Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
di
Disusun oleh:
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Februari 2016
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Menyetujui,
NIP. 197906242005012000
Mengetahui,
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan rahmat-
tanggal 1-13 Februari 2016. Kegiatan PKPA merupakan salah satu syarat untuk
meraih gelar Apoteker pada Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas
Pelaksanaan PKPA ini dapat berlangsung dengan baik atas bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Erni Rochmawati selaku Kepala Puskesmas Piyungan, Bantul yang telah
Piyungan, Bantul.
2. Prof. Dr. Subagus Wahyuono, M.Sc., Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi
3. Dr. Ika Puspita Sari, M.Si., Apt. selaku Ketua Program Profesi Apoteker
4. Dr. Nunung Yuniarti, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing lapangan yang telah
Piyungan.
6. Ibu Danik, Mas Dewo, Mas Tommy, Bu Wanto, Pak Basuki, Bu Wahyu, Mbak
Lia, Mbak Eny, dan segenap tenaga kesehatan maupun staff di Puskesmas
Piyungan yang dengan penuh keikhlasan dan kesabaran telah bersedia untuk
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ix
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Puskesmas............................................................................................................4
1. Geografis.........................................................................................................16
2. Demografis......................................................................................................17
7. Kegiatan di Puskesmas...................................................................................24
8. Kelebihan Puskesmas.....................................................................................27
C. Pendaftaran Pasien.............................................................................................29
F. Gudang Farmasi..................................................................................................35
I. Kepuasan Pelanggan............................................................................................42
A. Kesimpulan........................................................................................................45
B. Saran...................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................46
LAMPIRAN...............................................................................................................47
DAFTAR TABEL
Gambar 3. Alur Pelayanan Obat Pasien Rawat Inap Puskesmas Piyungan Kota
Yogyakarta..................................................................................................................34
Gambar 5. Grafik 10 Besar Pemakaian Obat Umum Bulan April 2013 di Puskesmas
Piyungan.....................................................................................................................40
Gambar 6. Grafik 10 Besar Pemakaian Obat Askes Bulan April 2013 di Puskesmas
Piyungan.....................................................................................................................41
Puskesmas Piyungan...................................................................................................41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4. Data 10 Besar Penyakit Dalam Wilayah Bulan April 2013 di Puskesmas
Piyungan.....................................................................................................................50
BAB I
PENDAHULUAN
dana, prasarana,sarana dan metode tatalaksana yang sesuai dalam upaya mencapai
perilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan pasien. Oleh karena itu diperlukan
adanya Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas sebagai salah satu
bentuk pembelajaran.
untuk memperoleh gambaran nyata mengenai peran, fungsi, dan tanggung jawab
ilmiah dalam ilmu kefarmasian dan mempunyai keterampilan di bidang farmasi serta
obat serta segala kegiatan yang menyangkut kosmetika dan alat kesehatan.
C. Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker
3. Bagi Mahasiswa
apoteker di Puskesmas.
di lingkungan kerja.
BAB II
PROFIL PUSKESMAS
A. Geografis
Kabupaten Bantul yang terletak di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakara, dengan luas
wilayah seluruhnya 32,554 km2 dan merupakan 6,38% dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Bantul. Kontur geografis meliputi dataran rendah pada bagian tengah,
perbukitan pada bagian timur, dengan bentang alam relatif membujur dari timur ke
barat. Tata guna lahan yaitu Pekarangan 36,16 %, Sawah 33,19 %, Tegalan 14,90 %
dan Tanah Hutan 3,35 %. Disamping itu Kecamatan Piyungan tergolong wilayah
yang rawan bencana alam, seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir lahar dingin,
angin puting beliung. Kabupaten Bantul beriklim Tropis yang mempunyai dua
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan, dengan temperatur rata-rata 22 o C
36oC.
Secara administratif Kecamatan Piyungan terdiri atas 3 Desa, yang terdiri dari
60 dusun dan 340 RT. Pusat tata pemerintahan terletak diantara Desa Srimartani
dengan Desa Srimulyo, sedangkan Desa yang paling jauh dari pusat kecamatan
B. Demografis
Menurut data monografi 3 desa yang berada dalam wilayah kerja Kecamatan
Piyungan dilaporkan jumlah penduduk Kecamatan Piyungan tahun 2014 adalah
53.282orang, yang terdiri dari Desa Sitimulyo 19.120, Desa Srimulyo 17.296 dan
Grafik 01
NO PENDIDIKAN JUMLAH
1 belum sekolah 7.999
2 tidak tamat sekolah 1.469
3 tamat SD/ sederajat 10.215
4 tamat SLTP/sederajat 10.588
5 tamat SLTA/sederajat 11.089
6 buta huruf 265
Sumber data: Pendataan Keluarga Tingkat Kecamatan Piyungan tahun 2010
2010, Penduduk yang belum sekolah sebanyak 7.999 penduduk, sedang yang tidak
sumber dari pendataan keluarga untuk petani sebanyak 10.000 penduduk, pengusaha
sedang sebanyak 13 penduduk, pengrajin atau industri kecil sebanyak 245 penduduk,
sebanyak 575 penduduk, PNS sebanyak 1.145 penduduk, ABRI sebanyak 335
penduduk, Pensiun PNS / ABRI sebanyak 350 penduduk dan peternak sebanyak
8727 penduduk.
1. Visi Puskesmas :
2. Misi Puskesmas :
kepuasan pelanggan
b. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau.
c. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang komprehensif
3. Motto Puskesmas :
KEPUASAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAN KAMI
6. Kegiatan Puskesmas
(UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM). Kegiatan puskesmas juga dibagi
a. Rawat jalan
1) Puskesmas induk:
j) SU FARMASI
2) Puskesmas pembantu di tiga desa
b. Rawat inap
c. Rujukan
a. Posyandu balita
b. Posyandu lansia
e. PE (Penyelidikan Epidemiologi)
4) Gizi buruk
5) Plus:
a) Penemuan TBC
2) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan dan sesudah
BAB
Terlampir.
disusul staff yang berjumlah 9 orang, dan terbanyak ketiga adalah perawat
interprofessional collaboration (IPE). IPE terjadi ketika dua atau lebih profesi
kesehatan belajar bersama dengan tenaga kesehatan lain dan mempelajari peran
kualitas pelayanan kesehatan. Hal ini dilakukan untuk memberikan pelayanan yang
Adanya kerjasama yang baik antar tenaga kesehatan dapat menciptakan situasi
yang nyaman dalam lingkungan kerja sehingga hasilnya sangat bermanfaat bagi
pasien. Semangat kerjasama antar petugas kesehatan sangat penting bagi suksesnya
(IPE).
dari hari Senin sampai Kamis mulai jam 08.00 WIB 14.30 WIB, hari Jumat mulai
jam 08.00 11.30, dan hari Sabtu mulai jam 08.00 13.00. Pelayanan Medis setiap
non kefarmasian yang bertanggungjawab atas pelayanan dan pengelolaan obat serta
perbekalan kesehatan di Puskesmas tersebut.
Tugas pokok dan fungsi apoteker di puskesmas Piyungan sesuai dengan Permenkes
lainnya.
informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya yang diberikan dokter kepada
sejumlah 42.971 pasien. Pada tahun 2014 kunjungan tiap bulannya mengalami
naik turun. Kunjungan tertinggi terjadi pada bulan September berjumlah 3.918
2.947 kunjungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
5000
4000
3733 3410 3601 3683 3831 3750 3562 3918 3538 3317 3681
2947
3000
2000
1000
0
jumlah pengunjung
luas wilayah seluruhnya 32,554 Km2dan merupakan 6,38% dari seluruh luas
wilayah Kabupaten Bantul.Kontur geografis meliputi dataran rendah pada
bagian tengah, perbukitan pada bagian timur, dengan bentang alam relatif
rawan bencana alam, seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir lahar dingin,
musim kemarau dan musim hujan, dengan temperatur rata-rata 22o C sampai 36o
C.Secara administratif kecamatan Piyungan terdiri atas 3 Desa, yang terdiri dari
60 dusun dan 340 RT. Pusat tata pemerintahan terletak diantara Desa Srimartani
dengan Desa Srimulyo, sedangkan Desa yang paling jauh dari pusat kecamatan
Terlampir.
2014 adalah 53.282 orang, yang terdiri dari Desa Sitimulyo 19.120, Desa
A. Perkenalan
pagi hari Senin, 1 Februari 2016 di Aula Puskesmas Piyungan. Perkenalan bertujuan
Puskesmas juga mengenal mahasiswa PKPA, sehingga dapat terjalin kerja samadan
Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa setiap hari sejak Senin, 1 Februari
2016 pukul 7.30 - 14.00 sampai Sabtu, 13 Februari 2016 pukul 7.30 14.00.
Dilakukan setiap hari di Ruang obat Puskesmas Piyungan, Bantul dengan alur:
penerimaan resep, pemeriksaan resep, penyiapan obat dan penyerahan obat kepada
pasien diikuti pemberian informasi obat yang sesuai bagi pengobatan pasien
(meliputi cara pemakaian obat, durasi pemakaian, penyimpanan obat serta makanan,
minuman dan aktivitas yang dianjurkan dan perlu dihindari oleh pasien),
Seperti tampak pada Grafik 3.
Masalah atau
Skrining Resep keraguan resep Konfirmasi penulis resep
Formulasi
Pengemasan Tidak
Pemberian etiket
Ya
resep dari dokter penulis resep, namun jika ada kekuranglengkapan data pasien
seperti data berat badan yang diperlukan untuk penyesuaian dosis maka ditanyakan
secara langsung kepada pasien tersebut. Puskesmas piyungan sudah sesuai dengan
dosis, jumlah, frekuensi obat, rute obat dan bentuk sediaan; sedangkan skrining klinis
meliputi ketepatan obat, ketepatan dosis, ketepatan rute, ketepatan waktu, interaksi
obat dan adanya kontraindikasi. Jika resep tidak sesuai maka dikonfirmasikan ke
Jika sudah sesuai maka dilakukan penyiapan obat dan pemberian etiket.
Sebelum diserahkan kepada pasien, dilakukan pemeriksaan akhir untuk memastikan
kesesuaian antara obat dengan resep, selain itu juga memastikan bahwa obat yang
diberikan tidak tertukar dengan pasien lain dengan cara mengkonfirmasi nama dan
alamat pasien pengambil obat. Setelah itu obat diserahkan kepada pasien disertai
informasi waktu penggunaan obat, lama penggunaan obat, cara penggunaan, cara
penyimpanan obat secara umum, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus
dihindari selama terapi karena berhubungan dengan efek yang timbul dari
pelayanan resep untuk resep racikan adalah 15 menit dan resep non racikan 5 menit.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat memahami alur pelayanan resep obat
untuk pasien rawat jalan, melakukan skrining resep meliputi administratif, farmasetis
dan klinis serta evaluasi pelayanan resep rawat jalan meliputi pengatasan penulisan
resep di luar daftar obat, pemberian informasi obat, waktu tunggu pelayanan resep
dan kepuasan pasien. Dokumentasi semua kegiatan pelayanan obat pasien rawat jalan
terlampir.
