Anda di halaman 1dari 5

PENETAPAN KADAR ETANOL DALAM OBAT SECARA EKSTERNAL

STANDAR

Oleh Kelompok PKT-52, XIII-8 :


Farhan Erviansyah, Jeremia Yardon, Livia Nurul dan Tini Octaviani
Abstrak

Penetapan kadar etanol dalam obat batuk ini menggunakan metode kromatografi gas dengan memanfaatkan
sifat nya yang mudah menguap. Analisis ini dilakukan untuk memastikan kandungan alkohol pada obat batuk
tidak melebihi batas maksimum, karena konsumsi alkohol yang berlebihan dapat memnerikan efek tidak sehat
bagi tubuh. Sampel obat batuk yang akan dianalisis dengan kromatografi gas, diinjeksikan langsung 1,0 l
menggunakan jarum suntik. Sebagai fase gerak digunakan Nitrogen dan Hidrogen gas inert sedangkan fase
diam yang digunakan adalah kolom itu sendiri. Kolom yang digunakan adalah kolom kemas dan detektor yang
digunakan adalah detektor FID. Dengan membandingkan luas area sampel dan standar, kadar etanol
sebenarnya dalam obat dapat diiketahui. Dengan perhitungan single standar, maka digunakan standar etanol
3%. Hasil yang diperoleh adalah sebesar 2,98%.

Kata kunci: Etanol, gas kromatografi, ektsternal standar

Abstract :

Determination of ethanol contents in cough medicine using gas cromathography method based the properties is
volatyl. This analysis is taken to ensure the content of alcohol in cough medicine does not exceed the maximum
limit because, Excessive alcohol consumption is unhealthy effects for the body. Cough medicine sample to be
analyzed with cromatography gas, direct injected using a 1.0 mL syringe pointed. Nitrogen is used as the mobile
phase and hydrogen gases while inert stationary phase used is column itself. The column used was packed
column and FID detector was used (Flame Ionization Detector). By comparing the sample area with the
standard, the concentration of ethanol in cough medicines can be known. With use single standard, so the
standar of ethanol can be use is 3%. The result is 2,98%.

Keywords : ethanol, gas chromatography, standard external.

PENDAHULUAN

Batuk merupakan salah satu penyakit yang cukup melakukan analisis kadar etanol ini dikarenakan
sering dialami banyak kalangan. Obat batuk yang sering munculnya para produsen ilegal yang
beredar dipasarn saat ini cukup beragam. Baik obat membuat obat dengan kadar etanol yang tinggi atau
batuk yang berbahan kimia hingga obat batuk menyalahi aturan batas kadar alkohol yang telah
berbahan alami atau herbal. Salah satu zat yang ditentukan. Seingga sangat perlu dilakukan analisis
sering terdapat dalam obat batuk jenis sirup yaitu kadar alkohol dalam obat batuk untuk mengetahui
alkohol. Diketahui bahwa sebagian besar obat kandungan alkohol dalam obat batuk tidak melebihi
batuk sirup mengandung kadar alkohol. Sebagian batas maksimum. Karena jika kandungan alkohol
besar produsen obat batuk baik dari dalam negeri pada obat melebihi batas maksimum, maka akan
maupun luar negeri menggunakan bahan ini dalam menyebabkan ketergantungan terhadap obat yang
produknya. Alkohol itu sendiri berfungsi untuk mengandung alkohol tinggi dan bila dikonsumsi
melarutkan atau mencampurkan zat zat aktif, terus menerus maka akan memebahayakan tubuh
selain selain sebagai pengawet agar obat lebih seperti merusak sel sel baru dalam tubuh. Selain
tahan lama. Alkohol yang bertindak sebgai pelarut itu alkohol juga bisa memmicu efek sorois dalam
disini yaitu etanol. Permasalahan utama dalam
hati yang mampu berakibat pada timbulnya metode itu adalah analisis menggunakan GC (Gas
penyakit hati atau penyakit kuning. Chromatography), analisis dengan HPLC (High
Performance Liquid Chromatography), metode
Tujuan dilakukannya analisis ini adalah untuk enzim, dan metode dengan menggunakan
mengetahui kadar alkohol dalam suatu sampel obat hidrometer alkohol. Dalam penetapan kali ini
menggunakan metode GC (Gas Chromatography).
batuk dengan menggunakan GC, sehingga dapat
(Anonim, 2010).
ditentukan aman atau tidaknya sampel obat batuk
tersebut terhadap lebel yang telah ditentukan. Kromatografi Gas

TINJAUAN PUSTAKA Kromatografi gas terdiri dari dua jenis


yaitu kromatografi gas padatan (KGP) dan
Alkohol kromatoggrafi gas cairan (KGC). Proses yang
terjadi pada KGP adalah adsorbsi, dengan demikian
Alkohol merupakan istilah umum dari etanol KGP sangat sukar mendapatkan hasil yang sama
mempunyai efek yang menguntungkan dan bila digunakan secara berulang, hal ini di sebabkan
merugikan bagi manusia. Etanol pada kadar rendah oleh aktivitas absorben tergantung dari cara
dan sedang berperan sebagai stimulan. Konsumsi pembuatan dan perlakuan pembuatannya dan
etanol dalam jumlah sedang mempunyai efek mudah sekali jenuh dari aktivitas tersebut.
protektif terhadap penyakit jantung iskemik. Kromatografi gas telah digunakan secara berhasil
Konsumsi etanol yang berlebihan bisa terhadap sejumlah besar senyawa senyawa dalm
menyebabkan kerusakan organ, terutama otak dan berbagai bbidang. Digunakan baik terhadap
hati. (Anonim, 1999). senyawa organik daan anorganik. Persyaratan yang
dibutuhkan hanya tekanan uap yang cocok pada
Alkohol terutama dalam bentuk etil alkohol
suhu saat analisis dilakukan. Dalam banyak hal,
(etanol), telah mengambil tempat dalam sejarah
turunan turunan dari senyawa yang berat
umat manusia paling sedikit selama 8.000 tahun.
molekulnya lebih besar digunakan untuk
Saat ini, alkohol dikonsumsi secara luas. Sama
menaikkan volatilitas.
seperti obat-obat sedatif-hipnotik lainnya, alcohol
Prinsip kromatografi gas hampir sama
dalam jumlah rendah sampai sedang dapat
dengan kromatografi kolom, yaitu sisitem partisi.
menghilangkan kecemasan dan membantu
Pada kromatografi kolom pelarut meskipun sedikit
menimbulkan rasa tenang atau bahkan euforia.
sellau mengadakan interaksi dangan zatnya
Akan tetapi, alkohol juga dikenal sebagai obat yang
sehingga menimbulkan kesalaahn kulitatif. Pada
paling banyak disalahgunakan di dunia, suatu
kromatografi gas pelarut diganti oleh gas yang
alasan yang tepat atas kerugian besar yang mesti
sama sekali tidak bereaksi dengan cuplikan (inert).
ditanggung masyarakat dan dunia medis. (Masters,
Gelaran pelarut dalam kromatografi dibuat
2002)
lambat,sedangkan pada kromatografi gas sangat
cepat dan cuplikan pun dibuat gas.
Etanol (CH3CH2OH) adalah senyawa yang
Bagian dasar dari Kromatografi Gas Cair (KGC)
memiliki karakteristik tidak berwarna, mudah Secara garis besar, bagian dasar dari KGC
mengalir, mudah menguap, mudah terbakar, ialah :
higroskopik, dan berbau tajam.Etanol banyak
digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan 1. Gas pembawa
kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan 2.Gerbang suntik
kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, 3.Oven
4.kolom
perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan.
5.detektor
Fungsinya dalam obat sebagai pelarut zat zat aktif 6.sistem pengolahan data
dan sebagai penenang.
1. Gas Pembawa
Angka kadar alkohol pada cairan menunjukkan
perbandingannya dengan air. Alkohol bersifat Gas pembawa ditempatkan dalam tabung
mudah menguap karena rentang rantai karbon C1 bertekanan tinggi. Untuk memperkecil tekanan
sampai C5 mempunyai titik didih 0C - 50C. Pada tersebut agar memenuhi kondisi pemisahan maka
saat ini, kadar etanol paling tinggi yang ada di digunakan drager yang dapat mengurangi tekanan
pasaran adalah 96% untuk konsentrasi teknis. Ada dan mengalirkan gas dengan laju tetap. Aliran gas
banyak cara untuk mengukur kadar etanol dan akan mengelusi komponen-komponen dengan
setiap metode pengukuran memiliki keunggulan waktu yang karaterisitik terhadap komponen
dan kekurangannya masing-masing. Beberapa tersebut (waktu retensi). Karena kecepatan gas
tetap maka komponen juga mempunyai volume 4. Kolom
yang karateristik untuk gas pembawa (volume
Pada bagian kolom terjadi pemisahan
retensi).
komponen dari cuplikan. Semakin panjang kolom
Adapun persyaratan-persyaratan yang
dan semakin kecil diameter kolom, semakin baik
harus dipenuhi oleh gas pembawa adalah :
pemisahannya. Terdapat 2 jenis kolom yaitu
a. Lembam (inert) a. Kolom kemas/ter-packing/packed column
b. Koefisien difusi gas rendah (panjang kolom 2m)
c. Kemurnian tinggi (99,99%)
b. Kolom kapiler (diameter lebih kecil, panjang
d .Mudah didapat dan murah
kolom mencapai 100m)
e.Cocok dengan detektor yang digunakan.
Bahan pengisi kolom kromatografi gas
Contoh gas pembawa ialah N2,H2,He,dan Ar. terdiri dari fasa pendukung/penunjang yang dilapisi
cairan sebagai fasa diam (tanah diatomea). Tanah
2.Gerbang suntik(injection port) diatomea merupakan kumpulan unit ganggang
bersel 1 yang disebut diatom dan berpori sangat
Dalam pemisahan dengan KGC,cuplikan halus. Luas permukaan nya mencapai 20m2 per
harus dalam fasa uap.Gas dan uap dapat dimasukan gram.
secara langsung.Tetapi senyawa organik berbentuk 5. Detektor
cairan dan padatanyang pertama-tama harus
Detektor pada kromatografi adalah suatu
diuapkan.ini membutuhkan pemanasan sebelum
sensor elektronik yang berfungsi engubah sinyal
masuk dalam kolom.panas itu terdapat pada tempat gas pembawa dan komponen-komponen di
injeksi. dalamnya menjadi sinyal elektronik
Tempat injeksi dari alat KGC selalu
dipanaskan.dalam kebanyakan alat,suhu dari Terdapat beberapa macam detektor :
tempat injeksi sekitar 50 oC lebih tinggi dari titik -Thermal Conductivity Detector (TCD)
didih campuran dari cuplikan yang mempunyai titik -Flame Ionization Detector (FID)
didih paling tinggi.
Cuplikan dimasukan ke dalam kolom -Electron Capture Detector (ECD)
dengan cara mengijeksikann dengan melalui tempat -Nitrogen Phosporus Detector (APD), dll
ijeksi.hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan
6. Sistem Pengolahan Data
jarum injeksi,yang sering disebut a gass tight
syringe. Mengendalikan instrumen analisis
Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh termasuk KGC menggunakan komputer sesuai
program yang ada.
mengijeksikan cuplikan terlalu banyak,karena KGC
sangat sensitif.Biasanya jumlah cuplikan yang Analisis dengan KGC
diinjeksikan pada waktu kit mengadakan analisis
berkisar 0,5-50 ml untuk samprl gas dan cairan. Analisis dengan KGC dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu analisis kulitatif dan analisis
3. Oven kuantitatif. Tujuan dari analisis kulitatif adalah
Syarat oven yang baik: identifikasi dari suatu komponen atau lebih dari
a. Keseragaman suhu baik suatu cuplikan. Analisis ini dilakukan dengan
b. Kestabilan suhu baik membandingkan waktu waktu retensi. Sedangkan
c. Rentang suhu lebar
analisis kuantitatif dilakukan dengan
d.Dapat digunakan untuk analisis isotermal ataupun
membandingkan tinggi puncak dan luas puncak.
terprogram
METODE ANALISIS
Pada analisis isotermal, suhu oven tak berubah
selama analisis. Suhu yang dipakai biasanya sesuai
titik didih rata rata cuplikan.
Pada analisis suhu terprogram, suhu oven
berubah sesuai kebutuhan (suhu naik sesuai dengan
waktu berjalan yang diprogramkan). Tujuan nya
untuk memperbaiki, menyederhanakan, atau
mempercepat pemisahan.
Praktikum ini dilakukan di dalam 4032496
laboratorium Analisis Instrumen SMK-SMAKBo Konsentrasi Sampel= x 3 =2,98
4067356
pada tanggal 4 Oktober 2016. Adapun bahan yang
digunakan yaitu larutan etanol pro analisis,
aquades, sampel obat batuk. Sedangkan alat yang
digunakan adalah labu ukur 100 mL, Buret 50mL, Diketahui konsentrasi sampel obat batuk
injector, piala gelas, alat Gas sebesar 2,98% (single standar) Sedangkan yang
Chromatography.Sumber sampel adalah obat batuk tercantum pada label kemasan sebesar 3,72%.
yang sudah tersedia di lab dengan kadar etanol Mungkin alkohol tersebut sudah berkurang karena
sebesar 3,72%. produk sudah lama terbuka. Selain itu hal tersebut
juga berpengaruh terhadap :
Langkah pertama dari praktikum ini 1. Pengaturan alat GC yang tidak sempurna
adalah membuat standar etanol 3% dari etanol mengakibatkan kesalahan pada alat itu
proanalisi kedalam labu ukur 100 ml. Kemudian , sendiri.
disiapkan sampel obat batuk yang telah tersedia
kedalam tabung vial. Setelah persiapan standar dan 2. Pembilasan syringe yang kurang dari 15
contoh selesai, alat GC diatur sebagai berikut: kali mengakibatkan masih adanya kotoran
sampel sebelumnya yang menghambat
Suhu injektor : 1300C saat pembacaan.
Suhu detektor : 1500C 3. Pada saat penginjeksian sampel tidak
Initial temp : 800C semua sampel masuk kedalam gerbang
Initial time : 5 menit suntik, dikarenakan keluar dari lubang
Rate : 100C/menit injeksi mengakibatkan volume berkurang
Final temp : 800C dan pembacaan tidak sempurna.
Final time : 5 menit 4. Pembuatan larutan standar yang tidak tepat
ukuran mengakibatkan kesalahan
Setelah alat disetting, sampel diinject pembacaan.
sebanyak 3 L ke dalam injection port. KESIMPULAN DAN SARAN
Kemudian klik start, tunggu sampai data keluar
pada komputer. Catat data waktu retensi dan Area. Kesimpulan
1. Kadar etanol dalam sampel obat batuk dengan
Pembacaan dilakukan duplo. Kemudian pembacaan
single standar sebesar 2,98%
standar, alat disetting sama dengan sampel. Standar 2. Konsentrasi label dalam kemasan tidak sesuai
diinjek sebesar 3 L ke dalam injection port, dengan hasil praktikum, kesalahan yang
mungkin terjadi adalah sampel yang kondisinya
klik start dan tunggu sampai data keluar. Catat data sudah kurang baik atau preparasi yang terlalu
waktu retensi dan area. lama
Saran
DATA PENGAMATAN 1. Sampel yang akan dianalisis harus yang baru
dan dibuka segelnya.
2. Sampel dianalisis dengan analis yang sama agar
NO. NAMA tR Area standar deviasi kecil.
1. Standar 2,617 4067356
etanol 3%
2. Sampel 2,526 4032496 DAFTAR PUSTAKA
Obat batuk
Ismail, Krisnandi.2016. Kromatografi gas (modul
teoritis).Bogor:SMK-SMAK Bogor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hernawan, Arief Fahmi dkk.2014.Penetapan
Dari tabel data pengamatan di atas, dapat Kadar Etanol dalam Obat Secara Eksternal
dihitung konsentrasi sampel. Standar. Bogor: SMK-SMAK Bogor..

Konsentrasi Sampel = http://toupanbilal.blogspot.co.id/2016/02/v-


area sampel behavioururldefaultvmlo.html?m=1
x konsentrasi standar
area standar
https://googleweblight.com/?
lite_url=https://rumaysho.com/922-
polemik-alkkohol-dalam-obat-
obatan.html&lite_escape=&res=0&met=2
2054&ecl=3370&id=aAUWIBs14_YBrJo
IAH&msp=527&spl=1

Anda mungkin juga menyukai