Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PELATIHAN PLYOMETRIK LONCAT BANGKU

TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI MAHASISWA JURUSAN


PENJASKESREK FOK UNDIKSHA

Made Danu Budhiarta


Jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan kualitas daya ledak otot tungkai dan (2)
mengetahui pengaruh pelatihan plyometrik loncat bangku terhadap daya ledak otot tungkai
mahasiswa Jurusan Penjaskesrek FOK Universitas Pendidikan Ganesha. Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksperimen. Data daya ledak diperoleh dengan mengkonversi skor tinggi
raihan dari hasil tes vertical jump dengan berat badan berdasarkan skala nomogram dari
Lewis. Selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis kovarians dengan program SPSS 10,0.
Temuan penelitian ini adalah kualitas daya ledak otot tungkai mahasiswa berada dalam kategori
kurang. Dari nilai rata-rata, pelatihan plyometrik dapat meningkatkan skor daya ledak otot
tungkai yang diperoleh mahasiswa sebesar 3,25 dari kategori sangat kurang menjadi kuirang.
Namun, dari pengujian hipotesis pada taraf signifikansi a = 0,05 pengaruh pelatihan plyometric
loncat bangku ini tidak signifikan (Sig = 0,131 > a = 0,05) terhadap peningkatan daya ledak
otot tungkai mahasiswa Jurusan Penjaskesrek FOK Universitas Pendidikan Ganesha.

Kata kunci: pengaruh, plyometrik, daya ledak Untuk mencapai suatu prestasi,
komponen-komponen di atas perlu
PENDAHULUAN
dikembangkan dan ditingkatkan melalui
Pada umumnya, seorang atlet yang telah suatu latihan yang teratur, terprogram dan
mencapai prestasi tinggi maka kondisi fisiknya berkelanjutan. Sebagaimana dinyatakan oleh
telah dalam kondisi prima. Kondisi fisik yang Thorndike (dalam Abdullah Arma dan
prima berarti telah memiliki komponen kebugaran Manadji, 1994:162) bahwa: "pelatihan yang
jasmani yang baik. Menurut Sajoto (1995), dilakukan berulang-ulang mengakibatkan
komponen kesegaran jasmani merupakan berkembangnya keterampilan yang lebih
komponen kondisi fisik, seperti: kekuatan, daya baik". Khusus untuk pelatihan daya4edak
tahan, daya ledak otot, kecepatan, kelentukan, yang digunakan pada semua cabang
keseimbangan, koordinasi, kelincahan, ketepatan olahraga, penggunaan beban selama
dan reaksi. Sedangkan menurut Pyke (1980: 31) pelatihan juga menjadi salah satu
komponen dasar keterampilan untuk olahraga dan pertimbangan pelatih. Nosek (1982:15)
bermain termasuk kekuatan otot, daya tahan otot, menyatakan bahwa beban pelatihan untuk
power otot, daya tahan aerobik, keseimbangan, meningkatkan daya ledak, kekuatan dan daya
kelentukan, kelincahan, koordinasi mata, tahan otot tidak harus selalu berupa beban
koordinasi tangan, dan koordinasi tubuh secara luar yang menggunakan peralatan seperti
umum. barbel, rompi, katrol, dan lai"?ya, tetapi
dapat pula berupa berat badan sendiri,
terutama bila yang dilatih atlet pemula.
Pelatihan daya ledak umumnya block), bola basket (pada saat jump ball),
difokuskan pada daya ledak otot tungkai, sepak bola, loncat tinggi, lompat indah dan
karena otot tungkai merupakan pusat senam, gerakan daya ledaknya lebih banyak
gerakan. Daya ledak hasil gerakannya dapat pada gerakan lompat ke atas atau vertikal.
dilihat berbentuk vertikal, horisontal, dan Pada olahraga lari, renang, balap sepeda dan
melengkung. Pada cabang-cabang olahraga dayung, hasil daya ledaknya horisontal. Pada
bola voli (pada saat melakukan smash, olahraga ini, sulit untuk melihat kapan saat

~1~
Jurnal Health & Sport, Vol. 1, No. 1, Juli 2010

melakukan daya ledak, karena gerakan kaki tungkai peneliti memberikan pelatihan
atau tangan berputar secara monoton. Plyometrik loncat bangku kepada kelompok
Sedangkan pada olahraga lompat jauh, tolak eksperimen. Namun seberapa besar pengaruh
peluru, lempar lembing dan lempar cakram, pelatihan Plyometrik terhadap peningkatan
daya ledak menghasilkan gerakan daya ledak otot tungkai belum terungkap
menyerupai garis lengkung. secara empirik.
Kemampuan daya ledak yang baik Berdasarkan uraian di atas maka
sangat menentukan seseorang untuk masalah penelitian ini dapat dirumuskan
mencapai prestasi optimal, terutama daya sebagai berikut: (1) Bagaimanakah kualitas
ledak otot tungkai, karena otot-otot tungkai daya ledak otot tungkai mahasiswa Jurusan
merupakan pusat gerak yang utama bagi Penjaskesrek FOK Universitas Pendidikan
tubuh secara keseluruhan. Jika daya ledak Ganesha? (2) Apakah pelatihan plyometrik
otot tungkai lemah tidak memungkinkan loncat bangku berpengaruh terhadap daya
seseorang dapat mencapai prestasi optimal. ledak otot tungkai mahasiswa Jurusan
Hasil observasi peneliti di lapangan Penjaskesrek FOK Universitas Pendidikan
selama melakukan pembinaan prestasi pada Ganesha?
cabang olahraga bola voli, atletik dan tenis Sejalan dengan rumusan masalah di
lapangan, hampir semua mahasiswa Jurusan atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi mendeskripsikan (1) kualitas daya ledak otot
FOK Undiksha, masih memiliki daya ledak tungkai mahasiswa dan (2) pengaruh
otot tungkai yang sangat kurang. Di sisi lain, pelatihan plyometrik loncat bangku terhadap
mereka adalah calon guru pendidikan jasmani daya ledak otot tungkai mahasiswa Jurusan
yang nantinya akan memberikan contoh Penj askesrek FOK Universitas Pendidikan
gerakan kepada siswanya. Bila kondisi daya Ganesha.
ledak otot tungkai kurang, tidak mungkin Penelitian dilandasi oleh suatu teori di
dapat memberikan contoh gerakan yang baik mana daya ledak (explosive power)
dan benar, apalagi untuk menjadi pemain merupakan unsur penting bagi seseorang agar
yang baik dan berprestasi pada suatu cabang dapat memiliki kemampuan fisik yang prima,
olahraga. Hal ini merupakan masalah yang sebab daya ledak sangat dibutuhkan untuk
perlu diupayakan pemecahannya. kegiatan fisik sehari-hari yang memerlukan
Untuk meningkatkan daya ledak otot tenaga explosive seperti lompat, loncat, lari
tungkai dapat diberikan bermacam-macam cepat, memukul, menendang, mengangkat,
pelatihan fisik, antara lain: lompat tali, squat melempar, dan lain-lain.
jump, lompat kotak, lompat jauh tanpa Daya ledak banyak dibutuhkan dalam
awalan, loncat bangku, loncat melewati cabang-cabang olahraga yang predominan
bangku, lompat dari kotak ke kotak yang kontraksi otot cepat dan kuat, kedua unsur ini
lebih rendah, dan lain-lain. Dalam penelitian saling mempengaruhi. Otot yang kuat
ini, untuk meningkatkan daya ledak otot mempunyai daya ledak besar, begitu juga

~2~
Pengaruh Pelatihan Plyometrik Loncat Bangku Terhadap Daya
Ledak ...(Made Danu Budhiarta)

sebaliknya otot yang memiliki daya ledak Prinsip pelatihan plyometrik diawali
yang besar hampir dapat dipastikan dengan pemanasan untuk meregangkan otot
mempunyai kekuatan yang besar pula (Pyke, rangka, ligamen dan kalestenik agar tidak
1980:39). terjadi cedera, kemudian dilanjutkan dengan
Untuk mendapatkan daya ledak yang b aMvitasr^latihanyangdiprogimrilian.
aik diperlukan adanya pelatihan. Pelatihan Setelah** itu pelatihan ditutup dengan gerakan
merupakan sarana untuk meningkatkan pendinginan. Dari berbagai bentuk pelatihan
kondisi fisik, baik itu hanya untuk menjaga, plyometrik yang dikembangkan, dalam
meningkatkan kesegaran jasmani maupun penelitian ini dipilih pelatihan Plyometrik
untuk meningkatkan, mengembangkan Loncat Bangku.
kondisi fisik secara umum dalam rangka
mencapai prestasi salah satu cabang olahraga. METODE PENELITIAN
Pelatihan tersebut harus dilakukan secara Jenis penelitian ini adalah penelitian
teratur, terprogram, dankontinyu. Pelatihan eksperimen semu dengan rancangan Pre
adalah proses kerja yang dilakukan secara Test-Post Test Non Equivalent Control
sistematis dan berkesinambungan, dimana Group Design yaitu suatu rancangan
beban dan intensitas latihan makin hari makin penelitian dengan menggunakan pre test dan
ditambah, sehingga pada akhirnya post test yang diberikan pada kelas-kelas
memberikan rangsangan secara menyeluruh tidak sepadan.
terhadap tubuh dan bertujuan untuk Subjek penelitian adalah
meningkatkan kemampuan fisik serta mental mahasiswa putra semester 1 Jurusan
secara bersama-sama (Mulyono, 1987:2). Penjaskesrek FOK Undiksha tahun akademik
Pelatihan daya ledak yang sekarang ini 2006/2007 yang terdistribusi ke dalam 4 kelas.
dikembangkan adalah metode pelatihan Keempat kelas itu diundi untuk mendapatkan 1
plyometrik. Chu (1982: 3) menyatakan bahwa kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol dengan
pelatihan plyometrik adalah pelatihan yang jumlah tiap kelas adalah 40 orang.
memungkinkan otot untuk mencapai Data yang dikumpulkan adalah
kekuatan maksimal dalam waktu yang data daya ledak otot tungkai. Data ini
sesingkat mungkin. Metode pelatihan dikumpulkan dengan menggunakan tes
plyometrik ini sangat efektif untuk vertical jump. Selain itu, disusun juga
meningkatkan daya ledak. instrumen berupa program pelatihan
Menurut Redcliffe dan Farentinos Plyometrik berdasarkan pedoman pelatihan
(1985: 83), bahwa: pelatihan plyometrik plyometrik.
yang dapat meningkatkan daya ledak anggota Analisis terhadap kualitas daya ledak
gerak bagian bawah diantaranya dapat otot tungkai mahasiswa dilakukan dengan
dilakukan dengan teknik latihan lompat mengkonversi nilai rata-rata daya ledak*otot
melambung, berjingkat-jingkat, lompat- tungkai ke pedoman konversi yang telah
lompat, lompat berjingkat ke depan, ditetapkan. Untuk mengetahui pengaruh
melompat-meloncat, dan memantul. pelatihan plyometrik terhadap daya ledak otot
Sedangkan dalam pelatihan plyometrik untuk tungkai, dilakukan analisis kovarians.
meningkatkan daya ledak otot tungkai yang Sedangkan untuk memudahkan, perhitungan
dilatih adalah: musculus Gastrucnemius, dilakukan dengan bantuan komputer
Peroneus Longus, Soleus dan Peroneus menggunakan program SPSS (Statistical
Brevis. Package/Program for Social Sciences) versi
10,0.
HASIL DAN PEMBAHASAN ini terlihat dari nilai rata-rata daya ledak otot
Dari perhitungan terhadap nilai rata- tungkai mahasiswa sebelum perlakuan adalah
rata dan standar deviasi daya ledak otot 89,9 tergolong sangat kurang dan setelah
tungkai menunjukkan adanya peningkatan perlakuan rata-ratanya menjadi 93,15
yang kecil dengan kualitas masih kurang. Hal
tergolong kurang, dan selisih nilai rata-rata Beberapa kendala yang diperkirakan menjadi
sebesar 3,25. penyebabnya adalah:
Rendahnya kualitas daya ledak otot 1; . Kurang terkontrolnya variable
tungkai mahasiswa perlu ditindaklanjuti, penelitian aari kelompok kontrol dan
karena, bila daya ledak otot tungkai seseorang kelompok eksperimen. Karena
baik, maka ia akan memiliki kekuatan, penelitian ini sifatnya kuasi
kecepatan, dan koordinasi gerak yang baik. eksperimen tentunya tidak dapat
Adanya peningkatan perolehan hasil pelatihan dihindarkan kelompok kontrol
mahasiswa yang relatif kecil setelah diberikan maupun eksperimen mendapat
pelatihan, bukan berarti pelatihan piyometrik perkuliahan/pelatihan olahraga
tidak dapat digunakan untuk melatih daya lainnya yang bisa memberi dampak
ledak otot tungkai mahasiswa. Agar pada peningkatan daya ledak otot
peningkatan pelatihan berarti maka pelatihan tungkai mahasiswa. Seharusnya
hendaknya dilakukan secara berkelanjutan variabel kedua kelompok benar-benar
yang ditunjang adanya program pelatihan yang supaya terkendali.
tepat untuk mengatasi hambatan-hambatan 2; . Waktu pelaksanaan pelatihan yang di
yang cenderung muncul pada saat pelatihan. sela dengan libur hari raya,
Sebagaimana dinyatakan oleh Soekarman menyebabkan beberapa subyek
(1989:11), bahwa untuk mengatasi hambatan penelitian tidak hadir dalam program
dalam pelatihan perlu disusun strategi dan pelatihan, sehingga mereka tidak
rencana pelatihan yang baik. Pelatihan mengikuti pelatihan secara kontinu
dilakukan seminggu 3 (tiga) kali selama 2 selama 2 bulan.
(dua) bulan, akan memberikan efek yang 3; . Adanya kesalahan dalam teknik
cukup berarti, dapat mengembangkan daya pengambilan data yang tidak
tahan, daya ledak otot tungkai dan kelentukan disengaja, seperti kesalahan paralaks
bagi pemula Bompa (1994:77). dalam pembacaan skala pada
Hasil analisis lebih lanjut terhadap timbangan, pada tinggi raihan di
perbedaan rata-rata peningkatan nilai daya dinding, dan saat mengkonversi berat
ledak otot tungkai mahasiswa dari kedua dengan tinggi raihan pada skala
kelompok menunjukkan bahwa peningkatan nomogram. Hal ini dapat dikondisikan
yang terjadi tidak signifikan. Di mana pada dengan membuat tempat tes
taraf signifikansi 5 %, diperoleh nilai Sig = piyometrik yang permanen dan skala
0,131 > a = 0,05. Ini berarti mahasiswa yang yang dibaca harus tegak lurus
diberikan pelatihan piyometrik memiliki nilai dengarvmata.
rata-rata daya ledak otot tungkai yang tidak 4; . Adanya kesalahan pengukuran
berbeda secara nyata dengan nilai rata-rata sebagai akibat kaliberasi alat yang
daya ledak otot tungkai mahasiswa yang tidak kurang tepat.
diberi pelatihan dengan metode piyometrik.
Tidak adanya perbedaan yang signifikan pada PENUTUP
peningkatan daya ledak otot tungkai Dari pembahasan hasil penelitian di
mahasiswa mungkin disebabkan terjadinya atas dapat disimpulkan bahwa:
beberapa kendala dalam pelaksanaan Pertama, kualitas daya ledak otot
penelitian yang tidak disadari oleh peneliti. tungkai mahasiswa Jurusan Penjaskesrek FOK
Universitas Pendidikan Ganesha yang
Pengaruh Pelatihan Plyometrik Loncat Bangku Terhadap Daya
Ledak ...(Made Danu Budhiarta;

diberi pelatihan plyometrik loncat bangku irama loncatan tidak dipengaruhi oleh
tergolong masih kurang. temannya
Kedua, dari perolehan nilai rata-rata, DAFTAR PUSTAKA
pelatihan plyometric loncat bangku dapat
meningkatkan daya ledak otot tungkai Abdullah, A A. Manadji. 1994. Dasar-dasW
bawah, namun secara statistik pada a = 0,05 Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dirjen
pelatihan plyometric loncat bangku tidak Dikti Depdikbud. Bompa, T.O. 1994.
berpengaruh secara signifikan terhadap Power Training for
peningkatan daya ledak otot tungkai Sport, Plyometric for Maximum
mahasiswa Jurusan Penjaskesrek FOK Power Development. Canada:
Universitas Pendidikan Ganesha Mosaic Press. Chu, DA. 1982.
Berdasarkan hambatan-hambatan Jumping Into Plyometric.
yang ditemukan saat penelitian berlangsung, Champain: Leisure Press. Mulyono.
maka dapat penulis sarankan agar: 1987. Pembinaan dan
1; . Dalam melatih dengan metode Peningkatan Kondisi Fisik. Solo:
Plyometrik FKIP UNS. Nossek, J. 1982.
loncat bangku untuk meningkatkan daya General Theory of
ledak otot tungkai mahasiswa, Training. Logos: Pan African Press.
hendaknya memperhatikan teknis Pyke,F.S. 1980. Toward Better Coaching.
pengukuran dengan cermat, seperti Canberra, Australia: Government
menghindari kesalahan paralaks dalam Publishing Service. Radcliffe, J.C,
pembacaan skala dan membuat tempat and Farentinos, R.C. 1985.
pengukuran raihan yang tetap. Plyometrics. Illinois : Human
2; . Jika penelitian dilakukan secara Kinetics Publisher Inc. Sajoto, M.
eksperimen lapangan, maka harus 1995. Peningkatan dan
mampu mengontrol variabel-variabel Pembinaan Kondisi Fisik dalam
kelompok kontrol. Olahraga. Jakarta: Depdikbud.
3; . Dalam melatih plyometrik loncat Soekarman, R. 1987. Dasar-dasar
bangku, Olahraga Untuk Pembina, Pelatih,
usahakan satu bangku Swedia untuk 2 dan Atlet. Jakarta: Indayu Press.
orang saja, saling membelakangi agar

Anda mungkin juga menyukai