Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH PEMBERIAN JUS SEMANGKA (CILITRUS VULGARIS

SCHRAD) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH


PADA PENDERITA HIPERTENSI
(Di Desa Sekaran RT 04/RW 05 Kecamatan Loceret
Kabupaten Nganjuk)

PROPOSAL

Oleh

GALUH PRAVITASARI

NIM : 13110322

PROGRAM STUDI NERS

STIKES SATRIA BHAKTI

NGANJUK

2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi dijuluki sebagai pembunuh diam-diam atau killer.

Hipertensi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja (indrayani,

2009 ). Seperti halnya yang terjadi pada saat ini. Hipertensi kini menjadi

masalah global karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan

perubahan gaya hidup (Wijoyo, 2011).


Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas

90mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi merupakan

penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Disebut sebagai

pembunuh diam-diam karena orang dengan hipertensi sering tidak

menampakkan gejala. (Smeltzer dan Bare, 2002).

Sebagian basar penderita hipertensi memerlukan pengobatan

seumur hidup dengan berbagai obat-obatan penurun tekanan darah

(Tara, 2006). Selain pengobatan secara farmakologi, pengobatan hipertensi

dapat dilakukan secara non farmakologi diantaranya dapat berupa

pengobatan dengan menggunakan hasil tanaman. Karena itu, salah satu

cara untuk menurunkan tekanan darah adalah banyak mengkonsumsi

2
makanan yang berkalium tinggi. Sumber kalium yang baik antara lain buah-

buahan dan sayuran yang dikonsumsi secara alami. (Nurchasanah, 2010).

Pengobatan secara non farmakologi mempunyai efek samping

yang sangat kecil yang dapat mengontrol hipertensi. Obat-obat

antihipertensi mempunyai efek samping yang dapat menyebabkan

hilangnya kalium melalui urin, dapat menimbulkan gejala bronkospasme

(penyempitan saluran nafas) , dan dapat menutupi gejala hipoglikemia

( kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah

yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya, bahkan dapat

menyebabkan kematian), (Wahdah, 2011 ). Obat hanya dapat membuat

tekanan darah kembali normal, namun tidak dapat memberikan

jaminan serangan hipertensi tidak akan kambuh lagi (Rusdi, 2009).

Hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan dunia.

WHO memperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi akan terjadi

pada tahun 2025 terutama di negara berkembang dari sejumlah 639 juta

kasus di tahun 2000 menjadi 1,15 milyar di tahun 2025 (WHO. 2014).

Angka prevalensi hipertensi di indonesia pada tahun 2009 sebesar 29,6%

dan meningkat menjadi 34,1% pada tahun 2010. Jumlah ini diperkirakan

meningkat menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini

berdasarkan pada angka penderita hipertensi pada usia lanjut dan

pertambahan penduduk saat ini (Muhamad, 2012).

3
Hipertensi juga menjadi masalah kesehatan di Indonesia.

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2012. Prevelensi

hipertensi di indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur >18

tahun sebesar 25,8% (Kemenkes RI, 2013). Indonesia termasuk dalam lima

besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Pada tahun

2014, jumlah penduduk lanjut usia di indonesia sebanyak 18,781 juta jiwa

dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa

(Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan data yang diperoleh di kabupaten

Nganjuk dalam 3 bulan terakhir yaitu bulan Januari hingga Maret tahun

2015. Penyakit hipertensi menempati urutan kedua dari pola penyakit

lansia dengan persentase pada bulan Januari sebesar 43%,. Febuari sebesar

39%, Maret sebesar 49%, Juni sebesar 52%, dari total lansia. Dari hasil

studi pendahuluan yang dilakukan penelitian pada tanggal 01 Mei 2016

mengetahui jumlah lansia yang menderita hipertensi 43 lansia dari 78 total

lansia 86%.

Buah semangka rendah kalori dan mengandung air sebanyak

93,4%, protein 0,5%, karbohidrat 5,3%, lemak 0,1%, serat 0,2%, abu

0,5%, dan vitamin (A, B, dan C). Selain itu semangka juga mengandung

asam amino sitrullin, asam amino asetat, asam malat, asam fosfat, arginin,

betain, likopen, karoten, bromin, natrium, kalium, silvit, lisin, fruktosa,

dekstrosa, dan sukrosa. Kandungan kaliumnya cukup tinggi yang dapat

membantu kerja jantung dan menormalkan tekanan darah. (Septiatin, 2009).

Diberikan jus semangka selama 14 hari berturut-turut akan

4
mengkonsumsi 1 gelas jus semangka yaitu sebanyak 200 gram. Setelah

14 kali pemberian jus semangka selama 14 hari maka hari ke-15

dilakukan pemeriksaan tekanan darah kembali. Selain itu buah semangka

digunakan sebagai terapi tambahan untuk menurunkan tekanan darah. Untuk

terapi biasanya buah semangka dikonsumsi secara langsung ataupun dalam

bentuk jus. Penelitian efek jus semangka merah terhadap tekanan darah

terhadap pria dewasa, sudah dilakukan oleh Lestari (2005) dan irma (2008).

Hasil penelitian menunjukkan jus semangka merah menurunkan tekanan

darah.

B. Rumusan Masalah

Di lihat dari masalah dan data-data di atas maka perumusan masalahnya

dapat dijelaskan sebagai berikut : "Apakah ada pengaruh pemberian jus

semangka (Cilitrus Vulgaris Schrad ) terhadap penurunan tekanan darah

pada penderita hipertensi Di Desa Sekaran RT 04/RW 05 Kecamatan

Loceret Kabupaten Nganjuk ?".

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui pengaruh pemberian jus semangka (Cilitrus

Vulgaris Schrad ) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi. Di Desa Sekaran RT 04/RW 05 Kecamatan Loceret

Kabupaten Nganjuk.

2. Tujuan Khusus

5
b. Mengidentifikasi tekanan darah pada penderita hipertensi pada

kelompok kontrol pre-test dan post-test sebelum dilakukan pemberian

jus semangka (CILITRUS VULGARIS SCHRAD) Di Desa Sekaran

RT 04/RW 05 Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.


c. Mengidentifikasi penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi

pada kelompok perlakuan sesudah dilakukan pemberian jus semangka

(CILITRUS VULGARIS SCHRAD) Di Desa Sekaran RT 04/RW 05

Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.


d. Menganalisis pengaruh pemberian jus semangka (CILITRUS

VULGARIS SCHRAD) terhadap penurunan tekanan darah pada

kelompok kontrol dan perlakuan Di Desa Sekaran RT 04/RW 05

Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti

6
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang terapi jus
semangka terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi.
2. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat tentang manfaat dari terapi jus
semangka terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan tentang manfaat dari terapi jus
semangka terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
4. Bagi Institusi Kesehatan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi
perawat tentang manfaat jus semangka terhadap penurunan tekanan darah
pada pendederita hipertensi, serta sebagai bahan masukan bagi institusi
kesehatan dalam memamfaatkan tanaman sebagai pengobatan alternatif

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

7
A. Konsep Dasar
1. Definisi Semangka
Semangka (citrullus vulgaris L ) atau dalam bahasa inggris

disebut watermelon kerabat dekat dengan buah melon (cucumis meloL.)

termasuk dalam keluarga labu-labuan (cucurbitaceae). Seperti halnya

keluarga labu-labuan, tanaman ini berasal dari Afrika Tropik ( Wihardjo,

1993 ).
Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh

merambat. Semangka berasal dari daerah kering tropis dan subtropis

Afrika, kemudian berkembang pesat ke berbagainegara-negara seperti

Afrika Selatan, Cina, Jepang dan Indonesia (Damayanti, 2009).


Lamanya umur tanaman semangka tumbuh sampai buah masak,

pada kondisi lahan dan cuaca normal adalah 70-100 hari, sejak bibit

ditanam (Wihardjo, 1993).


Sebagaimana anggota suku ketimun-ketimunan lainnya, habitus

tanaman semangka merambat namun ia tidak dapat membentuk akar

adventif dan tidak dapat memanjat. Jangkauan rambatan dapat mencapai

belasan meter. Daunnya berlekuk di tepinya. Bunganya sempurna,

berwarna kuning, kecil (diameter 3 cm). Semangka adalah

andromonoeclous monoklin, yaitu memiliki dua jenis bunga pada satu

tumbuhan: bunga jantan, yang hanya memiliki benang sari (stamen), dan

bunga banci/hermafrodit, yang memiliki benang sari dan putik (pistillum).

Bunga banci dapat dikenali dari adanya bakal buah (ovarium) di bagian

pangkal bunga berupa pembesaran berbentuk oval (Anonimous, 2012).


Semangka banyak mengandung air. Kandungan lainnya adalah

protein, karbonhidrat, lemak, serat, abu dan vitamin (A,B dan C ) juga

8
mengandung asam amini, sirulin, asam aminoasetat, asam malat, asam

fosfat, arginine, betain, likopen, karoten, bromine, natrium,kalium, silvit,

fruktosa, dekstrosa dan sukrosa. Warna merah pada semangka menandakan

tingginya kadar likopen, salah satu komponen kareotenoid seperti halnya

betakaroten (Anonim, 2012).


Likopen termasuk salah satu kelompok senyawa karotenoid.

Oleh karena itu karotenoid termasuk terpenoid, maka likopen juga

termasuk terpenoid. Likopen ditemukan pada buah-buahan, yakni pemberi

warna merah pada buah. Buah semangka termasuk buah yang mengandung

likopen cukup tinggi. Buah lain yang juga mengandung likopen adalah

buah tomat, pepaya dan jambu biji 9 Mappiratu, 2013).


2. Kandungan kimia buah semangka
Daging semangka rendah kalori dan mengandung banyak air

sebanyak 93,4%, protein 0,5%, karbohidrat 5,3%, lemak 0,1%, serat 0,2%,

abu 0,5%, dan vitamin 9A,B dan C ). Selain itu, juga mengandung asam

amino sitrullin (C6 H12 N3 O3), asam aminoasetat, asam malat, asam

fosfat, arginin, betain, likopen (C40 H56), karoten, bromin dan sukrosa.

Sitrulin dan arginin berperan dalam pembentukan urea di hati dari amonia

dan CO2 sehingga keluarnya urun meningkat. Kandungan kaliumnya

cukup tinggi dan dapat membantu kerja jantung dan menormalkan tekanan

darah. Likopen merupakan antioksidan yang ungul dari vitamin C dan E.

Biji kaya zat gizi dengan kandungan minyak berwarna kuning 20-45%,

protein 30-40%, sitrulin, vitamin B12, dan enzim urease. Senyawa aktif

kukurbositrin pada biji semangka dapat memacu kerja ginjal dan menjaga

tekanan darah agar tetap normal.

9
3. Jenis-jenis buah semangka
1. Semangka lokal
a. Semangka sengkaling
Berasal dari daerah sengkaling, malanng, jawa timur. Berbentuk oval

dan memiliki garis tipis memanjang berwarna hijau tua. Daging buah

semangka ini berwarna merah cerah, rasanya manis, dan berbiji

banyak. Sengkaling merupakan semangka open polineted (semangka

yang tidak berubah kualitasnya bila bijinya ditanam kembali).


b. Semangka bojonegoro
Berasal dari bojonegoro, jawa timur. Kulit buah berwarna hijau tua

dan bergaris, berdaging merah jingga, rasanya kurang manis. Biji

semangka ini banyak, berkulit tipis, dan berdaging tebal, sehingga

banyak digunakan untuk pembuatan kuaci.


2. Semangka hibrida
a. Sweet beauty
Salah satu semangka unggulan know you seed. Beratnya 3-4 kg.

Kulitnya berwarna hijau muda, dengan belang hijau tua yang

memanjang dari pangkal hingga ujung buah. Kulit buah

semangka ini tebal, sehingga tahan dalam pengangkutan dan

penyimpanan. Daging buah berwarna merah, dengan kandungan

gula 12-14%. Semangka sweet beauty dipanen pada umur 80-85

hari sejak ditanam di lahan.


b. Golden crown
Diproduksi oleh know seed. Berbentuk bulat memanjang,

kulitnya berwarna kuning cerah dan dagingnya buah berwarna

merah, dengan kandungan gula sekitar 12%, danb berbiji kecil.


c. New dragon
Semangka new dragon berasal dari taiwan. Semangka dengan

bentuk bulat memanjang ini memiliki ukuran yang besar.

10
Beratnya bisa mencapai 9 kg. Kulit buah tebal dan tahan

kerusakan. Daging buahnya renyah, berair banyak dan rasanya

sangat manis. Varietas ini mudah beradaptasi dengan berbagai

jenis tanah dan tahan berharap serangan CMV (cucumber mosaic

virus).

3. Manfaat buah semangka

B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka

sistolik ( bagian atas ) dan angka diastolik ( bagian bawah ) pada

pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik

yang berupa cuff air raksa (Sphygmomanometer) ataupun alat digital

lainya (Wahdah,2011).
Hipertensi dapat didenfinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya

diatas 90 mmHg.
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan

tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau

tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg.


Tekanan darah tinggi atau kata lain hipertensi pada umumnya

didefinisikan sebagai tingkat yang melebihi 140/90 mmHg yang

dikonfirmasikan pada berbagai kesempatan

11
Menurut WHO (World Health Organization), batas normal

tekanan darah adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik

(VitaHealth,2004).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit mematikan didunia.

Namun hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya,

melainkan dapat memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas

berat alias mematikan.


Laporan komite nasional pencegahan, deteksi, evaluasi, dan

penanganan hipertensi menyatakan bahwa tekanan darah yang tinggi dapat

meningkatkan resiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal

ginjal.
2. Klasifikasi Hipertensi
1) Bedasarkan etiologinya, hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Hipertensi primer (hipertensi esensial)
Hipertensi primer adalah suatu kondisi dimana

terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya

hidup seseorang dan faktor lingkungan (Wahdah, 2011).


Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak jelas

etiologinya. Kelainan hemodinamik utama pada hipertensi ini

adalah peningkatan resisteni perifer.


Prevalensi hipertensi primer merupakan mayoritas dan

jumlahnya lebih dari 90%. Penyebabnya dari bawaan, lingkungan

(jumlah keluarga, pekerjaan, makanan), garam, dan sensitivitas

(Sriana Azis,2009).

b) Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah suatu kondisi dimana

terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat

12
seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal

jantung, gagal ginjal, atau kerusakan system hormon tubuh

(Wahdah, 2011).
Hipertensi sekunder antara 5-8 % dari seluruh

penderita hipertensi (Azis,2009).


Seperti yang sudah disebutkan bahwa prevalensi

hipertensi sekunder antara 5-8% dari seluruh penderita hipertensi.

Ini berarti bahwa hipeertensi pada individu-individu disebabkan

oleh suatu kelainan spesifik dari suatu organ tertentu atau

pembuluh darah, seperti ginjal, kelenjar adrenal, atau arteri aorta

(Muhammadun,2010).
3. Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi
Hipertensi esensial merupakan penyakit multifaktor yang dapat di

pengaruhi oleh beberapa hal berikut :


1) Usia
Kerentanan terhadap ateroskelerosis koroner meningkat dengan

bertambahnya usia. Namun, meskipun penyempitan lumen terjadi

progresif dan kemampuan respon vaskular manifestasi klinis belum

tampak sampai proses aterogenik tahap lanjut. Fase preklinis ini

berlangsung sekitar 20-40 tahun, sehingga penyakit yang serius

jarang terjadi sebelum usia 40 tahun (Price, 2005).


2) Jenis Kelamin
Prevelensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan

wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler

sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause

dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam

meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar

13
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam

mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan

estrogen diangap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada

usia premenopause.
Pada premenopause wanita mulai kehilangan sendikit

demi sendikit hormon estrogen yang selama ini melindungi

pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana

hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur

wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita

umur 45-55 tahun. Hipertensi banyak terjadi pada pria bila terjadi

pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita

setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah

wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah

menopause (Price, 2005).

2) Klasifikasi tekanan darah bedasarkan sistolik dan diastolik

(Deviana, 2010), antara lain :


Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah bedasarkan sistolik dan

diastolik.

Kategori Tekanan darah Tekanan darah

sistolik diastolik
Normal <120 mmHg < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadiun 2 >160 mmHg > 100 mmHg

14
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang

mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat

sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia

55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun

drastis.

4. Penyebab Hipertensi
1) Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder (Muhammadun,

2011), antara lain :

a) Penyakit Ginjal
Satu penyebab penting dari hipertensi ginjal adalah

penyempitan (stenosis) arteri yang menyuplai darah ke ginjal-

ginjal (arteri ginjal/ renal artery).


(1) Stenosis arteri renalis
(2) Pielonefritis
(3) Glomerulonefritis
(4) Tumor-tumor ginjal
(5) Penyakit ginjal polikista ( biasanya diturunkan)
(6) Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
(7) Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
b) Kelainan hormonal
(1) Hiperaldosteronisme
(2) Sindroma cushing
(3) Feokromositima
c) Obat-obatan
(1) Kortikosteroid
(2) Pil KB
(3) Siklosporin
(4) Eritropoietin
(5) Kokain
(6) Penyalagunaan alkohol
(7) Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
d) Penyebab lainnya
(1) Kaortasio aorta
(2) Preeklamsi pada kehamilan
(3) Porfiria intermiten akut
(4) Keracunan timbal akut

15
2) Penyebab hipertensi primer (Wijoyo, 2011), antara lain :
a) Obesitas,
b) Aktivitas saraf simpatis yang berlebihan,
c) Makanan yang diawetkan,
d) Stres,
e) Makanan tinggi garam (termasuk mono-sodium glutamate),
f) Rokok, kopi, dan minuman ber alkohol,
g) Makanan yang bersifat panas, seperti daging kambing dan

durian,
h) Makanan yang mengandung lemak jenuh, kolesterol tinggi,
i) Kehidupan sedentary ( kurang bergerak)
e) Gejala Hipertensi
Gejala yang terjadi pada hipertensi ( Deviana, 2010),

antara lain dapat berupa :


1) Sakit kepala,
2) Kelelahan,
3) Mual dan muntah
4) Sesak nafas
5) Gelisah
6) Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya

kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal,


7) Mimisan (jarang dilaporkan)
f) Faktor-Faktor Yang Dapat Menimbulkan Hipertensi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya

hipertensi (Muhammadun, 2010), antara lain adalah :


1) Faktor resiko yang dapat dikontrol, yaitu :
a) Obesitas
Kegemukan atau berat badan lebih dari normal.
b) Olah raga
Sebenarnya olah raga dapat mempelancar peredaran

darah dan olah raga dapat pula membakar lemak.


c) Merokok
Merokok adalah menghisab gulungan tembakau yang

dibungkus dengan kertas ( Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 1990). Rokok mengandung ribuan zat kimia

yang berbahaya bagi tubuh, seperti tar, nikotin, dan gas

karbon monoksida.

16
d) Mengonsumsi garam berlebih
Garam merupakan faktor penting dalam pathogenesis

hipertensi. Garam menyebabkan penumpukan cairan

dalam tubuh, karena menarik cairan di luar sel agar

tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan

tekanan darah.
e) Penyalahgunaan alkohol dan pengunaan Pil KB
Penyalahgunaan alkohol dapat mengakibatkan rusaknya

beberapa jaringan saraf dalam tubuh dan perempuan

yang mengkonsumsi pil KB lebih potensial mengalami

hipertensi (Rusdi, 2009).


f) Stres/pekerjaan
Stres adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh

transaksi antara individu dengan lingkungan yang

menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang

berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem

biologis, psikolog, dan sosial dari seseorang.

2) Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol, yaitu :


a) Umur
Prevalensi hipertensi akan meningkat dengan

bertambahnya umur. Sebagai gambaran saja, berikut ini

dikutip dari salah satu hasil penelitian tentang

17
penyebaran menurut umur tersebut. Seperti terlihat

pada tabel berikut ini :


Tabel 2.2 Frekuensi Hipertensi Menurut Golongan

Umur

No Golongan Umur (tahun) Prevalensi (%)

.
1. 20-29 6,10
1. 30-39 6,70
2. 40-49 10,10
3. 50-59 10,20
4. Diatas 60 13,00
5. seluruh umur 8,60

Para pakar menduga perubahan hormon berperan besar dalam

terjadinya hipertensi dikalangan wanita usia lanjut. Namun sekarang,

penyakit hipertensi ini tidak memandang golongan umur.


b) Jenis kelamin
Hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995 menunjukkan

prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83

per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya lebih banyak pria

menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan. Wanita > pria

pada usia >50 tahun pria> wanita pada usia < 50 tahun.

c) Genetik
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga

penderita hipertensi (genetik) dengan resiko bagi orang yang

menderita penyakit ini.

5. Kebiasaan yang baik


Kebiasaan yang baik untuk penderita hipertensi maupun
orang yang tidak mengalami hipertensi (Wahdah, 2011), antara lain :
1) Penurunan berat badan,
2) Olah raga,

18
3) Mengurangi asupan garam,
4) Tidak merokok,
5) Hindari stres,

6. Cara Menangani Dan Mengobati Hipertensi


a) Diet
(1) Kandungan garam (Sodium/Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya
mengontrol diri dari dalam mengkonsumsi asin-asinan garam,
ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan diet
sodium/natrium ini ;
(a) Jangan meletakkan garam diatas meja makan.
(b) Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli
makanan.
(c) Batasi konsumsi daging dan keju.
(d) Hindari cemilan yang asin-asin.
(e) Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki
kandungan sodium.
(2) Kandungan Potasium/Kalium
Suplemen potasium 2-4 gram perhari dapat
membantu penurunan tekanan darah, potasium umumnya
banyak didapati pada beberapa bua-buahan dan sayuran. Buah
dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di
konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain
semangka,aipukat, melon,buah pare, labu siam, bligo, labu
parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan
bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur
omega tiga sangat dikenal efektif dalam membantu penurunan
tekanan darah (hipertensi).

b) Mengatur pola hidup yang baik (life style)


(1) Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan
diajurkan untukk menurunkan berat badanya sampai batas
ideal. Penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara
berat badan dan tekanan darah. Bila seseorang mengalami
kelebihan berat badan, kemungkinannya mengalami hipertensi
meningkat lebih dari tiga kali lipat. Risiko itu akan terus

19
meningkat dengan bertambahnya berat badan. Menurunkan
berat badan merupakan strategi sangat efektif dalam mengatur
pola hidup untuk menormalkan tekanan darah. Bila kita
berhasil menurunkan berat badan 2,5 - 5 kg saja, tekanan darah
diastolik dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg. Penurunan berat
badan 10 kg dapat melipat duakan perbaikan ini.
(2) Hindari stres yang berlebih
(3) Berhenti merokok
(4) Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat.

3) Cara pengobatan hipertensi, antara lain :


Pengobatan hipertensi bersifat long term therapy. Hal
ini karena penyebab pasti belum diketahui sehingga pasien harus
rajin minum obat antihipertensi (Muhammadun, 2010). Perlu kita
ketahui bahwa pada dasarnya pengobatan hipertensi dibagi menjadi
dua bagian, yaitu :
a) Pengobatan farmakologis
Pengobatan farmakologis pada hipertensi adalah
pengobatan hipertensi yang bersifat jangka panjang, bahkan
ada kemungkinan pengobatan ini dilakukan sepanjang umur
(Rusdi, 2009).

Ada beberapa jenis obat yang dianjurkan dokter untuk


penderita hipertensi, antara lain :
(1) Diuretik.
Obat-obatan jenis diuretik berfungsi untuk
mengeluarkan cairan yang ada dalam tubuh dengan
melalui urine.
Berkurangnya volume cairan dapat
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih
ringan (Rusdi, 2009). Tetapi karena potassium
kemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka
pengontrolan konsumsi potassium harus dilakukan.
Contoh obatnya yaitu tablet Hydrochlorothiazide

20
(HCT) dan Lasix (Furosemide) (Muhammadun,
2010).
(2) Betabloker
Betabloker merupakan obat yang dipakai
dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui
proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar
pembuluh darah. Contoh obat dari golongan ini adalah
Tenorim dan Captropril (Muhammadun, 2010).
Tetapi, sebaiknya anda yang diketahui sedang
mengdap gangguan pernafasan, seperti asma bronkial
serta gangguan pernafasan lainnya tidak
menggunakan obat jenis ini (Rusdi, 2009).
(3) Calcium channel blokers
Golongan obat ini merupakan satu obat
yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi
melalui proses relaksasi pembuluh darah yang juga
melebar pembuluh darah. Contoh obat golongan ini
yaitu Amlopidipine dan Angiotensin converting
enzyme (ACE) (Muhammadun, 2010).

b) Pengobatan non-farmakologis
Pengobatan hipertensi yang bersifat non-farmakologis
pada dasarnya dilakukan hanya untuk mengontrol tekanan
darah dalam tubuh. Sehingga, seorang penderita hipertensi
yang menjalani pengobatan non-farmakologis paling tidak
dapat menunda atau tidak menggunakan sama sekali
pengobatan yang bersifat farmakologis (Rusdi, 2009).
Pengobatan non-farmakologis ini dapat
menggunakan (Wijoyo, 2011) :
(1) Bawang putih (Allium Sativum)
(2) Buah belimbing manis (Averhoa carambola)
(3) Buah mentimun (Cucumis salivus)
(4) Buah semangka (
(5) Mengkudu (Morinda citrifolia)
(6) Seledri (Apium gravcolens)
(7)

21
7. Komplikasi hipertensi
Menurut Rusdi, 2009 mengemukakan bahwa hipertensi dapat
menimbulkan komplikasi, antara lain :
1) Stroke
2) Penyakit ginjal
3) Kerusakan mata
4) Gagal jantung

Komplikasi dari hipertensi ini sering dirujuk sebagai


kerusakan akhir organ karena kerusakan pada organ-organ ini adalah
hasil akhir dari tekanan darah tinggi kronis. Oleh karena itu, diagnosa
tekanan darah tinggi sangat penting sehingga usaha-usaha dapat dibuat
untuk membuat tekanan darah menjadi normal dan mencegah terjadinya
komplikasi.

C. Kerangka konseptual

22
Dari uraian diatas dapat digambarkan secara singkat dalam
kerangka konseptual berikut :
Faktor risiko yang dapat Hipertensi
dikontrol :

1. Obesitas Hipertensi Hipertensi


2. Kurang olahraga primer sekunder
3. Merokok
4. Mengkonsumsi garam
berlebih
5. Minum alkohol atau Farmakologi : Non farmakologis :
kopi
6. Pil KB 1. Bawang putih
1. Diuretik
7. Stres dan sebagainya 2. Buah
2. Betablokers
belimbing
3. Calcium
Faktor risiko yang tidak dapat manis
dikontrol : channel 3. Mengkudu
8. Umur 4. seledri
blokers
9. Jenis kelamin
---------------------------
10. Genetik
5. buah
semangka
Efek
Meningkatkan Blader Meningkatkan
diuretik
hormone penuh produksi urin
Hormone Mengeluarkan Tekanan darah
aldosteron
ADL cairan melalui menurun
menurun urin

D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan
penelitian (Nursalam,2008).
Bedasarkan kerangka konseptual diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis :

Ha : Ada pengaruh pemberian jus semangka () terhadap penurunan tekanan


darah pada penderita hipertensi Di Desa Sekaran RT 04/RW05
Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk..

23
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah cara memecahkan masalah menurut


metode keilmuwan. Pada bab ini akan dibahas Desain Penelitian, Waktu dan
Tempat Penelitian, Kerangka Kerja, Sampling Desain, Identifikasi Variabel,
Definisi Operasional, Pengumpulan Data dan Analisa, dan Etik Penelitian.

A. Desain penelitian
Desain penelitian adalah seluruh dari perencanaan untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin
timbul selama proses penelitian (Nursalam, 2008).
Bedasarkan tujuan penelitian desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Quasy-experiment yaitusatu kelompok dilakukan
intervensi sesuai dengan metode yang dikehendaki kelompok lainnya
dilakukan seperti biasanya (Nursalam, 2008).

B. Waktu Dan Tempat Penelitian


Waktu : ..........................
Tempat penelitian : Di Desa Sekaran RT 04/ RW 05 kecamatan Loceret
Kabupaten Nganjuk

24
C. Kerangka Kerja
Kerangka kerja dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Populasi :
Seluruh penderita hipertensi di desa Di Desa Sekaran RT 04/RW
05 Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.
............ Yang berjumlah ..... orang
Tekhnik sampling :

Total Sampling

Sampel :
Seluruh penderita hipertensi ,yang berjumlah.....orang kelompok kontrol dan ....
orang kelompok perlakuan

Pengumpulan Data :
Pre dan Post

Variabel Independent Variabel Dependent

Pemberian jus semangka Perubahan Tekanan Darah


pada penderita hipertensi

Analisa Data

Editing, Coding, Tabulating


Uji statistik Wilcoxon dengan tingkat signifikasi 5%
kemaknaan = 0,05
Hasil :

25
Kesimpulan :

D. Sampling Desain
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam
penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2013).

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (misalnya :


manusia, klien ) yangh memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2008).

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita


hipertensi di desa Di Desa Sekaran RT 04/RW 05 Kecamatan Loceret
Kabupaten Nganjuk yang berjumlah...........

2. Sampel dan sampling


a. Sampel
Sampel adalah sebagaian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
diangap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005).
Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh penderita
hipertensi di desa Di Desa Sekaran RT 04/RW 05 Kecamatan
Loceret Kabupaten Nganjuk yang berjumlah...........
b. Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dan populasi untuk
dapat mewakili populasi (Nursalam, 2008).
Pada penelitian ini mengunakan teknik total sampling, dimana
peneliti menetapkan seluruh obyek yang memenuhi kriteria
penelitian dimasukkan dalam penelitian (Nursalam, 2008).

E. Identifikasik Variabel
Variabel adalah ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok
(orang, benda, situasi) berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok tersebut

26
(Nursalam, 2008). Variabel terdiri dari variabel Idependent dan variabel
dependent.
1. Variabel independen (bebas)

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang nilainya


menentukan variabel lain yang dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk
diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain
( Nursalam, 2008).

Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini


adalah pengaruh pemberian jus semangka di desa Di Desa Sekaran RT
04/RW 05 Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.

2. Variabel dependen (terikat)


Variabel dependen (terikat) adalah faktor yang diamati dan
diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari
variabel independent (bebas) (Nursalam, 2008) variabel respon atau
output. Sebagai variabel respon berarti variabel ini akan muncul sebagai
akibat dari manipulasi suatu variabel independen (Setiadi, 2007).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi. di desa Di Desa Sekaran RT
04/RW 05 Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.

F. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini memerlukan suatu definisi operasional agar

dapat direalisasikan dan dapat berpegang pada batasan-batasan yang nyata.

Adapun definisi operaasional yang digunakan dalam penelitian ini

dapatdilihat pada tabel dibawah ini :

27
variabel definisi indikator alat kala skor
ukur
Variabel Memberika Memberika - - -
independen n jus n jus
pengaruh semangka semangka
1 x sehari
pemberian jus kepada
sebanyak
semangka penderita
200 cc
hipertensi
selama 2
untuk
minggu.
menurunkan
tekanan Alat Ordinal - TD
Variabel
darah nya tensi stadium
dependen
Perhitungan 2=>
penurunan
Tekanan penurunan 160/>10
tekanan darah
darah pada tekanan 0
pada penderita
penderita darah mmHg.
hipertensi -TD
hipertensi sebelum dan
stadium
sebelum sesudah
1= 140-
dilakukan dilakukan
159/90-
pemberian terapi.
99
Post jus
mmHg.
semangka
- Pre-
hiperten
Tekanan si = 120-
darah yang 139/80-
lebih rendah 89
dari tekanan mmHg.
darah
- TD
sebelum
Normal=
dilakukan
<120/80
pemberian

28
jus mmHg.
semangka

G. Pengumpulan dan analisa data


Setelah mendapatkan ijin dari STIKes Satria Bhakti Nganjuk

peneliti melakukan pengumpulan data. Cara pengumpulan data yang

dilakukan peneliti yaitu dengan cara memperoleh surat ijin dari tempat-

tempat yang bersangkutan, antara lain :


1. Surat pengantar penelitian dari stikes satria bhakti nganjuk,
2. Surat ijin penelitian dari dinas kesehatan nganjuk,
3. Surat ijin penelitian dari kesbangpolinmas,
4. Surat ijin penelitian dari puskesmas kecamatan loceret,
Setelah mendapatkan surat-surat tersebut, peneliti meminta ijin

kepada kepala desa dan bidan desa di desa sekaran rt 04 rw 05 kecamatan

loceret kabupaten nganjuk.


a. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari :
1) Wawancara

29
Pada penelitian ini mengunakan teknik wawancara

terstruktur yaitu pengukuran wawancara yang meliputi

strategi yang memungkinkan adanya suatu kontrol dari

pembicaraan sesuai dengan isi yang diinginkan peneliti dan

mengunakan surat permohonan menjadi responden. Bila

bersedia menjadi responden dipersilakan untuk

mendatatangani lembar informed consent.

2) Tekinik observasi
Teknik observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan

cara mengkaji keadaan responden.


Teknik ini digunakan untuk meneliti variabel penurunan

tekanan darah.
b. Teknik pengolahandata dan analisa data
Analisa data untuk meneliti atau mengetahui pengaruh pemberian

jus semangka terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi di desa sekaran rt 04 rw 05 kecamatan loceret kabupaten

nganjuk dengan memberikan jus semangka kepada penderita

hipertensi yang diberikan 1 x sehari sebanyak 200 gram selama 14

hari ( 2 minggu).
Untuk variabel dimana mengetahui terjadinya hipertensi

atau tidak, dilakunakan pemeriksaan dengan mengunakan alat ukur

tekanan darah atau yang disebut dengan sphygmomanometer

(Wahdah, 2011).
Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar

mudah untuk mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah

lengkap. Adapun tahapan analisa data penelitian ini, yaitu :

30
1) Editing
Editing adalah kegiatan menyeleksi data yang masuk dari

pengumpulan data melalui lembar observasi.


2) Coding
Pada tahap ini peneliti memberikan kode-kode tertentu untuk

mempermudah pengolahan data.


3) Tabulating
Tabulating adalah kegiatan menyusun dan meringkas data yang

masuk dalam bentuk tabel-tabel.


Untuk mengetahui pengaruh pemberian jus semangka

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi

dilakukan dengan mengunakan uji statistik SPSS 16.0 For

Window dengan tingkat kemaknaan a- 0,05.


4) Entry data
Adalah memasukkan data yang dikumpulkan. Data yang telah

didapatkan dikelompokkan dalam beberapa karateristik : usia,

pekerjaan, dan jenis kelamin.


H. Etik Penelitian
Beberapa pringsip dalam pertimbangan etik adalah bebas dari

ekspoloitasi, bebas dari penderitaan, menjaga kerahasiaan, dan responden

berhak menolak, Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi

:
1. Informed concent ( lembar persetujuan)
Responden yang memenuhi syarat akan diberi penjelasan tentang

maksud dan tujuan penelitian, jika responden bersedia diteliti maka

harus menandatangani lembar persetujuan yang disediakan oleh

peneliti.
2. Anonimity ( Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data.


3. Confidentiality (Kerahasiaan)

31
Semua informasi maupun masalah-masalah dalam pengumpulan data

yang telah diperoleh dari responden di jamin kerahasiaannya oleh

peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil

riset.
I. Keterbatasan

Dalam penelitian ini ada kelemahan, hambatan, dan keterbatasaan, yaitu :

1. Desain penelitian ini menggunakan pre-post eksperimental dengan Quasy

Eksperiment, penelitian ini dipandang masih sangat lemah karena

temuan penelitian ini sangat ditentukan oleh subyek.


2. Waktu yang digunakan sangat terbatas sehingga hasilnya kutang

memuaskan.

32

Anda mungkin juga menyukai