Karakterisasi Tepung Jagung Modifikasi Yang Diproses Menggunakan Metode Pragelatinisasi Parsial
Karakterisasi Tepung Jagung Modifikasi Yang Diproses Menggunakan Metode Pragelatinisasi Parsial
Karakterisasi Tepung Jagung Modifikasi Yang Diproses Menggunakan Metode Pragelatinisasi Parsial
ABSTRACT
This research was aimed to characterize modified corn flour processed through partial
pregelatinisation method compare to conventional corn flour as a control. The research
showed that application of pregelatinisation partial method will produce corn flour that
has different characters compare to conventional corn flour. The differentiation
characters were color reaction complex with iod (redish purple compared to blue),
whiteness degree (55.50% compared to 30.20%), water absorption (2.58 g/g compared
to 2.24 g/g), water solubility (0.58 g/ml compared to 0.27 g/ml), and amylose content
(43.91% compared to 25.13%).
PENDAHULUAN
Jagung dapat dijadikan sebagai bahan baku pangan pokok mengingat kandungan
karbohidratnya dan proteinnya yang tinggi. Meskipun potensial, tetapi pemanfaatan
jagung sebagai bahan pangan menunjukkan kecenderungan yang terus menurun. Upaya
untuk memperluas penggunaan jagung sebagai bahan pangan dan pengganti terigu,
dapat dilakukan melalui pengolahan dalam bentuk tepung.
Penggunaan tepung jagung sebagai bahan baku pada pengolahan aneka produk
pangan, memiliki berbagai keterbatasan. Oleh karenanya diperlukan upaya untuk
memperbaiki karakteristik tepung jagung dalam bentuk tepung jagung modifikasi. Salah
satu metode untuk memproduksi tepung jagung modifikasi adalah proses pragelatinisasi
parsial. Aplikasi metode pragelatinisasi parsial antara lain dilaporkan oleh Hidayat,
dkk., (2009) untuk memproduksi tepung ubi kayu modifikasi. Hasil penelitian Hidayat,
dkk., (2009), menunjukkan bahwa aplikasi metode pragelatinisasi parsial akan
memperbaiki karakteristik tepung ubi kayu yang dihasilkan khususnya karakteristik
viskositas, daya serap air, dan kelarutan dalam air.
884
Seminar Nasional Sains & Teknologi V
Lembaga Penelitian Universitas Lampung
19-20 November 2013
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan dan Laboratorium
Analisis Politeknik Negeri Lampung pada bulan April hingga November 2012.
885
Seminar Nasional Sains & Teknologi V
Lembaga Penelitian Universitas Lampung
19-20 November 2013
A B
886
Seminar Nasional Sains & Teknologi V
Lembaga Penelitian Universitas Lampung
19-20 November 2013
pragelatinisasi parsial telah terjadi proses hidrolisis pati dan pembentukan komponen
dekstrin.
Terjadinya proses hidrolisis pati selama proses pembuatan tepung merupakan
fenomena yang juga dilaporkan oleh Hidayat, dkk (2009) pada proses pengolahan
tepung ubi kayu metode pragelatinisasi parsial. Proses hidrolisis selama proses
pragelatinisasi parsial terjadi secara fisik akibat penggunaan suhu di atas titik
gelatinisasi pati.
887
Seminar Nasional Sains & Teknologi V
Lembaga Penelitian Universitas Lampung
19-20 November 2013
tepung setelah dibuat adonan kemudian disentrifugasi pada kecepatan 2000 rpm selama
5 menit.
Hasil pengujian karakteristik daya serap air tepung, menunjukkan bahwa tepung
jagung metode pragelatinisasi parsial memiliki karakteristik daya serap air yang lebih
baik dibandingkan tepung jagung metode konvensional (2.58 g/g berbanding 2.24 g/g).
Lebih tingginya nilai daya serap air tepung jagung metode pragelatinisasi parsial
diduga berkaitan dengan telah terhidrolisnya pati dan terbentuknya komponen yang
lebih sederhana dalam bentuk dekstrin. Menurut Marchal et al. (1999) dan Hidayat et
al (2003), produk turunan pati memiliki daya serap air dan kelarutan dalam air yang
lebih baik dibandingkan pati asal.
Daya serap air tepung jagung metode pragelatinisasi parsial sebesar 2.58 g/g ini
lebih tinggi dibandingkan daya serap tepung terigu (2,5 g/g). Karakteristik daya serap
air tepung merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan pengembangan
tepung jika dibuat adonan.
888
Seminar Nasional Sains & Teknologi V
Lembaga Penelitian Universitas Lampung
19-20 November 2013
menjadi polimer yang lebih rendah yaitu dekstrin. Terbentuknya komponen dekstrin
juga didukung oleh data pembentukan kompleks reaksi warna dengan Iod yang
membentuk warna ungu kemerahan.
Tabel 1. Kadar amilosa dan amilopektin pati tepung jagung metode pragelatinisasi
parsial dan metode konvensional
Lebih tingginya rasio amilosa tersebut juga menunjukkan bahwa tepung jagung
metode pragelatinisasi parsial hasil penelitian sangat potensial digunakan sebagai bahan
baku pada pengolahan produk-produk ekstrusi. Pada proses ekstrusi, diperlukan
proporsi rasio amilosa-amilopektin optimal agar dihasilkan produk ekstrusi dengan
karakteristik yang optimal. Komponen amilosa berkaitan dengan daya serap air dan
kesempurnaan proses gelatinisasi produk, sedangkan komponen amilopektin sangat
menentukan kemampuan daya pengembangan produk (Andarwulan et al., 1997).
889
Seminar Nasional Sains & Teknologi V
Lembaga Penelitian Universitas Lampung
19-20 November 2013
KESIMPULAN
Tepung jagung metode pragelatinisasi parsial memiliki karakteristik yang
berbeda dibandingkan tepung jagung metode konvensional. Perbedaan karakteristik
antara tepung jagung metode pragelatinisasi parsial dibandingkan tepung jagung metode
konvensional antara lain ditunjukkan oleh karakteristik pembentukan reaksi warna
dengan Iod (ungu kemerahan berbanding biru), derajat putih (55.50% berbanding
30.20%%), daya serap air (2.58 g/g berbanding 2.24 g/g), kelarutan dalam air (0.58
g/ml berbanding 0.27 g/ml), dan kandungan amilosa (43.91% berbanding 25.13%).
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N, Winarno FG, Irfan M. 1997. Perubahan Sifat-Sifat Fisikokimia
Tepung Talas selama Proses Ekstrusi pada Berbagai Tingkat Suplementasi Beras.
Buletin Teknologi dan Industri Pangan. 8(1): 60-69.
890
Seminar Nasional Sains & Teknologi V
Lembaga Penelitian Universitas Lampung
19-20 November 2013
Damayanthi, E, Madanijah S, Sofia IR. 2001. Sifat Fisiko Kimia dan Daya Terima
Tepung Bekatul Padi Awet sebagai Serat Makanan. Prosiding Seminar Nasional
Pangan Tradisional, Basis Bagi Industri Pangan Fungsional dan Supplemen.
Hlm 245-261. Pusat Kajian Makanan Tradisional IPB Bogor.
Hidayat, B, Ahza AB, Sugiyono. 2003. Karakterisasi Maltodekstrin DP 3-9 serta
Kajian Potensi Penggunaannya sebagai Sumber Karbohidrat pada Minuman
Olahraga. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 14(1): 51-57.
Kearsley, MW, Dziedzic. 1995. Handbook of Starch Hydrolysis Product and Their
Derivatives. Blackie Academic & Professional, Glasgow.
Yulistiani, R., Latifah, Restanti W. 2003. Pengaruh Varietas Beras dan Volume Santan
Kelapa Terhadap Karakteristik Nasi Kuning Instan Yang Dihasilkan. Prosiding
Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia Peranan
Industri dalam Pengembangan Produk Pangan Indonesia. Hlm 52-59.
Yogyakarta 22-23 Juli 2003.
891