Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan.
Teori Specificity suggest menyatakan bahwa nyeri adalah sensori spesifik yang
muncul karena adanya injury dan informasi ini didapat melalui sistem saraf
perifer dan sentral melalui reseptor nyeri di saraf nyeri perifer dan spesifik di
spinal cord.
Sifat-Sifat Nyeri
3. Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
5. Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
Banyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri, meskipun
tidak ada satu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri
ditransmisikan atau diserap.
Transmisi, dalam proses ini terlibat tiga komponen saraf yaitu saraf sensorik
perifer yang meneruskan impuls ke medulla spinalis, kemudian jaringan saraf
yang meneruskan impuls yang menuju ke atas (ascendens), dari medulla spinalis
ke batang otak dan thalamus. Yang terakhir hubungan timbal balik antara
thalamus dan cortex.
Modulasi yaitu aktivitas saraf utk mengontrol transmisi nyeri. Suatu jaras
tertentu telah diteruskan di sistem saran pusat yang secara selektif
menghambat transmisi nyeri di medulla spinalis.
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari
daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan
kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :
a) Reseptor A delta
b) Serabut C
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh
dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda.
Keterangan :
0 :Tidak nyeri
baik.
Nyeri
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa impuls nyeri
dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem
saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah
pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup.
Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan
nyeri.
2.8 Nyeri Akut dan Nyeri Kronik (Acute and Chronic Pain)
v Nyeri akut
Nyeri yang terjadi segera setelah tubuh terkena cidera, atau intervensi bedah
dan memiliki awitan yan cepat, dengan intensitas bervariasi dari berat sampai
ringan. Fungsi nyeri ini adalah sebagai pemberi peringatan akan adanya cidera
atau penyakit yang akan datang.
v Nyeri kronik
Adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode
tertentu, berlangsung lama, intensitas bervariasi, dan biasanya berlangsung
lebih dari enam bulan. Nyeri ini disebabkan oleh kanker yang tidak terkontrol,
karena pengobatan kanker tersebut atau karena gangguan progresif lain. Nyeri
ini bisa berlangsung terus sampai kematian.
1. Pengkajian
Pengumpulan data
Anamnese
P (Provoking/Paliatif)
3. Kejadian awal apakah yang Anda lakukan sewaktu gangguan pertama kali
dirasakan?
5. Posisinya bagaimana?
3) Kualitas ?
5) Kuantitas?
R (Regional/Area/Radiasi)
1. Dimana gangguan nyeri dirasakan?
3. Apakah merambat pada punggung atau lengan, merambat pada leher atau
kaki?
S (Severity/Skala Keparahan)
2. Sirkulasi : tensi, nadi, respirasi, dan suhu, warna kulit, dan refill kapiler.
4. Balutan :
5. Peralatan :
6. Rasa nyaman : rasa sakit, mual, muntah, posisi pasien, dan fasilitas
ventilasi.
Pemeriksaan Fisik
Sistem Integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada
kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
Sistem Pernafasan
Penatalaksanaan Perawatan
Assesment
Napas dangkal
Tensi turun
Abdomen tegang
Berkeringat
Bunyi usus hilang
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kaji nyeri klien & karakteristiknya tiap 2 jam dan 30 menit setelah
manajemen nyeri.
2. Hindari faktor yang menimbulkan nyeri (seperti: bladder penuh, posisi yang
tidak nyaman, lingkungan yang tidak mendukung, bising, isolasi sosial).
Kriteria Hasil :
d) Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.( S : 36 37,5 0C,
N: 60 80 x /menit, T : 100 130 mmHg, RR : 18 20 x /menit ).
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
c) Istirahat cukup.
Kriteria hasil :
2. Tidak memberikan apapun melaui mulut dan beritahukan pasien untuk tidak
makan dan minum.
5. Evaluasi
Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal
yang ditetapkan di tujuan.
Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang
diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.
Nada normal
Flatus positif
Kriteria Evaluasi
Pengobatan lanjutan.
Diet.