Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN PENELITIAN PENDIDIKAN

Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan


analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode
ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, eksperimental atau
noneksperimental, interaktif atau noninteraktif. Metode-metode tersebut telah
dikembangkan secara intensif, melalu berbagai uji coba sehingga telah memiliki
prosedur yang baku.

Penelitian dapat di tinjau dari beberapa segi diantaranya :


1. Dari segi proses penelitian merupakan berbagai kegiatan yang meliputi,
mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisa data, serta interpretasi
dan pengambilan kesimpulan.
2. Dari segi pendekatan penelitian merupakan kegiatan dengan mempergunakan
pendekatan-pendekatan ilmiah (metode ilmiah).
3. Dari segi tujuan suatu penelitian dilakukan untuk menemukan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam rangka memecahkan permasalahan-
permasalahan baik untuk kebutuhan secara praktis maupun teoritis.

Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan,


mengembangkan dan menguji teori. Dalam kaitannya dengan upaya
pengembangan pengetahuan, Welberg (1986) mengemukakan lima langkah
pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu:

1. Mengidentifikasi masalah penelitian


2. Melakukan studi empiris
3. Melakukan replikasi atau pengulangan
4. Menyatukan (sintesis) atau mereviu
5. Menggunakan dan mengevaluasi (McMillan dan Schumacher, 2001: 6).

Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara dan proses penemuan melalui
pengamatan atau penyelidikan yang bertujuan untuk mencari jawaban
permasalahan atau persoalan sebagai suatu masalah yang diteliti. Kerlinger (1986)
mengemukakan, penelitian adalah proses penemuan yang mempunyai
karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan berdasarkan pada teori dan
hipotesis atau jawaban sementara. Hasil penemuan tersebut, baik discovery atau
invention. Hasil temuan sesuatu yang memang sudah ada dengan dukungan fakta
biasa disebut discovery. Sukardi (2005) mengatakan, discovery diartikan sebagai
hasil temuan memang sebetulnya sudah ada. Ia mencontohkan, misalnya
penemuan Benua Amerika. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa invention dapat
diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan
dukungan fakta, misalnya hasil kloning dari hewan yang sudah mati dan
dinyatakan punah, kemudian diteliti untuk menemukan jenis yang baru.

Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif memiliki dasar


positivis dan banyak diterapkan dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam,
sosial, ekonomi dan pendidikan. Sukardi (2005) mengemukakan beberapa ciri
penelitian yang memiliki dasar positivis, antara lain sebagai berikut:

a. Menekankan objektivitas secara universal dan tidak dipengaruhi oleh ruang


dan waktu
b. Menginterpretasi variabel yang ada melalui peraturan kuantitas atau angka
c. Memisahkan antara peneliti dengan objek yang hendak diteliti
d. Menekankan penggunaan metode statistik untuk mencari jawaban
permasalahan yang hendak diteliti

Suatu kerja penelitian menuntut obyektivitas, terfokus, memerlukan proses


yang intensif, sistematis, dan lebih formal, baik di dalam proses atau pengukuran
maupun penganalisaan dan penyimpulan hasil-hasilnya. Suatu kerja penelitian
bisa juga dilakukan dalam rangka penemuan dan pengembangan pengetahuan.

Metode ilmiah mengikuti proses identifikasi masalah, pengembangan


hipotesis, melakukan observasi, menganalisis, dan kemudian menyimpulkannya.
Proses-proses dimaksud dapat digunakan secara informal dalam kehidupan sehari-
hari dan belum tentu bisa disebut suatu kerja penelitian. Dalam metode ilmiah
yang dipentingkan ialah aplikasi berfikir deduktif-induktif didalam pemecahan
suatu masalah.

Contoh: di suatu ruang praktek, seorang dokter sedang melakukan


kegiatan mendiagnosis penyakit pasiennya. Dilihat dari cara kerjanya, dokter
tersebut bisa disebut melakukan metode ilmiah, tetapi belum dapat disebut
melakukan suatu kerja penelitian. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh
metode keilmuan. Metode keilmuan merupakan gabungan antara pendekatan
rasional dan empiris.

Pendekatan rasional memberikan kerangka berfikir yang koheran dan


logis. Sedangkan pendekatan empiris memberikan kerangka pengujian dalam
memastikan suatu kebenaran dengan cara yang ilmiah itu diharapkan data yang
objektif, vaild dan reliabel. Objektif berarti semua orang akan memberikan
penafsiran yang sama. Valid berarti adanya ketepatan antara data yang terkumpul
oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya. Sedangkan reliabel berarti
adanya keajekan data yang didapat dari waktu ke waktu.

Untuk jelasnya, anda dapat memahami pengertian atau batasan dari istilah
penelitian itu sendiri dengan memperhatikan beberapa ciri suatu kerja penelitian
antara lain sebagai berikut ini.

a. Penelitian dirancang dan diarahkan guna memecahkan sesuatu masalah


tertentu sebagai jawaban terhadap suatu masalah yang menjadi fokus
penelitian
b. Penelitian memiliki nilai deskripsi dan prediksi serta hasil temuannya terhadap
sampel yang terfokus pada suatu kelompok atau situasi objek tertentu yang
spesifik yang penekanannya pada pengembangan generalisasi, prinsip-prinsip,
serta teori-teori.
c. Penelitian memerlukan instrumen dan prosedur pengumpulan data yang valid
sehingga membuahkan hasil analisis/penemuan yang akurat dan terpercaya.
d. Penelitian berkepentingan bukan sekedar mensistesa atau mengorganisasi hal-
hal yang telah diketahui sebelumnya tetapi lebih diarahkan untuk penemuan
baru
e. Penelitian dirancang dengan prosedur-prosedurnya secara teliti dan rasional
f. Penelitian menuntut keahlian untuk mengetahui secara memadai permasalahn
yang diselidikinya
g. Penelitian yang mengggunakan hipotesis, tekanannya pada pengujian
hipotesis, bukan pada pembuktian hipotesis
h. Penelitian menuntut kesabaran dan tak dilakukan secara tergesa-gesa.
i. Penelitian memerlukan pencatatan dan pelaporannya dilakukan secara teliti
dan cermat, baik terhadap prosedurnya maupun hasil-hasil dan kesimpulannya
disajikan atas dasar bukti-bukti yang ada secara objektif, hati-hati, dan cermat
sehingga dapat dijadikan bahan yang berharga.

Dalam dunia pendidikan, dengan penelitian bisa membawa pengertian


yang semakin baik terhadap perilaku orang perseorangan, termasuk subjek didik
atau pendidik, proses belajar mengajar serta siuais atau kondisi yang bisa
membuat lebih berhasilya proses pendidikan. Pada ilmu-ilmu tingkah laku,
penelitian mengarah pada pengembangan dan pengujian teori-teori tingkah laku.
Pemahaman terhadap tingkah laku peserta didik maupun pendidik semakin
diperlukan dari hasil-hasil penelitian dalam bidang pendiidkan, baik dari segi ilmu
maupun prakteknya.

Pada umumnya penelitian-penelitian pendidikan tergolong penelitian jenis


terapan guru mengembangkan generalisasi-generalisasi yang berkenaan dengan
proses belajar mengajar dan bahan-bahan mengajar. Karena itu, penelitian
pendidikan memberikan perhatiannnya pada pengembangan dan pengujian teori-
teori tentang bagaimana peserta didik (pelajar, mahasiswa) berperilaku dalam
seting pendidikan.

Berangkat dari hakikat penelitian yang dikemukakan di atas, penelitian


pendidikan dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memperoleh
pengetahuan (to discover knowledge) dan pemecahan masalah (problem solving)
pendidikan melalui metode ilmiah, baik dalam pengumpulan maupun analisis
datanya, serta membuat rumusan generalisasi berdasarkan penafsiran data
tersebut. Penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan
informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya
memahami proses kependidikan dalam lingkungan formal, pendidikan informal
maupun pendidikan nonformal. Menemukan prinsip-prinsip umum atau
penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan
mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkunagn pendidikan merupakan tujuan
dari suatu kerja penelitian.

B. RASIONALISASI PERLUNYA PENELITIAN

Sekurang-kurangya ada empat sebab yang melatarbelakangi mengapa


penelitian itu perlu dilakukan, yaitu:
(1) kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
(2) pemenuhan rasa ingin tahu
(3) pemecahan masalah dan
(4) pemenuhan pengembangan diri.
Pertama, peneitian didasarkan atas kesadaran keterbatasan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan. Manusia tinggal di lingkungan masyarakat yang
sangat luas. Dalam kehidupan yang sangat luas tersebut banyak hal yang tidak
ketahui, tidak jelas, tidak paham sehingga menimbulkan kebingungan, karena
pengetahuan, pemahaman dan kemmapuan manusia yang sangat terbatas,
dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Bahkan ketidaktahuan,
ketidakpahaman, dan ketidakjelasan terhadap sesuatu dalam kehidupannya,
seringkali menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan rasa terancam. Kesadaran
atas keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan atau kemampuan manusia dalam
kehiudpannya perlu diatasi agar manusia dapat menyesuaikan diri di lingkungan
masyarakat.

Kedua, penelitian dilakukan karena didorong oleh pemenuhan kebutuhan


rasa ingin tahu. Manusia memiliki dorongan atau naluri ingin mengetahui tentang
sesuatu di luar dirinya. Pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu,
menimbilkan rasa ingin tahu baru yang lebih luas, lebih tinggi, lebih menyeluruh.
Dorongan ingin tahu disalurkan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman. Contohnya, manusia selalu bertanya apa itu, bagaiman aitu,
mengapa begitu, dan sebaginya. Bagi kebanyakan orang, jawaban-jawaban
sepintas dan sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-
orang tertentu, para ilmuwan, peneliti, dan mungkin juga para pemimpin,
dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, lebih rinci dan lebih komprehensif.

