Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Risqi Sani Pratama (4211411004)


Titus Vindra Setiawan (4211411010)
Kamal Mahmud (4211411021)
Adestiansyah Dewangga (4211411022)
Wasis Sahputra (4211411026)
Imam Tri Setia (4211411027)
Aji Sanjaya (4211411030)

POLITEKNIK NEGERI BATAM


JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK MEKATRONIKA
2017
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3)

A. Pengertian

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, biasa disingkat K3 adalah suatu upaya kondisi
guna untuk melindungi dari atau terhindar dari bahaya, risiko atau cedera. Secara filosifis K3
ialah suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara keilmuan, K3
merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Berdasarkan pengertian K3 diatas, kita dapat menarik kesimpulan mengenal peran


K3. Peran K3 ini antara lain sebagai berikut.

1. Setiap Tenaga Kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya


dalam melakukan pekerjaan.
2. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
efisien.
3. Sudah harus ada tindakan antisipasi dari perusahaan untuk mengurangi biaya
perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja
karena sebelumnya.
K3 ini dibentuk untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan pada
akhirnya dapat meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.

Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja
meliputi beberapa hal sebagai berikut :

HAZARD, suatu keadaan yang memungkinkan untuk dapat menimbulkan


kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja.
DANGER, suatu kondisi bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan
berbagai tindakan prventif.
RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam situasi tertentu.
INCIDENT, suatu kejadian yang bahaya atau kejadian yang tidak diinginkan,
yang dapat menimbulkan kecelakaan dan dapat menimbulkan korban.
ACCIDENT, kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian.
B. Tujuan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki tujuan yaitu memberikan suasana
kerja atau lingkungan kerja yang nyaman dan aman bagi para pekerja.

Jika diperinci, maka terdapat 3 tujuan penting dari K3, yaitu.

1. Mencegah terjadinya resiko kecelakaan kerja.


2. Menghindari kemungkinan terhambatnya kegiatan produksi akibat kecelakaan
kerja.
3. Meningkatkan kesejahteraan pekerja & keluarganya dengan berkurangnya
resiko kecelakaan kerja yang terjadi.
Untuk hakikatnya K3 sendiri memiliki 4 point penting yang biasa disingkat dengan 4M
dimana menjadi pokok pengwasan penting. 4M tersebut adalah.

1. Man, yaitu pengawasan pada pekerja.


2. Materials, yaitu pengawasan pada alat-alat kerja/material.
3. Machines, yaitu pengawasan pada mesin-mesin yang digunakan.
4. Methods, yaitu pengawasan pada metode kerja.
Keempat hakikat pengawasan tersebut sebagai bentuk untuk memberikan lingkungan
kerja yang aman sehingga tidak terjadi kecelakaan manusia atau tidak terjadi kerusakan
maupun kerugian pada alat-alat dan mesin industri. Sehingga jika digambarkan dalam bentuk
diagram, maka hakikat keselamatan kerja bisa di gambarkan sebagai berikut.

C. Keamanan Kerja
Pengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta
cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik
didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun diudara. Tempat-tempat
demikian tersebar pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri, pertambangan,
perhubungan, pekerjaan umum, jasa dan lain-lain. Salah satu aspek penting sasaran
keselamatan kerja mengingat resiko bahanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi
yang lebih maju dan mutakhir.
Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah
dari, oleh, untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat pada umumnya.
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja
yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril.
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai berikut.
1. Baju kerja
2. Helm
3. Kaca mata
4. Sarung tangan
5. Sepatu
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut.
1. Buku petunjuk penggunaan alat
2. Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
3. Himbauan-himbauan
4. Petugas keamanan

D. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial,
dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja tidak hanya
diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok
Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai
kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.

E. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang
harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang menginginkan
terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan
lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c. Teliti dalam bekerja
d. Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan (Sumamur).Sasaran Segala tempat kerja (darat, di dalam tanah, permukaan dan
dalam air, udara) :
Industri
Pertanian
Purtambangan
Perhubungan
Pekerjaan umum
Jasa
F. Bahaya dan Faktor Bahaya
Pengertian dari bahaya berdasarkan OHSAS 18001:2007 adalah semua sumber atau
situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera atau kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
Secara umum terdapat 5 faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain :
1. Faktor bahaya biologi
2. Faktor bahaya kimia
3. Faktor bahaya fisik/mekanik
4. Faktor bahaya biomekanik
5. Faktor bahaya sosial-psikologis.
Contoh factor factor terjadinya kecelakaan kerja:
1. Machine

- No safety cover
- No safety device
- No caution label
2. Enviroment

- Budaya kerja yang buruk yang tidak aman di lingkungan kerja


3. Person

- No Knowledge
Dont know about safety , Dont understand the work procedure
- No Skills
Tidak berkemampuan dan berpengalaman akan prosedur kerja dan keamanan
mesin
- No Attitude
Tidak mengikuti aturan atau instruksi kerja, Tidak konsentrasi dalam kerja
- Bermain-main dan bercanda di tempat kerja, Ngantuk sewaktu kerja

G. Sebab Akibat Kecelakaan Kerja

1. Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh:


- Mesin
- Alat angkutan
- Peralatan kerja yang lain
- Bahan kimia
- Lingkungan kerja
- Penyebab yang lain

2. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja


- Kerugian Langsung
Penderitaan pribadi, rasa kehilangan dari anggota keluarga korban
- Kerugian Tak langsung (tersembunyi)
- Kerusakan mesin dan peralatan, terganggunya produksi, terganggunya waktu kerja
karyawan dll.

3. Sebab-sebab kecelakaan
- Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts)
- Keadaan- keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions)

4. Faktor Utama Kecelakaan Kerja


- Peralatan teknis
- Lingkungan kerja
- Pekerja
80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia Suatu
pendapat: Langsung atau tidak langsung semua kecelakaan disebabkan oleh semua
manusia yang terlibat dalam suatu kegiatan

5. Kenapa bahaya kerja bisa terjadi


Penyebab bahaya yang terjadi karena tidak adanya kepedulian dari pekerja yang
sehingga bisa menyebabkan kecelakann kerja, yang diantaranya yaitu pengoperasian yang
tidak aman dan perilaku yang tidak aman.
a. Pengoperasian yang tidak aman diantaranya yaitu.
- Penyelesaian masalah di proses produksi
- Kerusakan alat keamanan
Kerusakan alat keamanan ini sangat bebrbahaya, contohnya alat keamanan
pada mesin yaitu safety sensor dan safety cover. Jika safety sensor tidak
berfungsi maka operator akan dengan mudahnya menjangkau area mekanisme
mesin dan ini akan membahayakan operator pada saat bekerja, dan
kemungkinan tangan akan bisa terjepit, tertimpa, ataupun terpotong, dan safety
sensor ini harus sangat diperhatikan sebelum mengoperasikan mesin.
Safety cover sangatlah penting pada mesin karena jika tidak ada safety
cover akan sangat bahaya bagi keselamatan operator, karena akan sangat
mudah sekali pada mekanisme pada mesin dijangkau oleh operator dari sisi
manapun. Dan kejadian seperti ini akan membawa dampak sangat buruk untuk
keselamatan operator.
- Bagian peralatan yang memburuk
Pada dasarnya perlatan yang digunakan ditempat kerja memiliki batas
waktu layak pakai dan kapan perlu diganti. Tetapi terkadang hal itu tidak
diperhatikan sehingga sudah batas waktunya masih digunakan. Dan kasus
seperti ini bisa berimbas pada keselamatan pekerja.
- Tidak terpasang alat keselamatan

b. Perilaku tidak aman.


- Kurangnya pengetahuan
Yang dimaksud kurangnya pengetahuan ialah kurang distribusi pengetahuan
dari atasan atau training, hal ini sangat membahayakan untuk pekerja akan
keselamatan kerja. Karena pekerja tidak akan bekerja dengan mengikuti
prosedur.
- Kecerobohan
Tidak peduli terhadap lingkungan ataupun tidak mengikuti instruksi pekerjaan,
- Terburu-buru
Terlalu tergesa-gesa tanpa memperhatikan keamanan dalam bekerja ini akan
menimbulkan kecelakaan kerja.
- Kondisi fisik yang buruk

6. Konsekuensi
Konsekuensi jika melanggar aturan safety di tempat produksi.
a. Kuku yang panjang
Untuk kuku yang panjang sangat tidak dianjurkan untuk bekerja di area produksi
lebih tepatnya berhubungan langsung terhadap mesin, karena hal tersebut sangat tidak
aman dan akan sangat muda terjepit ataupun tertarik oleh mesin jika melakukan
kealahan kerja.
b. Menggunakan alat yang tidak standar (cutter yang tidak memiliki pegangan di
ujungnya)
Pada saat melakukan pekerjaan memotong sangat dianjurkan menggunakan alat
yang standar. Jangan menggunakan alat potong yang tidak memiliki pengaman
ataupun handel yang telah memiliki standar karena itu akan sangat membahayakan
pada diri, akan melukai diri jika tidak memiliki pengaman tersebut.
c. Mengambil produk yang jatuh kedalam mesin tanpa mematikan mesin.
Keadaan ini sangatlah berbahaya jika mengambil produk yang jatuh dimesin, ini
akan berpotensi membahayakan diri dan mengakibatkan kecelakaan kerja.
d. Mengoperasikan mesin tanpa mengikuti instruksi pengoperasian.

Berikut adalah contoh jika melanggar konsekuensi aturan safety produksi

CONTOH KECELAKAAN KERJA

Keterangan : Karena memiliki kuku jari


yang panjang

Keterangan : Karena tidak menggunakan


sarung tangan saat pemotongan

Keterangan : Mengoperasikan mesin


tanpa mengikuti instruksi kerja.

H. Pengendalian Resiko/Bahaya
Resiko atau bahaya yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian memerlukan
langkah pengendalian untuk menurunkan tingkat resiko atau bahaya-nya menuju ke titik yang
aman. Pengendalian Resiko atau Bahaya dengan cara eliminasi memiliki tingkat keefektifan,
kehandalan dan proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya. Dan pada urutan hierarki
setelahnya, tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi menurun seperti diilustrasikan pada
gambar di bawah.
Pengendalian resiko merupakan suatu hierarki (dilakukan berurutan sampai dengan
tingkat resiko/bahaya berkurang menuju titik yang aman). Hierarki pengendalian tersebut
antara lain ialah eliminasi, substitusi, perancangan, administrasi dan alat pelindung diri
(APD) yang terdapat pada tabel di bawah.

Hierarki Pengendalian Resiko K3

Eliminasi Eliminasi Sumber Bahaya

Substitusi Substitusi Alat/Mesin/Bahan


Tempat Kerja / Pekerjaan
Aman Mengurangi Bahaya
Modifikasi/Perancangan
Perancanga
Alat/Mesin/Tempat Kerja yang Lebih
n
Aman

Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi


Administra
Kerja, Tanda Bahaya, Rambu,
si
Poster, Label Tenaga Kerja Aman
Mengurangi Paparan

APD Alat Perlindungan Diri Tenaga Kerja

Untuk mengurangi kecelakaan kerja maka diciptakan standar keselamatan kerja


sebagai berikut.
1. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan.
2. Perlindungan mesin.
3. Pengamanan listrik yang harus mengadakan pengecekan berkala.
4. Pengamanan ruangan , meliputi sistem alarm, alat pemadam kebakaran,
penerangan yang cukup, ventilasi yang cukup, jalur evakuasi yang khusus.
Dan dalam penerapannya ditetapkan alat pelindung diri untuk menghindari kecelakaan
kerja sebagai berikut.
1. Safety helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda-benda yang dapat melukai kepala.
2. Safety belt
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat trasportasi.
3. Penutup telinga
Berfungsi sebagai penutu telinga ketika bekerja di tempat yang bising.
4. Kaca mata pengamanan
Berfungsi sebagai pengamanan mata ketika bekerja dari percikan.
5. Pelindung wajah
Berfungsi sebagai pelindung wajah ketika bekerja.
6. Masker
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihisap di tempat yang kualitas udaranya
kurang bagus.

Berikut manfaat keselamatan dan kesehatan kerja :

1. Dapat mengurangi kecelakaan dalam bekerja dan penyakit akibat kerja.

2. Dapat bekerja dengan aman dan nyaman.

3. Dapat menghasilkan produk yang bermutu dengan jumlah yang semakin meningkat

Anda mungkin juga menyukai