Anda di halaman 1dari 4

BPJS DAN JKN - Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah

daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah (orang miskin dan tidak mampu)
1. Apa itu JKN dan BPJS Kesehatan dan apa bedanya?
- Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PNS, Anggota
JKN merupakan program pelayanan kesehatan terbaru yang merupakan TNI/POLRI, Pejabat Negara, Pegawai pemerintah non pegawai negeri dan
kepanjangan dari Jaminan Kesehatan Nasional yang sistemnya menggunakan pegawai swasta) dibayar oleh Pemberi Kerja yang dipotong langsung dari gaji
sistem asuransi. Artinya, seluruh warga Indonesia nantinya wajib menyisihkan bulanan yang diterimanya.
sebagian kecil uangnya untuk jaminan kesehatan di masa depan.
- Pekerja Bukan Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja
Bagaimana dengan rakyat miskin? Tidak perlu khawatir, semua rakyat miskin atau mandiri) dan Peserta bukan Pekerja (investor, perusahaan, penerima pensiun,
PBI (Penerima Bantuan Iuran) ditanggung kesehatannya oleh pemerintah. veteran, perintis kemerdekaan, janda, duda, anak yatim piatu dari veteran atau
Sehingga tidak ada alasan lagi bagi rakyat miskin untuk memeriksakan perintis kemerdekaan) dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
penyakitnya ke fasilitas kesehatan.
Untuk jumlah iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang
Sementara BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. terdiri atas PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai
BPJS ini adalah perusahaan asuransi yang kita kenal sebelumnya sebagai PT Pemerintah Non Pegawai Negeri akan dipotong sebesar 5 persen dari gaji atau
Askes. Begitupun juga BPJS Ketenagakerjaan merupakan transformasi dari Upah per bulan, dengan ketentuan 3 persen dibayar oleh pemberi kerja, dan 2
Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja). persen dibayar oleh peserta.

Antara JKN dan BPJS tentu berbeda. JKN merupakan nama programnya, Tapi iuran tidak dipotong sebesar demikian secara sekaligus. Karena secara
sedangkan BPJS merupakan badan penyelenggaranya yang kinerjanya nanti bertahap akan dilakukan dari 1 Januari 2014 30 Juni 2015 adalah pemotongan 4
diawasi oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional). persen dari Gaji atau Upah per bulan, dengan ketentuan 4 persen dibayar oleh
Pemberi Kerja dan 0,5 persen dibayar oleh Peserta.
2. Siapa saja saja peserta JKN?
Namun mulai 1 Juli 2015, pembayaran iuran 5 persen dari Gaji atau Upah per
bulan itu menjadi 4 persen dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1 persen oleh Peserta.
Sesuai Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN), dengan adanya JKN, maka seluruh masyarakat Indonesia akan
dijamin kesehatannya. Dan juga kepesertaanya bersifat wajib tidak terkecuali juga Sementara bagi peserta perorangan akan membayar iuran sebesar kemampuan dan
masyarakat tidak mampu karena metode pembiayaan kesehatan individu yang kebutuhannya. Untuk saat ini sudah ditetapkan bahwa:
ditanggung pemerintah.
- Untuk mendapat fasilitas kelas I dikenai iuran Rp 59.500 per orang per bulan
3. Berapa iuran untuk Karyawan, PNS, TNI/POLRI, pedagang, investor,
pemilik usaha atau perusahaan atau pihak yang bukan Penerima Bantuan - Untuk mendapat fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 42.500 per orang per bulan
Iuran ?
- Untuk mendapat fasilitas kelas III dikenai iuran Rp 25.500 per orang per bulan
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 jenis Iuran dibagi menjadi:
Pembayaran iuran ini dilakukan paling lambat tanggal 10 setiap bulan dan apabila mengklaim prosedur pendaftaran menjadi peserta JKN (Jaminan Kesehatan
ada keterlambatan dikenakan denda administratif sebesar 2 persen dari total iuran Nasional) cukup 15 menit.
yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan. Dan besaran iuran
Jaminan Kesehatan ditinjau paling lama dua tahun sekali yang ditetapkan dengan 6. Apakah tenaga kesehatan akan bersikap ramah terhadap peserta JKN?
Peraturan Presiden.
Menteri Kesehatan menyampaikan, bila ada satu RS yang dokternya galak, maka
4. Fasilitas apa saja yang didapat jika ikut JKN? pasien ini boleh pindah ke RS yang memiliki dokter yang ramah dan melayani
dengan baik. Menkes mengatakan, lama-lama jumlah pasien di dokter galak
A. Untuk peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran) tersebut akan berkurang. Sementara dokter yang melayani dengan baik dan
gembira, jumlah pasien dan pendapatannya meningkat.
- Pekerja penerima upah ( PNS, Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara, Pegawai
Pemerintah non Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta, akan mendapatkan 7. Manfaat dan layanan apa saja yang didapat peserta JKN?
pelayanan kelas I dan II
Manfaat JKN mencakup pelayanan pencegahan dan pengobatan termasuk
- Pekerja bukan penerima upah (Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis.
mandiri, karyawan swasta) akan mendapatkan pelayanan kelas I, II dan III sesuai Seperti misalnya untuk pelayanan pencegahan (promotif dan preventif), peserta
dengan premi dan kelas perawatan yang dipilih. JKN akan mendapatkan pelayanan:

- Bukan pekerja (investor, pemberi kerja, penerima pensiun, veteran, perintis - Penyuluhan kesehatan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai
kemerdekaan serta janda, duda, anak yatim piatu dari veteran atau perintis pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.
kemerdekaan. Termasuk juga wirausahawan, petani, nelayan, pembantu rumah
tangga, pedagang keliling dan sebagainya) bisa mendapatkan kelas layanan - Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri pertusis tetanus
kesehatan I, II, dan III sesuai dengan premi dan kelas perawatan yang dipilih. dan Hepatitis B (DPT-HB), Polio dan Campak.

B. Penerima Bantuan Iuran (PBI) - Keluarga Berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan
tubektomi
Orang yang tergolong fakir miskin dan tidak mampu yang dibayarkan preminya
oleh pemerintah mendapatkan layanan kesehatan kelas III - Skrining kesehatan diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi
risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.
5. Apakah sistem pelayanan BPJS misalnya mengurus obat bisa lama dan
dilempar sana-sini? - Jenis penyakit kanker, bedah jantung, hingga dialisis (gagal ginjal).

Direktur Kepersertaan BPJS, Sri Endang Tidarwati mengatakan bahwa sistem 8. Alur pembuatan kartu BPJS Kesehatan seperti apa?
pelayanan BPJS akan lebih baik karena didukung oleh SDM yang banyak dan
terlatih. Sementara bila semua data lengkap dan seluruh isian dalam formulir
sudah terisi dengan baik, pihak BPJS (Badan penyelenggara Jaminan Sosial)
Direktur Pelayanan PT Askes Fadjriadinur mengatakan bahwa Anda bisa datang - Untuk pertama kali setiap peserta terdaftar pada satu fasilitas kesehatan tingkat
ke kantor BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) kemudian melakukan hal pertama (Puskesmas) yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan setelah mendapat
berikut: rekomendasi dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.

1. Mengisi formulir pendaftaran - Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan selanjutnya peserta berhak
memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang diinginkan.
2. Pembayaran premi
- Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat
Anda akan diberikan virtual account atau kode bank untuk pembayaran premi pertama tempat peserta terdaftar, kecuali berada di luar wilayah fasilitas kesehatan
pertama yang bisa dilakukan melalui ATM atau bank terdekat yang saat ini sudah tingkat pertama tempat peserta terdaftar atau dalam keadaan kegawatdaruratan
bekerjasama yaitu bank BRI, BNI dan Mandiri. medis.

Untuk biaya premi peserta mandiri dengan perawatan kelas 3, sebulan hanya Rp Direktur Pelayanan PT Askes Fadjriadinur menambahkan, bila sudah aktif
25.500 per orang, untuk perawatan kelas II sebulan Rp 42.500 per orang dan menjadi peserta, alur pelayanan menggunakan pola rujukan berjenjang yang
perawatan kelas I sebesar Rp 50.000 per orang. dimulai dari sistem layanan primer hingga tersier.

Adapun besaran premi pada kelompok pekerja sebesar 5 persen dari gaji Ia mengatakan, layanan primer terdiri atas Puskemas, klinik dokter pribadi serta
pokoknya, 2 persen dibayarkan oleh yang bersangkutan dan 3 persen dibayarkan klinik pratama (klinik swasta). Jadi nanti setiap orang mulai berobat dari sistem
oleh perusahaan tempat pekerja bekerja. layanan primer dulu sehingga menghindari penumpukkan di satu rumah sakit.
Khusus untuk keadaan darurat seperti kecelakaan atau penyakit yang tidak bisa
ditangani di layanan primer, bisa langsung ke rumah sakit.
3. Mendapat kartu BPJS Kesehatan yang berlaku di seluruh Indonesia

11. Siapa yang menjamin program JKN akan berlangsung baik tanpa
Setelah membayar premi, nantinya Anda akan mendapat kartu BPJS Kesehatan
korupsi?
yang menjadi bukti bahwa Anda merupakan peserta JKN. Saat ini fasilitas
kesehatan yang dimiliki pemerintah otomatis melayani JKN. Sementara fasilitas
kesehatan milik swasta yang dapat melayani JKN jumlahnya terus bertambah. Pengawasan terhadap BPJS dilakukan secara eksternal dan internal. Secara
Hanya tinggal sekitar 30 persen saja yang belum bergabung. eksternal, pengawasan akan dilakukan oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial
Nasional) dan Lembaga pengawas independen. Dan secara internal, BPJS akan
diawasi oleh dewan pengawas satuan pengawas internal.
9. Bagaimana dengan fasilitas kesehatan swasta?

12. Bagaimana jika terjadi kelebihan atau kekurangan iuran?


Pemerintah dan pemerintah daerah dapat memberikan kesempatan kepada swasta
untuk berperan serta memenuhi ketersediaan fasilitas kesehatan dan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. - BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran jaminan
kesehatan sesuai dengan gaji atau upah peserta.
10. Bagaimana alur pelayanan kesehatan, katanya tidak boleh langsung ke
rumah sakit? - Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran sebagaimana
dimaksud, BPJS Kesehatan memberitahukan secara tertulis kepada pemberi kerja
dan atau peserta selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya jauh.
iuran.
Masalah lain, menurut Harli, adalah rumitnya alur pelayanan BPJS
- Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkan dengan
pembayaran iuran bulan berikutnya.
Kesehatan karena menerapkan alur pelayanan berjenjang. Sebelum
ke rumah sakit, peserta wajib terlebih dulu ke faskes tingkat
13. Bila peserta tidak puas dengan pelayanan yang diberikan, kemana harus pertama, yaitu puskesmas.
mengadu?

Bila peserta tidak puas terhadap pelayanan jaminan kesehatan yang diberikan oleh
fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, maka peserta dapat Persoalan keempat, kata Harli, banyak peserta BPJS mengeluhkan
menyampaikan pengaduan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan dan atau pembayaran biaya pengobatan yang tak ditanggung sepenuhnya oleh
BPJS Kesehatan.
BPJS. Harli menilai, sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor
Atau dapat langsung datang ke posko BPJS di kota dan desa. Ada juga hotline
24 Tahun 2011, BPJS seharusnya menyelenggarakan sistem jaminan
servis BPJS di nomor kontak 500-400. sosial berdasar asas kemanusiaan, manfaat, dan keadilan sosial bagi
semua rakyat Indonesia.
PENERAPAN DI INDONESIA
Universal health coverage
Yang pertama, ucap Harli, persoalan BPJS Kesehatan sudah muncul
merupakan sistem kesehatan yang memastikan setiap
sejak proses aktivasi kartu. BPJS menerapkan aturan bahwa kartu
warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap
pengguna BPJS baru bisa aktif sepekan setelah pendaftaran diterima. pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan
"Padahal sakit menimpa tanpa terduga dan tak mungkin bisa rehabilitatif bermutu dengan biaya terjangkau. Cakupan
ditunda," ujar Harli di Jakarta, Ahad, 9 Agustus 2015. universal mengandung dua elemen inti yakni akses
pelayanan kesehatan yang adil dan bermutu bagi setiap
Selanjutnya, rujukan lembaga jasa kesehatan yang ditunjuk BPJS warga, dan perlindungan risiko finansial ketika warga
Kesehatan juga disebut Harli terbatas dan tidak fleksibel. Peserta menggunakan pelayanan kesehatan.
BPJS hanya boleh memilih satu fasilitas kesehatan untuk
memperoleh rujukan dan tak bisa ke faskes lain meski sama-sama Memang dalam realitanya cukup sulit dan butuh proses
bekerja sama dengan BPJS. Keterbatasan itu, tutur Harli, dalam penerapan sistem Universal Health Coverage di
Indonesia. Hal ini dikarenakan sistem tersebut belum
menyulitkan orang yang sering bepergian dan bekerja di tempat
menyentuh seluruh lapisan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai