PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tidak
mode, serta menjamurnya berbagai macam perangkat media massa dan elektronik,
seperti televisi, internet dan alat-alat komunikasi yang mengakibatkan perubahan nilai
Kehidupan yang semakin modern membawa manusia pada pola perilaku yang unik,
yang membedakan individu satu dengan individu lain dalam persoalan gaya hidup.
Bagi sebagian orang gaya hidup merupakan suatu hal yang penting karena dianggap
Dampak dari globalisasi tersebut adalah belanja. Belanja adalah kata yang
Nielsen menyatakan, terjadi peningkatan daya beli masyarakat Indonesia pada tahun
2011. Kondisi itu dimotori oleh kelas menengah yang mengalami peningkatan belanja
sebesar 17%, diikuti oleh kelas bawah sebesar 7% dan kelas atas sebesar 5% (Jurnas,
2011).
Belanja juga punya arti tersendiri bagi remaja. Loudon dan Bitta (1984)
kelompok ini suka mencoba hal-hal yang dianggap baru. Jatman (Lina dan Rosyid,
1997) juga mengatakan bahwa remaja sebagai salah satu golongan dalam masyarakat
yang tidak terlepas dari pengaruh perilaku konsumtivisme ini, sehingga tidak aneh
Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata latin adolescere yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah tersebut mempunyai arti yang lebih
luas, mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisik (Hurlock, 1997).
Menurut mappiare ( dalam mubin & cahyadi, 2006), mengatakan bahwa masa remaja
berlangsung antara usia 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi bawinta dan 13 tahun
Di kalangan remaja yang memiliki orang tua dengan kelas ekonomi yang
sepatu bermerek yang sedang menjadi tren pada saaat ini dan mereka juga sering
Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang
masyarakat kota besar yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan hidup. Fenomena
perubahan serta berada pada tahap pencarian jati diri dan memiliki keinginan untuk
Dalam proses penyesuaian diri remaja menuju kedewasaan, ada tiga tahap
perkembangan remaja, Hurlock (1997) membagi masa remaja menjadi tiga periode
yaitu :
pakaian, kosmetik, asesoris, dan sepatu. Beberapa remaja puteri mengaku bahwa
mereka tidak dapat menahan diri atau mengendalikan diri ketika mereka memiliki
kebutuhan akan suatu produk atau barang yang hendak dibelinya. Adapun salah satu
alasan mereka adalah ketika mereka membutuhkan suatu barang saat itu, umumnya
yang utama adalah mereka mendapatkan barang yang diinginkannya saat itu juga.
Remaja juga pada umumnya membeli sesuatu tidak berdasarkan kebutuhan dan
kemampuan yang dimilikinya. Alasan mereka adalah jika tidak segera dibeli, mereka
khawatir kehabisan atau tidak mendapatkan barang tersebut. Seandainya pun mereka
tidak memiliki uang, maka usaha yang mereka lakukan adalah dengan cara
meminjam sebagian kekurangan uang dari total jumlah harga barang yang akan
dibelinya pada temannya. Pada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 100 orang
remaja puteri usia 16-19 menunjukan hasil pada variabel kecenderungan perilaku
konsumtif masuk dalam kategori sedang yaitu 64 orang (64%). Sedangkan pada
variabel gaya hidup brand minded subjek penelitian berada pada kategori sedang
paling tidak aman terhadap gaya hidup hedonis adalah remaja. Kita tahu siapa yang
suka jalan-jalan di mall dan bergaya disana. Kita hafal, siapa yang suka membuat
sensasi. Kalangan mana yang paling banyak mampir di mall, diskotik, pesta mode,
dan kegiatan hura-hura lainya? Anak remaja! ganja, sabu, ataupun obat-obatan
berbahaya, minuman keras, pornografi terlalu sering dikaitkan dengan anak remaja.
adalah suatu perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional,
melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang tidak rasional
lagi. Pengertian ini sejalan dengan pandangan Lina (1997) yang menyatakan bahwa
perilaku konsumtif melekat pada seseorang apa bila orang tersebut membeli sesuatu
di luar kebutuhan yang rasional, sebab pembelian tidak lagi didasarkan pada faktor
semu.
oleh berbagai faktor, yang dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor eksternal
dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi kebudayaan, kelas sosial, kelompok
sosial, kelompok referensi, keluarga, serta demografi. Sedangkan faktor internal yang
kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup (Engel, Blackwell & Miniard, 1995;
kebutuhan, keinginan serta perilakunya termasuk perilaku membeli. Gaya hidup juga
Salah satunya adalah gaya hidup pada remaja. Gaya hidup remaja masa kini
semakin hari semakin menarik untuk diperhatikan. Remaja dengan segala potensi dan
kisah dan gambaran unik didalamnya. Banyak gaya hidup remaja masa kini yang
menarik perhatian, mulai dari gaya bahasa, gaya busana, gaya pergaulan hingga gaya
kejahatan remaja. Latar belakang sosial, ekonomi dan budaya mempengaruhi setiap
menggunakan barang-barang yang memiliki merek yang bergengsi dan mahal dimana
barang-barang bermerek tersebut juga digunakan untuk melihat dan menilai rekan-
rekannya.
Gaya hidup yang mengutamakan merek seperti itu disebut sebagai gaya hidup
brand minded. Brand minded adalah pola pikir seseorang terhadap objek-objek
komersil yang cenderung berorientasi pada merek eksklusif dan terkenal (McNeal,
2007). Sehingga gaya hidup brand minded adalah gaya hidup yang berorientasi pada
Hal ini sesuai dengan Mowen & Minor (2001) yang mengatakan bahwa gaya hidup
Brandon dan Forney (2002) mengatakan bahwa gaya hidup berasal dari nila-
merefleksikan suatu tren dan gaya berbusana orang tersebut. Begitu juga halnya
dengan remaja puteri. Remaja puteri yang ada di kota-kota besar akan merasakan
kepuasan tersendiri saat mengenakan produk bermerek. Salah seorang dari remaja
tersebut mengungkapkan :
Akan muncul rasa percaya diri dan bangga dengan barang-barang yang
Mereka menjadi fanatik dengan produk impor dan mencari merek- merek
terkenal. Memang, di samping kualitasnya yang cukup bagus, mereka juga punya
alasan lain, yaitu malu atau gengsi bila memakai produk tak bermerek (Roosalina,
2006).
Pertanyaan penelitian ini apakah terdapat hubungan antara gaya hidup hedonis
empiric dengan mengadakan penelitian berjudul hubungan antara gaya hidup brand
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan
bagi remaja berkaitan dengan gaya hidup hedonis dengan kecenderungan perilaku
konsumtif. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi informasi yang
bermanfaat bagi pihak lain yang terkait dengan masalah remaja seperti orang tua dan
pendidik sebagai acuan bagi mereka untuk mendidik dan memberikan bimbingan
D.KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian tentang gaya hidup brand minded sudah ada yang memenliti yaitu
elfina (2009) dengan judul Hubungan Antara Gaya Hidup Brand Minded Dengan
Kecenderungan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri. subjek pada penelitian kali
ini yaitu remaja putri usia 16 sampai 19 tahun. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan skala kecenderugan perilaku konsumtif dan skala gaya
hidup brand minded. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan yang
Skripsi dari Rifky Anugrah (2011) dengan judul Pengaruh Sikap Terhadap
Terhadap Produk dan Gaya Hidup Brand Minded Terhadap Keputusan Membeli
SmartPhone BlackBerry pada Siswa SMA AL-AZHAR BSD. Subjek penelitian ini
adalah 350 siswa-siswi SMA Al-Azhar Bumi Serpon Damai (BSD). Metode
pengumpulan data dalam penelitian menggunakan skala gaya hidup dan skala sikap.
Hasil dari penelitian ini ada pengaruh yang signifikan sikap terhadap produk dan gaya
hidup brand minden terhdap keputusan membeli smartphone blackberry pada siswa
Penelitian yang membahas tentang perilaku konsumtif remaja sudah ada yang
meneliti yaitu jurnal dari Wahyudi (2013) dengan juduul Tinjauan Tentang Perilaku
Konsumtif Remaja Pengunjung Mall Samarinda Central Plaza. Subjek penelitian ini
perilau konsumtif pada remaja yang mengunjungi mall samarinda central plaza
Skripsi dari Meida (2009). Dengan judul Hubungan Antara Konformitas dan
Harga Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri. Subjek penelitian ini
siswi kelas X SMA Negri 1 Sragen sebanyak 122 orang dengan perincian 3 kelas (52)
orang untuk uji coba dan 4 kelas (70) orang untuk penelitian. Metode pengunmpulan
data yang digunakan adalah skala psikologis yaitu skala perilaku konsumtif, skala
konformitas dan skala harga diri. Hasil dari penelitian ini terdapat hubungan yang
signifikan antara konformitas dan harga diri dengan perilaku konsumtif pada remaja
putri.
Pada jurnal