Anda di halaman 1dari 11

EVIDENCED - BASED PRACTICE

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PERAWATAN ULKUS DIABETIC


MENGGUNAKAN NaCL0,9% DENGAN HYDROGEL PADA PASIEN
DIABETES MELITUS DI RUANG DAHLIA
RST DR.ASMIR SALATIGA

DI SUSUN OLEH :
SENT RINOM LAPANDA (SN152128)
CUT SUSEPTINA A.A.P (SN152093)
DENSI UTAMA SARI (SN152095)
ARDIAN DWI SAPUTRA (SN152088)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

0
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya,
Evidenced Based Practive (EBP) yang berjudul Perbandingan Efektifitas Perawatan Ulkus
Diabetic Menggunakan NaCl 0,9% Dengan Hydrogel Pada Pasien Diabetes Melitus Di
Ruang Dahlia RST Dr.Asmir Salatiga dapat terselesaikan dengan baik. Evidenced Based
Practive ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dalam stase keperawatan medikal
bedah, dan dalam penyusunan laporan ini, kami sebagai penulis mendapat bimbingan serta
dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan dukungan
maka kurang sempurna penyelesaian laporan ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ns. Fakhrudin Nasrul Sani, M.Kep atas arahan dan bimbingan dalam penulisan EBP ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan,
untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat.

Salatiga, 25 April 2016

Penulis

DAFTAR ISI

1
JUDUL

KATA PENGANTAR..............................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Tujuan...........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN KASUS..................................................................................

A. Pengkajian ..................................................................................................

B. Masalah Keperawatan................................................................................

BAB III DASAR PEMIKIRAN.............................................................................

BAB IV PELAKSANAAN TINDAKAN...............................................................

BAB V PEMBAHASAN.........................................................................................

A. Analisa...........................................................................................................

B. Hasil...............................................................................................................

C. Kesimpulan...................................................................................................

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................

B. Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

2
A. LATAR BELAKANG

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Peningkatan kadar glukosa ekstraseluler mengakibatkan terjadi reaksi glikasi
(reaksi non enzimatik antara glukosa dengan protein) dan membentuk basa schiff,
kemudian menjadi produk amadori (eksudat yang purulent) dan akhirnya membentuk
protein yang toksik, hal ini yang mendasari terjadinya ulkus diabetes (Smeltzer &
Bare, 2002). Penderita diabetes mempunyai resiko 15% terjadinya ulkus kaki diabetik
pada masa hidupnya dan resiko terjadinya kekambuhan dalam 5 tahun sebesar 70%.
Penderita diabetes meningkat setiap tahunnya. Di Indonesia dilaporkan sebanyak 8,4
juta jiwa pada tahun 2001, meningkat menjadi 14 juta pada tahun 2006 dan
diperkirakan menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2020. Indonesia menduduki
peringkat ke-empat dengan jumlah diabetes terbanyak setelah India (31,7 juta jiwa),
China (20,8 juta jiwa) dan Amerika Serikat (17,7 juta jiwa). Hasil survey Departemen
Kesehatan angka kejadian dan komplikasi DM cukup tersebar sehingga dikatakan
sebagai masalah nasional yang harus mendapat perhatian karena komplikasinya
sangat mengganggu kualitas penderita. Angka kematian ulkus pada penyandang
diabetes mellitus berkisar antara 17-32%, sedangkan laju amputasi berkisar antara 15-
30%. Para ahli diabetes memperkirakan sampai kejadian amputasi dapat
dihindarkan dengan perawatan luka yang baik (Depkes, 2010).
Teknik perawatan luka saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat
pesat, dimana perawat luka sudah menggunakan modern dressing. Produk perawatan
luka modern memberikan kontribusi yang sangat besar untuk perbaikan pengelolaan
perawatan luka khususnya pada luka kronis seperti luka diabetes. Produk modern
dressing ini secara umum dapat dikelompokkan menjadi golongan alginate foam dan
foam film, hydrocolloid dan hydrogel. Pada balutan lembab yang salah satunya
hidrogel menurut penelitian mengungkapkan tentang kemampuan hydrogel dalam
melakukan debridement jaringan nekrotik dibandingkan dengan enzimatik
debridemen, menunjukkan hidrogel lebih baik dalam mendebridemen dan jaringan
granulasi dapat tumbuh lebih cepat. Balutan modern (hidrogel) dapat mengendalikan

3
infeksi lebih baik disbanding balutan kasa, pada balutan modern dilaporkan rata-rata
infeksi luka adalah 2,6% sedang pada balutan kasa 7,1% (Purnomo,dkk., 2014).
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai
Perbandingan Efektifitas Perawatan Ulkus Diabetic Menggunakan Nacl0,9% Dengan
Hydrogel Pada Pasien Diabetes Melitus Di Ruang Dahlia RST Dr.Asmir Salatiga.

B. TUJUAN

Laporan ini bertujuan untuk membahas mengenai perbandingan efektifitas


perawatan ulkus diabetic menggunakan Nacl0,9% dengan Hydrogel pada pasien
diabetes mellitus dan juga membandingkan berdasarkan kondisi yang terjadi di lahan
praktek bangsal rawat inap pada pasien DM.

BAB II

4
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

B. MASALAH KEPERAWATAN

BAB III
DASAR PEMIKIRAN

Hasil pembahasan dalam laporan ini bertujuan untuk mengetahui tentang


perbandingan efektifitas perawatan ulkus diabetic menggunakan Nacl 0,9% dengan
Hydrogel pada pasien diabetes mellitus, dalam hal ini penulis mengobservasi bentuk
tindakan yang dilakukan oleh perawat di rumah sakit kemudian membandingkan
dengan hasil penelitian berdasarkan penemuan terbaru dari jurnal.
Ulkus diabetes adalah suatu luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam
dermis yang biasanya terjadi di telapak kaki. Separo lebih amputasi non trauma
merupakan akibat dari komplikasi ulkus diabetes, dan disertai dengan tingginya angka
mortalitas, reamputasi dan amputasi kaki kontralateral, oleh karena itu dibutuhkan
penanganan yang tepat dan efektif terhadap adanya ulkus diabetes.
Penyembuhan luka ulkus diabetes mellitus dengan hydrogel merupakan salah
satu balutan modern yang sifatnya lembab dan dapat diaplikasikan selama 5-7 hari
sangat cocok digunakan pada jenis luka dengan drainase yang sedikit. Gel sangat baik
menciptakan dan mempertahankan lingkungan penyembuhan luka yang moist/lembab
(Pemila,2007).
Cara penilaian efektifitas dapat dilakukan dengan memberikan perawatan
kepada pasien menggunakan hydrogel dan pada beberapa pasien yang berbeda
digunakan Nacl 0,9% kemudian dilihat dan dibandingkan efektifitasnya berdasarkan
lama waktu penyembuhan dan kualitas yang dihasilkan dari masing-masing bahan
perawatan yang digunakan tersebut.

BAB IV

5
PELAKSANAAN TINDAKAN

Tahap dari prosedur pelaksanaan yang dilakukan adalah pemilihan subjek


untuk penerapan tindakan, kriteria pasien yang diambil adalah pasien dengan ulkus
diabetes grade II-III, penderita DM dengan nilai GDS <350 mg, penderita DM yang
belum pernah dilakukan perawatan dengan hydrogel. Berdasarkan kriteria tersebut
terpilih 1 kelompok yang terdiri dari 10 orang dan diklasifikasikan sesuai umur dan
tingkat pendidikannya untuk digunakan sebagai subjek penerapan jurnal yang
nantinya akan dibandingkan dengan kelompok yang dirawat dengan balutan Na Cl 0,9
%.
Prosedur tindakan yang dilakukan adalah yang pertama dilakukan yaitu
pengamatan secara longitudinal yaitu kelompok dengan perawatan menggunakan
hydrogel akan dilakukan pengukuran status luka dengan menggunakan instrument
pengkajian luka Bates-Jansen, setiap perawatan luka dilakukan. Pada perawatan
dengan balutan hydrogel pengamatan dilakukan sesuai jadwal penggantian balutan,
sedang pada perawatan dengan balutan NaCl 0,9 % pengamatan dilakukan setiap hari
jadwal penggantian balutan. Hasil pengamatan akhir dari kedua jenis perawatan yang
digunakan tersebut nantinya akan dibandingkan efektifitasnya.

BAB V
PEMBAHASAN

A. ANALISA

Hydrogel merupakan salah satu balutan modern yang sifatnya lembab dan
dapat diaplikasikan selama 5-7 hari sangat cocok digunakan pada jenis luka dengan
drainase yang sedikit. Gel sangat baik menciptakan dan mempertahankan lingkungan
penyembuhan luka yang moist/lembab (Pemila, 2007). Tujuan dari perawatan luka
menggunakan balutan yang bersifat lembab adalah untuk mempertahankan isolasi
lingkungan luka yang tetap lembab dengan menggunakan balutan penahan
kelembaban, oklusive dan semi oklusive, dengan mempertahankan luka tetap lembab
dan dilindungi selama proses penyembuhan dapat mempercepat penyembuhan 45 %
dan mengurangi komplikasi infeksi dan pertumbuhan jaringan parut residual (Ismail,
2006).

6
Larutan NaCl 0,9 % merupakan cairan isotonik dan juga merupakan cairan
garam fisiologis yang baik digunakan untuk pembersih, pembasuh dan kompres pada
luka. NaCl 0,9 % memiliki komposisi dan konsentrasi cairan yang hampir sama
dengan cairan tubuh sehingga tidak mengiritasi jaringan. Namun pada prinsipnya
semua penggunaan topical therapy tersebut adalah untuk memberikan proses
penyembuhan pada luka yang efektif. Pada perawatan luka menggunakan NaCl 0,9%
keadaan luka akan mempengaruhi perkembangan luka itu sendiri (Rosyadi, 2008).
Menurut Smeltzer (2002), kompres NaCl 0,9% kurang efektif untuk mencegah
timbulnya jaringan nekrotik, sedangkan keberadaan jaringan nekrotik pada ulkus
menjadi tempat bersembunyi koloni bakteri juga menghambat proses granulasi
jaringan.
Jika dilihat dari rentang status luka penyembuhan luka menggunakan NaCl
0,9% dan hydrogel sangat berbeda efektifitasnya, dimana efektifitas menggunakan
hydrogel 2-3 x lebih baik karena cenderung mendekati regenerasi luka, hal ini sesuai
dengan Ismail (2007) menyatakan bahwa keseimbangan kelembaban pada permukaan
balutan luka merupakan faktor kunci dalam mengoptimalkan perbaikan jaringan
mengeliminasi eksudat dari luka yang berlebihan pada luka kronik yang merupakan
bagian penting untuk permukaan luka. Bila diperhatikan kompres ulkus menggunakan
hydrogel 3 kali lebih efektif dibanding dengan NaCl 0,9%, sehingga proses
penyembuhan luka ulkus diabetikum menjadi berkepanjangan dibandingkan dengan
tindakan kompres hydrogel. Hal tersebut sesuai dengan aplikasi perawatan ulkus
diabetes yang ada di RS dr. Asmir Salatiga yang masih menggunakan NaCL 0,9%
sebagai bahan dasar dalam pembersihan luka ulkus diabetes.

B. HASIL

Fisiologi dari penyembuhan luka yang normal adalah melalui fase


hemostasis, inflamasi, granulasi dan maturasi yang merupakan suatu kerangka untuk
memahami prinsip dasar perawatan luka. Melalui pemahaman ini profesional
keperawatan dapat mengembangkan ketrampilan yang dibutuhkan untuk merawat
luka dan dapat membantu perbaikan jaringan (Pemila, 2007)
Berdasarkan hasil jurnal penelitian terbaru menurut Purnomo, dkk (2014)
pada perawatan menggunakan NaCl 0,9%, penyembuhan adalah proses yang komplek
dan dinamis dengan perubahan lingkungan luka dan status kesehatan individu.

7
Sedangkan penyembuhan luka menggunakan hydrogel 3 kali lebih baik/lebih efektif
dibandingkan dengan kompres NaCl 0,9% karena hydrogel merupakan salah satu
balutan modern yang sifatnya lembab dan dapat diaplikasikan selama 5-7 hari dan
sangat baik menciptakan dan mempertahankan lingkungan penyembuhan luka yang
moist/lembab.

C. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan
luka ulkus dengan menggunakan hydrogel 3 x lebih efektif dibandingkan dengan
NaCl 0,9% yang diukur menggunakan rentang status luka menurut Bates-Janse.

BAB VI
PENUTUP

8
A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan antara teori dan praktek maka dapat


disimpulkan bahwa perbaikan luka ulkus dengan menggunakan hydrogel 3 x lebih
efektif dibandingkan dengan NaCl 0,9% yang diukur menggunakan rentang status
luka menurut Bates-Janse.

B. SARAN

1. Bagi Keperawatan
Disarankan untuk menggunakan hydrogel dalam perawatan luka
terutama luka kronis seperti: ulkus diabetes mellitus atau sejenis yang proses
granulasinya lambat, dan adanya konsultan luka di Rumah Sakit agar perawatan
luka dapat dikelola dengan baik mengikuti perkembangan teknologi.

2. Bagi Rumah Sakit


Rumah Sakit hendaknya menyediakan hydrogel sehingga dapat digunakan untuk
melakukan perawatan luka ulkus pada pasien DM karena hydrogel lebih efektif
dalam menyembuhkan luka ulkus dibandingkan dengan NaCl 0,9%.

DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi NANDA NIC NOC. Jilid I. (2015). Yogyakarta: Medi Action.

9
Arjatmo Tjokronegoro.(2002). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Cet 2. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
ISO Indonesia. Vol.47-2012 s/d 2013. Jakarta: PT. ISFI.
Ismail. (2007). Luka dan Perawatannya. http://rpromise.com/woundcare/.
Rosyadi. (2008). www.Rumah Kanker.com.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica
Ester, Yasmin asih. EGC : Jakarta
Pemila, uke .(2007). Perawatan luka. http://forumsains.com.
Purnomo,E.,S. Dwiningsih, S.,U. Lestari, K.,P. (2014). Efektifitas Penyembuhan Luka
Menggunakan Nacl 0,9% Dan Hydrogel Pada Ulkus Diabetes Mellitus Di Rsu Kota
Semarang. Poltekes Kemenkes Semarang.

10

Anda mungkin juga menyukai