Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS SISTEM DRAINASE DURI KOSAMBI

KELURAHAN DURI KOSAMBI


Dibuat dan Digunakan untuk Memenuhi Tugas Drainase dan Bangunan Air

Semester Genap 2016/2017

Disusun Oleh : Tasya Mahda Agnia (3336141225)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON BANTEN

2016

INTISARI
Banjir merupakan masalah yang mengganggu kelancaran aktivitas suatu
kawasan. Oleh sebab itu diperlukan penanganan drainase secara tetap dan efisien pada
kawasan tersebut, yang akan berdampak pada naiknya produktivitas ekonomi dalam
wilayah tersebut
Penelitian ini dilakukan pada proyek yang sudah selesai dikerjakan sebagai
bahan evaluasi secara teknis mengguanakan teori teori yang diperoleh selama penulis
mendalami kuliah teknik sipil. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil
pelaksanaan drainase kawasan dengan beberapa metode hitungan yang ada dalam teori
drainase perkotaan. Kemudian menemukan faktor-faktor yang berperan sebagai
penyebab banjir yang terjadi dilapangan dan mengusulkan solusi tindakan perbaikan
sedapat mungkin dikendalikan dengan menggunakan metoda fishbone diagram.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati pelaksanaan proyek yang sedang
berjalan pada pekerjaan struktur. Dan mengajukan pertanyaan langsung kepada pekerja,
pihak konsultan, ataupun kontraktor dilapangan.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan kota dan perkembangan industri menimbulkan dampak yang


cukup besar pada siklus hidrologi sehigga berpengaruh besar terhadap sistem drainase
perkotaan. Sebagai contoh adalah perkembangan kawasan hunian yang disinyalir
sebagai penyebab banjir dan genangan di lingkukngan sekitarnya. Hal ini disebabkan
karena perkembangan urbanisasi yang menyebabkan perubahan tata guna lahan. Oleh
karena itu perkembangan kota harus diikuti dengan peningkatan dan perbaikan system
drainase.
Kelurahan Duri Kosambi memiliki kode pos 11750. Kelurahan ini terletak di
kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Kelurahan ini memiliki luas 5,03 km2 dan dihuni
oleh 15.702 kepala keluarga. Kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Cengkareng
Barat di sebelah utara, Semanan di sebelah barat, Rawa Buaya dan Kembangan Selatan
di sebelah timur dan Cipondoh di sebelah selatan.
Pembangunan perumahan dan pertokoan di kelurahan Duri Kosambi yang cukup
pesat telah mengurangi area resapan air hujan dan menimbulkan genangan genangan.
Selain itu saluran drainase yang telah adapun efisiensinya telah berkurang karena
adanya pembuangan sampah di saluran drainase. Akibatnya setiap musim hujan air dari
saluran drainase meluap membanjiri rumah rumah dan jalan disekitar saluran drainase.

Penataan dan peningkatan efisiensi jaringan drainase kota, khususnya di


kelurahan Duri Kosambi perlu segera dilakukan agar permasalahan banjir dan genangan
serta segala akibat yang timbul karenanya dapat segera dikurangi atau bila mungkin
dihilangkan. Sebab permasalahan tersebut menimbulkan banyak gangguan pada
masyarakat terutama di bidang kesehatan. Sehingga kawasan tersebut oleh pemerintah
setempat dianggap perlu untuk ditanggulangi dan ditangani segera.

Daerah resapan air yang kurang memadai menjadi salah satu penyebab yang
mengakibatkan banjir. Curah hujan yang tidak stabil juga dapat menimbulkan masalah
pula. Untuk itu, perlu adanya penataan kota yang baik salah satunya yaitu sistem saluran
drainase yang baik akan sanggup untuk mengatasi salah satu penyebab banjir.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan terjadinya banjir dan genangan di wilayah kelurahan
Duri Kosambi kecamatan Duri Kosambi?
2. Bagaiman kondisi saluran drainase eksistingnya?
3. Solusi apa yang tepat terhadap hasil evaluasi termasuk alternatif alternatif
setelah saluran drainase direncanakan agar saluran tersebut mampu mengalirkan
debit hujan dengan baik?

1.3 Batasan Masalah


1. Merencanakan saluran drainase di wilayah kelurahan Duri Kosambi
2. Menghitung dimensi saluran
3. Meghitung tinggi hujan rencana
4. Menghitung debit rencana saluran
5. Menghitung kapasitas saluran

1.4 Tujuan
1. Mengetahui penyebab banjir dan genangan di wilayah kelurahan Duri Kosambi
2. Menganalisa kondisi saluran drainase eksisting di wilayah kelurahan Duri
Kosambi
3. Mencari alternatif penanggulangan genangan dan banjir agar saluran tersebut
mampu mengalirkan debit hujan dengan baik

1.5 Manfaat
1. Mengetahui penyebab banjir dan genangan di kelurahan Duri Kosambi
2. Dapat menganalisa kondisi saluran eksisiting di kelurahan Duri Kosambi
3. Didapatkan alternatif penanggulangan banjir dan genangan akibat debit hujan

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Analisa Hidrologi

Analisa hidrologi merupakan suatu analisa awal dalam menagani penaggulangan


banjir dan perencanaan system drainase untuk mengetahui besarnya debit yang akan
dialirkan sehingga dapat ditentukan dimensi saluran drainase. Besarnya debit yang
dipakai sebagai dasar perencanaan dalam penanggulangan banjir adalah debit rancangan
yang didapat dari penjumlahan debit hujan rencana pada periode ulang tertentu dengan
debit air buangan dari daerah tersebut.

2.1.1 Perhitungan data curah hujan

Cara yang dipakai dalam menghitung hujan rata-rata adalah dengan rata-
rata Metode Thiessen biasa digunakan untuk daerah daerah dimana titik-titik dari
pengamat hujan tidak tersebar merata, dan hasilnya pun lebih teliti. Adapun caranya,
yaitu :

a. Stasiun pengamat digambar pada peta, dan ditarik garis hubung masing
masing stasiun.
b. Garis bagi tegak lurus dari garis hubung tersebut membentuk poligon poligon
mengelilingi tiap tiap stasiun, dan hindari bentuk poligon segitiga tumpul.
c. Sisi tiap poligon merupakan batas batas daerah pengamat yang bersangkutan.
d. Hitung luas tiap poligon yang terdapat di dalam DAS dan luas DAS seluruhnya
dengan planimeter dan luas tiap poligon dinyatakan sebagai persentase dari luas
DAS seluruhnya. Selain itu, menghitung luas juga bisa menggunakan kertas
milimeter blok.
e. Faktor bobot dalam menghitung hujan ratarata daerah di dapat dengan
mengalikan hujan ratarata area yang didapat dengan mengalikan presipitasi tiap
stasiun pengamat dikalikan dengan persentase luas daerah yang bersangkutan.

Rumus umum :

A R A R ...................... A R
1 1 2 2 n n

R A A .................... A
1 2 n

Keterangan :
R
= curah hujan daerah (mm)

n = jumlah titiktitik (pos) pengamatan

R1, R 2,..... ,Rn = curah hujan ditiap titik pengamatan (mm)

A1, A 2,..... ,An = bagian daerah yang mewakili tiap titik pengamatan (km2)

2.1.2 Perhitungan curah hujan rancangan

Dalam perhitungan curah hujan rancangan ini digunakan analisa frekuensi.


Suripin (2003) Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan Frekuensi adalah
besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui. Sebaliknya kala
ulang (return) periode dalah waktu hipotetik dimana hujan dengan suatu besaran
tertentu akan disamai atau dilampau. Adapun untuk menghitung analisa frekuensi
digunakan metode-metode sebagai berikut :

1. Gumbel

Rumus yang digunakan :

1
yt
a
XT= b +

S Yn . S
Sn X Sn
a = ;b = -

T -1
T
YT= - ln ( - ln ( ))

dimana :

XT = curah hujan maksimum untuk periode ulang T.

X
= curah hujan rata rata (mm)
YT = variasi pengurangan untuk periode T.

Yn = variasi pengurangan karena jumlah sampel n

2. Log Pearson Tipe III (apabila memenuhi syarat)

Rumus :

log x
Log XT = + KT Sd

n
( log xi - log x ) 2
i 1 n -1
Sd =

n
log xi
log x

i 1 n
=

n
n ( log xi - log x ) 3
i 1

( n - 1 ) ( n - 2 ) Sd 3
Cs =

dimana :

KT = koefisien penambahan karena faktor kepencengan

Log XT = logaritma curah hujan maksimal untuk periode ulang T

Log X = logaritma ratarata curah hujan

Sd = standar deviasi

Cs = koesfisien kepencengan distribusi data

2.4 Uji Chi-kuadrat


Uji chi kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi
peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data yang
dianalisa atau dengan kata lain apakah distribusi yang telah dipilih benar atau dapat
digunakan untuk menghitung sampel data. Pengambilan keputusan uji ini menggunakan
parameter X2h, oleh karena itu disebut uji chi-kuadrat.

( Oi - Ei )
i 1
2

Ei
2
Xh =

dimana :

X2h = parameter chi kuadrat hitungan

Q= jumlah sub kelompok

Oi = jumlah nilai pengamatan pada sub

Ei = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ki

2.1.2 Perhiitungan debit banjir rencana


Perhitungan debit banjir rencana dimaksudkan untuk mengingat adanya
hubungan anttara hujan dan aliran sungai dimana besarnya aliran dalam sungai
ditentukan dari besarnya hujan, intensitas hujan, luas daerah, lama waktu hujan dan
cirri-ciri daerah alirannya. Metode perhitungan untuk menentukan banjir rencana adalah
dengan menggunakan metode Hidrograf satuan sintetik Nakayasu. Ditemukan oleh
Nakayasu (dari Jepang) yang telah menyelidiki hidrograf satuan pada beberapa sungai
di Jepang. Langkahlangkah dan rumus yang digunakan dalam pengerjaan dengan
metode Nakayasu adalah sebagai berikut (Soemarto; 1987) :

1. Mencari nilai waktu konsentrasi (tg)


Untuk L < 15 km
Tg= 0,21L0,7
Untuk L > 15 km
Tg= 0,4 + 0,058 L

dimana : L : panjang alur sungai (km)

Tg : waktu konsentrasi (jam)

2. Mencari nilai waktu satuan hujan (tr)


Tr= 0,5 Tg (jam)

3. Mencari nilai tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak (Tp)
Tp= Tg + 0,8 Tr (jam)

4. Mencari waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dari debit puncak
sampai menjadi 30 % dari debit puncak (T0,3)
T0,3 = Tg (jam)

dimana :
Untuk daerah pengaliran biasa, = 2.

Untuk bagian naik hidrograf yang lambat, bagian menurun yang cepat
(terjadi pada daerah yang sangat landai), = 1,5.

Untuk bagian naik hidrograf yang sangat cepat, bagian menurun yang lambat
(terjadi pada daerah curam), = 3.

5. Mencari nilai debit puncak banjir (Qp)


Qp yang dimaksud disini bukanlah debit maksimum pada penggambaran
hidrograf adalah:

C A Ro
( m 3 / dt )
3,6 ( 0,3 Tp T0,3 )
Qp=

dimana :

C = koefisien pengaliran limpasan

A = luas DAS (Km2)


Ro = hujan satuan (1 mm)

Menetukan bagian lengkung naik (rising Climb) hidrograf satuan (Qa)

1
Tp
Qa= Qp ( ) 2,4

6. Menentukan bagian lengkung turun (decreasing limb) hidrograf satuan


( Qd ).
Qd > 0,3 Qp
tTp
( )
T 0,3
Qd=0,3Qp 0,3 Qp > Qd > 0,32 Qp

( tTp ) +(0,5.T 0,3)


( )
1,5. T 0,3
Qd=0,3Qp

0,32 Qp > Qd
( tTp ) +(0,5.T 0,3)
( )
2.T 0,3
Qd=0,3Qp

7. Menghitung sebaran hujan jam-jaman (RT)

R 24 t
( )2/3
t T
RT = ( )

dimana : RT = intensitas hujan ratarata dalam T jam

R24 = curah hujan efektif dalam 1 hari(mm)

t = waktu konsentrasi hujan

T = waktu mulai hujan

9. Menghitung nisbah jamjaman (Rt)

Rt = T RT (T 1) (RT 1)
dimana :

Rt = persentase intensitas hujan ratarata dalam t jam(%)

RT 1 = nilai intensitas hujan dalam t jam

10. Menghitung hujan efektif (Rc)

Rc = Rt x Rn

Rn =CR

dimana :

C = koefisien pengaliran

R = hujan rancangan periode ulang

11. Dibuat ordinat hidrograf satuan

Sehingga diperoleh nilai Q total= base flow + Rc

Dibuat grafik yang menghubungkan t sebagai sumbu x dengan Q total


sebagai sumbu y dan di peroleh hidrograf satuan sintetik dengan metode
NAKAYASU.

2.1.4 Intensitas curah hujan


Menggunakan rumus D.r Mononobe
2/ 3
R 24 24
I = 24 +
T [ ]
Dimana:

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

R24 = Curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

t = lamanya hujan (jam)

2.2 Analisa Hidrolika


Perencanaan saluran drainase harus berdasarkan pertimbangan kapasitas
tampungan saluran yang ada baik tinjauan hidrolis maupun elevasi kondisi lapangan.
Tinjauan hidrolis dimaksudkan untuk melakukan elevasi kapasitas tampungan saluran
debit banjir ulang 10 tahun, sedangkan kondisi di lapangan adalah didasarkan
pengamatan secara langsung di lapangan untuk mengetahui apakah saluran yang ada
mampu atau tidak untuk mengalirkan air secara langsung pada saatt hujan. Rumus
kecepatan rata-rata pada perhitungan dimensi saluran menggunakan rumus Manning :
2 1
1 3 2
V= nR S

Dimana :
V = kecepatan rata-rata (m/dt)
n = koef. Manning
R = jari-jari hidrolik
S = kemiringan dari muka air atau gradient energy dari dasar sluran.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian berada di wilayah kelurahan Duri Kosambi, Jakarta Barat

3.2 Tahapan penelitian


3.2.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dimaksudkan adalah survey lokasi yang merupakan
langkah awal yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran sementara
tentang lokasi penelitian, pengumpulan literatur-literatur dan referensi yang
menjadi landasan teori, serta pelaksanaan pembuatan proposal pelaksanaan.
Dengan adanya tahap periapan ini akan memberikan gambaran tentang
langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya.

3.2.2 Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan dalah data primer dan data skunder. Pada studi ini
lebih banyak mengacu atau dipengaruhi oleh data skunder. Dat tersebut
antara lain sebagai berikut :
1. Data saluran eksisting
2. Data curah hujan
3. Data banjir
4. Peta tofografi, antara lain:
Kedalaman saluran yang dianalisa
Kontur tanah
Mengetahui luas daerah DAS

3.2.3 Analisa Data


Tahapan analisa data yang perlu dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisa Hidrologi :
Analisa data curah hujan
Analisa curah hujan rata-rata
Analisa debit banjir
Analisa data di lapangan
2. Analisa hidrolika :
Analisa saluran eksisting
Analisa terjadinya back water
Perencanaan dimensi saluran drainase
Mengetahui titik banjir dari masing-masing saluran
3.2.4 Bagan Alir
MULAI

Persiapan

-Data sal. Eksisting


Pengumpulan
Data -Data Tofograf
-Survey
-Data Hujan
Saluran mampu
Pengolahan Data
menampung debit -Data Banjir
banjir Alternatif
Penanggulangan
Analisa Hidrologi : Analisa HidrolikaBanjir
: :

- Analisa debit banjir - AnalisaMasih -terjadi


saluran banjir?
Normalisasi
eksisting
- Analisa data di lapangan - - Tampunagn
Analisa terjadinya Back
water - Pompa
Tida

Ya

Tida

Ya

SELESAI
DAFTAR PUSTAKA

Te, Chow V, 1989, Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta

Diyanto Wirastowo,2007, Tugas akhir, Unika Soegijapranata, Semarang.

Hamsar, Halim, 2002, Drainase Perkotaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Soemarto, C.D,1987, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya.


Y, Sudaryoko , 1987, Pedoman Penanggulangan Banjir, Badan Penerbit Pekerjaan
Umum, Jakarta.

Triatmodjo, B, 1993, Hidraulika I, Beta Offset, Yogyakarta.

Triatmodjo, B, 2008, Hidraulika II, Beta Offset, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai