Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Etika Profesi & Tata Kelola Korporat


Kasus Ford Pinto

Disusun oleh :
Kelompok 2 :
1. Muhammad Ali
2. Said
3. Suyono
4. Nathan
5. Sita
6. Yanwar
7. Zharen Febriza

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2016
KASUS FORD PINTO

Dalam memenuhi kenginan untuk memenangkan persaingan yang kuat dari


Volkswagen , presiden Ford Motor Co. Lee lacocca, memutuskan untuk memperkenalkan
mobil baru pada tahun 1970 yang diberi nama Pinto. Secara keseluruhan , tujuannya adalah
memproduksi mobil yang beratnya dibawah 2000 pound dengan harga $ 2.000 atau kurang.
Desain sebelum produksi dan pengecekan biasanya membutuhkan waktu sekitar 3,5 tahun
dari rencana produksi aktual akan memakan waktu lebih lama, tetapi Ford memulai
desainnya tahun 1968 dan produksi dimulai tahun 1970.

Proyek Pinto diawasi oleh Robert Alexander, wakil presiden teknik mobil dan
telah disahkan oleh Komite Perencanaan Produk Ford, yang terdiri dari lacocca, Alexander,
dan wakil presiden teknk kelompok Ford, Harold Macdonald. Para insinyur di Ford yang
bekerja pada proyek tersebut bertanggung jawab kepada supervisor langsung mereka,
dimana melakukan hal yang sama selanjutnya kepada atasan mereka, dan selanjutnya juga
kepada Alexander dan Macdonald dan akhirnya lacocca.

Banyak laporan yang dilewatkan dalam rantai komando selama desain dan proses
persetujuan, termasuk beberapa hasil tes tabrakan, dan usulan untuk memperbaiki
kecenderungan mobil akan meledak pada bagian belakang ketika dipacu pada kecepatan 21
mil per jam. Kecenderungan ini disebabkan karena letak tangki gas mobil di antara roda dan
bumper belakang sedemikian rupa sehingga tumbukan pada bagian belakang kendaraan ini
dapat memicu ledakan.

Perbaikan yang dapat dilakukan oleh Ford diantaranya merubah posisi tangki
sebelumnya di bagian belakang mobil menjadi di atas roda belakang yang akan memperkecil
bagasi mobil atau memasang rubber bladder di tangki bensin. Ford mencoba untuk
memasang rubber bladder, tetapi ini memakan banyak biaya. Kemudian, sebagian bagian dari
upaya lobi yang berhasil terhadap peraturan pemerintah untuk tes wajib kecelakaan, analisis
biaya manfaat Ford terungkap dalam studi perusahaan yang berjudul Fatalities Assosiated
with Crash-Induced Fuel Leakage and Fires. Biaya yang dikeluarkan untuk memasang
rubber bladder jauh melebihi manfaatnya.

Fatality Payment 1971


Component Costs
Future productiviy Losses
Direct $ 132,000
Indirect 41,300
Medical costs
Hospital 700
Other 425
Property damage 1,500
Insurance Administration 4,700
Legal and court 3,000
Employer losses 1,000
Victims pain and suffering 10,000
Funeral 900
Assets (lost consumption) 5,000
Miscellaneous 200
Total per fatality : $ 200,725

Fords Cost-Benefit Analysis

Benefits : Unit Cost Total


SAVINGS
180 meninggal kebakar 200,000 $36,000,000
180 luka bakar serius 67,000 12,060,000
2100 kendaraan terbakar 700 1,470,000
Total benefits $49,530,000
Costs : Unit Cost Total
NUMBER OF UNITS
11 juta mobil 11 $121,000,000
1,5 juta truk 11 16,500,000
Total costs $137,500,000

Berdasarkan hasil penelitian National Highway Traffic Safety Administration


Ford menghabiskan biaya sebesar $ 200.000 untuk ganti rugi kematian konsumen yang telah
di estimasi pada tabel sebelumnya.

Pertanyaan :

1. Kasus ini tentang apa ?


Pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh Ford Company yang meminimalisasi
biaya produksi yang berakibat fatal terhadap konsumen.

2. Apakah ada pelanggaran etika bisnis/profesi?


Ada, berikut uraian analisis berdasarkan pendekatan 5-Questions :

Question 1 : Profitability
Perusahaan Ford tidak menginstal rubber bladder karena memakan banyak biaya
sebesar $137.500.000, sedangkan jika rubber bladder tidak dipasang maka biayanya
hanya sebesar $49.530.000. Ini berarti Ford Mobil Company bisa menghemat biaya
sebesar $87.970.000. Dilihat dari sisi Ford, jelas Ford lebih mencari profit daripada
harus menginstal rubber bladder untuk keselamatan penumpang. Dilihat dari sisi
konsumen, jelas konsumen dirugikan karena Ford sudah melakukan kecurangan
dengan melakukan penghematan biaya produksi dan tidak memperhatikan kualitas
produk untuk keamanan dan keselamatan pengendara.

Question 2 : Legality
Perusahaan Ford jelas melanggar legalitas karena dalam proses uji kecelakaan, Ford
melakukan lobby dengan Pemerintah dan uji kecelakaan ditunda selama 8 tahun,
padahal Ford Pinto sudah dijual ke pasaran sebelum uji kecelakaan tersebut. Hal ini
membuktikan bahwa Ford berusaha menutupi kecatatan produknya kepada publik
dengan tetap menjualnya tanpa diinstal rubber bladder.

Question 3 : Fairness
Setelah produk Ford Pinto selesai diproduksi dan diuji kelayakaannya oleh Ford,
ternyata mobil meledak saat ditabrak dari belakang karena tangki bensin berada tepat
dibawah bumper. Ford sendiri sudah mengetahui hal tersebut dan mengajukan lobby
kepada pemerintah untuk menunda uji kecelakaaan selama 8 tahun. Ford juga tidak
berusaha menginstal rubber bladder karena biayanya sangat tinggi. Hal ini tidak fair
bagi konsumen/publik karena perusahaan tidak mementingkan keselamatan
penumpang dan perusahaan Ford juga menutupi kenyataan tersebut dan tetap menjual
Ford Pinto ke pasaran.

Question 4 : Impact on Right


Dalam kasus ini, Ford tidak mementingkan hak-hak konsumen dan tidak menjamin
keselamatan pengguna Ford Pinto. Konsumen/publik seharusnya berhak mengetahui
produk tersebut layak digunakan atau tidak dengan spesifikasi produk yang jelas.
Tetapi Ford justru menyembunyikan kenyataan tersebut dan sama saja Ford
melakukan kebohongan publik.

Question 5 : Does it contribute to suistanable development/and or survivability?


Jelas, kenyataannya produk Ford Pinto adalah produk cacat dan perusahaan Ford juga
tidak menginstal rubber bladder dikarenakan biaya yang sangat tinggi jika dilihat dari
cost-benefitnya.
Jika setelah produk Ford Pinto dipasarkan dan terjadi insiden kecelakaan yang
diakibatkan oleh kesalahan Ford yang dengan sengaja tidak menginstal rubber
bladder, maka persepsi negatif masyarakat akan produk tersebut akan muncul dan hal
tersebut bisa merusak reputasi Ford. Hal ini berpengaruh pada kelangsungan produk
Ford Pinto di pasaran. Konsumen/publik menjadi lebih berhati-hati memilih
kendaraan yang aman untuk dikendarai.

3. Jika ada, prinsip- prinsip etika apa saja yang dilanggar ?


1. Tanggung Jawab Profesi
Kasus ini bermula dari keinginan presiden Ford Motor Co, Lee lacocca yang
memutuskan untuk memproduksi Pinto dengan proses singkat dan biaya
diminimalisasikan. Tindakan yang diambil Lee lacocca ini dapat kita lihat dari
karakter/ sifat lacocca yang kurang baik, sehingga ia mengabaikan hal-hal penting
yang berdampak fatal.

2. Kepentingan Publik
Dalam kasus ini Ford company mengabaikan hak-hak konsumen.
Konsumen/publik seharusnya berhak mengetahui produk tersebut layak digunakan
atau tidak dengan spesifikasi produk yang jelas. Tetapi Ford justru
menyembunyikan kenyataan tersebut dan sama saja Ford melakukan kebohongan
publik.

4. Jika anda sebagai CEO perusahaan tersebut langkah perbaikan apa yang akan anda
lakukan?

5. Bagaimana upaya/ strategi anda agar hal tersebut tidak terulang kembali?
1. Jika ingin tetap bertahan perusahaan sebaiknya memperhatikan jangka panjang
dalam pengambilan keputusan.
Jika ingin tetap bertahan, perusahaan dalam membuat produk harus
memperhatikan hal-hal yang dapat merugikan bagi banyak pengguna termasuk
memperhatikan etika dalam pembuatan produk, yaitu dengan mengetahui hal
yang dapat membahayakan jika produk digunakan. Dari adanya pertimbangan
tersebut maka dapat mengurangi timbulnya kecelakaan yang dapat menimbulkan
korban yang banyak.

2. Trust is the best soul of business


Jangan sampai merusak kepercayaan pelanggan. Jika terjadi suatu kecelakaan
yang di sebabkan oleh kesalahan yang disengaja oleh perusahaan itu sendiri,
maka persepsi negatif masyarakat akan produk tersebut akan muncul dan hal
tersebut tentu saja bisa merusak reputasi perusahaan. Kepercayaan konsumen
berkurang dan menjadi lebih berhati-hati dalam memilih produk.

3. Efisiensi bukanlah segala-galanya dalam bisnis.


Dalam pembuatan sebuah produk, perusahaan pasti ingin memperoleh
keuntungan dan juga produknya disukai banyak konsumen. Keuntungan
merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan, tetapi yang harus diutamakan
terlebih dahulu adalah kenyamanan dalam pemakaiannya. Jadi, perusahaan
haruslah memperhatikan kenyamanan konsumen.

Pertanyaan :
1. Apakah keputusan untuk tidak memasang rubber bladder tepat? Gunakan kerangka
kerja pendekatan 5-Questions untuk mendukung analisis anda.

Menurut kelompok kami, keputusan untuk memasang rubber bladder tidak tepat.
Analisis berdasarkan pendekatan 5-Questions :
Question 1 : Profitability
Perusahaan Ford tidak menginstal rubber bladder karena memakan banyak biaya
sebesar $137.500.000, sedangkan jika rubber bladder tidak dipasang maka biayanya
hanya sebesar $49.530.000. Ini berarti Ford Mobil Company bisa menghemat biaya
sebesar $87.970.000. Dilihat dari sisi Ford, jelas Ford lebih mencari profit daripada
harus menginstal rubber bladder untuk keselamatan penumpang. Dilihat dari sisi
konsumen, jelas konsumen dirugikan karena Ford sudah melakukan kecurangan
dengan melakukan penghematan biaya produksi dan tidak memperhatikan kualitas
produk untuk keamanan dan keselamatan pengendara.

Question 2 : Legality
Perusahaan Ford jelas melanggar legalitas karena dalam proses uji kecelakaan, Ford
melakukan lobby dengan Pemerintah dan uji kecelakaan ditunda selama 8 tahun,
padahal Ford Pinto sudah dijual ke pasaran sebelum uji kecelakaan tersebut. Hal ini
membuktikan bahwa Ford berusaha menutupi kecatatan produknya kepada publik
dengan tetap menjualnya tanpa diinstal rubber bladder.

Question 3 : Fairness
Setelah produk Ford Pinto selesai diproduksi dan diuji kelayakaannya oleh Ford,
ternyata mobil meledak saat ditabrak dari belakang karena tangki bensin berada tepat
dibawah bumper. Ford sendiri sudah mengetahui hal tersebut dan mengajukan lobby
kepada pemerintah untuk menunda uji kecelakaaan selama 8 tahun. Ford juga tidak
berusaha menginstal rubber bladder karena biayanya sangat tinggi. Hal ini tidak fair
bagi konsumen/publik karena perusahaan tidak mementingkan keselamatan
penumpang dan perusahaan Ford juga menutupi kenyataan tersebut dan tetap menjual
Ford Pinto ke pasaran.

Question 4 : Impact on Right


Dalam kasus ini, Ford tidak mementingkan hak-hak konsumen dan tidak menjamin
keselamatan pengguna Ford Pinto. Konsumen/publik seharusnya berhak mengetahui
produk tersebut layak digunakan atau tidak dengan spesifikasi produk yang jelas.
Tetapi Ford justru menyembunyikan kenyataan tersebut dan sama saja Ford
melakukan kebohongan publik.

Question 5 : Does it contribute to suistanable development/and or survivability?


Jelas, kenyataannya produk Ford Pinto adalah produk cacat dan perusahaan Ford juga
tidak menginstal rubber bladder dikarenakan biaya yang sangat tinggi jika dilihat dari
cost-benefitnya.
Jika setelah produk Ford Pinto dipasarkan dan terjadi insiden kecelakaan yang
diakibatkan oleh kesalahan Ford yang dengan sengaja tidak menginstal rubber
bladder, maka persepsi negatif masyarakat akan produk tersebut akan muncul dan hal
tersebut bisa merusak reputasi Ford. Hal ini berpengaruh pada kelangsungan produk
Ford Pinto di pasaran. Konsumen/publik menjadi lebih berhati-hati memilih
kendaraan yang aman untuk dikendarai.
2. Kesalahan apa yang bisa anda identifikasi pada analisis cost-benefit Ford ?

Dalam kasus ini, Ford terlalu menekan biaya produksi sebesar $2000 untuk
memproduksi sebuah mobil dengan harapan memperoleh profit sebesar mungkin.
Ford mendesain mobil dengan meletakkan tangki bensin di bawah bumper belakang
dengan harapan membuat bagasi lebih luas. Saat uji kelayakan ternyata Ford Pinto
langsung meledak saat ditabrak dari belakang. Dari uji kelayakan tersebut seharusnya
Ford mendesain ulang Ford Pinto dengan menginstal rubber bladder di tangki bensin.
Tetapi hal tersebut tidak dilakukan karena membutuhkan biaya sebesar $137.500.000.
Apabila Ford tidak menginstal rubber bladder maka biayanya hanya sebesar
$49.530.000 sehingga menghemat $87.970.000. Hal ini menandakan bahwa Ford
tidak ingin kehilangan banyak biaya untuk mendesain ulang Ford Pinto dengan rubber
bladder dan mengesampingkan keselamatan penumpang.

3. Haruskah Ford membebankan kepada konsumen Pinto untuk membayar biaya


pemasangan rubber bladder, katakanlah sebesar $ 20 ?

Tidak perlu, karena rubber bladder seharusnya diinstal oleh Ford Pinto karena
kesalahan Ford Mobil Company. Konsumer seharusnya tidak perlu dibebani $20
untuk mendapatkan rubber bladder karena itu merupakan tanggung jawab perusahaan
Ford untuk keselamatan para pengguna Ford Pinto. Kebijakan pembebanan $20
tersebut tidak etis karena Ford seakan-akan ingin mendapat ganti rugi karena
kesalahan mereka sendiri dan jika itu diumumkan ke publik sama saja memberi tahu
publik akan bahaya Ford Pinto tanpa instalasi rubber bladder.

Anda mungkin juga menyukai