TINJAUAN PUSKATA
2.1 Protein
Protein ialah polimer yang terdiri dari asam amino. Protein memainkan peran
penting dalam hampir semua proses biologis. Enzim, yaitu katalis reaksi biokimia,
hampir semuanya protein. Protein juga membantu berbagai fungsi yang lain, seperti
Sebagaimana akan kita lihat di bagian ini, komposisi kimia dan struktur polimer
aklam yang rumit ini merupakan dasar dari kekhasannya (Chang, 2005).
Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel hidup dan
merupakan 50 persen atau lebih dari berat kering sel. Protein ditemukan di dalam
semua sel dan semua bagian sel, protein juga amat bervariasi, ratusan jenis yang
berbeda dapat ditemukan dalam satu sel. Protein mempunyai berbagai peranan
informasi genetik. Struktur ribuan protein yang berbeda-beda adalah gugus pada
molekul unit pembangun protein yang relatif sederhana. Semua protein baik yang
berasal dari bakteri yang paling tua atau berasal dari bentuk kehidupan tertinggi,
dibangun dari rangkaian dasar yang sama dari 20 asam amino yang berikatan kovalen
dalam urutan yang khas, karena masing-masing asam amino mempunyai rantai
samping yang khusus yang memberikan sifat kimia masing-masing individu (Nelson
yakni struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier dan struktur kuarterner.
Struktur primer asam amino merupakan struktur yang terbentuk dari beberapa urutan
asam amino melalui ikatan peptida. Ikatan peptida yang mengandung gugus karbonil
dan amin memiliki geometri segitiga datar. Jadi semua atom pada ikatan peptida
berada pada bidang datar yang sama. Besar sudut antara ikatan C=O dan N-H pada
Struktur tiga dimensi yang menstabilkan struktur protein terdiri dari -helix
dan -sheet.-helix terbentuk ketika rantai asam amino membentuk rantai spiral
searah jarum jam. Gugus karbonil pada asam amino pertama akan membentuk ikatan
hidrogen dengan gugus amino pada residu asam amino keempat dalam rantai
polipeptida. Sedangkan gugus R berorientasi diluar rantai spiral asam amino. -sheet
terbentuk ketika rantai asam amino yang berbetuk lembaran tersusun rapi dalam satu
bidang datar. Ikatan hidrogen yang terbentuk berasal dari gugus karbonil dan gugus
amino yang salaing berdekatan. Sedangkan gugus R berorientasi pada bagian atas
Dalam meneliti sifat-sifat fisik dan fungsional suatu protein secara rinci,
diperlukan protein yang sangat murni. Sel mengandung ribuan protein yang
berlainan, masing-masing dengan jumlah yang sangat bervariasi. Oleh karena itu
isolasi suatu protein spesifik dalam jumlah yang memadai untuk dianalisis adalah
suatu tantangan besar yang mungkin memerlukan beberapa teknik pemurnian secara
dua kelompok yaitu asam amino esensial dan non-esensial. Asam amino esensial
tidak dapat diproduksi dalam tubuh sehingga sering harus ditambahkan dalam bentuk
makanan, sedangkan asam amino non-esensial dapat diproduksi dalam tubuh. Asam
amino umumnya berbentuk serbuk dan mudah larut dalam air, namun tidak larut
sebuah molekul. Akibatnya, suatu asam amino akan mengalami reaksi asam-basa
dalam molekulnyauntuk membentuk suatu ion dipolar, yaitu suatu ion yang
mempunyai muatan positif dan negatif. Ion diolar disebut juga zwiter ion.
tidak ada bila ion diplar tidak mempunyai muatan ion (Fessenden
amino berada pada atom karbon , yaitu disebelah gugus karboksil. Kecuali glisina,
dengan R=H, asam amino memiliki pusat stereogenik pada karbon . Dengan
demikian, semua asam amino kecuali glisina bersifat aktif optis. Asam amino itu
Semua asam amino lain memiliki rantai samping dan karena itu karbon -nya
bersifat kiral. Asam amino yang berasal dari protein termasuk dalam deret-L artinya
Dua molekul asam amino dapat dihubungkan melalui eliminasi molekul air
diantara keduanya. Asam amino yang dihasilkan membentuk peptida. Ikatan antara
kedua unit asam amino ini disebut ikatan peptida (Petrucci, dkk., 2007).
untuk menghasilkan suatu aldehid dengan atom karbon kurang asam amino
induknya. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi
hidrindantin tidak berwarna. Hidrindantin akan stabil pada warna merah dalam media
12. Ketika natrium hidroksida ditambahkan pada larutan yang berwarna merah, maka
larutan berubah warna menjadi biru pekat dalam media natrium hidroksida.
Hidrindantin berubah warna menjadi biru pada pH diatas 12. Waktu pembentukan
Asam amino yang memiliki gugus amino bebas dapat bereaksi dengan
bebas dapat bereaksi dengan nihidrin membentuk larutan berwarna biru keunguan.
Sedangkan asam amino yang memiliki gugus amino sekunder juga bisa bereaksi
dengan pereaksi ninhidrin. Seperti pada asam amino prolin yang bereaksi dengan
dan kuning merupakan hasil positif dari identifikasi gugus amino bebas pada asam
dalam asam amino ini mengandung gugus sulfuhidril (-SH). Gugus tersebut bereaksi
aromatik fenilalanin, tirosin, dan triptofan biasanya terdapat dibagian interior protein
sitosol. Gugus R bermuatan pada asam amino basa dan asam menstabilkan
konformasi protein spesifik melalui interaksi ionik, atau ikatan garam. Ikatan-ikatan
ini juga berfungsi dalam sistem penghantaran muatan sewaktu katalisis enzimatik
alkohol primer pada serin dan gugus tioalkohol primer pada sistein adalah nukleofil
yang sangat baik dan dapat berfungsi sedemikian sewaktu katalisis enzimatik
nukleofil yang baik, tidak melakukan peran serupa dalam katalisis. Gugus OH pada
serin, tirosin, dan treonin juga ikut serta dalam regulasi aktivitas enzim yang aktivitas
Salah satu cara menguji adanya protein dalam makanan adalah dengan cara
uji biuret. Uji ini dapat digunakan untuk menguji senyawa-senyawa yang memiliki
ikatan peptide. Itulah sebabnya uji biuret dapat digunakan untuk mengetahui ada
menimbulkan proses nitrasi pada cincin benzena sehingga terbentuk endapan putih.
Perubahan warna putih menjadi kuning menandakan adanya protein (Rahayu, 2010).
Tes biuret digunakan untuk mengidentifikasi protein. Uji positif ditandai
dengan larutan berwarna biru kehitaman. Ikatan peptida pada protein dapat bereaksi
dan mempunyai struktur mirip dengan struktur peptida dan protein. Prinsip pereaksi
biuret adalah reaksi antara tembaga sulfat dalam alkali dengan senyawa yang berisi
dua atau lebih ikatan peptida seperti protein yang memberikan warna ungu biru yang
khas. Fungsi reagen biuret adalah untuk membentuk kompleks sehingga yang
dikandung dapat diidentifikasi. Reaksi biuret ini bersifat spesifik, artinya hanya
senyawa yang mengandung ikatan peptida saja yang akan bereaksi dengan pereaksi
Tes Hopkins-Cole merupakan uji spesifik untuk asam amino triptofan, karena
asam amino mengandung gugus indol. Cincin indol dapat bereaksi dengan asam
glioksilik dalam suasana asam sehingga menghasilkan produk cincin dengan larutan
pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari
asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur terjadi endapan
putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi
ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Jadi reaksi ini
positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenialalanin dan triptofan
(Poedjiadi, 1994).
Uji Millon adalah uji spesifik untuk asam amino tirosin, karena pada asam
amino ini mengandung gugus fenol. Pada uji Millon, gugus fenol dalam tirosin akan
mengalami reaksi nitrasi dengan asam nitrat dalam suasana asam. Asam amino
tirosin yang direaksikan dengan reagen Millon akan menghasilkan endapan putih,
dan akan berubah warna menjadi endapan merah ketika terjadi pemanasan
toluena pada suhu 800C. Semua kompleks disiapkan melalui interaksi ion logam dan
lisin serta meteonin pada suhu kamar dalam larutan air. Hanya kompleks dari Mo dan
seperti Ni, Mn, Zn, Co, Cu, Cr, Fe, dan W (Vasillev, dkk., 2013).