BAB Vok
BAB Vok
BAB V
A. Hasil Penelitian
Loang pada tahun 1985, Desa Bijawang pada tahun 1988 dan Desa
Salemba pada tahun 1989. Saat ini Desa Dannuang terbagi menjadi
terdapat 1353 Kepala keluarga (KK) terdiri atas 2445 jiwa laki-laki
2. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden
di Desa Dannuang Puskesmas Ujung Loe Kabupaten Bulukumba
tahun.
a. Analisa Univariat
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan Balita
di Desa Dannuang Puskesmas Ujung Loe Kabupaten Bulukumba
kurang baik.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi Balita
di Desa Dannuang Puskesmas Ujung Loe Kabupaten Bulukumba
b. Analisa Bivariat
Tabel 5.4
Analisa Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Balita
di Desa Dannuang Puskesmas Ujung Loe Kabupaten Bulukumba
B. Pembahasan
frekuensi makan, macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap
hari dan cara menyiapkan serta mengolah makanan. Didalam pola makan
menanyakan apa yang dia makan setiap hari, cara menyiapkan, dimana dan
yang dimakan harus beragam jenisnya, jumlah atau porsinya cukup (tidak
kurang atau berlebihan), higienis dan aman dan dilakukan secara teratur
(Satriono, 2009)
44
kurang.
pada umumnya memiliki status gizi yang normal dan hanya sedikit
kurang baik lebih banyak memiliki status gizi yang kurang, namun
diperoleh nilai p = 0,000, lebih kecil dari nilai = 0,05, yang berarti
antara pola makan balita, pola pengasuhan anak dan pendapatan keluarga
pada umumnya juga memiliki status gizi normal. Asumsi peneliti dengan
pola makan balita yang baik, dalam hal ini memperhatikan frekuensi,
macam, jumlah dan cara pengolahan makanan yang baik, secara langsung
lengkap dan berimbang serta cara pengolahan makanan yang sehat dan
pemilihan bahan makanan yang tepat akan melahirkan status gizi yang
baik.
masih memiliki status gizi kurang. Asumsi peneliti ada banyak faktor lain
yang turut mempengaruhi kondisi status gizi balita selain pola makan.
balita menyerap zat gizi dari makanan. Kondisi lingkungan yang kurang
kesehatan balita. Selain itu, pengaruh perhatian dan kasih sayang keluarga
turut mempengaruhi perkembangan mental dan fisik balita, dimana hal ini
makan ada faktor lain yang mempengaruhi status gizi balita yaitu pola
baik, namun bila faktor lainnya belum optimal terpenuhi maka dapat
bila tidak diberikan secara optimal dapat mempengaruhi status gizi balita.
kurang baik umumnya juga memiliki status gizi kurang. Asumsi peneliti
jika ibu tidak memperhatikan frekuensi makan, macam, jumlah dan cara
balita. Frekuensi makanan yang kurang, jenis makanan yang monoton dan
kandungan gizi yang tidak lengkap, jumlah makanan yang tidak mencukupi
proses metabolisme tubuh balita. Hal ini dapat menyebabkan balita menjadi
kesehatan balita.
bahwa jika asupan makanan balita kurang dari yang dibutuhkan akan
47
Sebaliknya jika asupan makanan balita lebih dari yang dibutuhkan akan
dengan pola makan kurang baik malah memiliki status gizi normal. Asumsi
peneliti bahwa meskipun pola makan balita kurang baik, namun faktor lain
Selain itu pada penelitian ini, cakupan pola makan yang diteliti
Hasil pola makan kurang baik mungkin saja didapatkan dari satu sisi
sementara sisi yang lain terpenuhi dengan baik. Misalkan macam dan cara
monoton. Selain itu banyak pula ibu yang kurang memperhatikan cara
kurang menarik dan tidak menyesuaikan dengan usia dan kesenangan anak.
Sebagian besar ibu hanya berfokus pada frekuensi dan jumlah makanan.
48
beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi balita mencakup pola
pola makan masih kurang baik, namun bila kedua faktor lainnya terpenuhi
yang ada serta hasil penelitian kali ini, dapat diasumsikan bahwa pola
C. Keterbatasan Penelitian
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
50
responden (40%).
responden (31,66%)
nilai p = 0,000, lebih kecil dari nilai = 0,05, yang berarti hipotesa
B. Saran
kesehatan balita.
2. Pendidikan