SOSIAL) KESEHATAN
MAKALAH
Disusun oleh:
Achmad Rizal 14.303.151
Ayu Nuraini 14.303.123
Tia Aulia Handayani 14..303.138
Rifany Nurhaifa Fajrin 14.303.126
Niken Ayu Lestari 14.303.143
Fitri Lestari 14.303.117
Chyntia Pratiwi 14.303.130
PENILAIAN TUGAS
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1 Latar Belakang.............................................................................................1
2 Rumusan Masalah........................................................................................1
3 Maksud dan Tujuan......................................................................................2
1 Kesimpulan.................................................................................................13
2 Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan layanan kesehatan yang
diberikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Layanan
yang secara resmi dikeluarkan Pemerintah beberapa tahun lalu terbilang
sangat populer dan cepat menyerap minat masyarakat. Sebab layanan yang
diberikan BPJS Kesehatan mengenakan tarif yang lebih terjangkau.
PEMBAHASAN
Ini akan menjadi pilihan yang sangat tepat untuk Anda yang aktif
menggunakan layanan internet. Anda cukup masuk ke website resmi
BPJS, yakni bpjs-kesehatan.go.id dan melakukan pengecekan tagihan
pembayaran dengan beberapa langkah di bawah ini:
Gunakan salah satu dari nomor data diri tersebut untuk mengetahui jumlah
tagihan iuran bulanan BPJS Anda, dengan format:
Kirim ke 087775500400
Peserta kedua dari BPJS Kesehatan adalah mereka yang secara mandiri
mendaftar diri dan membayar iuran wajibnya setiap bulan. Orang yang
masuk dalam kategori ini adalah mereka yang terbilang mampu atau
berasal dari strata ekonomi menengah ke atas. Peserta yang membayar
iuran BPJS Kesehatan atau Non-PBI dibagi lagi menjadi tiga kelas sesuai
dengan kemampuan dalam membayar iuran.
Kelas yang diberikan oleh BPJS Kesehatan dimuali dari kelas 3, kelas 2,
dan yang terakhir adalah kelas 1. Masing-masing kelas pada peserta Non-
PBI ini memiliki tarif atau iuran yang berbeda setiap bulannya. Untuk
informasi lebih lengkap terkait tarif BPJS Kesehatan dan fasilitasnya,
perhatikan uraiannya berikut ini.
Kelas 1 : Rp 80.000
Tarif awal BPJS Kesehatan Kelas 1 awalnya hanya berkisar Rp59.500,00
pada awal BUMN ini resmi dioperasikan. Namun, setelah 1 April 2016,
Presiden Joko Widodo menyetujui untuk menaikkan tarif dari BPJS
Kesehatan Kelas 1 menjadi Rp80.000,00. Keputusan ini didasari oleh
Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan Peraturan
Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
Setiap rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS biasanya memiliki
sebuah aplikasi INA-CBGS. Aplikasi ini akan menghitung biaya
operasional yang dibutuhkan seorang pasien hingga sembuh. Besaran dari
Care Base Groups ini bervariasi. Misal seseorang yang sakit typus
membutuhkan perawatan sebesar Rp3.000.000,00 sampai sembuh. Kalau
terjadi selisih biaya, misal lebih dari biaya yang ditetapkan, pasien
diwajibkan untuk mengganti kekurangan itu setelah sembuh dari sakit.
Kelas 2 : Rp 51.000
Tidak jauh beda dengan peserta BPJS Kesehatan Kelas 1, pada BPJS Kelas
2 juga mengalami kenaikan iuran setiap bulannya. Jika di kelas 1 kenaikan
terjadi sebesar Rp20.500,00, maka kenaikan di Kelas 2 terjadi sebanyak
Rp8.500,00. Tarif BPJS Kesehatan Kelas 2 yang awalnya hanya berada
pada nominal Rp42.500,00 berubah menjadi Rp51.000,00 berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan Peraturan
Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
Peserta BPJS Kesehatan Kelas 2 juga memiliki hak untuk naik kelas untuk
fasilitas kamarnya. Peserta kelas 2 bisa mengajukan perawatan kamar
kelas 1 jika mampu. Selisih biaya yang berasal dari kelas 1 dan kelas 2
wajib dibayarkan setelah peserta sembuh.
Para peserta BPJS Kesehatan Kelas 2 wajib membayar selisih biaya pada
perawatan kesehatannya berdasarkan aplikasi INA-CBGS. Jika pada
perawatan jenis penyakit tertentu terjadi kelebihan biaya operasional,
maka peserta wajib menutupi itu. BPJS Kesehatan tidak membayar semua
biaya operasional saja, tapi sebagian berdasarkan standar operasional dari
rumah sakit.
