Kasus Ford Pinto
Kasus Ford Pinto
Disusun oleh :
Kelompok 2 :
1. Muhammad Ali
2. Said
3. Suyono
4. Nathan
5. Sita
6. Yanwar
7. Zharen Febriza
Proyek Pinto diawasi oleh Robert Alexander, wakil presiden teknik mobil dan
telah disahkan oleh Komite Perencanaan Produk Ford, yang terdiri dari lacocca, Alexander,
dan wakil presiden teknk kelompok Ford, Harold Macdonald. Para insinyur di Ford yang
bekerja pada proyek tersebut bertanggung jawab kepada supervisor langsung mereka,
dimana melakukan hal yang sama selanjutnya kepada atasan mereka, dan selanjutnya juga
kepada Alexander dan Macdonald dan akhirnya lacocca.
Banyak laporan yang dilewatkan dalam rantai komando selama desain dan proses
persetujuan, termasuk beberapa hasil tes tabrakan, dan usulan untuk memperbaiki
kecenderungan mobil akan meledak pada bagian belakang ketika dipacu pada kecepatan 21
mil per jam. Kecenderungan ini disebabkan karena letak tangki gas mobil di antara roda dan
bumper belakang sedemikian rupa sehingga tumbukan pada bagian belakang kendaraan ini
dapat memicu ledakan.
Perbaikan yang dapat dilakukan oleh Ford diantaranya merubah posisi tangki
sebelumnya di bagian belakang mobil menjadi di atas roda belakang yang akan memperkecil
bagasi mobil atau memasang rubber bladder di tangki bensin. Ford mencoba untuk
memasang rubber bladder, tetapi ini memakan banyak biaya. Kemudian, sebagian bagian dari
upaya lobi yang berhasil terhadap peraturan pemerintah untuk tes wajib kecelakaan, analisis
biaya manfaat Ford terungkap dalam studi perusahaan yang berjudul Fatalities Assosiated
with Crash-Induced Fuel Leakage and Fires. Biaya yang dikeluarkan untuk memasang
rubber bladder jauh melebihi manfaatnya.
Pertanyaan :
Question 1 : Profitability
Perusahaan Ford tidak menginstal rubber bladder karena memakan banyak biaya
sebesar $137.500.000, sedangkan jika rubber bladder tidak dipasang maka biayanya
hanya sebesar $49.530.000. Ini berarti Ford Mobil Company bisa menghemat biaya
sebesar $87.970.000. Dilihat dari sisi Ford, jelas Ford lebih mencari profit daripada
harus menginstal rubber bladder untuk keselamatan penumpang. Dilihat dari sisi
konsumen, jelas konsumen dirugikan karena Ford sudah melakukan kecurangan
dengan melakukan penghematan biaya produksi dan tidak memperhatikan kualitas
produk untuk keamanan dan keselamatan pengendara.
Question 2 : Legality
Perusahaan Ford jelas melanggar legalitas karena dalam proses uji kecelakaan, Ford
melakukan lobby dengan Pemerintah dan uji kecelakaan ditunda selama 8 tahun,
padahal Ford Pinto sudah dijual ke pasaran sebelum uji kecelakaan tersebut. Hal ini
membuktikan bahwa Ford berusaha menutupi kecatatan produknya kepada publik
dengan tetap menjualnya tanpa diinstal rubber bladder.
Question 3 : Fairness
Setelah produk Ford Pinto selesai diproduksi dan diuji kelayakaannya oleh Ford,
ternyata mobil meledak saat ditabrak dari belakang karena tangki bensin berada tepat
dibawah bumper. Ford sendiri sudah mengetahui hal tersebut dan mengajukan lobby
kepada pemerintah untuk menunda uji kecelakaaan selama 8 tahun. Ford juga tidak
berusaha menginstal rubber bladder karena biayanya sangat tinggi. Hal ini tidak fair
bagi konsumen/publik karena perusahaan tidak mementingkan keselamatan
penumpang dan perusahaan Ford juga menutupi kenyataan tersebut dan tetap menjual
Ford Pinto ke pasaran.
2. Kepentingan Publik
Dalam kasus ini Ford company mengabaikan hak-hak konsumen.
Konsumen/publik seharusnya berhak mengetahui produk tersebut layak digunakan
atau tidak dengan spesifikasi produk yang jelas. Tetapi Ford justru
menyembunyikan kenyataan tersebut dan sama saja Ford melakukan kebohongan
publik.
4. Jika anda sebagai CEO perusahaan tersebut langkah perbaikan apa yang akan anda
lakukan?
