Anda di halaman 1dari 4

SOP PEMASANGAN KATETER

Deskripsi

Tindakan kateterisasi ini digunakan untuk membantu pasien yang


mengalami gangguan perkemihan karena retensi urin. Kateterisasi urin
adalah tindakan memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke
dalam kandung kemih. Pemasangan kateter menyebabkan urin mengalir
secara kontinu pada pasien yang tidak mampu mengontrol perkemihan
atau pasien yang mengalami obstruksi pada saluran kemih. Ukuran
diameter luar kateter ditulis dalam satuan Ch (Cheriere) atau F/Fr
(French atau bukan Foley), dimana 1 Ch atau 1 F sama dengan 0,33 mm;
atau dengan kata lain 1 mm sama dengan 3 Ch atau 3 F. Pada orang
dewasa Indonesia, biasanya dipasang kateter No.16 atau 18. Berdasarkan
bahan pembuatan, kateter ada yang terbuat dari logam, karet, atau
silikon. Kateter yang sering dijumpai adalah kateter Foley, kateter yang
menetap (Indwelling catheter=self retaining), tidak iritatif, tersedia
berbagai ukuran, dan ada yang cabang tiga (three way catheter).
Tujuan
1. Menghilangkan distensi kandung kemih
2. Mendapatkan spesimen urine.
3. Mengkaji jumlah residu urin, jika kandung kemih tidak mampu
sepenuhnya dikosongkan.
Indikasi
1. Pasien dengan retensi urin
2. Mengambil sampel urin untuk kultur urin
3. Mengukur residu urin
4. Memasukkan bahan kontras untuk pemeriksaan radiologi
5. Monitor produksi urin atau keseimbangan cairan
Kontraindikasi
1. Striktur uretra
2. Ruptur uretra
3. ISK (Infeksi Saluran Kemih)

TOOLS TINDAKAN PEMASANGAN KATETER

N Tindakan Skor
0 1 2
o.
A. Pengkajian
1. Kaji indikasi pemasangan kateter.
2. Kaji kebutuhan dan gangguan eliminasi pasien.
B. Persiapan Alat
1. Bak instrumen steril berisi: 1 pasang sarung
tangan steril, duk steril, bola kapas atau spons
kasa, 1 buah pinset anatomis
2. Kateter sesuai ukuran dalam kemasan steril
3. Kantong urin dalam kemasan
4. Spuit yang sudah terisi dengan larutan aquades
untuk mengembangkan balon pada kateter
indwelling
5. Jeli atau pelumas
6. Gunting dan plester
7. Larutan pembersih antiseptik (savlon) dalam kom
8. Korentang dan tempatnya
9. Kantong sampah atau bengkok (nierbekken)
10 Kom dengan air hangat dan sabun
.
11 Handuk mandi
.
C. Persiapan Pasien dan Lingkungan
1. Berikan privasi pada pasien.
2. Jelaskan alasan pemasangan kateter, tujuan dan
prosedur (informed consent).
3. Atur posisi pasien
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Buka bak instrumen dan buka alat dalam
kemasan ke dalam bak instrumen dengan teknik
steril
3. Tuangkan jelly pada kasa steril
4. Pakai sarung tangan steril
5. Bersihkan genitalia
Pada Perempuan
Bersihkan genitalia dengan kapas sublimat
menggunakan pinset dengan cara: tangan non-
dominan perawat membuka vulva, kemudian
tangan dominan memegang pinset dan
mengambil kapas sublimat. Selanjutnya
bersihkan labia mayora dari atas ke bawah,
kemudian labia minora dan klitoris cara yang
sama. Lalu kapas yang telah terpakai dibuang
dalam bengkok. Letakkan pinset pada bengkok.
Pada Laki-laki
Bersihkan genitalia dengan kapas menggunakan
pinset dengan cara: penis dipegang dengan
tangan non-dominan. penis dibersihkan dengan
menggunakan kapas sublimat oleh tangan
dominan dengan gerakan memutar dari meatus
ke arah luar. Tindakan dapat dilakukan beberapa
kali hingga bersih. letakkan pinset dalam
bengkok.
6. Pasang duk steril
7. Sambungkan kateter dengan kantong urin
8. Olesi kateter dengan jeli, pada laki-laki 12,5-
17,5 cm dan pada perempuan 5-7,5 cm
9. Masukkan selang kateter ke dalam uretra secara
perlahan-lahan.
10 Masukkan cairan NaCl/aquades 10-30 cc atau
. sesuai ukuran yang tertulis untuk mengunci
balon kateter. Tarik sedikit kateter. Apabila pada
saat ditarik kateter terasa tertahan, berarti
kateter sudah masuk pada kandung kemih.
11 Lepaskan duk steril
.
12 Cara fiksasi:
. Pada laki-laki: plester kateter ke arah abdomen
bawah
Pada perempuan: plester ke arah paha atas
13 Bereskan peralatan dan bantu pasien ke posisi
. nyaman
14 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
.
E. Evaluasi
1. Respons pasien
2. Jumlah dan karakteristik urin
3. Kepatenan kateter
F. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Karakteristik urin

Penilaian: Evaluator
Skor penilaian
N= x 100 = ........................
Skor maskimal
( )

Anda mungkin juga menyukai