Heronimus Xaverius 214036 3c Ojt 2016
Heronimus Xaverius 214036 3c Ojt 2016
Disusun oleh :
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui :
i
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih,
berkat, serta anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan program OJT (On
The Job Training) yang dilaksanakan di PT.VALE Indonesia.Tbk. Tujuan praktik ini
adalah untuk menambah wawasan, pengalaman dan pemahaman, serta untuk
memberi gambaran pada penulis mengenai aplikasi teori yang didapat diperkuliahan
ke dalam dunia yang sesungguhnya. Dalam menyelesaikan laporan praktik kerja
lapangan ini penulis tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1) Kedua Orang Tua Penulis yang selalu memberikan dukungan serta doa kepada
penulis.
3) Bapak Irdam, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan
dorongan, materi serta ide kepada penulis dalam laporan ini.
5) Bapak Burhanuddin, S.E selaku pengurus OJT mahasiswa yang selalu memberi
kritik dan saran.
10) Bapak Andi Ahmad Asyar selaku pembimbing lapangan di area Waste Water
Treatment Plan.
11) Semua karyawan yang ada di kantor Departemen General Facilities and Services
Atas segala bantuan dan bimbingan serta kerjasama yang baik yang telah
diberikan selama melaksanakan praktik kerja lapangan, maka penulis ucapkan terima
kasih. Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktik OJT ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis
menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
ii
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
Akhir kata penulis berharap agar upaya ini dapat mencapai maksud yang
diinginkan dan dapat menjadi tulisan yang berguna bagi semua pihak
Heronimus X.T
iii
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Tujuan Penulisan ............................................................................. 1
1.2 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.3 Ruang Lingkup Kajian ...................................................................... 2
1.4 Metode Pengkajian .......................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan ...................................................................... 2
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................ 4
2.1 Sejarah singkat PT.VALE INDONESIA.Tbk ..................................... 4
2.1.1 visi, misi dan sasaran PT.VALE .................................................. 5
2.1.2 Sejarah PT.VALE ........................................................................ 6
2.2 Aktivitas Perusahaan ....................................................................... 10
2.3 Layanan Jasa / Produk .................................................................... 12
2.3.1 Contoh penggunaan nikel ........................................................... 14
2.3.2 Wilayah kontrak PT.Vale ............................................................. 15
BAB 3 DESKRIPSI PEKERJAAN............................................................. 16
3.1 Pelaksanaan Praktik ........................................................................ 16
3.2 Pekerjaan Yang Dilakukan ............................................................... 16
3.2.1 Perbaikan countener ................................................................... 16
3.2.2 Flow penggunaan air di PT.Vale ................................................. 17
3.2.3 Pengelasan pagar untuk airport .................................................. 18
3.2.4 ketentuan air bersih .................................................................... 19
3.2.5 Limbah ........................................................................................ 20
3.2.6 Greywater ................................................................................... 22
3.2.7 Indikasi Pencemaran Air ............................................................. 22
3.2.8 Teknologi Pengolahan Air Limbah .............................................. 23
3.2.9 Bagian-bagian utama WWTP.................................................... 26
3.2.10 Straegi pengolahan limbah cair greywater ................................ 29
iv
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
v
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
DAFTAR GAMBAR
vi
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang sudah modern ini, kemajuan teknologi merupakan salah satu
hal yang tidak bisa dihindari dan menuntut kesiapan sumber dayanya untuk mengelola
dan mengembangkannya serta tidak akan lepas dari keikutsertaan dari perindustrian.
Sehingga Industri saat ini sangat berpengaruh besar pada kemajuan dalam mengelola
dan mengembangkannya. Industri yang berkembang saat ini telah menerapkan sistem
proses produksi yang modern dengan berbagai faktor pendukungnya termasuk sistem
dan sumber dayanya. Sistem yang digunakan sebagian besar berdasarkan pada
sistem otomatisasi dengan perangkat pendukungnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan
optimalisasi hasil dengan mengurangi resiko kerugian yang mungkin terjadi.
Penggunaan sistem yang modern ini membutuhkan sumber daya yang berkualitas dan
mampu mengimbangi kemajuan teknologi tersebut. Oleh karena itu untuk
meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia salah satunya dengan melakukan
proses pembelajaran yang diperoleh di tempat perkuliahan dan untuk
memperdalamnya lagi dilakukan praktek secara langsung di lapangan sehingga dapat
diketahui bagaimana keadaan sebetulnya dengan teori yang ada apalagi bila bekerja di
daerah yang mempunyai potensi bahaya yang tinggi.
Di Daerah PT.VALE Indonesia Tbk Sorowako sebagai salah satu industri
pertambangan yang sudah maju merupakan wadah yang cukup baik untuk membantu
sumber daya manusia dalam meningkatkan kemampuannya.
Dengan adanya sarana pendukung seperti ini, diharapkan kualitas sumber daya
manusianya, dalam hal ini adalah mahasiswa kerja praktik, mampu menambah
pengetahuan dan mencapai tujuan kerja.
1
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
2
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Penulisan
1.2 Latar belakang kajian / masalah
1.3 Ruang lingkup kajian / masalah
1.4 Metode pengkajian
1.5 Sistematika penulisan
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah singkat
2.2 Aktivitas
2.3 Layanan jasa / produk
BAB 3 DESKRIPSI PEKERJAAN
3.1 Pelaksanaan praktik
3.2 Pekerjaan yang dilakukan
3,3 Permasalahan dan solusi
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
6. Daftar pustaka
7. Lampiran
3
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
BAB 2
GAMBARAN PERUSAHAAN
4
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
sebanyak 58,7 persen dimiliki oleh Inco Limited, Kanada, salah satu produsen nickel
terkemuka di dunia dan 20,1 persen oleh Sumitomo Metal Mining Co., Ltd., jepang,
sebuah perusahaan tambang dan peleburan yang utama. Disamping itu, 20,0 persen
saham PT Vale dimiliki oleh pemegang saham publik dan sisanya oleh empat
perusahaan jepang lain.
1. 25 Juli 1968 : PT Vale berdiri sesuai Undang - Undang PMA nomor 1 tahun 1967
2. 27 Juli 1968 : Kontrak Karya ditandatangani dan berlaku 30 tahun sejak produksi
komersil 1 April 1978 sampai 31 Maret 2008
3. 15 Januari 1996 : Perubahan dan perpanjangan Kontrak Karya ditandatangani
dan berlaku 30 tahun mulai tanggal 29 Desember 1995 sampai 28 Desember
2025.
Visi : Menjadi salah satu produsen nikel primer utama dunia dan melebihi standar-
standar kesempurnaan dalam eksplorasi, pengembangan, implementasi
proyek dan operasional bisnis.
Sasaran:
1. Mengoperasikan tempat kerja yang aman dan sehat, yang mencerminkan
penatalayanan lingkungan hidup yang bertanggung jawab.
2. Memberikan hasil yang kompetitif dan berkesinambungan bagi para
pemegang saham melalui operasi produksi nikel yang menguntungkan.
3. Berkomunikasi secara pro-aktif dengan para pemangku kepentingan,
termasuk pemegang saham, karyawan, masyarakat, pemerintah, pelanggan
dan pemasok, untuk memastikan terjalinnya hubungan baik yang
berkesinambungan.
5
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
6
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
7
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
8
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
9
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
1. Proses Penambangan
Endapan nikel laterit di Soroako terbentuk karena proses pelapukan dari
batuan ultramafik yang terbentang dalam suatu singkapan tunggal terbesar
10
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
11
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
2. Pengolahan Nikel
Pabrik pengolahan PT. VALE di Soroako mempunyai kapasitas
produksi 72.500 ton nikel setahun. Proses pengolahan dilakukan untuk
menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75 persen.
12
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
Nikel adalah unsur logam yang mudah ditemukan dalam alam yang bersenyawa
dengan unsur kimia lainnya. Dalam keadaan murni, logam nikel berkilau dan keras
dengan cirri-ciri menarik antara lain:
a. Malleability : sifat nikel yang dapat dibentuk sesuai keinginan.
b. Ductile : keuletan
c. Tensile strength : mempunyai kemampuan tarik yang tinggi.
d. Rust Proof : mempunyai sifat tahan terhadap karat.
Area
13
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
14
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
4. NiPlanting(1972)
Digunakan sebagai pelapisan nikel pada permukaan plat besi.
5. Coin(1973)
Digunakan sebagai campuran mata uang logam.
6. Electric heating unit(1974)
Digunakan pada unit pemanasan list
15
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
BAB 3
DESKRIPSI PEKERJAAN
16
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
work permit, JSA juga diwajibkan agar setiap pekerja mampu menganalisa
potensi bahaya yang akan dilakukan.
17
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
18
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
3.2.5 Limbah
Limbah pada dasarnya suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
suatu sumber hasil aktivitas manusia, maupun proses-proses alam dan tidak
atau belum mempunyai nilai eknomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi
19
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
yang negatif. Baku mutu air limbah domestik diatur dalam Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 112 tahun 2003. Air limbah domestik adalah air
limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan permukiman, rumah makan,
perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Beberapa bentuk dari air
limbah ini berupa tinja, air seni, limbah kamar mandi, dan juga sisa kegiatan
dapur rumah tangga.
Air limbah rumah tangga dapat dibagi menjadi dua yakni air limbah toilet
(blackwater) dan air limbah non toilet (greywater). Air limbah toilet terdiri dari
tinja, air kencing serta bilasan, sedangkan air limbah non toilet yakni limbah
dapur, wastafel, dan lainnya. Secara umum jumlah air limbah rumah tangga
berkisar antara 200 300 liter/orang.hari.
Sebenarnya air yang telah digunakan seperti mandi dan cuci bisa di-
recycling kembali dengan metode yang sering disebut Metode Greywater
System. Greywater sendiri bisa diolah kembali menjadi air bersih dan bisa
digunakan kembali untuk kepentingan seperti menyiram tanaman, flushing
toilet, dll.
Greywater merupakan bagian dari limbah cair domestik yang proses
pengalirannya tidak melalui toilet, misalnya seperti air bekas mandi, air
20
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
bekas mencuci pakaian, dan air bekas cucian dapur. Sekitar 60 85% dari
total volume kebutuhan air bersih akan menjadi limbah cair domestik
(Metcalf, 1991). Bagian dari greywater adalah sekitar 75% dari total volume
limbah cair domestik (Hansen & Kjellerup (1994), dikutip dari Eriksson et al
(2001)). Penanganan greywater di Indonesia saat ini adalah langsung
dibuang ke saluran drainase tanpa pengolahan sebelumnya. Saluran
drainase penyalur greywater dan air hujan ini akan berujung di badan air
permukaan atau di IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah).
Karakteristik greywater pada umumnya banyak mengandung unsur
nitrogen, fosfat, dan potasium (Lindstrom, 2000). Unsur-unsur tersebut
merupakan nutrien bagi tumbuhan, sehingga jika greywater dialirkan begitu
saja ke badan air permukaan maka akan menyebabkan eutrofikasi pada
badan air tersebut. Eutrofikasi adalah sebuah peristiwa dimana badan air
menjadi kaya akan materi organik, sehingga menyebabkan pertumbuhan
ganggang yang pesat pada permukaan badan air tersebut (Metcalf, 1991).
Peristiwa eutrofikasi ini dapat menurunkan kualitas badan air permukaan
karena dapat menurunkan kadar oksigen terlarut di dalam badan air
tersebut. Sebagai akibatnya, makhluk hidup air yang hidup di badan air
tersebut tidak dapat tumbuh dengan baik atau mungkin mati.
3.2.6 Greywater
Greywater adalah sisa air pembuangan yang biasa berasal dari air bekas
cucian, mandi atau cuci piring. Sedangkan Blackwater adalah air bekas
pembuangan yang ada di toilet.
Sistim Greywater ini memerlukan sistim pembuangan yang terpisah
antara greywater dengan blackwater dimana nantinya air bekas cucian dan
lainnya akan masuk ke pipa pembuangan air khusus yang kemudian akan
ditampung di sebuah bak penampungan yang biasanya dilengkapi dengan
filter untuk membersihkan air buangan tersebut. Setelah air bekas tersebut
menjadi bersih atau setidaknya tidak berbahaya, maka air akan digunakan
kembali untuk keperluan lain seperti mencuci mobil, menyiram tanaman
sampai air untuk menyiram toilet.
21
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun
pengujian.
2. Perubahan warna, bau dan rasa air normak dan air bersih tidak akan
berwarna, sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya
berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah
tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat
bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal dari limbah industri
atau dari hasil degradasi oleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan
mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau
sehingga mengubah rasa.
3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut endapan, koloid dan bahan
terlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah
industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendap
didasar sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan
menghalangi bahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena
sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji
COD. Adapun komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari:
22
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
23
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
24
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
1. Sumpit : Tempat penampungan awal limbah cair yang berasal dari RS.
PT.Vale.Tbk, terkecuali limbah yang berasal dari toilet umum. Pada
penampungan ini ditambahkan serbuk klorin sebanyak 2 kg setiap harinya.
2. Equalization 1 : Pada bagian ini berfungsi untuk menyamaratakan karakter
limbah dan juga sebagai control awal pH clorin.
3. SBR 1& 2(Sequance Bhat Reactor) : Pada bagian ini berfungsi untuk
menguraikan limbah dengan metode spraying oksigen dan pencurahan
menggunakan bakteri.
25
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
26
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
27
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
28
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
1) Komposisi
29
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
busuk. Di dalam standar kualitas buangan, kandungan nitrat dalam buangan air
limbah tidak boleh lebih dari 45 mg/liter (Hindarko, 2003). Pada umumnya grey
water yang dihasilkan dibuang ke selokan tanpa diolah. Pelayanan terhadap
pengolahan grey water di Indonesia masih terbatas, yaitu sekitar 1,1%.
Pelayanan tersebut hanya terdapat di 11 kota besar dengan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik terpusat (Balitbang 2009).
1) Risiko
Pada beberapa kasus, greywater dapat dimanfaatkan kembali untuk
kegiatan seperti penyiraman tanaman, maupun untuk toilet flush.
Namun demikian, penggunaan kembali greywater ini memiliki resiko
seperti dibawah ini :
1. Risiko kesehatan masyarakat, penggunaan kembali greywater
kemungkinan mengakibatkan penyakit yang diakibatkan oleh
mikroorganisme patogen yang ada dalam greywater.
2. Risiko lingkungan, kebocoran greywater kesistem perairan terbuka bisa
terjadi, yang mengakibatkan adanya pencemaran lingkungan.
3. Opsi pengolahan
Greywater dapat digunakan kembali atau dibuang dengan beberapa
metode yang telah banyak digunakan di beberapa negara maju dan
berkembang. Salah satunya adalah menggunakan sistem irigasi bawah
permukaan, dengan beberapa proses pengolahan sederhana untuk
menghilangkan beberapa pencemar.
Greywater dari fasilitas saat ini dapat dialirkan melalui fasilitas perpipaan
saat ini yang ada di PT. Vale Indonesia. Gerywater tersebut mengalir secara
gravitasi. Untuk beberapa fasilitas yang berdekatan, fasilitas tersebut dapat
mengalirkan greywaternya.
30
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
telah ada (biofil) yang berada dilingkungan kantor GFS. Dengan data
perkiraan estimasi jumlah limbah yang terbentuk diasumsikan sebagi berikut
adalah:
a. Limbah greywater sebanyak / hari
b. Limbah blackwater sebanyak / hari
1. Kerangka Pikiran
Latar Belakang
Pendekatan Penataan
untuk Kawasan
yang hijau
melakukan Greywater
di kantor
penghijauan GFS
Tinjauan
Umum Maksud dan Tujuan
Analisa
Menyediakan
Pokok Permasalahan
Analisa permasalahan untuk kawasan hunian
Studi Lapangan
mencari solusi mengenai yang aman dan
Studi Literatur kerangka yang akan nyaman dengan
dilakukan. fasilitas yang
memadai.
Konsep
Skematik Desain
Perancangan
31
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
yang bisa menyerap zat pencemar. Tanaman yang bisa digunakan, antara lain
jaringao, Pontederia cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa
angustifolia (bunga coklat), melati air, dan lili air. Cara ini sangat mudah, tapi
hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan tidak bisa menyaring lemak dan
32
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
33
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
Gambar 3.10 Filtrasi pada limbah rumah tangga untuk Greywater system
Sumber : Greywater sytem 2007
34
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
minum yang dapat menghilangkan coliform 99,9% dan setelah khlorinasi dapat
menghilangkan coliform 100%.
Greywater system juga digunakan untuk mengolah air dari efluent
pengolahan air limbah industri secara aerobik dengan menggunakan saringan
pasir lambat untuk mengurangi kandungan COD, menghilangkan bakteri E.Coli
dan kekeruhan air, sehingga diperoleh air yang dapat dimanfaafkan kembali.
Desain dan operasional saringan pasir lambat yang relatif lebih sederhana
jika dibandingkan dengan saringan pasir cepat, membuatnya menjadi alternatif
primer bagi pemakaian di Negara berkembang. Keuntungan penggunaan dari
saringan pasir lambat antara lain:
1. Dapat menghasilkan air dengan kandungan silika, besi dan alum rendah
2. Tidak memerlukan pengolahan koagulasi dan flokulasi
3. Tidak membutuhkan bahan kimia (kecuali desinfektan)
4. Biaya operasi dan perawatan rendah
5. Mempunyai efisiensi penurunan bakteri yang baik; dan periode operasi
relatif lama.
Pembersihan dalam saringan dilengkapi dengan sejumlah mekanisme yaitu
penyaringan, sedimentasi, flokulasi, mekanisme kimia dan fisika lainnya.
Secara umum mekanisme yang paling dominan adalah difusi dan sedimentasi.
saringan pasir lambat berjalan melalui fase pematangan selama beberapa
minggu setelah dimulai. Selama fase ini banyak microbial zoogleal atau
gelatinous yang tumbuh dengan sendirinya dilapisan atas saringan. Pada
lapisan ini banyak terjadi pembentukan partikel koloid. Setelah beberapa lama,
kerusakan meningkat ke ujung kasar dan lapisan kecil pada medium telah
menimbulkan pengikisan pada ujung atas saringan. Pertumbuhan biologis
meluas ke bawah lapisan yang rusak dan kinerja saringan tidak terganggu.
Siklus ini akan berulang-ulang, sehingga tersisa ketebalan minimum pada
medium saringan, sehingga perlu dibersihkan. Pertumbuhan biologis dalam
saringan bisa sangat mempengaruhi kinerja saringan dan mekanisme
pembersihannya. Saringan pasir lambat yang beroperasi dengan baik akan
menyisihkan hampir 98 - 99,5 % dari jumlah bakteri yang terdapat dalam air
baku dimana dalam saringan sudah terbentuk suatu lapisan tipis pada
permukaan pasir, yang sudah terbentuk setelah lebih kurang selama 2 minggu.
Lapisan tipis ini disebut dengan lapisan Schmutzdecke (Salvato,1982). Lapisan
35
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
Lapisan Ketinggian ( cm )
Pasir ( diameter 0,5 0,8 mm )
50
Lapisan Ketinggian ( cm )
Kerikil Besar 10
Tinggi air diatas media 100
Total ketinggian filter 180
Sumber : greywater system 2007
36
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
mengalirkan air baku kebawah kedalam unit saringan pasir lambat. Selama
operasi air yang ada pada unit saringan pasir lambat ini harus selalu
menggenangi media pasir untuk menjaga agar organisme yang ada pada
permukaan lapisan pasir tidak mati. Proses pengaliran air baku ini dilakukan
secara kontinyu, sehingga menyebabkan miokroorganisme tumbuh dengan
sendirinya pada lapisan paling atas media pasir (Gambar 1). Pada lapisan
Schmutzdecke akan terjadi proses pengurangan partikel tersuspensi, bahan
organik, dan bakteri melalui proses oksidasi biologis maupun kimiawi.
Inflow
Over flow
Lapisan Schmutzdecke
E-5
Gravel
37
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
38
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
Kebutuhan akan adanya air bersih sangat membawa dampak besar bagi
kehidupan manusia. Begitu pun halnya yang terjadi di kantor GFS. Jumlah
pemakaian air pemakaian air yang ada disini terbilang cukup banyak.
Berdasarkan data aktual yang telah diambil dilapangan, kapasitas
pemakaian air yang terbuang ke lingkungan sebagai berikut :
JUMLAH PEMAKAIAN AIR DALAM MULAI TANGGAL 14 FEBRUARI 2015 - 7 DESEMBER 2016
STANDAR
NO PARAMETER BULAN MINGGU HARI PERORANG LITER/ORG/HARI
SNI
0,20255
1 KANTOR GFS 97,22727 1,012784 0,0112532 11,253
7 150 LITER
PERHARI
2 WC 351,7727 3,664299 0,73286 0,0146572 14,657
39
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
400
300
200
1. area yang tersedia (A tersedia) yang luas lahan yang tersedia untuk irigasi
greywater.
2. greywater yang dihasilkan (volume G) jumlah dari greywater yang
dihasilkan oleh rumah tangga
3. daerah diperlukan (A diperlukan) yang luas lahan yang dibutuhkan untuk
menyerap semua greywater yang dihasilkan.
40
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
Contoh perhitungan :
3. Hitung luas yang dibutuhkan untuk menyerap buku ini dari greywater
Kemampuan tanah untuk menyerap air keruh akan tergantung pada jenis
tanah yang hadir onsite. Untuk contoh ini, menganggap lempung tanah isa
liat dengan rata-rata permeabilitas dan tingkat irigasi desain (DIR) dari 25
mm / minggu (AS / NZS 1547: 2000 tabel 4.2A4).
= 9068,5 liter/minggu
41
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
A dibutuhkan ( ) =
= 362,74
42
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
3.3.1 Permasalahan
pengolahan greywater.
b) Selain dalam area kantor, pada area bengkel masih ada benda- benda
yang berserakan.
c) Partisi atau safety line masih kurang dipasang pada tempat yang tepat
3.3.2 Solusi
pada referensi yang berbahasa asing agar lebih mudah untuk mengerjakan
c) Pasang partisi atau safety line pada area atau posisi yang tepat agar pada
saat penggerindaan, percikan bunga api gerinda tidak terkena pekerja yang
lain atau arahkan percikan bunga api tersebut ke tempat yang aman.
d) Mematuhi safety (K3) dan rambu yang dipasang sebagai kebutuhan bukan
sebagai kewajiban.
43
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
44
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
b. Dengan adanya kegiatan OJT (On The Job Training ) penulis dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat di kampus ke dunia industri manufaktur. Ilmu
yang penulis pelajari di kampus ialah mengenai perawatan dan perbaikan mesin.
Dapat dipastikan setiap perusahaan manufaktur memiliki fungsi maintenance
meskipun dengan format dan size yang berbeda. Walaupun berbeda tetapi ilmu
keteknikan yang penulis pelajari di kampus bisa diterapkan di dunia industri
meskipun butuh penyesuaian.
c. Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mengetahui tentang kaidah-kaidah
tentang penulisan laporan yang baik dan benar, walaupun masih banyak
kekurangan didalamnya. Penulisan laporan hendaknya mengikuti standar dan
aturan-atauran yang telah ditetapkan agar laporan sesuai dengan format yang
telah ditentukan.
4.2 Saran
45
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
DAFTAR PUSTAKA
8) Suryadiputra, I.N. 1995. Teknologi pengolahan air limbah (Suatu Pengantar). Diktat
Kuliah. Fakultas Perikanan. IPB. Bogor.
46
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
LAMPIRAN
47
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
48
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
49
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
50
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
51
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
52
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
53
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
54
LAPORAN ON THE JOB TRAINING
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
55