Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AGAMA

R.M BRILIANT REZALDY 31


XI MIPA 5

CERAMAH
Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puji beserta syukur
atas kehadirat Allah SWT yang mana oleh Allah yang telah membawa kita dari
alam jahiliyah ke alam islamiyah.
Tidak lupa pula selawat bertangkaikan salam kepada junjungan kita, tiada
lain tiada bukan Baginda Muhammad SAW yang mana oleh beliau yang telah
membawa kita dari alam jahiliyah ke alam islamiyah dan dari alam kebodohan ke
alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam pandangan Islam, bekerja merupakan suatu tugas yang mulia, yang
akan membawa diri seseorang pada posisi terhormat, bernilai, baik di mata Allah
SWT maupun di mata kaumnya. Oleh sebab itulah, Islam menegaskan bahwa
bekerja merupakan sehuah kewajiban yang setingkat dengan Ibadah. Orang yang
bekerja akan mendapat pahala sebagaimana orang beribadah. Lantaran manusia
yang mau bekerja dan berusaha keras untuk menghidupi diri sendiri dan
keluarganya, akan dengan sendirinya hidup tentram dan damai dalam masyarakat .
Sedangkan dalam pandangan Allah SWT, seorang pekerja keras (di jalan yang
diridhai Allah tentu lebih utama ketimbang orang yang hanya melakukan ibadah
(berdoa saja misalnya), tanpa mau bekerja dan berusaha, sehingga hidupnya
melarat penuh kemiskinan.
Sebagaimana firmanya dalam surat At-Taubah ayat 105. Allah SWT berfirman:

Dan katakanlah,bekerjalah kamu, maka allah akan melihat pekerjaanmu,


begitu juga rasulnya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata,
lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S At-
Taubah/9:105)
Oleh karena itu kita diwajibkan untuk bekerja keras.Orang-orang yang pasif dan
malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan
sebagian dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya
menjadi mundur. Rasulullah SAW amat prihatin terhadap para pemalas. Dalam
hadits riwayat Bukhari dan Abu Dawud dikisahkan, bahwa pada suatu hari beliau
menjumpai seorang sahabat sedang duduk bersimpuh di dalam masjid, ketika
semua orang sedang giat bekerja. Maka Beliaupun bertanya: Mengapa engkau
berada dalam masjid di luar waktu shalat, wahai Abu Umamah? Abu Umamah
menjawab: Saya bersedih lantaran banyak hutang, wahai Rasulullah. Lantas
beliau bersabda: Mari Aku tunjukkan kepadamu beberapa kalimat, dan jika
engkau membacanya, Allah akan menghapus kesedihanmu dan menjadikan
hutangmu terbayar. Bacalah pada waktu pagi dan sore.

Doa tersebut, yang artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari susah dan
sedih, lemah dan malas, takut dan kikir, serta tertekan hutang dan penindasan
orang lain. (HR. Bukhari)

Selang beberapa waktu, ketika Rasulullah bertemu kembali dengan Abu Umamah,
ternyata ia sudah menjadi orang yang periang dan tidak nampak lagi bersedih hati,
sementara hutangnyapun sudah dilunasinya.

Lunasnya hutang Abu Umamah itu, secara logika tentunya berkat kerja keras yang
dilakukan oleh Abu Umamah itu sendiri, lantaran rasa malas, lemah, jengkel dan
sedih yang selama ini melingkupi dirinya telah terusir digantikan oleh semangat
dan daya juang yang keras untuk bekerja dan berusaha dalam rangka melunasi
seluruh hutang-hutangnya. Jadi mustahil harta atau uang pembayar hutang itu
datang dengan sendirinya, jika yang bersangkutan tetap berpangkutangan.

Sebagaimana firmanya dalam surat Az-zumar (39) ayat 39


Artinya :
Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya
aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui, (Q.S At-Zumar/39:39)

Berkarya adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu berupa hasil pekerjaannya.


Berkarya sangat erat untuk hubungannya dengan kerja keras. Kerja keras menunjukkan
bahwa seseorang mempunyai keinginan untuk memperoleh hasil secara baik dan efektif.
Orang yang demikian bertujuan agar hari ini (sekarang) harus lebih baik daripada hari
kemarin.

Agama islam mendorong manusia supaya dapat mengubah nasib dirinya, yaitu dengan
berusaha sungguh-sungguh dan berkarya serta meninngkatkan ilmu pengetahuan. Dengan
demikian, manusia dapat mencapai perubahan social dan kemajuan dalam hidup.

Dari kajian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kerja merupakan kewajiban setiap insan,
dan bahkan status seseorang, dalam perspektif Islam sangat ditentukan oleh kualitas
kerjanya. Kerja adalah sebuah faridhah (kewajiban) dimana setiap orang akan dimintai
pertanggung jawabnya. Demikian Ceramah yang dapat saya sampaikan

Anda mungkin juga menyukai