Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Pengertian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, biasa disingkat K3 adalah suatu upaya kondisi
guna untuk melindungi dari atau terhindar dari bahaya, risiko atau cedera. Secara filosifis K3
ialah suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara keilmuan, K3
merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja
meliputi beberapa hal sebagai berikut :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki tujuan yaitu memberikan suasana
kerja atau lingkungan kerja yang nyaman dan aman bagi para pekerja.
C. Keamanan Kerja
Pengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta
cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik
didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun diudara. Tempat-tempat
demikian tersebar pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri, pertambangan,
perhubungan, pekerjaan umum, jasa dan lain-lain. Salah satu aspek penting sasaran
keselamatan kerja mengingat resiko bahanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi
yang lebih maju dan mutakhir.
Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah
dari, oleh, untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat pada umumnya.
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja
yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril.
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai berikut.
1. Baju kerja
2. Helm
3. Kaca mata
4. Sarung tangan
5. Sepatu
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut.
1. Buku petunjuk penggunaan alat
2. Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
3. Himbauan-himbauan
4. Petugas keamanan
D. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial,
dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja tidak hanya
diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok
Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai
kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.
E. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang
harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang menginginkan
terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan
lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c. Teliti dalam bekerja
d. Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan (Sumamur).Sasaran Segala tempat kerja (darat, di dalam tanah, permukaan dan
dalam air, udara) :
Industri
Pertanian
Purtambangan
Perhubungan
Pekerjaan umum
Jasa
F. Bahaya dan Faktor Bahaya
Pengertian dari bahaya berdasarkan OHSAS 18001:2007 adalah semua sumber atau
situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera atau kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
Secara umum terdapat 5 faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain :
1. Faktor bahaya biologi
2. Faktor bahaya kimia
3. Faktor bahaya fisik/mekanik
4. Faktor bahaya biomekanik
5. Faktor bahaya sosial-psikologis.
Contoh factor factor terjadinya kecelakaan kerja:
1. Machine
- No safety cover
- No safety device
- No caution label
2. Enviroment
- No Knowledge
Dont know about safety , Dont understand the work procedure
- No Skills
Tidak berkemampuan dan berpengalaman akan prosedur kerja dan keamanan
mesin
- No Attitude
Tidak mengikuti aturan atau instruksi kerja, Tidak konsentrasi dalam kerja
- Bermain-main dan bercanda di tempat kerja, Ngantuk sewaktu kerja
3. Sebab-sebab kecelakaan
- Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts)
- Keadaan- keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions)
6. Konsekuensi
Konsekuensi jika melanggar aturan safety di tempat produksi.
a. Kuku yang panjang
Untuk kuku yang panjang sangat tidak dianjurkan untuk bekerja di area produksi
lebih tepatnya berhubungan langsung terhadap mesin, karena hal tersebut sangat tidak
aman dan akan sangat muda terjepit ataupun tertarik oleh mesin jika melakukan
kealahan kerja.
b. Menggunakan alat yang tidak standar (cutter yang tidak memiliki pegangan di
ujungnya)
Pada saat melakukan pekerjaan memotong sangat dianjurkan menggunakan alat
yang standar. Jangan menggunakan alat potong yang tidak memiliki pengaman
ataupun handel yang telah memiliki standar karena itu akan sangat membahayakan
pada diri, akan melukai diri jika tidak memiliki pengaman tersebut.
c. Mengambil produk yang jatuh kedalam mesin tanpa mematikan mesin.
Keadaan ini sangatlah berbahaya jika mengambil produk yang jatuh dimesin, ini
akan berpotensi membahayakan diri dan mengakibatkan kecelakaan kerja.
d. Mengoperasikan mesin tanpa mengikuti instruksi pengoperasian.
H. Pengendalian Resiko/Bahaya
Resiko atau bahaya yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian memerlukan
langkah pengendalian untuk menurunkan tingkat resiko atau bahaya-nya menuju ke titik yang
aman. Pengendalian Resiko atau Bahaya dengan cara eliminasi memiliki tingkat keefektifan,
kehandalan dan proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya. Dan pada urutan hierarki
setelahnya, tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi menurun seperti diilustrasikan pada
gambar di bawah.
Pengendalian resiko merupakan suatu hierarki (dilakukan berurutan sampai dengan
tingkat resiko/bahaya berkurang menuju titik yang aman). Hierarki pengendalian tersebut
antara lain ialah eliminasi, substitusi, perancangan, administrasi dan alat pelindung diri
(APD) yang terdapat pada tabel di bawah.
3. Dapat menghasilkan produk yang bermutu dengan jumlah yang semakin meningkat