Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

RANGE OF MOTION (ROM) EXERCISE

DI RUANG 17 IRNA II
RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PKMRS
RSU. DR. SAIFUL ANWAR MALANG
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
RANGE OF MOTION (ROM) EXERCISE

DI RUANG 17 IRNA II
RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH:
ALFIAN HARI GUNAWAN 201420461011041
VICKY DIAN F 201420461011060
DEWI RAHMAWATI 201420461011066
NAMIRA HIDAYAT 201420461011067

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DIABETES MELLITUS DAN GANGREN
DI RUANG 29 IRNA 1
RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
JUMAT, 12 APRIL 2013

Oleh:
Anugerah Eka Purwanti 0810720013
Rahmawatus S. 0810720053
Ulfah Hapsari 105070209111019
Rialis Setiawati 105070209111020
Rizqiana Dita E. 115070209111019
Hari Wahyudi 1150702091110

Mengetahui.
Pembimbing Lahan

____________________
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Medikal
2. Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus dan Gangren
3. Subpokok Bahasan : Diabetes Mellitus dan Gangren
4. Sasaran : pasien, keluarga, dan masyarakat umum
5. Waktu dan Tempat
Tempat : Ruang penyuluhan ruang 29 IRNA 1 RSU. Dr. saiful anwar
Waktu : Jumat, 12 april 2013 pukul 09:00
6. Alokasi Waktu : 15 menit
7. Pengajar : Mahasiswa PSIK A dan PSIK B Universitas Brawijaya
8. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
9. Media : lembar balik, leaflet
10. Pengorganisasian : Moderator : Rialis
Pemateri : Rizqiana Dita
Fasilitator : Rahmawatus, Anugerah Eka, Ulfah, Hari
11. Tujuan
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti ceramah, dan tanya jawab selama 15 menit diharapkan
peserta didik mampu menjelaskan tentang diabetes mellitus dan gangren
Tujuan Khusus :
Setelah ceramah dan tanya jawab selama 15 menit diharapkan peserta didik
mampu :
Menjelaskan pengertian diabetes mellitus dan gangren
Menjelaskan penyebab diabetes mellitus dan gangren
Menjelaskan klasifikasi diabetes mellitus dan gangren
Menjelaskan tanda dan gejala diabetes mellitus dan gangren
Menjelaskan tentang insulin
Menjelaskan kegunaan insulin
Menjelaskan macam-macam insulin
12. Materi
( terlampir )
13. Tahap Kegiatan Penyuluhan
Metode &
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Didik
Media
Pembuka- Memperkenalkan diri Menjaw Ceramah dan
an Menyamakan persepsi ab salam tanya jawab
(2 menit) Menyampaikan maksud dan Memper
tujuan dilaksanakannya hatikan dan menjawab
pengajaran pertanyaan
Menggali pengetahuan
audiensi
Kontrak waktu

Penyajian Menjelaskan Menyim Ceramah dan


(11 menit pengertian diabetes ak penjelasan tanya jawab
pengajaran mellitus dan gangren Mengaju
) Menjelaskan kan pertanyaan seputar
penyebab diabetes mellitus materi
dan gangren
Menjelaskan
klasifikasi diabetes mellitus
dan gangren
Menjelaskan
tanda dan gejala diabetes
mellitus dan gangren
Menjelaskan
tentang insulin
Menjelaskan
kegunaan insulin
Menjelaskan
macam-macam insulin
Penutup Memberi kesimpulan materi Memperhatikan Tanya
(2 menit) Melakukan evaluasi penjelasan jawab
Menutup acara penyuluhan Menjawab pertanyaan
dari penyuluh

14. Evaluasi :
a) Evaluasi terstruktur
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan
Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP
Audiensi hadir di ruang penyuluhan di ruang 29 RSSA
Jumlah audiensi yang datang minimal 50 % dari total keluarga pasien di
ruang 29 RSSA
Kesimpulan penyuluh termasuk kesiapan modul termasuk kesiapan modul
dan media yang akan digunakan
Kesiapan audiensi meliputi kesiapan menerima penyuluhan
b) Evaluasi proses diharapkan
Audiensi antusias terhadap materi penyuluhan
Audiensi tidak meninggalkan tempat penyuluhan
Audiensi mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan
penyuluh
Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan
dengan suasana rileks
c) Evaluasi hasil yang diharapkan
Audiensi dapat menjelaskan menjelaskan pengertian, penyebab, klasifikasi,
tanda dan gejala, penatalaksanaan gangren di rumah, dan pencegahan diabetes
mellitus dan gangrene.
MATERI PENYULUHAN
DIABETES MELLITUS DAN GANGREN

1. Pengertian diabetes mellitus dan gangren


Diabetes mellitus merupakan kumpulan gejala yang timbul pada sesesorang
karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan
oleh kekurangan insulin secara absolut maupun relatif. Sehingga meyebabkan
terjadinya hiperglikemia dan glikosuria. Pada keadaan normal glukosa diatur
sedemikian rupa oleh insulin yang diproduksi oleh sel pancreas. Sehingga
kadarnya dalam darah selalu dalam keadaan normal. Baik keadaan puasa maupun
sesudah makan, kadar gula darah selalu stabil sekitar 70 sampai 110 mg/dl. Pada
keadaan diabetes mellitus, tubuh relatif kekurangan sekresi insulin maupun
aktivitas insulin akibatnya pengaturan gula darah menjadi meningkat. Walaupun
kadar gula darah selalu tinggi, terjadi juga pemecahan lemak dan protein menjadi
gula (glukoneogenesis) di hati yang tidak dapat dihambat karena insulin sekresinya
relatif berkurang sehingga gula darah semakin meningkat.
Gangren diabetik adalah gangren yang dijumpai pada penderita DM.
Sedangkan gangren sendiri adalah kematian jaringan oleh karena obstruksi
pembuluh darah yang memberikan makanan kepada jaringan tersebut. Gangren
merupakan salah satu bentuk komplikasi dari penyakit DM. Gangren diabetik ini
dapat terjadi pada pasien bagian tubuh yang terendah diujung terutama pada
ekstremitas bawah.

2. Penyebab Diabetes Melitus


DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat
menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang
peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai
kemungkinan etiologi DM yaitu :
a. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan
sel beta melepas insulin.
b. Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang
dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang
diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.
c. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang
disertai pembentukan sel-sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan
kerusakan sel - sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel
beta oleh virus.
d. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan
terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada
membran sel yang responsir terhadap insulin.

3. Tanda dan gejala diabetes mellitus dan gangren


Gejala-gejala diabetes mellitus yaitu poliuria, polifagi, polidipsi, lemas, berat
badan menurun. Bila dibiarkan berlarut-larut berakibat kegawatan diabetes mellitus
berupa ketoasidosis yang sering menimbulkan kematian.
Tanda dan gejala gangren yaitu sakit pada daerah yang bersangkutan, Daerah
menjadi pucat, kebiruan dan berbecak ungu, Lama-kelamaan daerah tersebut
berwarna hitam, Tidak teraba denyut nadi (tidak selalu), Bila diraba terasa kering
dan dingin, Pinggirnya berbatas tegas, Dan akhirnya perasaan nyeri/sakit lambat
laun berkurang dan akhirnya menghilang. Gangren kering ini bisa lepas sendiri dari
jaringan yang utuh.

4. Klasifikasi
a. Klasifikasi diabetes mellitus
DM Tipe I
Penderita sangat bergantung terhadap insulin karena terjadi proses
autoimun yang menyerang insulinnya. DM tipe I merupakan jenis DM
yang diturunkan (inherited).
DM Tipe II
Jenis DM ini dipengaruhi baik oleh keturunan maupun factor
lingkungan. Seseorang mempunyai risiko yang besar untuk menderita
NIDDM jika orang tuanya adalah penderita DM dan menganut gaya
hidup yang salah.
DM Gestasional
DM jenis ini cenderung terjadi pada wanita hamil dan dalam
keluarganya terdapat anggota yang juga menderita DM. Faktor
risikonya adalah kegemukan atau obesitas.
DM Sekunder
Merupakan DM yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom lain
(pancreatitis, kelainan hormonal, dan obat-obatan).
b. Klasifikasi Gangren Kaki Diabetik
Wagner ( 1983 ) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan, yaitu:
Derajat 0 Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan
kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti claw,callus .
Derajat I Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat II Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
Derajat III Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Derajat IV Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau
tanpa selulitis.
Derajat V Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
5. Definisi insulin
Insulin dihasilkan oleh sel beta pulau-pulau Langerhan pankreas. Masa seluruh
pulau-pulau Langerhans mer upakan 1 3 % masaa pankreas dan secara embrio
logis berasal dari exstoderm. Jumlahnya sekitar 100.000 s /d 2,5 Juta dan
mengandung sel-sel beta yang mengekpresi insulin, sel alpa yang menghasilkan
glukagon dan sel delta menghasilkan somatostatin, poli peptida pankrersa, serta
sel neorondokrin. Pulau-pulau Langerhans pankreas dipersarapi oleh saraf
simpatis dan saraf para simpatis.
6. Kegunaan insulin
Kegunaan insulin antara lain untuk menjaga kadar glukosa darah dalam rentang
normal.
7. Macam-macam insulin
Klasifikasi insulin dari cara pemberiannya
a. Injectors
Untuk injeksi jenis multipel, dapat digunakan insulfon atau I-port. Suntikan
diberikan melalui lokasi khusus yang terhubung melalui tabung yang
dimasukkan dengan jarum dan diganti sekitar seminggu sekali, namun sampai
saat ini injector belum begitu populer di Amerika Serikat namun sudah populer
di Eropa.
b. Insulin pen
Insulin pen digunakan untuk insulin dengan beberapa formula. Keuntungan dari
penggunaan insulin pen ini adalah keakuratan dan kekonsistensian dosis yang
baik jika menggunakan insulin pen. Berikut beberapa jenis insulin pen yang
dapat digunakan :
c. Automatic injectors
Automatic injector bekerja dengan menekan tombol pelepas (keluarnya) jarum
secara otomatis yang memeberikan suntuikan dengan sedikit partisipasi
pasien. Orang-orang yang menggunakan injector dikarenakan mereka tidak
bisa belajar untuk melakukan suntikan terhadap dirinya sendiri. Sebagian
besar, namun tidak semua, orang memiliki ketakutan atau penyesuaian emosi
lainnya pada diabetisi dalam melakukan suntikan pada dirinya sendiri samapai
mereka nyaman melakukan penyuntikan terhadap dirinya sendiri. Injector
otomatis ini dianjurkan digunakan pada penderita diabetes yang juga mengidap
cacat fisik, seperti serebral palsy.

d. Pompa Insulin-CSII (Continous Subcutaneous Insulin


Infusion)
Pompa insulin diinjeksikan (disemprotkan) kedalam tubuh melalui jaringan
subcutan dimana pompa insulin ini menawarkan cara yang lebih tepat yaitu
meniru pengiriman insulin secara normal. Pada salah satu penelitian,
penggunaan jangka panjang dari pompa insulin (CSII) telah ditemukan
memberi manfaat dalam menurunkan kadar HbA1c dan mengurangi terjadinya
hipoglikemia berat. Namun insulin pump ini dilaporkan dapat meningkatkan
angka kejadian diabetisketoacidosis (DKA) dikarenakan kurangnya pengiriman
insulin yang sering dikaitkan dengan kinking dari tabung. Bahkan dengan nilai
HbA1c normal, ditemukan pemblokiran kemampuan insulin untuk mencapai
pasien yang diperlukan rata-rata 6 jam sampai DKA diidentifikasi. Pompa
insulin memberikan tingkat potensi variabel insulin basal selama periode 24-
jam. Salah satu insulin rapid-acting atau insulin secara teratur dapat diberikan
terus-menerus melalui jarum subcutan. Insulin bolus kemudian diberikan
dengan makanan dan makanan ringan yang diperlukan. Pompa insulin model
yang lebih baru mengandung augmentasi sensor glukosa, yang memungkinkan
pasien dan penyedia untuk menetapkan faktor koreksi terprogram seperti
insulin-karbohidrat atau ratio insulin-exchange dan parameter sensitivitas
insulin lain. Berikut jenis insulin pump yang dapat digunakan, yaitu :
( Guthrie, Diana W. dan Richard A. Guthrie. 2009)

Terdapat beberapa macam insulin dari waktu bekerjanya, yakni:


a. Rapid-acting atau waktu kerja cepat
Insulin jenis ini terbagi menjadi NovoLog, Humalog, Apidra dan Exubera.
Awitan kerjanya pada 5-15 menit dengan waktu puncak 30-90 menit dan durasi
efektif <5 jam. Pada Exubera durasi efektifnya adalah 5-8 jam.
b. Short-acting atau waktu kerja pendek
Untuk short-acting awitan kerja obat dimulai pada 30-60 menit setelah obat
dimasukkan dengan waktu puncak pada 2-3 jam dan menurun hingga 5-8 jam.
Disuntikkan 15-30 menit sebelum makan. Contoh: Humulin Actrapid
c. Intermediate atau waktu kerja sedang
Untuk intermediate, awitan kerja obat dimulai pada 2-4 jam setelah obat
dimasukkan dengan waktu puncak pada 4-10 jam dan menurun hingga 10-16
jam. disuntikkan 1-2 kali/hari 15-30 menit sebelum makan. Contoh: Insulin
Neutral Protamin hagedorn (NPH).
d. Long-acting atau waktu kerja panjang
Untuk long-acting jenis Lantus, awitan kerja obat dimulai pada 2-4 jam setelah
obat dimasukkan dan kinerjanya menurun hingga 20-24 jam. Sedangkan long-
acting jenis Levemir, awitan kerja obat dimulai pada 3-8 jam setelah obat
dimasukkan dan menurun hingga 5,7-23,2 jam. disuntikkan 1 kali/hari pagi 15-
30 menit sebelum makan
e. Premixed
Terdiri atas 75 bagian insulin humalog (insulin manusia) dan 25 bagian insulin
lispro.

Anda mungkin juga menyukai