaya- masih jauh dari target MDGs
upaya yang telah tahun 2015, meskipun jumlah
dilaksanakan persalinan yang ditolong oleh
dalam periode tenaga kesehatan mengalami
sebelumnya. peningkatan. Kondisi ini ke-
mungkinan disebabkan antara
a
lain oleh kualitas pelayanan
.
kesehatan ibu yang belum
U
p memadai, kondisi ibu hamil
a yang tidak sehat dan faktor
y determinan lainnya. Penyebab
a utama kematian ibu adalah
K hipertensi dalam kehamilan
e dan perdarahan post partum.
s Penyebab ini dapat diminimal-
e kan apabila kualitas antenatal
h care dilaksanakan dengan
a baik.
t
a Beberapa keadaan yang
n dapat menyebabkan kondisi
1) Kesehatan Ibu dan Anak. ibu hamil tidak sehat antara
lain adalah penanganan
6 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 6
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019
komplikasi, anemia, ibu hamil yang sementara untuk Angka Kematian Paska
men- derita diabetes, hipertensi, malaria, Neonatal (AKPN) terjadi penurunan dari
dan empat terlalu (terlalu muda <20 15/1000 menjadi 13/1000 kelahiran
tahun, terlalu tua >35 tahun, terlalu dekat hidup, dan angka kematian anak balita
jarak- nya 2 tahun, dan terlalu banyak juga turun dari 44/1000 menjadi 40/
anaknya 1000 kelahiran hidup. Penyebab ke-
>3 orang). Sebanyak 54,2 per 1000 matian pada kelompok perinatal adalah
perempuan di bawah usia 20 tahun Intra Uterine Fetal Death (IUFD), yakni
telah melahirkan, sementara perempuan sebanyak 29,5% dan Berat Bayi Lahir
yang melahirkan pada usia di atas 40 Rendah (BBLR) sebanyak 11,2%. Hal ini
tahun sebanyak 207 per 1000 kelahiran berarti faktor kondisi ibu sebelum dan
hidup. Masalah ini diperberat dengan selama kehamilan amat menentukan
fakta masih adanya umur perkawinan kondisi bayinya. Tantangan ke depan
pertama pada usia yang amat muda adalah mempersiapkan calon ibu agar
(<20 tahun) sebanyak 46,7% dari semua benar-benar siap untuk hamil dan
perempuan yang telah kawin. melahir- kan serta menjaga agar
terjamin keseha- tan lingkungan yang
2) Kematian Bayi dan Balita. Dalam 5 tahun mampu melindungi bayi dari infeksi.
terakhir, Angka Kematian Neonatal
(AKN) tetap sama yakni 19/1000
kelahiran,
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019 Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019
Untuk usia di atas neonatal sampai satu 2013. Untuk tahun 2013, prevalensi
tahun, penyebab utama kematian ada- tertinggi di Provinsi DKI Jakarta (39,7%)
lah infeksi khususnya pnemonia dan
diare. Ini berkaitan erat dengan perilaku
hidup sehat ibu dan juga kondisi ling-
kungan setempat.
7 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 7
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019 Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019
yaitu 2,5 kali lipat dibanding prevalensi Angka kesakitan dan kematian yang
terendah di Provinsi NTT (15.2%). disebabkan oleh penyakit menular yang
Pre- valensi obesitas sentral naik di dapat dicegah dengan imunisasi
semua provinsi, namun laju kenaikan seperti polio, campak, difteri, pertusis,
juga ber- variasi, tertinggi di Provinsi hepatitis B, dan tetanus baik pada mater-
DKI Jakarta, Maluku, dan Sumatera nal maupun neonatal sudah sangat
Selatan. Men- cermati hal tersebut, menurun, bahkan pada tahun 2014,
pen-didikan gizi seimbang yang Indonesia telah dinyatakan bebas polio.
proaktif serta PHBS menjadi suatu
kewajiban yang harus dilaksanakan di Kecenderungan prevalensi kasus HIV
masyarakat. pada penduduk usia 15 - 49 tahun me-
ningkat. Pada awal tahun 2009, pre-
c. Penyakit Menular. Untuk penyakit valensi kasus HIV pada penduduk usia
me- nular, prioritas masih tertuju pada 15 - 49 tahun hanya 0,16% dan me-
penya- kit HIV/AIDS, tuberkulosis, ningkat menjadi 0,30% pada tahun
malaria, demam berdarah, influenza 2011, meningkat lagi menjadi 0,32%
dan flu burung. Di samping itu, pada 2012, dan terus meningkat men-
Indonesia juga belum sepenuhnya jadi 0,43% pada 2013. Namun angka
berhasil mengenda- likan penyakit Case Fatality Rate (CFR) AIDS menurun
neglected diseases seperti kusta, dari 13,65% pada tahun 2004 men-
filariasis, leptospirosis, dan lain- lain. jadi 0,85 % pada tahun 2013.
8 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 8
d. Penyakit Tidak Menular. Penyakit tidak beban kesehatan yang signifikan. Data
menular cenderung terus meningkat dan Riskesdas tahun 2013 menunjukkan
telah mengancam sejak usia muda. prevalensi gangguan mental emosional
Selama dua dekade terakhir ini, telah (gejala-gejala depresi dan ansietas)
terjadi transisi epidemiologis yang signi- sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas.
fikan, yakni penyakit tidak menular telah Hal ini berarti lebih dari 14 juta jiwa
menjadi beban utama, sementara beban menderita gangguan mental emosional
penyakit menular masih berat juga. di Indonesia. Sedangkan untuk gangguan
Indonesia sedang mengalami double jiwa berat seperti gangguan psikosis,
burden diseases, yaitu beban penyakit prevalensinya adalah 1,7 per 1000
tidak menular dan penyakit menular penduduk. Ini berarti lebih dari 400.000
sekaligus. Penyakit tidak menular utama orang menderita gangguan jiwa berat
meliputi hipertensi, diabetes melitus, kan- (psikosis). Angka pemasungan pada
ker dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik orang dengan gangguan jiwa berat
(PPOK). Jumlah kematian akibat rokok sebesar 14,3% atau sekitar 57.000
terus meningkat dari 41,75% pada tahun kasus.
1995 menjadi 59,7% di 2007. Selain
itu dalam survei ekonomi nasional 2006 Gangguan jiwa dan penyalahgunaan
disebutkan penduduk miskin menghabis- NAPZA juga berkaitan dengan masalah
kan 12,6% penghasilannya untuk kon- perilaku yang membahayakan diri,
sumsi rokok. Oleh karena itu, deteksi dini seperti bunuh diri. Berdasarkan laporan
harus dilakukan secara proaktif menda- dari Mabes Polri pada tahun 2012
tangi sasaran, karena sebagian besar ditemukan bahwa angka bunuh diri
tidak mengetahui bahwa dirinya mende- sekitar 0.5 % dari 100.000 populasi,
rita penyakit tidak menular. Pengenda- yang berarti ada sekitar 1.170 kasus
lian Penyakit Tidak Menular (PTM) antara bunuh diri yang dilaporkan dalam satu
lain dilakukan melalui pelaksanaan Pos tahun. Prioritas untuk kesehatan jiwa ada-
Pembinaan Terpadu Pengendalian Pe- lah mengembangkan Upaya Kesehatan
nyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang
yang merupakan upaya monitoring dan ujung tombaknya adalah Puskesmas
deteksi dini faktor risiko penyakit tidak dan bekerja bersama masyarakat, men-
menular di masyarakat. Sejak mulai cegah meningkatnya gangguan jiwa
dikembangkan pada tahun 2011 Pos- masyarakat.
bindu-PTM pada tahun 2013 telah ber-
tambah jumlahnya menjadi 7225 Pos- Selain permasalahan kesehatan di atas
bindu di seluruh Indonesia. terdapat juga berbagai permasalahan
yang masih perlu mendapatkan
e. Kesehatan Jiwa. Permasalahan kesehatan perhatian khusus, misalnya masalah
jiwa sangat besar dan menimbulkan kesehatan ling- kungan, masalah
penyakit tropis yang
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019
10Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
10
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019 Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019
11Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
11
e). Untuk Remaja: (3). Meningkatkan persalinan di fasi-
(1). Menyelenggarakan pemberian litas kesehatan.
Tablet Tambah Darah (TTD). (4). Menyelenggarakan program pem-
(2). Menyelenggarakan pendidikan berian makanan tinggi kalori, pro-
kesehatan reproduksi di sekolah tein, dan mikronutrien (TKPM).
menengah. (5). Deteksi dini penyakit (menular dan
(3). Menambah jumlah Puskesmas tidak menular).
yang menyelenggarakan pela- (6). Pemberantasan kecacingan.
yanan kesehatan peduli remaja (7). Meningkatkan transformasi
(PKPR). Kartu Menuju Sehat (KMS) ke
(4). Mengupayakan penundaan dalam Buku KIA.
usia perkawinan. (8). Menyelenggarakan konseling Ini-
siasi Menyusui Dini (IMD) dan
f). Untuk Dewasa Muda: ASI eksklusif.
(1). Menyelenggarakan konseling (9). Penyuluhan dan pelayanan KB.
pranikah.
(2). Menyelenggarakan gerakan b). Untuk Balita:
pekerja perempuan sehat pro- (1). Pemantauan pertumbuhan balita.
duktif (GP2SP) untuk wanita (2). Menyelenggarakan kegiatan Pem-
bekerja. berian Makanan Tambahan
(3). Menyelenggarakan pemberian (PMT)
imunisasi dan TTD. untuk balita.
(4). Menyelenggarakan konseling (3). Menyelenggarakan simulasi dini
KB pranikah. perkembangan anak.
(5). Menyelenggarakan konseling (4). Memberikan pelayanan kesehatan
gizi seimbang. yang optimal.
2). Upaya Penurunan Prevalensi Balita c). Untuk Anak Usia Sekolah:
Pendek (Stunting) (1). Melakukan revitalisasi Usaha
Dalam rangka menurunkan prevalensi Kese- hatan Sekolah (UKS).
balita pendek (stunting), dilakukan kegia- (2). Menguatkan kelembagaan Tim
tan sebagai berikut. Pembina UKS.
a). Untuk Ibu Hamil dan (3). Menyelenggarakan Program Gizi
Bersalin: Anak Sekolah (PROGAS).
(1). Intervensi pada 1000 hari (4). Memberlakukan sekolah sebagai
per- tama kehidupan anak. kawasan bebas rokok dan narkoba.
(2). Mengupayakan jaminan mutu
Ante Natal Care (ANC) ter- d). Untuk Remaja:
padu. (1). Meningkatkan penyuluhan untuk
perilaku hidup bersih dan sehat
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019
12Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
12
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019 Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019
b). Tuberkulosis:
(1). Identifikasi terduga TB di antara
anggota keluarga, termasuk
anak dan ibu hamil.
(2). Memfasilitasi terduga TB atau
pasien TB untuk mengakses pe-
layanan TB yang sesuai standar.
(3). Pemberian informasi terkait peng-
endalian infeksi TB kepada
anggota keluarga, untuk men-
cegah penularan TB di dalam
keluarga dan masyarakat
(4). Pengawasan kepatuhan peng-
obatan TB melalui Pengawas
Menelan Obat (PMO).
c). Malaria:
(1). Skrining ibu hamil pada
daerah berisiko.
a). HIV-AIDS: (2). Pembagian kelambu untuk ibu
(1). Peningkatan konseling dan tes hamil dan balita.
pada ibu hamil. (3). Pemeriksaan balita sakit di wila-
(2). Diagnosis dini pada bayi dan yah timur Indonesia.
balita.
(3). Konseling dan tes pada populasi 4). Upaya Pengendalian Penyakit Tidak
kunci, pasien infeksi menular Menular (PTM)
seksual (IMS), dan pasien Dalam rangka mengendalikan penyakit
Tuberkulosis (TB) anak usia tidak menular, khususnya Hipertensi,
sekolah, usia kerja, dan usia Diabetes Mellitus, Obesitas, dan
lanjut. Kanker, dilakukan kegiatan-kegiatan
sebagai
berikut. hatan ini dapat dicapai dengan mela-
(a). Peningkatan deteksi dini faktor kukan lima strategi pembangunan kese-
risiko hatan 2005-2025, yaitu: (1) pembangu-
PTM melalui Posbindu. nan nasional berwawasan kesehatan; (2)
(b). Peningkatan akses pelayanan ter- pemberdayaan masyarakat dan daerah;
padu PTM di fasilitas kesehatan (3) pengembangan upaya dan pembia-
tingkat pertama (FKTP). yaan kesehatan; (4) pengembangan dan
(c). Penyuluhan tentang dampak buruk pemberdayaan sumber daya manusia
merokok. kesehatan; serta (5) penanggulangan
(d). Menyelenggarakan layanan upaya keadaan darurat kesehatan.
berhenti merokok.
