Oleh :
Nastalia Sindy
Oleh :
Nastalia Sindy
11-2013-311
Lembar Persetujuan
Jakarta, November 2015
Pembimbing
Penguji 1 Penguji 2
(dr. ) (dr. )
Nastalia Sindy
nastaliasindy@yahoo.co.id
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Abstrak
Di Indonesia, penyediaan air minum yang diusahakan pemerintah melalui perusahaan daerah air
minum sebagian besar diperuntukkan masyarakat perkotaan meliputi ibu kota propinsi, ibu kota
kabupaten, dan ibu kota kecamatan. Untuk daerah lainnya sebagian besar penduduk
mengupayakan air bersih untuk keperluan sehari-hari melalui berbagi cara dengan memanfaatkan
potensi sumber air yang ada berupa air tanah, air permukaan, dan air hujan. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan di daerah perkotaan memiliki cakupan sumber
air bersih sebesar 90,1%, sedangkan dipedesaan sebesar 67,6 %. Dari data Riskesdas 2013, data
hasil menunjukkan bahwa jenis sumber air untuk seluruh kebutuhan rumah tangga di Indonesia
pada umumnya adalah sumur gali terlindung sebesar 29,2%, sumur pompa sebesar 24,1%, dan
air ledeng/PDAM sebesar 19,7%. Diperoleh dua prioritas masalah, yaitu persentase cakupan pengguna
sarana air bersih masih kurang, sebesar 34,58% dari target 66,67%, serta cakupan hasil inspeksi sarana air
bersih masih kurang, sebesar 29,69% dari target sebesar 66,67%. Penyebab masalah tersebut:
pengetahuan masyarakat masih rendah, perilaku masyarakat yang menggunakan air sungai untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, terbatasnya sarana air bersih yang ada, kurangnya jumlah petugas
kesling, tidak ada laporan penggunaan dana yang diterima , kurangnya koordinasi lintas program,
kurangnya optimalisasi petugas kesling. Bila hal tersebut dapat diatasi, diharapkan tingkat pencapaian
cakupan pengawasan sarana air bersih pada periode berikutnya dapat meningkat.
Kata kunci: Evaluasi program, pengawasan sarana air bersih, puskesmas medang asem
Daftar Isi
Halaman
Abstrak ..i
Daftar isi ..ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah
.2
1.3 Tujuan Penulisan 3
1.4 Manfaat
4
1.5 Sasaran
.6
Bab IX Penutup
9.1 Kesimpulan ..32
9.2 Saran ..32
Air sangat berperan dalam mempengaruhi kesehatan manusia, karena dapat menjadi
media penularan berbagai macam penyakit. Adapun penyakit yang ditularkan langsung oleh
air adalah demam tifoid dan diare. Berdasarkan WHO (2003), kejadian demam tifoid di
dunia sekitar 17 juta kasus setiap tahunnya, 600.000 diantaranya menyebabkan kematian
dan 7 juta kasus terjadi di Asia Tenggara. Insidensi di Indonesia rata-rata 900.000
kasus/tahun dengan kematian > 20.000 dan 77% kasus terjadi pada umur 3-19 tahun.
Sedangkan penyakit diare di Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta kejadian penderita
diare, 70-80 % dari penderita ini adalah anak di bawah lima tahun (40 juta kejadian).8
Cakupan penduduk yang menggunakan sarana air bersih angka di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Medangasem pada periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015
hanya mencapai 43,61%.Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukan evaluasi program
yang sudah dijalankan, menindak lanjuti upaya perbaikan yang akan dijalankan dan
mengidentifikasi faktor risiko lingkungan berbagai jenis penyakit dan gangguan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, masalah yang didapat berupa:
1 Berdasarkan Global Water Supply and Sanitation Assesment 2000 Report yang dikeluarkan
oleh WHO/UNICEF, terdapat sekitar 1,1 milyar penduduk dunia yang masih kekurangan air
bersih.
2 Dari data Riskesdas 2010 diketahui daerah di pedesaan cakupan sumber air bersih sebesar
67,6 %.
3 Berdasarkan data Riskesdas 2013, proporsi rumah tangga di Indonesia dengan kualitas air
minum kategori baik (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbusa, dan tidak
berbau) di perkotaan (96,0%) lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan (92,%).
4 Berbagai masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya air yang buruk ini
menempatkan Indonesia pada peringkat terendah dalam Laporan Program Pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) tentang MDGs Asia Pasifik tahun 2006.
5 Penyakit diare di Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta kejadian penderita diare, 70-80 %
dari penderita ini adalah anak di bawah lima tahun (40 juta kejadian).
6 Belum diketahuinya tingkat keberhasilan program, masalah yang timbul dan cara
penyelesaiannya dalam melaksanakan program pengawasan sarana air bersih di wilayah kerja
Puskesmas Medangasem periode Januari sampai dengan Oktober 2015.
1.3.Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Untuk mengetahui data-data evaluasi program pengawasan sarana air bersih agar dapat
menyelesaikan masalah yang ditemukan dalam program pengawasan sarana air bersih
secara optimal di wilayah kerja Puskesmas Medangasem periode Januari 2015 sampai
dengan Oktober 2015 dengan harapan dapat menurunkan angka kematian dan angka
kesakitan akibat faktor risiko kesehatan lingkungan.
2 Tujuan Khusus :
1 Diketahuinya cakupan jumlah rumah yang menggunakan sarana air bersih untuk
keperluan sehari-hari di wilayah kerja Puskesmas Medangasem periode Januari 2015
sampai dengan Oktober 2015.
2 Diketahuinya cakupan hasil inspeksi program pengawasan sarana air bersih di wilayah
kerja Puskesmas Medangasem periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015.
3 Diketahuinya cakupan jumlah sarana air bersih dengan tingkat pencemaran air yang
rendah di wilayah kerja Puskesmas Medangasem periode Januari 2015 sampai dengan
Oktober 2015.
4 Diketahuinya cakupan pengambilan sampel air di wilayah kerja Puskesmas
Medangasem periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015.
5 Diketahuinya cakupan jumlah sarana air bersih dengan kualitas bakteriologi yang
memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Medangasem periode Januari
2015 sampai dengan Oktober 2015.
1 Manfaat
1.4.1 Bagi evaluator :
- Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah.
- Menjadi suatu pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program pengawasan sarana
air bersih di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.
- Megetahui berbagai kendala yang dihadapi dalam menjalankan program Puskesmas
khususnya mengenai pengawasan sarana air bersih dan merangsang cara berfikir kritis dan
ilmiah.
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi :
- Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi
- Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang kesehatan.
- Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) sebagai universitas yang
menghasilkan dokter yang berkualitas.
- Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program pengawasan sarana air bersih
disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahannya.
- Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan sebagai umpan balik agar
keberhasilan program di masa mendatang dapat tercapai secara optimal.
2 Sasaran
Seluruh sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas Medangasem, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015.
Bab II
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari beberapa program upaya kesehatan
lingkungan terutama sarana air bersih periode Janiuari 2015 sampai dengan Oktober 2015 di
UPTD Puskesmas Medangasem, kabupaten Jawa Barat, antara lain:
1. Laporan bulanan program SAB di PKM Medangasem, Januari 2015 - Oktober 2015
2.2. Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, analisis data, dan
pengolahan data sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pelaksanaan
program yang terjadi, baik pada awal, ditengah, maupun akhir program dengan cara
membandingkan cakupan program upaya kesehatan lingkungan terutama sarana air
bersih di Puskesmas Medangasem periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015
terhadap tolok ukur yang telah ditetapkan dan menemukan penyebab masalah dengan
menggunakan pendekatan sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis
Lingkungan
Umpan Balik
Gambar di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling
dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi
dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen tersebut dapat
dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu :
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana
(money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan (machine),
jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi (information).
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari unsur
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pemantauan (controlling).
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya
proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.
5. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa pencatatan dan
pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.
Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan digunakan
sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem, yang meliputi masukan,
proses, keluaran, lingkungan, dan umpan balik pada program pengawasan sarana air bersih
(SAB). Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program
pengawasan sarana air bersih (SAB). (Lampiran I)
Penyajian Data
4.2.2 Geologi
4.2.4 Hidrografi
Medangasem mempunyai aliran sungai yang berfungsi mengaliri lahan pertanian atau
irigasi
5 Demografi
1 Jumlah penduduk secara keseluruhan di wilayah kerja Puskesmas Medangasem pada
Tahun 2014 adalah 34.410 jiwa.
Tabel 1. Jumlah jiwa dan KK UPTD Medangasem Tahun 2014
4 Metode
Pendataan jumlah dan jenis sarana air bersih
Pendataan ini diambil dari laporan pengawasan sarana air bersih di wilayah
kerja Puskesmas Medangasem periode Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015,
seperti dibawah :
PDAM :41buah
SumurPompatTangan :805buah
SumurPompaListrik :1060buah
SumurGali :1023buah
Saringan atau pipa-pipa yang berlubang berada di dalam lapisan tanah yang
mengandung air.
Lapisan yang kedap air antara permukaan tanah dan pipa saringan sekurang-
kurang 3 m.
Lantai sumur yang kedap air ditinggikan 20 cm dari permukaan tanah dan
lebarnya 1 m sekeliling pompa.
Saluran pembuangan air limbah harus ditembok kedap air, minimal 10 m
panjangnya.
Untuk mengambil air dapat dipergunakan pompa tangan atau pompa listrik.
Pemeriksaan secara lengkap terdapat di lampiran formulir inspeksi sanitasi air
bersih dapat dirujuk di lampiran formulir inspeksi sanitasi air bersih.
Jumlah sarana air bersih yang mempunyai risiko pencemaran yang tinggi. Tingkat
risiko pencemaran air terbagi menjadi:
- AT (amat tinggi)
- T (tinggi)
- S (sedang)
- R (rendah).
Cara pemeriksaan lengkap dapat dilihat di lampiran formulir inspeksi sanitasi.
Pelaporan
Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini melaporkannya kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota sesuai format yang telah ada.
2 Proses
4.3.2.1 Perencanaan
Terdapat perencanaan yang dibuat setahun sebelumnya, berupa:
Pendataan SAB 12 kali (1 bulan sekali)
Inspeksi sanitasi SAB yang memenuhi syarat sebanyak 36 kali (1 bulan 3 kali)
Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimia dan bakteriologis dilakukan
minimal 4 kali dalam setahun (3 bulan sekali)
Pemeriksaan sarana air bersih yang memiliki tingkat pencemaran yang tinggi
dilakukan minimal 4 kali dalam setahun (3 bulan sekali)
Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan : akan dilakukan setiap kegiatan dilaksanakan
Pelaporan : akan dilakukan setiap awal bulan.
2 Pengorganisasian
Pengorganisasian Program Pengawasan Sarana Air Bersih
di UPTD Puskesmas Medangasem
Kepala PKM
Wawan Gunawan, SKM.
Ka. Tata Usaha
Aah farihah, SKM
Koordinator Program
Tri Muryanti, A.Md KL
Pelaksana Program
Bagan 2. Struktur organisasi bagian kesehatan lingkungan Puskesmas Medangasem
Tri Muryanti, A.Md KL
Pendataan 1 kali sebulan tentang jenis dan jumlah sarana air bersih.
Pemeriksaan sarana air bersih
Pemeriksaan minimal 3 kali setiap bulan terhadap sarana air bersih yang ada,
dilakukan oleh petugas kesehatan lingkungan dibantu staf promkes dan RT sekitar
dengan mendatangi rumah penduduk yang menggunakan SAB di wilayah kerja
Puskesmas Medangasem
4 Pengawasan
Adanya pencatatan tiap bulan/tahunan dan pelaporan secara berkala tentang kegiatan
pengawasan kualitas air ke tingkat Kabupaten minimal 3 bulan sekali dan apabila terjadi
kejadian luar biasa karena penurunan kualitas air.
Metode : Pencatatan rumah yang menggunakan SAB setiap bulan dibalai desa wilayah kerja
Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Januari Oktober2015
1373
cakupan : x 100 =46 , 87
2929
Metode : Mendatangi rumah penduduk yang menggunakan SAB di wilayah kerja Puskesmas
Medangasem, Kabupaten Karawang periode Januari Oktober 2015, dan memberikan
Formulir Inspeksi Sanitasi untuk diiisi oleh kepala keluarga (perwakilan).
3 Cakupan pengambilan sampel air dari sarana air bersih yang diinspeksi
4 Lingkungan
1 Fisik
Sebagian besar Kecamatan Jayakerta daratannya diliputi sawah, tanah, dan sebagian kecil
oleh sungai. Sehingga masyarakat di kecamatan ini menggunakan air tanah yang kebanyakan
didapat dari sarana sumur gali, dan pompa tangan. Tapi banyak juga masyarakat yang
menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Medangasem mempunyai aliran sungai
yang berfungsi mengaliri lahan pertanian / irigasi. Wilayah kerja UPTD Puskesmas
Medangasem, kabupaten Karawang berada pada dataran rendah.
2 Non fisik
- Keadaan sosial ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi keberhasilan program. Sebagian
besar penduduk bermata pencaharian petani dari total jumlah penduduk merupakan
masyarakat miskin, hal tersebut dapat mempengaruhi akses untuk mendapatkan sarana air
bersih yang memadai.
- Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi keberhasilan program. Karena sebagian besar
penduduk merupakan tamatan SD, pengetahuan tentang kualitas air dan sarana air bersih
masih kurang.
- Perilaku masyarakat dalam menggunakan air bersih dapat mempengaruhi keberhasilan
program. Sebagian masyarakat masih menggunakan air sungai untuk keperluan mandi,
mencuci, tempat buang air besar, dan tempat pembuangan limbah keluarga.
5 Umpan Balik
- Adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap sesuai dengan waktu yang ditentukan akan
dapat digunakan sebagai masukan dalam perencanaan program pengawasan sarana air bersih
selanjutnya.
6 Dampak
-Dampak langsung seperti menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan, seperti Diare
belum dapat dinilai.
-Dampak tidak langsung yaitu masalah penyediaan dan pengawasan air bersih tidak lagi
menjadi permasalahan serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat belum dapat
dinilai.
Bab V
Pembahasan
Cakupan
pengambilan 66,67 % 0% (+)
sample air dari (Januari Oktober 2015) Tidak dilakukan 66,67%
sumber air bersih
yang diinspeksi
Cakupan
pengambilan 83,33% 0% (+)
sampel air untuk (Januari Oktober 2015) Tidak dilakukan 83,33%
pemeriksaan
kimia dan
bakteriologis
2. Masukan :
Tenaga Tersedianya minimal 2 orang 1 orang tenaga kesling (+)
sebagai koordinator dan yang merangkap sebagai
pelaksana program koordinator dan pelaksana
pengawasan SAB yang program yang terampil di
terampil dibidangnya bidangnya.
Pengaruh Lingkungan
Fisik Masyarakat di kecamatan Jayakerta menggunakan air tanah
yang didapat dari sarana sumur gali, sumur pompa, juga sarana
air bersih dari PDAM. Tetapi tidak sedikit juga masyarakat
yang menggunakan air irigasi untuk keperluan sehari-hari
seperti mandi dan mencuci. Air irigasi berwarna kehijauan,
dengan banyak tanaman gulma ditepi sungai. Terdapat beberapa
tempat yang menjadi tempat jamban.
Non Fisik
Dari pembahasan hasil evaluasi program pengawasan sarana air bersih di Puskesmas
Medangasem periode Januari sampai dengan Agustus 2015,terlihat beberapa masalah:
6.2.2 Proses
Pengorganisasian
Struktur dan pelimpahan tugas dari Kepala Puskesmas ke koordinator program
(programmer) sudah ada, namun koordinator dan pelaksana sama, sehingga
kurangnya tenaga kerja dapat memengaruhi kuantitas sarana air bersih yang
diperiksa, maupun kualitas pemeriksaan.
