Anda di halaman 1dari 11

TRAUMA TULANG FEMUR (PAHA)

1. Fraktur Shaft Famur


a. Desifinisi : Fraktur femur adalah diskontinuitas (fraktur) pada tulang femur
yang mengenai bagian shaft atau diafise tulang femur
b. Klasifikasii (Winguist)
Grade 0 : noncomminuted (transverse, pblique, spinal)
Grade 1 : patahan small fragment
Grade 2 : patahan fragment besar < 50% dari kortex
Grade 3 : patahan fragment besar > 50 dari kortex
Grade 4 : Kominutif menghalangi kontrak antara fragment proximal dan distal
(Rockwood)
1. Simple : - spinal
- oblique
- transverse
2. Butterfly fragment : - single
- 2 Fragments
- > 3 fragments
3. Comminuted/ segmental : - 1 segment
- short commnunition
- large commnunition
c. Standard diagnosa :
a. Pemeriksaan klinis look, feel, move, measurement
b. Pemeriksaan radiologis
Plain foto AP/lat view, sepanjang tulang dan tampak dua sendi
d. Terapi Emergency
1. Atasi shock bila ada
2. Lakukan splinted (bidai) sebelum memindah penderita idealnya memakai
thomas splint untuk transportasi
3. Bila fraktur terbuka, maka harus segera dilakukan debridement dalam 6
jam sejak kejadian open fractured Grade I dan II bila memungkinkan
langsung dilakukan definitive treadment. Grade III dilakukan external
fixasi.
Bila fraktur tertutup untuk persiapan terapi definitive, bila segera operasi
dipasang skin traksi saja, bila masih lama operasinya dipasang skeletal
traksi (tuberositas tibia, bila isolated fractured/incorporated,
supracondylar, calcaneal traksi bila disertai fraktur lain sesuai kondisinya).

4. persiapan laboratorium/dll untuk terapi definitive


5. Evaluasi komplikasi-komplikasi dini yang mungkin timbul

e.Terapi Definitif
konservatif :
- traktif : skin traksi untuk anak-anak
skeletal traksi untuk dewasa
bila sudah clinical union dilanjutkan dengan hemispica cast
- traksi + brancing (dewasa)
kerugian : - tinggi lama di rumah sakit
- non ambulatoir
- residual deformity : - angulasi, rotasi dan sshortening serta
stiffnes
operatif:
1. intra modullary nailing
- ideal untuk fraktur simple ransverse/short oblique di 1/3 tengah
- Fraktur 1/3 proximal ditambah anti rotasi di distal
- yang kurang ideal dapat memakai interlocking nail
2. Place
- Untuk fraktur 1/3 proximal, 1/3 distal dan fraktur yang fragmental, long
oblique atau spinal.
3. Externak fixasi
- Untuk open frakture grade III atau untuk fixasi emergenci pada multi
trauma
- Fraktur disertai dengan infeksi
f. Komplikasi
A. Awal (early)
1. Shock : dapat kehilangan 1 atau liter darah meskipun itu fraktur tertutup
2. Emboli lemak (fat embolisme) : sering pada penderita muda dengan
fraktur tertutup
3. Trauma vaskuler: yang sering adalah spasme atau laserasi a. poplitea/a.
femoralis
4. Trombo emboli: oleh karena traksi yang lama dan kurangnya latihan
5. Infeksi : sering setelah open fraktur dan setelah internal fixasi

B. Lambat
1. Refraktur : sering karena terlalu cepat weight bearing dan stabilisasi
internal yang tidak adekuat
2. Metal fatique oleh karena kegagalan internal fixasi, delayed union atau
infeksi.
3. Delayed union : sering terjadi pada perawatan normal
4. Non union : oleh karena fisxasi tidak stabil, imobilisasi, traksi
berlebihan dan infeksi.
5. Malunion : sering terjadi pada terapi konservatif disebabkan tarikan-
tarikan otot dan gravitasi.
6. Joint Siffnes oleh karena terlibatnya sendi itu sendiri pada saat trauma
atau karena soft-tissue aadhesion.
7. Infeksi karena waktu operasi yang lama, soft-tissue handling yang jelek.
8. Atrofi otot.
9. Lesi nerves biasanya lesi n. peroneous akibat traksi yang lama dengan
posisi yang salah (ekternal rotasi), terkena pin skeletal traksi
(iatrogenic).

2. Fraktur supracondilar femur


a. Definisi : adalah faktur yang mengenai daerah proksimal kondilus femur
sampai pembatasan metafise dan diafase
b. Klasifikasi :
1. Undisplaced
2. Impactes
3. Displaced : transverse
Oblique
Kominitif
c. Standard diagnostic :
A. Pemeriksaan klinis : look, feel, move, measurement
B. Pemeriksaan radiologi :
- Plain foto genu (tampak femur distail) AP/lat
- Plain foto shaft femur & hip joint

Penanganan
Konservatif :
1. Casts : - Terutama untuk yang umpacted atau undisplaced
- Sebaiknya didahului traksi untuk mempertahankan
undisplaced sampai klinikal union
- Di pasang well-molded, long-leg sant atau spion sast anti
rotasi
2. Traksi : - Skeletak traksi dengan pin di proximal tibia dengan balance
susponsion traction
- Bila reduksi skurat tak dapat terrcapai dilakukan manipulasi
dengan generasi snesthesi menggunakan image intersifier
- Traksi dipertahankan 8-12 minggu atau dilanjutkan dengan
cast atau cast brace pada saat stretching (lebih awal)
Operatif :
1. Medullary fixation : - rush pins
- split nail
- medullary nails
2. Blade place Elliot, Jewett & AO
Operatif hasilnya lebih memuaskan karena dapat menghindari knee
steffness atau deformitas versus dan internal rotasi.

d. Komplikasi
1. Lesi vaskuler (a poplitea atau dekat percabangan)
2. Delayed union
3. Mal union
4. Stiffness dari knee joint

3. Fraktur supra dan intercondylar femur (fraktur intra artikuler)

a. Definisi : adalah fraktur yang mengenai kondilus femur, sendi


lutut dan suprakondilus
b. Klasifikasi : (Neers classification)
Fraktur oblique atau komunitif dengan garis fraktur melewati sendi sering
disebut T atau Y fracture
c. Standard diagnosis :
Klinis
Radiologis : Proyeksi AP/lat
Oblique view

d. Penanganan
Konservatif : sama dengan fraktur supracondylar
Operatif : - percutaneous pinning
- blade place & compression screws
prinsip penanganan adalah akurat reduction (intra articuler fraktur) & early
mobilisation

e. Komplikasi : sama dengan fraktur supracondylar


4. Fraktur kondilus femur
a. Definisi : adalah fraktur isolated pada kondilus femur
b. Klasifikasi :
1. Sagittal
2. Coronal
3. Kombinasi sagital dan coronal

c. Standard diagnosis : sama dengan frakture intercondylar femur


d. Penanganan
Kondservatif : sama dengan fraktur supracondylarfemur
Operatif :
1. Concellous scews/boits
2. Blade place

e. Komplikasi : sama dengan fraktur supracondylar femur


5. Fraktur collum femur
a. Klasifikasi : yang sering dipakai adalah, berdasarkan :
1. Lokasi anatomi fraktur :
- Inrakaspular : * subcapital type
* transcervical type
- Extrakapsular : * basecervical type
2. Sudut fraktur (Pauwel)
-Tipe I adalah fraktur 30 adari horisontal
-Tipe II adalah fraktur 50 dari horisontal
-Tipe III adalah fraktur 70 dari horisontal
3. Displacement fragmen fraktur :
- Garden I : adalah fraktur inkomplit atau impacted
- Garden II : adalah fraktur komplit tanpa tanpa displacement
- Garden III : adalah fraktur komplit dengan partial displacement
- Garden IV : adalah fraktur komplit dengan total displacement
b. Standard diagnosis :
Pemeriksaan fisik:
c. Terapi :
Garden I :
- Internal fiksasi dengan multiple pins atau screwing
Garden II :
- Internal fiksasi dengan pinning/srewing
- Konservatif dapat mengakibatkan displacement
Garden III dan IV (displaced)
- non operatif :
Traksi dilanjutkan spica cast
Pinning perkutan dengan lokal anesthesi
Closed reduction dan spica cast dalam abduksi
- Operatif
Dilakukan operasi urgent namun penderita statusnya seoptimal
mungkin
Pada orang muda OMPG (osteomuscular pedicle graft)
Pada orang tua hemiarthoplasty dengan Austin Moore
prosthesis (AMP) atau bipolar prosthesis

d. Komplikasi
Trombo embolic disease : sebagai penyebab utama kematian post operatif.
Insiden venous thrombosin adalah 40% mungkin memerlukan terapi
pencegahan dengan heparin, dettuan, aspikin atau anti koagulan yang lain.
Infeksi :
1. Infeksi dapat lebih kuat dengan adanya deep sepsis, terapi iantibiotika
peroperatif selama signifikan menurunkan insidens
2. Non inion
- Sekarang terjadi hanya kurang dari 5%
- Jika camut femur viabel, maka :
* Bila colum femur adekuat osteotomi + bone graft
(distons osteotomy)
* bila colum femur tak adekuat brachett atau colona
procedure
3. jika caput femur non fariabel arthropasty

Aseptic secrosis insiden sangat bervariasi :


- Menurut Massie, bila operasi dilakukan dalam 12 jam trauma, inseden
adalah 25%. Bila ditunda 13 24 jam insiden naik menjadi 30%. Antara
24-48 jam insiden 40%, dan menjadi 100% setelah 1 minggu. Terapi
alternatif antara lain simptomatis, osteotomi, bone graffting, endo
prosthesis dan total hip arthroplasty.

6. Fraktur Intertrochanter
a. Definisi :
Adalah fraktur yang terjadi dalam sepanjang garis antara trochanter major dan
minor

b. Klasifikasi :
Menurut Boys dan Grivin (berdasarkan mudahnya dalam memperoleh dan
mempertahankan reduksi)
Tipe I : fraktur disepanjang garis intertrochanter non displaced
Tipe 2 : fraktur komunitif dengan multiple fraktur pada korteks
Tipe 3 : pada dasarnya fraktur subtrochanter, dengan paling sedikit satu fraktur
lewat diproximal dan distal/di trochanter minor.
Tipe 4 : fraktur trochanter dan shaft proximal dengan paling sedikit dua bidang

c. Standar diagnosis
Pemeriksaan klinis :
- shortening
- deformitas eksternal rotasi
- nyeri
radiologis
- AP view dalam internal rotasi
- Lateral view

d. Terapi
Non operatif :
- dianjurkan bila tidak dapat distabillisasi dengan adekuat dengan open
reduktion
- cara yang sering dipakai adalah skeletal traksi, untuk mempertahankan
aligment dan menghindari verus, shortening dan eksternal rotasi. Setelah
6-8 minggu, pasang hemispica dan lepas hemispica setelah 10-12 minggu
kemudian partial weight bearing.
Operatif :
Adalah merupakan terapi pilihan untuk tercapainya stabilisasi ditentukan dini
Stabilisasi ditentukan oleh :
1. Kualitas tulang
2. Geometri fragmen
3. Reduksi
4. Design implant
5. penempatan implant
Macam-macam pilihan operasi antara lain:
Non displaced
- nail plate (dynamic hip screws), jewett
- Intramedullary nail (ender nail, zickel)
Displaced
- Nail plate, setelah direduksi
- Osteoto,y (Dimon & Hunghston, Sarmiento velgus osteotomy)
- Hemiarthroplasty pada orang tua, penderita debil

e. Komplikasi :
- Mortalitas : angka mortalitas 10% di rumah sakit menurut Sherk,
mortalitas adalah 52% pada penderita non operasi
- Infeksi : insiden infeksi luka post operasi 1,7-16,9%

c. Standard diagnosis
Pemeriksaan klinis :
- Shortening
- Deformitas eksternal rotasi
- Nyeri
Radiologis
- AP view dalam internal rotasi
- Lateral view

d. Terapi :
Non operatif :
- Dilakukan pada fraktur yang sangat komunitif, dimana internal fiksasi
stabil tak dapat dicapai
- Traksi dan hemispica atau cast brace
- Sering berakibat deformitas varus dan rtasi
Operatif
- Pilihan tercapai asalkan dapat dicapai osteosintesis yang stabil
- Macam implant :
* Fixed angle nail plate (Jawett type)
* Angle blade plate (ABP)
* DHS
* Intramedullary nail

e. Komplikasi
- yang sering adalah :
* Non union
* Mal union
* Kegagalan implant

Kepustakaan
1. Grenshaw, AH. : Campbells Operative Orthopaedics, Vol. 3, 7th ed.,
Toronto, 1987, p. 1670-1771
2. Rockwood, CA. : Fractures in Children, Vol. 3 2nd ed. P. 318-356,
Philadelphia, 1984

Anda mungkin juga menyukai