5. Bagaimana upaya/ strategi anda agar hal tersebut tidak terulang kembali?
1. Jika ingin tetap bertahan perusahaan sebaiknya memperhatikan jangka panjang
dalam pengambilan keputusan.
Jika ingin tetap bertahan, perusahaan dalam membuat produk harus
memperhatikan hal-hal yang dapat merugikan bagi banyak pengguna termasuk
memperhatikan etika dalam pembuatan produk, yaitu dengan mengetahui hal
yang dapat membahayakan jika produk digunakan. Dari adanya pertimbangan
tersebut maka dapat mengurangi timbulnya kecelakaan yang dapat menimbulkan
korban yang banyak.
Pertanyaan :
1. Apakah keputusan untuk tidak memasang rubber bladder tepat? Gunakan kerangka
kerja pendekatan 5-Questions untuk mendukung analisis anda.
Menurut kelompok kami, keputusan untuk memasang rubber bladder tidak tepat.
Analisis berdasarkan pendekatan 5-Questions :
Question 1 : Profitability
Perusahaan Ford tidak menginstal rubber bladder karena memakan banyak biaya
sebesar $137.500.000, sedangkan jika rubber bladder tidak dipasang maka biayanya
hanya sebesar $49.530.000. Ini berarti Ford Mobil Company bisa menghemat biaya
sebesar $87.970.000. Dilihat dari sisi Ford, jelas Ford lebih mencari profit daripada
harus menginstal rubber bladder untuk keselamatan penumpang. Dilihat dari sisi
konsumen, jelas konsumen dirugikan karena Ford sudah melakukan kecurangan
dengan melakukan penghematan biaya produksi dan tidak memperhatikan kualitas
produk untuk keamanan dan keselamatan pengendara.
Question 2 : Legality
Perusahaan Ford jelas melanggar legalitas karena dalam proses uji kecelakaan, Ford
melakukan lobby dengan Pemerintah dan uji kecelakaan ditunda selama 8 tahun,
padahal Ford Pinto sudah dijual ke pasaran sebelum uji kecelakaan tersebut. Hal ini
membuktikan bahwa Ford berusaha menutupi kecatatan produknya kepada publik
dengan tetap menjualnya tanpa diinstal rubber bladder.
Question 3 : Fairness
Setelah produk Ford Pinto selesai diproduksi dan diuji kelayakaannya oleh Ford,
ternyata mobil meledak saat ditabrak dari belakang karena tangki bensin berada tepat
dibawah bumper. Ford sendiri sudah mengetahui hal tersebut dan mengajukan lobby
kepada pemerintah untuk menunda uji kecelakaaan selama 8 tahun. Ford juga tidak
berusaha menginstal rubber bladder karena biayanya sangat tinggi. Hal ini tidak fair
bagi konsumen/publik karena perusahaan tidak mementingkan keselamatan
penumpang dan perusahaan Ford juga menutupi kenyataan tersebut dan tetap menjual
Ford Pinto ke pasaran.
Dalam kasus ini, Ford terlalu menekan biaya produksi sebesar $2000 untuk
memproduksi sebuah mobil dengan harapan memperoleh profit sebesar mungkin.
Ford mendesain mobil dengan meletakkan tangki bensin di bawah bumper belakang
dengan harapan membuat bagasi lebih luas. Saat uji kelayakan ternyata Ford Pinto
langsung meledak saat ditabrak dari belakang. Dari uji kelayakan tersebut seharusnya
Ford mendesain ulang Ford Pinto dengan menginstal rubber bladder di tangki bensin.
Tetapi hal tersebut tidak dilakukan karena membutuhkan biaya sebesar $137.500.000.
Apabila Ford tidak menginstal rubber bladder maka biayanya hanya sebesar
$49.530.000 sehingga menghemat $87.970.000. Hal ini menandakan bahwa Ford
tidak ingin kehilangan banyak biaya untuk mendesain ulang Ford Pinto dengan rubber
bladder dan mengesampingkan keselamatan penumpang.
Tidak perlu, karena rubber bladder seharusnya diinstal oleh Ford Pinto karena
kesalahan Ford Mobil Company. Konsumer seharusnya tidak perlu dibebani $20
untuk mendapatkan rubber bladder karena itu merupakan tanggung jawab perusahaan
Ford untuk keselamatan para pengguna Ford Pinto. Kebijakan pembebanan $20
tersebut tidak etis karena Ford seakan-akan ingin mendapat ganti rugi karena
kesalahan mereka sendiri dan jika itu diumumkan ke publik sama saja memberi tahu
publik akan bahaya Ford Pinto tanpa instalasi rubber bladder.