Pelaksanaan
Sudah dilakukan pengumpulan data, pemeriksa setiap bulannya. Pelaksanaan program
tidak disertai jadwal serta yang tetap setiap bulannya, sehingga memengaruhi jumlah
kuantitas sarana air bersih yang diperiksa. Selain itu, pengambilan sampel untuk
pemeriksaan kimia dan bakteriologis air, serta pemeriksaan sarana air bersih yang
memiliki tingkat resiko pencemaran tinggi tidak dilakukan.
Bab VII
Prioritas Masalah
Berdasarkan rumusan masalah pada variabel keluaran, maka di dapat beberapa masalah :
A. Cakupan rumah yang menggunakan air bersih pencapaiannya hanya 43,61 % dari target
66,67%
B. Cakupan inspeksi sarana air bersih pencapaiannya hanya 46,87 % dari target 66,67 %
C. Cakupan pengambilan sampel air yang tidak dilakukan.
D. Cakupan SAB dengan kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat kesehatan yang tidak
dilakukan.
Dengan sistem skoring, maka akan di dapat prioritas masalah sebagai berikut : berikut :
No Parameter Prioritas Masalah
A B C D
1 Besarnya masalah 5 4 5 5
2 Berat ringannya masalah 5 4 3 5
3 Keuntungan sosial karena terselesainya masalah 5 5 3 4
4 Sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan masalah 3 5 3 3
5 Teknologi yang tersedia 5 3 3 3
Jumlah 23 21 17 20
Keterangan derajat masalah :
5 : Sangat Penting
4 : Penting
3 : Cukup Penting
2 : Kurang Penting
1 : Sangat Kurang Penting
Dari dilakukannya teknik skoring untuk mendapatkan prioritas masalah, di dapat 2 masalah
yang ingin diselesaikan yaitu :
1. Cakupan jumlah rumah yang menggunakan air bersih dengan besar masalah 34,58%
2. Cakupan inspeksi sarana air bersih dengan besar masalah 29,69%
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
Masalah 1 :
Cakupan jumlah rumah yang menggunakan air bersih dengan pencapaian 43,61% dan besar
masalah 34,58 %
Penyebab :
Tenaga
Kurangnya jumlah tenaga di bidang kesehatan lingkungan di Puskesmas Medangasem,
dimana coordinator sekaligus pelaksana program kesehatan lingkungan di jabat oleh satu
orang yang sama.
Dana
Tidak ada laporan penggunaan dana yang diterima.
Pelaksanaan
Tidak dilakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan kimia dan bakteriologis air, serta
pemeriksaan sarana air bersih yang memiliki resiko pencemaran tinggi. Tidak ada jadwal
pemeriksaan sarana air bersih yang tetap.
Penyelesaian Masalah
Tenaga
Penambahan tenaga kesehatan lingkungan yang direkrut dari bagian lain di Puskesmas atau
perekrutan tenaga yang ahli dalam bidang kesehatan lingkungan yang berasal dari luar
puskesmas
Dana
Dilakukan pelaporan dana yang telah diterima dan yang telah digunakan kepada Puskesmas,
mencari sumber-sumber dana yang baru di Puskesmas.
Pelaksanaan
Koordinator program membuat jadwal pemeriksaan sarana air bersih yang tetap untuk setiap
bulannya, serta membuat target pemeriksaan sarana air bersih perbulan.
Masalah 2 :
Cakupan hasil inspeksi sarana air bersih dengan pencapaian 46,87 % dan besar masalah 29,69 %
Penyebab :
Tenaga
Tenaga yang kurang untuk melakukan inspeksi kualitas sarana air bersih. Selain itu, petugas
juga menjalankan multiprogram. Ini membuat pekerjaan inspeksi sarana air bersih kadang
kurang optimal
Bahan
Tidak ada formulir pengecekan air di puskesmas.
Penyelesaian Masalah
Tenaga
Penambahan tenaga kesehatan lingkungan yang direkrut dari bagian lain di Puskesmas atau
perekrutan tenaga yang ahli dalam bidang kesehatan lingkungan yang berasal dari luar
puskesmas
Bahan
Mengkoordinasi dengan pusat untuk bahan-bahan yang diperlukan dari dinas kesehatan.
Bab IX
Penutup
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pengawasan sarana air bersih dengan cara pendekatan sistem
dapat diambil kesimpulan bahwa program pengawasan sarana air bersih di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang pada periode Januari 2014 sampai dengan
Oktober 2015 belum mencapai target. Ditemukan beberapa kekurangan yang menjadi masalah,
yaitu:
a Jenis sarana air bersih yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Medangasem, yaitu
PDAM, SGL, SPT, dan Pompa listrik, dengan jumlah seluruhnya, yaitu 2.929 SAB.
b Cakupan jumlah rumah yang menggunakan air bersih dengan pencapaian 43,61 % dan
besar masalah 34,58 % karena tenaga kerja dan dana yang kurang.
c Cakupan hasil inspeksi sarana air bersih dengan pencapaian 46,87 % dan besar masalah
29,69 % karena tenaga yang kurang.
d Cakupan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimia dan bakteriologis air tidak
dilakukan
e Cakupan pemeriksaan sarana air bersih yang memiliki tingkat resiko pencemaran yang
tinggi tidak dilakukan.
Untuk mengatasi kendala pada tingkat keberhasilan program Pengawasan Sarana Air Bersih di
Puskesmas Medangasem, saya harapkan saran saya kepada Kepala Puskesmas dalam waktu
sebulan ini dapat diterima dan dijalankan secara benar.
a. Dilakukannya penyuluhan yang intensif oleh pihak promosi kesehatan kepada orang yang
masih terbiasa menggunakan air yang tidak bersih padahal di daerahnya sudah terdapat
sarana air bersih tentang pentingnya penggunaan air bersih untuk kepentingan sehari-hari
b. Penambahan tenaga kesehatan lingkungan yang direkrut dari bagian lain atau dari warga
sekitar dengan memfasilitasi pelatihan terhadap tenaga kesehatan bagian lain guna
menambah tenaga pelaksana program di Puskesmas.
c. Penambahan biaya yang tidak hanya dari APBD saja melainkan bersumber dari
masyarakat sekitar untuk mengadakan sumbangan iuran agar terlaksana program
puskesmas dalam hal penyediaan sarana air bersih.
Membuat jadwal dan target pemeriksaan sarana air bersih yang tetap setiap bulannya.
Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengikuti arisan warga untuk membangun
sumur gali atau sumur pompa secara bergilir.
Melakukan perincian dana terhadap dana yang diterima dan dana yang dikeluarkan untuk
pengawasan sarana air bersih.
Melakukan pemetaan pada laporan tahunan untuk pemeriksaan sarana air bersih sehingga
tidak melakukan pemeriksaan kembali pada rumah tangga yang sama.
Besar harapannya semoga melalui saran di atas dapat membantu berjalannya
program pengawasan sarana air bersih pada periode yang akan datang sehingga dapat
mencapai tingkat keberhasilan sesuai target yang diharapkan.
Daftar Pustaka
1 L.A. Dewi, R. Dwina. Evaluasi Penyediaan Air Bersih Dan Sanitasi Lingkungan
Sebagai Dasar Usulan Perencanaan Perbaikan (Studi Kasus : Kecamatan Cileunyi,
Kabupaten Bandung). Program Studi Teknik Lingkungan ITB. Bandung : 2005.
2 Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Kumpulan Peraturan dan Pedoman Teknis
Kesehatan Lingkungan Buku II. 2004.
3 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Pedoman Instrumen Penilaian Kinerja
Puskesmas Provinsi Jawa Barat. Cetakan I. Jawa Barat. 2006.
4 WHO/UNICEF. Global Water Supply and Sanitation Assessment 2000 Report.Geneva.
2000.
5 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Nasional
(SUSENAS) tahun 2004. Jakarta : Depkes RI, 2009.
6 Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2010. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh tanggal 3 September 2015 dari:
http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf
7 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Program Air Bersih dan Sanitasi. Jakarta :
Depkes RI, 2004.
8 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Penyakit yang Ditularkan Melalui Air.
Jakarta : Depkes RI, 2007.
LAMPIRAN
Lampiran I
2 Masukan :
- Tenaga (Man) Tersedianya minimal 2 orang sebagai
koordinator dan pelaksanaprogram penga-
wasan sarana air bersih yang terampil di
bidangnya.
3 Proses
-Pengorganisasian Dibentuk struktur organisasi, kepala
puskesmas sebagai penanggungjawab
program, melimpahkan kekuasaan kepada
Koordinator program, kemudian
melakukan koordinasi dengan pelaksana
program.
-Pelaksanaan Sesuai dengan rencana dan metode yang
telah ditetapkan, dilaksanakan secara
berkala : pengumpulan data 1x/per bulan
dan pengawasan kualitas air bersih 4x per
tahun. Dilakukan pengambilan sampel
sesuai dengan jenis sarana air bersih,
kemudian dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk menilai kandungan
bakteriologi dan kimia & serta dilakukan
pemeriksaan risiko pencemaran air.
-Pengawasan Adanya pencatatan tiap bulan dan tahun,
serta pelaporan secara berkala tentang
kegiatan pengawasan kualitas air ke
tingkat Kabupaten minimal 3 bulan sekali
dan apabila terjadi kejadian luar biasa
karena penurunan kualitas air.
4 Lingkungan - Kondisi geografis dapat mempengaruhi
kualitas air
- Keadaan sosial ekonomi masyarakat
dapat mempengaruhi keberhasilan
program.
- Tingkat pendidikan dapat
mempengaruhi keberhasilan program.
- Perilaku masyarakat dalam
menggunakan air bersih dapat
mempengaruhi keberhasilan program
Lampiran II
1 SD / MI 10946 35,54
2 SMP / MTs 4885 15,86
3 SMA/Aliyah/Sederajat 2954 9,59
4 D1/Sederajat 20 0,0064
5. D2/Sederajat - -
6. D3/Sederajat 81 0,26
7. S1/Sederajat 90 0,29
8. S2/Sederajat 2 0.0006
9. S3/Sederajat - -
9. Tidak Tamat SD 611 1,98
10. Tidak Tamat SMP/Sederajat 315 1,02
11. Tidak Sekolah 10894 35,37
Jumlah 30798 100
Lampiran III
KecamatanMedangasem
Meliputi Desa :
Medangasem, Kampung Sawah dan Ciptmarga
Lampiran IV
Sarana Air Bersih
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup sehari-hari. Air
digunakan untuk kebutuhan manusia sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya
harus memenuhi syarat kesehatan, antara lain bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung
bahan beracun. Air minum yang memenuhi syarat kesehatan sangat penting dalam mempertinggi
derajat kesehatan masyarakat.
Secara umum syarat-syarat kualitas air minum meliputi seperti, dibawah ini:
Lampiran V
Jumlah Sarana Air Bersih Yang Diperiksa Diseluruh Kecamatan Jayakerta Periode
Januari sampai dengan Oktober 2015
Keterangan:
YA = Yang diperiksa
MS = Memenuhi Syarat
JP = Jumlah Pemakai
PDAM = Perusahan Daerah Air Minum
Jenis SAB Yang Memenuhi Jumlah SPT = Sumur
Diperiksa Pemakai Pompa Tangan
Syarat
1 PDAM 41 41 114 SGL = Sumur
2 SPT 805 294 1411 Gali
3 SGL 1023 523 4119
4 Pompa Listrik 1060 515 2415
Total 2929 1873 8059
Tabel V.2. Tabel Jenis Sarana Air Bersih dan Jumlah Yang Diperiksa, Memenuhi Syarat,
dan Jumlah Pemakai Sarana Tersebut