Dollar?
BAB I
PENDAHULUAN
Rupiah terus anjlok hingga menembus angka 12 ribu rupiah per dollar.
Bahkan Bank Indonesia selaku otoritas moneter yang bertanggungjawab menjaga
kestabilan rupiah mengaku kesulitan menjaga nilai tukar rupiah. Intervensi pasar
yang dilakukan lembaga tersebut tidak membantu memperkuat nilainya.
Berdasarkan data BI cadangan devisa BI per 31 Oktober telah merosot US$ 6,528
miliar atau Rp 71 triliun (dengan kurs 11 ribu) dibandingkan cadangan devisa per
akhir September sebesar US$ 57,108 miliar. Peraturan Bank Indonesia Nomor:
10/ 28 /PBI/2008 yang membatasi transaksi pembelian dollar untuk tujuan
spekulasi yang dikeluarkan beberapa waktu lalu tak banyak menolong.1
Pasar perekonomian semakin carut-marut akibat pencetakkan fiat money
tanpa batas. Disamping tidak adanya badan yang mengawasi pencetakan uang
kertas, lobi Amerika tidak bisa dipungkiri menjadi penyebab utama terjadinya
hyperinflasi. Ketidakseimbangan ketersedian emas dengan pencetakan dollar juga
menjadi pemicu utama adanya kesenjangan sosial antar negara. Fluktuasi nilai
tukar yang tidak menentu menjadi sulit untuk diprediksi bahkan bergerak secara
ekstrim. IMF sebagai badan yang bertugas untuk menstabilisasikan nilai tukar
mata uang dunia ternyata tidak banyak membantu menyelesaikan masalah global
ini. Dollar sebagai panglima mata uang dunia semakin pudar nominalnya.
Nilainya terus merosot dari waktu ke waktu. Itu semua menjadi suatu masalah
yang sangat meresahkan para ahli ekonomi dan tak kunjung menemukan titik
terang.
Perlahan tapi pasti dollar mulai menunjukkan semakin banyak corengan
corengan buruk. Bahkan tak sedikit ahli ekonomi yang menyatakan kelak, akan
terjadi pecahnya gelembung nilai dollar yang kian hari kian tak menentu ini.
1 www.bi.go.id, diunduh pada hari Senin, 19 Mei 2014 pukul 13:15 WIB
1
Masyarakat pun mulai merindukan kehadiran dinar dan dirham layaknya beberapa
waktu lalu. Apalagi dinar dinyatakan sebagai mata uang anti inflasi dan kaya
investasi. Lalu, akankah ketenaran dollar dapat digantikan oleh dinar dirham?
Firman Allah:2
34. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar
dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan
harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia)
dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,
2 QS. At Taubah:34
2
Bertitik tolak dari beberapa perumusan masalah diatas, tujuan penulisan
karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kelemahan Dollar AS sebagai kiblat mata uang
dunia.
2. Untuk mengetahui kelemahan dalam fiat money yang dewasa ini
menjadi alat tukar yang sah bagi sebagian besar negara dunia.
3. Untuk mengetahui keunggulan penggunaan dinar dan dirham sebagai
alat tukar perekonomian.
BAB II
SEJARAH DOLLAR AS
3
2.1 Sejarah Dollar AS
Sebelum tahun 1913 Amerika menggunakan mata uang asli (koin emas dan
perak) dan uang kertas dolar sebagai sertifikat yang dihargai sebagai logam (gold
dollar note dan silver dollar note).
Tahun 1913 para bankir memutuskan bahwa telah terjadi kekurangan mata
uang di Amerika, Amerika tidak bisa menciptakan uang lagi karena semua
cadangan emas dan perak sudah terpakai. Kemudian sekelompok orang
mendirikan bank yang disebut The Federal Reserve Bank of New York yang
juga dikenal sekarang sebagai The Fed. Bank ini kemudian menjual stok emasnya
senilai US$ 450.000.000 kepada bank yang sebenarnya milik para pendiri The Fed
sendiri yaitu lewat Rothschild Bank of London, Rothschild Bank of Berlin,
Warburg Bank of Hamburg, Warburg Bank of Amsterdam, Israel Moses Seif Bank
of Italy, Lazard Brothers of Paris, Citibank, Goldman & Sach of New York,
Lehman & Brothers of New York, Chase Manhatan Bank of New York, dan Kuhn
& Loeb Bank of New York. Jadi emas tersebut hanya berpindah bank, namun
tetap tidak pindah pemilik.
Karena modal yang besar yang dimiliki The Fed serta cadangan emas dari
bank-bank tersebut, pada tahun 1914 Presiden Woodrow Wilson menandatangani
keputusan untuk memberi hak cetak mata uang kepada kepada The Fed (Meski di
akhir kepemimpinannya dia menyesali keputusannya menyetujui hak cetak mata
uang negara kepada bank swasta tersebut). The Fed pun segera menerbitkan uang
dengan jaminan emas yang mereka miliki, uang ini disebut Federal Reserve
Note bentuknya sama seperti uang Amerika.
Awal tahun 1929, The Feed berhenti menerima uang emas sebagai
pembayaran. Yang berlaku hanya uang resmi (keluaran The Feed). The Fed
4
mulai menarik uang kertas yang dijamin dengan emas dari sirkulasi dan
menggantinya dengan uang resmi.
Itulah sejarah singkat bagaimana pihak swasta mengubah uang emas dan
uang kertas berjamin emas dari pemerintah menjadi uang kertas terbitan mereka
sendiri.
5
Salah satu poin penting dari kesepakatan tersebut, adalah disetujuinya
dolar Amerika untuk menjadi mata uang internasional untuk mempermudah
aktifitas perdagangan internasional dan menutupi biaya rekonstruksi pasca
perang,. Dolar AS disetujui menjadi mata uang internasional setelah Pemerintah
Amerika mampu berjanji untuk menjamin mata uangnya dengan emas sebesar
US$ 35/ons emas oleh bank The Fed.
6
Setelah terang-terangan mengingkari janjinya tersebut, empat bulan
kemudian tepatnya tanggal 18 Agustus 1971 Amerika melahirkan apa yang
disebut Smitsonian Agreement. Perjanjian yang diteken di Smitsonian Institute
bersama negara industri yang disebut G10 inilah yang menandai era berakhirnya
fixed exchange rate yang dijamin dengan emas menjadi floating exchange rate
yang tidak dijamin denga emas. Perjanjian ini kemudian diikuti oleh anggota-
anggota IMF.
Sejak saat itu praktis seluruh otoritas moneter dunia menggunakan uang
fiat murni, yaitu uang yang tidak didukung oleh adanya cadangan emas. Uang fiat
adalah uang yang dibuat dari bahan yang tidak senilai dari nilai uang tersebut.
7
internasional. Sehingga standar emas dinilai tidak berlaku lagi dan tidak dapat
dipergunakan di dunia. Inilah yang menyebabkan kurs pertukaran mata uang terus
berfluktuasi. Dari sinilah muncul berbagai kesukaran dalam mobilitas barang,
uang dan orang. Mata uang menjadi tidak stabil, dan fluktuasi tidak dapat
diprediksi, begitu juga inflasi yang terus membumbung tinggi akibat pencetakan
mata uang yang tak terkendali. Inilah awal mula munculnya dollar sebagai panglia
mata uang dunia.3
BAB III
8
MASALAH MATA UANG KERTAS (FIAT MONEY)
Pencetakan uang kertas yang tidak ditopang (backed) oleh komoditas emas
dapat menjadi penyebab timbulnya berbagai masalah yang banyak dijumpai
dalam sejarah moneter dunia, diantaranya:
9
membanjirnya fiat money dan kredit tanpa didukung likuiditas akan
memicu terjadinya resesi ekonomi.
2. Legitimasi mata uang kertas sangat rapuh sebab ia sama sekali tidak
disandarkan pada komoditas yang bernilai seperti emas dan perak. Ia
hanya ditopang oleh undang-undang yang dibuat pemerintah suatu
negara. Contohnya, pada tahun 1929, orang-orang diseluruh dunia
mulai menampakan ketidakpercayaan terhadap uang kertas, akhirnya
mereka berbondong-bondong menimbun (hoarding) emas dan
meninggalkan mata uang mereka. Begitu juga AS, di masa presiden
Roosevelt saat dollar AS mengalami krisis akhirnya menghentikan
produksi mata uang dan memenjarakan orang-orang yang menyimpan
emas dan diwajibkan membayar denda dua kali lipat dari emas yang
mereka punya.
10
5. Mata uang kertas menjadi sarana spekulasi yang ganas. Uang tidak lagi
difungsikan sebagai alat tukar, tapi justru lebih banyak digunakan
untuk kegiatan spekulasi. Misalnya, Abu Dhaby Investment Authiority
(ADIA) milik pemerintah Uni EmiratArab, kini memiliki dana-dana
hasil penjualan minyak Timur Tengah atau Soverign Wealth Fund
(SWF) sebesar US$ 1,32 triliun. Dana-dana tersebut kini digunakan
untuk membeli sejumlah saham perusaan kelas dunia seperti saham
klub sepak bola Inggris Manchester City. Dana-dana tersebut pasti
akan lebih berguna jika digunakan untuk diinvestasikan pada sector riil
yang produktif seperti pembangunan infrastuktur dan bantuan
kemanusiaan bagi orang miskin yang banyak terdapat di negara-negara
islam.
11
BAB IV
12
275. orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali
(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.
276. Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah
tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu
berbuat dosa.
277. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal
saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat
pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.
278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman.
13
Qadi Abu Bakar ibnu al-Arabi, dalam bukunya Ahkamul Quran memberi
definisi sebagai: Setiap kelebihan antara nilai barang yang diberikan dengan
nilai barang yang diterimakan6
Pengertian riba menurut Islam secara lebih terperinci diuraikan Ibn Rushd
(al-hafid) seorang fakih, dipaparkan dalam beberapa jenis transkasi. Diantaranya;
1. Penjualan dengan penambahan yang terlarang
2. Penjualan dengan penundaan pembayaran yang terlarang
3. Penjualan yang dicampuraduk dengan utang
4. Penjualan emas dan barang dagangan untuk emas
5. Pengurangan jumlah sebagai imbalan atas penyelesaian yang cepat
Dalam ekonomi Islam, mata uang itu dibedakan menjadi 2 yaitu mata uang
ayn (dinar dirham) dan mata uang dayn (fiat money). Dari pengelompokan ini,
dapat disimpulkan tiga aspek penting agar tidak jatuh dalam transaksi riba. Yaitu;
1. Sukarela
2. Setara
3. Kontan
Sedangkan fiat money, apalagi dollar tidak memenuhi ketiga aspek
tersebut. Maka dapat dipastikan transaksi yang menggunakan dollar atau fiat
money lain merupakan salah satu dari jenis riba.
14
BAB V
KESIMPULAN
15
Dari pembahasan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa dollar sebagai
panglima mata uang dunia sangat merugikan masyarakat karena dibalik
ketangguhannya, justru dollar mengandung banyak sekali kelemahan. Selain
dollar, fiat money lain juga menyumbang adanya inflasi dalam grafis
perekonomian. Hal ini didalangi oleh seigniorege yang dalam pandangan Islam
dan beberapa ulama merupakan riba. Dollar ataupun fiat money lain yang
mengandung riba merupakan transaksi yang haram. Kita dapat memerangi riba
dalam fiat money dengan cara meninggalkan uang kertas dan kembali pada dinar
dirham. Karena dinar dirham merupakan mata uang yang tidak mengandung
seigniorege.
Seperti yang dinukil dalam hadist:
Emas dengan emas, perak dengan perak, bur dengan bur, syair (biji gandum) dengan
syair, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam, maka jumlah (takaran atau
timbangan) harus sama item per item, dan tangan ke tangan. Barangsiapa menambah
atau meminta tambahan, maka ia telah berbuat riba. Orang yang mengambil tambahan
tersebut dan orang yang memberinya sama-sama berada dalam dosa. (HR. Muslim No.
1584)
Dalam redaksi lain:
Akan datang suatu jaman kepada manusia. Barangsiapa yang tidak mempunyai uang
kuning (Dinar) dan juga uang putih (Dirham), maka tidak akan mendapatkan kemudahan
dalam kehidupan. (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir: 17415 (20/278).
16
PENUTUP
Kami akui masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam makalah ini.
Untuk segala kesalahan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
17
www.bi.go.id, diunduh pada hari Senin, 19 Mei 2014 pukul 13:15 WIB
http://dinarfirst.org/islam-hari-ini-memahami-pengertian-riba-dan-uang-
kertas/ diunduh pada tanggal17 Mei 2014, 22:34 WIB
http://ekonomikonvensionaldanekonomiislam.blogspot.com/2011/10/pemb
iayaan-bank-syariah-dan.html diunduh pada tanggal 17 Mei 2014, pukul
22:40 WIB
18