Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Di dalam perusahaan, setiap departemen akan menghadapi berbagai macam resiko sesuai
dengan hubungan bidangnya. Misalnya, departemen keuangan, resiko yang akan mereka hadapi
adalah semua hal yang berhubungan dengan penggunaan uang perusahaan selama usaha
berlangsung. Maka diperlukan perhitungan khusus untuk menemukan resiko-resiko yang akan
dihadapi di masa yang akan datang. Begitu juga dengan departemen-departemen lainnya, seperti
pemasaran, operesi dan personalia. Resiko yang dihadapi nantinya akan berbeda.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum memanajemeni risiko, maka harus dapat diketahui adanya risiko itu, berarti
membangun pengertian tentang sifat risiko yang dihadapidan dampaknya terhadap aktivitas
perusahaan. Pengidentifikasian risiko sering pula disebut mengdiagnosis risiko. Jika semua
kerugian potensial yang mungkim menimpa suatu perusahaan, tidak diketahui, maka tidak
mungkin memanajeri risiko perusahaan yang bersangkutan. Dalam keadaan tidak
diidentifikasikan semua risiko, berarti perusahaan yang bersangkutan menanggung risiko
tersebut secara tak sadar. Pengidentifikasian risiko itu merupakan proses penganalisisan untuk
menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko (kerugian yang potensial)
yang menantang perusahaan. Untuk itu diperlukan :
Pertama : suatu checklist dari pada semua kerugian potensial yang mungkin bisa terjadi pada
umumnya pada setiap perusahaan.
Kedua : untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan yang sistematik untuk
menentukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam checklist itu
yang dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis.
Manajer risiko seharusnya menjalankan sendiri kedua langkah itu, kalau tidak, ia harus
percaya saja pada jasa agen asuransi, broker, dan konsultan.
Sumber Checklist
Checklist itu diterbitkan oleh perusahaan asuransi, badan penerbitan asuransi, Asosiasi
Manajemen Amerika (AMA), dan Ikatan Manajemen Risiko dan Asuransi. Selain dari checklist
yang dipubikasikan itu, manajer risiko harus pula punya checklist-nya sendiri. Hal itu diperlukan
agar manajer dapat menambahkan potensi kerugian yang tidak terdapat di dalamnya, karena
biasanya checklist yang diterbitkan perusahaan asuransi hanya menyangkut risiko yang dapat
diasuransikan.
Analysis ini menjuruskan manajer risiko untuk memastikan bahwa informasi yang
diperlukan berkenaan dengan harta dan operasi perusahaan tidak ada yang terlupakan. Untuk
memperkuat informasi ini, manajer risiko akan mempertimbangkan semu sumber informasi yang
digunakan dalam metode-metode lainnya. Bedanya adalah bahwa pertanyaan dalam
questionnaire itu menjuruskan penyelidikan itu.
Dengan menganalisis neraca, laporan laba-rugi dan catatan lain yang menyongkongnya,
manajer risiko bisa mengidentifikasikan semua risiko yang berkenaan dengan harat, utang, dan
personalia perusahaan. Dengan menggabungkan laporan keuangn ini dengan ramalan keuangan
dan anggaran, maka manajer dapat menemjkan risiko yang akan dihadapi, sebab setiap transaksi
bisnis pada akhirnya menyangkut baik uang maupun hak milik. Maka berdasarkan metode ini
setiap perkiraan (account) dipelajari secara mendalam mengenai kerugian potensial yang bisa
diciptakan oleh account itu. Selanjutnya pada uraian berikutnya, dapat diketahui bahwa laporan
keuangan berguna pula dalam mengukur risiko.
Analisis berikut ini menggambarkan dalam bentuk yang diringkaskan tentang bagaimana
sebuah account, dihubungkan dengan berbagai kerugian yang bisa terjadi, dapat menolong
mengidentifikasikan risiko. Tentu saja sumber-sumber informasi lainmungkin diperlukan pula
seperti, surat-surat kontrak, atau inspeksi harta yang bersangkutan. Contoh : pengidentifikasian
risiko yang bertolak dari masing-masing rekening yang terdapat dalam laporan keuangan.
Suatu peta aliran menggambarkan seluruh operasi dari perusahaan yang bersangkutan,
yang dimulai dari bahan mentah, listrik, dan input yang lain-lain pada lokasi suplier dan beralhir
denganproduk jadi dalam tangan langganan. Checklist dari kerugian potensial dipakaikan pada
masing-masing milik dan operasi yangterlihat dalam peta aliran itu untuk menentukan kerugian
yang mana yang daihadapi perusahaan yang bersangkutan.
Dibawah ini diberikan sebuah peta aliran yang sederhana yang menggambarkan
operasikeseluruhan.
Pemasok Pengecer
B 2
Pemasok Gudang Pabrik 2 Gudang Pengecer
Pengecer konsume
Dengan mempergunakan checklist dan peta aliran di atas dapat dilakukan analisis, antara lain
sebagai berikut :
Kerugian yang berkenaan dengan harta
Penggantian atau reparasi truk, pabrik, mesin, bahan mentah, barang dalam proses,
barang jadi, yang bisa di sebabkan oleh bencana fisik atau bencana yang disebabkan
manusia, baik dalam bangunan perusahaan maupun dalam perjalanan. Penutupan maupun
mengurangi operasi perusahaan disebabkan oleh kerugian langsung harta milik.
Kerugian personil
Kerugian bagi perusahaan karena kematian atau cacat (tidak bisa bekerja lagi) pegawai-
pegawai penting (yang menentukan). Kerugian bagi keluarga pegawai yang
bersangkutan, karena kematian, kesehatan yang buruk, pensiun atau pemberhentian.
Selanjutnya setiap bagian operasi perusahaan dapat dibuatkan peta tersendiri yang lebih
terperinci.Contoh berikut ini adalah peta aliran dari pabrik 1.
Statistik Kerugian
Pendekatan yang ke enam ini dapat memberikan petunjuk tentang kerugian yang telah
lalu dan kerugian mana di antaranya yang sering terjadi.
Analisis Lingkungan
Lingkungan yang relevan adalah (1) langganan, (2) pemasok, (3) saingan, (4) undang-
undang dan ketentuan lainnya. Dalam menganalisis masing-masing komponen pertimbangan
yang penting adalah sifat hubungannya, keanekaannya, dan kestabilannya.
Sebagai contoh, apakah produk di distribusikan langsung kepada suatu grup pembeli
ataukah secara tidak langsung, melalui grosir, pengecer dan kepada orang banyak? Apakah
langganan itu keluarga, perusahaan, ataukah pemerintah? Manakah service yang penting,
pemasok tunggal atau pemasok majemuk? Kontrak apakah yang telah dibuat dengan pemasok?
Apakah persaingan memerlukan kampanye melalui iklan dan berkemungkinan membangkitkan
klaim terhadap produk yang tidak memenuhi syarat? Kewajiban apakah yang palin penting yang
dibebankan oleh pemerintah, konsumen, asosiasi, dan sebagainya?
Manajer risiko boleh percaya pada agen asuransi, broker atau konsultan manajemen
risiko untuk melakukan pekerjaan yang terinci mengidentifikasikan risiko. Akan tetapi
mempercayai saja sepenuhnya pihak luar untuk pengidentifikasian risiko pada suatu ketika bisa
mengandung kelemahan. Pertama, walaupun banyak dari agen asuransi dan broker lebih baik dan
lebih berpengalaman menemukan risiko pada berbagai perusahaan, tetapi kebanyakan mereka
membatasi bagi risiko yang di asuransikan saja. Kedua, disebabkan oleh waktu dan energi yang
dikerahkan dalam mempersiapkan survei menyeluruh, terutama bagi perusahaan besar, maka
kebanyakan agen asuransi dan brokeryang penghasilannya tergantung pada komisi yang
diberikan oleh perusahaan asuransi, maka dapat dimengerti mereka menolka melakukan survei
mneyeluruh.
Tetapi kelemahan ini sudah berangsur hilang, karena makin banyak konsultan manajemen
risiko yang berpraktek atas dasar kontrak kerja dengan perusahaan yang bersangkutan, dan tidak
ada hubungannyadengan perusahaan asuransi yang ingin memasaran asuransinya.
Melakukan survei sendiri memang memakan waktu, tetapi tidak lain yang lebih baik bagi
manajer risiko untuk mengamati dari dekat sumber risiko yang melekat pada hak milik, operasi
dan management phylosophy dan karena itu akan mengambil keputusan dengan hasil yang lebih
baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengidentifikasian resiko merupakan proses penganalisisan untuk menemukan secara
sistematis dan secara berkesinambungan risiko yang menantang perusahaan. Pengidentifikasian
ini berguna untuk sebuah perusahaan untuk memanajeri risiko didalam kegiatatan perusahaan.
Untuk menganalisis suatu risiko yang mungkin terjadi di suatu perusahaan dapat menggunakan
checklist. Pengklasifikasian didalam checklist adalah kerugian hak milik, kewajiban mengganti
kerugian orang lain, dan kerugian personalia.
Metode-metode dalam mengidentifikasi risiko menggunakan checklist ada banyak macam,
namun yang sering digunakan oleh perusahaan kecil adalah penggunaan checklist yang siap
pakai dari pihak luar, sebab perusahaan tidak sanggup menyediakan tenaga ahli dan biaya survei.
Dalam perusahaan besarlah baru ditemui adanya bagian menajamen risiko yang melakukan
identifikasi menurut prosedurnya sendiri.
3.2 Saran
Tidak ada metode pengidentifikasian yang bebas dari kelemahan, dalam hal ini diperlukan
strategi manajemen untuk menentukan metode ataukah kombinasi metode yang cocok denngan
situasi yang dihadapi. Faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode tersebut
adalah sifat dari bisnis, besarnya perusahaan, dan tersedianya tenaga ahli.
Menggunakan jasa pihak lain dalam pengidentifikasian risko didalam perusahaan tidaklah
buruk, namun perlu adanya tindakan pengembangan dalam pengidentifikasian risiko yang
dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri. Hal ini dapat memberikan keuntungan didalam
perusahaan itu sendiri dalam mengambil keputusan dengan hasil yang lebih baik.