Kegiatan pelayanan obat pasien rawat inap (RIU) dilakukan oleh mahasiswa
setiap hari sejak Senin, 1 Februari 2016 sampai Sabtu, 13 Februari 2016 pukul 7.30
Puskesmas Piyungan Bantulterdiri dari pelayanan untuk ibu hamil dan persalinan,
pasien demam, pasien tipes, perawatan luka, konseling ASI, dan kunjungan neonatus.
pendistribusian obat untuk pelayanan sekali pakai yang dilakukan oleh perawat pada
selama 24 jam untuk pengobatan umum, kecelakaan, melahirkan dan kejadian luar
biasa (KLB) bila terjadi kasus. Fasilitas rawat inap menyediakan pelayanan selama
24 jam selama 7 hari. Kegiatan pelayanan IGD dilakukan mahasiswa PKPA pada
Obat-obat IGD didistribusi dengan sistem floor stock yang dikelola oleh
perawat dan petugas IGD. Apoteker melakukan pengecekan secara berkala terhadap
ketersediaan stok obat dan BMHP di IGD.Jika terdapat stok obat yang kosong, maka
penataan obat IGD pada Selasa 2 Februari 2015, Jumat 5 Februari 2016, Sabtu 6
Februari 2016, Senin 8 Februari 2016, Kamis 11 Februari 2016, dan Jumat 12
kefarmasian secara cepat dengan menyediakan obat dan alat kesehatan dengan jenis
spesifik dan jumlah tertentu sesuai kebutuhan pasien.Sistem tersebut sangat sesuai
Keuntungan:
a) Terdapat persediaan obat-obatan yang siap pakai untuk para pasien keadaan
Kerugian:
a) Kemungkinan terjadinya medication error tinggi karena kurang kontrol dari
farmasi.
penyimpanan.
f) Beban kerja perawat lebih berat karena harus mengurusi obat-obatan juga.
atas analisa data konsumsi obat tahun sebelumnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah pengumpulan dan pengolahan data, analisa data untuk informasi dan evaluasi,
dengan alokasi dana. Selanjutnya data yang didapat disusun menjadi LPLPO.
Terdapat tiga macam LPLPO yaitu harian, bulanan dan tahunan. Yang diajukan untuk
permintaan adalah LPLPO per bulan. Untuk pemakaian tahunan, Puskesmas Piyungan
tersebut diantaranya buku catatan harian penggunaan obat, buku register obat
penerimaan faktur, buku daftar ED obat, buku permintaan obat, buku pengeluaran
gudang, dan kartu stok. Mahasiswa PKPA membantu menginput LPLPO setiap hari
sejak Selasa 2 Februari 2016 sampai Sabtu 13 Februari 2016. Dokumentasi kegiatan
terlampir.
sebelumnya sudah diseleksi oleh pihak Dinas sehingga mahasiswa PKPA tidak dapat
melihat proses seleksi obat. Setelah diseleksi oleh pihak Dinas maka puskesmas akan
LPLPO yang dibuat oleh petugas Puskesmas harus tepat data, tepat isi dan
dikirim tepat waktu serta disimpan dan diarsipkan dengan baik. LPLPO diserahkan
kepada UPT Farmasi & Perbekalan Dinas Kesehatan Kota untuk melakukan
untuk diisi jumlah yang diserahkan. Setelah ditandatangani disertai satu rangkap
biasanya dibuat pada awal bulan tahun ini untuk RKO tahun depan.
Puskesmas dapat melakukan bon terhadap Dinkes dan jumlah obat yang
(nama obat, bentuk sediaan, jumlah), kondisi fisik obat (bentuk, warna, keutuhan,
kekentalan), waktu kadaluarsa dan nomor batch. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan
Puskesmas tidak sesuai dengan jumlah permintaan. Hal tersebut dapat terjadi karena
distributor obat merupakan pemenang tender yang telah ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan. Keterbatasan sistem ini adalah apabila obat dari distributor kosong maka
membeli obat baik itu di distributor maupun apotek.Obat-obat yang telah diterima
kemudian direkap ke dalam buku penerimaan obat, buku penerimaan faktur (apabila
ini telah memenuhi beberapa persyaratan, seperti luas ruangan yang cukup, ruangan
tidak kering atau terlalu lembab, pencahayaan pada ruang cukup, serta tersedia
menggunakan sistem First Expired First Out (FEFO). Setiap obat yang masuk diberi
tulisan tanggal kadaluwarsa dengan spidol pada luar dosnya sehingga memudahkan
obatdikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan (padat, cair, dan semi padat) dan
8
Perbekalan kesehatan terdiri dari AMPH (Alat Medis Pakai Habis) dan alat-alat
sedangkan untuk vaksin disimpan di kulkas vaksin tersendiri yang suhunya diatur 2-8
o
C. Penyimpanan obat-obat narkotika dan psikotropika ditempatkan di lemari khusus
yang terpasang dan terkunci di dalam lemari obat, sehingga tidak dapat dipindahkan
6
dengan mudah.
Piyungan:
1 4
3
Keterangan:
1. Lemari penyimpanan sediaan obat oral (kapsul dan tablet)
2. Lemari penyimpanan sediaan obat luar (salep, krim, tetes mata, tetes telinga), obat
kontrasepsi, dan perbekalan kesehatan (kateter, jarum suntik, dan lain-lain)
3. Lemari untuk obat-obat fast moving.
4. Meja komputer
5. Lemari es untuk menyimpan sediaan injeksi, suppositoria, anti hemorrhoid, nistatin, stesolid
(suhu 8-15 C)
6. Kulkas vaksin (2-8 C)
7. Lemari penyimpanan obat (sediaan cair seperti sirup, serbuk, gel, dan lain-lain) dan AMPH
(kapas dan perban)
8. Lemari kayu tempat penyimpanan obat psikotropika
9. Rak Tas
10. Meja
Distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan
teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan kesehatan antara lain:
5) Polindes
Tujuan distribusi yaitu untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan tepat
(kamar obat dan UGD), puskesmas pembantu yang juga membawahi posyandu dan
tidak terdapat sub unit polindes. Jumlah obat yang didistribusikan kepada sub unit
puskesmas pembantu sesuai dengan LPLPO yang telah diajukan kepada puskesmas
induk.
dikeluarkan ke kamar obat setiap bulan berdasarkan jumlah masing-masing item obat
pengambilan stok kamar obat selama satu bulan berikutnya.Dengan adanya stok
gudang farmasi ke kamar obat pada Selasa 2 Februari 2015, Jumat 5 Februari 2016,
Sabtu 6 Februari 2016, Senin 8 Februari 2016, Kamis 11 Februari 2016, dan Jumat
- Pengendalian persediaan
rata-rata periode tertentu di Puskesmas dan seluruh unit pelayanan (stok kerja),
menentukan jumlah stok obat yag diserajkan kepada unit pelayanan agar tidak
disediakan untuk mencegah terjadinya sesuatu hak yang tidak terduga (stok
strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
- Pengendalian penggunaan
meliputi:
1. Prosentase antibiotik
2. Prosentasi penggunaan injeksi
3. Prosentase rata-rata jumlah resep
4. Prosentase obat penggunaan obat generik
5. Kesesuaian dengan pedoman
Kejadian obat hilang dapat terjadi karena ada peristiwa pencurian obat dari
kurang dari catatan pada kartu stok.Pengecekan antara kesesuaian jumlah obat
dengan catatan pada kartu stok perlu dilakukan paling tidak 3 bulan sekali.Pengujian
ditemukannya obat yang rusak atau obat kadaluarsa maka perlu dilakukan
pemusnahan. Apabila petugas pengelola menemukan obat yang tidak layak pakai
karena rusak atau kadaluarsa maka langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
melaporkan dan mengirimkan kembali obat tersebut kepada Kepala Puskesmas, beri
catatan pada kartu stok, kemudian Kepala Puskesmas akan melaporkan dan
surat edaran pemusnahan obat. Selama belum ada pemberitahuan maka obat akan
kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi yang lebih baik.
Kegiatan visite dapat dilakukan oleh apoteker secara mandiri atau kolaborasi dengan
akibat keterbatasan sumber daya manusia.Hal- hal yang harus dilakukan apoteker
obat, rejimen dosis, dan aspek lain terkait terapi obat pada pasien.
Februari 2015 bersama dokter dan perawat. Di Puskesmas Piyungan terdapat 10 bed
untuk pasien rawat inap umum dan 3 bed untuk pasien rawat inapibu hamil. Pasien
yang dikunjungi saat visitasi ada 5 pasien, 2 orang pasien anak, 2 orang pasien
dewasa lelaki, dan 1 pasien remaja wanita. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa
PKPA pada saat visitasi adalah mengecek obat-obatan yang dikonsumsi pasien
(apakah mengkonsumsi obat lain selain yang diresepkan dokter, misal jamu atau obat
herbal), mengecek apakah obat memiliki reaksi dengan makanan pasien, mengecek
cara pemakaian obat pasien, memastikan pasien meminum obat secara teratur, dan
menanyakan kepada pasien apakah timbul efek samping yang mungkin disebabkan
di dusun Kemloko pada tanggal 9 Febuari 2016 dan dusun Gondosari tanggal 10
Febuari 2016. Mahasiswa PKPA membantu pelayanan untuk pasien balita berupa
penimbangan berat badan, tinggi badan, dan pengukuran lingkar kepala secara rutin,
dilakukan bertepatan dengan jadwal pemberian vitamin Ayakni pada bulan Febuari
dan Agustus.Berat badan bayi dan balita didata dan dimasukan kedalam data balita
perawat dan bidan. Sedangkan apoteker tidak dapat mengikuti program dikarenakan
jadwal pusling dan posyandu berada pada jam kerja. Kegiatan yang dilakukan berupa
menderita penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes, dilakukan pemeriksaan dan
waktu dan tempat sama seperti posyandu balita. Mahasiswa membantu dalam proses
kesehatan pasien dan pemberian obat digunakan untuk monitoring kesehatan pasien
Sitimulyo pada tanggal 10Febuari 2016. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah
pengecekan Expired Date dan jumlah stok obat. Kemudian mahasiswa PKPA
menyiapkan obat, memberi etiket, dan menyerahkan obat kepada pasien dengan
a. Kontrol KB
obat kontrasepsi oral (pil KB) dan suntik KB saja. Sedangkan untuk
pemasangan IUD, implant, atau jenis obat kontrasepsi lain hanya dilayani di
puskesmas induk.
diberi obat sesuai yang tersedia di puskesmas pembantu, namun jika obat atau
kesehatan dalam bentuk penyuluhan kesehatan kepada ibu rumah tangga dan lansia.
lainnya. Kegiatan pencatatan dan pelaporan obat yang tertib dan lengkap serta tepat
pojok kanan atas, dengan urutan nomor resep paling kecil berada di atas.
memiliki lebih dari satu dosis/ jenis sediaan) serta menulis jumlah obat yang
resep). Setelah semua item obat terdata, dilakukan penjumlahan total obat
Selanjutnya data resep tersebut dicatat pada Buku Register Obat Psikotropik
obat, jumlah dan keterangan. Setelah satu bulan semua obat dijumlahkan.
3) Penggunaan Obat rasional (POR)
Pembuatan laporan monitoring penggunaan obat rasional dilakukan setiap
bulan untuk tiga jenis penyakit yaitu common cold, diare akut/non spesifik
dengan diagnosa common cold dan diare. Mahasiswa PKPA mempelajari cara
membuat laporan POR pada Kamis, 4 Februari 2016. Cara membuat laporam
(common cold, diare, myalgia) tiap bulan. Hasil sampling kemudian diinput
dengan format : Nama pasien, umur, nama obat yang diberikan, aturan pakai
Jumlah ketidakrasionalan
x 100
Jumlah sampel
Dinkes.
tanggal obat datang, tanggal faktur, sumber dana, nama obat, jumlah obat,
mengisi penerimaan faktur. Data yang perlu diisi dalam buku tersebut adalah
tanggal terima, tanggal faktur nomor faktur, sumber dana, nama obat, jumlah
obat, nomor batch, expired date, harga satuan, jumlah harga dan keterangan.
sumber dana, sehingga apabila sumber dana sudah beda maka data
sehingga tinggal dituliskan nama obat. Setiap awal bulan dicek obat apa saja
dalam buku. Data yang dicatat adalah tanggal, sub unit, nama obat,
pada layanan kesehatan publik milik pemerintah dimana statistika resep obat
stok setiap barang, baik obat maupun alat kesehatan seperti sarung tangan dan
kesehatan. Kartu ini berisi nama barang, satuan, tanggal, nomor bon, uraian
barang masuk, jumlah barang keluar, sisa barang di gudang, dan keterangan
11) Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) berupa aplikasi yang
lebih akurat, pencarian data lebih cepat, pembuatan laporan lebih cepat.
kegiatan pelayanan.
Sistem informasi Manajemen Puskesmas Piyungan menggunakan
aplikasi e-public Health yang mencakup bagian pendaftaran pasien dan data
per hari, pelayanan yang dilakukan dan status pasien. Dengan adanya
dokumentasi menggunakan Simpus akan mempermudah pengecekan,
petugas farmasi Puskesmas Piyungan dalam menghitung obat tiap hari dan
mengakumulasikan data per bulan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
I. Konseling
Konseling diberikan atas permintaan pasien atau hasil penilaian Apoteker atas
kebutuhan pasien akan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat yang lebih
untuk pasien TB. Alasan dipilih pasien TB sebagai obyek konseling adalah karena
teratur. Apabila pengobatan tidak dilakukan secara rutin maka dikhawatirkan dapat
pemantauan kepatuhan obat yang disediakan oleh puskesmas piyungan adalah Kartu
Pengambilan Obat. Kartu ini harus dibawa setiap pasien mengambil obat anti-TB
penggunaan obat kepada pasien, pada konseling juga dilakukan penggalian informasi
dari pasien untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang sedang atau akan dihadapi
pemakaian obat tersebut sudah dijelaskan oleh dokter? Apakah sudah dijelaskan efek
dijelaskan dokter, maka apoteker akan meminta pasien untuk menceritakan apa yang
sudah diketahui. Langkah ini sekaligus merupakan tahap verifikasi. Apabila ada
kekurangan atau kesalahan dalam informasi yang diterima pasien. Maka apoteker
menjawab belum dijelaskan oleh dokter, maka apoteker akan memberikan informasi
obat yang digunakan serta menjelaskan atau memperagakan cara penggunaan obat.
pertanyaan yang berkaitan dengan obat, penggunaan obat, dan efek pemberian obat.
ideal.Ruang konseling yang sekarang digunakan adalah tempat penyerahan obat yang
berada di dalam ruang peracikan resep. Hal ini berakibat kurangnya kenyamanan
blangko catatan pengambilan obat. Blangko ini mencatat data diri pasien meliputi
nama, usia, alamat, kategori TB, dosis obat 1 kali minum, tanggal pengambilan obat
Blangko diisi secara berkala setiap ada resep dari pasien tersebut yang masuk ke
dilakukan dengan baik. Hal ini dikarenakan keterbatasan tenaga jumlah tenaga
apoteker yang memadai. Sehingga dokumentasi pelayanan konseling sulit dilakukan
secara maksimal.
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
penyimpanan obat, serta makanan dan minuman yang harus dihindari atau
U
Lampiran 3. Dokumentasi kegiatan pelayanan pasien rawat jalan
Lampiran 4. Dokumentasi kegiatan penginputan LPLPO
Lampiran 5. Dokumentasi kegiatan penerimaan obat dari Dinkes
Lampiran 6. Dokumentasi pendistribusian stok obat dari gudang farmasi ke
kamar obat
Lampiran 7. Dokumentasi visitasi pasien rawat inap
Lampiran 8. Dokumentasi kegiatan posyandu
Lampiran 9. Dokumentasi kegiatan puskesmas keliling
Lampiran 10. Dokumentasi kegiatan promosi kesehatan DAGUSIBU