Kelas 3 : Rp 25.500
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
Iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas 3 tidak mengalami kenaikan. Peserta
BPJS Kesehatan Kelas 3 tetap membayar iuran sebanyak Rp25.500,00
setiap bulannya. Iuran kelas 3 tidak mengalami kenaikan lantaran banyak
warga dengan strata ekonomi rendah yang aktif pada zona itu.
Fasilitas kesehatan yang diterima oleh Peserta BPJS Kelas 3 adalah kamar
inap kelas 3 yang satu ruangan terdiri dari 4-6 tempat tidur. Semua fasilitas
standar kelas 3 akan diterima oleh peserta BPJS Kesehatan tanpa
terkecuali. Oh ya, di beberapa rumah sakit jumlah kamar tidur bisa saja
bertambah karena keadaaan tertentu atau memang ruangan kelas 3 yang
dimiliki fasilitas kesehatan itu sangat lebar.
2. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga
Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota
Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar
5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 3%
(tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja dan 2% (dua persen) dibayar oleh
peserta.
3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN,
BUMD dan Swasta sebesar 5% ( lima persen) dari Gaji atau Upah per
bulan dengan ketentuan : 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja
dan 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta.
5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara
kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja bukan penerima
upah serta iuran peserta bukan pekerja adalah sebesar:
a. Sebesar Rp. 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang
per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.
b. Sebesar Rp. 51.000,- (lima puluh satu ribu rupiah) per orang per bulan
dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II.
c. Sebesar Rp. 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah) per orang per bulan
dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.
Khusus untuk besaran iuran peserta kelas III, Presiden telah menetapkan
bahwa iuran peserta perorangan kelas III tidak berubah, yaitu tetap Rp
25.500. Sementara itu, tarif untuk kelas 1 dan kelas 2 mengalami kenaikan
masing-masing sebesar Rp20.500 dan Rp8.500.
Jika anda terlambat membayar pada hari libur maka anda tidak terkena
denda. Misalnya tanggal 10 adalah hari minggu sedangkan anda baru
membayar hari senin tanggal 11 maka denda 2,5% tersebut belum berlaku.
Status kepesertaan akan aktifkan kembali setelah Anda melunasi iuran plus
dendanya. Dalam waktu 45 hari, status kepersertaan akan aktif kembali
dan bisa dipergunakan untuk berobat.
Peserta bisa mencek rincian data keterlambatan iuran JKN dengan datang
ke kantor cabang BPJS Kesehatan terdekat atau cek langsung via ATM
bank Mandiri, BRI dan BNI. Kepala Humas BPJS Kesehatan Irfan
Humaidi menjelaskan kewajiban iuran JKN sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Jika ada iuran yang tertunggak sebelum April 2016 akan dihitung
menggunakan aturan lama.
Cara membayar iuran yang tertunggak, peserta bisa mencek data rinci
keterlambatan di kantor cabang BPJS Kesehatan terdekat, dan jika ingin
membayarnya bisa langsung dilakukan di ATM bank, nantinya sesuai
prosedur pembayaran BPJS Kesehatan, akan muncul nilai tagihan yang
tertunggak.
Jika fasilitas dan informasi yang diberikan oleh JKN semakin baik,
masyarakat akan merasa nyaman dan semakin percaya dengan BPJS
Kesehatan. Sebagai peserta JKN, masyarakat diharapkan menyadari
kewajibannya untuk rutin membayar iuran sesuai dengan kelas yang
dipilihnya. Manfaatkan layanan dari negara ini secara maksimal, jangan
ragu bertanya bila ada segala sesuatu yang tidak dimengerti kepada pihak
BPJS Kesehatan.
Tempat ini akan sangat tepat bagi Anda yang memang berdomisili atau
berkantor di sekitar wilayah kantor BPJS Kesehatan. Anda cukup
mendatangi kantor tersebut dan melakukan pembayaran pada loket
pembayaran yang tersedia di sana.
3. Kantor Pos
Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan loket ini. Sebab saat ini loket
pembayaran multitagihan sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Pada
awalnya, loket ini hanya menyediakan layanan pembayaran tagihan listrik
dan telepon. Namun, sekarang sebagian besar loket ini telah menyediakan
layanan pembayaran bagi iuran BPJS Kesehatan. Tidak semua loket
memberikan layanan ini karena itu Anda harus menanyakan terlebih
dahulu pada petugas di sana.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cermati.com/artikel/cara-mudah-cek-tagihan-dan-pembayaran-iuran-bpjs-
kesehatan
http://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/detail/2014/13
https://www.sepulsa.com/blog/tarif-fasilitas-bpjs