PERPINDAHAN PANAS
DURASI : JP
PENYUSUN : MM
TUJUAN PELAJARAN...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
1. Diagram Temperature - Entropi Siklus Rankine.................................1
2. Siklus Rankine Ideal..........................................................................1
3. Siklus Rankine Aktual........................................................................5
4. Metode Meningkatkan Efisiensi Siklus Rankine.................................6
5. Siklus Rankine Dengan Pemanas Ulang (Reheat) Ideal.....................8
6. Siklus Rankine Dengan Pemanas Air Umpan (Feedwater Heater)...11
7. Pemanas Air Umpan Terbuka (Open Feed Water Heater)................12
8. Pemanas Air Umpan Tertutup (Close Feed Water Heater)...............15
9. Siklus Rankine Dengan Kogenerasi.................................................18
10. Aplikasi Siklus Uap..........................................................................20
11. Keseimbangan Panas (Heat Balance)..............................................24
12. Penggunaan Tabel Uap....................................................................26
13. Diagram Molier dan Gas Willans.....................................................36
14. Perpindahan Panas..........................................................................43
15. Perpindahan Panas Pada Umumnya................................................60
16. Hambatan perpindahan panas........................................................66
17. Penukar Panas................................................................................. 79
18. Perpindahan Panas Pada CFB Boiler................................................95
1. Perpindahan Panas
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses.
Pada kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor, untuk
mencapai dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses
berlangsung. Kondisi pertama yaitu mencapai keadaan yang dibutuhkan untuk
pengerjaan, terjadi umpamanya bila pengerjaan harus berlangsung pada suhu
tertentu dan suhu ini harus dicapai dengan ja1an pemasukan atau pengeluaran
kalor. Kondisi kedua yaitu mempertahankan keadaan yang dibutuhkan untuk operasi
proses, terdapat pada pengerjaan eksoterm dan endoterm. Disamping perubahan
secara kimia, keadaan ini dapat juga merupakan pengerjaan secara alami. Dengan
demikian. pada pengembunan dan penghabluran (kristalisasi) kalor harus
dikeluarkan. Pada penguapan dan pada umumnya juga pada pelarutan, kalor harus
dimasukkan. Adalah hukum alam bahwa kalor itu suatu bentuk energi.
Sama seperti bentuk lain dari energi, jumlah kalor juga dinyatakan dalam suatu gaya
kali suatu
jarak yaitu Newton kali meter atau Nm. 1 Nm dinamakan 1 Joule. Untuk memberikan
sedikit gambaran mengenai besarnya energi 1 Joule tersebut, bisa diperhatikan dari
hal berikut: Untuk
penguapan 1 kg air, diperlukan cukup banyak energi yaitu perubahan zat cair ke
dalam uap ini
kira-kira membutuhkan energi 2.225.000 Joule = 2,25 MJ. Pada pembakaran 1 kg
minyak akan
terbebas kira-kira 45 MJ.
Kalor mengalir dengan sendirinya dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah. Akan
tetapi, gaya
dorong untuk aliran ini adalah perbedaan suhu. Bila sesuatu benda ingin
dipanaskan, maka harus dimiliki sesuatu benda lain yang lebih panas, demikian pula
halnya jika ingin mendinginkan sesuatu, diperlukan benda lain yang lebih dingin.
E= T 4 persamaan 30
Dimana :
E = energi yang dipancarkan dari benda panas melalui
gelombang electromagnet (Watt/m2)
= konstanta Stefan-Bolzmann dengan nilai 5.67 x 10-8 W/m2.K4
= emisivitas benda (benda hitam sempurna bernilai 1)
T = temperature dari benda (K)
1= ++
Keterangan symbol pada gambar 30 :
= factor refleksi (refleksivitas)
= factor absorpsi (absorpsivitas)
= factor transmisi (transmisivitas)
Kebanyakan benda padat tidak meneruskan radiasi thermal, = 0, sehingga :
1=+
Sifat-sifat radiasi benda :
1. Benda yang sifatnya dapat menyerap energi yang dating seluruhnya (100%)
disebut benda hitam (blackbody), = 1 ; = 0, emisi benda hitam = 1
==1
2. Benda yang dapat memantulkan energi yang datang 100% disebut benda
putih sempurna (absolutely white), = 1 ; = 0
3. Benda yang diantara black body dan white body disebut benda abu-abu
(grey body),
0 < < 1
Distribusi spektral dari daya emisi permukaan benda hitam dinyatakan dalam hukum
Planck sebagai berikut :
Hal yang perlu diketahui juga dalam konduksi panas hubungannya dengan
temperatur ialah hukum Fourier. Hukum konduksi panas, atau yang biasa disebut
sebagai hukum Fourier menyatakan bahwa laju perpindahan panas terhadap fungsi
waktu memiliki nilai proporsional dengan nilai negatif perubahan temperatur pada
area tersebut. Hukum ini memiliki 2 bentuk persamaan, bentuk integral, dimana kita
dapat mengetahui jumlah energi yang mengalir masuk atau keluar area tersebut dan
juga bentuk differensial, dimana kita dapat melihat laju aliran panas tersebut.
Bentuk diferensial :
q =k T
Dimana
q = aliran kalor (W.m-2)
k = konduktivitas (W.m-1.K-1)
T = perbedaan temperatur (K.m-1)
Untuk aplikasi yang lebih sederhana, hukum fourier tersebut digunakan dalam satu
dimensi saja, yaitu terhadap fungsi jarak (x), menjadi :
dT
q x =k
dx
..persamaan 33
Dimana :
Konduktivitas Thermal (Daya Hantar Panas) adalah sifat bahan yang menunjukkan
seberapa cepat bahan itu dapat menghantarkan panas konduksi. Pada umumnya
nilai k dianggap tetap, namun sebenarnya nilai k dipengaruhi oleh suhu (T).
Konduktor bahan yang mempunyai konduktivitas yang baik. Contoh :
logam
Isolator bahan yang mempunyai konduktivitas yang jelek. Contoh : asbes
Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi dari suatu
material pada temperatur tinggi ke temperatur rendah dengan melalui media
molekul-molekul dalam material tersebut. Perpindahan panas ini sangat bergantung
pada fase material. Dasar dari perpindahan panas konduksi adalah hukum fourier 1
(T 2 T 1 )
q=k
X
Sistem dengan lebih dari satu macam bahan, seperti dinding lapis rangkap,
analisisnya akan menjadi seperti berikut:
(T 2T 1 ) (T 3 T 2 ) (T 4T 3 )
Q=k A . A =k B . A =k c . A
XA XB Xc
Perpindahan panas konduksi dapat pula melewati suatu padatan yang berbentuk
silinder. Pada kasus ini persamaan perpindahan panas konduksi adalah sebagai
berikut :
2 kL(T 2T 1)
Q=
r persamaan 34
ln( 0 )
r1
Pada dasarnya perhitungan konduksi yang melalui dinding silinder berlapis hampir
sama dengan 1 lapis. Adapun persamaan yang berlaku ialah :
2 L(T 1T 4 )
Q=
r r r
ln ( 2 ) ln ( 3 ) ln ( 4 ) persamaan 35
r1 r2 r3
+ +
kA kB kc
Jawaban :
2 (T 1T 2)
Q r r
= ln ( 2 ) ln ( 3 )
L r1 r2
+
kA kB
2 (550100)
=
[ ][ ]
ln
12,5
( 65 ) + ln ( 96 )
0,14
= 971 Btu/hr-Ft
Secara sederhana persamaan konveksi terhadap fungsi waktu dapat ditulis sebagai
berikut :
Q=h A T persamaan 35
Dimana :
= laju aliran
Q
h = koefisien konveksi
A = luas area penampang
T = perbedaan temperatur
.persamaan 36
Dimana :
= Panas ditransfer per satuan waktu (W (J/s))
Q
U = koefisien perpindahan panas keseluruhan (W/m2 K or W/m2C)
A = luas perpindahan panas (m2)
T = perbedaan temperatur antara cairan primer dan sekunder (K or C)
catatan :
Q M
menunjukkan perpindahan panas rata rata, sedangkan Q jika T
perbedaan temperature rata rata (T LM atau T AM).
. Persamaan 37
Dimana :
Tp1 = Temperature masuk cairan primer
Tp2 = Temperature keluar cairan primer
Ts1 = Temperature masuk cairan sekunder
Ts2 = Temperature keluar cairan sekunder
Untuk uap, di mana suhu cairan primer (uap) tetap konstan, persamaan ini dapat
disederhanakan menjadi ke:
.. persamaan 38
Dimana :
T s = Temperatur uap (C)
T 1 = Temperature masuk cairan sekunder (C)
T 2 = Temperatur keluar cairan sekunder (C)
Untuk uap, di mana suhu cairan primer (uap) tetap konstan, persamaan ini dapat
disederhanakan ke:
persamaan 39
Dimana:
Ts = suhu uap ( C)
T1 = Temperatur masuk cairan sekunder (C)
T2 = Temperatur keluar cairan sekunder (C)
ln = Sebuah fungsi matematika yang dikenal sebagai 'logaritma natural'
Jawaban :
Dalam contoh ini AMTD dan LMTD memiliki nilai yang sama. Hal ini karena kenaikan
temperatur fluida sekunder yang kecil dibandingkan dengan perbedaan temperatur
antara dua cairan.
Contoh
Memperhitungkan tangki fluida proses bertekanan, yang dipanaskan dari 10 C
sampai 120 C dengan menggunakan uap sebesar 4,0 bar g. Temperatur saturasi
uap sebesar 4,0 bar g adalah 152 C. Tentukan aritmatika dan log perbedaan
temperatur rata-rata:
Jawaban :
Filmwise condensation adalah lapisan (film) laminar dari uap terbentuk pada
permukaan, lapisan ini kemudian mengalir kebawah, semakin bertambah
ketebalannya pada saat uap tambahan terbawa ketika bergerak ke atas.
Pembersihan lapisan kondensat ini tidak mudah. Pada saat uap mengembun untuk
memberikan entalpi penguapan, tetesan air dapat terbentuk pada permukaan
perpindahan panas. Ini kemudian dapat bergabung bersama untuk membentuk
lapisan (film) kondensat. Lapisan kondensat mungkin antara 100 dan 150 kali lebih
tahan terhadap perpindahan panas dari permukaan pemanas baja, dan 500 sampai
600 kali lebih tahan dari tembaga.
Dropwise condensation adalah bentuk tetesan uap pada sudut lancip hingga ke
permukaan, tetesan ini lalu mengalir ke bawah, mengumpulkan tetesan statis di
bawah mereka di sepanjang jalan. Jika tetesan air pada permukaan perpindahan
panas tidak bergabung segera dan tidak ada lapisan kondensat terus menerus
terbentuk, kondensasi dropwise terjadi. Tingkat perpindahan panas yang dapat
dicapai selama kondensasi dropwise, umumnya jauh lebih tinggi daripada yang
dicapai selama pembentukan kondensasi filmwise. Pada saat sebagian besar dari
Lima istilah yang paling umum yang berkaitan utama yang terkait dengan subjek
perpindahan panas adalah:
1. Aliran Panas : (W)
Q
2. Konduktivitas panas : k (W / m C)
3. Resistivitas panas : r (m C / W)
4. Tahanan panas : R (m2 C / W)
5. Transmitansi panas : U (W / m2 C)
Metode tradisional untuk menghitung perpindahan panas melalui dinding datar
menganggap penggunaan keseluruhan koefisien perpindahan panas (overall heat
transfer coefficient) 'U', atau lebih tepatnya, transmitansi termal keseluruhan antara
satu sisi dinding dan lainnya. Nilai U dikutip untuk berbagai dan kombinasi bahan
dan cairan dan biasanya dipengaruhi oleh data empiris dan pengalaman operasi.
Lapisan yang disebutkan sebelumnya kondensat, udara, kerak, dan produk kedua
Cara yang baik untuk memulai adalah dengan melihat kemungkinan kasus yang
paling sederhana, dinding logam dengan sifat termal seragam dan temperatur
permukaan ditentukan.
T1 dan T2 adalah temperatur permukaan kedua sisi dinding logam, ketebalan L; dan
perbedaan temperatur antara dua permukaan adalah T. Mengabaikan
kemungkinan resistensi terhadap aliran panas pada dua permukaan, proses aliran
panas melalui dinding dapat diturunkan dari hukum Fourier tentang konduksi seperti
yang ditunjukkan dalam persamaan 33. Istilah 'penghalang' mengacu pada lapisan
resistif panas atau dinding logam dari penukar panas.
persamaan 38
Dimana:
Q = Panas ditransfer per satuan waktu (W)
A = Luas perpindahan panas (m2)
T = Perbedaan temperatur melintasi penghalang ( C)
2
x
k
= Ketebalan Barrier / konduktivitas panas bahan ( )
m C
W
x
Hal ini dapat dilihat dari definisi mereka dalam persamaan 38 yang ketebalan
k
penghalang dibagi oleh properti inheren dari konduktivitas termal. Simpel aritmatika
x
menyatakan bahwa jika panjang penghalang () meningkat, nilai akan
k
x
meningkat, dan jika nilai konduktivitas penghalang (k) meningkat, maka nilai
k
akan menurun. Karakteristik yang akan berperilaku dengan cara ini adalah bahwa
resistensi termal. Jika panjang penghalang meningkat, resistensi terhadap aliran
panas meningkat; dan jika konduktivitas bahan penghalang meningkat maka
resistensi terhadap aliran panas menurun. Dengan demikian dapat disimpulkan
x
bahwa istilah dalam persamaan 38 berkaitan dengan resistensi termal
k
penghalang untuk panjang diketahui.
Hasil teori listrik sederhana paralel persamaan yang mendekati aliran panas. Secara
.persamaan 39
Dimana:
Q = Panas ditransfer per satuan waktu (W)
A = Luas perpindahan panas (m2)
T = Perbedaan temperatur melintasi penghalang ( C)
R = Resistansi panas penghalang (m2 C / W)
Resistansi panas menunjukkan karakteristik dari penghalang tertentu, dan akan
berubah sesuai dengan ketebalan dan konduktivitas. Sebaliknya, kemampuan
penghalang untuk melawan aliran panas tidak berubah, karena ini adalah properti
fisik dari bahan penghalang. Properti ini disebut 'resistivitas termal', itu adalah
kebalikan dari konduktivitas termal dan ditampilkan dalam persamaan 40.
..persamaan 40
Dimana:
Equation 37
..persamaan 34
Dimana:
U = Transmitansi termal keseluruhan (W / m2 C)
Dengan membandingkan Persamaan 34 dan 38 itu harus benar bahwa:
..persamaan 40
Oleh karena itu, nilai U (transmitansi termal) adalah kebalikan dari resistansi.
Seperti yang terlihat pada gambar 43, aplikasi praktis akan menjadi dinding logam
dari tabung (pipa) atau plat penukar panas yang menggunakan uap di satu sisi untuk
memanaskan air pada sisi lain. Hal ini juga dapat dilihat bahwa berbagai hambatan
lain yang muncul memperlambat aliran panas, seperti lapisan udara, lapisan
kondensat, lapisan kerak, dan lapisan stasioner air sekunder berbatasan langsung
ke permukaan pemanas. Lapisan lapisan ini dapat dianggap sebagai 'fouling'
aliran panas melalui penghalang, dan akibatnya resistensi ini dianggap oleh
desainer penukar panas sebagai 'faktor pengotoran (fouling). Semua lapisan
lapisan ini, sebagai tambahan tahanan dinding logam, merupakan resistensi
terhadap aliran panas dan, seperti dalam sebuah sirkuit listrik, resistensi ini dapat
ditambahkan untuk membentuk sebuah tahanan keseluruhan (overall resistance).
Oleh karena itu:
.persamaan 41
Dimana:
R1 = Resistansi lapisan udara
R2 = Resistansi lapisan kondensat
R3 = Resistansi lapisan kerak pada sisi uap
R4 = Resistansi dari dinding logam
R5 = Resistansi lapisan kerak di sisi air
R6 = Resistansi lapisan produk
x
Sebagai resistensi seperti yang ditunjukkan dalam persamaan 37, maka
k
persamaan 41 dapat ditulis ulang sebagai persamaan 42:
.Persamaan 42
Dimana :
Konduktivitas termal akan berubah ubah tergantung pada bahan lapisan (film
material) dan temperatur. Misalnya, udara kira-kira tiga puluh kali memiliki resistensi
yang lebih besar untuk aliran panas daripada air. Untuk alasan ini, relatif lebih
penting untuk menghilangkan udara dari uap suplai sebelum mencapai penukar
panas, dari pada menghilangkan air dalam bentuk uap basah. Tentu saja, itu masih
masuk akal untuk menghilangkan uap basah pada waktu yang sama.
Hambatan udara untuk baja kira-kira dua ribu kali lebih, dan hambatan udara untuk
Hal ini dapat dilihat dari U2 bahwa dengan memasang separator dalam uap suplai
untuk penukar panas ini, dan dengan asumsi bahwa semua udara dan kondensat
telah dibuang dari uap, transmitansi termal lebih dari 11 kali lebih besar dari nilai
aslinya.
3. Hapus skala pada uap dan air sisi, sekarang mempertimbangkan mengurangi
kerak pada sisi uap dengan memasang saringan (strainer) di jalur uap, dan
mengurangi kerak pada sisi air dengan beroperasi pada tekanan uap yang lebih
rendah.
Hal ini dapat dilihat bahwa konduktivitas yang lebih besar yang ditawarkan oleh
tembaga di atas baja telah membuat perbedaan yang sangat kecil dengan
transmitansi termal keseluruhan dari penukar panas, karena efek mendominasi
udara dan faktor pengotor lainnya. Harap dicatat bahwa, dalam prakteknya, faktor
lain akan mempengaruhi nilai keseluruhan U, seperti kecepatan dari uap dan air
melewati tabung penukar panas atau plat, dan kombinasi dari perpindahan panas
secara konveksi dan radiasi. Juga, tidak mungkin bahwa pemasangan separator dan
strainer benar-benar akan menghapus keberadaan udara, uap basah, dan kerak dari
dalam penukar panas. Perhitungan di atas hanya ditampilkan untuk menyoroti
dampak dari perpindahan panas. Namun, setiap upaya untuk menghilangkan
4. Penukar Panas
Apabila kita berhubungan dengan dua macam zat cair atau gas di dalam proses
yang akan saling bertukar ka1ornya, maka kita perlu membincangkan tentang alat
penukar kalor yang sesuai dengan material yang akan kita pindahkan. Pada industri-
industri kimia, alat penukar ka1or biasanya digunakan untuk pemanasan dan
pendinginan proses serta a1iran produk. Analisa dan desain yang dilakukan
digunakan untuk mengaplikasikan secara praktis prinsip-prinsip dasar yang sudah
dibahas sebelumnya. Lazimnya alat penukar kalor adalah sistim yang digunakan
penukaran kalor diantara dua fluida yang dibatasi oleh dinding pemisah. Pada
kebanyakan sistem kedua fluida ini tidak mengalami kontak langsung. Kontak
langsung alat penukar kalor terjadi sebagai contoh pada gas kalor yang terfluidisasi
da1am cairan dingin untuk meningkatkan temperatur cairan atau mendinginkan gas.
Heat exchanger merupakan suatu alat penukar kalor yang mengandung suatu aliran
energy dan terjadi perpindahan energi antara dua atau lebih fluida pada temperature
yang berbeda. Alat penukar kalor dipergunakan secara luas untuk beberapa aplikasi
antara lain pada pembangkit energy, proses, elektronik, industry manufaktur,
pendingin udara, kulkas dan aplikasi lainnya.
Umumnya perpindahan panas yang terjadi dipisahkan oleh suatu permukaan
perpindahan panas. Meskipun terdapat pemisahan antara aliran-aliran fluida (dingin
dan panas ) tetapi laju perpindahan panas diusahakan semaksimal mungkin. Laju
perpindahan panas ini sangat bergantung kepada luas permukaan perpindahan
Q c =m c c p (T hiT h 2) persamaan 44
Asumsi bila tidak terjadi hilang panas maka laju perpindahan panas untuk aliran
panas dan dingin adalah sama.
Qh=Qc
mh c p ( T hi T h2 ) =mc c p ( T hi T h 2 )
Faktor terpenting dalam alat penukar kalor adalah nilai koefisien perpindahan panas
keseluruhan (U). Minimal dalam alat penukar kalor yang dipisahkan antara aliran
panas dan dingin akan mengalami perpindahan panas konveksi di aliran panas dan
dingin serta perpindahan panas konduksi pada pemisah kedua aliran tersebut.
Harga koefisien perpindahan panas dapat dirumuskan menjadi:
1
U=
r
Ai . ln ( 0 ) .. persamaan 46
1 r1 A 1
+ + i+
hi 2 kL A 0 h0
Dimana :
Alat penukar kalor berdasarkan fungsinya dapat digolongkan pada beberapa nama:
8. Vaporizer : Berfungsi memekatkan cairan selain dari air. Beberapa jenis alat
penukar kalor yang banyak dipakai akan dibahas berikut ini.
Plat dan sirip penukar panas biasanya terbuat dari campuran aluminium yang
memberikan efisiensi perpindahan panas yang lebih tinggi. Materi yang digunakan
merupakan material yang memungkinkan sistem untuk beroperasi pada suhu yang
lebih rendah dan mengurangi berat pada peralatan. Plat dan penukar panas sirip
sebagian besar digunakan untuk operasi pada suhu rendah seperti gas alam, helium
gas dan pencairan oksigen, pemisahan udara dan industri transportasi seperti motor
dan pesawat.
Keuntungan dari pelat penukar panas sirip :
Tinggi perpindahan panas efisiensi terutama dalam pengolahan gas.
Luas perpindahan panas yang lebih besar.
Sekitar 5 kali lebih ringan dalam berat dibandingkan dengan shell dan tube
penukar panas.
Mampu menahan tekanan tinggi.
Kekurangan pelat penukar panas dan sirip:
Kemungkinan penyumbatan jalur yang sangat sempit.
Sulit untuk membersihkan jalur.
Adalah alat penukar panas yang memakai gas panas hasil pembakaran ditransfer
melalui serangkaian proses modus perpindahan panas seperti radiasi yang
menghantarkan gelombang electromagnet ke permukaan pipa boiler, yang kemudian
ditransfer secara konduksi sehingga terjadi perpindahan panas dari permukaan ke
dalam air didalam pipa boiler. Terjadinya perpindahan panas secara konveksi antara
air yang dingin dengan permukaan bagian dalam pipa yang panas sehingga
Komponen utama boiler adalah : stream drum, downcomers, pipa, riser. Berikut
adalah profil furnace boiler :
1. Ruang tertutup untuk pembakaran dan radiasi transfer panas ke campuran
air-uap
2. Furnace basah pada bagian bawah
Gambar 24. Temperatur gas yang keluar furnace terhadap laju pelepasan
panas
Contoh :
Sebuah boiler memiliki furnace batu bara yang dinding benar-benar tertutup oleh pipa air.
Dimensi furnace adalah 27 ft x 24 ft x 100 ft. Furnace memakai batu bara pada aliran sebesar
125.000 lb / jam. Hitung temperatur gas yang keluar tungku dan tingkat penyerapan panas,
menggunakan data operasi berikut :
Coal higher heating value (as fired) 11,000 Btu/lb
Coal H2 content 4.8%
Coal ash content 9.1%
Solid refuse 0.11 lb/lb of coal
Actual air supply 12 lb/lb of coal
Temperature of air entering the furnace 300 F
Jawaban :
1.
2. Furnace permukaan tertutup adalah jumlah dari dinding dan atap furnace (tanpa
bagian bawah furnace)