Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA

PRAKTIKUM METODE ANALISA GEOFISIKA I

KUMPULAN TUGAS

DISUSUN OLEH :

ADIDES GIDSON SIMANJUNTAK


13/349842/PA/15588

YOGYAKARTA
DESEMBER
2016
I. PENDAHULUAN ATAU LATAR BELAKANG METODE SUHU

Perkembangan mengenai ilmu kebumian semakin lama semakin canggih. Dalam dunia
geofisika, instumentasi atau alat-alat untuk mendeteksi keadaan dari bawah permukaan bumi
semakin lama seamkin berkembang. Instrumentasi Geofisika tersebut bermaksud untuk
memahami lebih dalam mengenai teori dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga alat
yang dibentuk semakin lama semakin mudah (pengukurannya instan). Dimulai pada tahun 1821,
seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck menemukan bahwa hanya dengan
menggunakan sebuah logam dapat menunjukkan perbedaan panas secara gradien dan akan
menghasilkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut sebagai efek termoelektrik atau saati ini
dikenal sebagai metode pengukuran suhu.

Metode pengukuran suhu dimana metode tersebut merupakan metode yang digunakan
dalam Geofisika dengan menggunakan instrumen yang disebut Termokopel. Instrumen tersebut
berfungsi untuk mengkonversi suhu menjadi GGL atau gaya gerak listrik. Untuk aplikasi yang
lebih sederhananya dilapangan, pengukuran suhu hanya berfokus pada pencarian suhu relatif dari
dalam bumi dengan cara memasang sensor suhu kemudian dicatat nilai yang keluar pada alat.

Metode pengukuran suhu sangatlah sederhana, hanya menggunakan termokopel saja,


dimana termokopel sendiri merupakan sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah
perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Termokopel yang
sederhana memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam
jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1C.

Metode suhu dapat digunakan untuk monitoring aktifitas termal pada bawah permukaan
bumi. Walaupun terkesan sederhana akantetapi diperlukan pemahaman konsep dasar suhu yang
baik serta informasi mengenai keadaan alat sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dalam
melakukan pengukuran dilapangan dapat dihindari atau diantisipasi. Atas dasar tersebut
pengukuran menggunakan metode suhu menjadi suatu hal yang penting bagi seorang
geofisikawan.

II. Dasar Teori Pengukuran Suhu

Dalam pengamatan suhu, memiliki kaitan dengan panas karena suhu adalah derajat
panas. Panas permukaan dan aktivitas panas bawah permukaan menjadi kontrol utama dalam
kegiatan monitoring dan pendugaan pendinginan dinamis, seperti permukaan yang
disebabkan oleh aktivitas magma. Pengukuran dapat memberikan informasi penting
mengenai bawah permukaan melalui variasi tipe anomali panas yang dapat memberikan
informasi terkait kondisi suhu gunung api tersebut.
Dalam pengukuran suhu gunung api, terdapat banyak hal yang harus dihindari a)
pengaruh radiasi matahari langsung dan pantulannya oleh benda-benda sekitar, b)
gangguan tetesan air hujan, c) tiupan angin yang terlalu kuat, dan d) pengaruh lokal
gradient suhu tanah akibat pemanasan dan pendinginan permukaan tanah setempat.
Konduktivitas atau keterhantaran termal, k, adalah suatu besaran intensif bahan
yang menunjukkan kemampuannya untuk menghantarkan panas. Konduksi termal adalah
suatu fenomena transport di manaperbedaan temperatur menyebabakan transfer energi
termal dari satu daerah benda panas ke daerah yang sama pada temperatur yang lebih
rendah. Panas yang di transfer dari satu titik ke titik lain melalui salah satu dari tiga
metoda yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
konduktivitas termal = laju aliran panas jarak / ( luas perbedaan suhu )

Besaran ini didefinisikan sebagai panas, Q, yang dihantarkan selama waktu t melaui
ketebalan L, dengan arah normal ke permukaan dengan luas A yang disebabkan oleh
perbedaan suhu T dalam kondisi tunak dan jika perpindahan panas hanya tergantung
dengan perbedaan suhu tersebut.
III. DATA DAN HASIL PENGOLAHAN

Nam Waktu Tegangan


Suh Hambat
a Easting Northing Jam Pengukur Ln (t) Prob
u DVM an
titik an e
9141440.0 10.0 11.54
3.1 431205.98 8 5 0 #NUM! 25.5 6 33.1
5 1.61 27.6
27.1
10 2.30 9
15 2.71 27.5
20 3.00 27.6
25 3.22 27.6
27.6
30 3.40 9
35 3.56 27.5
40 3.69 27.6
27.6
45 3.81 9
27.6
50 3.91 9
27.6
55 4.01 9
27.7
60 4.09 9
27.7
65 4.17 9
27.8
70 4.25 9
27.8
75 4.32 9
80 4.38 28
85 4.44 28.1
90 4.50 28.1
95 4.55 28
28.1
100 4.61 9
120 4.79 28.5
140 4.94 28.6
28.7
160 5.08 9
28.2
180 5.19 9
28.3
200 5.30 9
220 5.39 29.6
29.8
240 5.48 9
260 5.56 30.1
30.1
280 5.63 9
30.6
300 5.70 9
30.7
320 5.77 9
340 5.83 31
31.1
360 5.89 9
31.3
380 5.94 9
400 5.99 31.5
31.6
420 6.04 9
31.7
440 6.09 9
31.7
460 6.13 9
31.8
480 6.17 9
32.2
500 6.21 9
32.5
520 6.25 9
32.7
540 6.29 9
560 6.33 33
33.0
580 6.36 9
600 6.40 33.3
Nam Waktu Tegangan
Suh Hambat
a Easting Northing Jam Pengukur ln (t) Prob
u DVM an
titik an e
431189.7 9141445.1 10.1 #NUM 27.6 11.37
3.2 8 5 4 0 ! 9 6 33.1
5 1.61 29.6
10 2.30 29.6
15 2.71 29.5
20 3.00 29.6
25 3.22 29.6
30 3.40 29.6
35 3.56 29.5
40 3.69 29.6
45 3.81 29.6
29.7
50 3.91 9
29.7
55 4.01 9
29.8
60 4.09 9
29.8
65 4.17 9
70 4.25 30
75 4.32 30
80 4.38 30.1
30.1
85 4.44 9
30.1
90 4.50 9
30.2
95 4.55 9
30.2
100 4.61 9
30.7
120 4.79 9
31.1
140 4.94 9
160 5.08 31.5
31.6
180 5.19 9
31.8
200 5.30 9
32.3
220 5.39 9
240 5.48 32.5
260 5.56 32.7
280 5.63 33
300 5.70 33.2
33.2
320 5.77 9
340 5.83 33.5
33.8
360 5.89 9
34.0
380 5.94 9
34.2
400 5.99 9
420 6.04 34.5
440 6.09 34.5
460 6.13 34.7
34.8
480 6.17 9
34.8
500 6.21 9
520 6.25 35
540 6.29 35.2
560 6.33 35.2
580 6.36 35.7
10.2
4 600 6.40 35.8

Nam Waktu Tegangan


Suh Hambat
a Easting Northing Jam Pengukur Ln (t) Prob
u DVM an
titik an e
431220.2 9141483.0 10.2 26.1 11.36
3.3 6 5 5 0 #NUM! 9 6 33.1
28.1
5 1.61 9
28.1
10 2.30 9
15 2.71 28
20 3.00 28
27.8
25 3.22 9
30 3.40 28.1
28.1
35 3.56 9
28.1
40 3.69 9
28.1
45 3.81 9
50 3.91 28.1
28.1
55 4.01 9
28.1
60 4.09 9
28.3
65 4.17 9
28.2
70 4.25 9
28.2
75 4.32 9
28.3
80 4.38 9
28.3
85 4.44 9
90 4.50 28.5
28.3
95 4.55 9
100 4.61 28.5
120 4.79 28.5
140 4.94 28.6
29.1
160 5.08 9
29.1
180 5.19 9
29.3
200 5.30 9
29.2
220 5.39 9
240 5.48 29.6
260 5.56 29.6
29.6
280 5.63 9
29.8
300 5.70 9
29.8
320 5.77 9
340 5.83 30
30.1
360 5.89 9
30.2
380 5.94 9
30.3
400 5.99 9
30.6
420 6.04 9
30.6
440 6.09 9
30.8
460 6.13 9
30.8
480 6.17 9
500 6.21 31.1
30.8
520 6.25 9
540 6.29 31.1
31.1
560 6.33 9
31.2
580 6.36 9
600 6.40 31.4
Nam Waktu Tegangan
Ja Suh Hambat
a Easting Northing Pengukur Ln(t) Prob
m u DVM an
titik an e
431155.3 9141464. 10.2 #NU 11.37
3.4 9 48 9 0 M! 29.1 6 33.1
31.1
5 1.61 9
10 2.30 31
30.8
15 2.71 9
20 3.00 31
25 3.22 31
30 3.40 31
30.8
35 3.56 9
30.8
40 3.69 9
30.8
45 3.81 9
50 3.91 31
30.8
55 4.01 9
60 4.09 31.1
65 4.17 31.1
70 4.25 31.1
31.1
75 4.32 9
31.2
80 4.38 9
31.2
85 4.44 9
90 4.50 31.5
31.2
95 4.55 9
100 4.61 31.6
31.6
120 4.79 9
31.8
140 4.94 9
32.2
160 5.08 9
180 5.19 32.7
32.8
200 5.30 9
220 5.39 33.2
33.2
240 5.48 9
33.3
260 5.56 9
33.5
280 5.63 9
300 5.70 34
34.2
320 5.77 9
340 5.83 34.5
360 5.89 34.7
34.7
380 5.94 9
400 5.99 35
420 6.04 35
440 6.09 35.2
35.3
460 6.13 9
480 6.17 35.5
9
500 6.21 35.7
35.8
520 6.25 9
36.0
540 6.29 9
560 6.33 36.2
580 6.36 36.2
10.3
9 600 6.40 36.5
Chart Grafik Suhu Vs Ln (t)
Titik 3.1
34

33
f(x) = 3.28x + 11.96
32

31

30 Suhu Data Linear (Suhu Data)


Suhu
29

28

27

26

25
0 1 2 3 4 5 6 7

Ln (t)

Grafik Suhu Vs Ln(t) Titik 3.2


37

35 f(x) = 3.12x + 15.56

33

Suhu 31 Data Suhu Linear (Data Suhu)

29

27

25
0 1 2 3 4 5 6 7

Ln (t)
Grafik Suhu Vs Ln(t)
Titik 3.3
32

31
f(x) = 1.78x + 19.83
30

29

28 Data Suhu Linear (Data Suhu)


Suhu
27

26

25

24

23
0 1 2 3 4 5 6 7

Ln(t)

Grafik Suhu Vs Ln(t)


Titik 3.4
39

37

f(x) = 3.04x + 16.8


35

33
Data Suhu Linear (Data Suhu)
Axis Title
31

29

27

25
0 1 2 3 4 5 6 7

Axis Title
IV. PEMBAHASAN

Dalam praktikum suhu ini dilakukan pengambilan data dengan menggunakan needle probe
pada 4 titik di sekitar Fakultas Biologi UGM. Titik-titik dibuat menutup seperti persegi sehingga
dapat diketahu sebaran suhu permukaan dari wilayah yang tercover titik-titik pengukuran. Pada
setiap pengukuran dilakukan selama 10 menit untuk masing-masing titik. Dan pada setiap
pengukuran maka didapatkan bahwa suhu semakin meningkat, hal ini berkenaan dari teknik needle
probe yang semakin lama akan semakin meingkatkan temperatur untuk memperoleh suhu
permukaan. Data yang diperoleh oleh needle probe meningkat dengan range 5 setiap lima detik
untuk 1 menit pertama dan kemudian 20 detik untuk 9 menit selanjutnya.

Kondisi lapangan sebelum pengukuran dimana sebelum pengukuran terlihat basah, hal ini
dikarenakan hujan yang terjadi sehari sebelum pengukuran. Sehingga hasil yang diperoleh suhu
tanah cukup rendah berkisar 20 30 derajat celcius. Suhu yang diperoleh ini kemudian diolah
untuk dibuat grafik waktu vs ln(t) maka selanjutnya akan diambil gradien m untuk dilanjutkan
kedalam pengolahan konduktivitas. Selain data suhu diperoleh pula hambatan R dan tengangan V
dari alat setelah pengukuran dimana:
Titik 3.1 : V = 11.546 R = 33.1
Titik 3.2 : V = 11.376 R = 33.1
Titik 3.3 : V = 11.366 R = 33.1
Titik 3.4 : V = 11.376 R = 33.1

Dari hasil yang diperoleh diatas dapat diketahui bahwa nilai tegangan dan hambatan tidak
jauh berbeda antara setiap titik. Setelah semua nilai tegangan dan hambatan diperoleh maka
dimasukkan kedalam perhitungan K = V2 / 4*R*m , maka akan diperoleh nilai konduktivitas
untuk setiap titik yaitu:
Titik 3.1 : K = 0.097
Titik 3.2 : K = 0.099
Titik 3.3 : K = 0.174
Titik 3.4 : K = 0.102

Dari hasi perhitungan nilai K yang diperoleh diketahui bahwa nilai konduktivitas berkisar
0.09 0.1 yang mana nilai konduktivitas terbesar ada pada titik 3.3 dan titik 3.4 hal ini
kemungkinan karena suhu permukaan yang semakin meningkat. Setelah diperoleh nilai
konduktivitas maka akan diplot kedalam grafik sesuai dengan koordinat masing-masing titik yang
merepresentasikan konduktivitas permukaan tanah pada lingkungan sekitar daerah pengukuran.
Berikut merupakan hasil peta isokonduktivitas daerah pengukuran:
Dari hasil yang terlihat diatas bahwa nilai konduktivitas pada bagian utara terlihat lebih
tinggi dibandingkan dengan lokasi sekitarnya. Dimana hal ini dapat disebabkan karena suhu yang
ada disekitar lingkungan pada bagian utara lebih tinggi dibandingan dengan yang bagian selatan.
V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah :

1. Untuk pengukuran suhu memerlukan needle probe yang mana pengukurannya


memanfaatkan sensor yang suhunya meningkat untuk dapat mengukur suhu permukaan
tanah

2. Diperoleh nilai tegangan dan hambatan pada titik-titik ukur sebagai berikut:
Titik 3.1 : V = 11.546 R = 33.1
Titik 3.2 : V = 11.376 R = 33.1
Titik 3.3 : V = 11.366 R = 33.1
Titik 3.4 : V = 11.376 R = 33.1

3. Diperoleh nilai konduktivitas pada titik-titik ukur sebagai berikut:


Titik 3.1 : K = 0.097
Titik 3.2 : K = 0.099
Titik 3.3 : K = 0.174
Titik 3.4 : K = 0.102

4. Diketahui bahwa nilai konduktivitas yang besar terdapat pada titik 3.3 dan titik 3.4 yang
mana kedua titik ini berada pada bagian utara yang merepresentasikan temperatur tanah
pada bagian utara lebih tinggi dibandingkan dengan suhu sekitar

Anda mungkin juga menyukai