Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


Jalan Merdeka Barat No. 8 Telepon : 3505550 - 3505006 Fax:3505136-3505139
Jakarta 10110 (Sentral) 3507144
KotakPosNo. 1389
Jakarta 10013

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

NOMOR: KP. 569 T4HUN 2011

TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR : KO. 401 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR OPERASI
(STANDARD OPERATING PROCEDURE) PENGATURAN SLOT TIME

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

Menimbang a. bahwa guna memberikan pedoman koordinasi jadwal


penerbangan (flight schedule coordination) untuk
penyelenggara bandar udara dan badan usaha angkutan
udara, telah ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Nomor : KO. 401 Tahun 2011 tentang
Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure)
Pengaturan Slot Time;

b. bahwa dalam imlementasi peraturan sebagaimana


dimaksud pada huruf a, terdapat hal-hal yang perlu
diselaraskan dengan praktek di lapangan;

c. bahwa berdasarkan hal tersebut pada huruf a dan huruf b,


dipandang perlu menetapkan perubahan Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP. 401 Tahun 2011
tentang Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure)
Pengaturan Slot Time dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara;

Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009


tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4956);
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1995 tentang
Angkutan Udara sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2000 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3610);

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang


Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 9,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4075);

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang


Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewanangan, Susunan
Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Negara Rl;

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang


Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010;

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 25 Tahun 2008


tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara;

7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010


tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Perhubungan;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR
JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 401
TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR OPERASI (STANDARD
OPERATING PROCEDURE) PENGATURAN SLOT TIME
Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal


Perhubungan Udara Nomor : KP. 401 Tahun 2011 tentang
Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Pengaturan
Slot Time diubah sebagai berikut:

1. Mengubah bagan Organisasi Slot Indonesia pada Nomor 2.


Organisasi Slot Indonesia, sehingga menjadi sebagai berikut:

Komite Slot Direktur Angkutan Udara

Sekretariat

Ditjen Hubud Penyelenggara Badan Usaha


Bandar Udara Angkutan Udara
-Dit. Navigasi
Nasional
Penerbangan Dir. Ops & Teknik PT.
-Dit. Angkutan Angkasa Pura I Sekjen INACA
Udara Dir. Ops & Teknik PT.
-Dit. Bandar Udara Angkasa Pura II
-Dit. Keamanan Kabandara Unit
Penerbangan Pelaksana Bandar
-Otoritas Bandar Udara
Udara

IDSCt
Koordinator Ketua Koordinator Slot
Slot

Manajer Slot Wilayah Barat Manajer Slot Wilayah Timur

Asisten Manajer Slot Asisten Manajer Slot


2. Menambah kalimat pada Nomor 2. Organisasi Slot Indonesia,
angka 2.1.1. huruf a, sehingga berbunyi sebagai berikut:

a. Menyediakan forum konferensi penerbangan domestik


antara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,
Penyelenggara Bandar Udara dan Badan Usaha Angkutan
Udara dan Perusahaan Angkutan Udara setiap 6 (enam)
bulan bersama dengan IDSC

3. Mengubah kalimat pada Nomor 2. Organisasi Slot Indonesia,


angka 2.2.1. huruf c, d dan e sehingga secara keseluruhan
berbunyi sebagai berikut:

c. Mengkoordinasikan rencana slot time dari Badan Usaha


Angkutan Udara dan Perusahaan Penerbangan Asing
mengenai permintaan slot time secara musiman (seasonal)
di bandar udara Indonesia yang dikategorikan padat.

d. Mengalokasikan slot time penerbangan yang diminta oleh


Badan Usaha Angkutan Udara dengan mekanisme kerja
sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.

e. Bersama dengan Komite Slot melaksanakan konferensi


penerbangan domestik antara Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara, Penyelenggara Bandar Udara dan
Badan Usaha Angkutan Udara dan Perusahaan Angkutan
Udara setiap 6 (enam) bulan sekali (Periode Summer dan
Winter).

4. Menambah kalimat pada Nomor 2. Organisasi Slot Indonesia,


angka 2.2.2. sehingga berbunyi sebagai berikut:

2.2.2. Masa kerja IDSC adalah 2 (dua) tahun dan untuk


periode pertama terhitung sejak tanggal 19 April 2011
sampai dengan 29 April 2013 dan dapat diperbaharui
setiap 2 (dua) tahun.

5. Menambah substansi pada Nomor 4 Persetujuan Slot (Slot


Clearance) di Bandar Udara, angka 4.6. yang berbunyi
sebagai berikut:

4.6. Persetujuan slot untuk penerbangan International


(permintaan slot dapat disampaikan melalui email
slotcoord.id@garuda.indonesia.com diberikan oleh
PT.Garuda Indonesia) sebagai slot coordinator
international setelah dikoordinasikan dengan IDSC.
6. Mengubah kalimat pada Nomor 5. Pemberitahuan Kapasitas
Bandar Udara (Notice of Airport Capacity / NAC), angka 5.1.
sehingga berbunyi sebagai berikut:

5.1. Dasar penetapan persetujuan slot time (slot clearance)


kepada Badan Usaha Angkutan Udara dan
Perusahaan Penerbangan Asing adalah Notice of
Airport Capacity / NAC yang dikeluarkan 2 (dua) kali
dalam setahun (musim Summer dan Winter) yang akan
berjalan.

7. Mengubah Alur Proses Perolehan Slot di 7 Bandar Udara Pilot


Project pada Nomor 7. Proses Koordinasi sehingga berbunyi
sebagai berikut:

7. Proses Koordinasi

Alur Proses Perolehan Slot di 7 Bandara Pilot Project

APAXAHARUNE UBfUNYAI aOI HBTORKAL PAD* PERIODESEASON

#
TANSSAMASESEUAWYA

KccroSnatorMem-valcasi Hofcrc
Slot Iworic* List (SHL) tidak melewati Airline mem-valkJasi historic
Deadtne

Koordinator re-ewkiasiHistoric AirtneTWakSetuju Apakah historic yang ada di SHL


sesuai dengan data yg ada pada
airline?

Koordkutor setuju akan historic Airline

>ka masih ada perbedaan sebekim batas waktu pengajuar. maka


coorAnator akan memutuskan apakah akan mengembaiikin atau Airline setuju dan tnenyiapkan
meretokasi slot (Airline bias melakukan mediasi)
penyerahan slot awal (Initialslot
Submission)
Initial Slot Submission Airline tidak
Koordinator vaadasi Initial Submission melewati deadline
Airline menyukpkan penyerahan
Kocrdknakxmcngkontirmasi penerimaan submission dari Airline slot awal (Initial slot Submission)

Natal awal (Infcal Alocation} oleh


Koordinator
*j SotAlocation List (SAL) tidak melewati
deadfine

Arkne memastikan SAL telah diterima

Aktifitas Pra-Slot Meeting Domestic dan memertksanya

Slot Meeting Domestic

Ian 'Summer & Winter


Slot Confirmation
dari Kemenhub
8. Mengubah kalimat Nomor 8. Penggunaan dan Pemantauan
Slot Time di Bandar Udara Indonesia, angka 8.3. sehingga
berbunyi sebagai berikut:
8.3. Badan Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal yang
tidak menggunakan slot time wajib melaporkan ke
koordinator.

9. Menambah kalimat pada Nomor 9. Yaitu angka 9.1. sehingga


berbunyi sebagai berikut:
9.1. IDSC secara berkala melakukan terhadap pelaksanaan
slot oleh Badan Usaha Angkutan Udara Nasional dan
Perusahaan Penerbangan Asing di Bandar Udara.
Pasal II

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTA
pada tanggal : 16 dese^ber 2011

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

ttd

HERRY BAKTI

SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada :


1. Menteri Perhubungan Rl;
2. Sekretaris Jenderal, Kementerian Perhubungan;
3. Inspektur Jenderal, Kementerian Perhubungan;
4. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
5. Para Direktur di Lingkungan Ditjen Perhubungan Udara;
6. Direksi PT. Angkasa Pura I
7. Direksi PT. Angkasa Pura II;
8. Kepala Bandar Udara Unit Pelaksana Teknis;
9. Direksi Badan Usaha Angkutan Udara dan Perusahaan Angkutan Udara;
lO.Anggota Petugas Pelaksana IDSC yang bersangkutan.

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BANIAN HUKUM DAN HUMAS,

ISRAFULHAYAT

Anda mungkin juga menyukai