Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perpindahan fluida (cairan atau gas) di dalam sebuah saluran tertutup adalah sangat
penting di dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah pada saluran dan pipa-pipa yang
menyalurkan fluida hidrolik atau fluida lainnya ke berbagai komponen kendaraan dan
mesin-mesin dan contoh lainnya adalah Kualitas udara di dalam gedung yang dijaga pada
tingkat yang nyaman dengan distribusi udara yang terkondisi ( dipanaskan, didinginkan,
dilembabkan/ dikeringkan) melalui suatu jaringan pipa atau saluran duct yang rumit.
Saluran saluran yang tidak berpenampang bundar meliputi antara lain saluran duct untuk
pemanasan, pengkondisian udara yang biasanya berpenampang segiempat dimana
perbedaan tekanan antara bagian dalam dan luar saluran duct relatif kecil [1].
Penukar kalor atau heat exchanger adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
memindahkan panas (kalor) antara dua fluida yang memiliki beda temperatur, tanpa
membuat kedua fluida tersebut tercampur. Heat exchanger pada umumnya digunakan
dalam berbagai aplikasi, dari pemanas dan pendinginan udara pada sistem
dalam rumah tangga, untuk pengolahan kimia dan pembangkit listrik . [2]
Penukar kalor aliran silang banyak dipakai dalam pemanasan dan pendinginan udara
atau gas, dimana gas dialirkan menyilang berkas tabung sedangkan fluida lain digunakan di
dalam tabung untuk memanaskan atau mendinginkan. Dalam penukar kalor ini, fluida yang
mengalir melintas di dalam tabung disebut arus campur (mixed stream) sedangkan fluida di
dalam tabung disebut arus tak campur (unmixed). Gas tersebut dikatakan bercamur karena
dapat bergerak bebas di dalam alat sambil menukar kalor sedangkan fluida yang terkurung
di dalam tabung saluran tidak dapat bercampur selama proses perpindahan kalor[3].
Performa perpindahan panas dari penukar kalor dapat ditingkatkan dengan berbagai
macam cara, di antaranya adalah: perubahan bentuk permukaan dari fin (wavy fin, louver
fin, slotted fin, dsb.) atau dengan menambahkan vortex generator. Vortex generator
meruapakan permukaan tambahan atau berupa tonjolan pada permukaan fin. Dengan

1
2

adanya vortex generator, fluida yang mengalir melaluinya akan menumbuk permukaan
vortex generator, sehingga akan membangkitkan vortex yang merupakan gerak berputar
(swirling motion). Swirling motion terjadi pada aliran terhadap aksisnya dan terbentuk
karena adanya gesekan dan separasi pada daerah tepi vortex generator. Penggunaan metode
ini disebut sebagai metode pasif yang mana terdiri atas tiga tahapan, yaitu (1) terbentuknya
lapisan batas; (2) timbulnya swirl dan (3) terjadinya flow destabilation [4].
Rotasi sumbu pusaran melintang (transversal vortice) adalah terletak tegak lurus
terhadap arah aliran sedangkan longitudinal vortex memiliki sumbu sejajar dengan arah
aliran utama. Aliran vorteks memanjang dapat berputar-putar di sekitar aliran utama dan
menunjukkan karakteristik tiga dimensi[6]. Fiebig [4], melakukan pembuktian secara
numerik dan eksperimental terhadap kedua jenis vortex ini. Hasil yang diperoleh
membuktikan bahwa vortex jenis longitudinal menghasilkan peningkatan perpindahan
panas yang lebih baik dibandingkan dengan vortex transversal untuk pressure loss penalty
yang sama. Melihat besarnya pengaruh longitudinal vortex terhadap perpindahan panas,
oleh karena itu penelitian ini lebih difokuskan kepada longitudinal vortex generator.
Wu dan Tao [16] melakukan pengujian secara eksperimental terhadap longitudinal
vortex generator yang dibuat dari membolongkan plat pengujian. Pengujian ini dilakukan
menggunakan variasi sudut serang. Dari pengujiannya didapat bilangan Nusselt rata-rata
ketika sudut serang 60, menghasilkan perpindahan panas yang baik namun nila pressure
drop lebih besar dibandingkan 45. Dari pengujian ini didapatkan bahwa dengan
dihasilkannya longitudinal vortex yang kuat maka distribusi temperatur lebih seragam di
bagian atas saluran udara. Sementara itu, dengan adanya lubang maka terbentuklah vortex-
vortex yang lemah, namun membantu perpindahan panas pada sisi bawah plat.
Mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan terdahulu, penulis tertarik
untuk membuat suatu penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh vortex
generator terhadap peningkatan Pressure Drop dan membuktikan bentuk pusaran aliran
yang dihasilkan oleh longitudinal vortex. Vortex generator yang digunakan merupakan
delta winglet pairs dan concave delta winglet pairs dengan berbagai variasi sudut serang
15o, 30o dan 45o dan jumlah pasang vortex generator. Dimana concave delta winglet pairs
3

diharapkanakan mempunyai nilai pressure drop yang lebih tinggi dibandingkan delta
winglet pairs.
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin diperoleh penulis dalam penelitian tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pasang vortex generator dan orientasi sudut
serang vortex generator terhadap nilai penurunan tekanan (pressure drop)
2. Untuk mengetahui efek penggunaan vortex generator terhadap karakteristik
visualisasi aliran di dalam saluran
3. Untuk membandingkan vortex generator concave delta winglet pairs terhadap delta
winglet pairs.

1.3. Batasan Masalah


Beberapa batasan masalah yang diambil pada tugas akhir ini adalah:
1. Aliran yang terjadi adalah aliran laminer hingga turbulen dan kompresibel
2. Analisa dilakukan pada parameter-parameter yang telah ditentukan:
Kecepatan rata-rata Inlet : variasi dari 0.4, 0.6, 0.8, 1.0, 1.2, 1.4, 1.6, 1.8, dan 2.0 m/s.
3. Fluida yang digunakan adalah udara.
4. Tidak ada perpindahan panas di dalam fase
5. Vortex generator yang digunakan berjenis delta winglet dan concave delta winglet
dengan jari-jari kelengkungan 58 mm.
6. Vortex generator menggunakan orientasi sudut serang 15o, 30o dan 45o.
7. Analisa dilakukan dengan jumlah susunan vortex generator 1 baris, 2 baris dan 3 baris.
8. Geometri lebar dan tinggi saluran udara dan geometri serta orientasi sudut VG
mengacu pada jurnal J.M. Wu dan W.Q. Tao [4].

1.4. Metode Penelitian


Metodologi yang dipakai untuk melengkapi data pada penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Studi Pustaka
4

Studi pustaka adalah suatu metode yang dipergunakan dalam penelitian ilmiah yang
dilakukan dengan membaca dan mengolah data yang diperoleh dari literatur. Data yang
dibaca dan diolah adalah data yang berhubungan dengan hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh para peneliti sebelumnya

2. Studi Eksperimental
Untuk mengetahui pengaruh concave delta winglet vortex generator terhadap nilai
Pressure Drop dan bentuk aliran longitudinal vortice yaitu dengan melakukan uji
eksperimental. Uji eksperimental ini dilakukan pada berbagai jenis vortex generator di
dalam sebuah saluran udara dengan penampang persegi (rectangular channel). Rectangular
channel ini dilengkapi dengan hot wire anemometer, pressure tap, micromanometer
kompressor, smoke injecion , heater, dan fan. Vortex generator yang diujikan dipasang pada
plat aluminium dengan sudut serang sebesar 15, 30 dan 45. Visualisasi aliran dilakukan
dengan cara smoke injection dimana pipa kapiler dengan diameter 3mm menginjeksikan
asap pada bagian sisi depan vortex generator di dalam saluran dan pengukuran tekanan
pada sisi inlet dan outlet dilakukan dengan pressure tap yang dihubungkan dengan
micromanometer digital. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan
longitudinal vortices yang dihasilkan pada vortex generator melalui aliran udara, sehingga
dapat mengetahui besar nilai penurunan tekanan dan bentuk aliran pada permukaan fin
disebabkan karena perbedaan geometri dari vortex generator yang meliputi susunan jumlah
pemasangan dari vortex generator, besarnya sudut serang serta bentuk dari vortex
generator. Geometri lebar dan tinggi saluran udara dan geometri serta orientasi sudut VG
mengacu pada jurnal J.M. Wu dan W.Q. Tao [13]. Hasil yang didapat dari pengujian
kemudian dibuat menjadi grafik dan dianalisa.
3. Bimbingan
Bertujuan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan dan saran dari dosen
pembimbing serta koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penyusunan
laporan Tugas Akhir.
5

1.5. Sistematika Penelitian


Penulisan laporan tugas akhir ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan persamaan-persamaan
dasar yang berlaku dalam eksperimen, misalnya jenis-jenis vortex generator,
fluida dan klasifikasinya, serta metode penyelesaiannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang langkah-langkah pengujian yang terdiri dari pengumpulan
dasar-dasar perhitungan dan data serta proses perhitungan.
BAB IV HASIL DAN ANALISA PERHITUNGAN
Berisi verifikasi hasil data eksperimen dan selanjutnya dilakukan analisa
perbandingan dilakukan pada variasi konfigurasi vortex generator terhadap
nilai penurunan tekanan (pressure drop) (P)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diambil dari hasil analisis pada
bab-bab sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai