Tangkuban perahu
Pada zaman dahulu kala, di daerah Parahiyangan Jawa Barat ada sebauh kerajaan yang
diperintah oleh Ratu Mbiling. Ia seorang ratu yang cakap dan tegas. Umurnya sudah 25 tahun
namun ia tidak mempunyai pendamping, memang dia tidak ingin menikah.
20 tahun kemudian, Dayang Sumbi tumbuh menjadi wanita yang cantik. Kecantikannya
menyebar keseluruh pelosok kerajaan.
Ratu Mbiling terkejut, ia tak percaya dengan pilihan yang diambil putrinya
Ratu Mbiling : Hah? Apa kau yakin putriku? Memilih hidup susah di hutan dan meninggalkan ibu
beserta istana ini?
Dayang Sumbi : Sumbi yakin bu, Sumbi tak ingin ada pertumpahan darah hanya karena
menerima lamaran salah satu pangeran
Ratu Mbiling : Baiklah kalau memang itu pilihanmu putriku, ibu akan memerintahkan beberapa
prajurit untuk membangunkanmu sebuah gubuk
Akhirnya, dengan berat hati, sang Ratu mengizinkan anaknya, Dayang Sumbi untuk
mengasingkan diri ke sebuah hutan lebat yang terletak jauh dari istana
Sesampainya di hutan
Dayang Sumbi : Huh, disini sangat membosankan dan sepi, untung aku membawa benang
dan beberapa jarum. Akan kuisi waktu luangku dengan menenun
Ketika sedang menenun, salah satu gulungan benangnya jatuh ke Luar Gubuk. Ia
merasa malas menggambil gulungan benang tersebut.
Dayang Sumbi : Siapapun yang mau mengambilkan benang itu untukku, jika dia perempuan
akan kujadikan saudara, dan jika dia laki-laki akan kujadikan suami
Dayang Sumbi bukan main terkejut karena yang mengambilkan benangnya adalah
seekor anjing, ia merasa sedikit menyesal dengan sumpah serapah yang baru saja ia
ucapkan
Dayang Sumbi : Hah? mengapa disekitar sini ada anjing? Apa yang baru saja kuucapkan?
Tiba tiba dari langit terdengar suara Dayang Sumbi kau harus menepati
janjimu, lagi pula Anjing itu memang jodohmu.
Dayang Sumbi pun akhirnya menikah dengan si Tumang. Saat hanya bersama
Dayang Sumbi, Tumang berubah dalam wujud manusianya, Namun ketika ada orang lain
berada disekitarnya, ia kembali dalam wujud anjing.
Waktu pun terus berlalu. Dayang Sumbi dan Tumang pun di karuniai anak laki-laki
yang tampan.
Tak terasa Sangkuriang tumbuh besar dan pandai berburu. Namun Tumang lebih
memilih untuk berubah dalam wujud anjing ketika ia bersama anaknya.
Tumang pun berlari menuju rusa itu, namun karena Tumang tidak juga
mendapatkan rusa itu, akhirnya sangkuriang memanah rusa tersebut. Namun anak panah
mengarah pada si tumang.Kemudian ia menyembelih Tumang.
Sangkuriang : Dasar Tumang bodoh, bukannya menyingkir malah menghalangi. Daripada aku
pulang dengan tangan kosong, lebih baik kusembelih Tumang dan kuambil hatinya
Sesampainya dirumah hati itupun di masak, dan di makan ibunya. Setelah selesai
makan, Dayang Sumbi yang sedaritadi belum melihat Tumang, menanyakannya kepada
Sangkuriang.
Petapa : Siapa namamu Anak Muda? Mengapa kau tergeletak ditengah- tengah hutan?
Petapa : Sudah saatnya kau mengamalkan ilmu yang telah kuajarkan kepada masyarakat!
Sangkuriang : Baik Guru. Saya akan berpetualang untuk membantumasyarakat.
Petapa : Pesanku janganlah kau berjalan ke arah selatan.
Sangkuriang : Kenapa saya tidak boleh berjalan ke arah selatan Guru?
Petapa : Sudahlah turuti saja nasihatku. Supaya kau tidak ditimpa nasib yang sial.
Sangkuriang : Baiklah, saya akan mengingat pesan Guru.
Hari demi hari berlalu. Setelah perkenalan itu, Dayang Sumbi dan Sangkuriang
semakin dekat dan akhirnya jatuh cinta. Kemudian mereka sepakat untuk melangsungkan
pernikahan dalam waktu dekat.
Dayang Sumbi : Kau tidak menyelesaikan syaratku yang kedua, maka pernikahan kita batal
Sangkuriang : Kita tetap akan menikah!
Sangkuriang memegang erat tangan Dayang Sumbi, Namun terdengar bunyi yang
sangat keras dan tiba tiba Dayang Sumbi menghilang.
Sangkuriang : Kemana kau Dayang Sumbi? Aku akan mencarimu dan menikahimu!
Sangkuriang pun kesal dan menendang kapal buatannya itu hingga terbalik.
Perlahan kapal itu perlahan membesar dan berubah menjadi sebuah gunung yang hingga
kini masih ada, yaitu Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat
NAMA KELOMPOK :
1. MELIANI
2. SINDI
3. RIA
4. REHAN
5. SIRWAN
6. FATHUL
7. IKHSAN