Disusun Oleh :
1. Amalia Pangesti P07120213003
2. Diego Jasman Rois P07120213012
3. Reza Mahrizal P07120213033
4. Wanti Nurin Salasa P07120213037
b. Anestesi Intravena
Beberapa obat digunakan secara intravena ( baik sendiri atau
dikombinasikan dengan obat lain) untuk menimbulkan anestesi,
atau sebagai komponen anestesi berimbang (balanced anesthesia),
atau untuk menenangkan pasien di unit rawat darurat yang
memerlukan bantuan napas buatan untuk jangka panjang. Untuk
anestesi intravena total biasanya menggunakan propofol.
2. Cara pemberian anestesi regional
a. Topikal : melalui cara ini obat dioleskan/ disemprotkan pada
mukosa daerah tindakan, misalnya pada mata, rongga hidung,
faring, laring, traktus respiratorius bagian bawah, telinga, uretra
dan jalan lahir. Agen anestesi lokal yang digunakan yang mudah
diserap permukaan mukosa, seperti lignokain 4%, kokain 5%,
tetrakain, dan lidokain.
b. Infiltrasi : obat disuntikkan langsung ke dalam jaringan yang akan
dimanipulasi, tanpa mempertimbangkan persarafannya. Anestesi
berdifusi dan khasiatnya dicapai melalui penghambatan ujung saraf
perasa di jaringan subkutan. Cara pemberian ini dipakai pada
pembedahan kecil, penjahitan luka, pengambilan kulit untuk
transplantasi, pencabutan gigi. Keuntungan teknik ini adalah
sederhana, mudah dan dapat diandalkan. Sedangkan kerugiannya
ialah struktur jaringan di lapangan bedah disamarkan.
c. Field block : obat disuntikkan mengelilingi daerah tindakan,
misalnya pada pengangkatan kista di kulit, tumor-tumor kuli
d. Blok saraf : Melalui cara ini yang dituju langsung saraf bagian
proksimal. Dengan cara ini daerah yang dipersarafi akan
teranestesi, misalnya pada tindakan operasi di lengan bawah
dengan memblok saraf brakialis.
e. Intravascular : obat dimasukkan langsung ke dalam vena atau arteri
besar pada ekstremitas yang bersangkutan, sedangkan aliran darah
dibendung dengan manset tensimeter, sehingga obat tidak langsung
masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Cara ini dipakai pada reposisi
patah tulang, amputasi, dan debridement.
f. Spinal : zat anastesi lokal disuntikkan ke dalam rongga
subaraknoid atau ke ruang epidural di dalam kanalis vertebralis
pada ketinggian tertentu, sehingga daerah setinggi persarafan yang
bersangkutan dan di bawahnya teranestesi sesuai dengan teori
dermatom kulit.
Bernards, Christopher M., 2006. Epidural and Spinal Anesthesia dalam : Barash,
Paul G. , Cullen, Bruce F., Stoelting, Robert K. Clinical Anesthesia 5th
edition. USA: Lippincott William & Wilkins
Gwinnutt, Carl. L. 2011. Catatan Kuliah Anestesi Klinis ed.3. Jakarta: EGC
Neal, M. J.2006. At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima. Jakarta. Erlangga
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. EGC. Jakarta