Anda di halaman 1dari 3

Ketentuan khusus: Akreditasi RS Pertama kali untuk tipe C

dan D
Tonang Ardyanto Akreditasi

4.33 / 5 5

1/5

2/5

3/5

4/5

5/5

3 votes, 4.33 avg. rating (82% score)

Akreditasi adalah kewajban bagi setiap RS. Pasal 40 UU Rumah Sakit nomor 44/2009
menyatakan bahwa Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan
akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali.

Khusus bagi RS yang baru memulai operasional, ada aturan sesuai Permenkes 12/2012 tentang
Akreditasi RS bahwa Rumah sakit baru yang telah mendapatkan ijin operasional dan beroperasi
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun, wajib mengajukan permohonan akreditasi.

Lebih jauh, sebenarnya untuk bekerjasama dengan BPJS, RS juga dipersyaratkan sudah memiliki
sertifikat Akreditasi (pasal 7 Permenkes 71/2013). (Catatan di bawah).

Terkait RS Pendidikan, sebelum ditetapkan sebagai RS Pendidikan, maka harus memenuhi


standar dan persyaratan sesuai UU. Walau tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi yang sekarang
dipegang bahwa RS harus lolos akreditasi lebih dulu sebelum ditetapkan sebagai RS Pendidikan.

Saat ini, instrumen penilaian Akreditasi RS menggunakan Versi KARS 2012. Isinya merupakan
adopsi dari Instrumen Akreditasi RS versi JCI ditambah dengan bab MDGs. Total ada 14 Bab
ditambah MDGs dengan kriteria penetapan kelulusannya. Selengkapnya dalam gambar 1 dan 2.

Terkait penetapan kelulusan, ada perubahan juga. Awalnya dulu, ada pengelompokan tiap 4 bab
(gambar 3). Kriteria kelulusan sesuai kelompok standar yang mencapai nilai melewati ambang.

Kemudian pada akhir 2013, ditetapkan hanya 4 bab sebagai Dasar kelulusan (HPK, PPK, SKP
dan PMKP). Artinya, untuk 4 bab itu tetap harus lulus, baru kemudian diperhitungkan capaian
bab lain. Walau bab lain lolos, bila ada dari 4 bab dasar itu yang tidak lolos, maka dinyatakan
tidak lolos (gambar 4).

Bulan Oktober 2014 kemarin, KARS menerbitkan Peraturan Khusus no 1666/KARS/X/2014


tentang Penetapan Status Akreditasi Rumah Sakit. Berdasarkan Surat Keputusan ini,
pengelompok sebagai 4 bab standar itu dihapuskan (gambar 5). Kriteria sekarang, hanya
menyebutkan:

Tingkat Dasar bila lolos 4 bab

Tingkat Madya bila lolos 8 bab

Tingkat Utama bila lolos 12 bab

Tingkat Paripurna bila lolos 15 bab

Surat Keputusan itu juga mengatur tentang Penetapan Status Akreditasi Rumah Sakit Umum
Kelas C yang memberikan pelayanan spesialistik dasar tanpa pelayanan spesialistik (yang akan
ditetapkan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit), Kelas D dan D Pratama dan Rumah Sakit
Khusus Kelas C. Kepada kelompok RS ini, tidak harus memenui 14 Bab dan MDGs, tetapi
cukup memenuhi untuk 4 Bab:

Bab Hak Pasien dan Keluarga (HPK)

Bab Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Bab Kualifikasi Pendidikan Staf (KPS)

Bab Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)

Sistem penilaian kelulusanya harus memenuhi minimal 80% untuk ke empatnya. Bila ada yang
berada pada nilai 60-80%, diberikan kesempatan mengajukan survei ulang BAB yang belum
lulus dalam waktu secepat-cepatnya 3 bulan dan selambat-lambatnya 6 bulan.
Akreditasi Program Khusus hanya dapat dilaksanakan pada RS tipe C dan D yang untuk pertama
kali menggunakan standar akreditasi 2012, kemudian selanjutnya wajib mengikuti pelaksanaan
akreditasi regular.

Ini kesempatan bagi RS-RS yang baru saja berdiri atau baru pertama kali menghadapi Akreditasi
versi 2012. Minimal, bebannya tidak seberat bila harus menghadapi 14 Bab plus MDGs.

Mari!

Catatan:

Sampai hari ini, syarat sudah terakreditasi bagi RS untuk bekerja sama dengan BPJS, masih
bisa dipenuhi menggunakan Sertifikat Akreditasi versi 2007 karena memang belum harus
menghadapi Akreditasi versi 2012. Mulai 2015, secara aturan, tentu semua RS harus sudah
menghadapi Akreditasi RS versi 2012.

Untuk RS yang baru mulai operasional, maka pilihannya harus mengikuti Akreditasi dan lolos,
sebelum bekerja sama dengan BPJS.

Anda mungkin juga menyukai