Penentuan Arah Kiblat PDF
Penentuan Arah Kiblat PDF
NIM : 13620023
Semester :5
2. Juraidah
3. Huda Nasrullah
4. Dwi Aryani
5. Paryanti
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
)(
Artinya:
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam); umat
pertengahan (yang adil dan pilihan)agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.
Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya
melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang
berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali
bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan Allah tidak akan menyia-
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta
B. Tujuan
BAB II
DASAR TEORI
Setelah hijrah ke Madinah, hal tersebut tidak mungkin lagi. Ia salat dengan
menghadap Baitul Maqdis. Ia sering menengadahkan kepalanya ke langit menanti
wahyu turun agar Ka'bah dijadikan kiblat salat. Allah pun mengabulkan keinginan
dia dengan menurunkan ayat 144 dari Surat al-Baqarah:
Juga diceritakan dalam suatu hadits riwayat Imam Bukhari: Dari al-Bara bin
Azib, bahwasanya Nabi SAW pertama tiba di Madinah dia turun di rumah kakek-
kakek atau paman-paman dari Anshar. Dan bahwasanya dia salat menghadap Baitul
Maqdis enam belas atau tujuh belas bulan. Dan dia senang kiblatnya dijadikan
menghadap Baitullah. Dan salat pertama dia dengan menghadap Baitullah adalah
salat Ashar dimana orang-orang turut salat (bermakmum) bersama dia. Seusai salat,
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta
seorang lelaki yang ikut salat bersama dia pergi kemudian melewati orang-orang di
suatu masjid sedang ruku. Lantas dia berkata: "Aku bersaksi kepada Allah, sungguh
aku telah salat bersama Rasulullah SAW dengan menghadap Makkah." Merekapun
dalam keadaan demikian (ruku) mengubah kiblat menghadap Baitullah. Dan orang-
orang Yahudi dan Ahli Kitab senang dia salat menghadap Baitul Maqdis. Setelah
dia memalingkan wajahnya ke Baitullah, mereka mengingkari hal itu.
Sesungguhnya sementara orang meninggal dan terbunuh sebelum berpindahnya
kiblat, sehingga kami tidak tahu apa yang akan kami katakan tentang mereka.
Kemudian Allah yang Maha Tinggi menurunkan ayat "dan Allah tidak akan
menyia-nyiakan imanmu" (al-Baqarah, 2:143).
Hal itu terjadi pada tahun 624. Dengan turunnya ayat tersebut, kiblat diganti
menjadi mengarah ke Ka'bah di Mekkah. Selain arah salat, kiblat juga merupakan
arah kepala hewan yang disembelih, juga arah kepala jenazah yang dimakamkan.
Tentu saja pada waktu tersebut hanya separuh dari bumi yang mendapat
sinar matahari. Selain itu terdapat 2 hari lain dimana matahari tepat di "balik"
Ka'bah (antipoda), dimana bayangan matahari pada waktu tersebut juga mengarah
ke Ka'bah. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 28 November 21.09 GMT (4.09
WIB) dan 16 Januari jam 21.29 GMT (4.29 WIB)
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta
BAB III
METODE PERCOBAAN
3. Laptop 1 buah
5. Busur 1 buah
6. Penggaris 1 buah
7. Kompas 1 buah
B. Prosedur Kerja
a. Metode Teoritis
b. Metode Observasi
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta
Lt (t) = 7 59 60 S = - 7 59 60
Bt (t) = 110 25 8 T = 110 25 8
Lk (k) = 21 25 22 S = 21 25 22
Bk (k) = 39 49 16 T = 39 49 16
2. U
T B
S
3. A
a
A = Kabah
c C B = tempat
b C = Utara
B
4. Perhitungan
a = 90 - t b = 90 - k
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta
= 90 - (- 7 59 60) = 97 59 60 = 90 - 21 25 22 = 68 34
38
c = t k
= 110 25 8 - 39 49 16 = 70 35 52
5. Gabungan aturan cosinus untuk sisi:
Cot B = cot B . sin A cos A . cos C
Sin C
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta
BAB IV
Percobaan ini dilakukan dua kali yaitu, yang pertama adalah dengan metode
teoritis dengan aplikasi LunaSolCal sedangkan yang kedua adalah dengan metode
observasi dengan aplikasi Accurate Time. Kedua metode tersebut mempunyai
perbedaan dalam perhitungannya. Metode teoritis menggunakan metode analisa
data dengan perhitungan manual, sedangkan metode observasi mengacu pada
aplikasi untuk mengetahui waktu yang tepat matahari berada tepat di atas atau
mengacu pada bayangan benda yang bayangan tersebut merupakan garis lurus dari
tempat pengamatan ke arah Kabah.
Mula-mula ditentukan dimana letak utara (C) dan digaris garis lurus dari tempat
pengamatan (B) ke arah utara. Dalam penarikan garis tersebut harus sangat tepat
karena pergeseran sedikitpun akan mempengaruhi besar sudut dalam perhitungan.
Setelah itu, ditarik garis lurus dari tempat pengamatan ke arah kiblat (A) yang
penentuan sudut untuk arah kiblat didapatkan dari perhitungan secara manual yaitu
sebesar 65,29845162. Sehingga, dengan metode teoritis dapat disimpulkan bahwa
arah kiblat adalah sebesar 65,29845162 atau 65 17 54,43 dari arah utara.
BAB V
KESIMPULAN
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
BAB VII
LAMPIRAN
A. Metode Teoritis
Lt (t) = 7 47 5 S = - 7 47 5
Bt (t) = 110 25 37 T = 110 25 37
a = 90 - t b = 90 - k
= 90 - (-7 47 5) = 97 47 5 = 90 - 21 25 22 = 68 34
38
c = t k
= 110 25 37 - 39 49 16 = 70 34 21
Cot B = cot B . sin A cos A . cos C
Sin C
cot 68 34 38 .sin 97 47 5cos 97 47 5 .cos 70 34 21
= sin 70 34 21
0,3923543896 .0,9907839535(0,1354513872).0,332613808
= 0,9430631234
= 0,4599813522
1
tan = cot
1
= 0,4599813522 = 2,174007566
= 65,29845162 = 65 17 54,43
B. Metode Observasi
Azimuth = 360 - 65,29845162 = 294,7015438
= 294 42 5,57
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta