BAB II Dasar Teori Fix
BAB II Dasar Teori Fix
DASAR TEORI
c) Industri tersier
Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan
jasa. contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan
kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
b. Automatic Control
Dalam sistem pengendalian otomatis, peranan manusia digantikan oleh
controller. Peranan manusia hanya sebatas memberikan set point (SP)
sebagai referensi controller dalam mengendalikan proses.
Pneumatic Electric
a) Transmitter Pneumatic
Pada transmisi pneumatic, sensing element berperan sebagai sensor
untuk mendeteksi suatu besaran dengan metode tertentu. Dengan sistem
udara bertekanan, sensing element tersebut meng-adjust flapper dan
nozzle akan menyesuaikan posisi flapper. Dari tekanan nozzle ini bisa
ditentukan posisi transmitter sedang on atau off. Ada juga yang berfungsi
seperti variabel yaitu bisa meng-adjust seberapa persen besar kecilnya
nilai tekanan. Dari tekanan tersebut sudah bisa terlihat outputnya memiliki
tekanan berapa.
Tekanan itulah yang akan dikirim melalui tubing transmission ke
control room. Jika control roomnya masih pneumatic, maka digunakan
instrument-instrument pneumatic yang ukurannya besar dan masih kuno.
Jika sistem controlnya sudah elektrik, maka digunakan converter P/I
(pressure to electric) untuk dikirimkan ke DCS. Selanjutnya dari control
sistem, sinyal akan dikirim ke lapangan untuk mengontrol sesuatu (misal
valve). Jika menggunakan sistem control elektrik dan transmisi
pneumatic, maka harus ada converter I/P (electric to pressure). Jika
sistem control menggunakan pneumatic, tinggal diputar-putar saja
controllernya, maka sinyal langsung ditransmisikan ke lapangan dan
menggerakkan valve.
b) Transmitter Electric
Pada transmisi elektrik, cara kerjanya lebih simple. Jalur transmisi
sudah menggunakan kabel. Dari transmiiter dikirim ke control room
dengan kabel. Control sistem yang digunakan pada sistem elektrik
biasanya DCS. Sebelum masuk DCS, jalur transmisi tersebut masuk ke
panel box sebagai interkoneksi antara lapangan dengan control sistem.
Dengan DCS semua bisa dikontrol melalui layar monitor. Sistemnya
sudah terintegrasi dan memiliki respon yang cepat. (Retno Wulandari,
2014).
28
b. Class B
Tangki untuk menyimpan produk dengan flash point 73
150 derajat fahrenheit.
a) Avtur
b) Kerosine
c) Solar / HSD(High Speed Diesel)
c. Class C
Tangki untuk menyimpan produk dengan flash point lebih
dari 150 derajat fahrenheit.
a) Cube Oil /Pelumas
b) IFO(Industrial Fuel Oil)
c) MDF(Morine Diesel Fuel)
d) Minyak Bakar
e) Residu
f) LSWR(Low Sulphur Waxy Residu)