Anda di halaman 1dari 3

Survei Hidrografi Untuk Perencanaan Pelabuhan

Abstrak
Indonesia merupakan Negara kepulauan. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu:
Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini
disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia dan
mempunyai total 17.504 pulau. Pulau yang terpadat penduduknya adalah pulau
Jawa, di mana lebih dari setengah (65%) populasi Indonesia. Dengan total daratan:
1.922.570 km dan lautan: 3.257.483 km diperlukan transportasi yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia agar persebaran dan pertumbuhan ekonomi merata.
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi yang pesat pada era
globalisasi telah menjalar sampai pada wilayah-wilayah pelosok pada negara-
negara berkembang termasuk Indonesia. Transportasi memiliki peran utama dalam
peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara menyeluruh. Transportasi laut
merupakan salah satu pilihan sistem transportasi yang efektif untuk wilayah
kepulauan. Maka untuk mendukung perkembangan ekonomi perlu ditunjang juga
dengan infrastruktur yang memadai. Selain itu, pembangunan pelabuhan laut juga
memberikan kontribusi dalam memperkenalkan kekayaan alam, adat-istiadat dan
budaya kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Laju pertumbuhan
ekonomi yang meningkat tentunya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Untuk itu, peranan geodesi sangat dibutuhkan pada perencanaan pembangunan
pelabuhan laut terutama dalam penentuan kesesuaian lokasi pelabuhan melalui
kegiatan survei hidrografi yakni: pengamatan pasang surut air laut, pemeruman
dan pengukuran arus dan sedimen.
Abstract
Indonesia is an archipelago. Indonesia consists of 5 large islands, namely: Java,
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi and Irian Jaya and a series of Islands is also called as
Kepulauan Nusantara and has total 17,504 island. The population was the most
populated island of Java, where more than half of Indonesia's population (65%).
With a land area: 1,922,570 km and oceans: 3,257,483 km needed transportation
scattered throughout the territory of Indonesia in order to spread and economic
growth. Economic growth and the rapid technological development in the era of
globalization has been swept up in the remote areas in developing countries
including Indonesia. Transport has a key role in the improvement of Indonesia's
economic growth as a whole. Maritime transport is one of the choice of an effective
transportation system for the region of the Islands. Then to support the economic
development need to be supported by adequate infrastructure as well. In addition,
the construction of the seaport also contributes in introducing a wealth of natural,
cultural and customs to domestic and foreign tourists. Increased economic growth
rate will certainly improve the livelihood of the public. To that end, the role of
Geodesy is urgently needed on development planning, especially in sea ports

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas adalah peranan geodesi dalam kegiatan
perencanaan lokasi pelabuhan yang didalamnya meliputi kegiatan survei hidrografi:
pengamatan pasang surut air laut, pemetaan bathimetri dan data meta oseanografi
(Arus, Gelombang, Angin) dan data lainnya yang turut mendukung dalam
menentukan kesesuaian lokasi pelabuhan.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah menjelaskan peranan geodesi pada
kegiatan Survei Hidrografi untuk menentukan lokasi pelabuhan berdasarkan data
dan peta hidrografi yang meliputi peta topografi, bathimetri, data angin, peta, arus,
data pasang surut dan data gelombang.
Isi
Definisi dan Lingkup Hidrografi
Menurut IHO, Hidrografi adalah ilmu tentang pengukuran dan penggambaran
parameter-parameter yang diperlukan untuk menjelaskan sifat-sifat dan konfigurasi
dasar laut secara tepat, hubungan geografisnya dengan daratan, serta
karakteristik-karakteristik dan dinamika-dinamika lautan. Fenomena dasar perairan
meliputi batimetri atau topografi dasar laut, jenis material dasar laut dan morfologi
dasar laut. Sementara dinamika badan air meliputi pasut (dan muka air) dan arus.
Data mengenai fenomena dasar perairan dan dinamika badan air diperoleh melalui
pengukuran yang kegiatannya disebut survei hidrografi. Data yang diperoleh dari
survei hidrografi kemudian diolah dan disajikan sebagai informasi geospasial atau
informasi terkait dengan posisi di muka bumi. Sehubungnan dengan itu maka
seluruh informasi yang disajikan harus memiliki data posisi dalam ruang yang
mengacu pada suatu system referensi tertentu. Oleh karena itu, posisi suatu objek
di dalam maupun di dasar perairan merupakan titik perhatian utama dalam
hidrografi. Informasi Hidrografi ditujukan utamanya untuk:
1. Navigasi dan Keselamatan Pelayaran
2. Penetapan Batas wilayah atau daerah di laut; dan
3. Studi dinamika pesisir dan pengelolaan sumber daya laut.
Survei adalah kegiatan terpenting dalam menghasilkan informasi hidrografi.
a. Penentuan posisi di laut (1) dan penggunaan sistem referensi (7).
b. Pengukuran kedalaman (pemeruman) (2).
c. Pengukurann arus.
d. Pengukuran (pengambilan contoh dan analisis) sedimen.
e. Pengamatan pasut.
f. Pengukuran detil situasi dan garis pantai (untuk pemetaan pesisir).

Gambar 1

Sistem Referensi Geodetik


Sistem referensi geodetic menggunakan ellipsoid sebagai bidang referensi
untuk menyatakan poisisi horizontal suatu titik. Ellipsoid tersebut disebut
sebagai datum horizontal yang pusatnya berhimpit dengan pusat masa bumi.
Sistem yang demikian disebut sistem geosentrik. Sejak munculnya teknologi
penentuan posisi berbasis satelit, dunia menuju kearah penggunaan datum
geodetic global menggantikan datum lokal dan regional. Datum global
pertama ditetapkan pada tahun 1960 dengan nama World Geodetic System
(WGS 60) untuk keperluan pemetaan darat dan laut.Versi terbaru yang masih
digunakan hingga saat ini adalah WGS-84. IHO menggunakan WGS-84
sebagai system referensi global untuk peta laut.

Penentuan Posisi dengan GPS


GPS (Global Positioning System) adalah system satelit navigasi dan
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini
didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta
informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa
tergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan.
Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak ke
beberapa satelit (yang koordinatnya telah diketahui) sekaligus, yang tidak
lain merupakan kombinasi dari beberapa permukaan posisi bola konsentrik
dalam ruang.

Gambar 2

Metode yang digunakan untuk menentukan posisi dengan GPS adalah system
DGPS dan RTK, untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi posisi secara
instan (real time). Dimana system DGPS umumnya digunakan untuk melayani
aplikasi berketelitian menengah dan system RTK untuk aplikasi berketelitian
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai