Anda di halaman 1dari 18

Beberapa Metoda Alternatif Penanganan Limbah

Hamidah Harahap
Renita Manurung

Program Studi Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

1. PENDAHULUAN
Secara praktis semua air limbah mungkin sekali akan menemukan jalannya
menuju aliran air yang terdekat, perairan-perairan di atas permukaan tanah yang lain
ataupun di dalam tanah. Meskipun apabila terdapat pembuangannya berada di atas
permukaan tanah, ia dapat saja tetap mencapai mata air (water table) di dalam tanah.
Apabila zat-zat pencemar tidak diperbolehkan mengganggu kebersihan aliran-aliran,
danau-danau, sungai, kuala-kuala air pasang surut atau perairan di tepi pantai, mereka
harus dibuang dari air yang mengangkutnya atau dirubah bentuknya secara memadai.
Pembuangan zat-zat pencemar ini atau perubahan bentuknya kedalam keadaan yang tidak
berbahaya merupakan proses fungsi sarana pembenahan air limbah. Tingkat pembenahan
yang akan diberikan tergantung pada sifat dan volume relatif aliran-aliran penampung
dan pada penggunaan-penggunaannya di mana air-air demikian dimanfaatkan untuk
perekonomian air di daerah tersebut. Limbah baru mungkin saja dan selalu dibuang
kedalam aliran-aliran air besar, danau dan perairan pasang surut, sedangkan terdapat
banyak daerah yang menerima limbah yang belum dibenahi untuk irigasi. Namun cara
pembenahan demikian, hanyalah dapat dilaksanakan secara memuaskan pada keadaan-
keadaan yang menguntungkan dan itupun setelah dengan hati-hati mengikuti kaedah-
kaedah yang mengatur metode-metode ini.
Pembuangan dan perubahan bentuk bahan-bahan pencemar dilaksanakan dengan
cara-cara yang berbeda-beda. Adalah sangat penting sekali untuk menyadari bahwa
pembenahan air-air sampah kebanyakan hanya menghasilkan pembuangan sebagian-
sebagain atau perobahan bentuk bahan-bahan pencemaran. Malahan setelah dilakukannya
pembenahan demikian, air-air yang sudah agak dimumikan itu tetap saja dibuang dengan
cara pelarutan atau pembuangan dan akhirnya oleh assimilasi lingkungan sekelilingnya.
Aspek pembuangan ini perlu ditekankan, aleh karena banyak instalasi pembenahan yang
mahal telah didirikan tanpa menghiraukan metode pembuangan yang mutakhir.
Pembenahan dan pembuangan air haruslah selalu dianggap sebagai suatu rencana yang
terpadu sedangkan tingkat pembenahan harus dihubungkan dengan cara pembuangan
sarana aliran.
Proses pembenahan limbah yang paling umum mencakup pekerjaan-pekerjaan
(operasi-operasi) sebagai berikut :
a. Penyaringan
b. Pembuangan pasir
c. Pembuangan minyak dan minyak pelumas
d. Sedimentasi zat-zat organik dan zat mineral yang terurai halus
e. Peredaran udara dan oksida

1
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
f. Penyelesaian akhir
Penghilangan bau dan pemberantasan kuman atau sterilisasi dilaksanakan pada
kasus-kasus yang langka.
Hampir semua proses, khususnya proses-proses yang tergantung pada peralatan
mekanis atau pembenahan kimiawi, meningkatkan penempatan endapan lumpur yang
harus dibenahi dan dibuang secara terpisah. Proses-proses yang berlain-lainan itu secara
kasar dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pengolahan secara mekanis yang terdiri dari penyaringan, pengambilan buihnya,
pengambangan dan sedimentasi.
2. Pembenahan secara kimiawi meliputi pengentalan, penghilangan bau dan
sterilisasi (mematihamakan).
3. Pembenahan secara biologis yang tergantung pada aktivitas sekelompok
organisme baik yang hidup dalam lingkungan ajang almiah mereka seperti pada
batang-batang air atau lapisan tanah atau dalam lingkungan yang diciptakan
secara buatan seperti dalam saringan antara, tangki septik atau tangki-tangki
Imhoff, instalasi pembenahan lumpur atau saringan-saringan kecil/halus
(bersusun).
Di dalam halaman-halaman berikut, metode-metode pembebanan yang berbeda-
beda dalam pembuangan limbah hanya diuraikan secara singkat sekali, hanya untuk
mendapatkan perbandingan gagasan tentang metode-metode yang berbeda-beda dan
memperlihatkan ciri-ciri mereka yang sangat lain dibandingkan dengan irigasi air limbah
dan pembuangan air limbah di atas tanah.

2. PEMBENAHAN PENDAHULUAN
Pembenahan pendahuluan terdiri dari penyaringan, pembuangan pasir dan
sedimentasi. Pembenahan yang lebih lengkap atau pengolahan tambahan dilakukan
melalui proses-proses oksidasi, seperti misalnya penyaringan pasir, saringan halus/kecil-
kecil mentes dan proses pelumpuran endapan yang digiatkan guna menggabungkan
peredaran udara dan sedimentasi. Pengenceran dan irigasi air limbah dapat dianggap
sebagai metode-metode pembuangan dan bukan pembenahan.

2.1. Penyaringan
Cara yang paling sederhana dari pembuangan benda pedal yang kasar dan besar
adalah dengan cara mengalirkan air limbah itu melalui saringan-saringan.Selain itu, air
limbah dialirkan melalui sebuah alat pemecah atau alat penghancur di mana benda-benda
pedal tersebut dipecah menjadi potongan-potongan kecil. Kepingan-kepingan ini
kemudian dibiarkan mengendap di dalam tanki-tanki sedimentasi. Adalah penting untuk
membuang benda-benda yang mengambang seperti potongan-potongan kain bekas,
kertas, kepingan-kepingan kayu, pasir dan rupa-rupa bahan lainnya untuk melindungi
pompa-pompa den peralatan mesin dan untuk mencegah kerusakan pipa, klep dan ujung-
ujung "mulut" saringan.
Dayaguna penyaringan berbeda luas sekali, tergantung pada sifat limbah dan
jenis-jenis saringan yang digunakan. Biasanya disediakan suatu jaring-jaring di bawah
permukaan air sebesar tidak kurang dari 2 kaki persegi per "m.g.d." bagi limbah domestik
atau 3 kaki persegi untuk limbah gabungan, kecepatan melalui saringan yang biasa untuk
itu adalah kira-kira 0.5 sampai 1.0 kaki per detik. Saringan-saringan pada umumnya

2
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
bersifat sangat tidak menyenangkan dalam sifatnya dan harus sagera dibuang secepat
mereka terkumpul dengan cara pemendaman, pembakaran atau pencernaan. Pemendaman
menghasilkan bau yang tidak segar lagi pula merusak pemandangan dan tidak sehat.
Pembakaran adalah agak mahal namun tidak seberapa mengganggu. Pelaksanaan
penghancuran secara modern dan peringkasan merupakan cara yang paling sederhana dan
paling sehat untuk metode pembuangan dengan mempergunakan saringan. Pembusukan
anaerobik melalui saringan-saringan untuk pelembutan, bersama-sama dengan lumpur air
limbah, telah terbukti sangat memuaskan pada pekerjaan pembenahan yang besar.

2.2. Pembuangan Pasir


Pembuangan benda-benda anorganik berpasir dilaksanakan pada tahap-tahap
permulaan pembenahan. Bahan-bahan berpasir, seringkali disebut detritus (pecahan-
pecahan), dibuang melalui sedimentasi sebagian-sebagian dalam ruangan pasir atau
tangki-tangki detritus. Hanya pasir yang dibiarkan mengendap dalam tangki-tangki ini
bersama dengan sesedikit mungkin zat-zat organik. Untuk memastikan hasil sangat patut
mempertahankan kecepatan aliran melalui tangki pasir tetap pada kecepatan kira-kira
hampir 1 kaki per detik. Kecepatan ini akan menjaga pasir itu bebas dari sejumlah benda
padat organik yang dapat diterima.
Pasir bersih dapat dipergunakan dalam pengerukan tanah pada pembuatan jalan
dan mempersiapkan bedeng-bedeng pengeringan lumpur.

2.3. Pembuangan Minyak dan Minyak Pelumas


Beberapa jenis mengandung sejumlah minyak, lemak, sabun dan minyak-minyak
pelumas. Dianjurkan untuk membuang benda-benda ini sebanyak mungkin pada tahap-
tahap permulaan dari proses-proses pembenahan yang berbeda-beda, oleh karena benda-
benda ini cenderung menghasilkan busa dalam kolam sedimentasi dan mengganggu
pekerjaan saringan-saringan halus dan instalasi sarana pembenah lumpur yang digiatkan.
Minyak pelumas dan minyak secara terus menerus dibuang sebagai busa pada
"skimming" (penyendokan buih). Tangki-tangki "skimming" yang direncanakan dengan
baik dapat memisahkan busa dari bagian-bagian yang sangat dominan seperti minyak,
lemak-lemak dan minyak pelumas. Kegunaan proses "skimming" dapat ditingkatkan
dengan peredaran udara, khlorinasi (pembenahan dengan khlorin), atau pengambangan,
namun dalam pengaturan yang paling sederhana hanyalah sebuah tangki "skimming"
yang relatif panjang dan dangkal disediakan dengan jalan-jalan masuk dan jalan-jalan
keluar yang direncanakan sedemikian rupa untuk menjamin penyaluran yang seragam
dan gangguan minimum dari busa (buih).
Minyak pelumas limbah dapat dirubah menjadi sabun, semir lilin atau mungkin
dibuang dengan cara yang sama seperti pada saringan-saringan. Pada umumnya, mutu
dan kwantitas minyak-minyak pelumas dalam limbah domestik tidak akan membayar
kembali biaya-biaya pendirian alat namun pembenahan sampah-sampah industri kadang-
kadang dapat menguntungkan.

2.4. Sedimentasi
Setelah pembuangan pasir dan benda-benda padat kasar lainnya, dan "skimming"
minyak-minyak pelumas, langkah berikutnya dalam pembenahan limbah ialah
penghapusan sebagian-sebagian daripada sisa-sisa benda padat yang mengambang. Hal

3
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
ini mengurangi kekuatan limbah dan membuatnya lebih mudah dirubah menuju oksidasi
biologis dan adalah oleh karena itu, merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam
pembenahan limbah. Sedimentasi dapat saja dikelompokkan di bawah dua golongan :
sedimentasi diam/tenang dan sedimentasi arus terus menerus. Yang pertama sekarang
secara praktis sudah menjadi kuno sepanjang hal itu berkaitan dengan pembenahan
limbah, meskipun cara itu mungkin saja berguna dalam pembenahan beberapa jenis
sampah perdagangan.
Dalam hal sedimentasi tidak ditunjang oleh pengentalan dan dimana lumpur tidak
dibiarkan dalam tangki pencernaan, maka proses itu dianggap seperti sedimentasi yang
sejati. Proses ini kini menjadi bertambah popular sebagai cara-cara yang berdayaguna
untuk mengolah lumpur dan pencernaannya yang terpisah telah dikembangkan. Dalam
tangki tangki pengendapan yang utama, limbah yang baru diendapkan; di dalam tangki-
tangki tambahan atau terakhir, campuran cairan yang berasal dari sarana instalasi
pembenahan lumpur yang digiatkan atu selokan-selokan saringan kecil, dijernihkan.
Dalam tangki-tangki sedimentasi yang dirancang dengan baik dan dijalankan
secara efisien sebanyak 80% dari pada benda-benda padat mengambang dan 35 sampai
40% dari zat-zat organik dapat dibuang. Pembuangan bakteri kira-kira berbanding sama
dengan pembuangan benda-benda padat mengambang. Masa penahanan berbeda dari 45
menit sampai 2 jam. Jangka-jarak waktu-waktu ini mungkin saja lebih singkat di daerah
beriklim panas disebabkan oleh efisiensi sedimentasi lebih tinggi pada suhu-area yang
lebih panas. Semakin tinggi suhu, semakin cepat taraf sedimentasi disebabkan oleh sifat
melekat yang menurun. Di mana pembuangan benda-benda padat merupakan kebutuhan
yang lebih penting, maka jangka waktu-waktu penyimpanan dari satu sampai satu
setengah jam adalah ekonomis; apabila pembuangan BOD lebih tinggi dibutuhkan, maka
masa penyimpanan secara seimbang dapat saja diperluas, hingga sampai tiga jam. Masa -
masa penyimpanan yang ditingkatkan melampaui tiga jam memberikan sedikit perbaikan
dalam kegunaan. Sebaliknya, masa penahanan yang tertalu lama dapat saja menyebabkan
pembusukan.

2.5. Tangki Septik


Di antara jenis-jenis khusus tangki-tangki sedimentasi dapat disebutkan tangki
septik yang menurut hasilnya merupakan sebuah tangki sedimentasi dengan arus
horizontal yang menggabungkan dua proses. Sedimentasi berlangsung di bagian atas
tangki dan lumpur (endapan) terkumpul di bawah mengalami pembusukan anaerobik.
Perubahan-perubahan benda-benda padat menjadi benda-benda cair dan gas-gas hanyalah
terjadi sebagian sedangkan endapannya harus dibuang secara periodik (sewaktu-waktu),
dengan meninggalkan sebagian kecil sebagai kandang pembibitan (bakteri). Selokan yang
berasal dari tangki itu mengandung banyak benda-benda padat yang terurai dengan halus,
berwarna gelap dan berbau dan mempunyai BOD tinggi; selokan itu berbahaya oleh
karena kemungkinan ia berisi organisme (yang menimbulkan) penyakit. la tidak
seharusnya dibuang ke dalam aliran air dengan tanpa pembenahan lebih lanjut atau
penyaringan melalui tanah. Pada musim panas selokan itu dapat saja menjadi lebih buruk
daripada air limbah yang masuk dan dapat saja mengandung lebih banyak benda yang
mengambang disebabkan oleh hubungannya yang erat antara air limbah dengan busa dan
endapan lumpur dan menggelantungnya bahan-bahan yang tersebut belakangan itu oleh
adanya gas-gas yang berkembang biak di dalam tangki.

4
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
Pembenahan tangki septik secara memuaskan tergantung pada fermentasi alkali
dan membutuhkan persediaan endapan lumpur "pembibitan (baktri)" yang cukup.
Endapan lumpur yang terkumpul dengan sendirinya dicernakan dan harus dibuang secara
teratur, katakanlah setiap 6 sampai 12 bulan, sambil meninggalkan sedikit sisa untuk
pembibitan. Tangki-tangki septik hanyalah bermanfaat bagi pekerjaan-pekerjaan
pembenahan yang terkecil, seperti untuk daerah-daerah pedesaan, tempat tinggal
perorangan atau sekelompok kecil rumah-rumah. Mereka itu mempunyai suatu
keuntungan, yakni memerlukan sedikit perhatian diluar pembuangan endapan lumpur
yang telah dicernakan pada waktu-waktu tertentu.

2.6 Tangki Imhoff


Beberapa kelemahan dan kekurangan tangki septik dapat diatasi dengan
mempergunakan tangki Imhoff, yang dikembangkan oleh Or. Karl Imhoff di
Jerman.Tangki itu benar-benar merupakan sebuah tangki yang terdiri dari dua ruangan di
mana sedimentasi limbah dan pencernaan endapan lumpur dilaksanakan pada ruangan
yang terpisah. Oleh karena tidak terdapat hubungan erat diantara limbah dan pencernaan
lumpur-lumpur, maka selokan yang dihasilkan adalah lebih baik daripada hasil selokan
yang diperoleh dari tangki septik. Kedua ruangan dibangun demikian sehingga gas yang
naik dan partikel-partikel lumpur yang terangkat olehnya tidak dapat lepas dari
penampung lumpur ke dalam ruangan pengendap.
Gas dibuang melalui saluran udara yang terpisah. Tangki Imhoff dalam beberapa
cara sangat menguntungkan bagi kota-kota yang lebih kecil. Perkembangan biologis yang
terjadi adalah lebih baik di dalam tangki-tangki Imhoff dari pada dalam tangki-tangki
septik. Selokannya lebih segar dan lebih cocok untuk dibuang secara langsung di atas
tanah atau untuk diterapkan pada saringan-saringan kecil. Lumpur biasanya dicernakan
dengan baik dan dapat dengan mudah dikeringkan pada bedeng-bedeng pengering.
Tangki-tangki Imhoff memerlukan pemeliharaan tiap hari untuk menjamin dayaguna
yang tinggi. Lumpur harus dibuang agak sering dan pencegahan pembusaan juga perlu
untuk pelaksanaan yang memuaskan.

2.7. Flokulasi Mekanis dan Pengenta/an Kimiawi


Proses sedimentasi dapat dipercepat dan sejumlah baser zat-zat koloidal dan
benda-benda padat yang terbagi-bagi sangat halus dapat diendapkan dengan akibat zat-zat
demikian bergabung menjadi partikel-partikel yang lebih besar dan akan mengendap
dengan segera. Pembentukan lapisan endapan yang membutir dan tidak dapat dicairkan
menyerap zat-zat keloidal dan zat-zat lainnya yang terbagi secara halus sekali merupakan
suatu cara yang lain untuk membantu sedimentasi. Pembutiran secara mekanis dapat
memperbaiki dayaguna sedimentasi namun nilai ekonomis pembenahan yang demikian
masih belum pasti, kecuali dalam hal dimana isi limbah itu mempunyai susunan
sedemikian rupanya seperti pembutiran dari zat-zat yang sangat terurai. Dalam proses ini
limbah dikocok sekuat-kuatnya oleh dayung-dayung pemutar dan sebagai hasilnya zat-zat
yang terbagi-bagi sangat halus itu menggumpal menjadi gumpalan-gumpalan (agragates)
yang lebih besar yang mengendap dengan lebih cepat. Karena zat-zat padat mengambang
yang dibuang dengan proses ini mengandung kadar zat organik yang tinggi, pembutiran
juga mengarah keterjadinya pengurangan dalam BOD dan memberi aliran yang lebih baik
sebagaimana dinilai oleh ujicoba-ujicoba BOD, nilai permangan 4 jam dan nitrogen

5
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
albuminoid. Pada umumnya, dengan bantuan pembutiran, sebuah selokan yang kira-kira
20% lebih dari pada selokan yang diperoleh dari sedimentasi biasa dapat dihasilkan tetapi
dengan biaya ekstra.
Pada pengentalan secara kimiawi, beberapa jenis zat kimia ditambahkan ke dalam
limbah untuk membentuk lapisan endapan yang membutir yang tidak dapat dicairkan
yang menyerap dan menenggelamkan beberapa dari zat-zat mengambang dan zat
keloidal. Kapur, sulfat besi, sulfat yang mengandung besi, chlorida besi dan (ferric) besi
adalah beberapa dari zat-zat kimia yang dipergunakan. Biasanya yang dipergunakan
adalah zat kimia yang paling murah (ekonomis). Penyesuaian pH kadang-kadang perlu
untuk mendapatkan tingkat pengentalan yang paling tinggi. Apabila pembutiran berlaku
secara kimiawi, maka benda-benda padat limbah pada umumnya mengendap dengan
cepat, lebih banyak benda mengambang dapat dibuang, dan pada gilirannya lebih banyak
menghasilkan endapan lumpur dari pada dalam sedimentasi sederhana. Namun, endapan
lumpur secara kimiawi dapat dicernakan secara lebih cepat.
Penurunan BOD oleh pembenahan secara kimiawi dapat berada setinggi 65%
apabila dibandingkan dengan penurunan 35 sampai 40% dari sedimentasi yang
sederhana. Sedikit penurunan dari pada benda-benda padat larut terjadi, sedangkan
pembuangan bahan-bahan keloidal tidaklah sempurna (lengkap). Jadi, metode ini berlaku
sebagai pembenahan selingan antara penyelesaian yang utama dan pembenahan yang
lengkap dan seringkali berguna apabila terdapat terlalu banyak beban pada saringan-
saringan atau unit-unit pembenahan lainnya. Pembenahan secara kimiawi dapat
merupakan pertolongan besar apabila limbah kota mengandung banyak bagian-bagian
yang mengandung sampah industri.
Pembenahan pendahuluan terhadap sampah perdagangan sebelum bercampur
dengan sampah biasa sering dianggap perlu.

3. PENGOLAHAN TAMBAHAN (KEDUA)


Adalah merupakan suatu peraturan umum bahwa semua limbah dan sampah-
sampah industri akhirnya harus dibuang ke dalam perairan Blemish kecuali pada
pembuangan di atas tanah: bahkan pada kasus yang tersebut terakhir, sebagian dari aliran-
aliran itu pasti mencapai drainase alamiah atau tersaring ke dalam mata air di bawah
tanah. Karena itulah pembuangan menyebabkan gangguan/kesulitan, sedangkan
pembenahan pada umumnya diperlukan sebelum pembuangan terakhir. Pembenahan
yang diberikan pada tiap kasus harus cukup untuk disesuaikan dengan metode
pembuangan terakhir. Pembenahan dan pembuangan terakhir limbah dan sampah industri
sangat berhubungan erat satu dengan yang lain dan dapat, sesungguhnya, dianggap
sebagai tahap-tahap yang berbeda dan suatu proses yang terpadu.
Apabila pembuangan terakhir dari selokan yang bersumber pada pekerjaan-
pekerjaan pembenahan dilaksanakan dengan jalan mengalirkan selokan itu ke dalam
sarana aliran yang relatif kecil, sebagaimana keadaan biasa, maka suatu pembenahan
yang cukup lengkap diperlukan. Proses-proses seperti penyaringan, penyendokan buih
(skimming), pembuangan pasir dan sedimentasi tidak dapat menjamin tingkat
pembenahan wajib yang diperlukan dalam keadaan situasi demikian. Karena itulah
proses-proses demikian itu disebut sebagai pembenahan-pembenahan pendahuluan.
Pembenahan-pembenahan ini diikuti oleh pengolahan-pengolahan tambahan yang secara
penting merupakan proses-proses biologis yang melibatkan oksidasi dan nitrifikasi. Zat-

6
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
zat mineral terkandung dalam limbah, sedangkan sampah-sampah perdagangan secara
biologis adalah lamban, namun perubahan bentuk zat-zat organik merupakan fungsi
utama pengolahan tambahan itu. Ciri-ciri khas terpenting limbah dan sampah-sampah cair
organik lainnya merupakan kepekaan tersendiri terhadap perobahan bentuk akibat
aktivitas biologis. Proses pembenahan tambahan pada sampah memanfaatkan ciri-ciri
khas ini untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Aerobik, yaitu, aktivitas biologis
dalam kehadiran oksigen, oksigen larut atau oksigen bebas ataupun kedua-duanya
merupakan suatu ciri terpenting dari seluruh pembenahan tambahan yang mewakili tahap
yang paling penting dalam sesuatu rencana entah pemberantasan atau pengurangan
pencemaran.
Metode biologis yang biasa mencakup saringan pasir berselang-seling, danau-
danau aerobik di tepi taut atau kolam oksidasi, irigasi air limbah yang menggabungkan
pembenahan dengan pembuangan, saringan-saringan yang menetes dan proses penggiatan
endapan lumpur. Ciri utama proses-proses pembenahan secara aerobik atau biologis ialah
pemanfaatan oksigen atmosfir. Oleh peredaran udara Blemish atau buatan atau
pemeliharaan aktivitas aerobik jasad-jasad renik. Peningkatan aktivitas ini secara Blemish
atau secara buatan dan hasil penghematan ruangan yang dibutuhkan untuk peralatan
khusus pembenahan, membedakan suatu proses dari proses yang lain, yang sebaliknya
tergantung pada prinsip-prinsip dasar yang sama.
Proses oksidasi tertua yang diperoleh ialah pembuangan diatas tanah dengan
(cara) irigasi. Untuk mencapai nilai-nilai pembenahan dan pembuangan yang lebih tinggi
per unit wilayah, telah dikembangkan saringan, pasir berselang-seling (bersusun-susun).
Saluran-saluran penghubung dan saringan-saringan yang menetes selanjutnya
mengurangi luas wilayah yang dibutuhkan dan akhirnya, proses penggiatan endapan
lumpur telah mencapai konsentrasi maksimum sejauh hal itu menyangkut ruang dan luas
wilayah. Dalam pembenahan-pembenahan secara aerobik biologis ini, yang lebih
merupakan intensifikasi buatan dan percepatan proses-proses pemurnian Blemish,
langkah-langkah yang terpenting adalah tahap oksidasi yang mewakili oksidasi zat arang
menjadi karbon dioksida dan tahap nitrifikasi yang mewakili oksidasi amoniak menjadi
nitrit dan nitrat, tahap yang kedua berlangsung cukup lengkap dalam saringan-saringan
kecil tetapi umumnya bukan dalam instalasi endapan lumpur yang diaktifkan.

3. 1. Saringan Pasir, Berselang-seling (Bersusun-susun)


Di saringan pasir berselang-seling limbah dicegat pada bedeng-bedeng yang
dibuat secara khusus terdiri dari tanah yang sebagian terbesar dari pasir, setelah lapisan
tanah di permukaan dibuang. Saluran-saluran demikian sering kali kurang terkuras
meskipun hal ini tidak mutlak dibutuhkan. Tingkat penggunaan air limbah berbeda-beda
dari 30.000 gallon sampai 100,000 gallon per acre (0.4646 ha) per hari, tetapi dapat
ditingkatkan pada air limbah yang diatur secara baik. Air limbah dialirkan secara
berselang-seling, sambil memberikan waktu-waktu istirahat diantara dosis yang berturut-
turut. Apabila terdapat tanah berpasir yang cocok, proses ini adalah yang paling efisien.
Pembuangan benda pedal yang mengambang dan organik dapat mencapai setinggi 90
sampai 98%, zat yang dapat dibusukkan dioksidasi oleh aktivitas bakteri diruangan
kosong di dalam tanah. Penurunan BOD biasanya melampaui 90%; penurunan bakteri
adalah dalam urutan 95%. Beberapa nitrifikasi terjadi pula yang mengahasilkan air
selokan yang stabil yang berkadar kekeruhan dan warna yang rendah serta tampaknya

7
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
berkilauan dibandingkan dengan air selokan lain.Diantara beberapa keuntungan dari
metode ini dapat disebutkan, kesederhanaan dalam operasi, kebutuhan-kebutuhan pokok
yang lebih kecil, secara komparatif (perbandingan) bebas dari serangga dan bau dan
alirannya pun mempunyai mutu yang sangat baik. Pada umumnya pembenahan
pendahuluan air limbah dengan sedimentasi diperlukan sebelum penyaringan.

3.2. Saluran-Saluran Penghubung


Saluran-saluran penghubung hanyalah merupakan kenangan sejarah dan
pengunaannya telah diganti oleh saringan halus yang lebih berdayaguna. Saluran-saluran
yang sedang dalam operasi berisi penuh untuk suatu waktu, kemudian dikosongkan dan
dibiarkan diem menganggur untuk selama 3 sampai 6 jam. Sedimentasi berlangsung di
ruang-ruang diantara batu-batu yang merupakan saluran-saluran itu dan beberapa dari
zat-zat keloidal dibuang karena kaitan mereka dengan lapisan bakteri yang menyerupai
agar-agar itu diatas batu-batu tersebut.
Pada masa senggang, benda-benda padat yang tertinggal di dalam saluran-saluran
tersebut mengalami oksidasi. Saluran-saluran penghubung pada umumnya tidak
menghasilkan selokan-selokan yang sangat memuaskan, secara bertahap menjadi
tersumbat dan mungkin sekali membutuhkan penggantian atau pembersihan dari medium
(zat-zat perantara) yang berhubungan dengannya.

3.3. Saringan-saringan Menetes


Saringan yang menetes pada dasarnya merupakan sebuah saluran buatan yang
terbuat dari bahan-bahan kasar, atau ditempatkan dalam tangki baton, padat, disusun
dengan baik, atau ditempatkan dalam tangki beton yang dangkal, di atas mana air limbah
itu disemprotkan. Air limbah itu menetes ke bawah melalui saringan dalam bentuk
selaput tipis di atas daerah permukaan medium penyaring yang berhubungan dengan
udara. Bahan saringan haruslah terpilih dengan baik, biasanya kira-kira 11/2 "sampai 3"
tetapi meningkat menjadi "4" sampai 6", untuk bagian bawah lapisan yang kira-kira satu
kaki tebalnya. Dapat terdiri dari batu yang diremukkan, kerikil, kerak logam atau batu
bata. Batu, granit, batu quartz dan kerak logam cocok sekali untuk keperluan ini tetapi
batu kapur adalah tidak cocok. Apapun bahannya, ia harus sehat, keras dan paling baik
bermukaan yang kasar, bersih dan tidak berdebu, berpasir, berlapiskan tanah list dan
bahan-bahan halus lainnya. Ia tidak dapat menjadi lapuk entah karena pecah atau ambruk
dan pada dasarnya harus cukup sehat dan kuat sebagaimana ditentukan oleh ujicoba
kekuatan sodium sulfat yang dipercepat.
Bahan-bahan tersebut haruslah diletakkan pada kedudukannya dengan hati - hati,
sambil menghindarkan potongan-potongan yang terlalu kecil. Saluran pembuangan
bawah (rembesan) yang cocok disediakan yang bukan saja mengalirkan aliran ketika ia
mencapai bagian bawah saringan, tetapi juga membantu sirkulasi udara keseluruh alat-
alat (medium) saringan. Sebuah lantai beton menunjang saluran pembuangan bawah
(rembesan) dan alat-alat saringan. Kedalaman alat-alat saringan berbeda-beda sangat luas,
tetap biasanya adalah dari 4 sampai 6 kaki dalam praktek normal. Pada saringan-saringan
yang lebih dalam, kesukaran dapat timbul karena kekurangan ventilasi dan pengumpulan
di permukaan paling atas, karena kedalaman yang bertambah membutuhkan ukuran-
ukuran permukaan yang lebih luas. Ventilasi yang dipaksakan dapat saja mengizinkan
kedalaman yang lebih besar dan ukuran permukaan yang lebih luas, dengan demikian

8
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
mengurangi luas permukaan saringan, tetapi penambahan kedalam akan menghasilkan
kerugian-kerugian utama pada saringan.
Air limbah disalurkan di atas permukaan saringan melalui ujung pipa penyemprot
atau alat semprot berputar "reaction-jet". Alat semprot berputar merupakan alat semprot
yang paling umum digunakan pada masa sekarang dan hal ini membutuhkan saluran-
saluran yang bundar, dengan diameter yang lebih besar tidak lebih dari 150 sampai 200
untuk saringan-saringan yang terbesar. Alat-alat pembagi yang berputar-putar itu terdiri
dari pipa-pipa yang diberi lubang pada satu sisi, dari mana air limbah itu mengalir
melalui pancaran horizontal. Alat-alat itu biasanya berputar dengan reaksi pancaran.
Kira-kira dua sampai enam minggu setelah saluran-saluran itu beroperasi, sebuah
selokan yang memuaskan mulai muncul. Jangka waktu ini dapat disebut "masa
pendewasaan" saringan tersebut. Dengan suhu yang lebih tinggi, jangka waktu itu dapat
lebih dipersingkat. Karena itulah, amatlah diinginkan pemasangan saringan-saringan
tersebut dilaksanakan selama musin panas.
Dengan jenis saringan halus yang terdahulu yang disebut "ukuran rendah" atau
saringan konvensional, beban-beban untuk pembenahan secara memuaskan adalah dalam
urutan dari 2 sampai 3 juta ganon setiap hari, per acre luas permukaan, dengan ukuran
yang lebih tinggi; untuk iklim yang lebih panas. Dalam jenis saringan halus seperti ini,
biasanya kira-kira 5 sampai 6 kaki dalamnya, air limbah dialirkan melalui saluran
saringan hanya sekali dan bakteri hanya mempunyai waktu yang secara bersamaan sesuai
dan terbatas untuk bereaksi atau zat-zat organik. Untuk menyediakan lebih banyak waktu,
kedalaman haruslah ditambah namun hal ini mempunyai kerugian, seperti peredaran
udara dan penumpukan yang tidak memadai di atas permukaan. Bahkan dengan
penambahan kedalaman saluran dari tingkat efisiensi pembenahan yang memuaskan tidak
dapat meningkat dengan secara mendasar. Karena itulah, saringan-saringan halus tingkat
tinggi telah diperkembangkan sejajar dengan kapasitas yang lebih besar, kedua-duanya
untuk ukuran maupun saluran pembuangan-bawah (rembesan). Di antara keuntungan-
keuntungan pembangunan ini dapat disebutkan penurunan secara mendasar luas tanah
saringan yang mengakibatkan biaya disederhanakan dalam operasi, daya-tahan terhadap
beban-beban yang tak terduga dan biaya operasi yang relatif murah dibandingkan dengan
saringan-saringan konvensional. Suatu pengawasan atas mutu kandungan selokan
dianggap mungkin. Keuntungan-keuntungan lainnya termasuk bebas mengumpul air dan
suatu pengurangan bau serta gangguan alat saringan. Daya-guna sarana-saringan
demikian tergantung pada pengaliran kembali ke dalam saringan air selokan yang telah
dibenahi; perbandingan pengaliran kembali tergantung pada tingkat pembenahan yang
diinginkan. Operasi dua-tahap bisa dipilih kembali apabila dibutuhkan pembenahan
tingkat tinggi. Pada semua jenis saringan berkapasitas tinggi yang berlainan, pengaliran
kembali meninggikan sedikit biaya operasi, tetapi karena besar sarana saluran saringan
sangat berkutang, maka penghematan yang mendasar dalam biaya-biaya pembangunan
saluran itu menghasilkan penurunan dalam keseluruhan pembiayaan.
Saringan-saringan yang menetes dapat disebut "saringan-saringan biologis"
disebabkan oleh sifat dan perubahan-perubahan zat yang dihasilkan olehnya, namun
istilah saringan merupakan pemberian nama yang salah oleh karena pembenahan yang
tercapai sebagian baser dihasilkan oleh zat-zat biologis dan, bukan oleh proses-proses
fisik dari penyaringan yang memberikan saringan itu ciri yang wajar. Saringan-saringan
yang menetes secara tepat dapat dianggap sebagai suatu perkembangan, atas dasar skate

9
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
yang ditingkatkan, dari pembenahan tanah, takaran yang diberikan pada saringan
beberapa kali lebih besar daripada yang dimungkinkan di atas tanah bahkan di bawah
kondisi-kondisi yang terbaik.
Selokan-akhir yang berasal dari sarana saringan yang menetes berisi benda-benda
yang mengambang yang telah dibersihkan dari alat-alat penyaring dan membutuhkan
penyelesaian yang berdaya guna. Sebenarnya dayaguna keseluruhan instalasi saringan
yang menetes tergantung sebagian pada efisiensi penyelesaian akhir.Dengan perhatian
cukup pada beban dan perencanaan tangki sedimentasi, sebuah selokan yang benar-benar
baik dapat diperolah baik dari saringan-saringan konvensional, maupun dari saringan-
saringan berkwalitas tinggi, meskipun secara teoritis tidak mungkin bagi sebuah saringan
yang menetes untuk membuang 100% kotoran-kotoran organik. Pada rata-rata limbah
kota, suatu kombinasi dari pembenahan pendahuluan, saringan yang menetes dengan
penyelesaian akhir dapat mencapai secara keseluruhan penurunan BOD yang berkisar
antara 65 sampai 95%. Secara normal tingkat pembenahan yang lebih tinggi dapat dicapai
dengan saringan yang konvensional yang berkwalitas rendah ; pengaliran kembali atau
saringan-dua-tahap menjadi penting untuk mencapai hasil-hasil yang sama dengan
apabila saringan berkwalitas tinggi digunakan. Dayaguna saringan yang menetas
berbeda-beda dalam suhu dan secara mendasar menurun pada suhu di bawah 65K.
Namun, penyaringan demikian dapat, berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi-kondisi yang berlainan dan untuk menghasilkan suatu selokan menengah dalam
mutu di antara pembenahan utama dengan pembenahan tambahan yang hampir lengkap
mencakup nitrifikasi. Pembenahan dua-tahap haruslah digunakan untuk air limbah yang
kuat apabila yang diinginkan adalah selokan-selokan yang sangat baik.
Dibandingkan dengan metode pengolahan alternatif seperti proses pengendapan
lumpur yang dipergiat, metode pembenahan dengan saringan yang menetes mempunyai
beberapa keuntungan yang penting. la menghasilkan biaya operasi yang rendah,
membutuhkan sedikit pengawasan teknis, bekerja dengan baik dengan beban yang turun
naik secara luas, sangat cocok untuk air limbah yang kuat yang mungkin mengandung
sampah-sampah industri dan ia mampu memberikan selokan akhir dengan nitrifikasi yang
tinggi bahkan apabila terdapat sampah perdagangan di dalamnya. Di antara kelemahan-
kelemahan dapat disebut kerugian utama yang terbilang besar dan kebutuhan pemompaan
untuk pengaliran kembali (resirkulasi). Secara keseluruhan, saringan yang menetes
merupakan sistem pembenahan secara aerobik biologis yang paling luas digunakan.
Metode ini secara tetap telah disukai sejak pemunculannya pada kira-kira 1893 dan kini
diakui sebagai metode dasar bagi pembenahan tambahan. Perkembangan jenis-jenis
tingkat tinggi dan dengan diperkenalkannya pengaliran kembali telah meningkatkan
penyusunan metode pembenahan ini pada kebutuhan-kebutuhan dan kondisi yang
berlain-lainan dan sangat meninggikan kepopulerannya.

3.4. Proses Penggiatan Pengendapan Lumpur


Untuk mengatakannya secara sederhana, di dalam proses penggiatan pengendapan
lumpur suatu volume udara ditiupkan atau disebarkan ke dalam air limbah untuk
mengoksidasi zat-zat organik. Peredaran udara suatu bahan organik yang secara biologis
dapat diturunkan derajatnya apabila diteruskan jangka waktu yang cukup panjang
mengakibatkan pembentukan gumpalan benda padat dan jasad-jasad renik yang aktif.
Suatu bagian tertentu dari gumpalan bahan yang aktif ini, disebut "endapan lumpur yang

10
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
dipergiat", dikembalikan dari tangki penyelesaian akhir untuk dicampurkan dengan air
limbah yang baru agar supaya kegiatan bakteri meningkat.
Bakteri menyebabkan proses oksidasi, sementara paradaran udara buatan
menyediakan oksigen yang dibutuhkan dan juga menghasilkan agitasi yang memadai
untuk memutarkan endapan lumpur itu melalui air limbah dan mencegahnya sebelum
meninggalkan tangki-tangki peranginan. Perlu dimasukkan cukup udara untuk mengatur
perputaran gumpalan secara terus menerus dan mencegahnya mengendap sebelum air
limbah itu mencapai tangki endapan terakhir. Hal ini membutuhkan persediaan udara
yang lebih banyak daripada yang sesungguhnya diperlukan sebagai persediaan oksigen
untuk oksidasi, semata-mata untuk tujuan agitasi saja. Keadaan ini membuat proses itu
menjadi agak mahal. Kira - kira sebanyak 1,5 sampai 2 kaki kubik udara dibutuhkan
untuk satu gallon air limbah, tergantung pada kekuatannya.
Pembenahan dalam proses ini mengikuti suatu cara yang pada dasarnya sama
dengan apa yang terjadi pada saringan yang menetes, langkah-langkah yang berbeda-beda
berupa (a) pengentalan dan penggumpalan, (b) oksidasi zat-zat arang dan akhirnya (c)
oksidasi nitrogen amoniak menjadi nitrit. Satu-satunya perbedaan yang timbul dari
kenyataan bahwa nitrifikasi adalah lebih sukar dilaksanakan dengan endapan lumpur
yang dipergiat dari pada dengan saringan-saringan yang menetes, terutama pada air
limbah yang kuat dan berasal dari industri. Apabila dicoba, biasanya ia jauh lebih mahal.
Adalah sangat penting sekali untuk memastikan hubungan yang erat (mesra) antara
endapan lumpur yang dipergiat dan air limbah pada waktu peranginan. Udara
dipergunakan sebagai perantara untuk menghasilkan agitasi yang dibutuhkan. Semenjak
penggunaan udara adalah salah satu dari bagian-bagian terbesar pembiayaan dalam
proses ini, maka proses-proses yang berlain-lainan untuk penyediaan udara telah
dikembangkan dengan tujuan untuk mengurangi kebutuhan akan udara itu. "Sistem
pemancaran udara" memperkenalkan saringan bertekanan udara, yang digelembungkan
dengan cara mempergunakan ubin-ubin berlobang halus dengan mencampur air limbah
dan endapan lumpur yang digiatkan di dalam tangki-tangki peranginan. Pada "sistem
peredaran udara permukaan simplex", peredaran udara diakibatkan oleh perputaran
"kerucut-kerucut" peredaran udara atau perangsang aliran yang menyebarkan air timbah
melewati permukan tangki sehingga menimbulkan gangguan pada alat itu sendiri. Pada
"sistem sikat Kessener", peredaran udara dan perputaran dirangsang oleh perputaran
keras sikat-sikat baja anti karat yang terulur, yang dipasang sepanjang tangki pada kira-
kira setinggi permukaan air tetapi sebagian terendam lain air limbah di dalam tangki
peredaran udara. Apabila sikat-sikat itu berputar akan menyebarkan air limbah ke udara
berupa gelembung-gelembung kecil yang berhubungan dengan oksigen di udara. Metode
ini tidak membutuhkan alat-alat penyembur, kompressor, ubin-ubin atau pompa dan
hanya membutuhkan sedikit tenaga untuk memutarkan sikat-sikat itu. Jenis-jenis lain
daripada metode peredaran udara seperti "sistem bioeration Sheffield" telah dipergunakan
dengan berhasil. Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, sejumlah besar udara yang
digunakan dalam instalasi penggiatan pengendapan lumpur tidaklah dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organik, melainkan digunakan untuk memelihara benda-benda
padat di dalam air limbah supaya tetap mengambang sehingga mereka tidak akan
mengendap dalam tangki peredaran udara. Untuk membuat proses itu lebih hemat,
penting untuk mengurangi penggunaan udara sebagai alat agitasi semata- mata. Salah
satu alat yang terkenal untuk mencapai hal ini telah dikembangkan oleh Dr. Kart Imhoff.

11
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
Dalam metode ini suatu deretan roda-dayung berputar memelihara secara cukup agitasi
untuk menjaga supaya benda padat tetap mengambang dan sebagai akibatnya hanya
sejumlah sedikit udara yang tertekan, suatu bagian kecil dari satu kaki kubik air limbah
per gallon, perlu ditambahkan untuk menghasilkan kebutuhan oksigen saja.
Dengan instalasi penggiatan pengendapan lumpur yang dirancang dengan wajar
dan dijalankan dengan hati-hati, suatu tingkat daya-guna yang tinggi dalam pembenahan
dapat dihasilkan. Pembuangan dari 90 sampai 95% benda padat mengambang dan 85
sampai 95% penurunan pada BOD adalah benar-benar biasa, namun biaya operasinya
adalah relatif tinggi. Sejumlah peralatan mekanis yang cukup besar dibutuhkan
sedangkan karyawan pemeliharaan yang ahli mutlak dipertukan/lnstalasi tersebut agak
peka terhadap beban yang tak terduga, sejumlah besar lumpur yang mengandung cairan
(lembab) yang tinggi dihasilkan sedangkan nitrifikasi air limbah tidak dilaksanakan
secara normal pada instalasi-instalasi ini karena alasan-alasan ekonomis. Proses itu
khususnya menarik perhatian pada tempat di mana tanah sangat langka.

3.5. Kolam-Kolam Oksidasi


Kolam-kolam atau danau-danau oksidasi merupakan kolam-kolam buatan yang
dangkal di mana limbah dibiarkan terbuka pada permukaan yang luas. Oksigen yang
berasal dari atmosfir dilarutkan diatas permukaan ini dan dipergunakan oleh bakteri
aerobik selama oksidasi biologis. Kolam-kolam pun menerima oksigen melalui aktivitas-
aktivitas biologis dan photosynthesis. Kolam-kolam ini bersifat sangat aerobik; meskipun
diadakan usaha-usaha untuk menjaga agar sistemnya tetap aerobik, namun masih ada
daerah-daerah yang bersifat anaerobik.
Baik limbah yang baru baik yang telah mengendap dapat dibenahi secara berhasil
dalam kolam-kolam oksidasi. Apabila direncanakan dengan wajar, kolam-kolam ini
hanya membutuhkan sedikit penanganan dengan demikian menghasilkan selokan-selokan
yang stabil yang mengandung beberapa jenis nitrat dan memiliki BOD yang rendah.
Pemenuhan (kebutuhan) BOD sebagian berasal dari aksi bakteri yang mempergunakan
oksigen yang dilarutkan dari atmosfir sedangkan prosesnya ditunjang oleh ikut
campurnya (intervensi) ganggang yang memperolah energinya dari sinar matahari.
Pengeluaran oksigen oleh ganggang menambah oksigen atmosfir. Hancurnya zat-zat
organik menjadi karbon dioksida dan amoniak, oleh perbuatan bakteri yang terjadi pada
tahap-tahap permulaan dan mengakibatkan kekosongan oksigen larut, diikuti oleh
tumbuhnya ganggang. Ganggang itu menghisap karbon dioksida dan melepaskan
oksigen, kenaikan jumlah oksigen larut ber1angsung disebabkan oleh photosynthesis. Di
kolam-kolam dangkal dengan permukaan-permukaan yang luas yang dibiarkan terbuka
terhadap gerakan angin, peredaran udara permukaan memegang peranan yang berarti
dengan cara membantu penyerapan oksigen dari udara ketika kolam tersebut sedang
mengalami kekurangan oksigen. Demikian pula, pada malam hari ketika ganggang
membutuhkan peradaran udara oksigen dapat menyediakan oksigen yang dibutuhkan dan
tetap memelihara sistem aerobik. Sementara ganggang secara pasti bertanggungjawab
dalam menjaga kolam oksidasi tetap aerobik, peredaran udara seluruhnya merupakan
hasil daripada gabungan dari peredaran udara permukaan dan tindakan mikrobial.
Seringkali, kolam-kolam oksidasi adalah cukup besar untuk bertindak sebagai
tangki-tangki sedimentasi sekaligus. Benda padat yang lamban dan banyak jasad-jasad
renik mengendap di dalam kolam-kolam dan tidak mengalir keluar bersama dengan air

12
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
selokan. Pengendapan benda-benda padat yang lamban yang secara biologis tidak dapat
dimetaboliskan mengurangi kapasitas kolam dan membutuhkan pengerukan untuk
mengembalikan volume aslinya.
Banyak yang diketahui tentang kriteria perencanaan kolam-kolam oksidasi,
namun pada rencana-rencana yang luas jalan harus ditempuh untuk menuntun percobaan-
percobaan skate instalasi sebelum suatu rencana yang memuaskan dapat dikembangkan.
Kolam-kolam dengan BOD per acre per hari merupakan kriteria perencanaan yang
umum; tingkatan saat ini yakni 20 sampai 30 Ibs per acre per hari ditingkatkan menjadi
50 Ibs dalam kondisi-kondisi yang sesuai. Beban - beban setinggi 90 Ibs BOD per acre
telah dimungkinkan dalam beberapa kasus.
Kedalaman dari 3 sampai 4 kaki adalah umum, meskipun kolam yang jauh lebih
dalam talah digunakan dengan berhasil. Kedalaman yang agak kurang mendorong
pertumbuhan tumbuhan air yang tidak diinginkan kedalaman yang lebih besar dapat
mangakibatkan kondisi pembusukan pada tingkatan-tingkatan yang lebih rendah.
Kolam-kolam oksidasi membutuhkan selokan-selokan yang secara biologis stabil
dan hampir jenuh dengan oksigen. Penguapan sebagain cairan dan nyaringan mengurangi
jumlah air selokan secara berarti. Kolam-kolam itu digunakan juga sebagai kolam-kolam
perataan dan menyerap fluktuasi yang capat dalam jumlah aliran dan mutu air selokan.
Dalam hal keadaan menguntungkan biaya permulaan yang rendah disertai pemeliharaan
yang serba kecil membuat cara ini sangat ekonomis. Kolam-kolam demikian adalah
sangat cocok bagi kota-kota kecil di mana tersedia areal-areal tanah yang luas dan cocok,
meskipun ada juga contoh-contoh penggunaan cara ini oleh kota-kota yang sangat besar
yang berhasil dengan baik. Kolam oksidasi pun dapat digunakan bersama-sama dengan
proses - proses pembenahan secara biologis konvensional apabila yang diinginkan adalah
selokan akhir yang lebih baik. Kolam-kolam oksidasi ini juga dipergunakan bersama -
sama dengan rencana-rencana irigasi air limbah.

3.6. Irigasi Air Limbah


Pembenahan dan pembuangan air limbah di atas tanah merupakan salah satu cara
yang tertua ; di sini pembuangan air limbah dapat digabungkan dengan bercocok tanam.
lrigasi air limbah atau pertanian limbah berbeda dengan penggunaan saringan pasir
berselang-seling atau (bersusun) dalam penggunaan air limbah dengan giat, maka metode
penyiapan daerah-daerah di mana air limbah itu akan disebarkan dan menurut
kenyataannya, dalam pertanian air limbah. Bercocok tanam yang berhasil merupakan
pertimbangan tambahan. Lepas dari perbedaan - bedaan ini, perubahan-perubahan yang
dihasilkan karena adanya penyaringan air limbah oleh proses penyaringan pasir
berselang-seling atau karena perjalanannya melalui lubang-lubang tanah, sebagaimana
halnya pada pertanian air limbah, adalah sama. Pada irigasi air limbah, pembenahan
sampah dan pembuangan akhirnya digabungkan di dalam satu operasi. Air limbah yang
mengalir di atas daerah-daerah tanah luas dengan penyaringannya melalui tanah secara
bertahap mengalami oksidasi oleh bakteri tanah menjadi hasil-hasil akhir yang tidak
berbahaya dalam kehadiran udara tanah. Pembenahan pendahuluan air limbah secara
seksama pada umumnya tidak diadakan; pembenahan demikian terbatas pada
penyaringan sederhana dan sedimentasi sebagian-sebagian.
Air limbah yang masih baru (kasar) mengandung nilai penyubur yang cukup;
pembenahan tambahan pada air limbah dapat mengurangi nilai ini sampai suatu tingkat

13
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
namun tidak ditentukan. Tanah yang berpori-pori, lempung dan lempung berpasir sangat
cocok untuk cara ini dan haruslah didahulukan bila saja keadaan memungkinkannya,
meskipun tidak terdapat tanah-tanah pertanian normal yang seluruhnya tidak cocok untuk
irigasi air limbah. Areal tanah yang dibutuhkan untuk cara pembenahan yang disertai
pembuangan air limbah tergantung pada sejumlah faktor seperti sifat tanah, jenis tanaman
yang ditanam, musim dan iklim.

4. PEMBUANGAN DENGAN PENGENCERAN


Pembuangan air limbah dengan cara pengenceran adalah pembuangan limbah
yang masih baru atau melalui selokan yang berasal dari instalasi pembenahan ke dalam
batang air yang cukup luas untuk mencegah gangguannya terhadap panca indera dan
untuk menghindarkan bahaya terhadap kesehatan umum. Cara ini terutama dipergunakan
di mana kota-kota pedalaman terletak, ditepi-tepi sungai-sungai besar atau danau-danau
atau untuk kota-kota pesisir dan yang lain - lainnya yang terletak di kuala-kuala, pasang
surut, anak-anak sungai atau dekat taut terbuka. Sering benar, dibawah keadaan-keadaan
yang sangat menguntungkan limbah baru dapat dihilangkan dengan cara ini dan tidak
dibutuhkan sesuatu pembenahan di luar pembuangan benda-benda terapung yang
merusak pemandangan. Akan tetapi sebelum memilih cara pengenceran sebagai metode
pembuangan, suatu penelitian yang berhati-hati haruslah diadakan mengenai sifat - sifat
khas limbah atau selokan dan sifat, banyaknya dan gerak-gerik batang air di mana air
limbah atau selokan itu akan dialirkan. Penelitian demikian harus meliputi tindakan
terhadap kwantitas air atau pembuangan-pembuangan yang tersedia pada musim-musim
yang berbeda-beda selama tahun yang bersangkutan, khususnya selama musim panas,
sedangkan analisa-analisa tentang air pengencer untuk menentukan apakah pernah terjadi
pencemaran sebelumnya dan terutama sekali untuk menentukan oksigen larut yang
tersedia. Suatu penelitian, hidrografis haruslah dilakukan untuk menentukan pengaturan
aliran-aliran air itu. Kecepatan dan arah arus yang lazim serta akibat-akibat dari angin
dan pasang surut harus diperhatikan. Lokasi tempat-tempat dangkal, pulau-pulau dan
belokan-belokan air harus dipetakan. Dimana limbah dialirkan ke dalam air pasang surut,
arah arus diteliti sebaik-baiknya, bukan saja untuk menemukan titik pembuangan tetapi
untuk menjaga agar tidak terdapat kemungkinan bahwa limbah itu akan disapu kembali
bersama dengan aliran pasang surut.
Satu-satunya kondisi yang amat diperlukan mengenai pembuangan yang
memuaskan dengan cara pengenceran ialah kemungkinan tidak akan gagalnya
penyebaran yang sempurna limbah itu diperairan penampung. Arus-arus yang cepat
merupakan bantuan yang besar untuk menjamin penyebaran itu sebagaimana juga terjadi
dalam pencegahan sedimentasi dan dalam memungkinkan pengangkutan yang cepat
(dari) air yang bercampur limbah ke tempat yang jauh dari tempat pemukiman, sebelum
pembusukan mulai berkembang.
Pembuangan ke dalam perairanperairan pasang surut nampaknya mungkin
menarik pada pandangan pertama, namun anggapan dulu bahwa zat-zat pencemar itu
terbawa arus ke laut bersama dengan air suru dan tidak akan kembali dengan arus pasang
yang berikut tidak ditunjang oleh faktafakta dan bertentangan dengan pengalaman yang
sebenarnya dalam banyak situasi. Lagipula, pencapuran yang menyeluruh air dan limbah
yang sangat penting itu jarang sekali terjadi dengan sempurna, disebabkan karena sifat

14
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
sifat aneh surutnya air laut dan arus aliranaliran, pasang surut serta perbedaan
kepadatankepadatan dari suhusuhu air tawar dengan air laut.
Seiring benar, tercipta suatu daerah perairan yang tercemar atau kehabisan
oksigen yang merupakan suatu kesulitan dan mengganggu tata kehidupan ikan. Ikan
dapat bertahan sedikit terhadap pencemaran apabila terdapat cukup oksigen larut
namunakan terbunuh oleh zatzat yang sama apabila terjadi kekurangan oksigen .
Limbah baru, apabila dialirkan ke dalam air untuk dibuang cara pengenceran,
haruslah sesegar mungkin dan lebih disukai apabila bebas dari benda mengembang dan
bendabenda padat yang cepat mengalami sedimentasi. Namun pembenahan
pendahuluan, seringkali diperlukan untuk membuang bendabenda padat yang
mengganggu, meskipun tingkat pembenahan tersebut tergantung pada tingkat pengeceran
dan penyebaran yang akan diperoleh. Apabila aliran airnya memadai, hanya pembenahan
tersebut tergantung pada tingkat pengeceran dan penyebaran yang akan di perolehnya.
Apabila aliran airnya memadai, hanya pembenahan yang paling mendasar yang mungkin
diperlukan. Di lain pihak, apabila pengeceran tidak mencukupi sedangkan kondisi
kondisi lainnya tidak menguntungkan, sutau tingkat pembenahan tergantung pada kondisi
kondisi lainnya tidak menguntungkan, suatu tingkat pembenahan tergantung pada
kondisi kondisi lainnya tidak menguntungkan, suatu tingkat pembenahan tergantung
pada kondisikondisi setempat diperlukan. Apabila bendabenda yang mengambangkan
tidak dibuang secara lengkap sedimensi dapat terjadi apabila kecepatan turun di bawah
satu kaki per detik.
Standar (ukuran) umum selokan untuk limbah yang dialirkan ke dalam aliran-
aliran air untuk pembuangan akhir dengan cara pengenceran adalah :
(a) BOD selama 5 hari pads suhu 20C tidak boleh melebihi 20 mg/l; dan
(b) Kandungan zat mengambangnya tidak boleh lebih daripada 38 mg/l.

Pembenahan sampai pada tingkat ini pada umumnya disebut sebagai pembenahan
tambahan. Standar-standar ini hanya diterapkan apabila pengenceran adalah sekurang-
kurangnya delapan kali lipat sedangkan BOD air penampung setelah pembuangan pada
selokan limbah tidak lebih dari 4 mg/l. Batas angka BOD standar ini; di sini ia dianggap
bahwa perairan-perairan penampung pada umumnya telah dicemari sampai sebesar 2
mgll BOD, bahkan sebelum dialirkannya aliran-aliran limbah ke dalamnya.
Apabila arus air melampaui 150 kali volume selokan limbah namun kurang dari
300 kali, maka standar BOD dapat jatuh sama sekali sedangkan standar zat yang
mengambang dapat menurun menjadi 60 mg/l. Dengan pengenceran yang berkisar antara
300 dan 500 kali isi selokan, maka standar zat padat mengambang selanjutnya menurun
hingga 100 mg/l. Tidak terdapat standar-standar khusus yang dianggap penting apabila
pengenceran melampaui 500 kali isi selokan. Malahan dalm keadaan demikian
pembuangan pasir, tinja, kertas dan lain-lain zat mengambang dianggap sangat
diinginkan.
Standar-standar pelengkap akhir-akhir ini telah dianjurkan untuk selokan limbah
yang dialirkan ke dalam aliran-aliran air bahkan apabila mereka hanya dipergunakan
untuk keperluan yang terbatas seperti perikanan tak resmi, navigasi dan penarikan
kembali air untuk kebutuhan-kebutuhan industri apalagi untuk kebutuhan-kebutuhan
untuk mandi dan air minum. Standar-standar demikian menyatakan bahwa selokan itu

15
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
harus lulus ujicoba stabilitas "methylene biru" dan juga mengandung tidak kurang dari
ppm nitrat yang dinyatakan sebagai N.
Dalam hal selokan-selokan mengandung sampah perdagangan dan terjadi sedikit
sekali pengenceran oleh air bersih, maka stabilitas sesuatu selokan yang mengalir ke
dalam aliran-aliran air demikian adalah sama pentingnya dengan ujicoba BOD ataupun
ujicoba terhadap zat padat mengambang.
Perlunya mengikutsertakan ujicoba stabilitas sekarang pada umumnya diakui dan
sudah ditinjau bahwa selokan-selokan yang berasal dari instalasi endapan lumpur yang
digiatkan, bahkan bila sesuai dengan standar-standar BOD dan zat-zat padat
mengambang, dapat saja gagal untuk memenuhi ujicoba stabilitas. Kemampuan suatu
sungai untuk mempertahankan kondisi aerobik sangat tergantung pada kestabilan selokan
yang dibuang ke dalam perairannya; pada saat yang sama kehadiran nitrat memperlambat
penurunan potensi redoks pada tingkat dimana sulfide hidrogen dihasilkan. Kadar nitrat
yang tinggi terlihat dalam banyak selokan saringan menetes; dipihak lain, instalasi
pengendapan lumpur yang digiatkan yang dijalankan sebagaimana biasa membutuhkan
selokan-selokan yang meskipun aliran yang dibersihkan dengan baik untuk memenuhi
stendar BOD dan stendar benda padat mengambang, dengan demikian dapat pula
mengandung kira-kira 10 mg/l atau lebih nitrogen amoniak dan sedikit atau sama sekali
tidak nitrat. Amoniak, meskipun dalam jumlah kecil beracun untuk ikan; begitupula
oksidasi amoniak menjadi nitrat terjadi atas kerugian oksigen yang larut ke dalam arus
air. Selokan yang tidak dinitrifikasi yang mengalir ke dalam arus kecil yang mempunyai
kadar pengenceran rendah, oleh karena itu secara khusus tidak diinginkan. Aliran-aliran
yang berasal dari instalasi pengendapan lumpur yang tidak mengandung nitrit dan sedikit
oksigen larut dan malahan cocok dengan ujicoba-ujicoba BOD dan zat padat
mengambang, cenderung mengeluarkan bau busuk dalam arus air kecil terutama pada
iklim yang lebih panas.
Sejauh ini kita telah berurusan dengan aliran air yang mungkin dapat
dipergunakan secara terbatas seperti untuk perikanan, pelayaran dan penarikan air untuk
kebutuhan industri. Penggunaan aliran dan sungai secara luas biasanya dilakukan
dibanyak negara, terutama dinegara-negara yang kurang berkembang dan tropis.
Pemandian, rekreasi dan pengairan untuk ternak merupakan penggunaan yang paling
umum hampir dimana-mana, namun yang lebih penting lagi ialah bahwa di Timur,
kebanyakan masyarakat yang bermukim di pematang sungai tergantung pada sungai itu
untuk mendapatkan air untuk diminum. Harus ditekankan disini bahwa selokan air
limbah yang sesuai dengan slander umum masih tetap belum murni ditinjau dari sudut
bakteriologi dan mengandung sejumlah besar bakteri yang berasal dari dalam perut serta
beberapa organisme penyebab penyakit. Air sungai yang menampung aliran air meskipun
yang telah dibenahi dengan baik, dengan demikian, tidak aman sebagai sumber air
minum manusia kecuali apabila air itu telah mengalami sterilisasi (pensuci-hamaan).
Bahkan untuk mandi sekalipun sementara penerapan persyaratan (standar-standar) kolam
renang secara ketat tidak dapat dilaksanakan dikebanyakan negara, tentulah sangat
diharapkan bahwa air pemandian yang berasal dari aliran-aliran air alamiah, sungai,
danau dan muara sungai harus mempunyai mutu slander yang aman dari bakteri dalam
kaitannya dengan "coli-aerogenes" dan khususnya kepadatan bakteri streptokokus.
Dengan demikian terlihatlah bahwa banyak hal organisme penyebab penyakit haruslah

16
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
dicegah untuk tidak memasuki air penampung untuk menghindarkan penyebaran
penyakit.

5. PENUTUP
Dari pertimbangan-petimbangan diatas ini dengan mudah dapat dilihat bagaimana
terbatasnya penggunaan metode pengenceran itu, sekurang-kurangnya sepanjang hal
tersebut ada kaitannya dengan kota-kota dan kota-kota besar di pedalaman. Secara
hampir tidak berbeda di sungai-sungai India dan sering pula di sungai-sungai negara-
negara tropis lainnya, adalah sukar untuk menemukan, kecuali menjelang muara mereka,
kebutuhan minimum akan delapan kali lipat pengenceran yang dibutuhkan untuk
pembuangan secara memuaskan aliran-aliran yang menampung pembenahan tambahan
yanng memuaskan stender BOD 20 mg/l dan standar zat padat mengambang 30 mg/l.
Secara umum dikatakan, pengenceran yang lebih tinggi yang dibutuhkan untuk
membuang limbah yang belum dibenahi jarang sekali dapat diperoleh.
Meninjau penyebaran umum keseluruhan penduduk India ter1ihatlah bahwa lebih
dari 80% kota-kota dan kota-kota besar India tidak terletak di sepanjang pantai. Malah
dalam hal kota-kota tersebut dibangun di tepi sungai, sungai-sungai itu pada musim
penghujan yang wajar hanyalah mempunyai aliran yang terlalu kecil untuk
memungkinkan pengenceran yang dibutuhkan. Lagipula, kapasitas arus demikian itu
untuk mengalirkan zat padat yang mengambang terutama sekali sangat rendah pada masa
cuaca yang baik dengan sedikit pelepasan. Pada masa itu zat padat yang terkandung
dalam limbah mengendap, khususnya di daerah dengan kecepatan aliran rendah dan
menyebabkan penumpukan endapan; pembusukannya menyebabkan sejumlah gangguan
dan merupakan bahaya yang serius kepada kesehatan umum.
Sebuah kota yang berukuran sedang dengan penduduk 100.000 dan persediaan air
yang dilindungi pada ukuran 40 gallon per capita per hari, diperkirakan akan membuang
kira-kikra 3 juta gallon limbah ke sungai yanng berdekatan, apabila pembuangan limbah
dengan pengenceran yang dipikirkan. Menurut standar yang dikutip di atas akan
membutuhkan aliran pada cuaca terang dalam arus yang sedikitnya 3,000 kubik kaki per
detik, apabila limbah mentah akan dialirkan ke dalam arus dan pengenceran diandalkan
untuk pembuangannya yang aman. Sedikit sungai, terkecuali sungai Gangga, sungai
Godavari, dan sungai Krishna, dapat membanggakan aliran musim kemarau dengan
ukuran di atas dan itupun hanya dimuara-muara mereka di mana batas pasang hampir
dicapai.Sepanjang aliran panjang mereka melalui daerah pedalaman, aliran musim
kemarau sungai-sungai terbesarpun sebagaimana disebutkan di atas, jauh lebih kecil
daripada yang dibutuhkan untuk pengenceran dari tingkatkan yang diperinci di atas.
Bahkan apabila pengenceran yangn jauh lebih kecil dianggap cukup untuk
pembuangan limbah yang diolah sampai standar 20 mg/l BOD: 30 mg/l zat padat
mengambang, aliran musim kemarau yang dijamin minimum delapan kali isi selokan
jarang sekali tersedia. Lagipula, aliran sekecil itu hanya akan cukup apabila kita siap
untuk tidak menghiraukan sentimen keagamaan masyarakat yang berdekatan dan apabila
dengan tidak berperasaan mengabaikan manfaat yang mereka cenderung pergunakan
terhadap air campuran selokan itu. Bahkan apabila kita berbuat demikian pengenceran
yang lebih tinggi sangat dibutuhkan untuk menjaga agar arus air tetap bersih. Dalam
keadaan demikian apabila berurusan dengan selokan limbah yang mengandung sejumlah

17
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
sampah perdagangan, biasanya diperlukan untuk memastikan suatu cairan dari kira-kira
20 volume atau lebih, tergantung pada kebutuhan oksigen selokan-selokan itu.
Demikianlah, dalam banyak keadaan, limbah dan selokan harus dialihkan dan
arus aliran demikian untuk mencegah pemasukan mereka yang langsung kedalamnya.
Kondisi sedemikian itu menghasilkan metodemetode yang berlainan tentang pembungan
sampah air di atas tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Mahida U.N Water Pollution and Disposal of wastewater on Land Tata McGraw- Hill,
New Delhi, 1984.

Sundtroms, Donald Wand Klei, Herbert, E Wastewater Treatment Prentice Hall Inc,
USA, 1979.

18
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai