Anda di halaman 1dari 112

Jakarta, Oktober 2018

PEMBANGUNAN
HUTAN
PRODUKSI
TAHUN 2016, - 2045

Penyusun:
lrsyal Yasman, Rahardjo Benyamin, Hadi Siswoyo,
David, Nana Supama1 Bambang Widyantoro, lndradi Kusuma,
Imam Har main, Sugijanto, Agus Wahyudi, Soetrisno Karimi Bamban,g Prayitno

Road Map ini disusun oleh Asosiasi Pengusaha Rutan Indonesia


untuk bahan masukan dan pertimbangan kepada Pemerintah
dalam rangka mendorong optimalisasi pengelolaan hutan produksi
sebagai sumber pasokan bahan baku industri kehutanan nasional

ISBIN: 978-979~8381-27-0
Road Map
PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI
TAHUN 2016 - 2045

Pengarah:
Sugiono

Penyusun:
lrsyal Yasman, Rahardjo Benyamin, Hadi Siswoyo,
David, Nana Suparna, Bambang Widyantoro, lndradi Kusuma,
Imam Harmain, Sugijanto, Agus Wahyudi, Soetrisno Karim, Bambang Prayitno

Editor:
Purwadi Soeprihanto, Fajariana Teja Kumalasari, Junaedi Maksum

Desain cover dan isi:


Herry Prayitno, Agus Sumarno

(eta kan pertama, Oktober 2016

Penerbit:
Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia
Gd. Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 9
JI. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta

ISBN: 978-979-8381-27-0

Ill

Pengantar

D
ENGAN mengucap syukur ke hadirat Allah SWT, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) telah selesai menyusun
Road Map Pembangunan Hutan Produksi 2016 - 2045. Pengelolaan Hutan Produksi menjadi pokok bahasan, dengan
pertimbangan lokus ini bersentuhan langsung dengan kegiatan usaha sektor kehutanan.
Road Map ini disusun untuk memberikan masukan kepada Pemerintah dalam menyusun arah dan kebijakan pembangunan
industri kehutanan jangka panjang selama kurun waktu 30 tahun. Penentuan rentang waktu RoadMap 2016 - 2045 dimaksudkan
sebagai upaya membangun optimisme yang terukur menuju kebangkitan kembali industri kehutanan menyongsong 100 tahun
kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 2045. Mempertimbangkan waktu yang cukup panjang, maka dari sisi kebijakan,
Road Map ini menguraikan upaya-upaya intervensi kebijakan yang diperlukan dalam kurun 10 tahun (2016 - 2025), yang
diharapkan mampu meletakkan landasan yang kuat bagi pembangunan kehutanan pada periode berikutnya.
Penurunan kinerja sektor usaha kehutanan dari hulu ke hilir mulai akhir tahun 1990-an sampai saat ini, yang menjadi
keprihatinan banyak pihak, mendorong APHI untuk memberikan sumbangan pemikiran. Diyakini sepenuhnya bahwa jika potensi
sumber daya hutan Indonesia yang melimpah di kelola secara tepat, akan dapat menempatkan sektor kehutanan sebagai sektor
unggulan strategis yang mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional sebagaimana era tahun 1980 sd
pertengahan tahun 1990-an.
Sektor kehutanan sesungguhnya telah memiliki 2 buah Road Map, yakni Road Map Revitalisasi lndustri Kehutanan Indonesia
(2007) dan Road Map Pembangunan lndustri Kehutanan Berbasis Hutan Tanaman (2011). Dalam implementasinya, kedua
Road Map ini tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Permasalahan yang dihadapi sektor kehutanan seperti efisiensi
penggunaan bahan baku, ketidakjelasan kepastian usaha, penggunaan teknologi yang tidak efisien, biaya transaksi yang tinggi
dan rendahnya harga kayu domestik, tetap mewarnai problematika sektor ini. Oleh karenanya, RoadMap yang disusun oleh APHI
ini pada dasarnya merupakan benang merah dari kedua Road Map tersebut, dengan mempertimbangkan lingkungan strategis
yang berubah, antara lain komitmen dari Pemerintah saat ini untuk memberikan ruang akses yang lebih besar bagi izin usaha
pemanfaatan hutan berbasis masyarakat.
Pertemuan APHI dengan Presiden RI pada tanggal 2 Februari 2016 memperkuat urgensi penyusunan Road Map ini.
Presiden Jokowi dengan tegas telah menginstruksikan agar segera disusun peta jalan (road map) bersama antara Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian terkait lainnya dengan Asosiasi, untuk merumuskan strategi, mengurai dan
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi sektor kehutanan saat ini. Bahkan saat ini, Komite Ekonomi dan
lndustri Nasional (KEIN) telah ditugaskan secara khusus untuk menyusun Road Map lndustri Prioritas, termasuk kehutanan di
dalamnya. Oleh karenanya, momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar sektor kehutanan dapat diposisikan sebagai
unggulan strategis dan prioritas, sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi saat ini menjadi perhatian utama bagi
pengambil kebijakan.
Dalam kesempatan ini APHI menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang
telah mendukung penyusunan Road Map ini. Dokumen ini sekaligus menjadi kontribusi pamungkas dari Dewan Pengurus APHI
periode 2011 - 2016 dan diharapkan dapat didorong implementasinya oleh Dewan Pengurus periode yang akan datang.
Semoga buku ini bermanfaat untuk membantu semua pihak terkait dalam rangka membangkitkan kembali kejayaaan sektor
kehutanan. Terima kasih.

ct:::=ndon5ia
Jakarta, Oktober 2016

SUGIONO
Ketua Umum
Daftar lsi
Pengantar iii
Daftar lsi v
Daftar label vi
Daftar 6ambar vii
Daftar Singkatan viii

Bab 1. Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang .. 2
1.2. Visi dan Misi .. 3
1.3. Metode Penyusunan .. 3

Bab 2. Kondisi Aktual dan Permasalahan .. 5


2.1. Potensi Sesuai Road Map 2011 . 6
2.2. Pencapaian Road Map 2011 .. 6
2.3. Permasalahan .. 12

Bab 3. Target Pembangunan Hutan Produksi Tahun 2045 .. 15


3.1. Sumber Bahan Baku . 16
3.2. Alokasi Bahan Baku dan Pengembangan lndustri Kehutanan .. 18
3.3. Target Devisa .. 19
3.4. Kebutuhan lnvestasi .. 20
3.5. Kebutuhan Tenaga Kerja .. 20

Bab 4. Strategi, Kebijakan yang Diharapkan dan Rencana Aksi .. 23


4.1. Grand Strategy 24
4.2. Kebijakan yang Diharapkan .. 24
4.3. Rencana Aksi .. 24
4.4. Skenario Optimalisasi Nilai Bahan Baku .. 26

Bab 5. Dampak yang Diharapkan 27


5.1. Penyerapan Tenaga Kerja .. 28
5.2. Peningkatan lnvestasi .. 28
5.3. Penerimaan Devisa .. 28
5.4. Kemakmuran Rakyat .. 28
5.5. Penguatan Fungsi Lingkungan .. 29

Bab 6. lmplementasi Road Map Dengan Pendekatan Klaster lndustri .. 31


6.1. Pendekatan Klaster lndustri dan Percepatan Pembangunan lnfrastruktur . 32
6.2. lmplementasi Klaster lndustri Kehutanan .. 32
6.2.1. Sumatera .. 36
6.2.2. Kalimantan .. 38
6.2.3. Papua dan Papua Barat .. 39
6.2.4. Maluku dan Maluku Utara 41
6.2.5. Sulawesi .. 42
6.2.6. Nusa Tengara Timur dan Nusa Tenggara Barat . 43

Lampi ran 47
Daftar Pustaka 100
ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045
VI

Daftarlabel
Tabel 1. Potensi pemanfaatan hutan dan pasokan bahan baku industri tahun 2030
berclasar Road Map 2011 6
Tabel 2. Perkembangan luas dan produksi IUPHHK- HA tahun 1992-2015 8
Tabel 3. Perkembangan IUPHHK Hutan Tanaman tahun 2003-2015 9
Tabel 4. Perkembangan luas hutan tanaman pada beberapa negara tahun 2000-2015 10
Tabel 5. Ekspor Panel dan Woodworking Indonesia Tahun 2004- 2015 11
Tabel 6. Volume dan nilai ekspor kayu serpih,pu/p dan kertas tahun 2006-2015 13
Tabel 7. Target Alokasi Pembangunan Hutan Produksi Tahun 2045 17
Tabel 8. Percepatan pembangunan hutan tanaman menuju 2045 18
Tabel 9. Target devisa road map pembangunan hutan produksi tahun 2045 20
Tabel 10. lnvestasi pembangunan hutan produksi dan industri pengolahan kayu tahun 2045 21
Tabel 11. Kebutuhan tenaga kerja dalam pengelolaan hutan produksi dan industri pengolahan kayu
tahun 2045 21
Tabel 12. Strategi, kebijakan yang diharapkan dan rencana aksi pembangunan hutan produksi
periode 2016-2025 25
Tabel 13. Pemanfaatan Hutan Produksi Untuk Mendukung Pasokan Bahan Baku lndustri
di wilayah Sumatera 36
Tabel 14. Pemanfaatan Hutan Produksi Untuk Mendukung Pasokan Bahan Baku lndustri
di wilayah Kalimantan 38
Tabel 15. Pemanfaatan Hutan Produksi Untuk Mendukung Pasokan Bahan Baku lndustri
di wilayah Papua dan Papua Barat 40
Tabel 16. Pemanfaatan Hutan Produksi Untuk Mendukung Pasokan Bahan Baku lndustri di wilayah
Maluku dan Maluku Utara 41
Tabel 17. Pemanfaatan Hutan Produksi Untuk Mendukung Pasokan Bahan Baku lndustri
di wilayah Sulawesi 42
Tabel 18. Pemanfaatan Hutan Produksi Untuk Mendukung Pasokan Bahan Baku lndustri
di wilayah NTT dan NTB 44

VII

Daftar Gambar
Gambar 1. Perkembanganjumlah unit IUPHHK HA tahun 1992-2015 7
Gambar 2. Perkembangan luas areal dan produksi kayu IUPHHK HA Tahun 1992-2015 7
Gambar 3. Jumlah IUPHHK hutan alam yang aktif dan bersertifikat pada tahun 2016 8
Gambar 4. Perkembangan jumlah unit IUPHHK HT tahun 2003-2015 9
Gambar 5. Perkembangan luas areal IUPHHK HT tahun 2003-2015 9
Gambar 6. Luas areal IUPHHK dan tanaman HTI kumulatif per Juli 2016 10
Gambar 7. Perkembangan volume ekspor panel dan woodworking tahun 2004- 2015 11
Gambar 8. Perkembangan nilai ekspor panel dan woodworking tahun 2004-2015 11
Gambar 9. Perbandingan Produksi Kayu Lapis Indonesia dan China tahun 1980 - 2012 12
Gambar 10. Perkembangan volume ekspor pulp, kertas dan kayu serpih tahun 2006-2015 12
Gambar 11. Perkembangan nilai ekspor pulp, kertas dan kayu serpih tahun 2006-2015 12
Gambar 12. Jenis dan luas areal izin pemanfaatan pada kawasan hutan produksi 16
Gambar 13. Target pasokan bahan baku dan produksi industri kayu tahun 2045 19
Gambar 14. Rencana pembangunanjalan di RPJMN 2015-2019 33
Gambar 15. Rencana pembangunan 24 pelabuhan baru di RPJMN 2015 - 2019 34
Gambar 16. Rencana pembangunan jalur kereta api di RPJMN 2015 - 2019 35
Gambar 17. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan
Region Sumatera 36
Gambar 18. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hail Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan
Region Kalimantan 38
Gambar 19. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan
Region Papua 40
Gambar 20. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan
Region Maluku dan Maluku Utara 41
Gambar 21. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan
Region Sulawesi 43
Gambar 22. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan
Region Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat 45
ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045
VIII

Daftar Singkatan
APHI Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia
APKI Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia
APKIN DO Asosiasi Panel Kayu Indonesia
BRIK Badan Revitalisasi lndustri Kehutanan
DR Dana Reboisasi
FSC Forest Stewardship Council
HGU Hak Guna Usaha
HD Hutan Desa
HR Hutan Rakyat
HKm Hutan Kemasyarakatan
HTR Hutan Tanaman Rakyat
HTI Hutan Tanaman lndustri
HPH Hak Pengusahaan Hutan
IPHHBK lzin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu
IPHHK lzin Pemungutan Hasil Hutan Kayu
ITTO International Tropical Timber Organization
IUPHHK-HA lzin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam
IUPHHK-HTI lzin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Tanaman lndustri
IUPHHK-RE lzin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem
IUPJL lzin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan
IUPK lzin Usaha Pemanfaatan Kawasan
KEIN Komite Ekonomi dan lndustri Nasional
Kementerian LHK: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
KPPN Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah
KPH Kesatuan Pengelolaan Hutan
LEI Lembaga Ekolabel Indonesia
PEFC The Programme for the Endorsement of Forest Certification
PHPL Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
SDM Sumber Daya Manusia
SILIN Silvikultur lntensif
THPB Tebang Habis Permudaan Buatan
TPTI Tebang Pilih Tanam Indonesia
TPTJ Tebang Pilih Tanam Jalur
VLK Verifikasi Legalitas Kayu
2 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

1.1. Latar Belakang tanaman industri (HTI) untuk menghasilkan kayu pulp
dan kayu pertukangan, serta inefisiensi produksi telah

I
ndonesia memiliki kawasan hutan produksi yang menyebabkan produksi hasil hutan menurun sehingga
sangat luas1 untuk mendukung pasokan bahan baku banyak perusahaan pengolahan kayu yang menutup
industri kehutanan dan berkontribusi penting dalam usahanya. Beberapa perusahaan pengolahan kayu
pembangunan ekonomi nasional. Luasan kawasan hutan bahkan diduga mengkonsumsi kayu ilegal dari hutan
produksi saat ini sebesar 68,99 juta hektar terdiri dari alam dalam proses produksinya. Hal ini mengakibatkan
hutan produksi terbatas (HPT) 26,79 juta hektar, hutan pasokan kayu bulat untuk industri perkayuan di
produksi tetap (HP) 29,25 juta hektar dan hutan produksi masa depan terancam, kerusakan lingkungan seperti
yang dapat dikonversi (HPK) 12,94 juta hektar (Statistik deforestasi dan degradasi hutan semakin parah, dan
Dirjen PHPL 2015). Dari kawasan hutan produksi tersebut kepercayaan pasar internasional terhadap produk kayu
36,38 juta hektar telah dibebani izin pemanfaatan hutan, dari Indonesia menjadi rusak.
dan menghasilkan rata-rata 5,20 juta ml kayu bulat Para pemangku kepentingan menyadari persoalan
yang berasal dari IUPHHK-HA dan 23,15 juta ml kayu berat yang dihadapi oleh industri kehutanan, dan oleh
dari IUPHHK-HT selama 5 tahun terakhir. Kayu bulat ini karena itu harus dilakukan upaya oleh berbagai pihak
diarahkan untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan secara sinergis untuk merevitalisasi industri kehutanan
baku industri plywood, kayu gergajian, particle board, di Indonesia. Dalam kerangka ini, pada tahun 2004
pulp dan kayu serpih. Kementerian Kehutanan menetapkan lima prioritas
Dengan dukungan hutan produksi yang luas kebijakan sektor kehutanan dan dua diantaranya
tersebut, industri kehutanan pernah menempati posisi adalah revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri
ke-2 sebagai penghasil devisa negara setelah minyak kehutanan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di
dan gas bumi. Pada tahun 1997 misalnya, produk kayu dalam dan sekitar kawasan hutan. Untuk merealisasikan
menghasilkan devisa sekitar US$6,53 milyar atau sekitar kebijakan tersebut pada tahun 2007 Departemen
13,65% dari total perolehan devisa Indonesia pada tahun Kehutanan menyusun Road Map Revitalisasi lndustri
1997. Khusus untuk industri kayu lapis menghasilkan Kehutanan Indonesia yang dipersiapkan oleh In-hose
devisa sekitar US$3,89 milyar atau sekitar 8, 12% dari total Experts Working Group. Road Map Revitalisasi lndustri
perolehan devisa lndonesia2 Akan tetapi sejak tahun 1998 Kehutanan tersebut menetapkan beberapa target revi-
kinerja industri kehutanan terus mengalami penurunan. talisasi industri kehutanan periode 2007 - 2025. Dalam
Pada tahun 2006 produk kayu hanya menghasilkan perkembangannya Road Map 2007 tersebut tidak
US$3,356 milyar atau sekitar 4,22 persen dari total ekspor berjalan sebagaimana ditargetkan.
non migas dan produk kayu la pis menghasilkan US$1,507 Selanjutnya pada tahun 2011 disusun Road Map
milyar atau sekitar 1,89 persen dari total ekspor non Pembangunan lndustri Kehutanan Berbasis Hutan
migas (BPS, 2007}3. Dengan persaingan perdagangan Tanaman yang ditandatangani oleh Menteri Kehutanan.
produk hutan semakin ketat, posisi Indonesia dengan Road Map 2011 tersebut antara lain menetapkan target
keunggulan komparatif hutan yang luas faktanya tidak pembangunan hutan tanaman dan pencapaian industri
menjamin peningkatan devisa, bahkan saat ini sudah tahun 2011 - 2025, antara lain yaitu: hutan alam
tergeser oleh negara-negara pesaing seperti China, produksi mencapai areal seluas 24,5 juta hektar dengan
Malaysia, Vietnam dan Thailand. produksi 14,0 juta ml/tahun, hutan tanaman 14,5 juta
Berkurangnya pasokan bahan baku kayu dari hektar dengan produksi 362,5 juta ml/tahun. Dalam
hutan alam, rendahnya realisasi pembangunan hutan implementasinya banyak permasalahan yang dihadapi
dan belum dapat diselesaikan sehingga pencapaian
1. Kawasan hutan daratan di Indonesia meliputi areal seluas 120,98 Road Map Pembangunan lndustri Kehutanan Berbasis
juta hektar, dan 69,23 juta hektar di antaranya merupakan hutan
produksl, selebihnya kawasan suaka alam dan pelestarian alam Hutan Tanaman 2011 belum mencapai target seperti
22, 11 juta hektar dan hutan llndung 29,64 juta hektar (Statistlk yang diharapkan. Banyak strategi dan kebijakan yang
Kementerlan Llngkungan Hldup dan Kehutanan 2014).
telah ditetapkan tidak dapat dijalankan sebagaimana
2. Statistlk Perdagangan Luar Negerl (BPS, 1998) dan Buletin Ringkas
Badan Pusat Statistik (BPS, Februarl 1999). mestinya serta banyak prasyarat yang diperlukan belum
3. Statistlk Perdagangan Luar Negerl (BPS, 2007)_ dapat dipenuhi.
PENDAHULUAAN

Apabila tidak dilakukan upaya yang terencana waktu Road Map 2016 - 2045 dimaksudkan sebagai
dan terukur guna membangkitkan kembali industri upaya membangun optimisme yang terukur menuju
kehutanan, tidak tertutup kemungkinan industri kebangkitan kembali industri kehutanan menyongsong
kehutanan lndonesa akan semakin terpuruk. Dari sisi 100 tahun kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun
pemanfaatan hutan produksi, izin-izin yang diberikan 2045.
tidak memiliki kekuatan sebagaimana izin di sektor lain
seperti perkebunan (HGU) sehingga posisi kehutanan 1 ,2, Visi dan Misi
senantiasa lemah apabila berhadapan dengan persoalan
lahan dan sulit untuk mendapatkan akses pendanaan Visi pembangunan hutan produksi tahun 2016 - 2045
dari lembaga keuangan. adalah:
Selain itu terdapat banyak perubahan kondisi "Pembangunanhutan produksi yang lestari don
lingkungan kehutanan strategis terkini, utamanya berkelanjutan untuk mendukung lndustri perkayuan
komitmen pemerintah untuk memperluas izin Indonesia yang berkualitas don berdaya saing tinggi"
pemanfaatan hutan berbasis masyarakat dengan lndustri perkayuan diharapkan dapat menghasilkan
alokasi sampai 12,7 juta hektar sebagai bagian dari produk kayu olahan yang berkualitas dan memiliki daya
program reforma agraria yang menjadi salah satu saing yang tinggi agar mampu bersaing dengan produk-
prioritas pemerintah saat ini. Percepatan alokasi 12,7 produk kayu olahan di pasar global.
juta hektar untuk izin berbasis masyarakat tersebut perlu Visi pembangunan hutan produksi tahun 2016 - 2045
diintegrasikan dengan program pembangunan hutan tersebut dijabarkan ke dalam misi sebagai berikut:
produksi. Dalam audiensi Dewan Pengurus Asosiasi a. Meningkatkan dan memanfaatkan ketersediaan
Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan Asosiasi Pulp bahan baku, terutama dari hutan tanaman serta
dan Kertas Indonesia (APKI) dengan Presiden Republik dari sumber lain yang sah dan berkelanjutan;
Indonesia di lstana Negara tanggal 2 Februari 2016, b. Merestrukturisasi dan merevitalisasi industri
masalah tersebut menjadi topik pembahasan dan perkayuan primer agar efisien, kompetitif dan
presiden memberikan arahan agar segera disusun road mendukung industri pengolahan kayu lanjutan;
map untuk merevitalisasi industri kehutanan. c. Mengembangkan produk-produk yang bernilai
Secara garis besar, permasalahan-permasalahan tambah tinggi, ramah lingkungan dan memiliki
utama yang dihadapi sektor kehutanan saat ini adalah: daya saing di pasar internasional; dan
(1) ketidakpastian status areal dalam pemanfaatan d. Menghasilkan produk-produk industri perkayuan
hutan produksi, (2) pemanfaatan hutan produksi yang yang bersertifikat pengelolaan hutan produksi
tidak optimal, (3) integrasi hulu-hilir yang lemah, (4) lestari (PHPL) dan verifikasi legalitas kayu (VLK).
terbatasnya akses masyarakatterhadap izin pemanfaatan
hutan produksi (5) terkendalanya penerapan pengelolaan 1 .3. Metode Penyusunan
hutan produksi lestari, (6) Pemasaran dan perdagangan
hasil hutan yang tidak menjamin harga yang kompetitif. Penyusunan Road Map Pembangunan Hutan
Berdasar permasalahan-permasalahan dan pertim- Produksi Tahun 2016 - 2045 dilakukan melalui diskusi
bangan tersebut maka pembangunan hutan produksi dan konsultasi dengan para pemangku kepentingan
perlu didorong untuk menjadi sektor unggulan strategis (stakeholders) serta telaah data dan informasi tentang
melalui percepatan pembangunan hutan tanaman yang pembangunan hutan produksi dan industri kehutanan.
merupakan masa depan kehutanan Indonesia serta Diskusi dan konsultasi dengan para pemangku
optimalisasi pengelolaan hutan alam. Upaya untuk kepentingan yang dilakukan antara lain:
mendorong pembangunan hutan produksi menjadi
unggulan strategis tersebut perlu dituangkan dalam Audiensi Dewan Pengurus Asosiasi Pengusaha
Road Map Pembangunan Hutan Produksi Tahun 2016 - Hutan Indonesia (APHI) dan Asosiasi Pulp dan
2045 sebagai Revisi Road map 2011 yang penyusunannya Kertas Indonesia (APKI) dengan Presiden Republik
memerlukan koordinasi lintas kementerian/lembaga Indonesia di lstana Negara tanggal 2 Februari
dan sektor usaha kehutanan. Penentuan rentang 2016.
4 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

Pertemuan Dewan Pengurus Asosiasi Pengusaha konteks pemanfaatan sumber daya hutan, prinsip ini
Hutan Indonesia (APHI) dan Asosiasi Pulp harus diwujudkan melalui upaya memaksimalkan bahan
dan Kertas Indonesia (APKI) dengan Menteri mentah (kayu bulat) menjadi barang jadi. Bahan baku
Lingkungan Hidup dan Kehutanan membahas sebagai input harus dipastikan lestari dan kompetitif,
tindak lanjut arahan Presien RI di Ruang Rapat pada sisi proses yakni di industri pengolahan harus
Utama tanggal 12 Februari 2016. mampu menghasilkan nilai tambah yang riil, dan di
Pembahasan Road map Kehutanan 2045 yang outputnya yakni di perdagangan dan pemasaran produk
diselenggarakan oleh Komite Ekonomi dan hasil hutan memperoleh benefit yang maksimal.
lndustri Nasional (KEIN) tanggal 22 Juli 2016.
Diskusi internal Dewan Pengurus Asosiasi Peng- (3) Penerapan konsep klaster
usaha Hutan Indonesia (APHI) yang dilaksanakan Michael E. Porter mendefinisikan klaster sebagai
beberapa kali selama proses penyusunan road map. sekumpulan perusahaan dan lembaga-lembaga terkait
di bidang tertentu yang berdekatan secara geografis dan
Data dan informasi sekunderyang ditelaah antara lain saling terkait karena "kebersamaan (commonalities) dan
perkembangan kinerja pengelolaan hutan produksi alam, komplementaritas" (Porter, 1990);
hutan tanaman industri, industri pengolahan kayu primer Mempertajam definisi Michael R. Porter di atas, Lyon
dan lanjutan, dan berbagai permasalahan terkait industri dan Atherton (2000) berpendapat bahwa terdapat tiga
kehutanan. Data dan informasi sekunder dikumpulkan hal mendasar yang dicirikan oleh klaster industri, terlepas
dari berbagai sumber, yaitu Kementerian Lingkungan dari perbedaan struktur, ukuran ataupun sektornya, yaitu:
Hidup dan Kehutanan (LHK), Badan Pusat Statistik, a. Komonalitas/Keserupaan/Kebersamaan/Kesa-
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, tuan (Commonality); yaitu bahwa bisnis-bisnis
Badan Revitalisasi lndustri Kayu (BRIK), Asosiasi Pulp dan beroperasi dalam bidang-bidang "serupa" atau
Kertas Indonesia (APKI), Asosiasi Panel Kayu Indonesia terkait satu dengan lainnya dengan fokus pasar
(APKINDO), ITIO, lembaga riset, dan sumber-sumber bersama atau suatu rentang aktivitas bersama.
lain yang relevan. Hasil telaah data sekunder dan diskusi b. Konsentrasi (Concentration); yaitu bahwa
dengan para pemangku kepentingan dianalisis secara terdapat pengelompokan bisnis-bisnis yang
komprehensif sehingga diketahui permasalahan kunci dapat dan benar-benar melakukan interaksi.
serta potensi dan prasyarat yang diperlukan guna c. Konektivitas (Connectivity); yaitu terdapat orga-
mendukung pencapaian target-target antara dan target nisasi yang saling terkait/bergantung (inter- con-
akhir pembangunan hutan produksi tahun 2045. nected/linked/interdependent organizations) de-
ngan beragam jenis hubungan yang berbeda.
Penyusunan Road Map 2016 - 2045 didasarkan pada
3 pendekatan pokok yakni: Dalam proses penyusunan road map ini dilakukan
(1) Pendekatan alokasi pemanfaatan hutan telaah dan sinkronisasi dengan Road Map Revitalisasi ln-
produksi dustri Kehutanan Indonesia tahun 2007 yang dipersiap-
Mempertimbangkan perubahan llingkungan strate- kan oleh In-hose Experts Working Group Departemen
gis saat ini maka pemanfaatan hutan produksi diarahkan Kehutanan, Road Map Pembangunan lndustri Kehutanan
untuk memperluas izin-izin berbasis masyarakat terhadap Berbasis Hutan Tanaman yang disusun oleh Kementerian
areal hutan produksi yang saat ini belum ada peruntuk- Kehutanan tahun 2011, Rencana Strategis 2015-2019
an. lzin-izin berbasis masyarakat ini ditujukan untuk me- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta
masok industri plywood, kayu gergajian, energi dan getah. Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (2011 - 2030). Road
Map 2011 telah menetapkan beberapa tujuan dan target
(2) Penerapanvalueaddedchain (rantai nilaitambah) serta strategi dan dukungan kebijakan yang diperlukan.
Michael E. Porter mendeskripsikan value added chain Secara umum road map 2016-2045 merupakan revisi
sebagai cara melihat bisnis sebagai rantai aktifitas yang atau perbaikan terhadap Road Map 2011 disesuaikan
mengubah input menjadi output sehingga memiliki dengan perkembangan kondisi lingkungan strategis ter-
nilai bagi pelanggan (Laudon and Laudon, 2007). Dalam kini dalam pembangunan industri kehutanan.
6 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

2. 1. Potensi Sesuai Road Map 2011 2.2. Pencapaian Road Map 2011
Perkembangan industri kehutanan dalam

R
oad Map Pembangunan lndustri Kehutanan beberapa tahun terakhir, khususnya sejak disusunnya
Berbasis Hutan Tanaman Tahun 2011 (Road Map Road Map 2011, menunjukkan bahwa perkembangan
2011) menetapkan beberapa target yang ingin industri kehutanan di Indonesia belum mampu
dicapai selama periode 2011 - 2025, yaitu: luas areal dipulihkan dan didorong menuju pencapaian target
hutan alam produksi mencapai 24,5 juta hektar dengan tahun 2025. Bahkan dalam beberapa hal masih terjadi
produksi 14,0 juta m3/tahun, hutan tanaman 14,5 juta kecenderungan penurunan atau perkembangan negatif
hektar dengan produksi 362,5 juta m3/tahun. Luas dan sebagaimana terjadi pada tahun-tahun sebelumnya,
produksi hutan tanaman tersebut berasal dari hutan meskipun dengan tingkat penurunan yang lebih kecil.
tanaman industri kelas perusahaan pulp, pertukangan Kondisi tersebut, dengan tingkat perkembangan yang
dan energi, hutan tanaman rakyat (HTR) dan hutan Rakyat bervariasi, terjadi pada sebagian besar sub sektor industri
(HR). Dari produksi kayu olahan tersebut diproyeksikan kehutanan, baik di hulu maupun hilir, baik yang berbasis
akan menghasilkan devisa sebesar US$ 76,45 milyar per hutan alam maupun hutan tanaman. Hanya pada HTI
tahun yang berasal dari produk kayu olahan dari hutan pulp dan industri pulp dan kertas yang memperlihatkan
alam dan hutan tanaman berupa plywood US$13,57 perkembangan relatif lebih baik dibanding sub sektor
milyar atau 17,75%, woodworking sebesar US$ 8,91 milyar lainnya.
atau 11,65%, pulp dan kertas US$ 43,76 milyar dollar atau
57,20% dan produk furniture US$6,96 milyar atau 9,10%
dan bioenergysebesar US$ 3,26 milyar atau 4,26%.
Rincian target luas hutan, produksi kayu serta
kapasitas produksi industri pengolahan dan target devisa
berdasar Road Map 2011 disajikan pada label 1.
Untuk mendukung pelaksanakan road map 2011
dibutuhkan investasi sebesar Rp. 1.590,25 trilyun yang
terdiri dari investasi swasta sebesar Rp. 1.562,40 trilyun
(98,2 %) dan investasi publik sebesar Rp.27,85 trilyun
(1,8%).

label 1. Potensi pemanfaatan hutan dan pasokan bahan baku industri tahun 2030 berdasar Road Map 2011

I. Hutan Alam di Hutan 24,5 14,0 1. Plywood 2,20 m3 1,32


Produksi 2. Kayu Gergajian 5,00 m3 3,25
II. Hutan Tanaman di 14,5 362,5
Hutan Produksi
A HTI
1. HTI Pulp 8,00 200,0 1. Pulp 45,00 Ton 7,31
-Paper 40,50 Ton 36,45
2. HTI Pertukangan 0.90 22,5 2.Plywood 35,00 m3 12,25
3. HTI Energi 0.80 20,0 3. Kayu Gergajian 36,25 m3
B HTR - Woodworking 21,75 m3 5,66
HTR Pertukangan 2.00 50,0 -Furniture 3,48 m3 6,96
Ill. Hutan Rakyat 2.80 70,0 4. Bioenergi 5,00 m3 3,26
Sumber:Road Map PembangunanlndustriKehutananBerbasisHutan Tanaman (KementerianKehutanan,2011)
KONDISI AKTUAL DAN PERMASALAHAN

a. Pemanfaatan Hutan Alam


Gambar 1. Perkembangan jumlah unit IUPHHK-HA tahun 1992-201 S
Hal ini terjadi terutama pada produksi kayu IUPHHK
Hutan Alam (IUPHHK-HA) yang mengalami penurunan (unit}

drastis menjelang reformasi politik tahun 1998 sampai 700

sekitar tiga tahun setelahnya (2001), kemudian pada 600

tahun 2005 cenderung membaik tetapi setelah 2007 soo


sampai saat ini kembali menurun. Pada tahun 1992
jumlah IUPHHK-HA sebanyak 580 unit dengan luas
61,38 juta hektar dan terus berkurang menjadi 351 unit 200

dengan luas 36,42 juta hektar pada tahun 2001 dan 100 ,- i-,

terus berkurang menjadi 277 unit dengan luas 20,80 0

juta hektar pada tahun 2014. Penurunan jumlah unit


dan luas areal IUPHHK-HA tersebut berimplikasi pada Sumber: Diolah dari DirektoratJenderal Bina Usaha Kehutanan don BPS, 2014 don DirektoratJenderal
penurunan realisasi produksi kayu. Pada tahun 1992 Pengelolaan Hutan Produksi Lestari,2016

sampai dengan 1996 produksi kayu hutan alam masih


dalam kisaran 22,25 - 26,05 juta m3, kemudian pada Gambar 2. Perkembangan luas areal dan produksi kayu IUPHHK-HA
Tahun 1992-201 S
tahun 1997 -1999 menu run pad a kisaran 10, 18 - 15,78
juta m3 dan menurun semakin drastis pada tahun 2000 fil't;i)
70.00
- 2004 pada kisaran 1,81 - 4, 10 juta m3 atau hanya 7,2 % -
16,2 % dibanding produksi kayu tahun 1996. Pada tahun
2005 produksi kayu IUPHHK-HA mengalami sedikit
peningkatan menjadi 5,7 juta m3, tetapi kecenderungan
peningkatan tersebut tidak berlanjut secara berarti pada
- LY~ IUl'HHk (~I
pada tahun-tahun berikutnya, sehingga dalam periode - L~ Hoktif ililll

sepuluh tahun terakhir (2006-2015) produksi kayu per - Ph:!duksi lm31


'
tahun berfluktuasi pada kisaran 3,68 - 6,28 juta m3. ~ffiJ~~~i~a~Be~~8B~~s~~~~~
mm~~m~~mocoocooooooaoooo
~MMM~MMMNNNNNNNNNMNNNNNN
Selain disebabkan karena luas areal yang berkurang,
Sumber: Diolah dari DirektoratJenderal Bina Usaha Kehutanan don BPS, 2014 don DirektoratJenderal
penurunan produksi kayu dari hutan alam juga Pengelolaan Hutan ProduksiLestari, 2016.

disebabkan karena menurunnya produktifitas hutan


alam. Hal ini disebabkan karena produksi kayu semakin
banyak dilakukan pada areal hutan sekunder atau bekas
tebangan yang belum dapat ditingkatkan riapnya.
Selain itu lokasi tebangan pada hutan primer cenderung
makin jauh dan sulit (remote area) sedangkan teknologi
pemanenan kayu tidak mengalami perkembangan
berarti, bahkan reinvestasi ke dalam hutan dalam bentuk
peremajaan peralatan sangat terbatas. Faktor lain yang
cukup memengaruhi penurunan produksi kayu dari hutan
alam adalah maraknya konflik sosial dan penebangan liar
(illegal logging) pada areal konsesi hutan alam.
Kondisi kinerja pengelolaan hutan produksi alam
selain dari sisi luas volume produksi kayu, juga dilihat
dari sisi kualitatif, khususnya pemenuhan standar
pengelolaan hutan produksi lestari (PHPL). Berdasar
hasil evaluasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (cq. Ditjen PHPL, Maret 2016), dari 263 unit
IUPHHK hutan alam hanya 178 unit atau 67,0 persen yang
8 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

label 2. Perkembangan luas dan produksi IUPHHK- HA tahun 1992 - 201 S

Jumlah Luas Areal (juta ha) Produksi (juta m3) Produktivitas


Tahun IUPHHK-HA Hutan alam
(unit) SK Efektif Kuota Realisasi (m3/ha/th)
- - - - - -
,_ 1
- 2 - ,_ 3
-- 4
- ,_ s
.
- - 6
-- 7
-
1992 580 61,38 42,97 26,05 0,61
1997 429 52,28 36,60 . 15,78 0,43
2001 351 36,42 25,49 5,60 1,81 0,07
2002 270 28,08 19,66 5,30 3,02 0,15
2003 267 27,80 19,46 6,10 4,10 0,21
2004 287 27,82 19,47 6,70 3,51 0,18
2005 285 27,72 19,40 7,20 5,72 0,29
2006 322 28,78 20,15 9,10 5,59 0,28
2007 323 28,16 19,71 9,10 6,11 0,31
2008 308 25,90 18,13 9,10 4,69 0,26
2009 304 25,66 19,96 9,10 5,42 0,27
2010 304 24,95 17,46 9,25 5,75 0,33
2011 295 23,24 16,27 10,27 6,28 0,39
2012 294 23,90 16,73 8,72 5,07 0,30
2013 286 20,80 15,96 8,72 3,68 0,23
2014 277 20,80 14,48 10,55 4,57 0,37
2015 269 20,62 14,43 10,98 5,83 0,40
Sumber: Diolah dari DirektoratJenderal Bina Usaha Kehutanan don BPS, 2014 don DirektoratJenderal PengelolaanHutan ProduksiLestari,2016

aktif, dan dari jumlah tersebut kurang dari separuhnya


yang bersertifikat pengelolaan produksi hutan lestari
(PHPL) mandatory Kementerian LHK, SVLK dan hanya
sebagian kecil yang bersertifikat voluntary baik skema
Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI), The Programme for the
Endorsement of Forest Certification (PEFC), maupun Forest
Stewardship Council (FSC). Pada Maret 2016, jumlah unit
manajemen yang bersertifikat PHPL sebanyak 116 unit
Gambar 3. Jumlah IUPHHK hutan a lam yang aktif dan bersertifikat
atau 44,1 persen dari jumlah total IUPHHK-HA, VLK 51
pada tahun 2016
unit (19,4 persen), LEI 1 unit (0,4 persen), PEFC 1 unit dan
FSC 28 unit (13,0 persen). Dari segi luas areal, IUPHHK-HA
2 3
yang telah bersertifikat PHPL meliputi areal seluas 10,37
250
juta hektar atau 54,0 persen dari luas total, SVLK 2,72 juta
hektar (14,2 persen), LEI 0,20 juta hektar (1,0 persen), PEFC
0,03 juta hektar (0,2 persen), dan FSC 2,50 juta hektar
(13,0 persen). Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor

--
yang menyebabkan rendahnya daya saing produk kayu
28
dari hutan alam Indonesia dan bahkan terus-menerus
I
/ dalam tekanan di pasar internasional.
1.1 f'El'C: fSC

Sumber : Global Forest Resources Assaesment, FAQ Forestry Paper. 2015, diolah dari Direktorat
Jenderal Pengelolaan Hutan ProduksiLestari, 2016.
Keterangan: Seluruh IUPHHK diwajibkan memiliki sertifikat PHPL-termasuk di dalamnya VLK-- don
bagi unit IUPHHKyang be/um siap untuk sementara harus memiliki sertifikat VLK sambil
mempersiapkansertifikasiPHPL.
KONDISI AKTUAL DAN PERMASALAHAN

b. Pemanfaatan Hutan Tana man


Gambar 4. Perkembangan jumlah unit IUPHHK-HT tahun 2003-201 S
Berbeda dengan hutan alam produksi yang
(Umf)'
cenderung terus menurun, baik jumlah unit, luas areal
300
konsesi maupun produksinya, IUPHHK-HT atau hutan
2SO - -
tanaman industri (HTI) mengalami perkembangan
yang positif meskipun belum seperti yang diharapkan.
,__
- - ,- - - - - - ,- - -
Rencana pembangunan HTI dimulai pada masa orde 1S.O - -
'I= - - -
baru yakni pada periode Pembangunan Lima Tahun 100 I- t- - - - -
(Pelita) IV (1984-1989). Pada awal Pelita IV ditetapkan 50 -.... - - - - -
rencana pembangunan HTI sebanyak 150 unit - -
2003 2004 20{!5 2006 2007 2G08 201J9 2G10 2G11 2012 2013 2014 2015
pengelolaan dengan luas areal 4,4 juta hektar yang akan
dilaksanakan selama 15 tahun (s/d 1999) atau rata-rata Sumber: Diolah dari DirektoratlenderalPengelolaan Hutan ProduksiLestari, 2016

293 ribu hektar tanaman baru per tahun. Pembangunan


Gambar S. Perkembangan luas areal IUPHHK-HT tahun 2003-201 S
HTI diprioritaskan pada lahan-lahan tidak produktif di
kawasan hutan produksi menggunakan sistem silvikultur (j,:; ta bektat}
12
tebang habis permudaan buatan (THPB) dengan jenis
cepat tumbuh (fast growing species). Untuk memacu
perkembangan HTI, pemerintah antara lain memberikan
insentif berupa pinjaman Dana Reboisasi (DR) dan
dukungan penyediaan tenaga kerja dari daerah padat
penduduk melalui program HTI-Transmigrasi.

positif dari dunia usaha, terlihat dari jumlah permohonan


IUPHHK-HT (dahulu HTI) sampai dengan 1998 mencapai 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2000 2010 2012 2013 2014 2015

145 unit dan jumlah yang disetujui (IUPHHK-HT) 98 unit


dengan luas areal 4,6 juta ha (Departemen Kehutanan Sumber:Diolah dari DirektratJenderalPengelolaan Hutan ProduksiLestari, 2015.

dan Perkebunan, 1999). Sebagaimana terjadi pada


label 3. Perkembangan IUPHHK Hutan Tana man tahun 2003 - 201 S
hutan alam, pada periode setelah reformasi 1998
Luas Luas
pembangunan HTI juga mengalami berbagai masalah Jumlah
Tahun Unit1l IUPHHK-HT Penanaman Keterangan
yang menghambat perkembangan HTI. Akan tetapi (Juta Ha) (Juta Ha) 2i
tidak seperti pada hutan a lam, pembangunan HTI masih 1 z 3 4 s
mampu terus berkembang terlihat dari luas areal IUPHHK-
2003 219 4,63 0,12
2004 227 5,8 0,13
HT dan luas tanaman yang terus bertambah. Pada tahun
2005 227 5,73 0,16
2003 jumlah IUPHHK-HT sebanyak 219 unit dengan luas
2006 236 6,19 0,23
4,63 juta hektar dan pada tahun 2014 jumlah IUPHHK- 2007 247 9,88 0,33
HT bertambah menjadi 277 unit dengan luas 10,53 juta 2008 229 9,92 0,31
hektar. 2009 206 8,67 0,42
Namun demikian perkembangan luas izin HTI yang 2010 219 10,73 0,46
terus meningkat rata-rata 0,50 juta hektar per tahun 2011 231 9,63 0,38 Luas areal tanaman
2012 235 9,83 0,41 akumulatif 2,49 juta
dalam kurun 2003-2015 tidak diikuti oleh pertambahan
2013 252 10,05 0,43 ha 3i
luas areal tanaman yang sebanding. Rata-rata setiap
2014 275 10,58 0,56
tahun hanya terdapat realisasi tanaman sekitar 0,33 2015 2802) 10,58 0,33
juta hektar yang terdiri dari tanaman baru dan tanaman Rata-rata/tahun 0,33
pada areal belas tebangan (replanting). Selain itu juga Sumber : DirektoratJenderalBina Usaha Kehutanan, 2014 don DirektoratJenderalPengelolaanHutan
Produksi, 2016 (diolah).
terdapat pengurangan luas areal tanaman yang sudah Keterangan: 1) Dari 280 unit IUPHHK, yang aktif hanya 183 unit ( 65% ); 2) Data luas penanamanpertahun
terdiri dari penanaman pada areal baru don penanaman kembali (replanting) pada areal
ada, yakni selain karena ditebang, juga faktor lain yang bekas tebangan.; 3) Data Rekapitulasi Neraca Tanaman Dijten PHPL per Juli 2016: luas
kumulatif tanaman HT/ 4,94 juta hektar yang terdiri dari IUPHHK-HT2,45 juta hektar don
tidak terencana seperti kebakaran, tanamam gagal, dan Perum Perhutani 2,49 juta hektar.
10 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

perambahan/okupasi. Berdasar data rekapitulasi neraca


Gambar 6. Luas areal IUPHHK dan tanaman HTI kumulatif per Juli 2016
tanaman HTI per Juli 2016 (Ditjen PHPL, 2016), luas areal
(Luas dalamjuta hektar) tanaman yang ada saat ini 4,94 juta hektar, yang terdiri
Belumada dari tanaman HTI 2,45 juta hektar dan Perum Perhutani
Tanaman HTI,
3.90,36.8% 2,49 juta hektar. Dengan demikian realisasi tanaman HTI
secara kumulatif sampai saat ini baru 2,45 juta hektar
atau sekitar 23,2 persen dari luas total IUPHHK-HT atau
38,6 persen dari luas areal efektif.
Banyakfaktoryang menyebabkan lambatnya realisasi
penanaman HTI tersebut, di antaranya yang sangat
dominan adalah karena areal IUPHHK bukan areal yang
Ada Tanaman HTI, 2A5, 23.2% clear and clean melainkan merupakan areal konflik lahan
dengan masyarakat/pihak lain yang memerlukan proses
Sumber : Diolah dari DirektoratJenderalPengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementerian LHK, 2016.
Keterangan : Luas areal IUPHHK 10,58 juta hektar, areal efektif untuk produksi ditaksir 60 % dari total penyelesaian terlebih dahulu sebelum dapat ditanami.
IUPHHK setelah dikurangi areal tidak efektif untuk produksi yang terdiri dari kawasan
lindung, sarana-prasarana,pemukiman/areallain yang tidak dapat dikelola. Dibandingkan dengan beberapa negara lain di
dunia, terutama China, Amerika Serikat, Rusia, Kanada,
label 4. Perkembangan luas hutan tanaman pada beberapa negara
tahun 2000-2015 Swedia, India dan Brazilia, perkembangan hutan tanaman

Pertambahan Luas di Indonesia termasuk sangat lambat. Perkembangan


Luas Areal Hutan Tana man Uuta ha)
(jutaha) tercepat dan sekaligus terluas adalah di China, yakni
Negara
Rata-rata/ 54,39 juta hektar pada tahun 2000 menjadi 78,98 juta
2000 2005 2010 2015 2000-2015
tahun hektar atau bertambah 24,59 juta hektar dalam 15 tahun
! El a: ~ j .;;.Q 0 J ! 0 : ! f] ! atau rata-rata bertambah 1,64 juta hektar per tahun.
China 54,39 67,22 73,07 78,98 24,59 1,64 Sementara di Indonesia pada tahun 2000 luas tanaman
Amerika Serikat 22,56 24,43 25,56 26,36 3,80 0,25 (termasuk Perum Perhutani) 3,22 juta hektar dan menjadi
Rusia 15,36 16,96 19,61 19,84 4,48 0,30 4,95 juta hektar pada tahun 201, bertambah 1,72 juta
Kanada 9,35 11,71 13,98 15,78 6,44 0,43 hektar selama 15 tahun atau 0, 11 juta hektar per tahun.
Swedia 9,84 11, 10 12,56 13,74 3,90 0,26
India 7,17 9,49 11,14 12,03 4,86 0,32
c. lndustri Pengolahan Kayu
Je~ang 10,33 10,32 10,29 10,27 (0,06) (0,00)
lndustri pengolahan kayu skala besar yang
Polandia 8,65 8,77 8,88 8,96 0,31 O,Q2 didominasi oleh industri kayu lapis (plywood) dan
Brazilia 5,18 5,62 6,97 7,74 2,56 0,17
industri kayu gergajian di Indonesia dimulai sejak tahun
Finlandia 4,95 5,90 6,78 6,78 1,82 0,12
1970, menyusul dimulainya era pemanfaatan hasil hutan
Sudan 5,64 5,85 5,94 6,12 0,48 0,03 kayu dari hutan alam yang ditandai dengan terbitnya UU
Jerman 5,42 5,28 5,29 5,30 (0,12) (0,01)
No 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA)
Indonesia 3,22 4,66 4,80 4,95 1,72 0,11 dan UU No 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal
Ukraina 4,76 4,79 4,82 4,86 0,11 0,01
Dalam Negeri (PMDN). Melalui Peraturan Pemerintah
Thailand 3,11 3,44 3,99 3,99 0,88 0,06 (PP) No 21 tahun 1970 tentang Hak Pengusahaan Hutan
Sumber: Global Forest Resources Assessment, FAQ ForestryPaper, 2015.
(HPH) dan Hak Pemanfaatan Hasil Hutan (HPHH) dan
peraturan pelaksanaannya, pemerintah mewajibkan
pemegang HPH untuk mendirikan industri pengolahan
hasil hutan kayu. Kebijakan ini ditujukan agar hasil hutan
kayu yang diproduksi dari konsesi HPH memiliki nilai
tambah bagi perkembangan ekonomi Indonesia, baik
dari sisi nilai devisa, penyerapan tenaga kerja, maupun
alih teknologi bagi tenaga kerja Indonesia. Meskipun
terdapat kewajiban memiliki industri kayu, akan tetapi
pada saat ini ekspor kayu bulat (log) diperbolehkan,
KONDISI AKTUAL DAN PERMASALAHAN

sehingga selama periode 1971-1979 sekitar 70 % kayu Gambar 7. Perkembangan volume ekspor panel dan woodworking
bulat produksi kayu HPH diekspor dan 30 % untuk tahun 2004-2015
konsumsi industri dalam negeri. (iutom3}
Pada tahun 1980 pemerintah memberlakukan B.00

larangan ekspor log secara bertahap untuk mendorong G.00


perkembangan industri pengolahan kayu dalam negeri
dan pada tahun 1986 ekspor log dilarang total. Kebijakan P~ ~I
2.00 ()@dworl,:" g
ini mendorong perkembangan industri pengolahan
kayu di Indonesia terutama pada dekade 1990-an. Pada
tahun 1991 misalnya, produksi kayu lapis Indonesia
mencapai 9,97 juta m3 (APKINDO, 1990-2001). Tidak
.....
mengherankan jika kemudian industri kayu merupakan
Sumber:BRIK Online, 2004-2012don DirektorotJenderolPHPL 2013-2015.
salah satu sektor yang menyumbang devisa cukup besar
dan penting. Pada tahun 1997 devisa dari ekspor produk Gambar 8. Perkembangan nilai ekspor panel dan woodworking
kayu mencapai US$ 6,53 milyar atau sekitar 13,7 % dari tahun 2004 - 201S
total penerimaan devisa Indonesia pada tahun tersebut. US$ milya:tl
Khusus untuk kayu lapis menghasilkan devisa US$3,89 S.00

milyar atau sekitar 8, 1 % dari total devisa Indonesia pada


2.5"0 -r-----------JLJ
tahun 1997 (BPS, 1998; 1999).
Akan tetapi seiring dengan menurunnya produksi
2.00
l.50
rr--:--~----~IJL
Pen I
kayu hutan dari IUPHHK-HA paska reformasi 1998,
.00 wood\li'CtkS'!
industri kayu juga mengalami penurunan, baik jumlah
o.se
industri maupun produksi kayu olahan dan nilai
ekspornya. Banyak industri terpaksa menutup usahanya
karena kesulitan mendapatkan bahan baku dari hutan
alam, sebagian lainnya merelokasi pabrik dan bahkan
mengganti sebagian bahan baku dari hutan rakyat di
Sumber:BRIKOnline, 2004-2012don DirektorotJenderolPHPL 2013-2015
Jawa. Penurunan produksi dan ekspor kayu olahan
tersebut terus berlangsung selama dekade 2000-an dan label S. Ekspor Panel dan Woodworking Indonesia Tahun 2004 - 201S
bahkan masih terjadi hingga saat ini. Untuk kayu lapis,
volume ekspor terendah terjadi pada tahun 2009 yakni
Tahun Volume
Panel
Nllal
(mllyar
Harl a
(US I
Volume
Woodworldng
Nilai
(milyar
Harga
l
2,62 juta m3 dan tahun 2012 yakni 2,71 juta m3. Pada Uuta m3) (juta m3) (US$/m3)
US$) m3) US$)
tahun 2014-2015 volume dan nilai ekspor kayu la pis mulai
meningkat tetapi masih jauh dibanding pada masa-masa
1 2 3 4 s 6 7 .1

2004 5,38 2,00 372 2,29 1,06 464


jaya dahulu. Sementara itu untuk woodworking, volume
ekspor terendah terjadi pada tahun 2013, yakni sebesar 2005 4,64 1,70 366 2,41 1,27 526

0,89 juta m3. 2006 3,52 1,62 459 3,52 1,62 459
-
Pertumbuhan negatif industri pengolahan kayu 2007 3,11 1,46 471 1,88 1,25 666
di Indonesia, khususnya kayu lapis dan woodworking, 2008 2,92 1,37 469 1,68 1,20 712
I

ternyata berbanding terbalik dengan perkembangan 2009 2,62 1,04 398 1,44 0,96 665
industri di Negara pesaing, khususnya China. Sampai 2010 2,79 1,27 457 1,79 1,17 653 I
dengan tahun 1990-an, industri kayu lapis dan 2011 2,84 1,53 538 2,13 1,34 631
woodworking Indonesia masih lebih unggul dibanding 2012 2,71 1,46 537 2,27 1,32 582 I
China. Akan tetapi mulai tahun 2000-an, saat mana 2013 2,72 1,22 449 0,89 0,65 732
industri kayu lapis di Indonesia semakin menurun justru 2014 5,79 2,79 481 1,15 0,81 701
industri kayu lapis China berkembang sangat pesat dan 2015 6,82 2,75 403 1,83 0,79 432
semakin jauh meninggalkan Indonesia. Pada tahun 2012 sumber:BRIKOnline,2004-2012don Direktorotlendero/PHPL2013-2015.
12 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

produksi panel Indonesia hanya 2,71 juta m3 sedangkan


Gambar 9. Perbandingan Produksi Kayu Lapis Indonesia dan China
tahun 1980 - 2012 China sudah mencapai 109,81 juta m3. Bukan hanya
industri kayu lapis yang berkembang pesat di China,
(illmm3)
tetapi juga Fireboard dan Particleboardyang pada tahun
1.20.00
2012 masing-masing memproduksi 58,00 juta m3 dan
23,50 juta m3 (ITIO, 2012).
Perkembangan industri pulp dan kertas secara
umum relatif lebih baik dibanding industri kayu lapis
1ndo ~
6000 etiin:ii
dan woodworking, khususnya dari segi volume dan
nilai ekspor. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir
40.00

... -
(2006-2015) volume dan nilai ekspor pulp, kertas dan
- kayu serpih (chip) secara umum cenderung meningkat,


20.00

ooo ....- - - meskipun fluktuatif dan pulp dan kertas


untuk
peningkatan tersebut relatif kecil. Ekspor pulp meningkat
19001 1:991 2001 oos 2 2011 2012

Sumber. 1).APKINDOuntuk data tahun 1980-2001;2). BRIK online 2006-2012 (Data ekspor); dari 2,83 juta ton dengan nilai US$ 1, 13 milyar pada tahun
3). ITTO untuk data tahun 1965-2004,2009-2012;4) CW/ untuk data tahun 2005-2008
2006 menjadi 3,41 juta ton (US$ 1,73 milyar) pada tahun
2015. Ekspor kertas meningkat dari 3,76 juta ton (US$
Gambar 10. Perkembangan volume ekspor pulp, kertas dan kayu serpih
2,80 milyar) pada tahun 2006 menjadi 4,27 juta ton (US $
tahun 2006-201 S
3,54 milyar) pad a tahun 2015. Ada pun ekspor kayu serpih
(jutaton) meningkat pesat dari 0,47 juta ton (US $ O,Q2 milyar) pada
'5.0
.50 tahun 2006 menjadi 1,56 juta ton (US$ 0, 13 milyar) pada
4.00 +-.,--::,......_."'i'!!~.:___ _:__::!::::::::........: _ _:__~ tahun 2015. Ekspor kayu serpih mengalami peningkatan
.5.5[1
...... Kerta. paling tinggi yakni rata-rata 27,3 persen diikuti pulp 4,4
~.00
1.5[), -Pup persen dan paling rendah kertas 1, 1 persen (Direktorat
2.00 Se ih Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian
1.50 Perdagangan, 2016). Data lebih rind mengenai
1.00
perkembangan volume dan nilai ekspor pulp, kertas dan
kayu serpih selama periode 2006-2015 dapat dilihat pada
Gambar 10, Gambar 11 dan label 6.
Sumber:DirektoratEksporProdukPertaniandon Kehutanan,2016.

2.3. Permasalahan
Gambar 11. Perkembangan nilai ekspor pulp, kertas dan kayu serpih
tahun 2006-2015
Perkembangan industri kehutanan dalam satu
US$ mflyar dasawarsa terakhir menunjukkan bahwa road map 2007
4.50 ~-----------------
maupun road map 2011 tidak berjalan sebagaimana
4.00
3.SO +---r:,~~J_'.:___ ...:.:~!::::~~~ diharapkan. lndustri kayu pertukangan yang colaps
~.OOr-.-~--------------- -1- ertes paska reformasi 1998 belum mampu bangkit kembali,
1.50 -------------------
sedangkan industri pulp dan kertas mengalami
t===::==:;:=;:::;;;~~:i~~
-Pu
-St!rpl'I
2.00
1.50
perkembangan tetapi belum optimal. lndustri kehutanan
1..oo-t---llt:!!!!!111111~-~_,,,.!:..... _
dewasa ini sering disebut dalam kondisi "sunset industri''.
O.SO -t------------------ Hal tersebut disebabkan oleh berbagai masalah yang
0.00 +--,1- ... - .......................... _ .. ..,;,,,*=~-==:==-~~~~
kompleks yang saling berkait dan berpengaruh, antara
200Ei 2007 2008 2003 2010 2011 2012 2013 2014 J:015
Sumber:DirektoratEksporProdukPertaniandon Kehutanan,2016. lain yaitu: distorsi harga kayu bulat dalam negeri, biaya
produksi yang tinggi, daya saing industri pengolahan
kayu rendah, konflik lahan, dan ketidakpastian usaha.
KONDISI AKTUAL DAN PERMASALAHAN

a. Distorsi harga kayu bulat dalam negeri


label 6. Volume dan nilai ekspor kayu serpih, pulp dan kertas
Distorsi harga kayu bulat dalam negeri disebabkan tahun 2006 - 201 S
oleh beberapa faktor, yaitu larangan ekspor kayu bulat, Volume (juta ton) Nilai (US$ milyar)
hilirisasi produk kayu tidak menghasilkan nilai tambah Tahun
Kertas Pulp Serpih Kertas Pulp Serpih
dan alokasi bahan baku ke industri yang tidak tepat.
Larangan ekspor kayu bulat menyebabkan harga kayu
di dalam negeri rendah, harga ditentukan oleh industri
1
2006
2
3,76 2,83
3 4
0,47
5
2,80 '
1,13 O,Q2
7

dan munculnya tuduhan dumping atas produk industri. 2007 4,09 2,46 0,49 3,33 1,07 0,03
Hilirisasi produk kayu yang tidak menghasilkan nilai 2008 4,04 2,64 0,12 3,74 1,43 0,01
tambah disebabkan karena pembatasan ketentuan 2009 4,25 2,26 0,42 3,36 0,87 0,04
ekspor produk hasil hutan sehingga nilai ekspor kayu 2010 4,52 2,59 0,97 4,19 1,47 0,07
olahan kalah bersaing di pasar internasional serta belum 2011 4,27 2,95 1,36 4,17 1,56 0,12
berkembangnya diversivikasi produk kayu olahan. 2012 4,21 3,20 1,41 3,94 1,55 0,12
Sementara itu alokasi bahan baku ke industri yang tidak 2013 4,26 3,75 1,86 3,76 1,85 0,12
tepat disebabkan karena bahan baku berkualitas prima 2014 4,34 3,52 2,47 3,74 1,72 0,22
tidak digunakan untuk menghasilkan kayu olahan/ 2015 4,27 3,41 1,56 3,54 1,73 0,13
produk yang bernilai tinggi dan diversifikasi jenis kayu
komersil tidak berkembanq. Perkem- 1, 1 4,4 27,3 2,1 6,4 34,7
bangan (%)
Sumber:DirektoratEksporProdukPertanian don Kehutanan, 2016.
b. Biayaproduksi tinggi
Biaya produksi yang tinggi merupakan salah satu Sementara itu biaya produksi industri yang tinggi
faktor yang menekan perkembangan usaha kehutanan. disebabkan karena adanya tumpang tindih pungutan,
Biaya produksi yang tinggi ini disebabkan karena tumpang tindih pengaturan antar instansi serta bea
besarnya jumlah dan jenis pungutan, banyaknya ekspor tinggi dan bea impor rendah.
pengaturan kewajiban, dan persoalan infrastruktur.
Besarnya jumlah dan jenis pungutan terkait dengan d. Konflik lahan sangat marak
tumpang tindih pungutan, retribusi daerah, dan fee Konflik lahan yang sangat marak di kawasan hutan
masyarakat. Banyaknya pengaturan kewajiban dapat produksi, baik hutan tanaman maupun hutan alam,
dilihat pada pengaturan di setiap tahapan bisnis proses merupakan persoalanyang sangat mempengaruhi kinerja
dan banyaknya pengawasan di setiap tahapan kegiatan. pengelolaan hutan. Karena konflik lahan menyebabkan
Hal ini antara lain menyebabkan pemanfaatan areal kerja ketidakpastian batas areal kerja yang merupakan
belum optimal untuk multiusaha. Masalah infrastruktur prasyarat utama keberlanjutan usaha. Terdapat beberapa
terkait dengan persoalan minimnya infrastruktur di faktor yang menyebabkan konflik lahan di areal hutan
Luar Jawa sehingga perusahaan harus membangun produksi, antara lain persoalan ketidakpastian batas
infrastruktur sendiri dan tidak adanya insentif bagi areal kerja, banyaknya klaim masyarakat adat/setempat,
perusahaan. serta kondisi politik di daerah/lokal yang seringkali
menempatkan kawasan hutan untuk transaksi politik
c. Daya saing industri pengolahan kayu rendah guna memenangkan kontestasi dukungan politik rakyat
Daya saing industri pengelolaan kayu yang rendah dalam pemilihan legislatif maupun pemilihan kepala
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu teknologi tidak daerah.
berkembang, rendahnya rendemen, dan biaya produksi Masalah ketidakpastian batas areal kerja antara lain
tinggi. Tidak berkembangnya teknologi pengolahan kayu disebabkan oleh banyaknya tahapan proses tata batas
menyebabkan harga jual produk industri kurang bersaing, dan lamanya proses pengukuhan tata batas sehingga
tidak ada investasi alat baru, dan teknologi dalam negeri realisasi tata batas rendah serta lemahnya pengakuan
belum berkembang. Rendahnya rendemen disebabkan atas pengukuhan tata batas. Masalah klaim lahan
karena alat yang digunakan belum efisien, tidak adanya oleh masyarakat adat/setempat sebagian disebabkan
insentif dan belum berkembangnya diversifikasi produk. oleh kebutuhan riil masyarakat akan lahan yang terus
14 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

meningkat serta adanya persepsi yang tidak tepat Sementara itu tumpang tindih kewenangan antara
mengenai posisi hutan adat terhadap hutan Negara. lain tercermin pada berkembangnya ego sektoral dan
Sela in itu terdapat pula kebijakan yang tidak mendukung, ego otonomi daerah dalam perencanaan tata ruang
khususnya Peraturan Bersama (Perber) Menteri Dalam wilayah serta penegakan hukum yang lemah terhadap
Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Pekerjaan Umum pelanggaran hukum di areal IUPHHK seperti perambahan
dan Kepala Badan Pertanahan Nasional tahun 2014 hutan dan penebangan liar.
tentang Tata Cara Penyelesaian Penguasaan Tanah Yang Kondisi dan berbagai permasalahan dalam
Berada Di Dalam Kawasan Hutan. Perber 2014 tersebut pengelolaan hutan produksidan industri kehutanandi atas
berpotensi meningkatkan eskalasi klaim dan okupasi memberikan pelajaran bahwa strategi pengembangan
lahan di areal konsesi. industri yang bersandar pada keunggulan komparatif
(comparative advantages) berupa areal hutan yang
e. Ketidakpastianusaha luas, ketersediaan bahan baku melimpah, berkualitas
Kepastian usaha merupakan syarat mutlak bagi tinggi dan relatif murah serta ongkos buruh relatif
tumbuh dan berkembangnya suatu bidang usaha. Tetapi rendah, sementara keunggulan kompetitif (competitive
dalam bidang kehutanan justru kepastian usaha dalam advantages) diabaikan, bisa berakibat fatal. Karena ketika
bidang kehutanan menjadi persoalan yang tidak kunjung terjadi perubahan pada keunggulan komparatif, seperti
terselesaikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor luas areal menurun dan areal produksi semakin sulit
yaitu: areal izin yang diberikan oleh pemerintah tidak sehingga bahan baku menjadi terbatas serta upah buruh
clear and clean, tumpang tindih aturan dan tumpang terus meningkat, maka akibatnya fatal sebagaimana
tindih kewenangan. Masalah areal izin yang tidak clear terjadi pada industri kehutanan Indonesia sejak dekade
and clean disebabkan oleh penerbitan rekomendasi izin 2000-an hingga saat ini.
oleh pemerintah daerah tidak berdasar kondisi tapak, dan Berdasar hasil evaluasi di atas, maka keberlanjutan
okupasi lahan oleh masyarakat di areal izin. Hal tersebut industri kehutanan pada masa mendatang menghadapi
menyebabkan SK izin yang diberikan belum definitif. persoalan yang berat dan berpotensi menimbulkan im-
Tumpang tindih aturan antara lain terjadi antara UU plikasi yang sangat serius. lmplikasi tersebut terutama
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, UU 32 Tahun 2009 adalah produksi industri dan serapan tenaga kerja akan
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan terus menurun atau stagnan, pendapatan negara dari
Hidup dan UU 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan pembayaran pajak dan bukan pajak berkurang, kontri-
dan Pemberantasan Perusakan Hutan. Hal tersebut busi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di
menimbulkan beberapa kesulitan bagi perusahaan dalam dan sekitar hutan berkurang, potensi konflik sosial
IUPHHK dalam operasional pemanfaatan hasil hutan di cenderung meningkat, dan ancaman terhadap daya du-
lapangan. kung lingkungan dan keanekaragaman hayati meningkat.
Di sisi lain tantangan yang dihadapi oleh industri
kehutanan pada masa mendatang cenderung semakin
berat. Tantangan tersebut terutama meningkatnya
konflik penggunaan kawasan, konsekuensi dari berbagai
konvensi internasional yang telah diratifikasi oleh
pemerintah Indonesia (CITES, UNFCCC/REDD+, CBD, ILO,
dll.), dan non tariff barrier dalam pemasaran produk hasil
hutan kayu. Selain itu tantangan yang cukup berat adalah
isu yang berkembang di kalangan masyarakat sipil yang
kritis, terutama di dunia internasional, yang menilai
situasi hutan Indonesia saat ini sangat buruk. lsu tersebut
timbul akibat adanya pandangan tentang eksploitasi
hutan yang berlebihan, industri dengan teknologi yang
tidak efisien, illegal logging, kebakaran hutan, degradasi
hutan, dan rendahnya laju penanaman di areal hutan.
16 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

P
enyusunan Road Map Pembangunan Hutan unit pengelolaan hutan produksi dalam luasan tertentu
Produksi Tahun 2016 - 2045 didasarkan pada yang produktif dan dikelola dengan prinsip pengelolaan
beberapa pendekatan sebagai berikut: hutan lestari sebagai sumber bahan baku industri kayu
a. Percepatan alokasi 12,7 juta Ha untuk izin tersebut. Unit pengelolaan hutan produksi tersebut
berbasis masyarakat perlu diintregrasikan dapat berupa unit pengelolaan hutan alam maupun
dengan program investasi kehutanan sesuai road hutan tanaman yang berada di dalam kawasan mupun
map, yang akan dialokasikan dari: di luar kawasan (hutan rakyat). Unit hutan alam harus
Perluasan areal hutan tanaman rakyat dari terus ditingkatkan produktifitasnya dengan menerapkan
target road map 2,0 juta hektar (gross area) berbagai alternatif sistem silvikultur intensif (SILIN).
menjadi 5,22 juta hektar; Demikian pula unit pengelolaan hutan tanaman juga
Perluasan areal Hutan Desa (HD) dan Hutan harus terus ditingkatkan mean annual increment (MAI)
Kemasyarakatan (HKm) 1,47 juta hektar (gross atau riapnya serta keragaman jenisnya.
area). Kawasan hutan produksi akan tetap merupakan
b. Produksi dari areal butir a diatas akan digunakan sumber utama pasokan bahan baku industri kayu, di
untuk memasok dan mendorong industri tambah hutan rakyat sebagai pendukung. Kawasan
plywood, wood working dan bioenergi berbasis hutan produksi di Indonesia saat ini meliputi areal seluas
masyarakat. 69,24 juta hektar yang terdiri dari hutan produksi terbatas
c. lntegrasi antara investasi kehutanan dengan (HPT) 26,84 juta hektar, hutan produksi tetap (HP) 29,27
program alokasi 12,7 juta ha diarahkan melalui juta hektar dan hutan produksi yang dapat dikonversi
pengembangan pola klaster antara izin skala (HPK) 13, 13 juta hektar (Statistik Kementerian LHK
korporasi, izin berbasis masyarakat, industri dan 2014). Sesuai dengan peraturan perundang-undangan
pengembangan kerjasama Kesatuan Pemang- yang berlaku, kawasan hutan produksi dapat dilakukan
kuan Hutan Produksi (KPHP) serta kemitraan. pemanfaatan melalui pemberian izin, yaitu: izin usaha
pemanfaatan kawasan (IUPK), izin usaha pemanfaatan
3. 1. Sumber Bahan Baku jasa lingkungan (IUPJL), izin usaha pemanfaatan hasil
hutan kayu (IUPHHK), izin usaha pemanfaatan hasil hutan
Untuk mendukung industri kayu yang tangguh bukan kayu (IUPHHBK), izin pemungutan hasil hutan kayu
pada masa mendatang mutlak dibutuhkan bahan baku (IPHHK), dan izin pemungutan hasil hutan bukan kayu
kayu dalam jumlah yang cukup dan berkualitas tinggi (IPHHBK). IUPHHK terdiri dari IUPHHK pada hutan alam
serta berkelanjutan. Untuk itu mutlak dibutuhkan unit- (IUPHHK-HA), IUPHHK pada hutan tanaman (IUPHHK-HT)
dan IUPHHK restorasi ekosistem (IUPHHK RE).
Gambar 12. Jen is dan luas areal izin pemanfaatan pada Kondisi saat ini luas kawasan hutan produksi yang
kawasan hutan produksi
telah diterbitkan izin adalah seluas 36,6 juta hektar.
HUTAN PRODUKSI (HP, HPT, HPK) Sebagian besar adalah untuk IUPHHK-HA dan HT seluas
68,99JTHA
34,33 juta hektar dan selebihnya untuk Hutan Tanaman
HPK BB.UM DIBEBANI IZIN TELAH DIBEBANI IZIN Rakyat (HTR)/Hutan Desa (HD)/Hutan Kemasyarakatan
10,15JTIM 14,74 JTHA 36,38 JTHA
(HKm) seluas 0,85 juta hektar, IUPHHK Restorasi
HT11/HKm/HD
0,85 JTHA Ekosistem (RE) serta IUPHHK Restorasi Ekosistem (RE)/
DI 120 KPH MODEL DI 409 KPH YG BELUM ADA
YANG ADA LEMBAGANYA LEMBAGANYA 10,86 JT HA
HHBK/lzin Usaha Pemanfaatan Kawasan (IUPK) seluas
1,20 juta hektar. Menurut arahan pemanfaatan kawasan
lwr}asama USAHA SKALA BESAR IUPHHK-HA & HTI
Pemanfaatan: (HA/RE/HTI/UJL) oleh Ditjen PHPL Kementerian LHK, areal selebihnya
34,33JTHA
KPH & Msyrld& Investor
berupa HPK seluas 10, 15 juta hektar dialokasikan untuk
(r.lah dlakomodaslcan
dim Perubahan
+
PN/2007) USAHA SKALA KEOL KEMITIIAAN DENGAN 2(1'!1, kegiatan pembangunan non kehutanan, 7,72 juta
(HT11/HD/HKm/ADAT) MASYARAKAT f-----
hektar untuk PIPPIB dan terdapat 14,74 juta hektar yang
belum dibebani izin. Areal yang belum dibebani izin
12,57JTHA
tersebut diarahkan untuk izin pemanfaatan baik skala
Sumber: DirektoratJenderalPengelolaanHutan Produkst 2016. besar (IUPHHK-HA, IUPHHK-HT, IUPHHK RE, UJL) dan
TARGET PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2045

label 7. TargetAlokasi Pembangunan Hutan Produksi Tahun 2045


Luas Areal Reallsasl Target Netto ReallsaslHT Akan
Deskrlpsl GrossYang Luaslzln Tanaman Sd2015 Dlbangun
Dlperlukan Sd2015 2045 (Juta (Juta Ha)21 (Juta Ha)21
(Juta.Ht (JutaJla) af!
3 5 6 7_
I. HTI (Pulp, Kayu
Pertukangan & Energi) 14,01 10,59 3,41 9,70 2,60 7,105

II. HTR (Kayu Pertukangan) 5,22 0,75 4,47 3,55 NA 3,550


Ill. HD/Hkm (Kayu
1,47 1,22 0,25 1,00 NA 1,000
Pertukangan)
Sub Total 1+11+111 20,70 12,56 8,13 14,25 11,655
IV. Hutan Rakyat 4,00 1,89 2,11 2,80 1,89 0,911
Total 24,70 14,45 1024 1705 12616
Keterangan: 1) Areal seluas 10,24juta hektar dikembangkan melalui polo kerjasama dengan KPHP don diprioritaskan untuk pertukangan don energi, dari total
areal be/um dibebaniizin seluas 14,74juta hektar (75%). Diasumsikan luas tanaman netto berkisar 68- 70 % dari luas areal gross yang dibutuhkan,
karena harus dialokasikan sekitar 30-32% untuk kepentingan konseNasi, kelola sosial don sarana-prasarana;2) Tidak termasuk hutan tanaman
Perum Perhutani;3) Dengan target tanaman netto seluas 14,25juta hektar tersebut maka komposisi areal izin pemanfaatan di areal kawasan hutan
menjadi 68% berbasis korporasidon 32% berbasis masyarakat (di luar hutan rakyat).
Sumber : Road Map Kehutanan 2011, Statistik Kementerian Lingkungan Hidup don Kehutanan 2014, Data don informasi Direktorat Jenderal Planologi
Kehutanan don Tata Lingkungan 2015, StatistikDirektoratJenderalPengelolaan Hutan ProduksiLestari 2015, don data diolah APHI 2016.

skala kecil (HTR/HD/HKm) dalam kesatuan pengelolaan


hutan produksi (KPHP). Selain itu dari areal IUPHHK-
HA dan terutama IUPHHK-HT dialokasikan sekitar 20
% dari areal konsesi untuk areal pengelolaan bersama
masyarakat (collaborative management). Dari areal yang
belum dibebani izin dan 20 % areal konsesi tersebut
diproyeksikan akan diperoleh areal untuk pembangunan
hutan tanaman baru berbasis masyarakat seluas 12,57
juta hektar.
Untuk mendukung target sumber bahan baku bagi
industri kayu pada tahun 2045, kegiatan paling utama
dan menentukan adalah pembangunan hutan tanaman.
Pembangunan hutan tanaman akan dilakukan baik di
dalam kawasan dalam bentuk IUPHHK-HTI, RE, HTR, HD,
HKm maupun di luar kawasan berupa hutan rakyat. Dari
segi jenis bahan baku yang dihasilkan, unit pengelolaan
hutan tanaman tersebut terdiri dari kelas perusahaan
kayupulp, kayu pertukangan dan kayu energi. Pada tahun
2045 ditargetkan luas hutan tanaman (netto) di Indonesia
adalah 17,05 juta hektar yang terdiri dari hutan tanaman Untuk mencapai target hutan tanaman pada tahun
di dalam kawasan hutan produksi 14,25 juta hektar dan 2045 tersebut diperlukan pembangunan hutan tanaman
hutan rakyat 2,80 juta hektar. Hutan tanaman di dalam baru yang cukup luas, yakni 12,57 juta hektar yang
kawasan hutan produksi terdiri dari HTI pulp, pertukangan terdiri dari HTI 7, 11 juta hektar, HTR 3,55 juta hektar, HD/
dan energi 9,70 juta ha, HTR kayu pertukangan 3,55 juta HKm 1,00 juta hektar dan hutan rakyat 0,91 juta hektar.
hektar, HD dan HKm kayu pertukangan 1,00 juta hektar. Oleh karena itu diperlukan percepatan pembangunan
Untuk mendukung target tersebut diperlukan alokasi hutan tanaman yang secara bertahap diharapkan akan
lahan seluas 24,70 juta hektar (gross) yang terdiri dari mencapai target tahun 2045. Rencana percepatan
lahan di kawasan hutan seluas 20,70 juta hektar dan areal pembangunan hutan tanaman sampai dengan 2045 akan
di luar kawasan 4,00 juta hektar. dilaksanakan dalam 6 periode lima tahunan sebagaimana
disajikan pada label 8.
18 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

label 8. Percepatan pembangunan hutan tanaman menuju 2045

o.krlpsl
Luas Penanaman Uuta hektar) J
2015 ll 2016-2020 ll 2021-2025 Ir 2026-2030 I! 2030.2035 .. 2036-2040 2041.2045 I
HUTAN TANAMAN (HTI PULP, KERTAS & EN ERG I)
Tanaman Baru 1.163.814 1.1663814 1.163.814 1.163.814 1.163.814
Penanaman Ulang 1.817.441 2.205.379 3.175.224 4.145.069 5.114.914 6.084.760
KumulatifTanaman 2.180.929 3.344.743 4.508557 5.672.372 6.836.186 8.000.000 8.000.000
HUTAN TANAMAN (HTI PERTUKANGAN, HTR, HD, HKm)
Tanaman Baru 1.167.186 1.167.186 1.167.186 1.167.186 1.167.186
Penanaman Ulang 345.059 734.121 1.706.776 2.679.431 3.652.086 4.624.740
KumulatifTanaman 414.071 1581.257 2748.443 3.915.628 5.082.814 6.250.000 6.250.000
HUTAN RAKYAT
Tanaman Baru 182.200 182.200 182.200 182.200 182.200
Penanaman Ulang 1.180.625 1.556.192 1.786.733 1.956.787 2.120.767 2.272.600
KumulatifTanaman 1.889.000 2.071.200 2.253.400 2.435.600 2,62 2.800.000 2.800.000

TOTAL TANAMAN BARU 2.513.200 2.513.200 2.531.200 2.513.200 2.513.200

TOTAL PENANAMAN
2.998.066 3.761.571 4.961.957 6.101.856 7.235.681 8.357.360
ULANG
TOTAL KUMULATIF
4.484.000 6.997.200 9.510.400 12.023.600 14.536.800 17.050.000 17.050.000
TANAMAN
Keterangan:Luas areal hutan tanaman tidak termasukareal Perum Perhutani.Sumber:diolah APHI (2016).

3.2. Alokasi Bahan Baku dan Kayu pulp dan kertas 144,00 juta m3
Pengembangan lndustri Kayu serpih 82,80 juta m3
Kehutanan Kayu gergajian dan wood working
191,50juta m3
Bahan Baku dari
Hutan Tanaman Plywood 92,5 juta m3
lndustri kehutanan yang didorong ke depan adalah 17,05 juta hektar Kayu energy 28,00 juta m3
industri primer, sekunder dan tersier secara terintegrasi. Kayu/getah karet 8,00 juta m3
lndustri primer meliputi plywood, kayu gergajian, pulp, Ekspor log terbatas 25,20 juta m3
Total 572,00 juta m3
kayu serpih dan energi. lndustri kayu sekunder adalah -----
industri kertas yang berbahan baku pulp, woodworking
yang dipasok dari industri kayu gergajian. Adapun b. Hutan alam

industri tersier adalah industri furnitureyang memerlukan Areal pengelolaan hutan alam seluas 20,00 juta ha

bahan baku dari industri woodworking. Adapun pola ditargetkan menghasilkan kayu bulat sebanyak 28,00 m3

pemenuhan bahan industri kayu dari hutan tanaman dan dengan rincian areal yang dikelola dengan sistim TPTI

hutan alam adalah sebagai berikut. seluas 16,00 juta hektar menghasilkan kayu 8,00 juta m3/

a. Hutan tanaman tahun dan areal yang dikelola dengan sistim silvikultur

Areal HTI, HTR, HKm, HD dan HR seluas 17,05 juta intensif seluas 4,00 juta hektar menghasilkan kayu 20,00

hektar ditargetkan akan memproduksi kayu sebesar juta m3/tahun

572,00 juta m3/tahun, yang terdiri dari kayu pertukangan,


Kayu gergajian dan Plywood 22,4
bahan baku pulp dan kayu energi. Alokasi bahan baku Bahan Baku dari juta m3
kayu dari hutan tanaman adalah sebagai berikut: HutanAlam
Ekspor log terbatas 5,60 juta m3
20 juta hektar
Total 28,00 juta m3
TARGET PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2045

1) lndustri Primer Kayu gergajian 103,59 juta m3 yang berasal dari hutan
alam 7,84 juta m3 dan hutan tanaman 95,75 juta m3
Kayu serpih 44,58 juta ton.
Pulp 32,00 ton.
Plywood 50,28 juta m3 yang berasal dari hutan alam
4.03 juta m3 dan hutan tanaman 46,25 juta m3
Kayu energi 7,00 juta ton.
Ekspor log terbatas 30,80 juta m3 yang berasal dari
hutan alam 5,60 juta m3 dan hutan tanaman 25,20
juta m3
Kayu/getah karet 8,00 juta m3
2) lndustri Sekunder Kertas 28,80 juta ton.
Woodworking45,96 juta m3
3) lndustri Tersier Furnitur 9, 19 juta m3

Gambar 13. Target pasokan bahan baku dan produksi industri kayu tahun 2045
DAHAN BAl<UINDUSTRI

HUTAN TA.NAMAN
Hilill 1P,urp 7.~ooo 15i,.ooo.ooo
Hilill P1t:t,ulc1nr,.,, KiR P.1n\l 1111T\ H~, !l) 1~50tl00 284.000!000
Hi1il EnIJI 800.000 21.000.000
tff!IK~=t'--~~~--~~~~---,--~~ICI0._,_ -:-~-+-~~~~~~t-~--r~&_OGO.OOD_
_000~ ~~~..-~~
lumla' Hvt,.n - n.mu1' 1'1.I0.5o.OC!IO :iR.000.000
HlJTA JlU.M
ll TPfl H.O!lid.000 !.000.ooOJ
2 Sill~ 4.0001.0QO ;roi.000.000

2. l!IOO,.ooo
I-UTAN T.4NAMAN lndlJ'~tinl Primer lndu1trl Strlwndar
N PA t,Ha I voh.1 m~ Rec
Bkspor log terbatas 25.200..000
Pulp 7. 200.000 1M. 000.IJOO 22, SW.
Ka. serplh 82.!!00..000 ~
Plywood 3. 712. 500 92 500.000 ~Olil,
Kavu 11erg.aJlan .5.J:i!.SOO 191.00..000 50llli
Energi aoo.coo is.((I(). 000
Katet (gtih&l(yJ 800.00D 8.C00..000
ll ,050,00) 5~000..IXKI

1-UJAIN AL.AMI lnduitrl T11t!iliir


porl cig terhat.a S.fDlOOO 5,.f,((U))) ml
Plywood 6.72.0.000 60:llli 2.ml m.3
Ka'!{lll 11erig;ajiari .680.000 5ml. 7.8).IU) ml fumitu r1: Xl'J(. 809' I 9. l!IO.(O) !
28.000.COO
Sumber:diolah APHI (2016).

c. lndustri Pengolahan Kayu 3.3. Target Devisa


Dari pasokan kayu sebanyak 28,00 juta m3 dari hutan
alam dan 572,00 juta m3 dari hutan tanaman tersebut Peningkatan produksi hasil hutan alam dan hutan
ditargetkan akan diperoleh produksi kayu olahan per tanaman serta industri pengolahan kayu yang ditargetkan
tahun sebagai berikut: akan dicapai pada tahun 2045 tentu diharapkan akan
Alur pasokan bahan baku kayu dari hutan alam dan menghasilkan devisa bagi negara yang cukup besar,
hutan tanaman ke beberapa jenis industri kayu yang yakni total US$ 97,51 milyar. Devisa tersebut berasal dari
akan diwujudkan pada tahun 2045 dapat dilihat pada ekspor pulp dan kertas, plywood, woodworking,furniture,
Gambar 13. kayu gergajian, kayu serpih, ekspor terbatas kayu bulat,
bioenergi, dan kayu/getah karet. Sebagian besar devisa
diperoleh dari ekspor produk industri pengolahan hasil
hutan yang bahan bakunya berasal dari hutan tanaman,
20 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016-2045

label 9. Target devisa road map pembangunan hutan produksi tahun 2045

Target Devisa
Luas Produksi Kapasitas Produksi lndustri
Asal Bahan Baku (Milyar US$/

, (Juta Ha)

2
(Juta m3)

3
(Juta)

4
Thn)
5
1.Kayu bulat m3
I. Hutan Alam
20 28 2.Plywood m3
3. Kayu Gergajian m3
SubTotall
II. Hutan Tana man 14,25 502,00
Ill.Hutan Rakyat (Di luar 2.80 70,00
Kawasan Hutan)
A Hll 1. Kayu serpih 44,58 Ton 4,68
2.Pulp 32,00 Ton 5,20
1.HTIPu/p 7,20 252,00
- Kertas 28,80 Ton 25,20
2.HTI
0,90 42,00
3.Plywood 46,25 m3 16,19
Pertukangan 4. Kayu Gergajian 95,75 m3
3. HTI Energi 0,80 28,00
Woodworking 45,96 m3 11,96
- Furniture 9,19 m3 18,38
4. HTI Karet (Kayu 5. Getah Karet 4,80 Ton 2,88
0,8 8,00
&getah) 6. Kayu Karet 8,00 m3 0,36
7. Kayu Bulat 25,20 m3 1,64
B HTR/HD/HKm
8. Bioenergi 7,00 m3 2,10
HTR Pertukangan 3,55 142,00

--
HD/HKm 1,00 30,00

--
c. Hutan Rakyat 2.80 70,00
Sub Total II 88,59
Total I +II 97,51
Sumber:diolah APHI (2016).
yakni sekitar US$ 88,59 (99,85 persen dari total devisa) US$ 6,44 milyar.
dan selebihnya dari hutan alam sebesar US$ 8,92 (9, 15 Kebutuhan investasi tersebut diharapkan dapat
persen). Jumlah devisa yang ditargetkan dari masing- dipenuhi dari berbagai sumber, khususnya modal sendiri
masing jenis produk industri disajikan pada label 9. perusahaan swasta dan pinjaman bank baik dalam negeri
maupun luar negeri, dana masyarakat dan penyertaan
3.4. Kebutuhan lnvestasi modal pemerintah khususnya berupa pinjaman Dana
Reboisasi (DR).
Untuk mendukung Road Map 2045 dibutuhkan
investasi swasta yang cukup besar yakni sekitar US$ 3.5. Kebutuhan Tenaga Kerja
166, 10 milyar. Sebagian besar investasi tersebut adalah
untuk industri pengolahan yakni sekitar US$ 138,22 Untuk mendukung operasional pengelolaan hutan
milyar atau sekitar 83,2 persen dari total investasi dan alam dan hutan tanaman serta industri pengolahan
selebihnya untuk membangun unit pengelolaan hutan kayu diperlukan tenaga kerja yang relatif banyak. Karena
alam dan hutan tanaman sebagai pemasok bahan baku sebagian kegiatan tersebut bersifat padat karya, seperti
yakni sekitar US$ 27,87 milyar atau 16,8 persen (label 10). HTI, HTR, HR,Silin,serta berbagai jenis industri pengolahan
Selain investasi swasta tersebut diperlukan pula kayu. Apabila target road map 2045 tercapai, baik target
investasi publik untuk menciptakan kondisi pemungkin produksi kayu dari hutan alam dan hutan tanaman
seperti penyempurnaan kebijakan, sinergi penelitian dan maupun produksi pengolahan kayu, maka tenaga kerja
pengembangan, peningkatan kapasitas kelembagaan yang akan terserap sekitar 11,55 juta orang. Tenaga kerja
masyarakat, penguatan sistem sertifikasi, pengembangan tersebut terserap pada kegiatan pengelolaan hutan dan
SDM, percepatan resolusi konflik dan pengembangan produksi bahan baku kayu sebanyak 6,36 juta orang
kemitraan, dan lain-lain. Jumlah investasi publik tersebut (55, 1 persen) dan dari industri pengolahan kayu 5, 19 juta
sekitar 1,8 persen dari total investasi swasta atau sekitar orang (44,9 persen).
TARGET PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2045

label 1 O. lnvestasi pembangunan hutan produksi dan industri pengolahan kayu tahun 2045

Volume/ lnvestasi
No Kegiatan Biaya Satuan
Kapasitas (juta) (US$ milyar)
1 2 3 4 5
A Produksi Bahan Baku (US$/Ha)
1 TPTI 16,00 ha 535 8,56
2 SILIN 4,00 ha 815 3,26
3 HTI 9,70 ha 1.380 13,38
4 HTR/HD/HKm 4,55 ha 550 2,50
5 HR 2,80 ha 60 0,17
Sub Total A 27,87
B lndustri Pengolahan (US$/m3 atau USS/ton)
1 Pulp 32,00 ton 1.500 48,00
2 Kayu serpih 44,58 ton 65 2,91
3 Plywood 49,01 m3 200 9,80
4 Sawn Timber 99,75 m3 100 9,98
5 Paper 28,80 ton 2.000 57,60
6 Woodworking 45,96 m3 120 5,52
7 Furnitur 9,19 m3 100 0,92
8 Energi 7,00 Ton 500 3,50
Sub Total B 138,22
Total A+ B 166,10
Sumber:diolah APHI (2016).

label 11. Kebutuhan tenaga kerja dalam pengelolaan hutan produksi dan
industri pengolahan kayu tahun 2045
Volume Jumlah Tenaga
No Kegiatan
Produksi (juta) Kerja (orangL
1 2 3 4
A Produksi Bahan Baku
TPTI 16,00 Ha 24.000
2 SILIN 4,00 Ha 140.000
3 HTI 9,70 Ha 4.340.430
4 HTR 4,55 Ha 1.057.140
5 HR 2,80 Ha 800.000
Sub Total A 6.361.570
B lndustri Kayu
Pulp 32,00 Ton 66.670
2 Kayu serpih 44,58 Ton 92.870
3 Plywood 49,01 m3 1.087.170
4 Sawn Timber 95,75 m3 904.900
5 Paper 28,80 Ton 64.000
6 Moulding 45,96 m3 1.915.000
7 Furnitur 9,19 m3 765.840
8 Energi 7,00 M3 291.670
Sub Total B 5.188.120
TotalA+B 11.549.690
24 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

4.1. Grand Strategy gitas penelitian dan pengembangan baik me-


lalui pemuliaan benih maupun pengembangan

T
arget Road Map 2045 akan dicapai secara bertahap sistem silvikultur intensif (SILIN) dan pengenda-
berdasarkan grand strategy sebagai dasar lian hama penyakit.
penyusunan kebijakan yang diharapkan serta 5. Keleluasaan pemanfaatan areal yang diberikan
rencana aksi. Grand strategy pencapaian target Road Map untuk pengembangan multiusaha dalam rangka
2045 adalah sebagai berikut: optimalisasi lahan pada kawasan hutan.
1. Penetapan areal kerja yang ekslusif, transferable 6. Penyediaan infrastruktur industri yang memadai
dan dapat diagunkan untuk memberikan jamin- oleh pemerintah, khususnya jalan, listrik dan
an kepastian usaha. pelabuhan di pusat-pusat industri kayu dan
2. Optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan sumber bahan baku.
produksi. 7. Pengembangan skema "inti plasma" antara HTI
3. Pengembangan pola klaster hulu - hilir dalam dengan HTR/HD/HKM dalam pembangunan
kesatuan landskap pengelolaan hutan produksi hutan tanaman.
4. Penguatan kemitraan antara perusahaan dengan 8. Dukungan kebijakan dan fasilitasi pengembang-
masyarakat. an hutan tanaman kemitraan antara pemegang
5. Percepatan pencapaian pengelolaan hutan IUPHHK/IPHHK dan masyarakat dengan komodi-
produksi lestari. tas sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
6. Penguatan pemasaran dan perdagangan hasil 9. Penguatan sistem sertifikasi pengelolaan hutan
hutan yang bersifat terbuka (open market) untuk produksi lestari dan verifikasi legalitas kayu yang
raw material. berlaku di Indonesia agar dapat diterima oleh
pasar internasional.
4.2. Kebijakan yang Diharapkan 1 O. lnsentif pengurangan biaya ekpor produk olahan
bagi pemegang sertifikat PHPL dan VLK.
Untuk mencapai target road map 2045 tentu 11. Pemberian insentif pencapaian PHPL (antara lain
diperlukan diperlukan dukungan dari para pihak, : jaminan perpanjangan izin dan kepastian dari
termasuk di antaranya yang sangat penting adalah tumpang tindih perizinan)
dukungan dari pemerintah berupa kebijakan dan 12. Keleluasan peredaran dan pemasaran hasil hutan
fasilitasi. Dukungan kebijakan ini terutama sangat termasuk kebijakan perdagangan hasil hutan
diperlukan untuk menciptakan iklim usaha dibidang untuk mengatasi distorsi harga dengan beban
kehutanan yang sehat dan menjamin kepastian usaha pungutan yang lebih rasional.
bagi para pelaku usaha. Oleh karena itu dukungan
kebijakan sangat diperlukan, terutama pada 10 tahun 4.3. Rencana Aksi
pertama (2016 - 2025), guna menciptakanlandasan yang
kokoh bagi implementasiroad map pad a ta hap awal dan Road Map Pembangunan Hutan Produksi 2016 - 2045
tahap-tahap berikutnya. Kebijakan dan fasilitasi yang harus menjadi panduan yang implementatif bagi semua
diharapkantersebut merupakan kondisi pemungkin bagi pemangku kepentingan.Oleh karena itu, visi misi, grand
tercapainya tujuan dan target road map 2045. Adapun strategy serta dukungan kebijakan dan fasilitasi yang
prioritas kebijakan dan fasilitasi yang diperlukan yaitu: diharapkan perlu dijabarkan ke dalam rencana aksi yang
1. Kepastian areal kerja melalui pemberian izin yang terukur, implementatif, bertahap dan berkelanjutan.
bersifat final yang hak kepemilikannya setara Periode paling krusial dalam implementasi road map ini
dengan HGU untuk mempermudah akses dan terutama adalah pada periode sepuluh tahun pertama
skema pendanaan ke lembaga keuangan. (2016 - 2025). Pada periode ini harus diletakkan dasar
2. Peningkatan produktivitas hutan tanaman yang kuat bagi percepatan peningkatan kinerja hutan
3. Perlindungan pemerintah atas investasi pada produksi dan industri pengolahannya menuju target
pembangunanhutan produksi road map 2045. Berbagai kondisi pemungkin yang
4. Peningkatan produktivitas hutan melalui siner- menjadi syarat implementasi road map secara bertahap
STRATEGI, KEBIJAKAN YANG DIHARAPKAN DAN RENCANA AKSI

dan berkelanjutan harus dapat dipenuhi agar berbagai pertama (2016 - 2025). Setelah berjalan sepuluh tahun
hambatan investasi dapat dihilangkan sehingga tumbuh akan dilakukan evaluasi menyeluruh guna mengetahui
iklim usahayang kondusifbagi percepatan pembangunan capaian dan permasalahan yang dihadapi untuk
hutan produksi. Selain itu perubahan lingkungan sosial, dijadikan dasar penyusunan rencana aksi pada periode
ekonomi dan politik nasional maupun internasional selanjutnya sampai dengan 2045.
sangat dinamis, sehingga sangat dimungkinkan terjadi Adapun rencana aksi sebagai program prioritas
berbagai perubahan mendasar selama periode 2016 - dan penjabaran dari grand strategy dan kebijakan
2045 yang menuntut penyesuaian mendasar pula dalam yang diperlukan untuk mewujudkan target Road Map
hal strategi dan terlebih lagi rencana aksi. Oleh karena Pembangunan Hutan Produksi Tahun 2016-2045 adalah
itu rencana aksi difokuskan pada periode sepuluh tahun sebagai berikut:

label 12. Strategi, kebijakan yang diharapkan dan rencana aksi pembangunan hutan produksi periode 2016-2025
Strategi Kebijakan dan Fasilitasiyang RencanaAksi
Diharapkan
1 2 s
1. Penetapan areal 1. Kepastian areal kerja melalui
pemberian izin yang bersifat
Penerbitan peraturan yang menjamin kepastian areal IUPHHKtidak
akan mengalami perubahan fungsi maupun peruntukan selama
kerja~ang ekslusif,
trans erable dan dapat final yang hak kepemilikannya jangka waktu izin berlaku.
diagunkan untuk
memberikan jaminan
setara dengan HGU untuk
mempermudah akses dan
Penyederhanaanprosedur, percepatanwaktu dan kepastian biaya
perolehan izin pemanfaatanhutan produksi.
kepastian usaha. skema pendanaan ke lembaga
keuangan
Pembentukandan/atau penguatan kelembagaan KPHP dalam
pengelolaan hutan produksi yang meliputi kegiatan perencanaan,
operasional,dan pengamanan areal dari perambahan hutan dan
kebakaran hutan melalui pemberian kewenanganyang lebih luas
dalam pengelolaan hutan produksi.
Dukungan Sadan Layanan Umum (SLU) Pusat Pembiayaan
PembangunanHutan (Pusat P2H) dalam percepatan
pembangunan HTI/HTR/HD/HKmdan hutan tanaman kemitraan
antara perusahaan-masyarakat.
2. Perlindungan pemerintah atas
investasi pada pembangunan
Penguatan kelembagaanfasilitasi dan percepatan penyelesaian
konflik lahan di areal IUPHHK.
hutan produksi Mengoreksi peraturan yang menimbulkan ketidakpastianIUPHHK,
termasuk di antaranya Peraturan Sersama Menteri Kehutanan,
Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan Kepala Sadan
Pertanahan Nasional tanggal 17 Oktober 2014.
Penegakan hukum terhadap berbagai bentuk kegiatan yang
mengganggu keamanan kawasan hutan, tanaman dan aset
pemegang izin.
2. Optimalisasi
pemanfaatankawasan
1. Peningkatan produktivitas hutan
baik hutan alam maupun hutan
Penyempurnaankebijakan penetapan dan pungutan tarif (antara
lain pengenaan PSS, DR, & PSDH)
hutan produksi tanaman melalui sinergitas
penelitian dan pengembangan
Membangun kerja sama sinergis antara lembaga-lembaga
penelitian dan pengembangan pemerintah (kementerianLHK),
baik melalui pemuliaan benih perusahaan, perguruan tinggi, dan lembaga riset lain dalam
maupun pengembangan bidang pemuliaan pohon, kualitas benih, dan silvikultur intensif
silvikultur intensif (SILIN) dan (SILIN).
pengendalian hama penyakit. Memberikan kemudahan/keleluasaanbagi unit pengelolaan hutan
untuk melakukan penelitian dan pengembangan peningkatan
produktifitas lahan di areal kerjanya.
Pembangunanpusat-pusat perbenihan di daerah-daerahprioritas
pembangunan hutan tanaman di dalam kawasan dan hutan
rakyat.
Perlindungantanaman melalui pengendalian hama dan penyakit
teq:>adu.
2. Keleluasaan pemanfaatan
areal yang diberikan untuk
Penerbitan aturan yang jelas dan sederhana mengenai
pengembangan aneka usaha kehutanan di areal IUPHHK/HTR/HD/
pengembangan multiusaha HKm.
dalam rangka optimalisasi lahan
pada kawasan hutan.
Penyusunan peta kesesuaian lahan secara nasional untuk
pengembangan aneka usaha kehutanan di areal prioritan
pembangunan hutan tanaman maupun lahan kosong di areal
IUPHHK-HNRE.
Pemanfatan kawasan hutan bergambut secara berkelanjutan
dengan penerapanteknologi pengelolaanair yang tepat untuk
menjamin kelestarian lingkungan dan produksi hutan tanaman
dengan justifikasi ilmiah (scientificbase).
lntensifikasi upaya pencegahan, pengendalian pengamanan,dan
pemulihan /rehabilitasi areal bekas terbakar oleh pemegang izin
untuk meningkatkan produktivitas dan optimalisasi pemanfaatan
lahan.
26 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

Strategi Kebijakan dan Fasilitasi yang Rencana Aksi


Dlharapkan
1 2 3
3. Pengembanganpola Penyediaan infrastruktur industri Percepatan pembangunan infrastruktur di kluster-kluster
kluster hulu - hilir yang memadai oleh pemerintah, pembangunan hutan produksi.
dalam kesatuan khususnya jalan, listrik dan pela- lnsentif kebijakan keringan pajak impor barang untuk peralatan
landskap pengelolaan buhan di pusat-pusat industri dan mesin-mesinyang diperlukan oleh industri
hutan oroduksi kavu dan sumber bahan baku.
4. Penguatan kemitraan
antara perusahaan
1. Pengembanganskema "inti
plasma"antara HTI dengan HTR/
Peningkatan
HTR/HD/HKm.
kapasitas dan penguatan kelembagaan pengelola

dengan masyarakat HD/HKm dalam pembangunan Penguatan kelembagaan fasilitasi pengembangan hutan tanaman
hutan tanaman. kemitraan antara HTI HTR/HD/HKm.
2. Dukungan kebijakan dan
fasilitasi pengembangan hutan
Penguatan kepastian hak hutan rakyat untuk memantapkan usaha
hutan rakyat dan kepastian pasokan bahan baku industri.
tanaman kemitraan antara
pemegang IUPHHK/IPHHKdan
Peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan masyarakat
untuk mendukung implementasi kemitraan IUPHHK- masyarakat.
masyarakat dengan komoditas Peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan hutan
sesuai dengan kebutuhan rakyat sebagai pemasok bahan baku industri yang kontinyu dan
masvarakat. berkualitas
5. Percepatan pencapaian 1. Penguatan sistem sertifikasi
pengelolaan hutan pengelolaan hutan produksi
Penguatan kapasitas pemegang IUPHHK melalui kegiatan
pelatihan dan pengembanganbest management practices.
prod uksi lestari lestari dan verifikasi legalitas
kayu yang berlaku di Indonesia
Fasilitasi sertifikasi PHPL unit-unit izin berbasis masyarakat
agar dapat diterima oleh pasar
internasional.
2. lnsentif pengurangan biaya
ekpor produk olahan bagi
pemegang sertifikat PHPL dan
VLK
3. Pemberian insentif pencapaian
PHPL (antara lain : jaminan
perpanjangan izin dan kepastian
dari tumpang tindih perizinan)
6. Penguatan pemasaran Keleluasan peredaran dan Pembukaan kran ekspor raw material secara terbatas (log dan sawn
dan perdagangan hasil pemasaran hasil hutan termasuk timber) yang berasal dari hutan yang dikelola secara lestari.
hutan yang bersifat kebijakan perdagangan hasil hutan
terbuka (open market) untuk mengatasi distorsi harga
untuk raw material dengan beban pungutan yang lebih
rasional.

4.4. Skenario Optimalisasi prinsip pengelolaan hutan produksi lestari (PHPL) atau

Nilai Bahan Baku sustainable forest management (SFM). Untuk itu semua
unit pengelolaan hutan, baik hutan alam maupun hutan
Untuk mendukung pemenuhan bahan baku industri tanaman, akan terus didorong agar memiliki sertifikat
kayu sebagaimana ditargetkan, diperlukan suplai bahan PHPUSFM yang diterima oleh pasar internasional.
baku dalam jumlah yang cukup dan berkualitas tinggi. Demikian pula pada sektor industri pengolahan
Sebagaimana diuraikan di depan, secara kuantitatif kayu juga dipastikan bahwa seluruh produk kayu
pemenuhan bahan baku industri berasal dari hutan olahan memiliki sertifikat verifikasi legalitas kayu (VLK)
tanaman (HTI, HTR, HKm, HD dan HR) seluas 17,05 serta berbagai sertifikasi produk industri hasil hutan
juta hektar yang mampu menghasilkan kayu pulp, yang berstandar nasional dan internasional. Dengan
pertukangan dan negeri sebesar 572,00 juta m3/tahun, demikian terdapat jaminan bagi pasar kayu domestik
serta dari hutan alam (TPTI dan SILIN) seluas 16,00 juta dan internasional, bahwa seluruh produk kayu yang
hektar dengan produksi 28,00 juta m3/tahun. Bahan baku diperdagangkan oleh Indonesia berasal dari hutan
industri kayu dalam jumlah yang sangat besar tersebut yang dikelola secara lestari. Hal ini diharapkan akan
akan dioptimalkan nilainya agar memiliki daya saing yang meningkatkan keunggulan kompetitif produk kayu
lebih kuat di pasar internasional. Optimalisasi nilai bahan Indonesia.
baku dilakukan dengan memberikan jaminan bahwa Peningkatan kualitas produk hasil hutan kayu tersebut
seluruh bahan baku kayu tersebut berasal dari unit- sekaligus juga menjadi instrumen untuk menyeleksi
unit pengelolaan hutan produksi yang dikelola dengan dalam pemberian izin ekspor log secara terbatas.
28 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

T
arget pembangunan hutan produksi tahun 2045 5.3. Penerimaan Devisa
akan menimbulkan beberapa implikasi bagi
para pemangku kepentingan, khususnya terkait Salah satu dampak penting yang diharapkan
kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan investasi, devisa dari capaian target Road Map 2045 adalah perolehan
yang dihasilkan, dampak multiplier sosial, serta dampak devisa bagi negara yang cukup besar, yakni sekitar US$
lingkungan. 93, 19 milyar per tahun. Devisa tersebut dihasilkan dari
ekspor berbagai produk industri kayu, baik industri
5.1. Penyerapan Tenaga Kerja primer, sekunder maupun tersier. lndustri primer yang
diproyeksikan akan menyumbang devisa adalah industri
Tenaga kerja yang akan terserap dalam berbagai ak- plywood, kayu gergajian, pulp, kayu serpih, dan bioenergy
tifitas pengelolaan hutan alam dan hutan tanaman serta serta ekspor log secara terbatas dan terseleksi. lndustri
industri pengolahan cukup besar, yakni sekitar 11,20 juta sekunder yang diharapkan akan menyumbang devisa
orang. Sebagian besar tenaga kerja yang terserap meru- adalah industri woodworking dan kertas, sedangkan
pakan tenaga kerja yang tidak memerlukan skil tinggi industri tersier adalah furnitur.
(unskill worker). lni berarti industri kehutanan akan men- Perolehan devisa dari industri kayu akan berlangsung
jadi salah satu jaring pengaman mengatasi penganggu- setiap tahun secara berkelanjutan karena didukung
ran angkatan kerja yang berpendidikan rendah. oleh pasokan bahan baku yang berasal dari hutan yang
dikelola secara berkelanjutan (sustainable).

5.4. Peningkatan Kemakmuran Rakyat

Hutan merupakan bagian sangat penting dari "bumi,


air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya"
yang harus dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat, sebagaimana diamanatkan
dalam UUD 1945. Road Map 2045 diharapkan untuk
mendorong semaksimal mungkin pencapaian tujuan
konstitusional pengelolaan hutan melalui integrasi
pengelolaan hutan produksi dengan kepentingan dan
hak-hak masyarakat sekitar hutan. Upaya ini diwujudkan
melalui beberapa skema, yakni: pertama, alokasi sekitar
20 % areal pengelolaan hutan tanaman untuk kerja
sama kemitraan dengan masyarakat setempat; kedua,
pengembangan skema "inti plasma" antara HTI dengan
HTR/HD/HKM dalam pembangunan hutan tanaman;
ketiga, kerja sama kemitraan antara industri kayu dengan
5.2. Peningkatan lnvestasi masyarakat pengelola hutan rakyat. Kemitraan antara
perusahaan dengan masyarakat sekitar hutan dalam
Road Map pembangunan hutan produksi tahun pengembangan hutan tanaman dapat diarahkan untuk
2045 akan mendorong peningkatan investasi yang pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu guna
cukup besar, baik investasi pada kegiatan pemanfaatan mendukung pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
hasil hutan kayu pada hutan alam dan hutan tanaman lokal (livelihood) khususnya kebutuhan pangan dan
maupun industri pengolahan kayu. Nilai investasi yang papan masyarakat desa hutan.
akan ditanamkan dalam kegiatan ini sekitar US$ 166, 10 Dengan luas areal HTI 14,01 juta hektar (gross) dan
milyar. Peningkatan investasi tersebut akan menimbulkan alokasi 20% untuk kemitraan dengan masyarakat maka
dampak multiplier effect pada pertumbuhan ekonomi akan tersedia sekitar 2,80 juta hektar lahan yang dikelola
baik pada tingkat regional maupun nasional. melalui kemitraan antara perusahaan dengan masyarakat
DAMPAKYANG DIHARAPKAN

sekitar hutan. Selain itu terdapat tanaman HTR/HD/HKm hektar hutan tanaman dan silin mampu menyerap
seluas 4,55 juta hektar. Dengan demikian terdapat 7,35 karbon sebanyak 90 ton (02 eq dan luas hutan tanaman
juta hektar areal hutan tanaman di kawasan hutan yang dan silin 21,05 juta ha, maka areal hutan tersebut mampu
dikelola oleh atau bekerja sama dengan masyarakat. menyimpan carbon sebesar 1.894,50 juta ton (02 eq.
Kegiatan pengelolaan hutan berbasis masyarakat Dalam hal penguatan daya dukung lingkungan,
tersebut akan memberikan kesempatan kepada hutan alam 20,00 juta hektar dan hutan tanaman 14,25
masyarakat desa hutan sebagai pelaku pengelolaan juta hektar di dalam kawasan hutan produksi akan
hutan sebanyak sekitar 3,67 juta kk dengan rata-rata luas dialokasikan sekitar 10 persennya atau 3,42 juta hektar
areal kelola 2 hektar per kk. untuk kawasan perlindungan setempat, seperti Kawasan
Selain itu dengan asumsi 15 % dari lahan tersebut Perlindungan Plasma Nutfah (KPPN), koridor satwa,
(1, 13 juta hektar) dapat dioptimalkan untuk produksi sempadan sungai, areal sekitar mata air, areal lereng
pangan, maka akan dihasilkan produk pangan setara sangat curam dan kawasan bernilai konservasi tinggi
padi 6, 10 juta ton per tahun. Prociuk pangan tersebut (NKT) lainnya. Kawasan perlindungan setempat tersebut
tentu saja tidak hanya padi, tetapi juga berbagai jenis sangat penting untuk menjaga daya dukung lingkungan
tanaman pangan lain seperti jagung, singkong, ketela, setempat. Kawasan perlindungan setempat tersebut
tebu, sorgum, rumput camellina, king grass, rape seed, juga dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan
empon-empon dan lain-lain sesuai dengan kondisi tapak dasar masyarakat lokal (livelihood) secara berkelanjutan
dan potensi pasar. sesuai potensi setempat. Dipertahankannya sebagian
kawasan hutan produksi untuk dikelola dengan sistem
TPTI dan silin juga sangat bermanfaat untuk mengurangi
degradasi dan deforestasi hutan alam. Selain itu dengan
diselesaikannya konflik lahan sehingga areal konflik
diubah menjadi areal pengelolaan hutan produksi
melalui kemitraan antara pemegang konsesi dan
masyarakat setempat, diharapkan juga akan menekan
potensi kebakaran hutan dan lahan.
Dengan demikian meskipun fungsi utama hutan
produksi adalah untuk memproduksi hasil hutan kayu
dan bukan kayu, tetapi dengan sistem pengelolaan
hutan lestari kawasan hutan produksi tersebut juga
dapat berfungsi penting untuk meningkatkan daya
dukung lingkungan baik di daerah sekitarnya, daerah
hilir, maupun secara global.

s.i, Penguatan Fungsi Lingkungan


Sela in dampak sosial dan ekonomi, pencapaian target
Road Map 2045 juga potensial menimbulkan dampak
positif pad a lingkungan berupa peningkatan stok karbon
pada areal hutan, penguatan daya dukung lingkungan
sebagai implikasi dari alokasi sekitar 10 % areal hutan
untuk kawasan perlindungan setempat, dan pencegahan
deforestasi dan degradasi hutan. Dengan asumsi setiap
32 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

6.1. Pendekatan Klaster lndustri kesenjangan antar wilayah, baik kesenjangan di bidang
dan Percepatan Pembangunan sosial maupun kesenjangan pertumbuhan ekonomi.
lnfrastruktur Dengan pendekatan klaster tersebut, perluasan in-
vestasi kehutanan melalui pembangunan hutan tana-

S
alah satu agenda Nawa Cita dalam pemerintahan man dan pemberian akses izin berbasis masyarakat se-
Presiden Joko Widodo adalah membangun luas 12,78 juta Ha didorong untuk terintegrasi dengan
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat industri pengolahan kayu. ldealnya, dalam satu klaster
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara terdapat izin seperti IUPHHK-HA, IUPHHK-HTI, IUPHHK-
kesatuan. Dalam konteks pembangunan di sektor RE, HTR, HKM, HD dan lndustri Pengolahan. lndustri ber-
kehutanan, agenda ini harus dimaknai untuk mendorong basis agro akan mampu menghasilkan nilai tambah jika
peran penting sektor ini dalam membuka akses daerah- didukung oleh sumber bahan baku yang mudah diakses
daerah terpencil dan memperluasruang akses masyarakat di sekitarnya. Yang harus dipastikan adalah kelayakan
terhadap pengelolaan sumber daya hutan. Selama harga, sehingga margin keuntungan dapat dibagi secara
tiga dekade lebih, pengelolaan hutan Indonesia telah adil antara sektor hulu dan hilir. Pola klaster ini akan men-
berperan besar terhadap pengembangan infrastruktur gatasi persoalan infrastruktur,yang akan sangat beratjika
jalan dan mendorong pengembangan pusat-pusat dibebankan kepada izin-izin berbasis masyarakat.
perekonomiandi daerah terpencil. Kebijakan percepatan infrastruktur yang menjadi pri-
Pengembangan infrastruktur terutama jalan adalah oritas Pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini men-
faktor utama untuk memperkuat daya saing sektor jadi momentum strategisdalam penerapan klaster. Dalam
kehutanan, karena pengaruhnya yang besar terhadap RPJMN 2015 - 2019, terdapat 3 sektor infrastruktur yang
biaya produksi. Dengan demikian, perluasan investasi di menjadi peluang penting bagi pengembangan investasi
sektor kehutanan melalui optimalisasi pemanfaatanareal kehutanan., yakni penambahanjalan, penambahanjalur
hutan produksi, utamanya terkait pemberian akses kelola rel kereta api dan penambahanpelabuhan untuk mendu-
kepada masyarakat, hanya akan efektif jika terintegrasi kung konsep tol laut.
dengan infrastruktur yang tersedia saat ini maupun Target pengembanganinfrastruktur prioritas tersebut
rencana ke depan. dapat disampaikansebagai berikut:
Oleh karena itu, untuk mempercepat dan 1. Pembangunan jalan sepanjang 2.650 Km dan
memperluas pembangunan kehutanan dapat dilakukan jalan tol 1.000 Km
pengembangan inzin pemanfaatan hasil hutan dan 2. Pembangunan 24 pelabuhan baru dan sarana
industri hasil hutan berbasis klaster . Konsep besar dari pendukungnya
pendekatan klaster adalah mengintegrasikan rencana 3. Pembangunanjalur KA baru 3.258 Km di Jawa dan
pengembangan investasi sektor kehutanan dengan di luar Jawa
investasi yang ada saat ini, dengan berbasis pada sumber
daya lokal atau komoditi unggulan, untuk mengurangi 6.2. lmplementasi Klaster lndustri

Mempertimbangkan rencana percepatan pembangu-


nan infrastuktur oleh pemerintah, maka pengembangan
investasi sektor kehutanan disajikan berbasis regional
(pulau), yang detailnya diuraikan dalam lingkup propin-
si. Pembahasan klaster industri pada road map ini akan
difokuskan pada pemanfaatan kawasan hutan produksi
dan pengembangan industri di luar Jawa. Sementara
untuk pulau Jawa, yang infrastrukturnya memadai, dido-
rong untuk memperkuat dan mengoptimalkan produksi
kayu dari Perum Perhutani dan Hutan Rakyat untuk men-
dukung pasokan bahan baku industri pertukangan (ply-
wood dan mebel).
IMPLEMENTASI ROAD MAP DENGAN PENDEKATAN KLASTER INDUSTRI

is! ~ <I
~ $l s ~ Bl
R Iii~
e
<: ~
I~~ r-. ~
....
~c~

..
0\

...
0
N
11'1
0
~ N
ii~ w z
1 ~ :IE
"H ~
ii~ a:
i !: I- Ht =ac
~ ~ 1-
ui .....
Ill

i 1
iI I
ii

~,
~ c
j
I
I ~
~- ~~! ~ Ill
c
':!! I I :I
~ .. rt rit
en
c
.!
E
~; !~ ~~
a,
ICI.
6"' /;l ~ "' Fl Ill
c
a;,:;: I<t. Bl!:i~~ $1 ~ ec
ij .s
...
~ 1il...., ~
,,i
ro ...
~ ~ e
:a;:~~
ii ia!~ i; i :i:;
~

:,;;
'"
CJ1
5= Ill
.Cl

~ ~:ii:l ..t... ""E ~_.,.,__. a R iai ti ;;:1 ... E


Ill

"
~
Iii
~ :1 ;E rn r- ~
~
N [;:;

~~!
la ...
Iii ....
!' e ;; id
!ll C> g

i~ ~; ~ ii:
~'(; a~
t3

z
i! ~~ ~! .... ::fl~

~ s~ 8.... fg_~ ~E
~ ;
.!!:

s ~ e
i~ i:I:: ~; ::,~~:S
t~ z
~
g, .,.iil ~ E o

.
!2 .. :iii ;:,,:

"e-~ .....8 c
r-
"'
O Ea
& iii~ :l !; i :!. a.
e i"'
,c:
.,=, u:, ~"'
ij .. ij ~ :!!
w ~
., l~ ::;;,
,ijl

ti :
",
~ T< ]
..-r
:;;::
o E
'lo!: ~
.
E ~ ~ e
:iiJ ;:,,:
:s::
~ ~ f:.
34 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016-2045

~
j
------. .: a:

<
>
,q;
I-
:=-,,
<
_J
__JI

01

o
z=:J1 ..
0\

...
0
N

..
11'1

=:>, .., 0
N
z
Cl :IE
~
z
m

,,
a:
=a
LU
. ...
:I
Ill
.Cl
c
Ill
..c
VJ, :I

-C)1 .
.Cl
Ill
"ii

'
iCI.
N
c
LU Ill
c
:I
en
<( c
.!
~ E
a,
1-- iCI.
Ill
VJ, c
ec
z<( .....
~
II\

.!
:c E
Ill

(01
"
<( ,,~ .. ... ~
"' <
I
I'
r
:,

0...

"""
IMPLEMENTASI ROAD MAP DENGAN PENDEKATAN KLASTER INDUSTRI

..
0\

...
0
N
11'1
0
N
z
:IE
~
a:
=a
a
Ill
Ill
i
.
.I
:I
.....c
ii
Ill
c
:I
en
c
.!
E
a,
ICI.
Ill
c
ec
..'.
~

.!
E
Ill

"
36 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

6.2.1. Sumatera dan OKI dan Palembang), Bangka Belitung (Pangkal


Pada klaster ini telah terdapat beberapa pabrik kayu Pinang), Sumatera Utara (Belawan) dan Aceh (Sabang).
serpih, pulp & kertas di Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Jaringan pasar dari produk hasil hutan di wilayah
Utara, Aceh, dan Jambi. Oleh karena itu dalam Road Map Sumatera, untukpulp dan kertas sebagian didistribusikan
dirumuskan bahwa arah pembangunan industri kehutan- ke Jawa dan sebagian diekspor ke Singapura, Jepang,
an untuk Pulau Sumatera adalah pengembangan HPH, TimurTengah, dan Eropa. Untuk kayu gergajian diarahkan
HTI, HTR, HKM,HD, RE, KPH Model dan HR, dengan du- untuk konsumsi lokal dan kayu pertukangan (plywood)
kungan industri perkayuan yang terdiri atas industri kayu diekspor ke Jepang dan TimurTengah.
gergajian, pulp & kertas, kayu serpih, energi dan getah. Untuk pengembangan industri di region ini,
Untuk menjamin konektivitas aliran bahan baku dan dukungan mesin dan peralatan lainya terkoneksi dengan
pemasaran/distribusi produk, saat ini pada klaster di Singapura, Malaysia, Jepang, Korea, Jerman, dan Negara-
Pulau Sumatera terdapat infrastruktur penghubungjalan negara Northscan (khususnya Finlandia untuk industri
antara Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, pulp dan kertas). Negara-negara tersebut sekaligus
Serang, dan Jakarta. Disamping itu, terdapat pelabuhan/ menjadi penyedia SDM/tenaga ahli untuk transfer
darmaga perusahaan dan pelabuhan umum yang teknologi.
digunakan baik untuk domestik maupun internasional Persebaran areal Hutan Produksi secara spasial di region
di Jambi (Kuala Tungkal dan Jambi), Riau (Perawang, Sumatera yang akan menjadi basis pasokan bahan baku di
Pangkalan Kerinci dan Dumai), Sumsel (Tulung Selapan industri region Sumatera ditampilkan dalam Gambar 17.

label 13. Pemanfaatan Hutan Produksi Untuk Mendukung Pasokan Bahan Baku lndustri di wilayah Sumatera
Luas Hutan KLASTER KAYU KARET I
KAYU LAPIS SERPIH KERTAS PULP ENERGY
REGION Produksi lndustrl GERGAJIAN GETAH
SU MATERA Yang Dapat Komodltl m3 m3 ton ton ton ton m3
Dimanfaatkan (Ha) 14,363,359 29,434,061 12,875,760 15,747,600 15,500,000 1,839,060 4,854,983
Kapasltas
a. IUPHHK-HT 5,541,685 417,715 976,045 2,938,220 300,255 693,579
b. IUPHHK-HA 1,142,966 924,651
ALOKASI
c. HTR/HD/HKM 2,491,489 PASOKAN 2,333,728
d. IUPHHK-RE 565,919 BAHAN Diarahkan sebagai dukungan i:>asokan bahan baku industri
BAKU (Ha)
e. KPH Model 1,009,995 Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industri
f. Hutan Rakyat NA Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industri

-~ 1 .1
----~1
~...,..-~ .
_liMMiiliil _
..,._

----- I==
-
==::--f~~-
~--

.
-
Gambar 17. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hail Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Region Sumatera
IMPLEMENTASI ROAD MAP DENGAN PENDEKATAN KLASTER INDUSTRI

Arah pengembangan HPH, HTI, HTR, HKM,HD, RE, KPH Model dan HR untuk mendukung industri perkayuan setiap
provinsi di Wilayah Sumatera sebagai berikut:

I
-
tuss Hutan Produksi KLASTER KARET/
KAYU LAPIS KAYU 5all"IH KDrrAS l'UIP ENEIGI
No Provinsi Yang Dapat tndustrl GERGAJIAN GETAH
Dimanfaatkan (Ha) Komat1111 I m3 I ,nJ ton Ion Ion m)

1. J\(~fl K&l)ils[tas 844,145 11764,841 - 135,000 - 2,090,814


a. IUPHHK-HT 320 729 z
-c I 22041 298,688
b. IUPHHK-HA 218,315 I
.,: rn I
c. HTR/HD/HKM 177,000
ih
.,:
z
cc ~ 177.00!l
d. IUPHHK-RE 60,175 "'
0 .,:
:::,
Diarahkan sebagai dukungan pasoksn bahan bsku industn
e. KPHModel 149,400
;;;: "' -c"'
0 cc Diarahkan sebagai dukungan pasoksn bahan bsku industn
f. Hutan Rakyat NA "'
.,:
Q. Diarahkan sebagai dukungan pasokan bshan bsku indus.tn
2. Sumatera Utara Kapasitas 3,010,859 6,698,775 4,354,.564 291,600 240,000 -
a. IUPHHK-HT 381 623 z
-c I 330,097 51,527
b. IUPHHK-HA 343,603
1h .,:
I
rn 343,603 I
c. HTR/HD/HKM 612,822 .,: cc ~
z 612,822 I
d. IUPHHK-RE 46,265 "'0 .,: :::,
;;;: 0"' -c"' Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan bsku industn

"' "'
e. KPHModel 98,870 Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan bsku industn
-c
f. Hutsn Rakyat NA Q. Diarahkan sebagai dukungan pasokan bshan bsku indus.tn
r, Sumatera llarat Kapasitas 643,513 1,342,624 - - 287,875 671,695
a. IUPHHK-HT 142,956 z
-c I I 47,000 95,956
b. IUPHHK-HA 183,705 I
.,: rn lllt705 I
c. HTR/HD/HKM 135,320
ih
.,:
z
cc ~ 135',ll(] I
d. IUPHHK-RE 69,290 "
0 .,:
:::,
Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan bsku indus.tn
e. KPHModel 129,160
;;;: "'0 "'.,:"' Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan bsku industn
f. Hutsn Rakyat NA
"'
-c
Q. Diarahkan sebagai dukungan pasokan bshan bsku indus.tn
4.. Rlau Kapasitas 3,893,257 7,%0,934 l,U0,914 8,543,400 7,546, 238,4)98
a. IUPHHK-HT 1,770,139 .z .54,000 &!,003 1,594,122 34,014
-c
b. IUPHHK-HA 229,228 I
.,: rn 22si,ns I
c, HTR/HD/HKM 712,870 "'
.,: cc ~
.z :::,
112,IUD I
d. IUPHHK-RE 154,497 "
0 .,: Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industn
e. KPHModel 159,150
;;;: "'0 "'"'.,: Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan bsku industn
f. Hutsn Rakyat NA
"'
.,:
Q. Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan bsku industn
S. J111111bl Kapasitas 1,232,789 1,997,491 1,975,425 2,718,900 3,021, 598,413 251,042
a. IUPHHK-HT 792,718 .z lS.,184 149,747 ~~l,ZM 97,700 35,863
.,:
b. IUPHHK-HA 56,045 I
.,: rn 56,CIS I
c, HTR/HD/HKM 157,424 "'
.,: cc ~
.z :::,
1.:57,4'2.4 I
<l. IUPHHK-RE 133,070 "0 .,: Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industn
e. KPHModel 71,030
;;;: "'0 "'"'-c Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industn
f. Hutsn Rakyat NA
"'
.,:
Q. Diarahkan sebagat dukungan pasokan bahan bsku industn
!,. iSu rnatera Selata n Kapasitas 2,696,782 5,572,447 4,410,837 4,026,700 4,693, - 180,824
a. IUPHHK-HT 1,440,807 .z
.,:
~U31 334 363 m,cn 25,832
b. IUPHHK-HA 56,000 I
.,: rn 56,000
c. HTR/HD/HKM 176,583 "' "'.z ~
.,: 1711,:i:83 I
d. IUPHHK-RE 78,950 " .,: :::,.,:
0 Diarahkan sebaga, dukungan pasokan bahan baku industn
;;;: 0"' "'
"' "'
e. KPHModel 233,885 Diarahkan sebaga1 dukungan pasokan bahan baku industn
.,:
f. Hutan Rakyat NA a. Diarahkan sebaga1 dukungan _pasokan bah an baku industn
I. 8engkulu Kapasitas 361,084 732,561 - - 232,236
a. IUPHHK-HT 33,177 .z
.,:
I I 33,177
b. IUPHHK-HA 56,070 I
.,: rn 56,ll?O I
c. HTR/HD/HKM 102,545 "' "'.z ~
.,: 72,U3 I
d. IUPHHK-RE 23,672 "0 .,: :::,.,: Diarahkan sebaga, dukungan pasokan bahan bairn industn
;;;: 0"' "'
"' "'
e. KPHModel 59,420 Diarahkan sebaga1 dukungan pasokan bahan baku industn
.,:
f. Hutan Rakyat NA a. Diarahkan sebaga1 dukung_an pasok.an bah an baku industn
Lamp,mg Kapasitas 445154 I 872,964 974,021) 11,(lm - 151,922
"'" a. IUPHHK-HT 140,773 .z
.,:
~0,000 73,835 5,224 I 21,713
b. IUPHHK-HA I
.,: rn I
c. HTR/HD/HKM 1~.e.:o "' .z
.,:
"' ~ 38,3-31 I
"0 .,: :::,.,: Diarahkan sebaga1 dukun_gan pasok.an bahan bak.u industn
d. IUPHHK-RE
;;;: 0" "'
"'.,: "'
e. KPHModel 47,100 Diarahkan sebaga1 dukungan pasokan bahan baku industn
f. Hutan Rakyat NA a. Diarahkan sebaga1 duk:ung_an _pasokan bah an baku industn
~- 8ar,gka 8elitung Kapasitas 35J,B1 731,11'11 - - - <NJll,563 1,038,352
a. IUPHHK-HT 296,836 .z
.,:
I I 148,500 148,336
b. IUPHHK-HA I
.,: rn I I
c. HTR/HD/HKM 73.W "' .z
.,:
"' ~ 73..= I
"0 .,: :::,.,: Diarahkan sebaga, dukungan pasokan bahan baku industn
d. IUPHHK-RE
;;;: 0" "'
"'.,: "'
e. KPHModel M40 Diarahkan sebaga1 dukungan pasokan bahan baku industn
f. Hutan Rakyat NA Q. Diarahkan sebag_a1 duhmg_an _pasokan bah an baku industn
rn. Kepulauan Riau Kapasitas 871,645 1,760,333 - - tl;i~Z(lq -
a. IUPHHK-HT 12U27 .z rn I jl'rD55
"' ~
.,:

~-
b. IUPHHK-HA 0 :::,

. HTR/HD/HKM 1?7,'l20
"' "'
.,: .,:
"'- 177,420
<l. IUPHHK-RE "' "'
.,: .z
.,:
Diarahkan sebaga1 dukungan pasokan bahan baku industn
e. KPHModel "'0;;;: .,:
I Diarahkan sebaga, dukungan pasokan bahan baku industn
f. Hutan Rakv:at NA "' Diarahkan sebaga1 dukungan pasokan bahan baku industn
Sumber:diolah APHI (2016).
38 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

6.2.2. Kalimantan Tengah (Sampit, Kumai), Kalimantan Timur (Kariangan-


Pada klaster di Pulau Kalimantan terdapat infrastruktur Balikpapan, Palaran) dan Kalimantan Utara (Malundung
penghubung jalan antara Pontianak, Palangka Raya, Tarakan).
Balikpapan, dan Samarinda yang diarahkan untuk Jaringan pasar dari produk hasil hutan di wilayah
mendukung pembangunan pada sektor migas, minyak Kalimantan, untuk kayu gergajian diarahkan dan kayu
kelapa sawit, batubara, perikanan, kayu, dan karet. Zonasi pertukangan (plywood) diekspor ke Eropa, Jepang dan
pengembangan bahan baku dan industri perkayuan TimurTengah serta sebagian untuk memasok kebutuhan
yang dirumuskan dalam RoadMap adalah pembangunan lokal, sedangkan untuk pulp dan kertas sebagian
HPH, HTI, HPH-RE, HTR, dan HR. Adapun pengembangan dialokasikan ke Jawa dan sebagian diekspor ke Singapura,
industri perkayuan diarahkan untuk industri kayu Jepang, Korea, TimurTengah, dan Eropa.
gergajian, plywood, kayu serpih, pulp, kertas, energi dan Untuk pengembangan industri di region ini,
karet/getah. dukungan mesin dan peralatan lainya terkoneksi dengan
Disamping infrastruktur jalan, terdapat Singapura, Malaysia, Jepang, Korea, Jerman, dan Negara-
pelabuhan/darmaga perusahaan dan pelabuhan negara Northscan (khususnya Finlandia untuk industri
umum yang digunakan baik untuk domestik maupun pulp dan kertas). Negara-negara tersebut sekaligus
internasional di Kalimantan Selatan (Batu Licin, menjadi penyedia SDM/tenaga ahli untuk transfer
Banjarmasin), Kalimantan Barat (Pontianak), Kalimantan teknologi.

label 14. Pemanfaatan Hutan Produksl Untuk Mendukung Pasokan Bahan Baku lndustrl di wllayah Kallmantan
KLASTER KAYU KARET I
Luas Hutan Produksi lndustrl KAYU LAPIS GERGAJIAN SERPIH KERTAS PULP ENERGY GETAH
REGION Yang Dapat
KAUMANTAN Komodltl m3 m3 ton ton ton ton m3
Dimanfaatkan (Ha)
Kapasltas 18,207,575 36,583,980 25,227,156 11,456,400 13,500,000 306,250 3,144,946
a. IUPHHK-HT 5,973,602 1,272,156 1,912,372 2,289,796 50,000 449,278
b. IUPHHK-HA 10,567,126 10,467,883
ALOKASI
c. HTR/HD/HKM 2,002,457 PASOKAN 2,002,457
d. IUPHHK-RE 634,636 BAHAN Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industri
BAKU (Ha)
e. KPH Model 912,625 Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industri
f. Hutan Rak~at I NA Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industri

;,,
:~ ._ __ .:a-.:.

Gambar 18. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hail Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Region Kalimantan
IMPLEMENTASI ROAD MAP DENGAN PENDEKATAN KLASTER INDUSTRI

Persebaran areal hutan produksi secara spasial di re- Arah pengembangan pemanfaatan hutan produksi
gion Kalimantan yang akan menjadi basis pasokan bahan untuk mendukung industri perkayuan setiap provinsi di
baku industri region ditampilkan dalam Gambar 18. Wilayah Kalimantan adalah sebagai berikut:

No
Lua. Hdbn Ptodub.l llASTER
KAYU IAPISI GDIGAIIAN
IAYU 5.EIIPIH KB[fAS PIAP DURGY ~/GETAJ
PmviJUi Vang '1,at lndustrl
Dlmanfsalbn(Ha) lomodhl ml I mJ ton too ton ton ml
l. Kalhuantan Barat K9Dilslt8S 6.,;.,io.1i;o; ll.4S9.elS to.612.:UB 2. 700.IIOO ].000.000 1.1m.12o
a. lUPttHK-IHT 2,101,832 6:SD,000 B(lt,,018 I 489.796 1516,0IB
b. IUPliHK-HA 1,16,,.4-10 i- l..161!1.].!17 I
t, Hm/HD/HKM -~S..834 ~ ;;i 5.55.!!34 I
"'z :::l
d.li.lNMK-~E 14,000 9..:
;;:- ~ ... Dlar.ahkan sebagar duk\rngan p9SO.lran bahan balw lndustrl
1~-~PH~I 111.01~ s:..:
-a
cl! Dlar.ihli.ln seba.g.al dukungan pssokan bah.an baku lndustrr
I f.1-M~ R.liwat NA CL D1ar.ihil.ln seha~~i dul unaan Da,rol,;ii11 bah.an balw mdmtr1
2. K..ailirnanltln l'c n.5t'olh ~il,l]llStlai,1 ~.n6.64S 11..716.021 4,!;W.2:116 2,.JOO.l1.IOO ~.IJO(l_OO(I 600.746

~-
a. IUPiHH~"ilH 1,tl5MO 1~8.~18 ~648 489,796 ~.67&
h, llJPHHK-HA 4,004,2'!1~ 4ill04.2!!!i
1 ..: -
r. HTR/HO/IIKM !126,~8 ..;"'~ !llD,~8
d. IUPHHK-~E
e. ~PH Model
f. Hulan lt.altv~t ~
236,2H
412,8.50 ~~!... Diaral'lfuil'I ~~b.i!g~, dukll.l\~n p-ll.n
marahl!:.an sebag.ai dutrungan p~an
b3IJl.lin ~8ku indmlli
bahan baku mduru1

1. l!C.11lirn.,nt.1n !'i.r-l.1tilln
'"
!.;i1p;n;;l'l;i1c1i ,,,at,,J3$ I
marahl,:,an seb.ag.al duiru:ngan pB!man bahan baku lndmtrl
l..,JJ&i)!l,:34 ,.~, ... 704! l,10&,41)a ],000.IJIJil 3f8,Si4
a. lUPHii~Hf NAW z 00.. 7111 !M,Oi12 I 321l,~l ~0$2
b. li.lPHHKHA
e, HTll:/HD/ll~M
231.066
97,!IOO ~i!
z<["" :::J
,,,900
231.,006 I
I
d. IUPHUK-RE 20,%5 D1r4hrr..n 1a~t dukvn.-n piuobn b;ih;i~ b~u md!nt,rl
e.!l:PHModel l24,7li5
<[
gm
"' <[
Di~r~nt;il'I HIMl!;!i t1u1<1JnJ1an p:KOl<an b~" ~lku indliS!.i
<
f. lfutan 11.artvst Ni!L 0.. Di~l"l!hrt.i!l'I H!tl'.!m;ii (ly1<,u:nean p:0'.l:ln bwn ba~u ind,nJ;i
4. K.alhu.antlin Timur dan I.It.Ira ~ilPilSltas "-,6U,~l~ I 9,3li4..~' 1,311J},2i!U -4,!l'i0,000 5~500,000 30&,2,";0, 983,500
a. lUl'ttHK-IHT 2,/lie!i,~l z
..:
363.12<1 5.5i,624 I ~S].673 :lO,OO!I 140,:500
b, IUPHH~-HA .5,lf,2,3,'31 I- 5.lil61.3.31
c. tim]tl:D/HKM '122,:IQS :l!z
z:' :J
412.;.25 I
d- IUPHHKAE 3(1il,,330 0...:..., Dlar.ihkan seb.a.g.ai dukungan p~n bah.an baku lndustrl
~,.,....:
IQ. l(PH t.lO(ltl 204 lll!JO <( s: "'
<[
Diar.ihli.ln seb.al!.ai dukUn.Jt<1n DiliSO.b;n bah.an halw mdmtr1
I. H..tan 11.ikyat NA DC Da~hbll) seb.!11<11 dukvnr~n P=hn b.h.!~ b~~u andustr1
Sumber:diolah APHI (2016).

6.2.3. Papua dan Papua Barat


Pada koridor ekonomi di Pulau Papua terdapat
infrastruktur penghubung antara Sorong, Manokwari,
Wamena, Jayapura, dan Merauke yang memfokuskan
pada sektor pertambangan, serta pertanian dan
perkebunan. Pada Road Map ini akan dibangun pabrik
chips dan pulp, selain arahan pengembangan industri
plywooddan kayu gergajian. Dalam RoadMapdirumuskan
bahwa arah pembangunan kehutanan difokuskan pada
pengembangan HPH, HTI, HPH-RE, HTR, dan HR, serta
kayu gergajian, plywood & blockboard, pulp & kertas, dan
chipswood. untuk pulp dan kertas sebagian dialokasikan ke Jawa dan
Pada wilayah ini terdapat pelabuhan/darmaga sebagian diekspor ke Singapura, Jepang, Korea, Timur
perusahaan dan pelabuhan umum yang dapat Tengah, dan Eropa.
dipergunakan untuk mendukung konektivitas klaster Untuk pengembangan industri di region ini,
Papua (Jayapura, Biak, Nabire, Merauke) dan Papua Barat dukungan mesin dan peralatan lainya terkoneksi dengan
(pelabuhan Sorong, Manokwari, Kaimana, Bintuni). Jepang, Korea, Jerman, dan Negara-negara Northscan
Jaringan pasar dari produk hasil hutan di wilayah (khususnya Finlandia untuk industri pulp dan kertas).
Papua dan Papua Barat, untuk kayu gergajian diarahkan Persebaran areal Hutan Produksi secara spasial di
dan kayu pertukangan (plywood) diekspor ke Australia, region Papua dan Papua Barat yang akan menjadi basis
China, Eropa, Korea, Jepang dan Timur Tengah serta pasokan bahan baku di industri region ini ditampilkan
sebagian untuk memasok kebutuhan lokal, sedangkan dalam Gambar 19.
40 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

label 1 S. Pemanfaatan Hutan Produksi Untuk Mendukung Pasokan Bahan Baku lndustridi wilayah Papua dan Papua Barat
KLASTER KAYU LAPIS KAYU SERPIH KERTAS PULP ENERGY KARETI
REGION Luas Hutan Produksl lndustrl GERGAJIAN GETAH
PAPUA Yang Dapat Komodltl m3 m3 ton ton ton ton m3
Dimanfaatkan (Ha)
Kapasltas 4,345,153 8,844,965 4,064,041 1,596,000 3,000,000 718,463 .
a. IUPHHK-HT 1,052,322 137,153 308,074 489,796 117,300
b. IUPHHK-HA 6,813,638 ALOKASI 6,513,638
PASOKAN
c. HTR/HD/HKM 679 220 BA HAN 679,220
d. IUPHHK-RE 271,055 BAKU (Ha) Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industri
e. KPH Model 498,555 Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industri

\

: .. .,;;. jJ
.. /U/

Gambar 19. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Region Papua

Arah pengembanganpemanfaatan hutan produksi dan industri di Wilayah Papua dan Papua Barat adalah sebagai
berikut:

Luss. Hllb!tl Produksl lll.ASTl'R KA'l"U


Prcwlml
ICAYU L.APIS SEftPlff MERTAS PUlP EIIIDGY CAJIET{GET~
No YqDapat lndu~tri GnGAJIAH

,_ fliilpllal
Dimillllaalbn (H.11 IColl'IOdlti
K,;lp.a~it,;,
ml
.],'1$1),s.!I
ml
t,r]1 l,~Mi
tDII
4,(1&4,0U
tlm
1,5'N.,.o(JI)
ton
J,000.000
ton
5'l?,OU
m3
~- liJ~HH~ITT n9,9G1 l'9,132 lll:l),Q74 48~796 92,000
i
::)

4.3~~ .,136,.600
~. ll...~fUU,.f!iA ,i'!
...: ~
2:

c, HTA/1-lD/H:KU
d.11.JnOU-RE
551.5.,360
266,51.S
~~I
;a
~
<t ...
S~S,.60
Ol~r;J11):~n K"b,f,l!;ti def<unEill JiR!Jgk;an b~h~ bi~U t!>du~lri
e. KPH Madel 27!1,5S..S Oiarahh~ Mba:i!.ii dv~u~P.~n J,);Hol<in bahi!:11 b~~u ti>duill'i
2.. Papua Bara,t K.apa~lta~ 1.]~]26 2,Am.586 - 149~4!;0 -
.a. IUPHH~-HT 122,~21 :I ~,021 24,400
b, IIJPH:fH.-tfA 2.,<!7'1"'48 ::j ! 2..1?M43 I
c, 1-/T'IIJHO/K(U 123.8641 ~ :l: i 113,116(1 I
d. 1~ PH:fO;RE 4,-HO
f ! Dlara:hkan seb~I du~ungan pasokan baha:n oaku l.ndustr1
Dlarahkan seb;.gal du'~ungan pasokan bahil11 baku m.d~slr1
fl, 8:il>',H MoO'~I J~.l!OO
Sumber:diolah APHI (2016).
6.2A. Maluku dan Maluku Utara dukungan mesin dan peralatan lainya terkoneksi dengan
Untuk region Maluku dan Maluku Utara, Road Map Jepang dan Jerman.
merumuskan bahwa pengembangan bahan baku dan Persebaran areal Hutan Produksi secara spasial di
industri perkayuan diarahkan untuk kayu gergajian, region Maluku dan Maluku Utara yang akan menjadi basis
plywood dan energi. pasokan bahan baku di industri region ini ditampilkan
Pada wilayah ini terdapat pelabuhan/darmaga dalam Gambar 20.
perusahaan dan pelabuhan umum yang dapat
dipergunakan untuk mendukung konektivitas yaitu
Pelabuhan Ternate dan Halmahera di Provinsi Maluku
Utara serta Pelabuhan Ambon dan Namlea yang terletak
di Provinsi Maluku.
Jaringan pasar dari produk hasil hutan di wilayah
Maluku dan Maluku Utara, untuk kayu gergajian
diarahkan dan kayu pertukangan (plywood) diekspor ke
China, Eropa, Jepang dan Timur Tengah serta sebagian
untuk memasokkebutuhan lokal.
Untuk pengembangan industri di region ini,

label 16. PemanfaatanHutanProduksiUntukMendukungPasokanBahanBakulndustridi wilayahMalukudanMalukuUtara


KLASTER KAYU LAPIS KAYU SERPIH KERTAS PULP ENERGI KARET/
REGION Luas Hutan Produksi lndustrl GERGAJIAN GETAH
MALUKU Yang Dapat Komodltl m3 m3 ton ton ton ton m3
Dimanfaatkan (Ha)
Kapasltas 2,597,330 5,298,348 . . . 691,684
a. IUPHHK-HT 308,662 195,734 112,928
b. IUPHHK-HA 1,304,304 ALOKASI 1,304,304
PASOKAN
c. HTR/HD/HKM 276,610 BAHAN 276,610
d. IUPHHK-RE 253,270 BAKU (Ha) Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industri
e. KPH Model 167,350 Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industri

--- - -
. . .

!!!---
~--

..
i5'<"~-
i~

Gambar20. PetaKlasterlzin PernanfaatanHasil Hutandan PengembanganlndustriHasil HutanRegionMalukudanMalukuUtara


42 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

Arah pengembangan HPH, HTI, HTR, HKM,HD, RE, KPH Model dan HR untuk mendukung industri perkayuan di
Wilayah Maluku dan Maluku Utara adalah sebagai berikut:

No Pravlnsi
Eutan Produksl
YangDapat
IQASTEI
lndu~tJI
KAYU IAP'l5
KAYU
60aAJIAN
5EIIPIH KHTAS PIJlJI ENEll6Y wrET/GETN

anfaatkan (Hal Koinodltl mJ mJ ton ton 1Dl1 ton 1113


1. Malulilu Kapasitas 1,!!02.'l*ll 3,294,!U "9,99"1

i
a, IUPHH:K-HT' 1'.NlrN6 103.4:18 l',6,,,211
I>. IIJ;~t:-4-f.A '9'1.W ~~ ! 692,.645

I
!;_tffl/HC);\lf~M l!iCl,;200 ~ z :[ 1~6,200
cl.11m-i:H~~ i24.~ll!i <i ~ Dtara'hlran sebagal dulrnngan pasckan bahan balu 1ndustrl
~PH Modl-i 100:100 Dl.ara'hlran seba.r.al du'k.u11J2an pasokan bahan bah! 1ndustri
2. Malulru Ubr~ K.oaaoito 994,~~o 2,.IJ04,00~ 2111.7!;0
a. IUPHH:K-HT 1];11,.316 :::i 92,.316 41i.OOO
.,, 2""
b. ILil'tclUC-HA 611,658 6!1.liB9
..: ;;! ~
e, Hll!/HD/fCKiM ll'I0.410 "' 0 2 ;ii Bll.41!1
d. IUPilH!C-4\E .ta.= ~ ~e, 1<I: Di'llr\!ih~n ~~b8~i dlu:'k.uili;!lll.tl po!ok~I\ b.!ih8n b&'ku indu!liei
e, ~PH Model r.7,:2541 "' Dl.araJ;ikan seba.gai d:11.kUlll!llll pasekan baMn ba:ku mdus,trl
Sumber:diolah APHI (2016).

6.2.S. Sulawesi untuk transfer teknologi.


Untuk Sulawesi, pengembangan diarahkan pada Persebaran areal Hutan Produksi secara spasial
penyediaan bahan baku kayu bulat pada HTI, HPH-RE, di region Sulawesi yang akan menjadi basis pasokan
HTR dan HR, dan industri kayu lapis, kayu gergajian dan bahan baku di industri region ini ditampilkan dalam
energi dan furniture. Konektivitas aliran bahan baku Gambar21.
dan pemasaran/distribusi produk di Sulawesi saat ini
terdapat infrastruktur penghubung jalan Trans Sulawesi
yang menghubungkan kota-kota besar di Sulawesi mulai
dari Sulawesi Utara sampai Sulawesi Selatan. Disamping
itu, terdapat pelabuhan/darmaga perusahaan dan
pelabuhan umum yang digunakan baik untuk domestik
maupun internasional di Sulawesi Selatan (Sultan
Hasanuddin, Palopo, Pare Pare.), Sulawesi Tenggara
(Kendari dan Buton), Sulawesi Utara (Bitung), Sulawesi
Barat (Polewali) dan SulawesiTengah (Pantoloan).
Jaringan pasar dari produk hasil hutan di wilayah
Sulawesi, untuk kayu gergajian diarahkan untuk
konsumsi lokal dan kayu pertukangan (plywood) diekspor
ke Jepang dan Timur Tengah sedangkan untuk furnitur
diekspor ke Eropa dan Jepang.
Untuk pengembangan industri di region ini,
dukungan mesin dan peralatan lainya terkoneksi dengan
Singapura, Malaysia, Jepang dan Jerman. Negara-negara
tersebut sekaligus menjadi penyedia SDM/tenaga ahli

label 17. Pemanfaatan Hutan Produksi Untuk Mendukung Pasokan Bahan Baku lndustri di wilayah Sulawesi
KLASTER KAYU KARET I
Luas Hutan Produksi KAYU LAPIS SERPIH KERTAS PULP ENERGY
REGION lndustrl GERGAJIAN GETAH
SULAWESI Yang Dapat Komodltl m3 m3 ton ton ton m3
ton
Dimanfaatkan (Ha)
Kapasltas 6,938,540 14,288,569 .~ w 2,777,898 .
a. IUPHHK-HT 869,130 415,596 453,534
b. IUPHHK-HA 761,880 761,880
ALOKASI
c. HTR/HD/HKM 964,692 PASOKAN 933,055
d. IUPHHK-RE 369,665 BAHAN Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industri
BAKU (Ha)
e. KPH Model 706,960 Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industri
f. Hutan Rakyat NA Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industri
IMPLEMENTASI ROAD MAP DENGAN PENDEKATAN KLASTER INDUSTRI

Arah pengembangan HPH, HTI, HTR, HKM,HD, RE, KPH Model dan HR untuk mendukung industri perkayuan setiap
provinsi di Wilayah Sulawesi adalah sebagai berikut:

iiili---

Gambar 21. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Region Sulawesi

Arah pengembangan HPH, HTI, HTR, HKM,HD, RE, KPH Model dan HR untuk mendukung industri perkayuan setiap
provinsi di Wilayah Sulawesi adalah sebagai berikut:
..,tan ProcllActl
Na Prwlml
LU
,-.o.- 111.ASl'Ul
lnclwtrl
ICAVOl.#15
lf'AYU
GERIGAIIAflll
SERPOI ERTAS PUi. NEAG1' ~/&ETA.I

Dlllmlfutan (Mil kDfflDdltj ml ml tan tan mn mn ml


l. suiawe51 uwa l!-~IU!$ l4!.9U ~CJUllti l!ili.liJO -
..:
~-
a. lUPHHl{-lfT 2~572 25.572
b. IU.l'HliiK-iiA l6.8:lll 26.!IJCI
e, Hm./HD/H.l~M ~ell.I;
~ii
G2.5&4 50.935
d. IUl'HHX.!JlE 26.!);4 Dlarahkan S!! b;oo,.I duturu;an m,<n'l'~n bah an ba.!m lndustn
e. l<IPJ,I M:iifel 32..llll Oi~r8t,itan H h1teai du':ul'\(!!an p;l'IOb,o b.!ih~n bah induSlli
t, HU{~n R;l\:',',H NI\ : Di~ra1i Iran St! ba,g,ai dm:Ul'1gan pa:so~n bah an bfu i11 du~!Jf
2, S~a.we,1 Tep!, Kapasitas 2..IHll..!IOI 4.2n.51g Ll.35.S7S -
a. U.JPMHK-HT 2:l'll.967
i S!i .i!i7 lM.400
b. IUPt'ltll(-l'fA 571.SJ'~
;:,; 3 I S71.87S
c, HTfVHD/HMol
d. IUPHHl(4!
327.no
~l11~
i<1~
z :,
327.330
Dlarall kan '1!l b11ga1 dul une:an pa'lebn 11.ihan b~lu 111 dUWI
f(~J.j Mb!hil !22.l7S . "' Olarali kan !ll! b~I dm;ungan paiSCbn bahan balw 111 dustn
f. Hotan R.,.,,.u,t NA
g_ Dlara!ikan S!! bazal dld!un11an fl85a!lcan bahan balm lndustn
J,, SlillMNe,i S,,llffall'W l!apa!Llrltt. l.134,(lil Ll14.9'J? - - -
1. IUPHHI( ITT llG.93G 2 116.936
<I
b. IUJ'HliK-HA
-!i -
';2
c, Hll!JHD/j,rnM
d. HJPHlll(-RE
21!3.!D!i,
4,430 "' ! =,
,!SJ.105
Oi~rtlh Iran ~ ti;,~:.i dul,;uru!an pa:1t1~11 bahan balw i11 dustri
e.1,;.P,H Model 122.315, ~~! Diarallkan S!! ba@i dutungan paiSOtM bahan ba',;u lndum1
f. HUT.&~ Ralo!vat NA .... Oi~rll, I.an N blJi!ai dui:unP.ln i;iawb" b,ih~n bah industli
4. Suli!'M:sl T@rwEa ra l(;ipa5ltas l.567.~ 3.246.093 313.00
a. RJPHH!l-HT
b. rlJIPHHJ(-t!A
e, HTJVHD#J k'.M
IS3.714

20G.14S ~
z
i~ .;
=,
lOi!.514

206.245
Sl..!00

d. ILJIJ'HtlK-41[
e. ~'P.H Moll'el
26~6
12:l.17~
~ ;;! i Olara!ikan S!! baeal dul!ul'\llian fl&iSO!f.&11 bahan ba'lw lndustn
Oiilr11l\klln Hb~i dllt;ungan ~'!Obollal'llinb~'ku indu$t11
(.fM:anRa\""l NA .:a. Diarahl<an !ll! b""i dul,;ufl.l!an paiSCl,;a11 bah an balw in dustn
44 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

No PrCllllnsl
Lu as Huta n Produksl
Yang Dapat
KlASTER
lndu5trl
KAYU LAPIS
KAYU
GER6AIIAN
SBIPIH
--
KEIITAS
-
PUlP BIIEAGY' CARET/GETAI

Dlmanfaatlcan(Ha) Komodtl m3 m3 ton mn IDfl ll:MI ml


5. Sulawesi Barat Kapasltas ]16.726 m.m - - - 6(11.ll!ll
a. lUPHHK.f-lT ll(;.00.8 z 17.556 ~l!.4G2
b. lUPHHK-HA 163.205 ~-
- ;ii~ ltil.205
,c. H1R/HD/H KM 5~005 ~ z ;- ~-4.W
kJ. IUPHHK-RE 171'.),1{) 9 ;;i"" Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industn
-,: 0 ;ii
le. KPH Model 122.375 Di arahkan sebagai d ukungan pasokan hahan baku I ndustn
~"-
~- Hut an Rakyat NA Di arah kan sebagal dukungan pasokan bahan baku I ndustn
6. i(;orontalo Kapasltas ~221.1113 1.296.227 !ilii9.1113
a. lUPHHK-HT 195.9.23 z 9Hl2..3 92. 'lOO
b. lUPHHK-HA ~-
c. H1R/HD/H KM 25-.653 ~;ii! 2fl.ll10
kl. lUPHHKRE 3.100 9 ~ 2 Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku lndustri
-,: 0 ;ii
,e. KPH Model 185-.130 Diarahkan sebagai dukungan pasokan hahan baku in dust Ii
~- Hutan Rakyat NA
~"- Diarahkan sebagaidukungan pasokan bahan baku lndustri
Sumber:diolah APHI (2016).

6.2.6. Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat gergajian diarahkan untuk konsumsi lokal dan kayu
Pegembangan di NTI & NTB diarahkan untuk pertukangan (plywood) diekspor ke Jepang dan Timur
penyediaan bahan baku kayu bulat pada HTI, HPH-RE, Tengah.
HTR dan HR, dan pengembangan industri kayu lapis, Untuk pengembangan industri di region ini,
kayu gergajiandan energi. dukungan mesin dan peralatanlainyaterkoneksi dengan
Konektivitas aliran bahan baku dan pemasaran/ Jepang, dan Jerman. Negara-negaratersebut sekaligus
distribusi produk di Sulawesisaat ini terdapat terdapat menjadi penyedia SDM/tenaga ahli untuk transfer
pelabuhan/darmaga perusahaan dan pelabuhan teknologi.
umum yang digunakan baik untuk domestik maupun Persebaranareal Hutan Produksi secara spasial di
internasional di PelabuhanWaingapu di Nusa Tenggara region NTI dan NTB yang akan menjadi basis pasokan
Barat dan Pelabuhan Kupang dan Maumere di Nusa bahan baku di industri region ini ditampilkan dalam
TenggaraTimur. Gambar22.
Jaringan pasar dari produk hasil hutan untuk kayu

label 18. Pemanfaatan Hutan Produksi Untuk Mendukung Pasokan Bahan Baku lndustri di wilayah NTI dan NTB

Luas Hutan KLASTER KAYU KARETI


lndustrl
KAYU LAPIS
GERGAJIAN SERPIH ICERTAS PULP ENERGY
GETAH
REGION Produksi
NUSATENGGARA Yang Dapat Komodltl ml ml ton ton ton ton m3
Dimanfaatkan (Ha) Kapasltas 2,560,039 5,300,075 666,647
a. IUPHHK-HT 326,616 217,776 108,840
b. IUPHHK-HA 28,644 28,644
ALOKASI
c. HTR/HD/HKM 274,930 PASOKAN 274,930
d. lUPHHK-RE 102,075 BAHAN Diarahkan sebagai dukungan i:>asokan bahan baku industri
BAKU (Ha)
e. KPH Model 182,265 Diarahkan sebagai dukun_gan pasokan bahan baku industri
f. Hutan Rakyat NA Diarahkan sebagai dukungan pasokan bahan baku industri
IMPLEMENTASI ROAD MAP DENGAN PENDEKATAN KLASTER INDUSTRI

-~
_W_.._.._WI
Dl'!UIIW!..1"JI--

........ P'I.UILI...,...~

LI=--

~--
...

Gambar 22. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan
Region Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat

Arah pengembangan HPH, HTI, HTR, HKM,HD, RE, KPH Model dan HR untuk mendukung industri perkayuan setiap
provinsi di Wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut:
lw1 Hut.ln Procllml k1AS1U
IICAl'U lAPIS I ICA'rU SERPIII
II ICHTM PllJ) EIIIERGY CAREJ"/GETAJ

.
Ne, P'11ioo V:ll9!Dapal lnd111tr, GERGAJIAN
Olmanfaatbn fHal Knlnodltl .. 1 I mJ toll Mil ton ton ml
1. Nusa le111112ara Bar~t Kitl)a5it.as t.32.U l,U2,79/ - z~,SM
14. IUPHlit;,-1-iT 114995 z 76,6,~ I Jll.~00
n, IUPt!HKHA ;! ~ I
c, H!TR}H'D/IIKM ~.,;!()
:!:11,644 ~
,q:
,;c:[ l!i
~ .!..
>.< :2 =,
2S.Cl44
50,930 I
d-lV~H~Re lo:2.ll" g <[ "" Dlarahkan sebagal dukl.ngac.n pasokan ba.han ba:l:u roou~tr!
e. iPH Mlod~I ln,015 <( ~ :i Dl.:r;i~bn ieb.a;;.1 dui<n.Jl'.:n p;iigl<,in bah.In b.:lu t.fld11~n
f. Hutan Ra~:\lat NA ~ Di.!il'D~b~ Hba;!!ii duki1.1!'12*1l l),'!SO~~ bi'hoi~ b!J.'l:u [Ad1.1~tri
s. Nusa len~eara Timur Kitl)asit.as 1,8H.~31 J,is,,2,~ - 4J2,009
~. 11.IPttH,;..iff in~n z 141 OM I 71Ll40
b.. IUJ>J,tHKHA ,vii :;ii -;- I
c, HTR.i'tro/HKM 224,000 ,:( ~ .!.. 224,000 I
d. IIJP'HH~RE g
"" :2 =,
Dl~ahkan seb3PI dulrung:9n pasokan biman b~u I llldustrl
<[
'"'~
le. iPH Mlod~I !l:!l,250 <( ~ Dl..r;inb~ ~~b.BI dul<iuni~np;i~gl,,m b;i'h.;i~ b~tu r!ld11iitri
f. HulanRakyat NA ~ Diffllh~n Hb.1Ao~i dukitdl.!!.IJ' 0,uok:an baiwin b~hi il'W:luitri
Sumber:diolah APHI (2016).
48 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

-
I.Lli:l1LH
t-.ffllbri Pn:dut.1-.ci.-t ............ (HI.)
..,,.., .......
.....~

0
""YU ... Q

lrn:l.lllrt

..
K.'tl1JL.rtF'I~ lriU!IA'S UilttHlY ~1/l!l:Tltll

-~ - ..
LuaJU- IJ.m11abl ~F1';1ill,.M
..........,dll
Hff)Lbl
, , ~
"" H, ! H, ~n~hm ~1,t:i.,,;: u~i:;.i.1.,.; lli 00:: Lu [1.:11 2LQu:;i.::,n~
L I.PHHK HTI ~l.2C4 ~Hl51 m1n
[
i:
,1,KTIM.iml
lt, Mll' ~J1.11~0..-,, KFI,! 11.'l;t~I
m.2t4
&'!.m
I
I~ l 2')1'11 -.- @
2 IIJ.PHH~ijli ill.JL'l

r
= xa,1:11
3.11CJ'ittDIJIIM
.,.,,., L7l.IIXI
~~ m.cro
""""
._
.. 11n~.!11n-.lJ11M
b. KPH~i
~fl.PHI......~ ffiJ15 , 9l.17S [!ilff'Ml~:vi t!l:.tNl!I ij1~n.Mr.'W:!Jil:u, ~If! l:4!l11 knlj;:'tlrt
~<J>HModol
6. H ~ RJWM
1""""
H~. N.I, N.I,
[lil1pt,h,n sthYJII
011r..tihn Nb ....
;j1.6;1.1M,!1"1 ~l:ft"I oolilfl 1:411:u
dJi:unur.J-lUDtln tut,.., hltu.rlduht
t1rt ..slrt

"'g J~H ~l,21J !S3.15il Nl"'14 I I I


t
U'4WE 94~1.Qitl'E. l""iW'E 9~'W'E E<?:!Fol"E [l;'WiJ"iE 9'!'1~E 9'l'WO'E 97"'Wl:
1. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Aceh 49

PETA Kl.ASTER
IZIH PEM'AHF.AATAN HA.SIL. HUTAN MH
iPtl:GEMl'iAtHilAN !NOUSTR!l liASll.. HlJTAN

PROV!NSI AGEJH

u
A


"'
......
--
""""'-
r.JliilPT?tirli

K.:iL'llri.l~

~~~.HIIT-!W'I
SJl,)iH~dl
--.!:'
D

..
W>JOI
Atlilillt(PHPtl:llrittl

li:r-t~tfAPJ.J!A.~~
H.0-51LffJTNi=:
l.~t--lf'Hlt~~
&.111w11r'l".191Do1
Dllla1~~ ...
[@ ~ ... Hu.Dllfmwl
HJ11ir1Ti11M11ilii~I
,,.,,_
~MIJT,1/,1
G
KbiHifl liiltNtli_ti.t..l,r~
~ H1llirlt:..1Mr,.._~
tu. 11~[.K.) l!.AJIIJiiWW5E9.J.IJ __
POT~L~~
l,famir:,IPftd.O:id1'11t.u1(l,IPJ)

~l~ri~~iritlklp~
hi.1.11'! Pl(lih ~ ,1I(l,RJ~r..:.r-u5, ~ IJ~.S:u.r.unlrd.nl.a
.:.filtll~li*'IU.i'l(.-Pl)

@ LaWJ ln'M.iilll1ra.....-1

SU ATERA
UTA RA

SID.13ER PE"~
\Plill ...... l~
:2 ~ 0.,it.!" t.~" ~qr-,
:J F'lilll lllnl-'!lna'IJiom'IHU..ln
~ PN.~ UJl~P:>-1,-i~
~ Plill il.l11-'I F'u::ulWIDll'I t'U:ln Pn::11:hh

l'ETAEITIJ\l,8i:

(
I
r.
so ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

(""
t ......
NANGGRO
D U SA
ACEH
A ,,- / '
.i

\ )
..__
\
\.,
_I

~
0
2. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Sumatera Utara S1

A Y SI A PETA KLAS1'1:R
,,liUIMf.lAl"lli'M MIR.Ml F'RDD11.t31~ t.'.lMHIIUMG F'.UCKIN MM.Ml lllllJNJUml.l llRIJ\ZILISTIA FilDl,'IM5151.MliTIJU.UT.1111.
IWI PEMANFAATAN HASIL HUTAN DA:N
1PeNGl:MaA~GAr-i !NOUSTRI HASlL 11UTAN

l?ROVINSI SUMATERA UTARA

u
A
SKiil.A 1: 1.250,000

KETERAH1JAN

....,_ .
INIP!lllllhMgll't
tiaLIP1:,phil

-
l--,
-
...,,.,
..111 ..

-~
.-.-KPtlMm:111
IUIU.-.t1

.
l",,U!~I~ LZri~.A Pa.wiFMl".N
HASILff.JT,ll,I KAW.
;
MYKlf.lfYMil
.........

-
!Ii._. Hjgln llm
~ lllllll~ IE] l.lilttti.-ttu.~
RfillK.fl~~ ....... TlrmTW'I 111.upl

l'A\-l<UT-'N CE1 D<oo


iu- .. 1un'iA'l1rM!K~
El Jt.tlntc.n:Al)'l".Lutln

ki.tlr.4.1~11'.'! l'OT!f,C;[ L"1f"1'i ~


t1.lilri PrwlilR Ttfbli.ll l}PTI ~KoK ~U le~-'

....
tti.lfJP!"M.P'.!111 tllilP lH=1
[fM.L.o;'il,1f(ldiplllliStiai11111l~
D
g
tiPf-1-k.i-ll.ifiMifl
VPI+-.._ Hnfinfn;k.ltl
WAll~Lmn(Nl1..lo &'SJ ,,...,....,,,_
10..'MtnA!fTA.

~ ~
@ I.P.!.ul~IMIAI!'!

\
\
j
i
i z
.r ~
i

R u
!IIJ~ERPE!
,P'l!lll~ll-llw'I
2 P.J [LUY Tff"lllii P,:...m.iUilfl

_..._,.u.,,rn,;lil dei
J ~ lllhPillnul.ux'li.a.un

J. PMII N1I tw, Pff.111 ru.nl"I I-I.an Pm'trt.11

.PETA!lfTU'N.:".11;

TER -........... ,.,;-......

-.
B T - I
\
100'0'lre ,w:rn:tE
52 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

11;(1'~\T

SUMA ERA
UTA RA

-
PEMAflF,lu!,TAN IIIITA!t PROD~H UtmlK M OO~~NG PA'la.A.N ""HJW 11.IUW INDUliTRI BERBASII KIMJU: ,RO\i1N51 WM.Ii.TERA lt'IR.II.T

---...
..... HK
l.ul1taitm>....... i'tqo.p..D1-~.,Ctt-li
,_ ...... .--,
Mj'l'l'IJ
ft111i.;r1
U.'t!JLAiiilS. ~EHf'i tDTM 11.JLr ENl!ft:J> KJl..ill'T,l'r.:::ETAH

..
GEl!i.AlhlN
r...-
... ...
~m:dltr
,
Jsnl1laln
M1111MII~ o':IIIJ'tt]m .. llo'P~m:i m~ ""' ;?'!? IJ""~ Inn G-TI a:Km:i
L lll'1-H'Hn ,D~l 9Ul7S 141.9Sli
~

nI
xo.m
i
.KTIM..i111l -l 41/IID !'5,!151;
br. ~II ~rati.1qm;m ~ l;PH 11.'tlld,_. rl1!!0
l.llllt+IC..:HA IB3.11!S 1.nms 2*l.~
!tHTw r~1~M l!i]]!'ll U.1:.t 135-.~
ai!lli\i'MD/lotJM ~LlOt i~.,~ I 135,.U!I
n, 1-flli'J...--ui,t,;~ CWn 1':Plil.\>dll ... 99)
illl.Jli-1-k-U: &t,i;,, !lt.l!ll C11r,1!'t't1n H!n!lnlll .;iAJJnnn ~h!i ..... . ._,,. t:td.u ln0JW"1
~<~NM;,d,I 1?>.ll,I) l~l~ ct111~h'lill1~1isl:tii[,lidl.iki..iri1,M1~~...,- oUo.. l:t.ilkulmLslh
Ei.l-i.lYnRlh~1 NA N.O N~ D41Nl'dii1 :.na m.lWr'l]_.11 i:ill::liil.... ftll.._ l:uku lfnlu~lr.i
JUMIAJI W-.HI 236.ti4 flS().-01 I
3. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Sumatera Ba rat S3
11Jl'1~

PET.A Kl.Ast'ER
IZlft PEMA:HFAATAN HMlllL Hl.iTAN DAH
P'EN:GIEMBAN~AN INDUSTRI HA.Sil HUTAN

PROVINS! SUM\ATERA BA.RAT

u
A
SKAf.A 1.1.250,000

-
P,,,,h

ll'l'-311'1~ ..
"""'
R AU
.
l!!!!I ti.:YP'l:,prai

Mi'li.,l(JJ;ii~

~l.lt':.HtiMm
.,,.,,......&-
l=:J ......
~
KPtlMmlll

12r-t IISIJ'APe.wtFMu'.N
HABIL ff.JT~ t:AW.
"'-" &.~H'1,isM
Dilllll~

m
A.JIL!l1K.I~ IITilll"I
Tl,.,.., llupl
,uh
~lflJTffl ij ... -.
~~aun~~-~~ El tl;rllrl KIIT.D)'.&!.llli.,

lD nlJ:nu\1 llL) POTENS[l.;IJI\HP,ISOClli


l-ll~ri~Tffbmu(l-F'T1 l!>IJWi El.o.kll !E=l-'
t'Ullr.Proo.t~te:~11-P! c:J ~~ ......
HU.11'1 l"l"OOJtil .... (l~ii_tifll9illll~ ~ UPl,,l,,,K.l-ll.an.:u.n...ntrnllhl
~I~~ Lmn(NII.) ~ lllltti.n'"'1TR.
~ wrm11mm-1

......... .J""' -....~ . . . . . ... . .


-.... rr6'- .......
,
'l........._ .,.,.

\ ... -. . . .,....

J MBI

&IJW!BERPET~
, F'mia.DPNM1.til.lllrl
? ~ ... DIHl Ttm!~ ~.thi.llW'I
J. F'lilll bn Piln111.:wllllrl ttian

i ~Pl!' .. ~ l,.n,11'U::ffi~
!- F'ml.11 .... am'I Plln.111'Ullrl tlUan Prm.UI

!~ ---~"'~ "-, PETABIT!t,1,81:

-. ... -',.,. __ ..,,,,-


E G
'MATE
FLATA

101'16'0'E IQ2'NE
Kl ~I ~I ~I ~I .. ...
ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045
54
,...,...,

~
M A ._ ....... _
r::

\
\
\
.l

,. i
j

~ i

U ATERA
U ARA

INI

UMA ERA
BA RAT

. ~~
-.... -.
/
/
--:
(
4. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Riau SS
-e ,o,..,,,.....
PETA Kil.ASTER
IZIIN P,EMANFMTtAN HASIL HU'l'A:H DAN
PElltGE:MB,MtGAN INDUSTRI HAfilL HUTAN

PROVINSI RIAIJ

u
A

__
;,......_
....,..,,~ ... -
.....

---
KL'iuPf~t.!

,.....,;;
r--i
L-..1
.:.."M14'1 liWHI

!ZIMU".iAK"iFV.\A~TiYt
Hl'.&i.HUW\llfA'rlJ
........ Blns.~LJ tM: IJ.~I--IIJlilr.,1,1.'I.,

Btltii Plc,:.r:111 Cii] U~Tlill.11-!I'!

~ &Iii I K.atqul lln


~'A't'f.)T~!if 8 ~nlllilu
K.....:m:.1 ralH111 1)(1:!A...:;,.,m~IJ ~ Hu.I J'a1'flillliluW
Li"l:tJn;i(Hi.l
i;,-,
POTtr<:iil-P-1'
~Pr.>:ktllTlffl.'ltu.~;rfl
- BA,JJ SESillJ - '
1-1Jw!pr.,.:...1ir.1i"'ptf?) [22) liP1fHK 1,~1,1.u,,
ttJlillllPro&U1Yfffl~l~111~ ~ l.lPIIII tJt.,T1rmTW1hdo.n"l1
~t,i P.1U1,11Nlflth1 IM1,.J fSSj tiiffl:;m111R
~ wr .... ~-

~o
~
~&ERP.ET~:
I F'n ~ ..1unlt1.1a'I
~ - [!Mo<- -.,.,.,,.,
l. l1n Im P'arrmnlula'I tthin
,l.~fll!o~'.!ptr,IJr..ltq:1-11,lfi:f
~ r-.-....u., F'm'TArl1Wlr.1ttJlln ~

PE.T,',.S!JTUl<!II
v '
~~
,.;
~

JAMBI

'E 102'~E Ol"NO'E 1W4i'O'E m'1W'E


[
. .... -- . .... I ,,~, ~ ,,., I
56 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

\
-, ... . .
-.,.,. ........ . . . ..,.

--. ~

RIA U
~
-......... -...... __
......... . . . ...... ~ ........
\
-~l
/

SU ATE A
BAR

_.,

PEJ.IAPJFAATAlil HUTAIII PROOl!JKSl utmJK

BE GKULU

-., ................ '


-,
\
I
i
IQl"ioTO'E
5. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Jambi S7

PETA Kl.ASTER
IZ!IN P,E:MANFM1AN H:ASIL HU1AH DAN
PSttGEMBAMG.AN INDUSTRI HA.SIL HUTAN

P,ROVH4SI JP."! 61

u
A

-~
IIETflR.Alill;,AN

I IW,,.,- ......
.... _...,
1 ~Pl):p!t" .-.,:;; s..i
l--,
--l
~l'J.tti~t

.
~M Ui;li,M,A FV.\L'il#IV,TAN
tt;(,llll~r, -Hlm'!.Nlt'.l"J
........ BriuiJ.~1,] IJ~i-11.lill'IALP"!

l:IIIUiPiL",:ml ~~HffriT.
~ILK.aa..pili., lilMl'.ITlll1._2M1 ~ill

0 ~r..!ltlu

~-
~tit,.IT,i,

Gil tti.il'l'J'..i.,(.., .. M..il.li'I

-~
Kairili'sl tiUIA'IIDJ~~

tv... l.n:tJ"f'1!f1LI !l;Jflfflil v,w, P.$(><.N


l-llw'l~~~PTI !l,IH'.l,I BAllJ SESUAl ~~'lol .
E;: .... p P) [22] ,0,!11.~ ...

li.nli1fl',JaJ,..5o~i].J 1-.......IHl"\I g ~IH""1h_, Tl,.,.., h,jJ-ft1


,.,.HI! P.11vud11U.1~.:f<LJ ISSl HC,r,t1i111'HlR

zs WTlllili.ictif'ltt

@ L.,:,iciuilKl.al.rlh!l.ubl

-...
-r::.-:,,-,-
i"'

SU ATE A
SELATA
SU~BER PETA:
I l-'nltia, .. unttl..U.l
MBllDWllllllG ~A50Klll'f l!;l<H,!IN BAKU lil005TRI BERIIASI~ RAUER l'!;;0\1ms1 IAMBI tPr.,ti[:Mal'T~oll~,,

-""]
-...
3. J.'19'111lmPRTmnl11Wl'tilln

.
liJ.ASTEJI;
,L PmFlllll"*.L!!p!lf!IJ~~~
~ J.'.9111Alwu.:IF'mTwfiall t'htlrl~
~ KA~U

,.........
K~YU LAP1S $ERl'JH KE RTAi PIJII' Et<ERt;Y ~RE1'/GiETNH
luti l.otiTOUIII t.ilu.AJ'AM

... ,_
-
ll;omnd ..

l.~32.nt:im:- 1.99~ '91 ms l.91~tG!Sm:C 2.11:3.9CIJIJJ;hcaoco,c-ri ~JJJl.iln ~l.OOm:O

-
KIDltilIB
71 'B.411 J!U..718
~
.., ., .~ I!j'
11 JJ.i'H, 1.S,il!-1 ,..i_;,.;7 <!1.\..21" 91,100 J!-,r&
J!UIJ6
I
,IS
..s
l~ffl lSJA!.<
~i
~ Ii
15lA4
I
!"
13.,m
.;,i ,a.oo I"""' Dlillr~hbl :Sil!biliNI duUJ~ r....-,..,:,,~11 ~hilfl t-.liu ll)INl'J(f'I
el) DilriiM1is1:i.lill.illl,,li dukLinj_in ~ .... r. l..iiihlil1 hili!u in~D11
1 """
NI< tJ.o Dl!!i",l!hbn ?!!br.fMI i:i11t1_1nnn ;.;'.19:1~1"! hlhN"I t;,.,,,IJ:11 ln;:t,Tygt
;-., IJ,f,17.>j J.illl.Pl1 I I I I I
ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045
58

JA 81

.,,,,. ....... .. i
',. /
. . . . ...,./~
:.... -,

,
i_
v,
...
\
i
N-,_. , ,. . . . h---,
\
I
1
i

""- -,

BENGKUL

fU.\<tNFAATA~ Hi

""'"''
lul1bl

Lt~Hll
,1.Hlll .. nnl

._...__ ....
).lt11~1

w
a KIIUNDhili:W
b~JR~D .. (IQ
i...lU'N-u
Sl'H-
ttt.ll1i'IIHh~wu,;
6. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Sumatera Selatan S9

PEfA K:LASTeR
IZ!IN P".EMANFMTtAN HAS.IL HU1AIN DAN
PEiNGEiMBANGAN INDUSTA:I HA.SIL I-IUTAIIII

PR:OVjNiSI SUMAl'ElAA SELATAN

u
A
~ 1-1.100..000
BA G A
EL TUNG

., ......,_.. ,.,..,

-"'
--
9
Kl."iUPl"i:,:.rtll
t:J
,.....-,:;
_,
3'~
__ ,
Kw~.., WM l.l~o.H." _._T,'l<
l,O,&l.HU-P.Nt<A'rlJ
........ EtiH~tJ ,..~l-11.Jlnn,n
S.U1Pl~rlli UPi-Ht,;.H.MriTi
!51.1111 K.alql,lllrl t':I..M Tir.w~1~il
G ~ . . a.u

~---"
~l'f.,,IT~!il

- ~1ti:M'IU111 ~lt!:w.'(I ~ H!I..Mil'Jillllidflli11lliW


tthn l.n:tJ~(Hll
~Flr.>s.'.lllihrtmu.f-i?TI IEr.l.l-W.I B..IUJJ ::i5Wi.l ~ .

~-'""Hi?) D ~l'jjij~....., ... ~

tfiWl~:,ti'iiJoo;,l'l~IHp,(_I ~ IWttll llrl ,..,_,.... h,bni


.... i'w:t fiiira,..Nui La"1 l,Cr'I..J G::J tUIJ'm1tT~
~ ..r .... '"""
@ l..:-ba'J lritu,.rNubl

,- ~
.
~ .:
;
..... . ) . ., ,. ."'-., ,.,--~
SJMBER P.ET~:
I PB tw..1unl1la.1
t ~DMlf'T"1Wi ~~
l. Pnln1P9n-.nlul&"1ttm,
,l~Pl!~ptr,1Jr;lt(F1,I~
~ l-'nhmunF'mrrm1WI tt.rlln~

.... .,.....
tirua.S.TEFI
"'-"'llofo<P>N<-1"'1
---~---~--~---+'~-=""~ ~.'fillUPtS .,_ ,_,._ ~"tl.JI -liPJJu.l ~P.tTA.~

~~-~
...
ku,-.:,,:1111 IJ.ift1JAAct..\l

...
Mllllfll IAmlH"oo ~
Uj[l!MS w~ ""
L<IMJ7

W?<t

,~Hji,.'l;ld~

1.~
... .....
~~
~IM>m

IDYQ'O"II
ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045
60
u::1-t1~

S ATEP
ART

A Bl

---
.~

-- - -
OJ.A!Tfl,
.... -1'111dubl.,..'111'11:lli-lH11
lm:lunrl
K,WU Ill,- KERT~ f!Jl.P EJiEflGY kAAEJfuETMI
'-IUl'lti.(
-lnl ........... WII- lnmclC!ttl
f'iS GEll~:LliN

Ito Hi Ha IC1p*liti1 )E.1.i:a.,&.ffi3 ?Ji.!,;Jm3


""' IOr t~ OJ, 2ilBl:if11~

I
l. llfffff~HTI Jl.1771 Ul77
a:
1<11.Wfi1Mw11i
b.Hi1K.cr1.J~mi11Dm
l !l,lttll~-11'
~~I
~()JI)
~.1771
I %011)
Ia:- $..010
n.117

3.Hfl"IN.1~- ......,.,.5 I 100~~


i: ~
El:-
.... ,rnVHn11-1ii;Jii,
l:i.HTIRfl!ICt}ltkMJDil11kPH.li.b11i11
002.~ - l
- d 12,.m

4,l-~R 2:l..GT.l - l 2:!.t..'Z ~ imhrt."lfl


[111:r... hkAfl 1,1,i..ru,i_t:, dubm,t ,Ml:tli.!Uil:lirl Ji;ih,.,111 l:,wl,:11
5.~PtU,b11i!I Sl(O~ - I 51),00 ~ IHz,~h~n sr:b.Jf,il dullulli.ii1.-p.:1sefkiYI Nhin br;;Gu lm:lu~r1
6.1-t.1[,Jnli'_'lin'.:(I
lUF,11.!111
_..,,
~ ~A
JU"ll
till
m
(lj,r.:mh ..~n ,~nHJ11 d11!:vn,..,.lft.Ol,.,t.., Nh.,f! ~11 lndustd
l I l '
1

100".wir.:
7. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Bengkulu 61
ID]~

PETA KU.STER
IZJN PEMANFAATAN HASIL HUTAN DAN
P'EN:l'iEMB.At,U'iAN INOUSTRI ttA.StL HOTAN

\
r: . . . . _- __ Ni .....:._, --~ - ~
l?fl,OVINS! aretJGK!ULU
{
,,; u
.., I -- A
.~ _ /

., ........-- ~-
11!1.1 fln,pri,i

K.:IL'llria~W'I
.....;:;-1
l=i
-~n
.1,11ililll KPH Ptl:IM

(i('ll,ll$",ty,P M.l/ltP,Jyi'T~

...... !'liilf.!1~~1:1"1 flO.SILffJTm t::,,;'f\l:

~ 8Ul1 H?,Jr~ .... l.,Ft-l-lil'M.11., ..... ~

&..1or11r't'.tf*D1 [ii] ~Atu.1 Tliwral


U.L11K.11~ fiii H1llrl Tii'M~-. Rn1I

SUMATE A ~~T~ 0 "=me.,.,.

_
K.IJIIINJi.X.~~J
SELATAN
~ N1ilw1Kl1r'ft-f~.118ri
tti:lnlm'd.nsl(tL) Pf N!L W""ll ~,ooq.~
lel..tln P'nrtiJ:11 Tlrt:.M.11 Ll-F'TI EJJWt BAKlJ !i,9IJ,IJ -- -
(ZJ u,....;..._..,...,n
llli,Jl"!Pr00..i~l"L$11J-F'I
li.llr.Pioow..i,1r,.;i~,a:
....... ~ Ul-'t'~!.&n.lln(rd.ma
1.Nl~--LMl,i~ D Hri.tto ... TR
g;sa Yll l:llllilif11(ft"t

@ Lah&J Dl&Wln::11.&WI

SUM3ERPET~
1 F'lll.- .-.nu twlln
2' ~C111.t11"tffo!t1iili!H'lllj,r1
J..F'lll1brlJ.'41C11~~n
4~~1,,h.iMPt-1~
~ ~,l,r1t., P111:unl111_, tthn Prm.UI

,( PETAEHIJ"'8l.
:.0- ....... __

"1

,.. .r--J--i ~. ',.

J
( ,r ,,....... - ...._~__..,_.. I

UN i
ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045
62
1(11'Wll

T--...- -T--. ~
ll,.A~ro,;
W111lut111_...,1_,C1.-unJH11
~ luN IUl'tHC
*1rl ,,~
(AVuWJ5
U.'1'U
ll-."tm.AllltN
S{Jl;l!PJ WIT<i.5 l'Ull' ENEFIGV WET,'GETH

... -
Kamad..
J ... lldll -"I
d.:t~ li:.it.'TI\I RT.i'El"..,mJ. IJ:i.:l~:tflml ll."00}1nr. = 1',J.l"A.11"1'-..

"'~
I
LJ,.PH~-1111 )141154 1,111n

uI
,1lfT1'1,lu'lol ]JA.61,:1 -41),[Ul 7~ ~.2M 11,71!
b,HT111iri!Hlll'n.'IC9.nli:Plotlr,"1dlll i'.I\J21

.... ,~~
;i 1.,llll)ll(~IIA ("'
an-n,i11~ 1~n
)
-
.
._N ____;.... lt,lli
b, n I ____;....
il.1...FH..:-11:11 ____;.... aillrl~Y I.Y1UI d~l'ililln Cl:IUJUl'I biit.111"! ~~l:h5'1r1
).:...)
!. llPH Modil
~ I ....on.-
~lti>
NA
a111 Lb:!
N"-
a1Ar.-.-:1-t
ailfilt"..-....M
Hui c1...-...l'ilil1n N:HJkan tHh.lri ~linlilsn1
tu.:11ld~n.:11n ..111b1lllri~N11its1r1
_}
li..lMI.N.il >

T R i
EL TAN

N-- . . -;
J'
\~-/
i
t
'.
t
.....
- ....
"- .......~ . . . , . ...-. .......
-,
BENGKUL ''I
I... ...._ __
'-
~- -,~ .......
t . .,,
\
f
/

11;1,11'1117 1~'W"
8. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Lampung 63
IOl'W,v&

~iAKlASflcR
IZiN P!:;MANFAAlAH HA.SIL HlJfAN DAN
Pl:NGl:MBJ\NGAN INIDUSTRI HASII- HUTAN

PR.OVI NSI LIIMPUNG

u
A
Sl<AU. 1:750,000

--
KETERANOAt.l

.....
i~
IU!l*thgillli
,_...,,....

---
tllf .....
.---,
L_I ~u.llriPftNcdlt

io;(qj lidbl.;pwr, IZl"N Us.i.H~P.EW~FMT.t,N

--
......
HA!:IIL IJT~K<,.-.U.

.... ....... ~
~-
!'l.llilllillIIUill ltJP1iHo
.,,.,.,.. -..-1 n.JJ!ttl! Mnt,...,..,,

~ ,-.. ~ ..........
GJ

--~I -Ml-:
l'A....._&>.N HIJIO.N
......... ~l~~'IGll'II,,
EJ t,uiw,i,;.~

~""U""'""l~L.I l'Oll!ll'SJ1Ji!t."-~ f'09)gl,I


P,M.Qj151!1141t9 rMPI')

PmiliJ.I M!~ 1HP1 [221 U'!-N<,l<W ~.....


ttail1 ll'rtd.#.al flllriili:11~ tlill'.ar,..dl l)"iltil
bd L,F'l-l-llk1a.... ~.,..,1~
-~~m--,Lmll~I &'S:l H:liltKn.NTII

~
!
YIITd:IWftMPtl

@ !I.YIHII tlJIJ!M ld I

$1.JUKJI Pl!.T,l'i

-
rli!'iti~tti.ul'I
a .... c:...--.. Kfl:ii.~l'lln
tt...._.lfl'l~Hi:u
"1P1b~l,.n;K:ll-l~
l!lli!'tti'ulYl'l~Hi..M

PET~Sll\JJ\SI :

i.,.
0
0 ~

. . -- . .... 2;,
.... . . . . ... ...., .LI;,.
.
IQS'Wfi
64 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

1t1J'WN

U ATERA
ELAT N

{\

r
f t. . ~-. N__ ...

,, _) =
(...-- .... L \,,. ....
.,N p lJ I (,..:,
t ....
f \
9. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Bangka Belitung 65

PETA. ~LASTER
IZIN P,e..ANFAAfAN HAS.IL HU'fA!lt fl.AN
PettGEFill!A'IIIQAN DUSTRI i'IASILtlUTAN

PROVINS! BANGKA BEI.ITlJNG

u
A
SKAU, 1 :900.000

--- -
I\Eiff!RllliAN

fl.'U'J.'llil'*gaii .....,
~ 1--
L_....I
ti, ....
K'!IUll~~I

~~lil! IZIN U&- PEWIJ'EAATNi


tMSi. HlfT.lli}J KA'tU
...
~MliTIIII!'!
.........
.

-
l!wii,._!.i '-JF1-f-i,l..i-ulfl,l,IIJI

~Prr,p111i l[EJ u...............


llllillL~ ..... ttilinTmunmi~

~ffJT:r.li G!J 1-Uil'lOUI


~K=-wu.i~SN.I)

li,rp!L_h;l'J"'1f-li
8 tll.an.,..,._,Rlblr.

POTIN!>l WWI PASC,IJ;J


fmn-., TtloHtl"'I D,o.H.o.NJl,iJJ=Ai,u,.;.w,,;
li.iwi PINI.ill r.ittpf-tf-i;i t?2J lll'llHt lli'I.I\Mlni

~
t,t111r1~~111:iill~IH~~
bd _,,,,,,,,,
l,.ll'lfMK-41 W'I TJl'WTWI ~ni

~- Pllrw,naan Lari IJA.l D


~ WT dlUl!I KPII

@ LMliJJKIHMlrlttli.!1~1

~~llil'!PBTA;

_ ...
1 J'ftlltii,iilil'I win

...
Kl.ltiTUt :ZP.-~,..,..ill~
--.n.1""P1mantu1i...111a1 a. NIIIIIMlivn'lmllli.lutt.tlir'I
w..----
ln~I 1(1':1'1'1'
11.All,J lAt'I~ !.EHl)lrl lriEtll;I,'! ~UIJ' IEPtHt."l't ~kflfti,tTAH ,&I Pi!rtll Pl~pm, l,lr.l NPMI~
Lu11111..1, .... L.u111Tt11 .. GIRGAJhlN 15.~NM1Eit.1ilr"f'IM.il'lt-htln~ .. J
l'li:in-;idlll

... ...
T.-nb.tun
H, tap..nltm. l~L11rn.:I :t.lJ.00~ 111J. 'T lun liill !..VJ~h:m J~IDml
W.Pl
M~l1l ~-
BLil'4 Z*.9

.! l"l\!IJIJ JAam
HMoo'ol
_ ..- , Jl,'9,!

- H: I
1' ,
3).(,9 Uro:l
ii 1t,('4~
IModil
- 1 iHiNll'ii:1 ~t11t1I duul'III., p~~fl bihlln ~u ln~I
S.6 S.Em !i lli1rata;1n ~NIIMI dl.!Ul"illfl 01.Mbl"i blhlf1 ka."!J:u 11lO,tSQI
~A NO. ~A CH1r.iil'lllllf1 :i.1111:il~I dukU1'!1ill'i piidillli:.illl blhlil tw.itiiu Ir~
ISi IJiS i(A! 91lil.61 I I I I

,.._., -- - IIO+'I "'' 91 l;,9"1


,~
IW I UQ"I
66 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

A L A

,~

RIA U

llJY4~-'D"'!.
10. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Kepulauan Riau 67

Pl:TA IQ.ASTI:R:
l~N PcJ,11\F,WAAliAN ti'ASIL lo!IUlAN OAN
P5HG MBA.ff GAN INCUSTiRI HA-SlL HUTAH'

PRO\lilN!SI KEPOLAUAN RIAU

0
u

o A
,,
"

.. ..,.,.,_
lt,wc.b~til

....,.._ ...
-,:.,;,

..............
lilillll~CI

131,lJPI~

BUI!~~ 1-l!!~rllft!~~-,I
i<.1,W;i,8.',!lff.JT~ ~ t"l.6ilFll0.W

- -o.._.,~_,""""l IE] ~~r.~IIM-li.!!r.

- fffllnuJ ...~1 roTENSl U,IWI p=


tt.1W1 F'rMl.t.. T'1~'11f'll ~ [!i,1;1.1 !i~t'ij i'.RHltNi .
tthr1 ~~ lslap(HP) ~ lff!H.H t.1M'ln.

~~-~i::111;.l~III~ g llf'l!lt< illl'Tl""""'ro.R1


,l,r"9J Pl9ra.,.Jl,!l,!!n ., v,F'll
ES.'l
~
-=
WTi:W.,nK~

hlitn
_.
.. tw-~umv-.--bmufutlmnt .. ,
IU.K.IM .....
r.......... --- . .
IOA>ltl!:
lndu:iln
.....,._,.
,,~~
K.~'IIUl.15
~.,,.
.;;ttftwt..111ttll
sa!Pllt

m,
~IJ[n.

m,
PUii'

,~,
EtaGV
.L\A'1'/
rJtlAH

.. ~
"" HI
,,..,. Ill 1:;oo.:S ..h1:!

,
E:7?.t'.-LSII:!- ~~[E!IXll'I
il!M .. il.l 22 ,,,,

;!;. 1Jln~

.
l!l-llil;t'..1
~[ljJJICJ,ili,\:,,j(:JI 7.[6'5 1il E
~
l~J'l'I'I' L7i'A3:1
f"
i I

--
.6il iqiJ'lil 17i',~

~"'--"
NA ....
. .., I
to.
[l,.,;.-,,i~I :.91Hjili 6d.wlii-S11,H1,uk.1i1Nhii11 ~ 11i:11Ztl.11
['--.,:nli..YI o=.l'f'LU~ d,,iliJ.i:1mi1 ll.Kl"ik,m t-.llu1 rom iMU:itll
ix.-.11t.bl"I Hhu.111 dabuir.-. p.1mtln t.h1n tialcl..l ll'muUrt
i= ~
"""" I I

~E!ERP.ETA.
1 ~~11n~~m
il r....... DH.. T1it1.U Kli:tvll:'IM'!
;!I Pl!lllltr"IPw,[11!"4(~~
"' rv.. P.....s..p.i Ur&KJltlllAlil
~ ~~~~ri!-lnvi~*J.1
68 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

1Q"1S'lf"E 11~=

-IU-... -... -T--...


.... ._. ... "'"*'RI Yllll ~ __ _,(Itel DilTl'R
ladatrJ IJl.'iU

....
Nil'l'lllt&Pl5- :liERltM ~ERTl'lfi Pt;;]' OilrRi; ll;;UIFT~UIH
~4.IIA~
~~ltl

....
--
llnlltdn -nJ T ..... ..._

,,_, m,
''' '''
~-t:cm.J. L .. Jl.lilf ....S J~~lur'I
.1Ullttrk-H1'1 '"-!Jll tlA!nS.
~

u
11.HTi~1iu !.i.!Jll it,695 JI..JOO
b..illll K-,......11Di1~-1Ptl,_ .. - M.~ !
1 ll,IF'MiMIAA I~"' ~!'I' lB,60>
. t1.1n ... 1u1..iM '11.~ 111,1>) :,;,,m
ill Hllljlttl,l'HGM '11.~ 10.\<;,} 50,!00
,~p:m

~
!a-. HnJHC'i'H~r~ rPH
:~ IDF'f,ff:A.E - llJ1.,il:r) llJ~ ! flli,tM., :i..._.l duW...a11r'I paioUr'I l:i11'un b.ii1u lt.duiD'I
~ Ol'J,r-1 ~PB 9'1.rn i fll.uaM111-.Jii o.iw.._.n pKe,Un b1h.11n tutu ltl:tuUi:I
:'5 HL.litnP.l'tltl: to", blirihhn ll~J duLu'j..ir'I jg~ b11'ur'I t.ltu lndulfrl
JIINiAH
'"'l'll4 190,iS~ .... ffl I I

ll!!ITi!MfE llff~!
11. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Nusa Tenggara Ba rat 69

Pl:TA il!LAS"fl:R:
IZilN Pil:J,U'.\NFAAliAt,11-t,ASIL HU'"JA.N DAN
l'EiNG5MBA!NGAN INCUSTIRI HA.SIL HUTAN1

AAOYINSI NUSA TENGGAAA BAMf

u
A

.
ii'
-~
ltdwN!li1ai

--

.............
Kt41~llilrl
--- ""__
[:J .....,,
12lt.l U~PEMA.i'EAATAN

---~~~',)
~t.lilr;lilm ~ U~tu:lnAlll.:n

~ .. Pt~ ~ u;iM-K.I-II.DnT"A.un11r.

Blil!~lffl
tt"A't1o1,'S,1.J,i 1-UT,iJ,t ~ t...CM.itl
8 . . ..,..,~~(Rlri
- tmou, ~-' KITEN!J U,IM p-
tt.i"Ml~'*bii!Mi,ttj'TI - RliJJJ 5E'5UAI ~-;
lttiwl~llllp.,.IP)

~Pn;l-:n'fm"li~ldKair.'1,IIMPIP:'J UPHH WfTll"illiY*'lbJ.im


.l.!HiPtllil'Jllll"I 1~-J l'llOi,ml!lR
l!'IT!i!YIJ~_p.j

N SA
E GGARA EUMBER P.ETA .
1 PIP.l~!l&I" ....
Tl UR i. PfiCNit'Ti!iTti.i~
:,: P.P. ID'I P1ff,lri,-l.fl"l l-tnn
"'- PaPiiNPlf!Uiptpt.lllM:PJIII
~ Plfl l ,.,...,..., ~)1br.'"'1ilrl Pl-xla&.1

-..l .... !11!- ....


IN'l -.I M'I "IIFI 111,'ll !Jrl

ll~ff! 111:,,Cta'I!
70 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

llt"i:15:'D"E. '21" !'D'E ,ffll"'E

~
0
t

~~
0
E
'

;
Jotc .. ~ Ollt~ ... ~u n

--
~ P M\l,~f\l,,\f ...N !IU'fl<N P~Ogl,IQI UlffilK r,, NC'VIW~~ F.. ~f RD"-'ll'l' ~LQfi'!!! FR0"1Nill N~511. f N<;l;iil_!lll; m,u,lt

lJJ111-1J1a1~.- .... -Dl-111,J

-~....
IL'-STIR
_Md~ll:A"l'LIUIIF'rs
,;,,,u
~fl(;- KS.PIH ~TA'S .... LtlUt:l'I'
...... ET/

- - -
t-JUPHHIIC ~ET,l;ll
rn,n-:di1i
NnKl.dn - -
"''
~,
Ill Ho Ho t1;iin.Mf1.s11:mB1"J ~-lt7.l'~11il
'"" ~J~IL.'(1

--
1(111

L llJlitttlli.Hf1 ...tm u!...931 ~Jl~I


:111.tlTIMwnJ =.nnm Ul,lllll 7~s,,,J
b-. HTI K4r,uu.n Din KF'H u.-....i_. ....... ].[I]

~-Kl,
i.wr~._.M m11an, '5.M,l(IJ WIXIJOO
il. Hr.::rw1n.m:11..11 IIRl3' .. ..,00
b. i,TRIHDIH~t.,llom ~l'H -
~"-"'ltft<RE

.,. 00.l!.O

.....,,
!.. lri~H Ma:11 ... l,io
1:1.tt:.t..l'lb:.tril!
......... ~A
u,a,a l'tl.JRJ
N~ D.1Ah111n s1:NIHI clUrilfl&, -.iUfl b,..un blkl.l lm:h1:11r1
I I I

11~4!-tr!; 11t""iO'tl"!: 11t"Mtl"E. l~~E! l~'W""!


12. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Nusa Tenggara Timur 71
,is=

Pl:TA il!LASTl:R:
12ilN Pi:J,U'.\NFAAlAt,1 l'IASIL HU,"JA;li DAN
PE:~G5MBMIGAN INCIJSTIRI HASIL HUTANI

PROVINS! NUSA1"e.NGGARA TIMUR

u
A

.
ii<
-~
[tdw!Nlli:las

--

..... --....
KD11~llilrl

~~m
~
[:J ~.
....,, __
12lt.l U~PEMAIEAATAN

---~~~',)
~ U~tt.anAllln

~ .. Pt~ ~ Ur'l-l-l[.I-II.Dnf"A.un11r.

Blil!~lffl 1-1~r.TN1.!n.,~"1i1

tt"A't1o1,'S,IJ,i 1-UTA.!i 0 .... (lo ..

8 l,,;11.Jr,~~(Rlri

- ,_.., u, ~-' KITTNSl UJ-M P.<.SOKAA


l't.iWl~'*tJ,,!ilMi,ttj'TI IWW,!RliJJJSE'SUAI~-.
"'-iwlPm-:lctallllp.,.IP)

~Pn;l-st'fm"li~ldKair.'1,IIMPIP:'J UPHH WfTll"illiY*'lbJ.im


i'.lltHPl!l,V.lllll"l 1~-J l'llOi,ml!lR
WT!i!Y11~_p.i

BUMBEJilP,ETA.
1 ~~11qnl,I
i. PfiClillt'Tllifti.i~
:,: ~la'IP1milnlJ111f<'11-th!n
.._ PaPt NPlf!U'ittPt-llMIII
~ Piil'!!I~, ~)1br,~ Pl-xla&.1

1:21MfM"E
ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045
72
1WIWL 11{1'W11 11'!WI[ 113'WI[

0
~-

L..........,,
_, .
Wlf,fkllflf

-
,1.l>fllP.t.irri

1-.--
t<. Hrl l'.w_...ru Din l

............
b~MClnF.f

""'-'
!5..lt..lluft.lb.111
11,,11<1,Ui

1ros= 111)',M1"E ,,= l11"1lVE 112'-Ml"E


13. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Kalimantan Barat 73
11:i~ lli'WQ"

PETA l<!LASiffiR
IW,i i'\EMANFAA1AN HASIL HU1,Mt OAN
Pl:JNGC:P.IUilANGAN INDUSTl'll lilA:SIL HUTANI

PROIVINSI KALIMANiiA.N BARAT


L A y s A u
A
.,.
1 1,7511000
.
s:,(AU,

H
,-.., F3 "

N 'f ~
~ _--
l(~JERAl'lliJIAft

_.,__.
fl:u.t.Y~l.li

--......
-
[::;
....
tlo""'
WIMII IPtot lihd1I

IZINua.>wo.FeMtl' .....TNi
J!,l,S,LHUr.t.NIQ,'rU
.........

- ---
!ill, NIQI'
TIMUR """ ~i-lJ!lll"IAilfl

~~
..,,.,Prt11ft11

t<.AVWYi~ffJT.rt~
.....
1--.--
Ci]
--
tti:lr.Tmu:l'W'l""*:IW

~l'IDIM
KM,--, K-:,..n11U~~ [3 Ki.Dn~M.llln
(Mil roTEJ'ffi LWol PA50lll'Jt

i
~n flr,,a,t1 ~.,...;:irl e.,;,,,nald],J$E!$1Jol .w;;.~ 1
ttJ!ln-!J!IPffl t2ZJ UPffHK ,.., i,

tt.*i'l~~i:111,;iildtt.m,*1,IIH~ bd l,l'Pt-111~,rl:[iln Ta...,..,, h(a:19*'1


~HilPl'll'9P'l'nLM'll,!IA.) E:J tmllll'ffllf1R
~ WTdlllllmtiPit

,.,.
@ L.il~l'liltitrl'NYrl!I

~
t

-:
., .............
( . .....,_.,,,,.~
__ ,.. ....

ALI MANTA
TE GA

......... EU"4BER PETA .


1 Pa ~1unl-ltm
a ~DIHITnD tt.ITT.raD'I
:!! Pini tm Plffll rfu Lwl I-um,
,c..Ptr..t.if'P!ffllPlf!i.lri.ttFHI~
5- P.-Anlh.ln~Klr.1-t.r .... ~

I
i
,, ,.-
....

~
J
!
n'l'WE 11~E
ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045
74
lt!.d'I

!
\,

--... -.-
,,.-
\.
r 11:trla
-h...
.._IUPIWIC
. .. ,~
..;
I..... .,,.~~ ...
I.IL.ntt:-Hn ..,,,.,.,
~L9.rn

~(1)1,i,,
-~,
~~MB
,ll,!.!';!;

~(1)1,i,,
,..-
:

~~~~ ......
l:[l,!t,'5,
.........
..S,00$ ~H1:

,.......,....
b. HTVtOJHc.M lli.YI M1H M:ldti
......
;,[,Qt

~ ""'""
I
=iso <IL!SO
.,... .....
~~lill ;_,m~ u1s.m I I I I I

KAL ANT
BA RAT

111"0'0'\E 111"!):t[l"'E 12'-E


14. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Kalimantan Tengah 7S
1 w 11~-!Wf:

Pl:i:A Kl.ASTER
1211N ~EMANFA.AlAN HASIL HUlAM OAN
PEINGE:MBA.NG:AN, INDUSTRI HA.SIL HUT:AN1

PROVINSI KALIMA.NTIA.NTENGA.H

1.1,501).00!)
.
Siv'J

" .,,

K LIMA TAN

__ -
Tl UR
~ 11:'ui'w NrilQaii

!;'. .....,_.,. ....


Kd.l F'rq*ta
r ........
L....1

..............
IZIN ll&.OW..PE1MJ',ICMTNi
H"'8J.HUT.to.NIQ.'rU
.......... i?nii~H ... ,_iPH-i(.tt.l,lr.~11

~IIP'fc,p,:11
11:i?J ~ftt-tt...tu:iflTliuuw
lial:ILKalquMl"I tf!LanTmlllW'I ~

l:i::J 1-l~r.OD,

Kn--,tr::rati111.i~l5.l,l,'(l
s tf'ul~mll.111

- """Lnl ~I KITENSil LWol ~!9


f.'.k'.NBJal.JSBtJJ.J.r,;;;;j,j,
~Pr.;t!:l,, .. ~ ... .,...:rr1
ttJwJ """"!> !NP~") t22j i>l'i!H ,ij,"'11<111
tthi1 ~-t.il Y*~ ll.l;iil llt(.i)fl'M:114 IHl'-..J Id ll1=1,IMK rt.'lilrmTMI h:bnt
~udP,.1'18,n1111nLui!AF'L)
[Sj """'""'""
~ WTi::llunKRt

I
i

1'
.....
'('
~]
j
}
,, ,
(
- . . . .....

)
-....
{
. r" r---
t.,..

SJJ'ABEFI P.ETA:
, Pml<iil'"1unth:llln
~l. -Pallil lm
llloor- Kolmll1o!
Pwnwrluls'I ..,._,
,1 PR Plrffl~ UrJII ~~
5. Pmm.-...U... F'm1wt'a.1Ur.~sllrl PtxU.lli
KALI N A
SELATA

Ol'E
76 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

ltil';Kl"l,PI 11$'W'I[ 11v;,;n

-. .- J ~
..... .._ .......
,.... _ct_('II) lriJ..l.5.1tA
.. ,u
.... ,~ ..... ,_,._ lr.dd'Jrt

= -
~'iLl1Ail15 Stltl'ltt 0.[l>'.ir KNIEllta.H..,...
l,Nplll "'"'""""" """"""
~fl_lJ,I.AAJI o!lil.<o

L...-,,m "'
W.lolS !*.Ma
KJiaHiil'M 11..i".U l1'1.m1 llit.l.il-'l"nl 11'M1!1t~ l.l~1m JIW,l'U'.l....::n
"" 11'LUIIIV

I, UT1lliillSB
"''~ I !!),'" .,.t,U ~~~L !<ml

, ..t,.MT1Kt1 . ... 11:.Pti MM ...


,,,_, I

~
I OWi 68.~
~l m-
ilfTRJ'I-Q'HcM
a . -~
1U~ 1.1 '1.ffl

hI 9:'.ffl
I
LI
T

-
ti. HHJHMO.MNl ~PH M>lt!
- mM, JII..., Ck111i:J1"1 st.....-....i dWJ.lUl"INselil"I tlihl bikll'ldum1

...
14.'-PJM:P.I.
l..<fHWodil m.7'!iS 1:1<,7'5 ~ l;ll.Jl1tbn !ill~ dl&l,lt.nntF..:1~.,, ~.1ibl'r."ln;li.Jlirt
.....
"" ~li'bf1 il!r,;a,.,,.i,i dUiliUl"INseli.JllNh-11 b,lfh IMLdU1
lt.1t.il1n1.a,..-
JU-H 1:IM!t ~IIM

KALI A TAN
T NGAH

,,.
_,.\

l!il'W'O"I 11$'WIE
15. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Kalimantan Selatan 77
IW'E 111=E

PE'l'A l(iLASTER
l:lilN PEMANFAAfAN HIASIL HU'l'A!N DAN
Pl:]NG5M!:IA.NGAt.! lt!OIJSTRI HA.SIL HUTJlt.1,

PROVINS! KAUMANTAN SELATAN

u
A

.,
'~
~~ii

_.,..
~F'rq:ih

""''-
..............
-
r:::::.1
1 .....
!>., .....

K".Ml~WbHI

.
IZIN U&OW. PEMME.....TNol
HA&l. HUOO\I Jr.l.~U
........

-
~ l!iiuli~ UJ:H,tt,.1-uifl,i,i,!i"
...... Prc1lfflll IG:] uioi-H(.ttni'I

~Tmunll"I~-
@j
iull~j,JJI,
~ffJTA'~ l-'llilriOtH
~ lri,:,-,.1aii;,1'3Al:Nll5NNJ
8 t!l..tlr....,._,.wu

~- .. ~I roTENSl WWI l'.l6tta'


~-T _ _.._I -l)J,l],.J$1'!$\!>l-,

-
ftnn l'roMlo lHlpfj")
t?2J ieHH ~WI/Qil

tt.ilir'l~Y*titlll.=,il~IHJ,11;)
Id L'W'll'!IIWTIM'lftHgl
~HI P1rw,n-1nL.u, IJIA.l D """'""'""
~ WT dlbm KP!I

@ LM:Wl Kliftlrlhi ,YI

WMBERPET,i,:
1 ~1u,111unl-lCW1
~ ~ DIHf'TffiW.! Kmr.n:11
Ji .,_ trt, P'HTllrlulll'l l-lm'I
... ~Pi1!PfilptflU.J4.ltF1tM(liX:I
~ .,_,....,,,., F'NT..-llabl 1-bbn Pt:-:\m.l

11,iw- 11~
78 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

117'~ llJ"'J

A L A y s

ALI ANTA
BA RAT
....
.,,-
~---
, "
)
t.
J
i
;;
,.... !'
/

\
r., ~ .,;~.._.J-.._(
....... .,.,./
.I I \...,._,...... "-. _..--

KALI A TA

--1
TENGAH

., I

t
; 1.11Jf1ti1 .. -m
{ .. MTI~rnl
~-~
(j
_-,,;,~"')

(
,,. ;,.J

111".;1
16. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Kalimantan Timur dan Utara 79
112~

PEil'A K'LASTER
IZ!IN l"EMANFMT!AN HASIL HU1AM DAN
PElltGEiMBAMGAN INDUS'M:I HA;SIL I-IUTANI

PiROVINSI KALIMAIN!'IAN 1ilM I.IR OAN


PROV1t,1SI KALIMAiNITAN UTARA
u
A
" " " . .
~

___
--
IIE~A!il~N
,,..,
.. ...,,.,.,~ ...
Ki'UPri:,:.,it
, ......., ~~
..--.,:;
"i'INl4=1-ililt!PHt

I
L-...1

~~,
ll!M U~A.M.:i PIPA..:il#IV.TNt

- ~-
l-l~HUr.-.l'iltrA'r'IJ
....... B!:!H~l4 ~l-lllqlln,1.1.!!!l"I

Blu:iPr~rM I' '-.l=it+K~r.T.!"l~l"i


&111~-- ~11iTi:.~11W11ft:;w.
~Jilt"-,ITA'.M
~ ~l'JDIIU

~
Klriiiill1i'i-lf'H'l1il~~~
Gil h ..Wi'!~l.:a.,llill.dii
tthn Lntui;ii,1"111 ~ww,~1,$(,<ol,
l-lran~r.rt::lllll.Mil}lo71'1 liAI-W'.t BAUi SESWJ. ~~ :
l-ll~Pru"'l~J'.l,H?',1 [22] 1.i:p1rni,:..+tJL'l"l"41n
~!M.Ml~IHP.() g L"Ptt.H nll"llllWTWl~I
~Hiii Plii"W,s""Hli"!Lai j.Cr'LJ is::J " HiiMlR

~ WT llllli!I ti.PM
~
@ L-::.._i lrila1luh1u1bl

,~
,,..I 1 l"fil'k ... ldiltltl!E
'] .,.. C.....Tm.1:i
i,N ~IC:51 IJtlTUtc 111,'iENCl!JK.l...il3 r,~ &AltMI EL4tcU iJilDUs.Tfii EIER.&A5E iil..A'HUt fRO!ffilSI ltttLTIM DAN ,;.J,LTM:A ~ r"lf.lllllml
M:llh.blra,
-r'lil,~Hw!itt.i'ia1
4 ~ PIIMU..,.. lltl NF11~

""'"'"
&_ r'ifllllll~lilfNII fili1'1'111~1i'1il Hilrill ~I

-
...vu
~~~~ ....
~,- ......
~~- ...
~~-~--~
.....
~1-~-1~,~LN'6 "''""" [itJKi..~Wit

-
Kaci ad ti
allll:111~

~~ ;;;:i,;.n i...:,,sw
F1'-i1,,i00fl

42BlS
~
.,._
. ..._
.
fil"i~fl
.....
...
[l,ilf.vlHirtsdll i~'

....
1.!,1,;.lli 7K.6Bi ~
~ ~.,w.JU' &-4
1,vi,n:,'li 111[1'W(ri 11W'>'& !t:'f'~
" 1ii."(l'l;t'qii ,w.;.:;rv.:
80 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

....
-
kWTER
LM-Po>du... Y_l)o .... Pi"""l-11111

... ,.~ To-


lndust1i
r.A.'1'UUtPll
o;.ou IERPltt KU!l.ASI PULP tNUU.i'r'
N'AiRH!
luBIUl'ft .. w.. TOCII teomodttl
U~N dt:IMt

\.ll.l'lll-111!1
.a....111n -lnl
... ~11
...l!,,,~ 11;:Jn.md~ ... br.! !:'lllJrnJi ='J2 9]1jmJi ii::n -1;;:in -oon i,51;.(,Xlii,n -m'.'.I

I
r~
I.. HT1 M..imi 1,500 25,.m
b. an Kit.r1...imil Diilri KPH Mnhi1I 1.8.1!72 .ii
2.lll'i!i-1"..-lfA 20300 20300 u~
l. HTRll'l"llKKM 62.S!,4 62.S!,4 :,
IITll'IHDIH,;,,.,
1,. j,l\'fljl'(i/kMO,,, ~~N b;!ol
f.25~
..,! i so.gas

4. llftllslo.-~E
5.KPHMi>MI
~~ 1~964
i otil!Ahk.ffl Hb.li-11 dug".Qilfl ~Dk.In bahXl ~ lndurtn
[l;..-.1,k,n ..t<,~J dok..-e"' p,oolo,n i:..i- t..l,;, lndurui

... .
~]l!) ~]l!) ,11[

li.~'!ii'IRll"II-.., NA IIA IIA CH .. !1i;.,n N~P-J 1;h,1nz.i111., P-1!9bl"! ~hll'I ~ lndur:tn


JUMIJJI ,, 6Jlll6 l"'"'"' I I I I

T<>

GORONTALO

t""========,===========t=============!!'==========,==1~W'E
17. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Sulawesi Utara 81

PEll'A K'LASl"ER
IZilN F'a.lANFM11'1N HAS.IL HU1AIN DAN
PEJNGE!MBAMGAN INDUSffll HASIL HUTAt,11

PllOVlt,1511 SUlAWESI U111'P,RA

u
A
=
.
1750.000
II
"

i;

_
!IE-MG.AN
!:
iw,:oo- ,...,

---
..... . ...
1 ..--.,:;
,--
KOO P.-.:,::.n
......,.,,..
S;,~
9
L-..1 ~lffl-t~I
~t,I U!ii~ FUAJ;l#IV,TN4

..... Eti.n~LJ
e:.J1iPffil)lrll
11&1. HUT.<.N t<Al"J
'->~!-lliJf'l~fl
~F\-H(.HJl",,ll)T.Bffl.3"1

~lti.m:q:ulllrl t+m T1111E111111 Rl.,il


~!if'H,,IT,l,Y
G I-Ablr.lllu

Kuttii'l1t.:iii4flill1~~'(1
~ tl..MJ!li.'M111iDfilllit.lUl!i
t-1J".an1.n:t.1r.;i1,n1 ~-p/4(1<011
~PNd:l&Tl!l'mbl&,),l;'TI
- BAslJ SESUA1 - .
~~"'l"tr,.,-.D) E'l IJPt,ll!l(-'-lliJrlJ,ltn,

tiJwi f'rl)MJ! ~ ~Ml i:it.w/1.1JHp,w;_i g """" ..,,..,_,..,~nt


Al'illf'lifQi.1Ni11Lu1~
5Sl t1::int!',niltlfi!

zs wT~ctif'ltl

@ L..:blrl lrilu .. rh:fu1bl

SJMBER PETA:
I Pnt,.1unlttw!I
~Po!lll!IDM,l,('T~~
3. 1-'n Im P'unnlul&'I tt.M1
il.~Pl!~~IJrJltlr1,I~
~ F'n...._,., FwTanl1IWI Hr.rllrl ~

., .,, (;
"'11:.l~b==e,fl!liliu: ~< j
. ~
... __. !\

'
ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045
82
iE
~w========================================t=======================================
LI~~ 1W'3J'D"e. la:,ro'~ 1:m'Xl'D"~ ,:n~

GOR

"
PEMAiiiFAATAN ~1,JJAN Pl!:OOOKSI UNTl.li: MENDUi!WiKl ll<klali'.AN BAIIAN BAKU llilOOSTRI BER8ASIS ~LASlER Pl!:0""1NSI ~ttA.WESI TflffiAH

lu-..ttulm1 l'raiJbJ T-.i


.__
a..-,t Dm-a...bn4tlll)
~ .... Tt~
lr4Hfrt
'(.l,)lJ IJ,fl,
...,~ ~H oEFIT~ ftJLP H,iERGY
.--r,
.:;rr.1111

-"'
UIOS r,l(AfiAlll1N
~(ldltl
Jbi1Ult1
H,
T-lk , .104&.004111) :U72..EJ9 f!'i.3 l,]11 ,u,, ,~. U3S...S1Sluii oo.l
I ,uj :,57!61"
,..,.....,
,.,. .--.. \
!~,>;O ~!'II) ttS:,Si.7.0
'\
,11(~.itMuiriil l5E>11l
":;1].1:11)
~64,
'.l'IJ."1"l S7l,EIJS ~
81& n1.m \
H,f..11.5. ~ .. ;;:as. n1.m
JPHMod~I
"51115. ., h5 L A E~
~
"' TENGGAR
4,;t~:,O
NA NA ~~
IYPIIL.DII l,l!ZII~ ~Ql.'1 Mii'~

11ljl'l)Vi
'
<.
1,;r:;1;1n PV>'ll 1;o'lll(I"
11= 1~~W:flii 1~ern
18. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Sulawesi Tengah 83
f
=====================================.It u:"'"'1~

PETA K'LASTER
l~IN P'.EMANFMTtAN HAS.IL HU1AIH DAN
PEiltGEiMBA!ltGAN INDU511RI HitSIL I-IUTAN,

P~OVINS! SULAWESI l'ENGAI-I

u
A
~ 1"1,500.000
~, ........
r ......
" .
I
(
.......... . .
JNTALO ..._
-- ....... SULAW S
........
I, UTA RA r..-_.. ,.,..,
,J .. ....,...,.,~
tt.1.'4i1Pfi:,:.Mi ,.....-,:;

t:J
3,~

/
1.
~~
!f.t,l~
... ...
"""1J"r'ti~t
lZIM U~AJ,l,:i J:Vill.._.:il#l\,I.TNt
1-1,liSl.HUPMIQKU

""""" 8111-1,~14
BiliilPfl)plrW I I
~l-lllqlln1'J.!!~

U:it-H(.H.Al1"1T-N~r1

&111K.Mqallrl
~Mt,f,,IT.I..M ~ ~l'JDIIU

- Kllrnfiillii1i'imit.'f1h,ci~~ I~ h-'ii ilj;,j~lllHii


tthr1LntJ i,1-fll
-- ww,i P.o.$(,<ol,
1-tnn Pradb 1-1::lllMil}l?TI lWil.N B..@JSESU.M ~~ !

1-11~ Pru i~r,,.,-.P,i


fm<!F!"olo Yf'>l ,..,._.,...,IH~;;j Lff!KH W'l l1rmTW1 hd<n~1
ii.lhlliPitt"W,l~li"I01j1r'LJ ~ :,,n-.'HlR
wr ,:wan rJn1
...
@ L,:t..J lrilHMr ~ubl

~.

~ ~ o
~

~Dll:RP, T~
I r'tl'Jilt.111hif1tldl.r:I
'] "-DuM1"111'1w ~
~ F'filmPt'lr'lll1~1iWtt.t"ill1
4 ~Pllr.t.lFM1UclNF11ll,hilll
~l"fi,,11VN!lfilli"r'lll~1itl t1.i1f11~.a1
84 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

,.-- SU
l

SULAW S
BA RAT

1,,fiutan R M
JUMlAff

,,;mu
19. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Sulawesi Selatan 85

PEil'A K'LASTER
l~IN l"EMANFMTtAN HASIL HU'l'AM DAN
i'SltGE!MBAMGAN INDUSMI HASIL i-lUTAN'

PROVINSI SIJ LAWESI SIEUlil'AN


A E
GAH u
A

.,.. __
-~
ftd:oo-
~Pr.:;:mt
... .-.

L:J
,,..,
&,~

M'!Nlill'.Ftt llt'.P'.kl

UiA.H!i FVo\olit,FiV;TNt
!Zltil

...... Kr.,ll~''" IL'.&l.HUP.NIQ,\"lJ


Blln~tJ IJ.~l-ll_qr.~

Biu1 P11.''1)1rti G] IJPH+.-fu;mr.


&.LI I K.alqM lln 11: tu.ii Tlintnis1~il
~'4!'f.,IT,l,!il G l,Abir.,l!llu

Kena*! ti:flH11t1:tJl,1(.t!A.,e,.,rn~ ~ l+:uiiil".lil111Dflllllliil.l.


tthn Li"ltJ?9(Hll ~L,OtW,IPM!;t:.. N
1-lBn ~1111 hmlnLf-i?TI IE:.5.H.I RMl.l SE:SUAJ ~ .

~- .... p<f!")
ttJWI Prolw~ ~ ~1 llKlfW('fj.j1HP1;.1 U'Pttllli: lln1'umTw1h-nni
.... taifl..11,V,H"liil "11,Cr'LJ ~1J1l'HTR

@
wTlllWlbtil'!l1

Loba'i lril.uH~LUbl

SUL ESI
TENGGARA

~1,.1!.<a li!f A;

1 Pfi l".iJilHMi .. 1111


'1 Pm C-Tmiwli~
:!I Pill iD'I Pliwl rlH 1,1 I-Min
4 Palil Pllr.Upu, Ur.I MPNI~
!i. PfiN11111'1 Fwl'M~UII t+..-., PINlii:ii
86 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

1'21W'E

-\.
\

--'!. \ -.
-
" ......
...

-
KLMTIR
--~~ ... -111 ..... r.11an111o1 KAAETJ
i-tUP- ._ WIOTotll
lndlnfri K.<oVU
GUIG...ila.N
SERl'O'I KERTM P1Jll' ENSJIIGY
~ET~~
KC!modl
Jnillm IUllnl TnlHII..
ICIII -,~ - fi;,n ~J.:i.tiXJ 11111 111J

I"'l!:-
714
1D:l,5!14 5l,IOO
nKFtiM>dll

~ iil,7M
~~
m~61
117,41;.I
lu!,,NS o-
ij !l'.11;1"5 (]
ac

-
2la.!66 l 3Q;
165,l ..',) !
"
~'.!JI)
NA IM NA Diu.shYf'I
!m 1W ,
12:.'Mv1! 1::!11trr!!
20. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Sulawesi Tenggara 87
12il'WE

PerA Kl.ASill:li!
IZilN P'l:J,IANFAAliAN 1-tASIL lU,!'IAN DAN
P5HG MBMIGAN I Cll.lST-fl:I HASI~ HUTA.N

PROlfiw,jrSI SULAWESI TENGGARA

u
A

---
[*.d:l~aJI

.... .__.
t(t,U~l(ri

~~t:11 ~ ~tu::ln,1,111:n
i:.t-,1,pr~ I~ U~.U:.n1'alln.1ri

BHHl<~lffl 1-d~r.Tm'lff!l"I~
i<.'.'/-sff.JT;,,,; ~ ...... (It ..

E] 1-st~r.~tul.!lr,
- -~" ....... ~-'!;.'I,',)
- ~Urn ~I =LI.IMPASa(AI[
1-M1111f'TML.ili!T'1~1,11f'T1 llUUM,N0.1<-'l;US[Sl.ll'IJ.ilt~

tt.i!an~UU'llpi,1"tP'.I

I-Inn PraD ~ m;ml ~ 111~ UPHHK llriYTfril ffliilR"I


,_.,,,1'1R
im
n~ Pf'W.l!fflll"ll,M"I~)
WTljll!Amli:Pil

~E!ERP,ETA.
1 p.,.,,_!Qi .. Hr.Mt,t,.,
~ l"'fl"il Dtil. T1i11illt Klifu:ailw.t
~ ~ !DI Pffl4f'INl-,11-mY!
,t.. r"w111fiiiAW~11lhWkPHlll:!!M
~Pi!Qlj,inih.!1~~"1-t,.i"!N'l~.J.I
ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045
88

SU AWESI
T NGAH

,...,
(
I
<
..__
{
-......... __

PEMM.IFAA.TAN ~

i-i-.

.......
I. IIJPHH.:.Kll
4,H'TI )-t.lrri
11;1 tm~"'l~m.,,~
I. IIJPHHI-H ...

0
~~111:iHllJIIKM
"t1Trt/ttM1lf.'I
b. HIN~ ... h"iH~M [)
"IIIJPHHlRl
l.""-
fi.iiUtolf'IFbl"l!iill
Ju~,u
21. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Gorontalo 89

PErA K'I.I\SfER
IZ!IN l"a.tANFM1AH HAS.IL HU1A.ff DAN
li'E!NGE!MBAMGAN INDUSTIRI HI\.SIL HUTAtl1

PROViNiSI G10R.IQNTALO

u
A
. "

.,.. IWiW~LI

.....,..,. .
KOOPl".:,:intii
-
,,..,

--
...-..,:;
..... ......,. ...
r'-'-I ~IIH1Wt!P'Jt11
L-...1
~!'ii U!'iiAJilil; l=VMl#IV,T.a.N
IUI& L HUPN l'A\"lJ
....... Elius~CJ l'UI ~~f-ll!ilf'l~TI
Biil11Pr~r11 UA-H(.H.lilriliBINl'1
~.K.alqu.., tt.uiii T111i.1111111F'i'iii,-iii
~!il'tif.,11?,'M' ~ ~r..lllu

KL-..tilil1t.:iiHfliii!~~'(I ~ tti.lfllf'.lil1116filllM.IUfl
l"IJ'.anLn:hr.;iO"R.I
~-PM(,<""
~ PNb1 hrtl:a&(M?TI -==-
~Pr,;a,:i,."l""'l"i1-f::t;i
,+...., A'oA>.> - IH~
-1.....,,,,..; L'PHH h._, TUTn ~I
Aliit f'i11W,Sloli11 11 ~rr"LJ ~,.111111Tfi!

@
WT!lilwl!IKP.tl

L..:b&'l lrilH .. r fu1bl

SU LAWES
UTA RA

UTA'N PRODUJ,;51 UNTU.t; MENDU~UNG PA.SOUIN 8Ai!AN BAt:U INDUSlRI ~ERBA.SIS KL!.STIR ,PROVIN,SI GOl'roNTALO

--Y""'1DlloM-!llo]
lndLDtn ~IJ SJMBER PETA:
----~---~---~u,11--T---+----ll'l:il.TI.I I.JIPIS. Gi:Rie'lillANl ~EFIPIH 111:Rl'il.'!i PULP ENEPl-'i'f
u. .. a-1u- Ki:imc4111 I PnK.-,n11nltttr.i

~-
T>-
...
lo, ,...lnl ~Pl!',l~T"'1'1Al~,,,
3. Pnll:rlP'lrrmnlulll,1tt.illn
lb, .... . t.ap.lt.1 lilh 100 111.!i 1 iAI 1.n 111.:i ~:111 N lull N lt:111 ~'J.llLi h:11 -111.:i ,l~~~p,rilJr:11~~
~ Pn......,._,
~=
un003 F'mrm111dl IT.rllli ~

~~B
1ml.4't'tr.-.;nt"i 101~

"""'
~~
~~3
~~
~ iii
mtcPHMir.diil ~'
H{IJ 3 1(1) ~
j(l;.j!(> ~l'.i> ~
m. N~ NA
..... 111.l UUOJ ;JP:IICl.'Af'IIC.. I I I I J
ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045
90
111:1"t!"E 11~

._..,,.,,,_v __ Dl.._._njltlj IQ.I~

L.um:IUllltt
_._
11115 llll5Toobl '"""""
~, Kil'I\J LAl>I~
KAYU
GERil.YIAN
SBJIIII~ KEHM PULP INERGY
KARErJ
GETA~

-
>nlsbwl -uni 20'5
1111 Ito Ito ~SI~ ::L5.7li:<'YI:: ;ssm m:: too ,on tor, l,;o!..IJ&)r.an m~

I
1. IUPHHK-lffi 47,et.D Gl,DI t~lllB
iii.HTIP.&.il'if'li 47,61.D - - 17,556 !IS,41,l
b, HI1 ..;..,.,.,,. Oeo klll! Mod;I
2 IIJN9ik-;;.,, ~205
-
163.~
!i 16.l-,;irt;
~. H""""'lt<.M
..._U'll"aiuru\.lii;M
~JIM
!,gffl,C -
l!i.~
- ii
~ i1j
,4?.I>
b. H=>1n11}., Don KPH Mildol - - -
4. IUPH!iKRE 17040 17040 ~ l)qr:81t,kin jl!!hU,iJii e'~11ri(lii_jn lli!611u; i:1'hin hir.5:1,1 iniJu;1 i
5. KFil Mod<I 122,.ill szi.srs i b~~hk.in 5~b~l lli..kunpn p~..a., b~hS"J b~IJ indu5tri
Ii. Htnan Rlk'Jilt N~ tJJi. N~ l)~~hkm 5~ba:p1 i:;'yj.;unpn p~ b~h1n b~IJ indu5bri
~;l,iLl,ii m,t,,1s t,,4,1.ii ~Jt~

...-,

,,... / -

11!il'~E
91
-

22. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Sulawesi Barat

Pl:lA KLASTI:R:
llilN P'all\NFMlA~ H.l\SIL HUlAN DAN
1'5NG5MBA!NGAN I CIJS'ffll HA-SIL HUTAN

PROl/iNSii SULAWeSI BARA:f

u
A

--
l(!mRAJ;IGAJII

iii

[tl*Wl~UII

i<Ml""" .. ----
r--,
L-..1
-
"'"II"
iU-!1 "Pl-I IA;lr.MI
Kt4i~llliin IZlf< U!WiAPEM41EAAT..,;
....,,._,...,,

-
,J,!u...ttl.JiT;i:it.1K.AYl.J

SUL
TE
WES
GAH ~ -p,-
lillwla.~u

Bli.l!r!"~lffl
i'AW,,-ff.JT..,;
~
~
0
U~n...-n
U;,...l,.l[.I-U:1n'Talln'lr:.

l-,~11.Jl"l,.,..,_,!l'l.fl~'J,i

tlioli'!0.1.1

N".1~~1"4'K!!Jil~m..-.
......,u.,
El 1-'I.Mr.~"'h~r.
~-' KITENSJ~P=
tt.*ll~Tllrfllllllu,i,11J'TI iMKIN B.l\'.ru SESUIIJ. i'I.F.JIWil :
louan PnKU.all:l.api.'l'IP;I [2J U'PHMK l'..,Jli.a,._
l-lpn Pn;t*:11~ ~ i;:ltiiltll ~ l~fl:oi:i Id l.."Pt!H ~11.1..-i TIIWNl'I D>.t
Aftti PtrPJ'\llrllM'!iAf'll IO'>l_.,R
~ WTi:l!N"'l~Plli

@ ~-J tilht111 lhd"Lrilbl

SULAWE I
SELATAN

2. Pa [iu..u r.,..ui ~,
~ ~ lo. PffltNIUSI1-u"ai
it. 1-'n F'U,e;bipu, UrJI KPtHl:dlll
C.. ~Nlrn:I Pfflwt1w111H...i'WI FqftJ,J.j
ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045
92
,~
... ,= 1~E

. 14

KIA;TIR
lllls Hulanl'nldubiY ... 1-Dtm-.. lHa) r._1,1,gf
iu...- .. ,_ LumTabl
lndu1trl
KAYULAP~
KA-.U
<,ERGOJl'IN
SEIH KERi...i Plffl' INERG"I'
~ET~H
,,,_ ,,1n kamaditi

...
IMlini Tmbiflilft 1045
HI HI IKiplldiHi J.-Ol.;a{lfn3- U94.3Bm3 I.C.I teu 1,111 ~g::4[!:.~~
LI-IIIMffl Oo.l05 ""':ll41 170~ 2

~1mrl'l..lm1 66.205 48..1.!:S


;! 1,1;1$.li- dO~
,I.
t,. Kil t:it.rt~ma. Di:ln KPH r.b:1-zl SS9~
!t
~
2 lll1'HKK-~.A i81.~ E82~ 692,6.s
~ l!TRIKDfKKM 4.14:, l.!>200!5
~::i i
]!lf;.il,IJ
i<lli{Ml)/)'flM ~2~ 196,100
i,, ltTIVP,l'lt~r,,n-. ~~ ,..,.i,.1
II il,WIHHJ(-'1
~ (P~ Mad.I
-
,0,,100
ll~~ 12.. ~
iOO,!!,l
s"' 111:iutbn
'[lgl"iltbn
11tw,v1 G.1h11111n p.11m:llln b.1-.n
nt..1,11 liih11i11n p.11m:!lln
i.u indntn
mi'lln I.tu1ndntn .
JUP ..... H W.,ii!!l 5:li,ill 1;s,I0,2Ji! I I I I I

11'8' - 1:M'tl'IYE 11;< l~~I!!


23. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Maluku 93
13-l'W"E 135'1l'J'E

Pl:lA K'A.ASTI:R:
llitN Pcr,tANFMlA~ HA.SIL HUlAN DAN
P5NG5MBAJNGAN I CIJS'ffll HASIL HUTAH

l'ROVi~Sl MALUKU

u
A

.
ii
--
ltl*Wl~HI

i<M;f>'m..
Kt4.l~llliin
...,,._,..,,,
...-.
r--1
L-..4
-
"'"II"
;\W111pt.!~I

IZ!f< U!Wi.lo.PEWo1EAAT..,;

-
~HUiT;i:it.1K.AY\.J

lilrlwla.~UI ~ U~n...-n
~.,1,i=,~ U;,...l,.l[.I-U:1nTil.llnilr:.

Blu!r!"~m ~ '"'~11.!l"l,.,..,_,!l'l.f"l~J,I
l<AY,1,1,'S,l.:M tt.JTA!il 0 tti.li'!IDH,1

N",tlnllP.('I
......,u.,
IMf4'KIJil~m'l"I El 1-~Mri~"'u,~r.
fl.I KITENSJ~P=
l't.*i'l"9:titii1Tllrf:tllllu,i,11J'TI iMKIN B.I\J:U SESUIIJ. i'I.F.JIWil :
lvan~ll:t.ap..,.u:o;i [2J u11tno: l'..,Jli.a,._
~Pn;t*ll~~i;:ltii!tll~l~fl:oi:i Id !.."PHH ~11.IYn TIIWNl'I
,__,R
D>.t
Al.NI Pill1iVf'llrllM'!iAf'll

\ ~ WTml-l"'l~Plli

@ i.iH.-WJtilhtlll lhflrilbl

o
.~ . .
.~
d ~
f .
r:
. ,:.l
t!;'.
"'

I SUIIIBEFI AETA.
1 Plfr.llluwtlf!nl-l
i Pa Gull Tn"Di 'KHl.nll'll!'I
~Ppt,p,1='1ff41riH~~
.... Pin Pl'4Y!Plf'!~ ttr'HIM:i!M
~ Pip,.lnhp,~1Kl1r.1-+.!ilrlPI~

l!ETAMIJ,,,!I

p Et

i.

... ;9fl ....

- ...
'"P.~n

nl .. - .... :~,,..,
uO'f

~t"'ltfl'!, 1a.~~!! l~"'atfE li!l!'tl'IJ'!


94 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

WE
TAR

""
0
e
~~ .
__. ..... ~
~
.Q ~

...
u,tlnl

~il;ll
...
1'...,,b.,_n

,20(,j.
-,r::n -,r:n

ii. Hl1 M1.11ni llS,r.oB g.,_aj5


:31,S!ll
~.IUPHH.:.HA Ml,6S!l
~~15 <aoo,;
<Edl.5 54.1!95

4. IUPl!HK,RE 1B.2BS
5. ti:PH M:idiill
I I I I
9S
-

24. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Maluku Utara

!!:"lf[l"'E

Pl:iTA IQ.ASfeR:
1~111 P\el,11\IIIFAAliAN 11,ASIL ttUl,M4 OAIII
PEiHG MBA.ff~ I CIJSTiRI HA-SlL HUTAH'

PROV1IN.SI MA!Ll!JKU UTA.RA

u
A

.,..,.,_
,~~til
"'"'
l(oo)""""i'

.............
KOO~ll:i'I

lilalll~ CI

~ .. Pt~
B!il!,~lffi l-l!l~rn.,.,n.,~-,1

1<.1,W,8;.,~ ff.JT~ ~ t"l."111J0.W

- -o.._.,~_,"""'l 8 ~r.~IIM-ll.!!r..

- fffllnuJ .. ~1 roTENSl LI.IWI p=


tMlf1 ~ .. T'1~'11f'll ~ l!i,11;1.1 !i~t'ij i).RHltNi

tti'M'l~~lslap(HP)

,_,.,,,,,,, Tlrrt!f'l '"'1..R1


I-Inn Pr.a-xi~ i::111;.I ~ Ill~ IJPt,l!-11( iW1
,l,r"9J P9ra.,.Jl,!l,!!n ., v,F'll
WTi:W.,nK~

.,
~I~
ll" b
~~

e-
. a
~ ....
0 . ~E!ERP.ETA.
1~~11n t.'lo'I
i r....... Dtit. Tlllf'liLII Ki.:tvll:IK!
:II. P9'1!tz:'1Pwo!lr4ll.!'1~
,t. Pv:.t P.YwpM) Ur&f'IPtlll.lAJfll
~ ~~~ffl"l-liW'IPt~*.11

v .....

j ... ..._ ..

,xrott
96 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

i=

~.

/
i
i

- ..... ~.~

..

ALU KU
I
I
I

P'EMiliNFAATAN IU'fiiliP~ PFIJJIJtlK:51 UrftlJK IMENOOKUNGP.A'S,CKAN EAl-il.UI BiliKU INDU5TRI ~BA.515 IU.ASTER PRD,VIN51 PAPUA BARAT

-. -
._ __ IYIICDlt>ll-lllanC.-.J KL.rt.S.TIA

- 1...i,1111,
WIOILI,_
-lnl
..... i..11-
IM~:ml

-~I~
N'ollVL,aPI~
~AT\!
tlii!JmiA.llAN
n~PI~ KtfJT,Q l"JLP VAl:FfYT
MART/
l!iiHAH

Ito Ho HO l11-".:111tn :U~U6111:?i 2.1i.B.~m3 1.:.11 I Cu


""" IA~-1Sil~! rtl ~

. ,.,,_ I
L ILl'HrlK-HTI lll.4li J.2Z411
t.!!TIMYml !13,(Q! ~,m

if;
b. Hll lur.:1nmiill ~r, ICP .. li.b:lliil l"-"11
2.IIA'HIKHA H76.!MB '.U76,M
~ iirultNHll"l l~ u,ffl uui.o
,1.uramn,11.1~M I""' LP= ~ .Ii lZUOO
b. H11<i><OIHCMQ,n ml Mldol
IIWlIK-"(
5..nH-11!1
JCJ,......~
J1.:ii'IM
..... . ....,
,, ~~I) i Dtlr.1Nm.l Ulllb1pl '4it-J,._
CHliNI~ :14blitil .f!.I~-
,uabn t-.1111n bdu lu:lnlll
i:1~0:l11iNt'l!in luku IHIHL!I

. ~
'-?!>;.%"] o,g ., 1' CUC Ji9 I I I
25. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Papua Barat 97

PETA Kil.ASTER
IZ!IN P'.EMANFMTtAN HAS.IL HU1AIN DAN
PEiltGEiMBAMGAN INDUSTA:I HA;SIL i-lUTAN1

PiRQVINSI IPAPUA BA~AT

u
A
1"1,500..000
.
SMl,!,

" "'

IIETialUUlill;AN

., ,.....,_..
KOOi P.-i:,:m. ....--.,:;
,...,
s,~
.....,..."'. t:J
--
9 A'9fil~li+'li'HI
Kw~.., ~MU~i\l't!<-t,,V;T""

......
!,0,&1Hlff.',.NlfA'rlJ
~m~tJ ,..;::w..l(-I-IIJ11nn,J1

~ Blu1Pl~rlli UPi-Ht,;.HAriTo
!51.J.111 K.alqullrl tti.l TisNHilrl~'il

B ~ . . a.u
---~ --
~'A"'-,..IT,l,!il

~1timit11t1 ~lt!:w.'(I ~ t+d.i il'Jillllidflll1111iliL.1


... . .
- . .... _
tthn l.n:tJn;,(Hll

1-lnin Pra-sllli hrtln&f-i?TI


~ '-HW,I ~.A111
IEr.l.l-W.I B..IUJJ ::i5Wi.l ~
D
.

~-'""Hi?) ~l'jjij~....., ... ~

ttJWI Proa.b:,ti'iiJ oo;,l'I ~ 1Hp,(_I ~ IWttll llrl ,..,_,.... h,bni


.... H:tP..1111.n-iuiLa"11,Cr'l.J G::J tUIJ'm1tT~

@ L..,:,ba'J lritu,.rNubl
~ ..r .... -

()

I
\_
,_ ~ I
Ri
::;;.
' J.,
.
/ .....
, / i
\
'
,,1-.,
/ -,_
,.,,
HA

" \
.\
-D J;fif!A,
1 Pa l".r11IHl"lli-l1tWI
'] PMII Dl.u.l TB1Wi~
:!I Pa iD'I P'tilrlH~ 1-tJw,
4 PR Pmr.mbpu,Ur.I tf.PNIMmll
!, PfiNIIY..'IFwNilll'IHI .. H-J"lli'IPINIJ,.i!
98 ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045

13]'1J'IJ"~ ,,.,.,,,,.,, ,,.,,..,,

PAPUA
- "'. '
BA RAT

-- ----
w .. Hlml ll'l"l.od*il
'l'ftlj~IDl,-,f..O., ltmt

~lli1Ltln
tUM&,1'1iHIC

Ha !lo
l..a1'Tupl

"""
Ho
- -
111_,.wiili:.12~:UI~.!-
--- 11.064))1:!lli
6.Hl..-ci'l..td-
-
i.~(1.(11
-- ~~~1(111 -56&".l.lJJi.,:,,,
- JI:!-
J. IU;".NMK-lml ... n..u:i 5174'71
=,m ""'""
... , ...
1.tnlr.l.llff ... ~]Al(I

t-itm'lt!l~"'"--Pif't-lW(,,jrl 19i2?1
J.IUrJrnK-IM.
' =,..,
i J.ttn,111~111
-1.HU/.HMI0 11 1

b. UTDl'l.rl.lMfMIQ,f.1.KF'MIWm1I
'im.3~
19.m
=.ma
s,,;.cuo

""'"'
.IUJIIIIK-11.[ Jut~]~
Ul'HMoilol 11tSi5 l:.7,j_S5S
JUMWI '=~ Oll
26. Peta Klaster lzin Pemanfaatan Hasil Hutan dan Pengembangan lndustri Hasil Hutan Provinsi Papua 99

PETA K'LASTER
l~IN P'a.tANFMTtAN HAS.IL HU1AIN DAN
PSltGEiMBA!ltGAN INDUSTA:I HA;SIL I-IUTAN1

PR:OVINiSI P:APUA

u
A

~
IIET!afiAN~N

lu..'w~l.11
1.. Kl."tUPr~
.....,.,.,
t,rz,b~
. ....
...--,:;

t:J
-
3'~
"ft..al!lr'H lilt!PHI

IZ:JMU!',iA.H..:ii:v,11....:il#l\,I.TNt

...... ""''-

- ~-
H,i,,s:t.HUPMtcA'r'IJ
Bllll-~14 J.~Mllqlln1'J.!!~

Biw:ilPfi:,plirW I' U=it-H(.H.AlriT-N~r1

&111K.Mqallrl t""'.uii1T1lnl.Mll~
~Mt,f,,ITA.N
~ ~r.lllu

~1i'imit.'f1ii.i~~
~ h-'ii lJ'.ii,i~IIIIUl.ii

~ ttn.1 LntJn;ii,1-fll --ww.,P.o.$(,<ol,


lWil.N B..@JSESU.M ~~
!;; I-Inn Prad.h 1-1::lllMil}l?TI !

l-ll~~t~r,,.,-.P,i C2l 1;1=1no: 1.!11"4111:


,..,._....,IH~;;j g
ISS'l """"
)ti>l W'l llrmTWl hdin'll
~Hlifillit"W,IYli"I 0111r'LJ ;, :,,n"il'HTR

~ Wf!Jill.alhKPM
@ L-:t..lKlHNr ~ubl

I
i
or..lbll

I r'fitiii',.lliHf1tldl.r:I
'] P,a[!....-,-..,..J:IIKllh.nn.l;i
~ r...-... tm Ptfflill~.. w tt.n111
4 Fw.:11 PIIC.UFMI Uri NFilll,hilll
~ l"fi,,11VN!I P.::lr'lll~1it.1 ttilfl1 ~1

1,l(l'W"
ROAD MAP PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI TAHUN 2016- 2045
100
DAFTAR PUSTAKA

(APHI) Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia. 2014. Dunia Usaha Kehutanan: Besar Tapi Tak Berdaya Lestari Tapi Tak
Bersaing. Jakarta.
____ ___, 2011. Road Map Pembangunan Hutan Produksi 2016 - 2045. Bahan presentasi Direktur Jenderal PHPL
pada Focus Group Discussion Menuju Roadmap lndustri Perkayuan Indonesia 2045: Perspektif Penguatan Sektor
Hulu tanggal 15 Agustus 2016. Jakarta.
(APKI) Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia. 2014. Indonesian Pulp & Paper Industry Directory 2014. Jakarta.
David, 2013. Potret lnvestasi Sektor Kehutanan Indonesia. Kendala dan Harapan. Bahan Presentasi pada Workshop
Forestry 2013. Pengembangan Pendanaan dan lnvestasi Untuk Mendorong Bisnis Kehutanan yang Berkelanjutan
diselenggarakan oleh FABA, TGFII dan APHI. Jakarta
(Ditjen PHPL) Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, 2016. Revitalisasi lndustri Kayu Dari Sektor
Hulu. Bahan presentasi Direktur Jenderal PHPL pada Focus Group Discussion Menuju Roadmap lndustri Perkayuan
Indonesia 2045: Perspektif Penguatan Sektor Hulu tanggal 15 Agustus 2016. Jakarta.
(FAO) Food and Agriculture Organization, 2015. Global Forest Resources Assesment, FAO Forestry Paper. Rome.
Departemen Kehutanan. 2007. Road Map Revitalisasi lndustri Kehutanan Indonesia. Jakarta.
Kementerian Kehutanan, 2011. Road Map Pembangunan lndustri Kehutanan Berbasis Hutan Tanaman. Jakarta.
____ ___, 2011. Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN)Tahun 2011-2030. Direktorat Perencanaan Kawasan
Hutan. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Jakarta.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2015. Statistik Direktorat Jenderal PHPL Tahun 2015. Direktorat
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari. Jakarta.
____ _, 2015. Statistik Direktorat Jenderal PHPL Tahun 2015. Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari. Jakarta.
Lyon, F., & Atherton, A. (2000). A Business View of Clustering: Lessons for Cluster Development Policies. Fondation for SME
Development, 2 - 13.
Porter, M.E., 1990. Competitive Strategy: Technique for Analyzing Industries and Competitors. New York: The Free Press.
____ ___, 1998. Clusters and new economic competitions. Harvard Business review, Nov - Dec 1998

Anda mungkin juga menyukai