Ketiga, penelitian dilakuakn untuk pemecahan masalah. Manusia di dalam


kehidupannya selalu dihadapkan kepada maslah, tantangan, ancaman, dan bahkan
kesulitan, baik di dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitarnya serta di
lingkungan kerjanya. Banyak cara yang dilakuakn manusia untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya, antara lain:

a. Pemecahan maslaah dilakukan secara tradisional atau mengikuti


kebiasaan. Cara dan alat kerja tradisional yang merupakan kebisaan,
misalnya cara masyarakat petani memotong padi menggunakan anai-anai
yang secara turun temurun dijadikan sebagai alat potong padi
b. Pemecahan masalah secara dogmatis, baik menggunakan dogma agama,
masyarakat, hukum, dan lain-lain. Seperti pencuri dipotong tangannya, dll.
c. Pemecahan masalah intuitif yaitu berdasarkan bisikan hati, misalnya
seorang ibu kebingungan anaknya terlambat pulang sekolah, bisikan
hatinya mengecek anaknya dengan menelpon teman dekat anaknya
d. Pemecahan masalah secara emosional, umpamanya pintu terkunci dibuka
dengan didobrak
e. Pemecahan masalah secara spekulatif atau trial and error, suara radio
berhenti, lalu radionya dipukul-pukul dan ternyata bersuara lagi
f. Pemecahan maslah melalui penelitian. Pemecahan masalah dalam
penelitian dilakukan secara objektif, sistematis, menggunakan metode dan
mengikuti prosedur, serta berpegang pada prinsip-prinsip dan kaidah-
kaidah pengumpulan, penholahan data, dan pembuktian secara ilmiah.

Keempat, pemenuhan pengembangan diri. Manusia merasa tidak puas


dengan apa yang telah di capai, dikuasai, dan dimilikinya. Manusia selalu ingin
yang lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikann kemudahan, selalu ingin
menambah dan meningkatkan kekayaan dan fasilitas hidupnya. Keinginan
manusia yang yang selalu ingin lebih baik itu, ada yang dicapai dalam waktu
relatif singkat dengan ruang lingkup yang lebih sempit maupun membutuhkan
waktu yang cukup lama dengan ruang lingkup yang lebih luas dan komplek
melalui penelitian. Dengan demikian pencapaian yang diinginkan manusia melalui
melalui penelitian sangat tergantung ruang lingkup penelitian yang dirancang,
baik yang dirancang dan dilaksanakan sendiri, maupun melibatkan banyak orang.

Selain sebab-sebab latar belakang diatas masih ada faktor-faktor yang


melatarbelakangi perlunya peneilitian pendidikan yaitu ungkapan yang sering
muncul dalam penelitian adalah No Problem no research. Ungkapan ini
menunjukkan tentang pentingnya posisi masalah dalam suatu penelitian. Yang
menjadi persoalan adalah apakah masalah itu? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, berikut dikemukakan indikator-indikatornya :
1. Apabila sesuatu, peristiwa, atau fenomena yang terjadi menimbulkan
keraguan atau ketidakpastian.
2. Apabila terjadi kesenjangan antara harapan (sesuatu yang diinginkan, yang
bersifat dassolen), tentang sesuatu dengan kenyataan (dassein).
3. Apabila cara-cara berpikir yang berbeda menghasilkan kesimpulan-
kesimpulan yang berlawanan.
4. Apabila terjadi peristiwa-peristiwa yang mengancam (seperti epidemic, banjir,
longsor, dekadensi, moral, dsb).

Adapun masalah-masalah pendidikan yang potensial dapat menjadi objek


penelitian adalah :
a. Komponen raw input (karakteristik pribadi peserta didik, siswa, mahasiswa,

seperti: kecerdasan, motivasi belajar, kemampuan berkonsentrasi dalam


belajar, kebiasaan belajar, dan sikap belajar).
b. Komponen instrumental input (seperti karakteristik pribadi guru, kurikulum

dan sumber belajar).


c. Komponen environmental input (seperti iklim lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, kelompok teman sebaya, kehidupan beragama, fasilitas
pembelajaran, dan kondisi kehidupan sosial-ekonomi-politik).
d. Komponen proses (seperti kualitas interaksi guru-siswa, penerapan metode-

metode pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi pendidikan dalam


pembelajaran), dan komponen output (seperti kualitas indek prestasi belajar,
kualitas sikap dan prilaku dan keterampilan/kecakapan). Masalah penelitian
dapat bersumber dari hasil bacaan literature (buku, majalah, makalah), hasil
seminar, hasil penelitian orang lain (laporan penelitian, skripsi, tesis atau
disertasi), dan hasil pengamatan di lapangan (di lingkungan keluarga, sekolah,
kelas, dan lingkungan masyarakat).

Layak tidaknya masalah itu diteliti, pada umumnya ditinjau dari kriteria:
a. Bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan, khususnya proses dan hasil
pembelajaran.
b. Mengandung nilai-nilai keilmuan atau pengetahuan ilmiah.
c. Tersedianya data atau informasi di lapangan.
d. Datanya mudah diukur, diolah dan ditafsirkan.
e. Peneliti memiliki kemampuan untuk menelitinya.

C. TUJUAN PENELITIAN PENDIDIKAN

Pada dasarnya tujuan penelitian pendidikan ialah menemukan prinsip-


prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk
menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam
lingkungan pendidikan, baik pendidikan formal, nonformal maupun informal.

Dalam kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan yang kadang


sulit dan melelahkan, karena memerlukan biaya, tenaga, dan waktu, tetapi
penelitian memiliki tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Secara umum
beberapa tujuan penelitian yang hendak dicapai, termasuk penelitian pendidikan
antara lain:

1. Memperoleh informasi baru

Untuk menemukan sesuatu yang baru bidang pendidikan dilakukan


melalui penelitian pendidikan. Artinya, dalam perkembangan pengetahuan,
termasuk juga ilmu atau pengetahuan di bidang pendidikan, penemuan sesuatu
yang baru mengenai berbagai persoalan pendidikan dapat dilakukan dengan
metode atau cara penelitian yang hasilnya berupa temuan-temuan baru. Karena
itu, kegiatan penelitian harus dilakukan dengan cara-cara yang benar, dalam arti
dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode-metode ilmiah.

2. Mengembangkan dan menjelaskan

Mengembangkan hasil kajian dari suatu kegiatan penelitian pendidikan


berarti mengembangkan perubahan-perubahan dan kemajuan-kemajuan yang
dicapai individu, kelompok ataupun organisasi dalam kurun waktu tertentu.

Tujuan dari hasil peneltiian dianggap penting karena bermanfaat secara


signifikan ketika para peneliti berusaha memecahkan permasalahan dengan tidak
menginginkan terjadinya pengulangan kerja atau penggunaan tenaga yang sia-sia.

3. Menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu perubahan

Ubahan yang didalam istilah penelitian disebut variabel. Variabel adalah


gejala yang sedang diteliti. Variabel atau perubahan adalah simbol yang digunakan
untuk mentransfer gejala ke dalam data penelitian. Biasanya variabel muncul pada
tingkat intensitas yang berbeda sehingga variabel itu adalah variabel label. Ada
beberapa variabel yang biasa digunakan dalam suatu penelitian, yaitu: variabel
bebas dan variabel terikat. Variabe bebas (independent variable) adalah variabel
yang memberi pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel lain, disebut
juga variabel perlakuan, variabel eksperimen atau variabel intervensi. Variabel
terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas,
disebut juga variabel hasil, variabel pos tes atau variabel kriteria.

Selain dua variabel tersebut di atas, dalam suasana penelitian biasa


dijumpai variabel ekstranus dan variabel penyela. Variabel ekstranus (exstranus
variable) dan variabel penyela (intervening variable). Variabel ekstranus adalah
variabel-variabel yang apabila tidak dikontrol akan berpengaruh terhadap variabel
terikat. Sedangkan variabel penyela adalah variabel yang kemungkinan besar
berpengaruh terhadap hubungan antara variable bebas dan variabel terikat tetapi
sulit dikontrol.

Secara ringkas, tujuan penelitian pendidikan dapat pula dikategorikan


sebagai berikut :
a. Untuk menemukan pengetahuan, teori, konsep, atau dalil/generalisasi baru
tentang pendidikan.
b. Untuk memperbaiki atau memodifikasi teori pendidikan lama.
c. Untuk memperkokoh suatu teori atau generalisasi yang sudah ada.

Apabila dikaitkan dengan output yang ingin dicapai, Penelitian bertujuan


untuk memperoleh pengetahuan, pemecahan masalah, atau rumusan teori-teori
baru.
Sedangkan apabila dilihat dari segi prosesnya, penelitian bertujuan untuk:
1. Mencandra, mendeskripsikan, memberikan atau menggambarkan secara jelas
dan cermat tentang data, atau fakta dari permasalahan yang diteliti.
2. Menerangkan (eksplanasi) kondisi atau faktor-faktor yang mendasari,

melatarbelakangi terjadinya masalah.


3. Menyusun atau merumuskan teori-teori, hukum-hukum mengenai hubungan

antara faktor yang satu dengan yang lainnya, atau peristiwa yang satu dengan
peristiwa lainnya.
4. Membuat prediksi, estimasi, dan proyeksi mengenai peristiwa-peristiwa yang

akan terjadi atau gejala-gejala yang bakal muncul.


5. Mengendalikan peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala berdasarkan temuan-

temuan yang diperoleh.

Tujuan lain dari tujuan pendidikan yaitu :


1. Seseorang akan mempunyai pengetahuan, dan pengertian dari dasar-dasar
penelitian yang benar.
2. Seseorang akan mengetahui kegiatan penelitian pada ruang Iingkup

permasalahan dan bidang kegiatan manusia secara spesifik (misal, Iingkup


penelitian kependidikan akan berbeda dengan Iingkup penelitian kedokteran,
penelitian sosial, penelitian agama dan lain sebagainya).
3. Menyadarkan pada diri seseorang baik mereka yang berada di dunia usaha

(perusahaan), dunia pendidikan, kependudukan dan lain sebagainya dalam


tugas menemukan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk
memecahkan masaiah-masalah yang dihadapi baik kepentingan praktis
maupun teoritis.
4. Mengembangkan dan meiatih seseorang memiliki sikap ilmiah (kritis,

skeptis, analitis, dan logis).


5. Mampu mengembangkan diri menjadi penulis karya ilmiah yang balk, artinya

bahwa dengan kegiatan penelitian akan mampu mendidik seseorang untuk


menulis secara ilmiah dalam bentuk laporan hasil penelitian yang dapat
dipertangung-jawabkan.
6. Kegunaan-kegunaan lain baik secara pribadi maupun institusional sesuai

dengan kegiatan penelitian yang dilakukannya.

Secara khusus penelitian kependidikan mempunyai tujuan yang berbeda-


beda sesuai dengan masalah yang diteliti. Tujuan penelitian sangat besar
pengaruhnya terhadap komponen atau elemen penelitian lain, terutama metode,
teknik, alat maupun generalisasi yang diperoleh. Oleh karena itu, ketajaman
seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian akan sangat mempengaruhi
keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena tujuan penelitian pada dasarnya
merupakan titik anjak dan titik tuju yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan
penelitian yang dilakukan. Itu sebabnya tujuan setiap kegiatan penelitian harus
mempunyai rumusan yang tegas, jelas, terperinci dan operasional.

D. Fungsi Penelitian Pendidikan

Secara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama, yaitu


mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktek.

1. Fungi penelitian berdasarkan jenis penelitian


a. Penelitian dasar
Tujuan penelitian dasar adalah: pertama menambah pengetahuan kita
dengan prinsip-prinsip dasar dan hukum-hukum ilmiah, dan kedua meningkatkan
pencarian dan metodelogi ilmiah (Nana Syaodih, 2005).Penelitian dasar (basic
research) disebut juga penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok
(fundamental research) diarahkan pada pengujian teori, dengan hanya sedikit atau
bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik. Penelitian ini
memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan dan pengujian teori-teori.
b. Penelitian Terapan
Penelitian terapan (applie research) berkenaan dengan kenyataan-
kenyataan praktis, penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan
oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.Peneltian ini menguji manfaat dan
teori-teori ilmiah, mengetahui hubungan empiris dan analitis dalam bidang-bidang
tertentu. Implikasi dari penelitian terapan dinyatakan dalam rumusan yang bersifat
umum, bukan rekomendasi yang merupakan tindakan langsung.
c. Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif (evaluation research) difokuskan pada suatu kegiatan
dalam suatu unit tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk berupa tempat,
organisasi atau lembaga. Penelitian ini dapat menilai manfaat atau kegunaan,
sumbangan dan kelayakan dari suatu kegiatan dalam satu unit. Apakah suatu
kegiatan, program atau pekerjaan memberikan manfaat, sumbangan atau hasil
seperti yang diharapkan? Apakah suatu kegiatan, program atu pekerjaan yang
layak dilihat dari segi biaya, pengembangan staf, dukungan masyarakat.
McMillan dan Schumacher (2001: 18) membedakan penelitian dasar,
terapan dan evaluatif berdasarkan bidang penelitian, tujuan, tingkat generalisasi
dan penggunaan hasilnya, digambarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1.1

Perbedaan antara Penelitian Dasar, Terapan dan Evaluatif

Penelitian Dasar Peneltian Terapan Penelitian


Evaluatif
Bidang Penelitian bidang Bidang aplikasi: Pelaksanaan
Penelitian fisik, perilaku dan kedokteran, rekayasa, berbagai program
sosial pendidikan atau kegiatan
berbagai tempat
Tujuan 1. Menguji teori, 1. Menguji kegunaan 1. Menilai
dalil, prinsip dasar teori dalam keberhasilan
bidang tertentu kegiatan secara
2. Menentukan spesifik
2. Menentukan
2. Menilai manfaat
hubungan empiris
hungan empiris
kegiatan secara
antar fenomena
dan generalisasi
spesifik
dan mengadakan
analitis dalam
generalisasi
bidang tertentu
analitis
Tingakt 1. Abstrak, umum 1. Umum tetapi 1. Konkrit, spesifik
Generalisasi dalam bidang dalam aspek
tertentu tertentu
2. Diterapkan dalam
praktik aspek
tertentu
Penggunaan 1. Menambah 1. Menambah 1. Menambah
Hasil pengetahuan pengetahuan yang pengetahuan yang
ilmiah dari didasarkan didasarkan
prinsip-prinsip penelitian dalam penelitian secara
dasar dan hukum bidang tertentu spesifik
tertentu
2. Meningkatkan
2. Meningkatkan 2. Meningkatkan
metodologi dan
penelitian dan penelitian dan
cara-cara
metodologi dalam metodologi secara
pencarian
bidang tertentu spesifik
3. Membantu dalam
pembuatan
keputusan bidang
tertentu

Sumber: Research in Education (McMillan dan Schumacher, 2001: 18)


2. Fungsi penelitian berdasarkan tujuan
a. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk


mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya pada saat
penelitian dilakukan. Dalam studi ini para peneliti tidak melakukan manipulasi
atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua
kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya. Penelitian deskriptif dapat
berkenaan dengan kasus-kasus tertentu atau suatu populasi yang cukup luas.

b. Penelitian Prediktif

Penelitian prediktif (predictive research), studi ini ditujukan uktuk


memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada
saat yang akan datang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. Penelitian
prediktif juga dapat dilakukan melalui studi kecendrungan. Dengan melihat
perkembangan selama jangka waktu tertentu, pada saat ini atau saat yang lalu
dapat dilihat kecendrungannya pada masa yang akan datang.

c. Penelitian Improftif

Penelitian improftif (improvetive research) ditujukan untuk memperbaiki,


meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan
suatu program.

d. Penelitian Eksplanatif

Peneltiian eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk memberikan


penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel. Peneliti berusaha
menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta yang menunjang yang ada,
peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering
disebut sebagai hipotesis penelitian.

Tyler mengemukakan lima fungsi penelitian pendidikan yang dapat


dilakukan pada masa kini. Kelima fungsi penelitian pendidikan itu mencakup :
1. Menunjukan isi dan cara mengajar serta mengorganisasikan dan menjalankan
sekolah.
2. Menilai program, prosedur dan bahan-bahan untuk menunjukan hasil

pendidikan yang telah dicapai, biaya dalam ukuran waktu, usaha dan bahan-
bahan, dan keadaan hasil-hasil yang dicapai.
3. Membentuk suatu badan informasi tentang usaha pendidikan yang bermanfaat

dalam penyusunan kebijakan dalam dua pengambilan keputusan.


4. Menyediakan pandangan, rangsangan dan penyuluhan yang berhasil untuk

pembaruan pendidikan.
5. Mengembangkan teori yang lebih memadai dan sahih (valid) tentang proses

pendidikan serta pengoperasian usaha (Dali S. Naga, 19800).

Berdasarkan kajian fungsi penelitian pendidikan ternyata penelitian sangat


besar manfaatnya bagi pengembangan sistem pendidikan maupun untuk
kepentingan praktis dalam menyelenggarakan pendidikan. Secara ringkas manfaat
penelitian pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian dapat dijadikan peta yang menggambarkan keadaan


pendidikan dan melukiskan kemampuan sumber daya, kemungkinan
pengembangan serta hambatan-hambatan yang dihadapi atau mungkin
ditemukan dalam penyelenggaraan pendidikan.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sarana diagnosa dalam mencari sebab

kegagalan serta masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan


sehingga dengan mudah dapat dicari upaya untuk menanggulanginya.
3. Hasil penelitian dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan dalam

menyusun strategi pengembangan pendidikan.


4. Hasil penelitian dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan peralatan,

pembekalan, serta tenaga kerja, baik secara kualitas maupun kuantitas yang
sangat berperan bagi keberhasilan dalam bidang pendidikan. (Muhammad
Ali,1985).

E. PROSES PENELITIAN PENDIDIKAN


Penelitian merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan diikuti oleh
tahapan lain secara terus menerus.Tahapan-tahapan penelitian itu adalah:
1. Identifikasi masalah
2. Perumusan masalah
3. Penelusuran pustaka
4. Rancangan penelitian
5. Pengumpulan data
6. Pengolahan data
7. Penyimpulan hasil

Tahapan ini hendaknya tidak dilihat sebagai lingkaran tertutup, tetapi


sebagai suatu spiral yang semakin lama makin tinggi. Penyimpulan hasil suatu
penelitian akan merupakan masukan bagi proses penelitian lanjutan, dan
seterusnya.
1. Identifikasi masalah
Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang
peneliti. Untuk ini diperlukan adanya motivasi yang berupa rasa ingin tahu untuk
mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk melihat
dengan jelas tujuan dan sasaran penelitian, perlu diadakan identifikasi masalah
dan lingkungan masalah itu.
Masalah penelitian selanjutnya dipilih dengan kriteria, antara lain apakah
penelitian itu dapat memecahkan permasalahan, apakah penelitian itu dapat diteliti
dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya maupun kemampuan peneliti
sendiri, dan lain-lain. Permasalahan yang besar biasanya dibagi menjadi beberapa
sub-masalah.
Substansi permsalahan diidentifisikasikan dengan jelas dan konkrit.
Pengertian-pengertian yang terkandung didalamnya dirumuskan secara
operasional. Sifat konkrit dan jelas ini, memungkinkan pertanyaan-pertanyaan
yang diteliti dapat dijawab secara eksplisit, yaitu apa, siapa, mengapa, bagaimana,
bilamana, dan apa tujuan penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan
mengetahui variabel yang akan diukur dan apakah ada alat-alat untuk mengukur
variabel tersebut.

2. Perumusan Masalah
Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai
menyusun informasi mengenai masalah yang mau dijawab atau memadukan
pengetahuannya menjadi suatu perumusan. Untuk itu, diperlukan perumusan
tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup pernyataan tentang mengapa
penelitian dilakukan, sasaran penelitian, maupun pikiran penggunaan dan dampak
hasil penelitian. Permasalahan yang masih samar-samar dan diragukan mulai
dipertegas dalam bentuk perumusan yang fungsional.
Verbalisasi gagasan-gagasan dapat dirumuskan agar orang lain dapat
memahaminya. Pandangan-pandangan teori diuraikan secara jelas, sehingga
mudah diteliti dan dapat dijadikan titik tolak penelitian. Perumusan masalah dapat
dilakukan dengan pembuatan model. Hipotesis merupakan salah satu bentuk
konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian
diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis.

Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang


menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala
yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan
pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih
efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan
pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan
hipotesis.

3. Penelusuran pustaka
Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan
subyek penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama
untuk mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran
pustaka dapat menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan
penelusuran pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana
hal itu dilakukan.

4. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam
penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan
teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan
penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan
penelitian.

5. Pengumpulan data
Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang
telah ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan
atau pengukuran gejala yang diteliti. Data yang dikumpulkan merupakan
pernyataan fakta mengenai obyek yang diteliti.

6. Pengolahan data
Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan diorganisasikan
secara sistematis serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah
ditetapkan. Pengolahan data diarahkan untuk memberi argumentasi atau
penjelasan mengenai tesis yang diajukan dalam penelitian, berdasarkan data atau
fakta yang diperoleh. Apabila ada hipotesis, pengolahan data diarahkan untuk
membenarkan atau menolak hipotesis. Dari data yang sudah terolah kadangkala
dapat dibentuk hipotesis baru. Apabila ini terjadi maka siklus penelitian dapat
dimulai lagi untuk membuktikan hipotesis baru.

7. Penyimpulan hasil
Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti semata-mata didasarkan pada
data yang dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian tergantung pada kemampuan
peneliti untuk menfasirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis
menjadi ikatan pengertian sebab-akibat obyek penelitian. Setiap kesimpulan dapat
diuji kembali validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data dan model
yang digunakan.
Secara garis besar fase-fase yang ditempuh dalam proses melaksanakan
penelitian adalah:

1. Fase perencanaan, kegiatan yang dilakukan dalam fase perencanaan


meliputi:
a.Merumuskan masalah
Pada tahap ini setelah peneliti merasakan atau menemukan masalah yang akan
diteliti, selanjutnya membuat rumusan masalah secara operasional dan membuat
pembatasannya, terutama untuk menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti
agar batas-batas yang menjadi lingkup penelitian tidak bersifat kabur dan
menyulitkan usaha pemecahannya.

b.Mengadakan studi pendahuluan atau prelyminary study untuk mengumpulkan


data atau informasi sehubungan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat
diketahui keadaan atau kedudukan masalah tersebut baik secara teoritis maupun
praktis. Pengetahuan yang diperoleh dari studi pendahuluan sangat berguna untuk
menyusun kerangka teoritis tentang pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis
yang diuji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian. Studi pendahuluan dapat
dilakukan melalui studi dokumenter, yakni mempelajari berbagai dokumen baik
resmi maupun tidak resmi. Studi kepustakaan, yakni mempelajari berbagai buku
dan studi lapangan sehingga masalahnya bener-bener dipahami. Tanpa memahami
dan mendalami seluk-beluk masalah yang diteliti, sukar dibayangkan penelitian
akan memperoleh hasil yang berarti (signifikan).

c. Merumuskan Hipotesis.
Hipotesis merupakan kesimpulan atau jawaban terhadap masalah yang diteliti
yang bersifat sementara dalam arti belum final, dan masih memerlukan
pembuktian. Hipotesis sangat penting dalam kegiatan penelitian, sebab melalui
hipotesis tersebut peneliti berusaha mengumpulkan data untuk dijadikan dasar
dalam menarik kesimpulan akhir atau generalisasi hasil penelitian.

d. Menentukan sample penelitian.


Pada tahap ini ditentukan obyek yang akan diteliti. Keseluruhan obyek yang
diteliti disebut populasi atau univers, sedangkan bila dalam penelitian hanya
menggunakan sebagian saja dari seluruh obyek yang diteliti, maka dalam hal ini
digunakan sample.

e. Menyusun rancangan penelitian (Research Design) yang akan dijadikan


pedoman selama melaksanakan penelitian. Sebagai suatu pola perencanaan harus
dapat mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan
penelitian dan memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Masalah yang diteliti dan alasan dilakukannya penelitian.
2. Bentuk atau jenis data yang diperlukan.
3. Tujuan dilakukannya penelitian.
4. Dimana dilakukannya penelitian.
5. Jangkau waktu pelaksanaan penelitian.
6. Organisasi kegiatan dan pembiayaan.
7. Hipotesa yang diajukan.
8. Teknik pengumpulan dan pengolahan data.
9. Pola atau sistematik laporan yang direncanakan.

f. Menentukan dan merumuskan alat penelitian atau teknik pengumpulan data.


Pada tahap ini ditentukan jenis alat atau teknik pengumpulan data yang digunakan
kemudian dirumuskan sehingga dapat digunakan dalam pelkasanaan penelitian
sebagai alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

2. Fase pelaksanaan penelitian.


Apabila segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan penelitian
sudah dipersiapkan, selanjutnya barulah meningkat pada fase pelaksanaan.
Kegiatan dalam pelaksanaan penelitian meliputi:
a. Pengumpulan data.
Kegiatan pengumpulan data harus didasarkan pada pedoman yang sudah
dipersiapkan dalam rancanagan penelitian. Kegiatan ini erat sekali dengan metode
penelitian yang digunakan, seperti metode sejarah, eksperimenta dan deskriptif.
Data yang dikumpulkan menjadi dasar dalam menguji hipotesis.

b. Pengolahan atau analisis data.


Dari data yang terkumpul selanjutnya di analisis, dan hipotesis yang diajukan diuji
kebenarannya melalui analisis tersebut. Teknik pengujian hipotesis disesuaikan
disesuaikan dengan jenis data dan metode penelitian yang digunakan. Apabila
jenis data yang dikumpulkan itu data kualitatif maka dilakukan dengan penarikan
kesimpulan deduktif-induktif. Namun bila data yang dikumpulkan kuantitatif atau
angka-angka dapat digunakan melalui analisis statistika sebelum menarik
kesimpulan secara kualitatif (deduktif-induktif). Disamping menggunakan teknik
analisis data seperti diatas apabila tersedia dapat digunakan alat elektronik modern
atau komputer.

3. Fase laporan penelitian.


Untuk kepentingan publikasi pada umum atau orang yang berkepentingan.
Sistematik laporan penelitian dapat berupa paper laporan, skripsi, thesis atau
disertasi. Hal itu disesuaikan dengan tujuan dilakukannya penelitian sebagaimana
terumuskan dalam rancangan penelitian. Demikianlah proses dalam melaksanakan
penelitian ilmiah.

F. BEBERAPA KETERBATASAN PENELITIAN PENDIDIKAN


Keterbatasan penelitian tidak memaparkan keterbatasan waktu dan logistik
yang yang dihadapi peneliti saat melakukan penelitian. Kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi peneliti saat melakukan penelitian sudah harus diperhitungkan
sebelum merencanakan penelitian. Keterbatasan penelitian memaparkan hal-hal
atau variabel yang sebenarnya tercakup di dalam keluasan lingkup penelitian tapi
karena kesulitan-kesulitan metodologis atau prosedural tertentu sehingga tidak
dapat dicakup di dalam penelitian dan di luar kendalikan peneliti.
Adapun yang melatarbelakangi adanya beberapa keterbatasan penelitian
pendidikan yaitu :
1. Dapat terjadi salah penginterpretasian.
2. Sering kali pembuat keputusan hanya mau tahu hasil akhirnya saja.
3. Hasilnya sulit untuk dipublikasikan secara luas kepada publik.
4. Tidak mudah menemukan dan merumuskan masalah yang hendak diteliti.
5. Kurang mendalamnnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik-teknik
dasar penelitian pendidikan.
6. Kurangnya ketidakmampuan dalam menyakinkan bahwa model, metode,
strategi yang digunakan benar-benar berjalan secara efektif dan mampu
membawa perubahan positif.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Departemen Pendidikan


Nasional .
Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian pendidikan . Bandung : Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai