1 Definisi Hipotermia
Beberapa definisi hipotermia dari beberapa sumber :
1. Menurut Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo (2001),bayi hipotermia
adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal.adapun suhu normal pada
neonatus adalah 36,5o-37,5oC. Gejala awal pada hipotermi apabila suhu <36 o C
atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin
maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320-36o C). Disebut
hipotermia berat bila suhu <32o C diperlukan termometer ukuran rendah yang
dapat mengukur sampai 25o C.
2. Menurut Indarso F(2001), disamping sebagai suatu gejala,hipotermia merupakan
awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
3. Menurut Sandra M.T (1997),hipotermi yaitu suatu kondisi dimana suhu tubuh
inti turun sampai dibawah 35o C.
1.2 Etiologi Hipotermi
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
1. Jaringan lemak subkutan tipis.
2. Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
3. Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
4. ayi baru lahir tidak ada respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
5. Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang berisiko tinggi
mengalami hipotermia.
6. Bayi dipisahkan dari ibunya segera mungkin setelah lahir.
7. Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur.
8. Tempat melahirkan yang dingin.
9. Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis,sindrom
denganpernapasan, hipoglikemia perdarahan intra kranial.
1.3 Patofisiologi
Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada sentral
pengatur panas di hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu
mencapaib rown fat memacu pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida
dioksidasi menjadi gliserol dan asam lemak.Blood gliserol level meningkat, tetapi
asam lemak secara lokal dikonsumsi untuk menghasilkan panas. Daerah brown
fat menjadi panas, kemudian didistribusikan ke beberapa bagian tubuh melalui
aliran darah.
Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan
glukosa untuk metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap
hangat.Methabolicther mogenesis yang efektif memerlukan integritas dari sistem
syaraf sentral,kecukupan darib r own fat, dan tersedianya glukosa serta oksigen.
Perubahan fisiologis akibat hipotermia yang terjadi pada sistem syaraf pusat antara
lain depresi linier dari metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria, pertimbangan
yang terganggu adaptasi yang salah, EEG yang abnormal, depressi kesadaran yang
progresif, dilatasi pupil, dan halusinasi. Dalam keadaan berat dapat terjadi
kehilangan autoregulasi otak, aliran darah otak menurun, koma, refleks okuli yang
hilang, dan penurunanyangprogressif dari aktivitas EEG.
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu
normal pada bayi neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak).
Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir,
terutama dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg Gejala awal hipotermi apabila suhu
kurang dari 36 derajat Celsius atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.
Komplikasi
Hipotermi yang terjadi pada bayi apabila tidak tertangani dengan tepat akan
menyebabkan beberapa gangguan yang akan menyertai yakni:
1. Gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(seperti mengdip)
2. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya tekanan darah
sistolik
3. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
4. Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer
F. Penatalaksanaan Umum
1. Penanganan hipotermia secara umum untuk bayi
Pengaturan suhu tubuh bayi belumlah terkendali dengan baik. Bayi bisa kehilangan suhu
tubuh secara cepat dan terkena hipotermi dalam kamar yang dingin. Bayi yang mengalami
hipotermi harus dihangatkan secara bertahap. Berikut beberapa cara penanganan hipotermia
untuk bayi :
a. Hangatkan bayi secara bertahap. Bawalah ia ke ruangan yang hangat. Bungkuslah tubuhnya
dengan selimut tebal.
b. Pakaikan topi dan dekaplah si kecil agar ia menjadi hangat oleh panas tubuh anda.
2. Penanganan hipotermia secara umum untuk balita
a. Jika ia mampu melakukannya,minta anak berendam air hangat. Bila warna kulitnya telah
kembali normal,segera keringkan dan bungkus tubuhnya dengan handuk tebal atau selimut.
b. Kenakan pakaian tebal dan baringkan anak di tempat tidur. Pakaikan selimut yang cukup
banyak. Tutupi kepalanya dengan topi atau pastikan suhu dalam ruangan cukup hangat.
Temani anak.
c. Berikan anak minuman hangat dan makanan penuh energi,misalnya cokelat. Jangan
tinggalkan anak sendirian,kecuali anda yakin warna kulit dan suhu tubuhnya telah kembali
normal.
3. Dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
a. Jangan menempelkan sumber panas langsung,seperti botol berisi air panas ke kulit anak.
Anak harus menjadi hangat secara bertahap.
b. Jika anak hilang kesadaran,bukalah saluran udaranya dan periksa pernapasannya. Jika anak
bernapas,baringkan ia pada posisi pemulihan,jika tidak bernapas,mulailah bantuan
pernapasan dan kompresi dada. Telepon Ambulans.
Tindakan Pada Hipotermia Bayi Baru Lahir
Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang
harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui
penyinaran lampu.
Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah
menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar
terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga bayi tetap hangat,tubuh ibu dan
bayi harus berada di dalam 1 pakaian (merupakan teknologi tepat guna baru) disebut sebagai
metode Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan.
Bila tubuh bayi masih dingin,gunakanlah selimut atau kain hangat yang diseterika
terlebih dahulu yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang
kali sampai tubuh bayi hangat.
Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-
sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak mengisap beri infus glukosa 10 % sebanyak 60-80
ml/kg per hari.
Diagnosa Keperawatan.
1) Hipotermi b.d terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder akibat usia
2) Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b.d gangguan aliran darah sekunder akibat
hipotermi
3) Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan kebutuhan kalori sekunder akibat cidera
termal
4) Resti kejang b.d kekurangan cadangan glikogen
5) Kurang pengetahuan (ibu) b.d kondisi bayi baru lahir dan cara mempertahankan suhu tubuh
bayi
D. Intervensi
Diagnosa
1. Hipotermi b.d terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder akibat usia