EBP Perawatan Luka
EBP Perawatan Luka
DI SUSUN OLEH :
SENT RINOM LAPANDA (SN152128)
CUT SUSEPTINA A.A.P (SN152093)
DENSI UTAMA SARI (SN152095)
ARDIAN DWI SAPUTRA (SN152088)
0
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya,
Evidenced Based Practive (EBP) yang berjudul Perbandingan Efektifitas Perawatan Ulkus
Diabetic Menggunakan NaCl 0,9% Dengan Hydrogel Pada Pasien Diabetes Melitus Di
Ruang Dahlia RST Dr.Asmir Salatiga dapat terselesaikan dengan baik. Evidenced Based
Practive ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dalam stase keperawatan medikal
bedah, dan dalam penyusunan laporan ini, kami sebagai penulis mendapat bimbingan serta
dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan dukungan
maka kurang sempurna penyelesaian laporan ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ns. Fakhrudin Nasrul Sani, M.Kep atas arahan dan bimbingan dalam penulisan EBP ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan,
untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
1
JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Tujuan...........................................................................................................4
A. Pengkajian ..................................................................................................
B. Masalah Keperawatan................................................................................
BAB V PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Analisa...........................................................................................................
B. Hasil...............................................................................................................
C. Kesimpulan...................................................................................................
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Peningkatan kadar glukosa ekstraseluler mengakibatkan terjadi reaksi glikasi
(reaksi non enzimatik antara glukosa dengan protein) dan membentuk basa schiff,
kemudian menjadi produk amadori (eksudat yang purulent) dan akhirnya membentuk
protein yang toksik, hal ini yang mendasari terjadinya ulkus diabetes (Smeltzer &
Bare, 2002). Penderita diabetes mempunyai resiko 15% terjadinya ulkus kaki diabetik
pada masa hidupnya dan resiko terjadinya kekambuhan dalam 5 tahun sebesar 70%.
Penderita diabetes meningkat setiap tahunnya. Di Indonesia dilaporkan sebanyak 8,4
juta jiwa pada tahun 2001, meningkat menjadi 14 juta pada tahun 2006 dan
diperkirakan menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2020. Indonesia menduduki
peringkat ke-empat dengan jumlah diabetes terbanyak setelah India (31,7 juta jiwa),
China (20,8 juta jiwa) dan Amerika Serikat (17,7 juta jiwa). Hasil survey Departemen
Kesehatan angka kejadian dan komplikasi DM cukup tersebar sehingga dikatakan
sebagai masalah nasional yang harus mendapat perhatian karena komplikasinya
sangat mengganggu kualitas penderita. Angka kematian ulkus pada penyandang
diabetes mellitus berkisar antara 17-32%, sedangkan laju amputasi berkisar antara 15-
30%. Para ahli diabetes memperkirakan sampai kejadian amputasi dapat
dihindarkan dengan perawatan luka yang baik (Depkes, 2010).
Teknik perawatan luka saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat
pesat, dimana perawat luka sudah menggunakan modern dressing. Produk perawatan
luka modern memberikan kontribusi yang sangat besar untuk perbaikan pengelolaan
perawatan luka khususnya pada luka kronis seperti luka diabetes. Produk modern
dressing ini secara umum dapat dikelompokkan menjadi golongan alginate foam dan
foam film, hydrocolloid dan hydrogel. Pada balutan lembab yang salah satunya
hidrogel menurut penelitian mengungkapkan tentang kemampuan hydrogel dalam
melakukan debridement jaringan nekrotik dibandingkan dengan enzimatik
debridemen, menunjukkan hidrogel lebih baik dalam mendebridemen dan jaringan
granulasi dapat tumbuh lebih cepat. Balutan modern (hidrogel) dapat mengendalikan
3
infeksi lebih baik disbanding balutan kasa, pada balutan modern dilaporkan rata-rata
infeksi luka adalah 2,6% sedang pada balutan kasa 7,1% (Purnomo,dkk., 2014).
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai
Perbandingan Efektifitas Perawatan Ulkus Diabetic Menggunakan Nacl0,9% Dengan
Hydrogel Pada Pasien Diabetes Melitus Di Ruang Dahlia RST Dr.Asmir Salatiga.
B. TUJUAN
BAB II
4
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
B. MASALAH KEPERAWATAN
BAB III
DASAR PEMIKIRAN
BAB IV
5
PELAKSANAAN TINDAKAN
BAB V
PEMBAHASAN
A. ANALISA
Hydrogel merupakan salah satu balutan modern yang sifatnya lembab dan
dapat diaplikasikan selama 5-7 hari sangat cocok digunakan pada jenis luka dengan
drainase yang sedikit. Gel sangat baik menciptakan dan mempertahankan lingkungan
penyembuhan luka yang moist/lembab (Pemila, 2007). Tujuan dari perawatan luka
menggunakan balutan yang bersifat lembab adalah untuk mempertahankan isolasi
lingkungan luka yang tetap lembab dengan menggunakan balutan penahan
kelembaban, oklusive dan semi oklusive, dengan mempertahankan luka tetap lembab
dan dilindungi selama proses penyembuhan dapat mempercepat penyembuhan 45 %
dan mengurangi komplikasi infeksi dan pertumbuhan jaringan parut residual (Ismail,
2006).
6
Larutan NaCl 0,9 % merupakan cairan isotonik dan juga merupakan cairan
garam fisiologis yang baik digunakan untuk pembersih, pembasuh dan kompres pada
luka. NaCl 0,9 % memiliki komposisi dan konsentrasi cairan yang hampir sama
dengan cairan tubuh sehingga tidak mengiritasi jaringan. Namun pada prinsipnya
semua penggunaan topical therapy tersebut adalah untuk memberikan proses
penyembuhan pada luka yang efektif. Pada perawatan luka menggunakan NaCl 0,9%
keadaan luka akan mempengaruhi perkembangan luka itu sendiri (Rosyadi, 2008).
Menurut Smeltzer (2002), kompres NaCl 0,9% kurang efektif untuk mencegah
timbulnya jaringan nekrotik, sedangkan keberadaan jaringan nekrotik pada ulkus
menjadi tempat bersembunyi koloni bakteri juga menghambat proses granulasi
jaringan.
Jika dilihat dari rentang status luka penyembuhan luka menggunakan NaCl
0,9% dan hydrogel sangat berbeda efektifitasnya, dimana efektifitas menggunakan
hydrogel 2-3 x lebih baik karena cenderung mendekati regenerasi luka, hal ini sesuai
dengan Ismail (2007) menyatakan bahwa keseimbangan kelembaban pada permukaan
balutan luka merupakan faktor kunci dalam mengoptimalkan perbaikan jaringan
mengeliminasi eksudat dari luka yang berlebihan pada luka kronik yang merupakan
bagian penting untuk permukaan luka. Bila diperhatikan kompres ulkus menggunakan
hydrogel 3 kali lebih efektif dibanding dengan NaCl 0,9%, sehingga proses
penyembuhan luka ulkus diabetikum menjadi berkepanjangan dibandingkan dengan
tindakan kompres hydrogel. Hal tersebut sesuai dengan aplikasi perawatan ulkus
diabetes yang ada di RS dr. Asmir Salatiga yang masih menggunakan NaCL 0,9%
sebagai bahan dasar dalam pembersihan luka ulkus diabetes.
B. HASIL
7
Sedangkan penyembuhan luka menggunakan hydrogel 3 kali lebih baik/lebih efektif
dibandingkan dengan kompres NaCl 0,9% karena hydrogel merupakan salah satu
balutan modern yang sifatnya lembab dan dapat diaplikasikan selama 5-7 hari dan
sangat baik menciptakan dan mempertahankan lingkungan penyembuhan luka yang
moist/lembab.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan
luka ulkus dengan menggunakan hydrogel 3 x lebih efektif dibandingkan dengan
NaCl 0,9% yang diukur menggunakan rentang status luka menurut Bates-Janse.
BAB VI
PENUTUP
8
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Bagi Keperawatan
Disarankan untuk menggunakan hydrogel dalam perawatan luka
terutama luka kronis seperti: ulkus diabetes mellitus atau sejenis yang proses
granulasinya lambat, dan adanya konsultan luka di Rumah Sakit agar perawatan
luka dapat dikelola dengan baik mengikuti perkembangan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
9
Arjatmo Tjokronegoro.(2002). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Cet 2. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
ISO Indonesia. Vol.47-2012 s/d 2013. Jakarta: PT. ISFI.
Ismail. (2007). Luka dan Perawatannya. http://rpromise.com/woundcare/.
Rosyadi. (2008). www.Rumah Kanker.com.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica
Ester, Yasmin asih. EGC : Jakarta
Pemila, uke .(2007). Perawatan luka. http://forumsains.com.
Purnomo,E.,S. Dwiningsih, S.,U. Lestari, K.,P. (2014). Efektifitas Penyembuhan Luka
Menggunakan Nacl 0,9% Dan Hydrogel Pada Ulkus Diabetes Mellitus Di Rsu Kota
Semarang. Poltekes Kemenkes Semarang.
10