Untuk mejawab tantangan pembangu-
B. TANTANGAN PEMBANGUNAN KESE- nan kesehatan dalam mencapai keseha-
HATAN tan masyarakat setinggi-tingginya, selain
Tujuan pembangunan kesehatan adalah terfokus pada pendekatan program
meningkatnya kesadaran, kemauan, dan melalui empat kegiatan prioritas melalui
kemampuan hidup sehat bagi setiap pendekatan siklus hidup yang telah dila-
orang agar peningkatan derajat keseha- kukan selama ini belum dapat menge-
tan masyarakat yang setinggi-tingginya tahui secara pasti sumber penyebab per-
dapat terwujud. Hal itu berarti tercipta- masalahan ditingkatan usia, untuk itu di-
nya masyarakat, bangsa, dan negara perlukan pendekatan keluarga yang di-
Indonesia yang penduduknya, di seluruh inisiasi dengan pemetaan atas permasa-
wilayah Republik lndonesia, hidup lahan secara mendalam dari pendekatan
dengan perilaku dan dalam lingkungan siklus hidup melalui kunjungan rumah.
sehat, memiliki kemampuan untuk men-
jangkau pelayanan kesehatan yang ber- C. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
mutu secara adil dan merata, serta PEM- BANGUNAN KESEHATAN
memiliki derajat kesehatan yang setinggi- Kebijakan pembangunan kesehatan
tingginya. tahun 2015-2019 difokuskan pada
penguatan upaya kesehatan dasar
Sasaran pembangunan kesehatan yang (Primary Health Care) yang berkualitas
akan dicapai pada tahun 2025 ada- terutama melalui peningkatan jaminan
lah meningkatnya derajat kesehatan kesehatan, peningkatan akses dan mutu
masyarakat, dengan indikator mening- pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
katnya Umur Harapan Hidup, menurun- yang didukung dengan penguatan sistem
nya Angka Kematian Bayi, menurunnya kesehatan dan peningkatan pembiayaan
Angka Kematian Ibu, dan menurunnya kesehatan. Kartu Indonesia Sehat men-
prevalensi gizi kurang pada balita. jadi salah satu sarana utama dalam
Tujuan dan sasaran pembangunan kese-
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019
16Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
16
sasaran berbasis UKUK (Upaya setelah kebutuhan kegiatan-kegiatan pro-
Kese- hatan Usia Kerja), dan untuk motif dan preventif dipenuhi.
sasaran kelompok usia lanjut dengan
pen- dekatan Posbindu Usila. 4. Sumber daya manusia (SDM) adalah
modal utama dalam pembangunan
3. Prioritas perencanaan dan nasional. Oleh karena itu, kualitas SDM
pengangga- ran diarahkan pada perlu terus ditingkatkan sehingga memi-
pemenuhan kebutu- han kegiatan- liki daya saing tinggi, yang antara lain
kegiatan promotif dan pre- ventif. ditandai dengan meningkatnya Indeks
Pemenuhan kebutuhan kegiatan- Pembangunan Manusia (IPM), Indeks
kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan
17Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
17
Prioritas Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 - 2019
U
but, Kementerian Kesehatan mene-
Upaya pencapaian prioritas tapkan strategi operasional pemba-
pembangunan kesehatan ngunan kesehatan melalui Program
tahun 2015-2019 dalam Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Indonesia Sehat dilaksanakan dengan Keluarga.
mendayagunakan segenap potensi
yang ada, baik dari pemerintah pusat, A. KONSEP PENDEKATAN
provinsi, kabupaten/kota, maupun KELUARGA
masyarakat. Pembangunan keseha-
tan dimulai dari unit terkecil dari Pendekatan keluarga adalah salah
masyarakat, yaitu keluarga. satu cara Puskesmas untuk mening-
katkan jangkauan sasaran dan
Pembangunan keluarga, sebagai- me n dekatk an/me n ingk
mana dimaksud dalam Undang- atka n akses pelayanan kesehatan
Undang Nomor 52 Tahun 2009 di wilayah kerjanya dengan
tentang Perkembangan Kependudu- menda- tangi keluarga.
kan dan Pembangunan Keluarga Puskesmas tidak hanya
serta Undang-Undang Nomor 23 menyelenggarakan pelaya- nan
Tahun 2014 tentang Pemerintahan kesehatan di dalam gedung,
Daerah, adalah upaya mewujudkan melainkan juga keluar gedung
keluarga berkualitas yang hidup dengan mengunjungi keluarga di
dalam lingkungan yang sehat. wilayah kerjanya.
20 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
20
Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kesehatan
DESA
PEND. SIAGA/
KELUARGA UKBM
PHBS ? K?ELUARGA
K? KELUARGA ?
ELUARGA
SEHAT
PHBS M?
MAS?
YARAKAT ASYARAK
AT SEHAT
K? PHBS ? K?ELUARGA
KELUARGA
ELUARGA ?
SEHAT
PEND. DESA
KELU- SIAGA/
ARGA UKBM
Dengan mengunjungi keluarga di rumahnya, arga juga dapat dimotivasi untuk memper-
Puskesmas akan dapat mengenali masalah- baiki kondisi kesehatan lingkungan dan ber-
masalah kesehatan (dan Perilaku Hidup bagai faktor risiko lain yang selama ini
Bersih dan Sehat-PHBS) yang dihadapi kelu- meru- gikan kesehatannya, dengan
arga secara lebih menyeluruh (holistik). pendampi- ngan dari kader-kader kesehatan
Indi- vidu anggota keluarga yang perlu UKBM dan/atau petugas profesional
mendapat- kan pelayanan kesehatan Puskesmas (gambar 3). Untuk itu,
kemudian dapat dimotivasi untuk diperlukan pengatu- ran agar setiap
memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau keluarga di wilayah Puskes- mas memiliki
pelayanan Puskesmas. Kelu- Tim Pembina Keluarga.
25Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
25
Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas
Pendekatan
Pembangunan
KeluargaKesehatan
Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kesehatan
26Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
26
Gambar 5. Upaya Puskesmas Untuk Mencapai Kecamatan Sehat
Pentingnya pendekatan keluarga juga lahir menjadi bayi, tumbuh menjadi anak
diamanatkan dalam Rencana Strategis balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa
(Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun muda (usia produktif), dan akhirnya men-
2015 2019. Dalam Renstra disebut- jadi dewasa tua atau usia lanjut (lihat
kan bahwa salah satu acuan bagi arah gambar 6). Untuk dapat melaksanakan
kebijakan Kementerian Kesehatan ada- pelayanan kesehatan yang berkesinam-
lah penerapan pendekatan pelayanan bungan terhadap seluruh tahapan siklus
kesehatan yang terintegrasi dan ber- hidup manusia, maka fokus pelayanan
kesinambungan (continuum of care). Hal kesehatan harus pada keluarga. Dalam
ini berarti bahwa pelayanan pemberian pelayanan kesehatan, individu-
kesehatan harus dilakukan terhadap individu harus dilihat dan diperlakukan
seluruh taha- pan siklus hidup manusia sebagai bagian dari keluarganya.
(life cycle), sejak masih dalam
kandungan, sampai
USIA
LANJUT Status Gizi
USIA
PRODUKTIF Aktivitas fisik
? Pengendalian
USIA SEKOLAH penyakit
IBU HAMIL & & REMAJA degenerative
IBU MENYUSUI Cek up
BAYI & BALITA
kesehatan
berkala
Status Gizi
Diet Seimbang
Status Gizi PHBS
PUS & WUS
? ? Diteksi Dini dan
Diet Seimbang
Aktivitas fisik tata laksana
Status Gizi PTM dan PL
Status Gizi PHBS
Diet Seimbang Perlindungan
Diet Seimbang Pelajaran
Stimulasi terhadap
Diteksi Dini sekolahan intra
perkembangan kesehatan
Status Gizi Kespro
29Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
29
Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas Pembangunan Kesehatan
35 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
35
3. Subsistem Percepatan pembangunan kesehatan
Pembiayaan untuk mencapai Indonesia Sehat di-
Kesehatan. lakukan dengan melakukan pengua-
4. Subsistem tan subsistem-subsistem dari SKN.
Sumber Daya Dengan diterapkannya pendekatan
Manusia keluarga, maka penguatan subsistem
Kesehatan. upaya kesehatan, subsistem pem-
5. Subsistem biayaan kesehatan, dan subsistem
Sediaan Farmasi, pemberdayaan masyarakat menjadi
Alat penting untuk dilakukan.
Kesehatan, dan Makanan.
6. Subsistem Penguatan subsistem upaya keseha-
Manajemen, tan dilakukan dengan menciptakan
Informasi, dan keseimbangan pelaksanaan upaya
Regulasi kesehatan perorangan (UKP) dan
Kesehatan. upaya kesehatan masyarakat (UKM)
7. Subsistem melalui pengutamaan kegiatan pro-
Pemberdayaan motif dan preventif. Harus diciptakan
Masya- rakat. kondisi agar Puskesmas tidak
terfokus hanya melaksanakan UKP,
melainkan
36 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
36
Peran Puskesmas Dalam Pendekatan Keluarga Peran Puskesmas Dalam Pendekatan Keluarga
5. Prinsip Teknologi Tepat Guna. Berda- dan lintas sektor serta melaksanakan
sarkan prinsip teknologi tepat guna, sistem rujukan yang didukung dengan
Puskesmas menyelenggarakan pelaya- manajemen Puskesmas.
nan kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai Berkaitan dengan pelaksanaan prinsip-
dengan kebutuhan pelayanan, mudah prinsip tersebut, Puskesmas tetap
dimanfaatkan, dan tidak berdampak melaku- kan upaya kesehatan lainnya di
buruk bagi lingkungan. luar dua belas indikator keluarga sehat
di wilayah kerjanya. Sesuai dengan
6. PrinsipKeterpaduandanKesinambungan. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Berdasarkan prinsip keterpaduan dan 1529/ Menkes/SK/X/2010 tentang
kesinambungan, Puskesmas menginteg- Pedoman Umum Pengembangan Desa
rasikan dan mengoordinasikan penye- dan Kelu- rahan Siaga Aktif, Puskesmas
lenggaraan UKM dan UKP lintas mengoor- dinasikan dan membina desa-
program desa dan/ atau kelurahan-kelurahan
di wilayah
Kesehatan, serta UKM dengan pendeka- secara sinergis akan menuju kepada ter-
tan Pemberdayaan Keluarga, Pemberda- capainya keluarga-keluarga sehat di wilayah
yaan Masyarakat, dan Pembangunan Ber- kerja Puskesmas. Kesimpulan tersebut dapat
wawasan Kesehatan. Kedua upaya tersebut disajikan dalam gambar. 9 di bawah ini.
49Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
49
Bentuk dan isi dari Profil Kesehatan Kelu- g. Buku Saku (Panduan Hidup Sehat) untuk
arga, baik dalam bentuk manual maupun Keluarga.
elektronik, harus ditetapkan oleh h. Kurikulum Pembekalan Petugas Pembina
Kemente- rian Kesehatan sebagai contoh Keluarga.
(prototype). Pengadaan/penggandaannya i. Modul-modul untuk Pembekalan Petugas
dapat dila- kukan oleh Dinas Kesehatan Pembina Keluarga.
Provinsi dan/ atau Dinas Kesehatan j. Kurikulum Pelatihan Petugas Pengolah
Kabupaten/Kota. Demikian pun isi dari dan Penganalisis Profil Kesehatan
paket informasi kese- hatan keluarga, serta Keluarga.
kurikulum dan modul untuk pembekalan k. Blanko atau Prototipe Blanko Profil
tenaga Pembina Kelu- arga. Secara lebih Kese- hatan Keluarga (cetakan dan
terinci hal-hal yang perlu disiapkan oleh elektronik).
Kementerian Kesehatan ada- lah sebagai l. Paket Informasi Kesehatan Keluarga
berikut. atau prototipenya.
1. Kebijakan dan Pedoman m. Media penyuluhan/lembar balik untuk
Kebijakan dan pedoman yang harus petugas Pembina Keluarga atau proto-
disiapkan oleh Kementerian Kesehatan tipenya.
meliputi, hal-hal berikut. n. Aplikasi (perangkat lunak) pemantauan
a. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Program Indonesia Sehat dengan Pende-
Pedoman Umum Program Indonesia katan Keluarga yang terintegrasi dengan
Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Sistem Informasi yang ada.
b. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pedoman Pemantauan dan Evaluasi 2. Pengembangan Sumber Daya
Terpadu Program Indonesia Sehat Dengan adanya peningkatan alokasi
dengan Pendekatan Keluarga. anggaran untuk sektor kesehatan, Kemen-
c. Peraturan Menteri Kesehatan tentang terian Kesehatan dapat menyediakan
Peta Jalan (Road Map) Menuju Kelu- dana untuk pelaksanaan program kese-
arga Sehat. hatan prioritas dengan pendekatan
d. Buku (Petunjuk Teknis) untuk sosialisasi keluarga. Penyediaan dana dilakukan
kepada para pemangku kepentingan. secara bertahap, sesuai dengan pen-
e. Buku (Petunjuk Teknis) untuk para pe- tahapan pelaksanaan program prio-
tugas Puskesmas pelaksana kunju- ritas, dan terutama diperuntukkan bagi:
ngan rumah (Pembina Keluarga), ka- a. Kelengkapan sarana dan prasa-
der, dan petugas Nusantara Sehat. rana Puskesmas.
f. Buku (Petunjuk Teknis) untuk Petugas b. Penyelenggaraan pelatihan tenaga
Puskesmas Pengolah dan Penganalisis kesehatan.
Profil Kesehatan Keluarga. c. Biaya operasional.
Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pendekatan Keluarga
Selain itu juga mengkaji Profil Kesehatan sistem pelaporan dari Dinas Kese-
dari provinsi yang bersangkutan. Dengan hatan Provinsi ke Kementerian
demikian, tim tersebut sebelum datang Kesehatan, sehingga Kementerian
berkunjung sudah memiliki agenda per- Kesehatan dapat mengetahui IKS
masalahan yang akan dibantu pemeca- tingkat provinsi dari masing-masing
hannya di provinsi yang dikunjunginya. provinsi di Indonesia, dan menghi-
tung IKS tingkat nasional.
4. Pemantauan dan Pengendalian
Pemantauan dan pengendalian di- Rumus-rumus yang digunakan serupa
laksanakan dengan mengembangkan dengan yang digunakan di tingkat
52Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
53
kecamatan, tingkat kabupaten/kota, Penyusunan dan penerbitan peraturan
atau tingkat provinsi untuk meng- tentang hal ini jelas berada di luar
hasilkan gambaran tingkat nasional. tugas dan wewenang sektor kesehatan.
Untuk tujuan perbandingan (bench- Sehubungan dengan hal tersebut, disa-
marking) guna memacu kompetisi dari bahwa keberhasilan Program
sehat antar-provinsi dalam men- Indonesia Sehat dengan Pendekatan
capai Provinsi Sehat, Kementerian Keluarga juga sangat ditentukan oleh
Kesehatan juga dapat melakukan peran dan tanggung jawab sektor-
pemeringkatan/pemetaan. sektor lain di luar sektor kesehatan
(lintas sektor).
D. PERAN DAN TANGGUNG
JAWAB LINTAS SEKTOR Sebagaimana telah dikemukakan,
Masalah kesehatan adalah masalah keberhasilan Program Indonesia Sehat
yang multi dimensi, yakni banyak sekali dengan Pendekatan Keluarga diukur
faktor penentunya (determinan). Seba- dengan Indeks Keluarga Sehat, yang
gian besar faktor penentu tersebut bah- merupakan komposit dari 12 indikator.
kan berada di luar jangkauan (tugas dan Semakin banyak indikator yang dapat
wewenang) sektor kesehatan. Misalnya, dipenuhi oleh suatu keluarga, maka
salah satu faktor yang cukup besar pe- status keluarga tersebut akan mengarah
ngaruhnya terhadap angka kematian kepada Keluarga Sehat. Sementara itu,
Ibu melahirkan adalah karena banyak- semakin banyak keluarga yang men-
nya terjadi pernikahan dan kehamilan capai status Keluarga Sehat, maka akan
dalam usia yang masih sangat muda. semakin dekat tercapainya Indonesia
Sehat.
Untuk itu diperlukan pengaturan agar
tidak terjadi pernikahan dalam usia Apabila ditinjau dari segi pencapaian
yang terlalu muda. masing-masing Indeks Keluarga Sehat,
dapat diidentifikasi peran dan tanggung
jawab lintas sektor yang disajikan pada
tabel 2.
Tabel 2. Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor
4 Bayi mendapat air susu ibu (ASI) 1. Tersedianya pelayanan konseling ASI Kemenkes & jajarannya
eksklusif selama 6 bulan di PUSKESMAS & FKTP lain
7 Penderita hipertensi melakukan 1. Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP Kemenkes & jajarannya
pengobatan secara teratur
2. Tersedianya posbindu PTM disetiap desa/ - Kemendagri/Pemda &
kelurahan yang berfungsi dengan baik jajarannya
- Kemen PDT
8 Penderita gangguan jiwa 1. Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP Kemenkes & jajarannya
mendapatkan pengobatan
dan tidak ditelantarkan 2. Promosi oleh NAKES/di FASKES Kemenkes & jajarannya
tentang pengobatan & perlakuan
terhadap penderita gangguan jiwa
9 Anggota keluarga tidak ada 1. Tersedianya pelayanan konselingberhenti Kemenkes & jajarannya
yang merokok merokok di PUSKESMAS/FKTP & RS
10 Keluarga mempunyai akses/ 1. Tersedianya sarana air bersih sampai - Kemenpu & jajarannya
memiliki sarana air bersih ke desa/kelurahan - Kemendagri/Pemda &
jajarannya
- Kemen PDT
11 Keluarga mempunyai akses/ 1. Tersedianya jamban sehat disetiap - Kemenpu & jajarannya
menggunakan jamban sehat keluarga - Kemendagri/Pemda &
jajarannya
- Kemen DPT
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu terobosan untuk memenuhi hak rakyat akan
kesehatan. Setelah berjalan beberapa waktu program JKN saja tidaklah cukup untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, bahkan bila tidak cermat, program upaya kesehatan perorangan itu
dikhawatirkan akan menggeser prioritas program kesehatan ke arah kuratif-rehabilitatif.
Untuk menjamin tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, prioritas harus ke arah
promotif-preventif, dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan sektor lain
yang berwawasan kesehatan.
Buku panduan ini berisi konsep pendekatan keluarga sebagai salah satu jurus jitu untuk menggarap
sisi kesehatan, agar masyarakat yang sehat tidak menjadi sakit, bahkan menjadi lebih prima
kesehatannya. Caranya adalah dengan mengembangkan indeks keluarga sehat, yang merupakan
komposit indikator dari 12 indikator keluarga sehat, yang dirumuskan dari 4 program prioritas yaitu :
Menurunkan angka kematian ibu
Menurunkan angka kematian bayi dan prevalensi stunting
Mengendalikan penyakit menular khususnya HIV (HIDS, tuberkolosis dan malaria)
Mengendalikan penyakit tidak menular khususnya hipertensi, diabetes melitus, obesitas, kanker
dan gangguan jiwa.
Melalui pendekatan keluarga, Puskesmas akan mempunyai database keluarga sehat yang meliputi
seluruh keluarga yang tinggal di wilayah kerjanya. Berbasis database inilah kemudian Puskesmas
merancang kegiatan promotif-preventif yang efektif dan effisien, sehingga terjadi percepatan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bila masyarakat sehat, proporsi yang sakit atau
keparahan penyakitnya akan berkurang, sehingga memperbaiki implementasi JKN di Indonesia.
4-9
Jakarta 12950
T. 021 520 1590
Didukung oleh:
www. depkes.go.id
Australia Indonesia Partnership
for Health Systems Strengthening
(AIPHSS)