Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2014) 1-6

Pemanfaatan Kotoran Sapi untuk Bahan Bakar


PLT Biogas 80 KW di Desa Babadan
Kecamatan Ngajum Malang
Yasinta Fajar Saputri, Teguh Yuwono, Syariffuddin Mahmudsyah
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail : yasintafajarsaputri@gmail.com, teguh@ee.its.ac.id, syarif@ee.its.ac.id

Perkembangan jumlah penduduk di suatu peternakan sapi yang terdiri dari feses, urin, gas dan sisa
daerah akan berbanding lurus dengan kebutuhan akan makanan ternak. Potensi limbah peternakan sebagai salah
energi listrik di daerah tersebut. Namun hal itu satu bahan baku pembuatan biogas dapat ditemukan di
berbanding terbalik dengan penyediaan energi listrik, sentra-sentra peternakan, terutama di peternakan dengan
semakin hari cadangan sumber energi tidak terbarukan skala besar yang menghasilkan limbah dalam jumlah besar
yang selama ini menjadi bahan bakar utama dan rutin. Kotoran sapi merupakan kotoran yang paling
pembangkit di Indonesia semakin menipis, sehingga efisien digunakan sebagai penghasil biogas karena setiap 10-
penyediaan energi listrik juga tersendat. Oleh karena 25 kg kotoran sapi per hari dapat mengasilkan 2 m3 biogas.
itu, perlu dipikirkan suatu energi alternatif terbarukan Dimana energi yang terkandung dalam 1 m3 biogas sebesar
untuk mengtasi krisis tersebut. 4,7 kWh atau dapat digunakan sebagai penerangan 60 100
Pada tugas akhir ini akan dibahas mengenai watt selama 6 jam.
potensi biogas sebagai pembangkit PT. Greenfields Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah :
Indonesia di desa Babadan kecamatan Ngajum Malang. 1. Bagaimana potensi energi terbarukan di Desa Babadan
Berdasarkan hasil analisis, biogas dapat digunakan Kecamatan Ngajum Malang.
sebagai sumber energi alternatif terbarukan yang sesuai 2. Bagaimana analisis teknis, ekonomi, lingkungan dan
jika diterapkan di sana. PT. Greenfields Indonesia Desa sosial pembangunan PLT Biogas Desa Babadan
Babadan Kecamatan Ngajum Malang sendiri memiliki Kecamatan Ngajum Malang.
4.000 ekor sapi di peternakan mereka, sehingga potensi 3. Apakah teknologi biogas dapat diterapkan sebagai
kotoran yang dihasilkan adalah 100.000 kg/hari. Jumlah sumber energi baru dan terbarukan di Desa Babadan
tersebut dapat dikonversikan menjadi energi listrik Kecamatan Ngajum Malang dengan menggunakan
sebesar 3.760 kWh per hari melalui sebuah instalasi analisis keputusan.
biogas yang dilengkapi dengan sebuah generator biogas.
Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem II. TEORI PENUNJANG
pengolahan ini juga tergolong sangat ramah terhadap a. Biogas Sebagai Sumber Energi Alternatif
lingkungan. Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari
material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi
Kata kunci : Biogas, Kotoran Sapi, Energi Alternatif material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut
Terbarukan, PT Greenfields Inonesia, Babadan-Ngajum anaerobic digestion gas yang dihasilkan sebagian besar
Malang. (lebih 50%) berupa metana, material organik yang
terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraikan menjadi
I. PENDAHULUAN dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama
Kebutuhan akan penggunaan energi semakin meningkat material organik akan didegradasi menjadi asam asam lemah
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan
peningkatan konsumsi oleh masyarakat akibat penggunaan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi.
berbagai macam peralatan untuk menunjang kenyamanan Hidrolisis yaitu penguraian senyawa yang sederhana.
dalam kehidupan. Suber energi yang selama ini digunakan Sedangkan asidifikasi yaitu pembentukan asam dari
sebagaian besar berasal dari bahan bakar fosil, seperti batu senyawa sederhana.
bara, minyak bumi, gas alam dan lain-lain. Bahan bakar Setelah material organik berubah menjadi asam asam,
fosil merupakan sumber energi yang tidak terbarukan, yang maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah
semakin hari semakin menipis ketersediaannya. Oleh karena pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri
itu, untuk mengganti penggunaan energi tidak terbarukan pembentuk metana seperti mathanococus, methanosarcina,
diperlukan sumber energi alternatif yang mampu methano bacterium.
mengurangi laju pemakaian energi fosil. Biogas sebagian besar mengandung gas metana (CH4)
Indonesia sebagai negara tropis memiliki sumber energi dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang
baru terbarukan yang melimpah sebagai energi alternatif jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfide (H2S) dan
pengganti energi fosil. Salah satu energi alternatif tersebut ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen sulphur,
adalah pemanfaatan energi biogas. Biogas adalah gas kandungan air dan karbon dioksida (CO2).
produk akhir pencernaan/degradasi anaerobik (dalam Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari
lingkungan tanpa oksigen) oleh bakteri-bakteri konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan
menthanogen. Salah satu limbah yang dihasilkan dari metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor)
aktifitas kehidupan manusia adalah limbah dari usaha pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6

metana (CH4) semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dengan lahan seluas 26 Ha dan berada pada ketinggian
dapat ditingkatkan dengan memperlakukan parameter yaitu : 1200 meter di atas permukaan laut dengan suhu 16 0C dan
menghilangkan hydrogen sulphur, kandungan air dan karbon curah hujan sekitar 2.750-3200 mm/tahun dengan
dioksida (CO2). kelembaban sebesar 45%. Perusahaan ini dikelilingi
pemandangan yang masih alami sehingga hawanya sangat
b. Sistem Kerja Sebuah Instalasi Biogas (Aspek Teknis) sejuk.
Pada sebuah instalasi biogas, selalu terdapat reaktor
atau digester. Reaktor adalah sebuah ruang tertutup yang c. Potensi Energi Terbarukan Biogas Peternakan PT.
digunakan sebagai media penyimpanan kotoran selama Greenfields Indonesia Desa Babadan Kabupaten
beberapa hari untuk menghasilkan gas yang tersimpan Ngajum Malang
bersama kotoran yang kemudian disebut biogas. Dari Peternakan merupakan komponen utama dalam analisis
beberapa jenis digester biogas yang sering digunakan adalah pemanfaatan biogas sebagai pembangkit listrik. Karena
jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis Drum biogas yang akan digunakan sebagai bahan bakar berasal
mengambang (Floating drum). dari olahan limbah peternakan.
Sistem produksi biogas dibedakan menurut cara PT. Greenfields Indonesia desa Babadan kabupaten
pengisian bahan bakunya, yaitu pengisian curah dan bahan Ngajum Malang sangat potensial untuk penerapan
bakunya, yaitu pengisian curah dan pengisian kontinyu. pemanfaatan biogas sebagai sumber energi, dimana
Yang dimaksud dengan system pengisian curah (SPC) memiliki 4.000 ekor sapi Holstein dan apabila diansumsikan
adalah cara penggantian bahan yang sudah dicerna dari tiap ekor sapi yang dikelolah PT. Greenfields Indonesia ini
tangki pencerna setelah produksi biogas berhenti, dan menghasilkan fases/ kotoran sapi sebesar 25 kg per hari,
selanjutnya dilakukan pengisian bahan baku yang baru. maka sapi-sapi yang dikelolah oleh PT. Greenfields
Sedangkan yang dimaksud dengan pengisian kontinyu Indonesia ini dapat menghasilkan 100.000 kg kotoran sapi
(SPK) adalah pengisian bahan baku ke dalam tangki per hari.
pencerna dilakukan secara kontinyu (setiap hari) tiga hingga
empat minggu sejak pengisian awal, tanpa harus IV. ANALISIS PEMBANGUNAN
mengeluarkan bahan yang sudah dicerna. PEMBANGKITAN LISTRIK TENAGA
BIOGAS KOTORAN SAPI
a. Kondisi Terakhir Potensi Biogas dan Ketenagalistrikan
PT. Greenfields Indonesia
Pada awal berdirinya PT. Greenfields Indonesia ini
hanya memiliki sekitar 100 ekor sapi saja. Namun sekarang
PT. Greenfields Indonesia ini telah memiliki 4000 ekor sapi.
Diketahui bahwa seekor sapi dengan bobot 450 kg dapat
menghasilkan limbah berupa feses dan urine lebih kurang 25
kg/hr. Dan apabila tidak dilakukan penanganan secara baik
maka akan menimbulkan masalah pencemaran lingkungan
udara, tanah dan air serta menyebaran penyakit menular.
Salah satu penyelesaiannya adalah dengan mengolah limbah
tersebut menjadi biogas yang dapat digunakan sebagai
Gambar 1. Skema Pemanfaatan Biogas dari Kotoran Sapi bahan bakar generator biogas untuk menghasilkan energi
listrik.
Pada gambar di atas dapat dilihat skema pemanfaatan Banyaknya industri dan tingginya energi terjual rata-
biogas dari kotoran sapi. Baik penggunaan untuk keperluan rata (kWh) untuk industri di Kabupaten Malang membuat
rumah tangga, pertanian maupun sebagai sumber energi semakin banyaknya energi listrik yang harus diproduksi oleh
listrik. PLN, dan tidak sebanding dengan jumlah pembangkit yang
ada di Kabupaten Malang. Serta pemerintah telah
III. KONDISI KABUPATEN MALANG menentukan dalam kebijakan energi nasional tahun 2025,
KECAMATAN NGAJUM bahwa minyak bumi maksimal 20%, batu bara 33%, gas
a. Sekilas Kabupaten Malang bumi minimal 30% dan energi terbarukan 17%. Oleh karena
Luas wilayah Kabupaten Malang adalah 3.534,86 km2 itu perlu adanya energi alternatif sebagai penghasil energi
atau 353.486 ha. Terdiri dari 33 Kecamatan 12 Kelurahan, listrik. Dengan potensi peternakan yang relatif besar
378 Desa, 3.217 Rukun Warga (RW) dan 14.718 Rukun ditambah adanya sebuah peternakan besar di PT. Greenfield
Tetangga (RT), yang tersebar pada wilayah perkotaan da Indonesia desa Babadan kecamatan Ngajum Malang yang
pedesaan dan terletak antara 0 - 2000 m dari permukaan bisa memudahkan proses pengolahan kotoran, maka PT.
laut. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Malang bekerja Greenfield Indonesia berpotensi menjadi industri mandiri
sebagai pertanian. Pertanian di Kabupaten Malang energi dengan mengembangkan energi alternatif berupa
berkembang sangat pesat karena daerahnya berupa biogas. Dengan potensi biogas yang dimiliki di peternakan
pegunungandan perbukitan yang berhawa sejuk dan subur. PT. Greenfields Indonesia sebesar 2040,82 kWh per hari,
maka diharapkan dapat membantu mengurangi biaya
b. Sekilas PT. Greenfields Indonesia Desa Babadan pengeluaran pada PT. Greenfields Indonesia.
Kecamatan Ngajum Malang
PT. Greenfields Indonesia merupakan industri penghasil b. Analisa Human Development Indeks (Analisis Aspek
susu sapi perah. Berlokasi di desa Babadan, Kecamatan Sosial)
Ngajum, Gunung Kawi, Kabupaten Malang, Jawa Timur
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6

Human Development Indeks atau sering disebut Indeks Di PT. Greenfields Indonesia pada tahun 2013 terdapat
Pembangunana Manusia (IPM) di Kabupaten Malang terus tidak kurang dari 4000 ekor sapi. Sehingga penanganan
mengalami peningkatan yang relatif signifikan dari tahun ke limbahnya baik itu limbah padat maupun cair dalam bentuk
tahun, hal ini mengidentifikasi adanya peningkatan feses dan urine yang dibuang, walaupun sebagian kotoran
kesejahteraan penduduk. sapi (fases) terkadang digunakan penduduk sebagai pupuk,
namun masih berpotensi menimbulkan pencemaran
Tabel 1. IPM Kabupaten Malang 2006-2011 lingkungan. Diketahui bahwa seekor sapi dengan bobot 450
Indeks kg dapat menghasilkan limbah berupa fases dan urine lebih
Indeks Indeks
Tahun Daya IPM kurang 25 kg per hari.
Kesehatan Pendidikan
Beli Untuk mengetahui proses konversi kotoran sapi menjadi
2006 71,50 74,03 59,65 68,39 biogas dapat dilihat dari tabel berikut yang didapatkan dari
2007 72,03 74,25 60,92 69,07 Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Badan
2008 72,38 74,25 62,02 69,55 Litbang Pertanian, Departemen Pertanian.
2009 72,83 74,80 62,54 70,09
2010 73,24 75,09 63,31 70,54 Tabel 2. Kandungan Bahan Kering dan Volume Gas yang
2011 73,72 75,32 64,47 71,17 Dihasilkan Tiap Jenis Kotoran

c. Analisis Aspek Teknis Pembangkit Listrik Biogas di PT. Kandungan


Banyak Biogas yang
Greenfields Indonesia Desa Babadan Kabupaten Bahan
Jenis Tinja Dihasilkan (m3
Kering BK
Ngajum Malang (Kg/hari) / kg.BK)
(%)
Berikut ini dijelaskan proses pembangkitan energi
listrik dari sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas mulai Gajah 30 18 0,018 0,025
dari proses pengolahan kotoran sapi menjadi biogas yang Sapi / 25 30 20 0,023 0,040
disebut sebagai Anaerobic Digestion, hingga proses Kerbau
perubahan biogas menjadi energi listrik yang siap Kambing/ 1,13 26 0,040 0,059
digunakan. Berikut diagram alir (flowchart) proses-proses Domba
tersebut Ayam 0,18 28 0,065 0,116
Itik 0,34 38 0,065 0,116
Babi 7 9 0,040 0,059
Manusia 0,25 0,4 23 0,020 0,028

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah


potensi biogas yang dapat dihasilkan oleh limbah kotoran
sapi yang berada di PT. Greenfields Indonesia melalui
perhitungan sebagai berikut :
Jumlah sapi di PT. Greenfields Indonesia berjumlah 4.000
ekor.
1 ekor sapi mampu menghasilkan 25 kg kotoran per hari.
Maka, produksi kotoran sapi perhari di PT. Greenfields
Indonesia adalah sebesar :
4000 x 25 = 100.000 kg / hari
Gambar 2. Biogas Power Generator Flow Chart Kandungan bahan kering untuk kotoran sapi adalah 20 %,
maka kandungan bahan kering total adalah :
Dari diagram alir di atas, dapat dijelaskan bahwa bahan- 100.000 x 0,20 = 20.000 kg.BK
bahan organik dalam hal ini kotoran sapi yang ditambahkan Sehingga, potensi biogas dari kotoran sapi di PT.
dengan air akan menjadi bahan baku utama proses Greenfields Indonesia adalah sebesar :
Anaerobik. Proses tersebut dapat akan menghasilkan Gas 20.000 X 0,04 = 800 m3 / hari
Methan (CH4) dan zat sisa. Zat sisa proses Anaerobik dapat Berdasarkan sumber Departemen Pertanian, untuk konversi
digunakan sebagai pupuk urea, sedangkan Gas Methan biogas menjadi energi listrik : 1m3 biogas = 4,7 kWh energi
itulah yang disebut sebagai biogas. Biogas tersebut listrik.
kemudian digunakan sebagai bahan bakar sebuah Generator Dengan demikian potensi energi listrik yang dihasilkan
Set (Genset) biogas yang terdiri dari sebuah Mesin Gas dari limbah kotoran sapi yang ada di PT. Greenfields
sebagai motor penggerak sebuah Generator. Mesin Gas Indonesia adalah :
tersebut menggunakan Oksigen (dari udara bebas) dan 800 m3 x 4,7 kWh = 3.760 kWh / hari
biogas sebagai bahan bakar proses pembakaran, dan dengan daya keluaran = 3.760 / 24 = 156,6 Kw
menghasilkan karbon dioksida dan uap air sebagai zat hasil Dengan kapasitansi 3.760 kWh / hari maka biogas dari
pembakaran. Energi listrik yang dihasilkan oleh generator kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
dapat segera digunakan oleh penduduk/industri. terbarukan di PT. Greenfields Indonesia Desa Babadan
Kecamatan Ngajum Malang untuk pembangkit listrik
d. Kapasitas Biogas Sebagai Bahan Bakar Generator isolated.
Listrik di PT. Greenfields Indonesia Desa Babadan
Kabupaten Ngajum Malang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6

e. Perancangan Instalasi Pembangkitan Listrik Tenaga Perbandingan air dan kotoran 1:1 ( =
Biogas PT. Greenfields Indonesia Desa Babadan 1 /)
Kecamatan Ngajum Malang Maka aliran perhari adalah 100.000 kg kotoran +
Pada gambar di bawah ini, dapat dilihat layout 100.000 liter air = 200.000 liter slurry
rancangan sederhana dari instalasi pembangkit listrik biogas Lama proses 10-40 hari
yang akan digunakan di PT. Greenfields Indonesia. Sehingga :
Volume basah = 200.000 liter x 10
= 2.000.000 liter
Volume total = (2.000.000) / 80%
= 2.500.000 liter = 2.500 m3
Dengan proses pengisian yang digunakan adalah
proses pengisian kontinyu
Pembangunan digester yang ada di PT Greenfields
Indonesia dengan volume total sebesar 2.500 m3 atau
12,8297 mega Btu dengan ukuran 40 x 31,25 x 2 atau
dapat menggunakan 4 buah digester yang masing-masing
digester memiliki volume total sebesar 625 m3 (20 x
Gambar 3. Rencana Instalasi Pembangkit Biogas 15,62 x 2).
Saluran Keluaran Residu
Penjelasan singkat dari rancangan instalasi di atas adalah : Saluran ini digunakan untuk mengeluarkan kotoran yang
1. Sebelum masuk digester, kotoran ternak dicampur telah difermentasi oleh bakteri. Saluran ini bekerja
dengan air dengan perbandingan 1:1. berdasarkan prinsip kesetimbangan tekanan hidrostatik.
2. Kotoran ternak dialirkan menuju Reaktor (Digester) Residu yang keluar pertama kali merupakan slurry
melalui saluran masuk (inlet) dan diaduk dengan masukan yang pertama setelah waktu retensi. Sesuai
menggunakan pengaduk mekanis. penjelasan sebelumnya, sisa pengolahan kotoran ini
3. Kemudian gas yang dihasilkan dari campuran kotoran masih bisa digunakan sebagai pupuk kompos yang baik
dan air dialirkan menuju penampang gas, dengan diatur bagi tanaman karena terjadi penurunan COD sehingga
oleh valve pengatur tekanan. kotoran mengandung lebih sedikit bakteri pathogen
4. Biogas dari penampung gas bisa digunakan pada sehingga aman untuk pemupukan sayuran atau buah,
generator biogas untuk kemudian menyalakan peralatan terutama untuk konsumsi segar.
listrik. Katup Pengaman Tekanan (Control Valve)
5. Zat sisa proses Digesterisasi dapat digunakna langsung Katup pengaman ini digunakan sebagai pengatur tekanan
sebagai pupuk kandang atau diolah menjadi pupuk urea gas dalam biodigester. Katup pengaman ini
kemasan yang siap dijual atau dapat digunakan sebagai menggunakan prinsip pipa T, bila tekanan gas dalam
pakan ternak lele. saluran gas lebih tinggi dari kolam air, makagas akan
keluar melalui pipa T, sehingga tekanan dalam
Dan komponen-komponen pembangkit listrik biogas biodigester akan turun.
yang akan digunakan di PT. Greenfields Indonesia antara Saluran Gas
lain : Saluran gas ini disarankan terbuat dari polimer untuk
Saluran Masuk Slurry ( Kotoran Segar dan Air ) menghindari korosi.
Saluran ini digunakan untuk memasukan slurry sebagai Penampung Gas
bahan utama ke dalam reaktor (digester). Penampung gas adalah sebuah ruang kedap udara yang
Sistem Pengaduk digunakan sebagai tempat penyimpanan biogas yang
Di PT. Greenfields Indonesia sistem pengadukan yang telah dihasilkan dari proses biodigester sebelum
paling mungkin dilakukan agar kotoran segar dan air disalurkan ke genset biogas. Besar volume total dari
tercampur secara sempurna adalah dengan pengadukan penampung-penampung gas, kurang lebih sama dengan
mekanis. perhitungan potensi biogas di PT. Greenfields Indonesia
Reaktor ( Digester ) per-harinya yaitu 800 m3. Penampung gas yang akan
Reaktor yang digunakan untuk membangkitkan biogas di digunakan di PLT Biogas PT. Greenfields Indonesia
PT. Greenfields Indonesia menggunakan Tipe Kubah dibuat hanya satu yaitu digunakan untuk disalurkan ke
(fixed dome) dikarenakan model ini merupakan model genset biogas.
yang paling popular di Indonesia, dimana seluruh Generator (Genset) Biogas
instalasi digester dibuat di dalam tanah dengan Generator biogas yang akan digunakan di PT Greenfields
konstruksi permanen. Selain dapat menghemat tempat Indonesia adalah generator dengan daya keluaran 200
lahan, pembuatan digester di dalam tanah juga berguna kW sesuai dengan potensi biogas disana yang bisa
mempertahankan suhu digester stabil dan mendukung mencapai 3.760 kWh/hari atau 156,6 kiloWatt
pertumbuhan bakteri menthanogen, tekanan yang perjamnya. Harga dari sebuah Generator Set 200 kW
dihasilkan lebih stabil, dan mempunyai harga yang relatif adalah rata-rata USD 13.000.
lebih murah dan umurnya cukup panjang..
Volume total digester = (lama proses x aliran f. Analisis Pembangunan Pembangkit Ditinjau dari Aspek
bahan) / 80 % Ekonomi
4000 ekor sapi @kotoran 25 kg/hari = 100.000 kg Pada pembangunan Pembangkit tenaga Biogas, maka
diambil asumsi secara umum bahwa akan dibangun
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6

Pembangkit tenaga Biogas dengan kapasitas total 2x80 KW Sebagai acuan, harga jual listrik yang direncanakan
dengan faktor kapasitas 30% dan memiliki umur adalah sebesar Rp 1.000/kWh. Harga jual ini lebih rendah
pembangkit 25 tahun. dari kemampuan daya beli energi listrik rumah tangga yaitu
Rp 1.227,35, sehingga harga jual Rp 1.000/kWh dapat
Tabel 3. Biaya Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dijangkau oleh masyarakat Kabupaten Malang.
Jenis Data Nilai
Kapasitas Terpasang 2 x 80 Kw Pendapatan Pertahun (Cash In Flow / CIF)
Umur Pembangkit 25 tahun Jumlah pendapatan per tahun / Cash In Flow (CIF)
Bahan Bakar Biogas dapat dihitung dari kWhoutput dan selisih harga jual listrik
Harga Investasi 128.000 USD yang ditetapkan dengan harga jual listrik pembangkit.
Persamaan pendapatan pertahun dinyatakan sebagai berikut:
Dari data Tabel 3 dapat kita lihat bahwa Capital CIF = kWhoutput x (Rp 1.000 HJ)
Investment Cost atau biaya pembangunan adalah sebesar : 1) Untuk Suku Bunga i = 6%
128.000 CIF = 420.480 x (Rp 1.000 Rp 330,35)
Biaya Pembangunan = = = Rp 281,5 juta/tahun
2 80
= 800 USD / kW 2) Untuk Suku Bunga i = 9%
Dan berikut ini hasil perhitungan ekonomi investasi dari CIF = 420.480 x (Rp 1.000 Rp 427,44)
PLT Biogas di PT. Greenfields Indonesia = Rp 240,7 juta/tahun
3)Untuk Suku Bunga i = 12%
Tabel 4. Perhitungan Biaya dengan Suku Bunga 6%, 9% CIF = 420.480 x (Rp 1.000 Rp 555,13)
dan 12% = Rp 187,1 juta/tahun
Suku Bunga
Perhitungan Nilai Awal Proyek (Net Present Value / NPV)
6% 9% 12 %
Biaya Pembangunan Metode Net Present Value (NPV) ini menghitung
800 800 800 jumlah nilai sekarang dengan menggunakan Discount Rate
(USD/kW)
Umur Operasi (Tahun) 25 25 25 tertentu dan kemudian membandingakan dengan investasi
Kapasitas (kW) 160 160 160 awal (Initial Investment). Selisihnya disebut NPV. Apabila
Biaya O&M NPV tersebut positif, maka usulan investasi diterima, dan
0,0041 0,0041 0,0041 apabila negatif ditolak.
(USD/kWh)
Biaya Modal Dari hasil perhitungan,untuk mencapai nilai positif
0,023 0,031 0,039 tampak bahwa pada suku bunga 6% lebih cepat yaitu pada
(USD/kWh)
Total Cost (USD/kWh) 0,0271 0,0341 0,0431 tahun ke-7 dibandingkan dengan suku bunga 9% mencapai
nilai positif pada tahun ke-9. Sedangkan suku bunga 12%
Harga Jual
0,028726 0,037169 0,048272 nilai NPV-nya negatif. Hal ini berarti investasi untuk PLT
(USD/kWh)
Biogas Desa Babadan Kecamatan Ngajum Malang tersebut
layak dilaksanakan untuk suku bunga 6%.
Kemampuan Daya Beli Energi Listrik
Data kelistrikan dan kependudukan yang menjadi acuan
Laba Investasi (Return of Investment / ROI)
adalah daya terpasang dan pendapatan per kapita Kecamatan
Return of Investment adalah kemampuan pembangkit
Ngajum untuk mengetahui seberapa besar daya beli energi
untuk mengembalikan dana investasi dalam menghasilkan
listrik masyarakat Kecamatan Ngajum.
tingkat keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi
Dengan input data sebagai berikut :
yang dikeluarkan.
Pendapatan per kapita setiap bulan = Rp 1.215.000
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa dengan
Dengan mengasumsikan dalam 1 rumah tangga terdapat 4
suku bunga 6%, dana investasi dapat dikembalikan pada
anggota keluarga sehingga didapat :
tahun ke-6 sejak PLT Biogas beroperasi. Sedangkan dengan
Pendapatan rumah tangga = Rp 1.215.000 x 4
suku bunga 9% investasi dapat dikembalikan pada tahun ke-
= Rp 4.860.000
7 dan untuk suku bunga 12% dan investasi dapat
Dengan diasumsikan pengeluaran rumah tangga untuk
dikembalikan pada tahun ke-8 sejak PLT Biogas beroperasi.
energi listrik rata-rata adalah 8%, maka pengeluarannya
sebesar Rp 388.800.
g. Perbandingan Energi Pembangkitan PLT Biogas
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai daya beli
Sebagai acuan untuk mengetahui perbandingan
masyarakat :
388.800 energi pembangkit tiap PLT Biogas dengan kotoran hewan
x Rp 605/kWh = Rp 1.227,35 / kWh berbeda sesuai dengan jumlah hewan di Indonesia, maka
191.651
Dimana Rp 191.651 adalah rata-rata biaya total pemakaian dapat disimpulkan apakah pembangkit PLT Biogas dari
listrik, dan Rp 605 adalah harga rata-rata energi listrik per kotoran sapi di Indonesia lebih berpotensi untuk
kWh ketersediaan energinya dibandingkan dengan PLT Biogas
Dengan daya beli listrik rumah tangga sebesar Rp dari kotoran hewan yang lain. Kotoran hewan yang
1.227,35 maka harga jual energi listrik dari energi digunakan adalah kotoran gajah, babi, dan itik.
terbarukan biogas mampu dibayar oleh masyarakat karena
rata-rata harga jual energi listrik yang berasal dari energi
terbarukan biogas masih dibawah daya beli untuk listrik
rumah tangga.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6

Tabel 6. Perbandingan Energi PLT Biogas dari Kotoran dihasilkan oleh kotoran sapi lebih tinggi dari pada
Sapi, Gajah, Babi, Itik dan Manusia Berdasarkan Energi sumber-sumber tersebut.
yang Dihasilkan 3. Dengan daya beli listrik rumah tangga sebesar Rp
Potensi 1.227,35/kWh dibandingkan dengan harga jual energi
Banyak
Uraian Jumlah Energi Listrik listrik dari biogas sebesar Rp 1.000/kWh maka
tinja(kg/hari)
(kWh/hari) masyarakat di desa Babadan Kabupaten Ngajum
Sapi 4.000 ekor 100.000 3.760 Malang mampu membeli energi listrik dengan bahan
Gajah 4.000 ekor 120.000 2.538 bakar biogas tersebut. Selain itu, jika dilihat dari
Babi 4.000 ekor 28.000 698,79 parameter-parameter dalam analisa keputusan yaitu dari
Itik 4.000 ekor 1.360 281,76 aspek teknis, aspek ketersediaan energi, ekonomis dan
4.000 aspek lingkungan yang terdiri dari penanganan limbah
Manusia 1.600 48,4 dan akibat pencemaran terhadap makhluk hidup
manusia
didapatkan total perhitungan aspek-aspek tersebut
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan jumlah sebesar 23, maka Pembangkit Listrik Tenaga Biogas
hewan dan manusia yang sama, potensi energi listrik yang dengan menggunakan kotoran sapi layak untuk
dihasilkan oleh kotoran sapi lebih tinggi dari pada kotoran dikembangkan di PT. Greenfields Indonesia Desa
gajah, babi, itik dan manusia. Babadan Kabupaten Ngajum Malang.

h. Analisa Pembangunan Pembangkit Ditinjau dari Aspek DAFTAR PUSTAKA


Lingkungan [1] Kajian Indonesia Energy Outlook, Pusat Data dan
- Clean Development Mechanism (CDM) Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral
Sebuah PLT Biogas dapat berpartisipasi di dalam Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2012
mekanisme CDM. Dengan nilai carbon tax sebesar 0,045 [2] Mahmudsyah, Syariffuddin., Makalah Global Energy
USD/kWh, maka untuk PLT Biogas PT. Greenfields Issue, Surabaya, 2013.
Indonesia desa Babadan kecamatan Ngajum Malang dengan [3] Diela, Tabita. 2025-Target Indonesia Menekan
produksi energi 420.480 kWh/Tahun, maka nilai carbon tax Konsumsi Energi Tak Terbarukan, Harian Kompas,
yang dapat diambil adalah sebesar 18.921,6 USD atau sama Jakarta, 15 Mei, 2014
dengan Rp 217.598.400,- [4] Waskito, Didit., Analisa Pembangkit Listrik Tenaga
Biogas dengan Kotoran Sapi di Kawasan Ternak Sapi,
i. Analisa Keputusan dalam Penggunaan Energi Universitas Indonesia, 2011
Terbarukan [5] BPPT 2013, Outlook Energi Indonesia, 2013
Analisa ini ditinjau dari segi teknis, segi ekonomis, dan [6] Widodo, Teguh Wikan., Ana, N., Asari, A. dan Elita,
segi lingkungan, di mana didalamnya terdapat uraian khusus R., Pemanfaatan Limbah Industri Pertanian Untuk
faktor-faktor yang dipengaruhinya. Energi Biogas, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Dari berbagai uraian-uraian dan analisa yang ditetapkan Pertanian Badan Litbang Pertanian, Departemen
Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi 2007 maka Pertanian, 2009
teknologi pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan [7] Handbook of Energy Statistic in Japan , 2009
sumber energi biogas dari kotoran sapi layak untuk [8] Hanif,Andi., Studi Pemanfaatan Biogas Sebagai
digunakan sebagai sumber energi terbarukan khususnya di Pembangkit Listrik 10KW Kelompok Tani Mekarsari
PT. Greenfields Indonesia Desa Babadan Kecamatan Desa Dander Bojonegoro Menuju Desa Mandiri Energi,
Ngajum Malang. ITS, 2010
[9] PT PLN (Persero) Wilayah Malang, Statistik PLN
V. KESIMPULAN Malang 2012
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang telah [10] Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain : Nomor 09 Tahun 2014, Tarif Tenaga Listrik Yang
1. Semakin menipisnya persediaan energi berbahan bakar Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT
fosil di Indonesia dan mahalnya energi fosil alternatif, Perusahaan Listrik Negara, 2014
maka perlu diciptakan energi baru yang tidak akan [11] Biogas Digest, Volume I, Biogas Basics, Information
habis dan harga terjangkau, salah satunya yakni dengan and Advisory Service on Appropriate Technology
energi biogas. Biogas memiliki prospek yang baik (ISAT) and GATE in Deutsche Gesellscharft fur
sebagai energi alternatif pengganti energi tidak Technische Zusammenarbeit (GTZ), GmbH
terbarukan di Indonesia. Energi Biogas jauh lebih [12] Chengdu Biogas Research Institute, Chengdu China,
murah dibandingkan dengan sumber energi bahan bakar 1989
fosil. [13] Sorensen, Bent., Renewable Energy Conversion,
2. Di PT. Greenfield Indonesia desa Babadan Kabupaten Transmission and Storage, Juni, 2007
Ngajum Malang, pemanfaatan biogas dengan [14] BPS Kabupaten Malang, Statistik Daerah Kabupaten
menggunakan kotoran sapi sangat potensial. Seperti Malang, 2013
diketahui kotoran sapi perhari dapat mencapai 25 kg, [15] Hasil-hasil Pembangunan Kabupaten Malang,
dengan jumlah sapi sebanyak 4.000 ekor berpotensi Kabupaten Malang, 2010
menghasilkan energi listrik sebesar 3.760 kWh/hari atau [16] IPM Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
12,8297 mega Btu. Jika dibandingkan dengan sumber Timur, Jawa Timur, 2013
biogas lainnya seperti kotoran gajah (2.538 kWh/hari), [17] http://www.greenfieldsmilk.com
babi (698,79 kWh/hari), itik (281,76 kWh/hari) dan [18] Dongying Shengdong Dynamoelectric Facility Co.,
manusia (48,4 kWh/hari) potensi energi listrik yang Ltd.

Anda mungkin juga menyukai