Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

Laporan Praktikum Astronomi Islam Praktis

Nama Mahasiswa : Fitroh Merkuri Wandani

NIM : 13620023

Fakultas : Sains dan Teknologi

Semester :5

PENENTUAN ARAH KIBLAT

Tanggal Percobaan : 10 Oktober 2015

Nama Dosen : Asih Melati, M.Sc

Rekan Kerja : 1. Nurul Fajariah

2. Juraidah

3. Huda Nasrullah

4. Dwi Aryani

5. Paryanti
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

PENENTUAN ARAH KIBLAT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabah merupakan tempat yang paling penting bagi umat Islam di


seluruh Dunia yang arahnya merupakan kiblat saat melakukan sholat. Ketika
sholat seluruh umat muslim akan menghadap ke kiblat karena menghadap
kiblat saat sholat merupakan rukun wajib. Sehingga sangat penting untuk
mengetahui dimana letak Kabah sebagai arah ke kiblat.

Allah SWT telah menyebutkan kata kiblat dalam Al-Quran, sebagai


berikut:









)(

Artinya:

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam); umat
pertengahan (yang adil dan pilihan)agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.
Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya
melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang
berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali
bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan Allah tidak akan menyia-
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang


kepada manusia. (Q.S. Al-Baqarah:143).

Tidak sedikit orang Islam mengetahui arah kiblat hanya di sebelah


barat, namun ternyata tidak seolah olah berada tepat di sebelah barat. Arah
kiblat semakin lama semakin bergeser seiring dengan perubahan pergeseran
bumi. Sehingga tidak bisa mengira-ngira dimana arah kiblat. Sebagaimana
yang diketahui sekarang, arah kiblat berada di sebelah barat namun sedikit
miring ke kanan ke arah utara. Itupun ketika melakukan sholat tidak benar
benar menghitung dimana letak pasti kiblat, hanya mengira-mengira arahnya.
Padahal salah sedikit derajatpun arah ke kiblat akan bergeser sangat jauh.
Karena beberapa kebingungan atas dimana arah kiblat sesungguhnya,
dilakukan percobaan ini untuk menentukan arah kiblat agar lebih termotivasi
untuk terus semangat beribadah kepada Allah SWT.

B. Tujuan

1. Menentukan arah kiblat dengan metode teoritis menggunakan software


LunaSolCal.

2. Menentukan arah kiblat dengan metode observasi menggunakan software


akuratetime.
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

BAB II

DASAR TEORI

Pada mulanya, kiblat mengarah ke Yerusalem. Menurut Ibnu Katsir,


Rasulullah SAW dan para sahabat salat dengan menghadap Baitul Maqdis. Namun,
Rasulullah lebih suka salat menghadap kiblatnya Nabi Ibrahim, yaitu Ka'bah. Oleh
karena itu dia sering salat di antara dua sudut Ka'bah sehingga Ka'bah berada di
antara diri dia dan Baitul Maqdis. Dengan demikian dia salat sekaligus menghadap
Ka'bah dan Baitul Maqdis.

Setelah hijrah ke Madinah, hal tersebut tidak mungkin lagi. Ia salat dengan
menghadap Baitul Maqdis. Ia sering menengadahkan kepalanya ke langit menanti
wahyu turun agar Ka'bah dijadikan kiblat salat. Allah pun mengabulkan keinginan
dia dengan menurunkan ayat 144 dari Surat al-Baqarah:

Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka


sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah
mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah
mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang
diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil
Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa
yang mereka kerjakan (Maksudnya ialah Nabi Muhammad SAW sering melihat ke
langit mendoa dan menunggu-nunggu turunnya wahyu yang memerintahkan dia
menghadap ke Baitullah).

Juga diceritakan dalam suatu hadits riwayat Imam Bukhari: Dari al-Bara bin
Azib, bahwasanya Nabi SAW pertama tiba di Madinah dia turun di rumah kakek-
kakek atau paman-paman dari Anshar. Dan bahwasanya dia salat menghadap Baitul
Maqdis enam belas atau tujuh belas bulan. Dan dia senang kiblatnya dijadikan
menghadap Baitullah. Dan salat pertama dia dengan menghadap Baitullah adalah
salat Ashar dimana orang-orang turut salat (bermakmum) bersama dia. Seusai salat,
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

seorang lelaki yang ikut salat bersama dia pergi kemudian melewati orang-orang di
suatu masjid sedang ruku. Lantas dia berkata: "Aku bersaksi kepada Allah, sungguh
aku telah salat bersama Rasulullah SAW dengan menghadap Makkah." Merekapun
dalam keadaan demikian (ruku) mengubah kiblat menghadap Baitullah. Dan orang-
orang Yahudi dan Ahli Kitab senang dia salat menghadap Baitul Maqdis. Setelah
dia memalingkan wajahnya ke Baitullah, mereka mengingkari hal itu.
Sesungguhnya sementara orang meninggal dan terbunuh sebelum berpindahnya
kiblat, sehingga kami tidak tahu apa yang akan kami katakan tentang mereka.
Kemudian Allah yang Maha Tinggi menurunkan ayat "dan Allah tidak akan
menyia-nyiakan imanmu" (al-Baqarah, 2:143).

Hal itu terjadi pada tahun 624. Dengan turunnya ayat tersebut, kiblat diganti
menjadi mengarah ke Ka'bah di Mekkah. Selain arah salat, kiblat juga merupakan
arah kepala hewan yang disembelih, juga arah kepala jenazah yang dimakamkan.

Penentuan Arah Kiblat

Perhitungan geometris arah kiblat: Dalam 1000 tahun terakhir, sejumlah


matematikawan dan astronom Muslim seperti Biruni telah melakukan perhitungan
yang tepat untuk menentukan arah kiblat dari berbagai tempat di dunia. Seluruhnya
setuju bahwa setiap tahun ada dua hari dimana matahari berada tepat di atas Ka'bah,
dan arah bayangan matahari dimanapun di dunia pasti mengarah ke Kiblat.
Peristiwa tersebut terjadi setiap tanggal 28 Mei pukul 9.18 GMT (16.18 WIB) dan
16 Juli jam 9.27 GMT (16.27 WIB) untuk tahun biasa. Sedang kalau tahun kabisat,
tanggal tersebut dimajukan satu hari, dengan jam yang sama.

Tentu saja pada waktu tersebut hanya separuh dari bumi yang mendapat
sinar matahari. Selain itu terdapat 2 hari lain dimana matahari tepat di "balik"
Ka'bah (antipoda), dimana bayangan matahari pada waktu tersebut juga mengarah
ke Ka'bah. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 28 November 21.09 GMT (4.09
WIB) dan 16 Januari jam 21.29 GMT (4.29 WIB)
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1. Software Accurate Times 5.3.7 1 buah

2. Software LunaSolCal 1 buah

3. Laptop 1 buah

4. Tutup bolpoin 1 buah

5. Busur 1 buah

6. Penggaris 1 buah

7. Kompas 1 buah

B. Prosedur Kerja

1. Bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu.

a. Metode Teoritis

Kertas disiapkan pada suatu tempat terbuka.

Dengan menggunakan kompas, ditarik garis lurus pada kertas dari


lokasi pengamatan (A) ke arah utara (C).

Software LunaSolCal dibuka dan dilakukan update position untuk


mengetahui dimana letak bujur dan lintang lokasi pengamatan.

Dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus untuk menentukan


sudut ke arah kiblat.

Setelah diketahui besar sudut, ditarik garis lurus dari lokasi


pengamatan (A) ke kiblat (B) sehingga membentuk sudut lancip.

b. Metode Observasi
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

Aplikasi Accurate Times 5.3.7 dibuka pada laptop.

Pengaturan tempat disetting di Yogyakarta sesuai dengan bujur


dan lintangnya.

Dalam pengaturan dilihat kapan waktu yang tepat untuk melihat


ketepatan arah kiblat.

Dalam melihat bayangan, digunakan tutup bolpoin. Apakah


sesuai dengan gambar sebelumnya atau tidak.

C. Metode Analisa Data


1. Menghitung L dan B dituliskan dengan menggunakan Lunasolcal

Lt (t) = 7 59 60 S = - 7 59 60
Bt (t) = 110 25 8 T = 110 25 8

Lk (k) = 21 25 22 S = 21 25 22
Bk (k) = 39 49 16 T = 39 49 16
2. U

T B

S
3. A
a
A = Kabah
c C B = tempat
b C = Utara
B
4. Perhitungan
a = 90 - t b = 90 - k
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

= 90 - (- 7 59 60) = 97 59 60 = 90 - 21 25 22 = 68 34
38
c = t k
= 110 25 8 - 39 49 16 = 70 35 52
5. Gabungan aturan cosinus untuk sisi:
Cot B = cot B . sin A cos A . cos C
Sin C
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam 1000 tahun terakhir, sejumlah matematikawan dan astronom Muslim


seperti Biruni telah melakukan perhitungan yang tepat untuk menentukan arah
kiblat dari berbagai tempat di dunia. Seluruhnya setuju bahwa setiap tahun ada dua
hari dimana matahari berada tepat di atas Ka'bah, dan arah bayangan matahari
dimanapun di dunia pasti mengarah ke Kiblat. Kiblat merupakan tempat yang
sangat penting bagi umat manusia karena arah sholat harus menghadap ke kiblat
yang notabene adalah letak Kabah.

Percobaan ini dilakukan dua kali yaitu, yang pertama adalah dengan metode
teoritis dengan aplikasi LunaSolCal sedangkan yang kedua adalah dengan metode
observasi dengan aplikasi Accurate Time. Kedua metode tersebut mempunyai
perbedaan dalam perhitungannya. Metode teoritis menggunakan metode analisa
data dengan perhitungan manual, sedangkan metode observasi mengacu pada
aplikasi untuk mengetahui waktu yang tepat matahari berada tepat di atas atau
mengacu pada bayangan benda yang bayangan tersebut merupakan garis lurus dari
tempat pengamatan ke arah Kabah.

Data yang diperoleh menggunakan metode teoritis adalah sebagai berikut:


PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

Mula-mula ditentukan dimana letak utara (C) dan digaris garis lurus dari tempat
pengamatan (B) ke arah utara. Dalam penarikan garis tersebut harus sangat tepat
karena pergeseran sedikitpun akan mempengaruhi besar sudut dalam perhitungan.
Setelah itu, ditarik garis lurus dari tempat pengamatan ke arah kiblat (A) yang
penentuan sudut untuk arah kiblat didapatkan dari perhitungan secara manual yaitu
sebesar 65,29845162. Sehingga, dengan metode teoritis dapat disimpulkan bahwa
arah kiblat adalah sebesar 65,29845162 atau 65 17 54,43 dari arah utara.

Sedangkan data yang diperoleh dengan metode observasi adalah sebagai


berikut:
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

Menggunakan aplikasi Accurate Time diketahui bahwa matahari tepat di atas


adalah pada pukul 11.37 WIB. Ketika waktu tersebut diletakkan tutup bolpoin tepat
di atas titik B dan bayangan yang terbentuk ditarik garis lurus yang dapat dilihat
pada gambar di atas. Seharusnya garis bayangan tutup bolpoin berada tepat dalam
satu garis lurus dengan garis BA. Namun ternyata terdapat ketidaktepatan dari hasil
metode teoritis sebesar 2. Dengan perolehan besar Azimuth adalah 294 42 5,57.
Ketidaktepatan tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

Kurang tepatnya dalam pembulatan angka dalam perhitungan menggunakan


metode teoritis.
Kurang tepatnya memilih tutup bolpoin sebagai benda acuan untuk
menimbulkan suatu bayangan karena bayangan yang dihasilkan sedikit besar
sehingga dapat mempengaruhi dalam menentukan garis bayangan.
Digunakannya spidol dalam menggaris garis sehingga garis yang dibentuk
kurang tipis atau kurang akurat dalam menarik garis lurus.
Busur yang digunakan merupakan busur biasa yang ketelitian hanya 0.5,
padahal sudut yang dihasilkan mempunyai banyak angka penting di belakang
koma. Sehingga menyebabkan sudut yang dibentuk kurang tepat sesuai dengan
perhitungan.
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

BAB V

KESIMPULAN

1. Dengan metode teoritis menggunakan aplikasi LunaSolCal diketahui bahwa


arah kiblat berada pada sudut 65,29845162 atau 65 17 54,43dari arah utara.

2. Dengan metode observasi menggunakan aplikasi Accurate Time diketahui


bahwa arah kiblat berada pada sudut 63,29845162 dari arah utara (berbeda 2
dengan metode teoritis) dengan besar sudut Azimuth adalah 294 42 5,57.
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kiblat (Diakses pada tanggal 17 Oktober 2015, pukul


10.29 WIB)

https://tafsiralquranalkarim/ (Diakses pada tanggal 17 Oktober 2015, pukul 10.44


WIB)
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

BAB VII

LAMPIRAN

A. Metode Teoritis
Lt (t) = 7 47 5 S = - 7 47 5
Bt (t) = 110 25 37 T = 110 25 37
a = 90 - t b = 90 - k
= 90 - (-7 47 5) = 97 47 5 = 90 - 21 25 22 = 68 34
38
c = t k
= 110 25 37 - 39 49 16 = 70 34 21
Cot B = cot B . sin A cos A . cos C
Sin C
cot 68 34 38 .sin 97 47 5cos 97 47 5 .cos 70 34 21
= sin 70 34 21
0,3923543896 .0,9907839535(0,1354513872).0,332613808
= 0,9430631234

= 0,4599813522
1
tan = cot
1
= 0,4599813522 = 2,174007566

= 65,29845162 = 65 17 54,43
B. Metode Observasi
Azimuth = 360 - 65,29845162 = 294,7015438
= 294 42 5,57
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

Accurate Time (Sabtu, 10 Oktober 2015 pukul 11.37 WIB)


PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai